Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DAUN JAMBU BIJI

(Psidium guajava Linn.) SEBAGAI ANTIDIARE TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN IBU-IBU PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA RT 19 RW 08, DUSUN TEMPEL, NGALAS, KLATEN
SELATAN, KLATEN

Dosen mata kuliah : Nine Elissa Maharani, SKM , M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Fitri Andriyansah

NIM : 2051700080

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

TAHUN 2020
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DAUN JAMBU BIJI

(Psidium guajava Linn.) SEBAGAI ANTIDIARE TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN IBU-IBU PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN

KELUARGA RT 19 RW 08, DUSUN TEMPEL, NGALAS, KLATEN SELATAN,

KLATEN

Dosen mata kuliah : Nine Elissa Maharani, SKM , M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Fitri Andriyansah

NIM : 2051700080

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

TAHUN 2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul

“Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.)

sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-

ibupemberdayaankesejahteraan keluargaRT19 RW08, Dusun Tempel, Ngalas,Klaten

Selatan, Klaten”.

Adapun Proposal ini disusun guna memenuhi tugas UAS mata kuliah metode

penelitian jenajang alih jenis kesehatan masyarakat Universitas Veteran Bangun

Nusantara Sukoharjo. Selama proses penyusunan Proposal, Penulis menyadari telah

mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

Penulis menyadari dalam pembuatan Proposal masih ini masih banyak

kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan oleh penulis. Untuk itu Penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun

demi penyempurnaan pembuatan Proposal ini.

Sragen, Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9

1. Teori Penyuluhan Kesehatan .......................................................... 9

2. Teori Pengetahuan .......................................................................... 15

3. Daun Jambu Biji Sebagai Antidiare ............................................... 20

4. Teori Diare ...................................................................................... 23

F. Landasan Teori .................................................................................... 28

G. Kerangka Teori.................................................................................... 29

H. Kerangka Konsep ................................................................................ 30

iv
I. Hipotesis Penelitian............................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 29

B. Variabel Penelitian .............................................................................. 30

C. Definisi Operasional............................................................................ 31

D. Bahan dan Instumen Penelitian ........................................................... 32

E. Alat dan Bahan .................................................................................... 34

F. Pelaksanaan Jalannya Penelitian ......................................................... 35

G. Analisis Hasil ...................................................................................... 37

H. Jadwal Penelitian................................................................................. 39

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

penduduk Indonesia yang memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Tradisional

(Yankestrad) sebanyak 30,4%. Bentuk-bentuk Yankestrad meliputi

Yankestrad Ramuan, keterampilan dengan alat, keterampilan tanpa alat

dan keterampilan dengan pikiran. Yankestrad yang mereka pilih yaitu

ramuan dengan persentase 49,0%. Alasan utama masyarakat Indonesia

memilih Yankestrad ramuan yaitu menjaga kesehatan dan kebugaran

(52,7%) alasan yang lainnya yaitu tradisi kepercayaan nenek moyang yang

hingga kini masih dijaga (12,3%). Ramuan sering digunakan masyarakat

terutama dari kalangan menengah ke bawah dalam upaya pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif).

Ramuan tradisional adalah ramuan yang terbuat dari bahan-bahan

tumbuhan yang berkhasiat dan sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat

setempat (Maryani H dan Suharmiyati, 2006). Ramuan tradisional juga

masih digunakan oleh masyarakat untuk gangguan penyakit diare

(Mustika, 2015).

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan frekuensi buang air besar

(BAB) lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi

lebih cair atau setengah padat) dengan atau tanpa lendir (Ariani, 2016).

1
2

Diare disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kesehatan

lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan,

keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat yang secara langsung

atau tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare. Selain itu, diare juga

dapat disebabkan karena faktor infeksi, malabsorsi, makanan, dan faktor

psikologi (Widjaja, 2002). Adapun tanda gejala diare yaitu dehidrasi,

turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), mata cekung, membran

mukosa kering, keram abdominal, demam, mual dan muntah, anoreksia,

lemah, pucat, perubahan tanda vital berupa nadi dan pernafasan cepat,

menurun atau tidak adanya pengeluaran urin (Nurjanah, 2012).

Diare merupakan penyebab utama kematian ke-13 dengan proporsi

sebesar 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan

penyebab kematian peringkat ke-3 setelah tuberkulosis dan pneumonia

(Kemenkes, 2011). Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan

menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai upaya dalam

menanggulangi masalahan kesehatan salah satunya yaitu diare.

Jamu adalah bahan atau ramuan obat yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari

bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan

penyakit, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat (Permenkes RI No. 003/MENKES/PER/I/2010).


