Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

(PDA)
Disusun sebagai penugasan dari Mata Kuliah Maternitas

Dosen pengampu : Ns, Aris Fitriyani, S. Kep, MM.

Disusun oleh :
Tingkat II C
1. Oki miftakhurrizki
2. Siti Munfarida
3. Solatin Rahmat

(NIM: P1337420215105)
(NIM: P1337420215111)
(NIM: P1337420215082)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


Prodi Keperawatan Purwokerto
2016
MAKALAH PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

(PDA)
Disusun sebagai penugasan dari Mata Kuliah Maternitas

Dosen pengampu : Ns, Aris Fitriyani, S. Kep, MM.

Disusun oleh :
Tingkat II C
1. Oki miftakhurrizki
2. Siti Munfarida
3. Solatin Rahmat

(NIM: P1337420215105)
(NIM: P1337420215111)
(NIM: P1337420215082)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


Prodi Keperawatan Purwokerto
2016
i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul MAKALAH PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA). Tidak lupa
shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Asuhan keperawatan ini disusun sebagai penugasan dari mata
kuliah maternitas. Dalam pembuatannya penulis mendapat banyak bantuan dari
beberapa pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang selalu senantiasa melimpahkan rahmat karunia-Nya.
2. Dosen pengampu mata kuliah maternitas yang telah memberikan tugas
mata kuliah.
3. Kedua orang tua penulis, teman kelompok

dan orang lain yang

bersangkutan, sehingga penulis mendapat semangat, dorongan dan doa,


untuk menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
mahasiswa keperawatan. Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan
dalam penyusunan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih belum
sempurna. Oleh karen itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan tugas ini.

Purwokerto, 12 September 2016

Penulis

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Duktus Arterious adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada
janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi
normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10-15 jam setelah lahir dan
secara anatomis menjadi ligamentum arterious pada usia 2-3 minggu. Bila tidak
menutup disebut Duktus Arterious Persisten (Persisten Ductus Arteriosus: PDA).
Patent Ductus Arteriosus adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan
lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz 7 Sowden,
2002), sehingga dapat menyebabkan resirkulasi dengan oksigen yang lebih tinggi
mengalir ke paru akhirnya dapat menambah beban jantung. Pada gilirannya
mekanisme kerja jantung berupaya memenuhi kebutuhan tersebut yang akhirnya
menyebabkan pelebaran dan hipertensi pada daerah atrium.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah
sekumpulan malforasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada
sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada
bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi kebanyakan akan meninggal waktu bayi.
Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini
menunjukkan bahwa pasien terseebut mampu melalui seleksi alam atau telah
mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
Agar dapat diberikan asuhan keperawatan sebaiknya perlu mengetahui
gejala-gejala dini penyebab serta permasalahannya. Kita ketahui bahwa peran
perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya
gangguan pada system sirkulasi sehingga hal ini masyarakat perlu diberikan
pendidikan kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.3. TUJUAN

BAB II
PEMBAHASAN

.1. PENGERTIAN
Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus anteriosus
(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan
tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah, sehingga dapat menyebabkan
resirkulasi dengan oksigen yang lebih tinggi mengalir ke paru akhirnya dapat
menambah beban jantung. Pada gilirannya mekanisme kerja jantung berupaya
memenuhi kebutuhan tersebut yang akhirnya menyebabkan pelebaran dan
hipertensi pada daerah atrium.

.2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti, akan tetapi faktor keturunan, infeksi dan maternal rubeola memegang
peranan penting terjadinya PDA. Ada beberapa faktor yang diduga mempunyai
pengaruh pada peningkatan angka kejadian pnyakit jantung bawaan.
1. Faktor prenatal
a. Prematuritas
Problem klinis lebih sering terjadi pada bayi prematur
dibandingkan dengan bayi normal. Prematuritas menimbulkan
imaturitas

perkembangan

dan

fungsi

sistem,

membatasi

kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah


penyakit. Pada bayi lahir prematur, duktus tidak menutup atau
hanya menutup sebagian. Hal ini terjadi karena tidak adanya sensor
oksigen yang normal pada otot duktus atau karena kelemahan pada
otot duktus
b. Ibu menderita penyakit infeksi rubella
Infeksi rubella disebabkan oleh virus rubella, bisa
menyerang anak-anak dan dewasa muda. Biasanya infeksi karena
virus ini ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan
pembesaran kelenjar getah bening. Apabila terjadi pada wanita
hamil muda infeksi rubella sangat berbahaya karena menyebabkan
kelainan pada bayi. Menurut American College of Obstetrician and
Gynekologyst (1981), jika infeksi terjadi pada bulan pertama
kehamilan maka resiko kelainan adalah 50%, sedangkan jika
infeksi terjadi di trimester pertama maka resikonya menjadi 25%.
Cara penularan (transmisi) infeksi ini adalah melalui
a. Saluran pernafasan
b. Janin terinfeksi dari ibu
Penentuan diagnosisnya juga dengan pemeriksaan laboratorium.
Apabila memungkinkan, bisa dilakukan vaksinasi agar memiliki
kekebalan terhadap infeksi virus tersebut.
c. Ibu alkoholisme
Alkohol bersifat teratogen atau mampu menimbulkan
gangguan pada perkembangan embrio janin sehingga bayi lahir
dengan fisik yang tidak sempurna. Janin yang terpapar alkohol
beresiko mengalami Fetal Alcohol Syndrome (FAS), yaitu sindrom
yang menyebabkan kelainan pada fisik dan otak bayi. Alkohol
yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan masuk kedalam tubuh janin
melalui plasenta, yang kemudian merusak perkembangan janin
terutama organ otak, pada kondisi yang parah bahkan dapat
menyebabkan kegagalan janin. Kelainan lain yang bisa muncul

adalah kelainan jantung, perkembangan anggota badan yang tidak


normal, dan bayi dengan tingkat kecerdasan yang lebih rendah.
d. Umur ibu lebih dari 40 tahun
Usia ibu yang diatas 40 tahun tentunya memiliki resiko
yang lebih tinggi selama kehamilan. Dapat berupa resiko terhadap
snag ibu. Namun juga resiko terhadap si janin. Ibu yang berusia
diatas 40 tahun lebih rentan terhadap keguguran ataupun
melahirkan secara prematur. Hal ini terjadi karena kemampuan
rahim untuk menerima bakal janin atau embrio menurun. Faktor
penuaan juga akan menyebabkan embrio yang dihasilkan wanita
diatas 40 tahun terkadang mengalami kesulitan untuk melekat
dilapisan lendir rahim atau endometrium.
e. Ibu menderita penyakit diabetes mellitus yang memerlukan insulin
Anda tidak perlu khawatir terhadap pengaruh buruk insulin
pada pertumbuhan janin. Justru pemberian insulin ini diharapkan
dapat membantu tercapainya kadar gula darah normal sehingga
janin dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari kesulitan waktu
melahirkan. Bila gula darah tidak dikendalikan, maka terjadi
keadaan gula darah ibu hamil yang tinggi (hiperglikemia) yang
dapat menimbulkan risiko pada ibu dan juga janin. Risiko pada
janin dapat terjadi hambatan pertumbuhan karena timbul kelainan
pada pembuluh darah ibu dan perubahan metabolik selama masa
kehamilan. Sebaliknya dapat terjadi makrosomia yaitu bayi pada
waktu lahir besar akibat penumpukan lemak di bawah kulit. Juga
pernah dilaporkan terjadinya cacat bawaan karena diabetes mellitus
yang tidak diobati waktu kehamilan. Risiko lain adalah
meningkatnya kadar bilirubin bayi serta gangguan napas dan
kelainan jantung. Pada ibu hamil diabetes mellitus yang tidak
diobati dapat menimbulkan risiko terjadinya penyulit kehamilan
berupa preeklamsi, cairan ketuban yang berlebihan, dan infeksi
saluran kemih.

f. Ibu meminum obat-obatan atau jamu


Penggunaan beberapa jenis obat pada saat kehamilan dapat
menyebabkan kelahiran bayi cacat. Misalnya pada ibu hamil yang
mengkonsumsi

obat

hipertensi

jenis

captopril.

