MATA KULIAH:
Gawat Darurat
DOSEN PENGAJAR:
Luthfi Wahyuni.,S.Kep.Ns.,M.Kes
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Kasus K-HONK”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada guru Keperawatan Gawat Darurat kami yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
( Kelompok 6 )
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai
kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membrane basalis dengan mikroskop electron (mansjoer dkk, 2009).
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari KAHONK ?
b. Bagaimana konsep teori KAHONK ?
c. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada kasus KAHONK ?
d. Trigger case dan asuhan keperawatan
3. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian KAHONK
b. Mahasiswa mampu memahami konsep teori KAHONK
c. Mahasiswa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada kasus
KAHONK
d. Mahsiswa mampu membuat trigger case dan asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1. DEFINISI
Koma hyperosmolar hiperglikemik non-ketotik ialah suatu sindrom yang
ditandai dengan hiperglikemia berat, hyperosmolar, dehidrasi berat tanpa
ketoasidosis, disertai penurunan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Koma diabeticum adalah suatu penurunan kesadaran yang terjadi pada seorang
penderita yang tak menunjukkan reaksi atau hanya reaksi reflex terhadap
rangsangan nyeri sebagai akibat diabetes mellitus (Greenberg, 1985).
1.2. ETIOLOGI
a. Lansia dengan riwayat DM tipe 2 (NIDDM) atau tanpa DM
b. Dehidrasi akibat hiperglikemia
c. Insulin tidak cukup untuk mencegah ketoasidosis signifikan
d. Sakit berat atau stress fisiologis pada pasien usia lanjut
1.3. PATOFISIOLOGIS
K-HONK mengambarkan kekurangan hormon insulin dan kelebihan hormone
glukogon. Penurunan insulin menyebabkan hambatan pergerakan glukosa ke dalam sel,
sehingga terjadi akumulasi glukosa di plasma. Sel beta pancreas gagal atau terhambat oleh
beberapa keaadan stress yang menyebabkan sekresi insulin menjadi tidak adekuat. Pada
keadaan stress tersebut terjadi peningkatan hormon gluikagon. Peningkatan hormone
glukagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat meningkatkan kadar glukosa plasma.
Peningkatan kadar glukosa mengakibatkan hiperosmolar.
1.4. PATHWAY
A. PATHWAY
< Hormon Insulin > Hormon Glukagon
Dehidrasi Merangsang
pusat haus
Hiperosmolar
Polidipsi
Hipovolume
6. Sakit kepala
1.7. PENATALAKSANAAN
1) Cairan NACL
Bisa diberikan cairan isotonic atau hipotonik ½ normal di grojok 1000 ml/jam
sampai keadaan cairan intravascular dan perfusi jaringan mulai membaik, baru
diperhitungkan kekurangan dan diberikan dalam 12-48 jam. Pemberian cairan
isotonic harus mendapat pertimbangan untuk pasien dengan kegagalan jantung,
penyakit ginjal atau hypernatremia. Glukosa 5% diberikan pada waktu kadar
glukosa dalam sekitar 200-250mg%
2) Insulin
Pada saat ini para ahli menganggap bahwa pasien hyperosmolar hiperglikemik
non ketotk sensitive terhadap insulin dan diketahui pula bahwa pengobatan
dengan insulin dosis rendah pada ketoasidosis diabetic sangat bermanfaat.
Karena itu pelaksanaan pengobatan dapat menggunakan skema mirip protocol
ketoasidosis diabetic.
3) Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik. Bila terdapat tanda fungsi ginjal
membaik, perhitungan kekurangan kalium harus segera diberikan
4) Hindari infeksi sekunder
5) Hati-hati dengan suntikan, permasalahan infus set, kateter, dll.
1.8. KOMPLIKASI
a. Koma
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
d. Gangguan hati
BAB III
2.1 Pengkajian
Primery Survey
1) Air way
Kemungkinan ada sumbatan jalan nafas snoring dan gargling , terjadi karena adanya
penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke otak.