3

Bahan tanaman yang dapat mengobati suatu penyakit salah satunya

yaitu daun jambu biji (Psidium guajava Linn.). Daun jambu biji dapat

mengatasi penyakit diare. Secara empiris, biasanya masyarakat ketika

sedang terkena diare mencari daun jambu biji yang masih muda dan

langsung dimakan. Masyarakat percaya bahwa dengan memakan daun

jambu biji maka akan dapat menyembuhkan diare tersebut. Secara ilmiah

telah banyak penelitian daun jambu biji dapat mengatasi diare. Kandungan

zat kimia dalam daun jambu biji yaitu tannin, flavonoid, guaiaverin,

leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, dan asam oksalat, tetapi hanya

senyawa khusus seperti flavonoid, tannin, minyak atsiri, dan alkaloid yang

memiliki efek farmakologi sebagai antidiare terutama pada penyakit diare

yang disebabkan oleh bakteri (Fratiwi, 2015).

Setelah riset tentang daun jambu biji berkembang dan difokuskan

pada kandungan senyawa kimia daun jambu biji serta efek teurapetiknya

terhadap berbagai macam penyakit, maka diperoleh berbagai khasiat daun

jambu biji yang telah terbukti secara ilmiah yaitu sebagai antibakteri,

antifungi, antidiare, dan antioksidan (Fratiwi, 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh

penelitian dengan menggunakan kuesioner dengan 6 ibu-ibu

pemberdayaan kesejahteraan masyarakat di Dusun Tempel, Ngalas, Klaten

Selatan, hanya 1 orang yang mengerti tentang diare dan gejalanya, 3 orang

yang mengerti daun jambu biji sebagai antidiare dan selama ini belum

pernah ada penyuluhan kesehatan tentang diare dan penggunaan daun


4

jambu biji sebagai antidiare di pemberdayaan kesejahteraan masyarakat

RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap

peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga

RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan satu

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu “Pengaruh penyuluhan kesehatan

tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare

terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan

keluarga RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun

jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap

peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan

masyarakat RT 19 RW 8 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan,

Klaten.
5

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan sebelum dilakukan

penyuluhan Kesehatan tentang daun jambu biji sebagai

antidiare kepada ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan

masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten

Selatan, Klaten

b. Untuk mengetahui pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan

kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare kepada

ibu-ibu PKK RT 19 RW 08 Dusun Tempel Desa Ngalas,

Kecamatan Klaten Selatan, Klaten

c. Untuk menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare

terhadap pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan

masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten

Selatan

D. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan dengan pengetahuan

penyuluhan dan uji tentang daun jambu biji, tercantum dalam tabel di bawah

ini:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Variabel yang Metode Kesimpulan


Diteliti Penelitian
1. Pengaruh Mustika, Variabel bebas : Rancangan Nilai mean
penyuluhan 2015 penyuluhan eksperimen pengetahuan Ibu-
kesehatan tentang kesehatan tentang semu (quasi ibu PKK RT 1
buah mengkudu mengkudu sebagai experiment RW 1 Jombor
sebagai antihipertensi design) Danguran Klaten
6

Antihipertensi Variabel terikat: Selatan sebelum


terhadap peningkatan dilakukan
pengetahuan ibu- pengetahuan ibu- penyuluhan
ibu PKK RT 1 RW ibu PKK di RT 1 sebesar 73,65,
1 Jombor, RW 1 Jombor, sedangkan nilai
Danguran Klaten Danguran Klaten mean
Selatan Selatan. pengetahuan
setelah dilakukan
penyuluhan
sebesar 85,33.
Penyuluhan
kesehatan
berpengaruh
secara statistik
terhadap
pengetahuan ibu-
ibu PKK
2. Efektifitas Widyastuti Variabel bebas: Menggunakan media
Audiovisiul et al, 2013 Efektifitas quasi- audiovisual dan
Sebagai Media audiovisual sebagai experimental diskusi efektif
Penyuluhan media penyuluhan design dengan untuk
Kesehatan kesehatan terhadap pendekatan meningkatkan
Terhadap pengetahuan dan rancangan pengetahuan dan
Peningkatan sikap dalam pretest posttest sikap.
Pengetahuan dan tatalaksana balita control group
Sikap Ibu Dalam dengan diare di dua design.
Tatalaksana Balita rumah sakit kota
Dengan Diare Di Malang
Dua Rumah Sakit Variabel Terikat:
Kota Malang Peningkatan
pengetahuan dan
sikap ibu dalam
tatalaksana balita
dengan diare di dua
rumah sakit kota
Malang
3. Pengaruh Ernawati, Variabel Bebas: Menggunakan Pendidikan
Pendidikan 2012 Pendidikan quasi- kesehatan berupa
KesehatanTerhadap kesehatan berupa experimental penyuluhan,
Peningkatan penyuluhan, diskusi dengan diskusi dan
Pengetahuan dan simulasi rancangan simulasi tentan
Tentang Diare pada tentang diare pretest posttest diare secara
Anak Jalanan di Variabel Terikat: control group bermakna pada
Semarang Penetahuan tentang design. anak jalanan
diare pada anak yang ada di
jalanan Semarang

Perbedaan penenelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada :

variabel penelitian, waktu dan lokasi penelitian. Variabel penelitian antara

lain: variabel bebas berupa penyuluhan kesehatan, variabel terikat


7

pengetahuan tentang daun jambu biji sebagai antidiare. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan September-Mei 2019. Populasi penelitian adalah

ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun

Tempel, Ngalas, Klaten Selatan. Fokus penelitian adalah penyuluhan

kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai

antidiare.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu

biji sebagai antidiare.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai

antidiare.

