Mata Kuliah :
Metode Penelitian
Dosen Pengampu :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan bisa membuat
makalah ini dengan judul “POLA MAKAN PASIEN GASTRITIS KRONIS
PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN REJOSO KABUPATEN
PASURUAN“. Makalah ini kami ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodelogi Penelitian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menutupi
kekurangan – kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kedapa semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, semoga
makalah ini dapat di jadikan bahan perbandingan dalam penulisan karya – karya lain.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB 1.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................................4
1.5 Keterbatasan Penelitian...................................................................................................4
BAB 2.......................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
2.1 Konsep Gastritis..............................................................................................................5
2.2 Lansia.............................................................................................................................9
2.3 Pola Makan.....................................................................................................................9
2.4 Makanan dan Minuman Mengiritasi Lambung.............................................................10
BAB 3.....................................................................................................................................12
METODE STUDI KASUS.....................................................................................................12
3.1 Pendekatan/Strategi Penelitian......................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................................12
3.3 Setting Penelitian..........................................................................................................12
3.4 Subjek Penelitian..........................................................................................................13
3.5 Metode Pengumpulan Data...........................................................................................13
3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Triangulasi Sumber).................................................14
3.7 Metode Analisa Data.....................................................................................................14
3.8 Etika Penelitian.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
gastritis agar mendapat penanganan sejak dini (Azwar & Gorontalo, 2018).
Beberapa strategi untuk mencegah masalah gastritis dari segala usia,
menghindari makanan pemicu asam lambung. Hindari mengomsumsi
minuman yang mengandung kafein, usahakan untuk mengomsumsi makanan
dalam porsi kecil namun frekuensi sering, jangan langsung tidur atau rebahan
setelah makan, tidur yang cukup. Metode yang sering digunakan untuk
mengatasi masalah ini diantaranya adalah relaksasi, merupakan terapi
psikologis untuk mengintervensi dan mengontrol fungsi psikologis sehingga
mampu mengurangi rasa nyeri pada lambung. Pembedahan, hal ini sering
dilakukan untuk pengobatan medis yang dilakukan untuk para ahli, metode ini
memiliki efek samping yang lebih banyak dari jenis terapi yang lain untuk
mengurangi sekresi asam lambung sehingga menimbulkan pengosongan
lambung ke usus 12 jari. Diet dan terapi obat biasa dilakukan untuk
menghambat terjadinya sekresi asam lambung. Menurut penelitian terapi
farmasi ini belum membuktikan hasil yang konsisten (Subekti & Utami,
2015).
Berdasarkan penelitian di atas penyakit gastritis merupakan masalah
yang umum dan dapat dilihat dibeberapa daerah di Indonesia. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya gastritis yaitu: usia, jenis kelamin, pola makan,
gaya hidup dan lai sebagainya. Sehingga masyarakat wajib mengetahui hal-hal
yang menyebabkan terjadinya gastritis agar dapat dilakukan pencegahan dan
penanganan segera. Dikarenakan penyakit ini sering dianggap tidak begitu
penting oleh setiap individu yang bahkan dapat mengakibatkan penyakit akut,
kronis hingga kematian. Kemauan diri sendiri dan dukungan keluarga juga
menjadi faktor dalam penyembuhan masalah ini untuk menghindari stress agar
tidak menimbulkan kekambuhan.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin memberikan gambaran tentang pola
makan pasien gastritis kronis pada lansia di desa Arjosari, Rejoso Pasuruan.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
ditangani. Atropi progresif kelenjar menjadi tanda bahwa terjadi gastritis
kronis pada lambung, karena hilangnya sel yang berperang pada lambung
yaitu, sel parietal dan chief sel. Gastritis kronik dibedakan menjadi tiga
jenisn yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi
(Kurniyawan & Kosasih, 2015).
2.1.3 Epidemiologi
Hasil dari Riskesdas (2018) mengalami peningkatan yang cukup, angka
terjadinya gastritis di Indonesia dalam berbagai daerah cukup tinggi 40,8%
dengan preferensi 274,396 kasus dari penduduk 238,452,952 jiwa. Beberapa
kota dengan presentasi cukup besar mempunyai penyakit gastritis
diantaranya: Surabaya (31,2%), Denpasar (46%) dan Medan (91,6%). Kasus
rawat inap di rumah sakit satu dari sepuluh pasien terbanyak merupakan
pasien gastritis diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan 30.154 kasus
(4.9%).
2.1.4 Etiologi
Menurut Sipponen and Maaroos (2015), Penyebab gastritis dapat di bedakan
sesuai dengan klasifikasi, yaitu sebagai berikut :
1. Gastritis Akut, disebabkan oleh penggunaan obat-obat analgetik dan anti
inflamasi terutapan aspirin secara bebas tidak menggunakan resep dokter.
Mengkonsumsi bahan-bahan kimia seperti alkohol, kopi yang banyak
mengandung kafein dan juga orang yang.
2. Gastritis Kronik, penyebab yang terjadi pada umumnya belum diketahui
secara rinci, hanya saja sering bersifat multifaktor. Bisa terjadi akibat kuman,
pola makan yang tidak benar, memakan makanan yang dipantang, dan
kurangnya kepatuhan dalam terapi pengobatan.
2.1.6 Diagnosis
Beberapa kasus sedikit penderita gastritis mengalami tanda dan gejal,
biasanya hanya merasakan kurangnya nafsu makan (anoreksia), nyeri pada
hulu hati bertahap dan merasakan mual dan ingin muntah setiap saat.