2) Breathing
Tachypnea, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3) Circulation
Sebagai akibat diuresis osmotik, akan terjadi dehidrasi. Visikositas dara jjuga akan
mengalami peningkatan, yang berdampak pada resiko terbentuknya trombus. Sehingga akan
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ.
4) Disability
Sekunder Survey
Bilamana managemen ABC menghasilkan kondisi yang stabil, perlu pengkajian dengan
menggunakan pendekatan head to toe Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam
keadaan apatis sampai koma, tanda-tanda dehidrasi seperti turgor turun disertai tanda
kelainan neurologist, hipotensi postural, bibir dan lidah kering, tidak ada bau aseton yang
tercium dari pernapasan, dan tidak ada pernapasan Kussmaul.
Tersier Survey
Persepsi-managemen kesehatan
a. Riwayat DM tipe II
b. Riwayat keluarga DM
d. Nutrisi – metabolik
f. Anorexia
g. Berat badan turun.
h. Eliminasi
i. Poliuria, nocturia.
k. Aktivitas – exercise
l. lelah, lemah.
m. Kognitif
o. Penglihatan kabur.
p. Gangguan sensorik.
q. Pemeriksaan Diagnostik
u. BUN dan creatinin serum meningkat karena dehidrasi atau ada gangguan renal.
w. pH > 7,3.
x. Bikarbonat serum> 15 mEq/L.
y. Sel darah putih : meningkat pada keadaan infeksi.
z. Hemoglobin dan hematokrit : meningkat karena dehidrasi.
1. Neurologi (Stupor, Lemah, disorientasi, Kejang, Reflek normal,menurun atau tidak ada.
2. Pulmonary (Tachypnae, dyspnae, Nafas tidak bau acetone, Tidak ada nafas kusmaul.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan katabolisme, intake yang
kurang
NOC :
Respiratori : ventilation
Respiratori status : airway patency
Vital sign status
Kriteria hasil :
- Mendomentrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dispneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips).
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal).
- Tanda tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan).
NIC :
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara kassa basag NaCL lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2 oxygen therapy
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Monitor adanya kesemasan pasien terhadap oksigenasi vital sign monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Trigger Case
Ny. M berusia 50 tahun datang ke IGD RS GATOEL pada hari senin tanggal 2 mei 2022
diantar oleh keluarganya dengan keluhan sudah 2 hari kepalanya terasa pusing dan sering
kesemutan pada bagian kaki terutama saat setelah duduk bersila atau jongkok dalam waktu
lama, pandangan kabur dan seperti berputar-putar, , terkadang tidak terasa sakit jika
tersandung benda. Klien mengatakan nafsu makannya menurun, merasa lemas, mual dan
ingin muntah. Ny. M mengatakan 2 tahun yang lalu pernah dirawat dirumah sakit dengan
penyakit yang sama namun terkadang klien lupa meminum obat rutinnya.
Pengkajian :
Nama : Ny. M
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Bahasa : Jawa/Indonesia
Keluhan utama :
Klien datang ke IGD RS GATOEL pada hari Senin tanggal 02 mei 2022 diantar oleh
keluarganya, pada saat dikaji klien mengatakan kepala pusing dan sering kesemutan pada
bagian kaki, pandangan kabur. Kaki sering kesemutan terutama saat setelah duduk bersila
atau jongkok dalam waktu lama. Klien juga mengaku terkadang tidak terasa sakit jika
tersandung benda.
Ny. M mengatakan 2 tahun yang lalu pernah dirawat dirumah sakit dengan penyakit yang
sama. Dan anak klien mengatakan terkadang klien lupa meminum obat rutinnya.
Riwayat alergi :
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis maupun penyakit keturunan hipertensi ataupun DM.
PRIMARY SURVEY
Breathing : RR 20x/m, auskultasi paru vesicular, auskultasi jantung S1 & S2 normal, nafsu
makan menurun, mual dan muntah
Circulation : Akral hangat, TD 189/105 mmHg, Nadi 78x/m, SPO2 90%, Suhu 37,6⁰ C,
kesemutan pada kaki, jika tersandung benda terkadang tidak terasa saki
Disability : composmentis, GCS E4V5M6, pandangan mata kabur dan seperti berputar-putar
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA