Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN KELOMPOK KHUSUS PSIKOTIK GELANDANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Jiwa

NAMA: LAILA TUSIFA

NIM: 2010070P

KELAS: 5A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
2020/2021
BAB I

PENDAHUAN

1.1 Latar Belakang

Diantara problem sosial saat ini yang menjadi beban berat pembangunan nasional
adalah gelandangan (Arif Rohman,2010). Sebagai masalah sosial, gelandangan diduga telah
ada sejak ciri-ciri kehidupan kota mulai timbul. Dampak modernisasi, industrialisasi dan
kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat,
sehingga ditengarai berpengaruh langsung terhadap timbul dan berkembangnya gejalayang
disebut gelandangan itu. Gelandangan boleh jadi dampak sosial, ketika orang tidak mampu
beradaptasi dengan perubahan,pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan (stress) pada
dirinya. Ketegangan merupakan faktor pencetus, penyebab atau akibat dari suatu penyakit
mental,sehingga taraf kesehatan fisik dan kesehatan jiwa seseorang dapat berkurang atau
menurun.

Para pemerhati gelandangan telah sepakat bahwa gelandangan merupakan


permasalahan multidimensional. Berbagai kajian tentang pola dan strategi terpadu untuk
mencari alternatif penanggulangan masalah gelandangan telah dilakukan Lembaga Riset
sejak tahun 1982, menyebutkan bahwa gelandangan mempunyai berbagai stigma sosial
(Ramdlon, 1983: 12). Gelandangan tergolong sebagai anggota masyarakat yang “tuna mental
tanpa keterampilan”, kelompok individu yang menunjukkan salah satu ciri sebagai tuna
wisma,tunakarya, dan mengikuti pola hidup yang menyimpang dari dan atau di bawah pola
hidup yang berlaku dalam masyarakat umum.
BAB II

PEMBAHSAAN

A. Pengertian Psikotik

Menurut Karnadi, 2014. Psikotik (sakit jiwa) adalah bentuk disorder mental atau
kegalauan jiwa yang dicirikan dengan adanya disintegrasi kepribadian dan terputusnya
hubungan jiwa dengan realitas. Seseorang dikatakan sakit jiwa apabila ia tidak mampu
lagi berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-harinya, dirumah, disekolah, di
tempat kerja, atau dilingkungan sosialnya. Ciri yang menonjol dari sakit jiwa adalah
tingkah laku yang menyolok, berlebih-lebihan pada seseorang sehingga menimbulkan
kesan aneh, janggal dan berbahaya bagi orang lain. Pada umumnya apa yang disebut
pasien jiwa sebenarnya menderita emotionalmaladjustment, yaitu orang- orang yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami masalah
secara realistis. Dalam perspektif psikologi, sakit jiwa (psikotik) dibedakan menjadi dua:
1) Psikosis Organik; dan 2) Psikosis Fungsional.

Penyandang psikosis organik pada umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi


jaringan otak yang menyebabkan berkurang atau rusaknya fungsi-fungsi pengenalan,
ingatan, intelektual, perasaan dan kemauan, beratnya gangguan dan kekalutan mental
tersebut tergantung pada parahnya kerusakan organik pada otak. Sementara penyandang
psikosis fungsional disebabkan oleh faktor-faktor non-organik, ditandai oleh disintegrasi
dengan dunia realitas, disintegrasi pribadi dan kekalutan mental yang progresif, sering
kali dibayangi oleh macam-macam halusinasi, ilusi, dan delusi, sering mengalami stupor
(tidak bisa merasakan sesuatupun, keadaannya seperti terbius).

Kriteria psikotik:

 Psikotik organik
Psikotik organik adalah psikotik yang penyebabnya adalah gangguan pada susunan syaraf pusat
dan psikotik yang disebabkan oleh kondisi fisik , gangguan metabolisme dan intoksikasi obat.

 Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian seseorang yang bersifat
psikogenetik yaitu skizofrenia (perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan
curiga.