Penderita mengalami keluhan tersebut harus melakukan terapi obat dan pola
makan untuk mencegah terjadinya gastritis akut menjadi kronis. Melakukan
pemeriksaan penunjang juga menjadi indicator yang tepat dalam menangani
penyakit (Vieth, Neumann, & Falkeis, 2014).
Banyak alternative pemeriksaan medis yang dapat dilakukan untuk
mengetahui hasil dari keadaan lambung. Misalnya, Usg, endoskopi,
histopatologi, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut
menegakan gambaran biopsy atau endoskopi yang menghasilkan seperti
adanya eritema, eksudatif, flat erosison, raised erosion, perdarahan,
edematous rugae. Gambaran proses pemeriksaan biasanya dapat dilihat dari
autoimun yang merupakan respon mukosa lambung yang dan kerusakan sel
epitel. Pemeriksaan histopatologi juga menyertakan pemeriksaan
Helicobacter pylori (Vieth et al., 2014)
7
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Sipponen and
Maaroos (2015) adalah:
1. Terjadinya saluran pencernaan yang mengalami pendarahan.
2. Terganggunya absorbsi dari vitamin B12 yang menjadikan ulkus,
perforasi dan anemia.
3. Pada gastritis akut, sering kali terjadi komplikasi yang menimbulakan
pendarahan pada bagian saluran pencernaan bagian.Terjadinya anemia,
akibat mengalami kurang penyerapan yang disebabkan gangguan vitamin
B12.
2.1.8 Patofisiologi
Menurut Toh (2014), dibedakan menjadi beberapa antara lain: GastritisAkut,
ada 2 hal yang akan terjadi apabila lambung teriritasi oleh zat asing, yaitu :
1. Meningkatnya sekresi berupa HCO3 berkaitan dengan NaCL
menghasilkan NaCO3 mengakibatkan iritasi lambung, terjadinya mual
dan muntah dan gangguan nutrisi.
2. Terjadinya hemostastis yang diakibatkan oleh mukosa lambung.
Jikaterjadi erosi dikemudian hari dikarenakan penanganan terlambat
maka akan mengakibatkan nyeri pada lambung dan terjadi hipovolemik
karena pendarahan.
3. Gastritis Kronik, hal ini terjadi disebabkan gastritis akut yang terjadi
berulang oleh karena itu mengakibatkan penyembuhan yang tidak
sempurnya sehingga akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel
pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis. Gastritis itu tidak bisa sembuh dan
juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
2.2 Lansia
2.2.1 Definisi Lansia
Menurut Kemenkes RI (2017), seorang yang memiliki usia lebih dari 60
tahun disebut sebagai lansia. Umur yang memasuki tahap akhir dan
terjadiproses penuaaan yang merupakan menurunnya fungsi organ pada tubuh
manusia. Sehingga lansia rentan sekali terkena penyakit apabila mempunyai
pola hidup yang tidak baik. Aktivitas lansia juga sangat berkurang dari
aktivitas terdahulu.
Menurut UU no 4 tahun 1965 lansia diberikan pengertian bahwa
seseorang umur 55 tahun keatas, ketidak mampuan bekerja dan membutuhkan
orang lain terutama keluarga untuk menjaga dimasa tua (Bkkbn, 2014).
9
menganggu dalam menerapkan pola makan yang teratur. Apabila lapisan
mukosa lambung menipis akan mengakibatkan keparahan gastritis
(Tussakinah, Masrul, & Burhan, 2018).
10
2.4.2 Faktor - Faktor Kekambuhan Gastritis
Beberapa faktor yang sering terjadi yang mempengaruhi tingkat
kekambuhan gastritis antara lain Stress, meningkatkan produksi asam lambung
sehingga pergerakan peristaltic lambung meningkat. Kelelahan, aktivitas yang
berlebihan dapat memicu kekambuhan karena pergerakan lambung begitu
cepat. Mengkonsumsi makanan yang panas, pedas, asam, minuman
berakhohol, soda kopi yang mengandung kafein dapat menimbulkan
kekambuhan. Pola makan yang tidak teratur, sudah pasti meningkatkan
kekambuhan dikarenakan perut sering kosong dan terjadi pergesekan antar
dinding lambung (Ausrianti & Nurleni, 2019).
11
BAB 3
METODE STUDI KASUS
12
dilakukan sebelumnya. Selain itu ada juga beberapa peralatan penulisan
diantaranya yaitu laptop, kertas, dan printer. Serta variable yang
digunakan untuk mengambil data peneliti sendiri, keluarga yang dekat
dengan pasien atau serumah dengan pasien. Alat bantu domumentasi
yaitu recorder smartphone, handphone, kertas, dan pena. Tempat
penelitian dilakukan didalam rumah pasien.
13
mencangkup bagaimana gambaran faktor pola makan pada pasien
gastritis kronis lansia.
3.5.2 Observasi
Menurut Zakky (2018), pengumpulan data harus bersifat
naturalistic dengan mengganakan konsep natural pelaku partisipan
menggunakan interaksi dan percakapan yan wajar. Media yang
digunakan untuk mendukung observasi ialah lembr observasi,
pengamatan sesuai panduan. Penelitian yang dilakukan harus
menggunakan dokuentasi dengan partisipan.
14
menarik kesimpulan. Anaisa data penelitian studi kasus yang meneliti
tentang pola makan pasien gastritis pada lansia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Andi Nur Indah Sari, F. M. (2021). Pola Makan Penderita Gastritis di Desa Beka.
D'nursing and health journal .
sumbara sumbara, Y. I. (2020). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis
Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk. jurnal ilmiah kesehatan iqra .
Syamsu Dwi Wahyuni, R. R. (2017). hubungan pola makan dengan kejadian gastritis
pada remaja. global health science .
16