Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang disebabkan
karena kegagalan dari penutupan Ductus Arteriosus (DA) pada saat dan beberapa saat
setelah kelahiran. PDA ini terjadi pada kurang lebih 1 dari 2000 kelahiran hidup. Atau
mencapai 5-10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Bahkan jika diestimasikan,
penderita PDA yang tanpa komplikasi mencapai 1 dari 500 kelahiran hidup
(Schneider & Moore 2006). Komplikasi yang sering terjadi pada PDA adalah gagal
jantung, disfungsi renal, Necrotizing Enterocolitis, perdarahan intra ventrikular,
gangguan nutrisi dan perkembangan, dan juga merupakan faktor risiko
berkembangnya penyakit paru kronis. Gejala dan tanda yang timbul akibat
komplikasi PDA tergantung dari besarnya (diameter) ukuran lubang dan status
kardiovaskular pada pasien. Pasien dengan PDA dapat ditemukan tanpa gejala (tidak
tampak secara klinis tetapi dapat terdiagnosis secara tidak sengaja dengan
echocardiography (ECHO) yang dilakukan saat pemeriksaan lain yang berukuran
kecil, sedang atau besar (Dice & Bhatia 2007).

Gangguan Nutrisi dan perkembangan pada pasien penyakit jantung bawaan (PJB)
merupakan masalah yang sering didapatkan. Pada beberapa penelitian menyatakan
malnutrisi pada pasien PJB adalah 27% (Varan et al. 1999 dan peneliti lain
menyatakan malnutrisi mencapai angka 18% pada PJB asianotik dan 8% pada PJB
sianotik Nasiruzzaman et al. 2011). Operasi penutupan PDA diharapkan dapat
mencegah atau mengurangi gejala yang diakibatkan dari PDA. (Pass et al. 2004).
Seperti yang telah diketahui, salah satu gejala dan tanda yang sering didapatkan pada
pasien dengan PDA adalah gangguan pertumbuhan, sehingga standar WHO untuk
pertumbuhan diharapkan dapat diterapkan untuk pemantauan pasien PDA.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Pada Anak Dengan PDA?
b. Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak Pada Kelainan Kongenital Sistem
Kardiovaskuler : PDA (Patent Ductus Arteriosus)?

1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Penyakit Pada Anak Dengan PDA.
b. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Anak Pada Kelainan Kongenital
Sistem Kardiovaskuler : PDA (Patent Ductus Arteriosus).

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit Pada Anak Dengan PDA (Persistent Ductus
Arteriosus)

A. Definisi PDA

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada
janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi
normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan
secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila
tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus :
PDA). (Buku ajar Kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus


(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan
tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001;
235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus


setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta
(tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz &
Sowden, 2002 ; 375)

B. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1. Faktor prenatal

a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.

d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2. Faktor genetik

a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

e.

C. Patofisiologi

Patofisiologi yang terjadi adalah :

1. Pirau dari kiri ke kanan, berakibat peningkatan aliran darah ke arteri


pulmonalis.

2. Dilatasi atrium kiri peningkatan tekanan atrium kiri.

3. Peningkatan volume (volume overload) ventrikel kiri

Derajat beratnya pirau kiri – kenan ditentukan oleh besarnya defek. Kecuali
pada yang non restriktif, pirau ditentukan oleh perbedaan relatif tahanan antara
sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru.

Peningkatan tekanan di atium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan dapat
memicu terjadinya pirau kiri ke kanan tambahan dari foramen ovale yang
teregang/ terbuka (stretched foramen ovale). (Bila volume di atrium kiri
bertambah tekanan bertambah septum inter atrium akan terdorong ke arah atrium
kanan foramen ovale teregangterbuka, disebut stretched foramen ovale ).
Pada saat janin/fetus, plasenta adalah sumber prostaglandin utama. Setelah
lahir, plasenta tidak ada. Paru-paru merupakan tempat metabolisme prostaglandin.
Dengan hilangnya plasenta, ditambah dengan semakin matangnya fungsi paru,
maka kadar prostaglandin neonatus akan segera menurun. Maka duktus akan
mulai menutup secara fungsional (konstriksi) dimulai dari sisi pulmonal.
Penutupan duktus ini dipengaruhi oleh kadar PaO2 ateri, prostaglandin,
thromboksan.