Captopril

merupakan inhibitor enzim yang bekerja untuk mengontrol tekanan


darah. Tetapi obat ini memiliki resiko negatif bagi janin, karena
bersifat teratogen (merusak perkembangan janin). Pada tahun 1984
National

Institute

of

Health

merekomendasikan

larangan

penggunaan obat ini pada masa kehamilan, karena melalui


penelitian obat ini terbukti dapat menyebabkan penurunan aliran
darah dan oksigen ke janin. Kemudian pada tahun-tahun
berikutnya banyak penelitian membuktikan bahwa paparan
captopril menyebabkan kelahiran bayi cacat seperti cacat jantung,
bibir sumbing, anggota badan tidak lengkap, polydactyly (jari
ganda), hipospadia (kelainan alat vital), spina bifida (kelainan
tulang belakang) dan keterlambatan fungsi paru-paru.
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
penyebab kelainan jantung bawaan mungkin dari faktor genetik
(turunan), pengaruh minum banyak antibiotik atau obat-obatan lain
saat hamil, makanan (makanan yang banyak pengawet dan
pewarna buatan), polusi, serta faktor X (yang sampai sekarang
belum diketahui).
b. Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan dapat diturunkan dari kedua orang tua
yang memang memiliki riwayat penyakit jantung. Penyakit
tersebut diturunkan secara genetik.
c. Kelainan kromosom seperti down syndom
Down Syndrom (Down syndrome) adalah

suatu

kondisi

keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang


diakibatkan adanya

abnormalitas

perkembangan

kromosom.

Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom


untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Kelainan
genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen
SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis
yang cukup khas. Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan
gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.Pada
bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease.
kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat
meninggal dengan cepat. Masalah jantung yang paling kerap
berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect
(VSD) yaitu jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan
kanan atau Atrial Septal Defect (ASD) yaitu jantung berlubang
diantara atria kiri dan kanan. Masalah lain adalah termasuk salur
ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus Ateriosis / PDA). Bagi
kanak-kanak down syndrom boleh mengalami masalah jantung
berlubang jenis kebiruan (cynotic spell) dan susah bernafas.
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain (kombinasi defek jantung
lainnya)
Kelainan bawaan menyebabkan gangguan fisik atau mental atau
bisa berakibat fatal. Terdapat lebih dari 4.000 jenis kelainan
bawaan, mulai dari yang ringan sampai yang serius, dan meskipun
banyak diantaranya yang dapat diobati maupun disembuhkan,
tetapi kelainan bawaan tetap merupakan penyebab utama dari
kematian pada tahun pertama kehidupan bayi. Berikut adalah
beberapa kelainan bawaan pada jantung yang sering ditemukan:
1) Defek septum atrium dan ventrikel (terdapat lubang pada
dinding yang memisahkan jantung kiri dan kanan)
2) Patent ductus arteriosus (terjadi jika pembuluh darah yang
penting pada sirkulasi janin ketika masih berada di dalam

rahim; setelah bayi lahir, tidak menutup sebagaimana


mestinya)
3) Stenosis katup aorta atau pulmonalis
4) Koartasio aorta (penyempitan aorta)
5) Transposisi arteri besar (kelainan letak aorta dan arteri
pulmonalis)
6) Sindroma hipoplasia jantung kiri (bagian jantung yang
memompa darah ke seluruh tubuh tidak terbentuk
sempurna)
7) Tetralogi Fallot (terdiri dari stenosis katup pulmonalis,
defek septum ventrikel, transposisi arteri besar dan
hipertrofi ventrikel kanan).

2.1.3.

TANDA DAN GEJALA


1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.
2. Machinery murmur(khas pada PDA) (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas).
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses), / Nadi menonjol dan meloncatloncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg).
4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
5. Risiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
7. Apnea.
8. Tachypnea.
9. Nasal fharing.
10. Retraksi dada.
11. Hipoksemia.
12. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

DAFTAR PUSTAKA
Speer, Kathleen Morgan.2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Dengan
Clinical Pathways. Jakarta:EGC
Betz Cecily Lynn, Linda A. Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri.
EKG: Jakarta
Muttaqin Arif.2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem

kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika


Suriadi, rita yuliani.2010.Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta:cv.sagung seto.

Anda mungkin juga menyukai