Anda di halaman 1dari 5

Patent ductus arteriosus (PDA) adalah persistensi dari pintasan janin antara arteri pulmonalis dan

aorta. Struktur ini biasanya menutup dalam 3 hari pertama setelah lahir, namun dapat terjadi
keterlambatan penutupan, terutama pada bayi yang lahir prematur, sehingga menyebabkan terjadinya
oversirkulasi pulmoner dan hipoperfusi sistemik ( Purwoko, 2021)
Purwoko dkk.. 2021. Pengelolaan Perioperatif Pediatri dengan Patent Ductus Arteriosus dan
Trikuspid Regurgitasi Mild Pro Transanal Endorectal Pull-Through. Jurnal Anestesiologi Indonesia

Duktus arteriosus (DA) adalah struktur pembuluh darah penghubung antara aorta dan arteri
pulmonalis. Bagian penting pada sirkulasi janin ini normalnya menutup secara spontan pada waktu
lahir. Pada bayi cukup bulan, penutupannya secara fungsional terjadi pada 24 sampai 48 jam setelah
kelahiran. Dua hingga tiga minggu kemudian terjadi penutupan secara anatomi. Pada bayi prematur,
penutupannya lebih lambat. Bayi dengan berat badan lebih dari 1500g, lebih dari 95% akan menutup
spontan pada hari ke-4, sedangkan dengan berat lahir di bawah 1000g, 34% duktus akan menutup
spontan pada hari ke-4 dan 100% pada hari ke-8. Apabila duktus tidak menutup setelah usia 3 bulan,
disebut sebagai persistent ductus arteriosus (PDA). (Agus Cahyono, 2020)
Agus, C., Duktus Arteriosus pada Bayi Prematur, KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran, Vol.
1(2) , 89-97, Juni 2020
Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan salah satu Penyakit Jantung Bawaan (PJB) yang ditandai
dengan adanya kegagalan penutupan duktus arteriosus (DA) segera setelah lahir Setelah bayi
dilahirkan, normalnya duktus arteriosus akan menutup dua atau tiga hari kemudian (Dimiati & Fasli,
2018).
Dimiati, H., & Fasli, R. (2018). The Role of Acetaminophen in Patent Ductus Arteriosus Closure.
Indonesian Journal of Cardiology. Vol. 39, 128-138
Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan:
a. Faktor prenatal
1) Ibu menderita penyakit infeksi: Rubella
2) Ibu alkoholisme
3) Umur ibu lebih dari 40 tahun
4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin
5) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b. Faktor genetik
1) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
2) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan
3) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down
4) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

Manifestasi klinis Patent Duktus Arteriosus :

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan
beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil
mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal
jantung kongestif (CHF) diantaranya :
- Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.
- Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di
tepi sternum kiri atas).
- Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,
Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
- Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
- Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
- Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
- Apnea dan Tachypnea.
- Nasal flaring dan Retraksi dada.
- Hipoksemia
- Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
1) tidak mau menyusu
2) berat badannya tidak bertambah
3) berkeringat
4) kesulitan dalam bernafas
5) denyut jantung yang cepat.
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang
seringkali terjadi pada bayi premature (Bernita, 2021).
Bernita Silalahi . 2021. Keperawatan Anak. UIM Press : Medan

Pastofisiologi PDA

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah


pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) ini
diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan
tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui
vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh
ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus
arteriosus berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri pulmonalis kiri) dan berakhir pada
bagian superior dari aorta desendens, ± 2-10 mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri.
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang
tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk
lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan
tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap
mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2).
Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera
setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan
meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2
minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang
kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis. (Bernita, 2021)
Bernita Silalahi . 2021. Keperawatan Anak. UIM Press : Medan

Pemeriksaan penunjang

1. Analisis Gas Darah Arteri


a. Biasanya menunjukkan kejenuhan yang normal karena paru overcirculation
b. Ductus arteriosus besar dapat menyebabkan hypercarbia dan hypoxemia dari CHF dan
ruang udara penyakit (atelektasis atau intra-alveolar cairan / pulmonary edema)
c. Dalam kejadian hipertensi arteri pulmonal persisten (terus-menerus sirkulasi janin);
kanan-ke-kiri intracardiac shunting darah, aliran darah paru berkurang dengan
dihasilkannya hypoxemia, sianosis, dan mungkin acidemia hadir.
2. Foto Thorak
Atrium dan ventrikael kiri membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler
paru meningkat.
3. Pemeriksaan dengan Doppler Berwarna
Untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.
4. EKG
Sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri
pada PDA yang lebih besar.
5. Kateterisasi Jantung
Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan bila ada defek
tambahan lain.
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan hubungan.
a. Volume (tekanan atau perlawanan)
b. Volume suara tinggi menghasilkan peningkatan tekanan arteri paru-paru pada akhirnya
menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh darah.
c. Perubahan ini mungkin akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif vaskular
(PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin tidak
dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif ( Bernita, 2021).

Bernita Silalahi . 2021. Keperawatan Anak. UIM Press : Medan

Anda mungkin juga menyukai