Faktor penyebab psikotik


1. Tekanan-tekanan kehidupan ( emosional)
2. Kekecewaan yang tidak pernah terselesaikan
3. Adanya hambatan yang terjadi pada masa tumbuh kembang
4. kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguan otak
5. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat.
B. GELANDANGAN

Gelandangan sebagai identitas sosial merupakan orang-orang yang hidup dalam keadaan
yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta
tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap diwilayah tertentu dan hidup
mengembara ditempat umumtentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis).
Penyebutan istilah gelandangan psikotik adalah penderita gangguan jiwa kronis yang
keluyuran dijalan-jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak
keindahan lingkungan. (Karnadi, 2014).

C. PSIKOTIK GELANDANGAN
a. Pengertian
Psikotik gelandangan adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di
jalan-jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan
lingkungan. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu
Kedokteran Jiwa bahwa munculnya gelandangan psikotik disebabkan oleh faktor
keluarga tidak peduli, keluarga malu, keluarga tidak tahu, obat tidak diberikan,
tersesat ataupun karena urbanisasi yang gagal. Ciri-ciri gelandangan psikotik ini
ditandai dengan tubuh yang kotor sekali, rambutnya seperti sapu ijuk, pakaiannya
compang- camping, membawa bungkusan besar yang berisi macam-macam barang,
bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri serta sukar diajak berkomunikasi.
b. Penyebab
Keluarga tidak peduli, keluarga malu, keluarga tidak tahu, obat tidak diberikan,
tersesatataupun karena urbanisasi yang gagal.
c. Manifestasi Klinis
Dikenal sebagai orang dengan tubuh yang kotor sekali, rambutnya seperti sapu ijuk,
pakaiannya compang-camping, membawa bungkusan besar yang berisi macam-
macam barang, bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri, serta sukar diajak
berkomunikasi.
d. Layanan yang dibutuhkan oleh gelandangan dan psikotik
 Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan kesehatan
 Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan dan
psikologis
 Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olah raga
 Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha, ketrampilan kerja dan
penempatan dalam masyarakat.
 Kebutuhan rohani
e. Langkah –langkah Rehabilitasi sosial pada psikotik dan gelandangan
 Tahap identifikasi : Masalah sosial merupakan fenomena yang muncul dalam
kehidupan masyarakat, perwujudannya dapat merupakan masalah lama yang
mengalami perkembangan ataupun masalah baru yang muncul akibat
perkembangan dan perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural
 Tahap diagnosis :setelah masalah sosial teridentifikasi, maka akan mendorong
timbulnya respon masyarakat berupa tindakan bersama untuk memecahkan
masalah bersama.
 Tahap treatment: terdiri dari beberapa tahap yaitu :
- Pendekatan awal : Razia oleh petugas dan kemitraan dengan lembaga atau
pihak lain rumah sakit dan dinas sosial.
- Penerimaan dan pengasramaan : Pengungkapan masalah dan Pelaksanaan
rehabilitasi sosial, Pelaksanaan rehabilitasi sosial terdiri dari: Bimbingan
fisik, Bimbingan mental, Bimbingan sosial
 Resosialisasi : Serangkaian bimbingan yang bertujuan untuk mempersiapkan
klien agar dapat berintergrasi penuh dalam kehidupan masyarakat secara normatif
dan juga mempersiapkan masyarakat untuk dapat menerima klien
 Penyaluran : Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan klien
kedalam kehidupan masyarakat secara normatif
 Bimbingan lanjut : Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk lebih
memantapkan klien kembali dalam kehidupan masyarakat
 evaluasi : Bertujuan untuk memastikan proses pelaksanaan rehabilitasi sosial
berjalan dengan baik
f. Askep pada klien gelandangan dan psikotik
- Pengkajian
 Faktor pedisposisi: Genetik Neurobiologis : penurunan volume otak dan
perubahan sistem neurotransmiter, Teori virus dan infeksi
 Faktor presipitasi: Biologis, Sosial kutural, Psikologis
 Penilaian terhadap stresor