Pada neonatus preterm, penutupan duktus terjadi lambat, karena


metabolisme/degradasi prostaglandin tidak sempurna disebabkan oleh fungsi paru
yang belum matang, dan sensitivitas terhadap duktus meningkat. Respons duktus
terhadap oksigen juga tidak baik. Sementara itu, dengan bertambahnnya umur,
tahanan vaskular paru akan menurun, maka pirau kiri ke kanan akan bertambah,
sehingga muncullah gejala.

Pada usia 2 minggu, duktus akan menutup secara anatomi dengan terjadinya
perubahan degeneratif dan timbulnya jaringan fibrotik, berubah menjadi
ligamentum arteriosum.

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda
kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF).

a. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung

b. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata


terdengar di tepi sternum kiri atas).
c. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-
loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)

d. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik

e. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.

f. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah

g. Apnea

h. Tachypnea

i. Nasal flaring

j. Retraksi dada

k. Hipoksemia

l. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)


(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan


(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat

2. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1
pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)

3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengeva-luasi


aliran darah dan arahnya.
4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA
kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih
besar.

5. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil


ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.

F. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan :


Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis
dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin
(inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian
antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.

a. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.

b. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu.

G. Komplikasi

1. Sebuah ductus arteriosus paten kecil mungkin tidak menimbulkan komplikasi.


Namun cacat yang lebih besar yang tidak diobati dapat berakibat buruk, antara
lain:

a. Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Bila terlalu


banyak darah terus beredar melalui jantung arteri utama melalui patent
ductus arteriosus, dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Pulmonary
hypertension can cause permanent lung damage. Hipertensi paru dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Sebuah ductus arteriosus
paten yang besar dapat menyebabkan Eisenmenger’s syndrome, suatu
jenis ireversibel hipertensi paru.
c. Gagal jantung. Sebuah paten ductus arteriosus pada akhirnya dapat
menyebabkan otot jantung melemah, menyebabkan gagal jantung. Gagal
jantung adalah suatu kondisi kronis di mana jantung tidak dapat memompa
secara efektif.
d. Infeksi jantung (endokarditis). Orang-orang dengan masalah jantung
struktural, seperti patent ductus arteriosus, berada pada risiko tinggi infeksi
endokarditis daripada populasi umum. Endokarditis infeksi adalah suatu
peradangan pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

e. Detak jantung tidak teratur (aritmia). Pembesaran hati karena ductus


arteriosus paten meningkatkan resiko aritmia. Ini biasanya terjadi peningkatan
risiko hanya dengan ductus arteriosus paten yang besar.

f. Gagal ginjal.

g. Obstruksi pembuluh darah pulmonal.

h. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur).

i. Enterokolitis nekrosis.

j. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau
dysplasia bronkkopulmoner).

k. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit.

l. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin).

m. CHF

n. Gagal tumbuh (Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ;
236)
H. Prognosis

Jika PDA relatif kecil, gejala yang ditimbulkan pada jantung kemungkinan dapat
berkembang. Pasien dengan PDA yang cukup besar, masalah yang ditimbulkan pada
jantung dapat diminimalisir dengan tindakan bedah. Tindakan dengan menggunakan
pengobatan dapat diandalkan dalam beberapa situasi, dengan sedikit efek samping.
Pengobatan yang dilakukan sesegera mungkin, akan menunjukkan hasil yang lebih
baik.
Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan pada jantung,
pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh PDA,
tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik
dikaji lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan.

2.2 Asuhan Keperawatan Anak Pada Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskuler :


PDA (Patent Ductus Arteriosus)

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data. Pengkajian keperawatan
ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2001, hal.
17-18).

1. Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :

a. Identitas Pasien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan,
suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.

b. Keluhan Utama. Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas.
c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory


distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan
hiposekmia.

d.Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella.

f. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA
karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita
penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

g. Riwayat Psikososial

Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak


terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak,
koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit
anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

2. Pengkajian Keperawatan

1. Aktivitas / istirahat Gejala : Kelemahan, kelelahan. Pusing, rasa berdenyut.


Gangguan tidur. Tanda : Takikardi, gangguan pada TD. Dispnea.

2. SirkulasiGejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh demam rematik,


hipertensi, kondisi kongenital (kerusakan atrial-septal ). Riwayat murmur
jantung, palpitasi. Batuk dengan / tanpa produksi sputum. Tanda : Sistolik
TD menurun. Tekanan nadi : penyempitan (SA); luas (IA). Nadi karotid :
lambat dengan volume nadi kecil (SA); bendungan dengan pulsasi arteri
terlihat (IA). Nadi apikal : PMI kauat dan terletak di bawah kanan dan kiri
(IM);secara lateral kuat dan perpindahan tempat (IA). Murmur : murmur
sistolik pada area pulmonik (IP). Bunyi rendah, murmur diastolik gaduh
(SM). Murmur sitolik terdengar baik pada apek (MR ). Murmur sistolik
terdengar baik pada dasar dengan penyebaran ke leher ( SA ).

3. Integritas Ego Gejala : Tanda kecemasan, contoh gelisah, pucat,


berkeringat, fokus menyempit, gemetar.

4. Makanan / cairan

Gejala : Disfagia ( IM kronis ). Perubahan bb. Penggunaan deuretikTanda :


Edema umum. Hepatomegali dan ascites. Hangat, kemerahan dan kulit
lembab. Pernafasan payah dan bising dengan terdengar krekles dan mengi.

5. Neurosensori

Gejala : Pusing / pingsan karena aktivitas yang berlebihan.

6. Nyeri / kenyamanan.

Gejala : Nyeri dada, angina. Nyeri dada nion angina / tidak khas

7. Pernapasan

Gejala : Dispnae. Batuk menetap Tanda : Takipnae. Bunyi napas mengih.


Sputum banyak dan bercak darah (edema pulmunal).

8. Keamanan
Gejala : Proses infeksi, kemoterapi radiasi. Adanya perawatn gigi
Tanda : Perawatan gigi / mulut.

Gangguan Tumbuh Kembang Anak Pada bayi PDA ini bisa dikenali dari
sejumlah gejala, misalnya lekas letih, sering panas dan batuk, ada gangguan
atau sering berhenti saat menyusu ibunya untuk bernapas. Gejala khas lainnya
adalah biru pada ujung kuku-kuku dan lidah. Dengan gejala tersebut dapat
menganggu tumbuh kembang anak sesuai dengan tahapan mestinya.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini menggunakan pemeriksaan persistem dari B1-B6


1. Pernafasan B1 (Breath)

Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan (marchinery murmur), adanya otot
bantu nafas saat inspirasi, retraksi.

2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)

Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah


sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.

3. Persyarafan B3 (Brain)

Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

4. Perkemihan B4 (Bladder)

Produksi urin menurun (oliguria).

5. Pencernaan B5 (Bowel)

Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

6. Muskuloskeletal /integument B6 (Bone)

ISAKemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

Data Etiologi Masalah


Data Subjektif : Terbukanya ductus Penurunan curah
Pasien gelisah, rewel,
arteriosus jantung
dan menangis
Data Objektif :
Dialirkannya darah dari
· Denyut nadi naik (>
tekanan tinggi(aorta
170 x/menit)
descenden) ke tekanan
· Tachyepne
yang lebih kecil (arteri
· Suara jantung
pulmonalis)
tambahan (Machinery
mur-mur persisten)
Resirkulasi darah
beroksigen dari aorta ke
arteri pulmonalis

Beban ventrikel kiri ↑

Curah jantung turun

Data Subjektif: Edema paru Perubahan nutrisi


Pasien gelisah dan Penurunan difusi oksigen
kurang dari kebutuhan
menangis Hipoksia
tubuh
Data Objektif : pemecahan glukosa oleh
O2 untuk pembuatan
· Antropometri: energi ↓
penurunan berat badan lemah, gelisah
· Biokimia : Hb dan anoreksia
albumin menurun perubahan nutrisi kurang
· Klinik : perubahan dari kebutuhan tubuh
kulit mukosa oral
(bengkak dan
kemerahan).
· Diet : makan tidak
habis, nafsu makan
menurun

Data Subjektif: Gagal jantung kongestif Resiko infeksi


Demam, rewel
Pasien gelisah, stress
Data Objektif:
· Jumlah limfosit Respon imun menurun
meningkat
Resiko infeksi
· Hipertermi (> 36-370
C), kulit memerah,
frekwensi nafas
meningkat, kulit hangat
bila disentuh, takikardi

B. Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal.

d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak


adekuatnya suplay oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
f. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan.

g. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan
hospitalisasi.