Respon adaptif Respon mal adaptif

Berfikir logis Pemikiran sesekali Gangguan pemikiran


Persepsi terdistorsi Ilusi waham/ halusinasi
akurat Reaksi emosi Kesulitan pengolahan emosi
emosi konsisten berlebih Dan tidak Perilaku kacau dan isolasi
dengan bereaksi sosial
pengalaman Perilaku aneh dan penarikan tidak biasa
Perilaku sesuai
Berhubungan
sosial

Rentang respon neurobiologis

 Sumber koping: Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif ), Pencapaian


wawasan, Kognitif yang konstan, Bergerak menuju prestasi kerja
 Mekanisme koping:Regresi( berhubungan dengan masalah dalam proses
informasi dan pengeluaran sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola
anxietas), Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan
dengan menetapkan tanggung jawab kepada orang lain), Menarik diri dan
mengingkaran

- Diagnosis keperawatan yang sering ditemukan pada klien gelandangan dan psikotik
 GSp : halusinasi
 Isolasi sosial
 Harga diri rendah
 Resiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan
 Gangguan proses pikir :waham
 Resiko bunuh diri
 Defisit perawatan diri
- Tindakan keperawatan
 Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang di temukan
Tindakan keperawatan dalam tahap pemeliharaan berfokus ada pendidikam
manajemen dan pengendalian diri dari gejala dan mengidentifikasi gejala yang
berhubungan dengan kekambuhan
- Tahapan kekambuhan
 Tahap 1 : kewalahan berlebih ( mengeluh kewalahan, gejala anxietas yang
intensif)
 Tahap 2 : pembatasan kesadaran (gejala anxietas sebelumnya bergabung
dengan gejala depresi)
 Tahap 3 : rasa malu ( biasanya hipomania dan halusinasi dan klien tidak bisa
mengendalikan)
 Tahap 4 : disorganisasi Psikotik ( tahap ini gejala gangguan jiwa jelas terjadi,
halusinasi, waham)
 Tahap 5 : resolusi Psikotik ( tahap ini di rumah sakit dan terjadi penyembuhan
psikotik ).

Asuhan Keperawatan Klien Gelandangan dengan Defisit Perawatan Diri

A. Masalah Utama
Defisist Perawatan
Diri

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan/ melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi,
berpakaian/berhias, makan, BAB/BAK (toileting).

C. Pohon Masalah

Effect Resiko tinggi isolasi social



Core problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga diri rendah kronis

D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Defisist perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Risti isolasi social
E. Data yang perlu
dikaji Subjektif :
 Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak
tersedia alat mandi
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan
 Klien mengatakan ingin disuapin makan
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK/BAB

Objektif :
 Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan berbau.
 Ketidakmampuan berpakaian/berhias
 Ketidakmampuan makan secara mandiri
 Ketidakmampuan BAK/BAB secara mandiri

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TINDA
DIAGNO KA PERTEMU
SA N AN
1 2 3 4 5 S.D 12
1. Identifikasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
kegiatan
masalah kebersihan diri. kegiatan kegiatan kegiatan
perawatan Beri
diri: kebersihan pujian 2. Jelaskan kebersihan diri kebersihan latihan
diri, diri,
berdandan, cara dan alat dan berdandan, perawatan
untuk berdandan.
makan/minum, berdandan 3. Beri pujian 2. makan & diri:
Latih
BAB/BAK 2. cara berdandan Jelaskan cara minum. Beri kebersihan
Jelaskan dan
pentingnya setelah kebersihan alat makan dan pujian 2. diri,
kebersihan diri 3. diri: sisiran, rias minum 3. Jelaskan cara berdandan,
Latih
Jalaskan cara dan muka untuk cara makan BAB dan makan &
dan BAK
alat kebersihan perempuan; minum yang yang baik 3. minum,
diri sisiran, baik BAB &
DEFISIT 4. Latih cara cukuran untuk 4. Masukkan Latih BAB BAK. Beri
menjaga pria 4. dan
PERAW PASIE kebersihan diri: Masukkan pada pada jadual BAK yang pujian 2.
ATAN N baik 4. Latih
DIRI mandi dan ganti jadual kegiatan kegiatan untuk Masukkan kegiatan
pada
pakaian, sikat untuk kebersihan latihan jadual harian 3.
gigi, diri kegiatan Nilai
cuci rambut, dan berdandan kebersihan untuk latihan kemampuan
potong diri,
kuku 5. Masukan berdandan dan kebersihan yang telah
diri,
pada jadual makan & berdandan, mandiri 4.
kegiatan minum
untuk latihan yang baik makan & Nilai apakah
mandi, minum
sikat gigi (2 kali dan perawatan
per BAB&BAK
hari), cuci rambut diri telah
(2 baik
kali per minggu),
potong kuku (satu
kali per minggu)
1. Diskusikan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
masalah yg kegiatan keluarga kegiatan kegiatan kegiatan
dirasakan dalam dalam keluarga keluarga keluarga
merawat pasien merawat/melatih dalam dalam dalam
2. Jelaskan pasien merawat/melati merawat/mela merawat/me
pengertian, tanda kebersihan diri. h pasien ti h pasien l atih pasien
& gejala, dan Beri pujian 2. kebersihan kebersihan dalam
proses terjadinya Latih dua (yang diri dan diri, perawatan
defisit perawatan lain) cara berdandan. berdandan, diri:
diri (gunakan merawat : Makan Beri pujian 2. makan & kebersihan
KELUA booklet) 3. & minum, BAB Bimbing minum. Beri diri,
RG Jelaskan cara & BAK 3. keluarga pujian 2. berdandan,
A merawat defisit Anjurkan merawat Bimbing makan &
perawatan diri 4. membantu pasien kebersihan keluarga minum,
Latih dua cara sesuai jadual dan diri dan merawat BAB &
merawat : memberi pujian berdandan dan BAB dan BAK. Beri
kebersihan diri makan & BAK pasien pujian 2.
dan berdandan 5. minum pasien 3. Jelaskan Nilai
Anjurkan 3. Anjurkan follow up ke kemampuan
membantu pasien membantu RSJ/PKM, keluarga
sesuai jadual dan pasien sesuai tanda merawat
memberikan jadual dan kambuh, pasien 3.
pujian berikan pujian rujukan 4. Nilai
Anjurkan kemampuan
membantu keluarga
pasien sesuai melakukan
jadual dan kontrol
memberikan ke
pujian RSJ/PK
M

G. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien terlihat tidak bersih, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau,
kuku panjang dan kotor, Pakaian tampak kotor, tidak berdandan, tampak
makan berceceran, Klien suka BAK/BAB tidak pada tempatnya dan tidak
membersihkan diri.

2. Tujuan khusus SP 1
 Klien dapat membina hubungan saling percaya, ekspresi wajah
bersahabat, menunjukkan rasa senang, bersedia berjabat tangan,
bersedia menyebut nama, ada kontak mata, bersedia duduk
berdampingan dengan perawat, bersedia mengutarakan masalahnya.
 Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, makan, BAK/BAB.
 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
 Memasukkan dalam jadual kegiatan klien
3. Rencana tindakan Keperawatan
 Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
 Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri
 Jelaskan pentingnya kebersihan diri
 Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri

b. Strategi komunikasi dan pelaksanaan


1. Orientasi
 Salam terapeutik
 Evaluasi/validasi
 Kontrak
a. Topik
b. Waktu
c. Tempat
2. Kerja
3. Terminasi
 Evaluasi Subjektif
 Evaluasi Objektif
 Rencana tindak lanjut
 Kontrak yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Much.(2013), “Tahun 2016Bandung BebasGelendangan Dan


Pengemis” dalam http://rehsos.depsos.go.id

Baihaqi, Sunardi, Riksma N.Rinalti Akhlan, danEuisHeryati.


(2007), Psikiatri Konsep Dasar danGangguan-
gannguan.Bandung: RefikaAditama

Karnadi. (2014). Model Rehabilitasisosial Gelandangan Psikotik Berbasis


Masyarakat. demak

Anda mungkin juga menyukai