C. Intervensi dan Implementasi

1. Penurunan Curah Jantung Berhubungan Dengan Malformasi Jantung.


Intervensi Rasional

MSetelah dilakukan tindakan


asuhan Mandiri
o Permulaan gangguan pada jantung akan
keperawatan selama …x24 jam dapat
Tujuan : mempertahankan curah jantung ada perubahan tanda-tanda vital,

yang adekuat. semuanya harus cepat dideteksi untuk


kkKriteria hasil : penanganan lebih lanjut.
o Pucat menunjukkan adanya penurunan
 Observasi kualitas dan kekuatan
perfusi sekunder terhadap ketidak
denyut jantung, nadi perifer, warna
adekuatan curah jantung, vasokonstriksi
dan kehangatan kulit.
 Tegakkan derajat sianosis dan anemia.
o Deteksi dini untuk mengetahui adanya
(sirkumoral, membran mukosa,
gagal jantung kongestif.
clubbing).
 Monitor tanda-tanda CHF (gelisah,v Kolaborasi
takikardi, tachypnea, sesak, mudah o Obat ini dapat mencegah semakin
lelah, periorbital edema, oliguria, dan memburuknya keadaan klien.
o Obat anti afterload mencegah
hepatomegali).
terjadinya vasokonstriksi.
o Diuretik bertujuan untuk menurunkan
v Kolaborasi
volume plasma dan menurunkan
 Pemberian digoxin sesuai order,
retensi cairan di jaringan sehingga
dengan menggunakan teknik
menurunkan risiko terjadinya edema
pencegahan bahaya toksisitas.
 Berikan pengobatan untuk paru.
menurunkan afterload.
 Berikan diuretik sesuai indikasi.
2. Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Kelelahan
Pada Saat Makan Dan Meningkatnya Kebutuhan Kalori.

Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan o Mengetahui kekurangan nutrisi
keperawatan selama ...x24 jam nafsu klien.
makan timbul kembali dan status nutrisi o Mengetahui perkembangan

terpenuhi. pemenuhan nutrisi klien.


o Ahli gizi adalah spesialisasi dalam

Kriteria hasil : ilmu gizi yang membantu klien


memilih makanan sesuai dengan
a. Status nutrisi terpenuhi keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat
badannya.
b. Nafsu makan klien timbul kembali o Dengan sedikit tapi sering
mengurangi penekanan yang
c. Berat badan normal
berlebihan pada lambung.

d. Jumlah Hb dan albumin normal

 Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi


klien.
 Mencatat intake dan output makanan
klien.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
membantu memilih makanan yang
dapat memenuhi kebutuhan gizi
selama sakit.
 Manganjurkn makan sedikit- sedikit
tapi sering.

3. Resiko Infeksi Berhubungan Dengan Menurunnya Status Kesehatan.

Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… o Jika ada peningkatan tanda-tanda vital
x24 jam besar kemungkinan adanya gejala
Tujuan : Mencegah resiko infeksi infeksi karena tubuh berusaha intuk
Kriteria hasil : Anak tidak akan menunjukkan melawan mikroorganisme asing yang
tanda-tanda infe ksi masuk maka terjadi peningkatan tanda
 Pantau tanda-tanda vital. vital.
 Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif o Untuk mengurangi risiko infeksi
seperti infus, kateter, drainase luka, dll. nosokomial.
 Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk o Penurunan Hb dan peningkatan jumlah
pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit. leukosit dari normal membuktikan
 Kolaborasi untuk pemberian antibiotik,
adanya tanda-tanda infeksi.
o Antibiotik mencegah perkembangan
mikroorganisme patogen

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana


evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan
pasien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau
tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (US. Midar H, dkk, 1989).

Evaluasi yang diharapkan pada penyakit PDA pada anak adalah:

a. Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung.


b. Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi
pembuluh paru.

c. Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.

d. Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan.

e. Anak akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk


mempertahankan berat badan dan menopang pertumbuhan.

f. Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi. Orang tua akan


mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan kelainan jantung,
mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua
memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri


yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan
tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001;
235). Penyebab dari PDA itu sendiri adalah disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor
prenatal dan faktor genetik. Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering
disamarkan oleh masalah-masalah lain dengan prematur (misalnya sindrom gawat
nafas).

3.2 Saran

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan


pembelajaran bagi pembaca. Serta untuk selanjutnya Makalah Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan PDA (Persistent Ductus Arterious) yang dibuat
penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun, dikarenakan
penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.

Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Penerbit EGC :
Jakarta.

Muttaqin Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

Kasron. 2012. Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta : Muha Medika

Anda mungkin juga menyukai