2. Manfaat Praktis

a. Jurusan Jamu

Menambah wawasan mahasiswa Jurusan Jamu Politeknik

Kementerian Kesehatan Surakarta tentang pengaruh

penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium

guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan

pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga RT

19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.


8

b. Ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW

08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan

Menambah wawasan tentang daun jambu biji (Psidium

guajava Linn.) sebagai antidiare bagi ibu-ibu pemberdayaan

kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel,

Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Penyuluhan Kesehatan

a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan menurut Departemen Kesehatan (Depkes)

adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan

prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup

sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan,

secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan

bila perlu (Effendy, 1998). Penyuluhan kesehatan identik dengan

pendidikan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan

perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku sehat, sehingga mampu

mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam

meningkatkan derajat kesehatan (Effendy, 1998).

Secara konsep, promosi atau pendidikan kesehatan adalah upaya

untuk mempengaruhi dan atau mengajak orang lain, baik individu,

kelompok atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat.

Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan adalah semua

kegiatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan, sikap dan

praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).

7
8

b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tujuan pokok dari penyuluhan, antara lain:

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat

serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat, baik fisik, mental

dan sosial, sehingga dapat menurunkan angkat kesakitan dan

kematian.

3) Menurut pengetahuan WHO (World Health Organization), tujuan

penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan

dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1998).

c. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012), sasaran kesehatan dibagi dalam 3

kelompok sasaran, yaitu:

1) Sasaran Primer (Primary Target)

Sasaran primer adalah masyarakat umum yang menjadi sasaran

langsung segala upaya penyuluhan kesehatan.

2) Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Sasaran sekunder adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh

adat dan sebagainya, yang diharapkan dapat memberikan

penyuluhan kepada masyarakat di sekitanya.


9

3) Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

d. Ruang Lingkup Penyuluhan Kesehatan

Cakupan promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi, yakni:

dimensi aspek pelayanan kesehatan dan dimensi tatanan (setting) atau

tempat pelaksanaan penyuluhan. Kesehatan masyarakat mencakup 4

aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

(Notoatmodjo, 2012).

e. Materi atau Pesan dalam Penyuluhan

Pesan adalah isi stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator

(sumber) kepada komunikan (penerima). Isi stimulus yang berupa pesan

atau informasi ini dikeluarkan oleh komunikan tetapi diharapkan agar

respons secara positif dan aktif berupa perilaku atau tindakan

(Notoadmodjo, 2012).

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (1998), faktor-faktor yang perlu diperhatikan

terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah:

1) Tingkat pendidikan

2) Tingkat sosial ekonomi

3) Kepercayaan dan adat istiadat

4) Kondisi lingkungan
10

g. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2012), efektivitas suatu metode juga

tergantung pada besarnya sasaran yang terbagi atas:

1) Kelompok Besar

Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15

orang. Metode penyuluhan kelompok besar antara lain:

a) Ceramah

Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan

menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan

kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi

tentang kesehatan (Effendy 1998).

(1) Persiapan

Notoatmodjo (2012) menyebutkan bahwa ceramah akan

berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan

disampaikan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan

diri dengan:

(a) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik.

(b) Mempersiapkan berbagai alat bantu penyuluhan.

(2) Pelaksanaan

Menurut Notoatmodjo (2012), pelaksanaan ceramah akan

berhasil apabila penceramah menguasai sasaran dengan

melakukan hal-hal sebagai berikut:

(a) Sikap dan penampilan yang meyakinkan


11

(b) Suara yang cukup keras dan jelas

(c) Pandangan tertuju ke seluruh peserta ceramah

(d) Posisi berdiri di depan atau di tengah

(e) Menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin

b) Seminar

Seminar adalah suatu penyajian dari satu ahli atau beberapa

ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya

dianggap hangat di masyarakat. Metode ini hanya cocok untuk

sasaran dengan tingkat pendidikan menengah ke atas

(Notoatmodjo, 2012).

2) Kelompok kecil

Menurut Notoatmodjo (2012), kelompok kecil adalah apabila

peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode-metode yang

cocok untuk kelompok kecil antara lain:

(a) Curah Pendapat (Brain Storming)

(b) Diskusi Kelompok

(c) Bola Salju (Snow balling)

(d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)

(e) Bermain peran (Role play)

(f) Permainan simulasi (Stimulation game)

h. Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah berbagai alat yang digunakan oleh

petugas untuk mendukung penyampaian materi atau pesan dalam


12

penyuluhan (Notoatmodjo, 2012). Pada dasarnya, alat bantu hanya ada

3 macam yaitu:

1) Alat bantu lihat (visual aids)

a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film dan sebagainya.

b) Alat yang tidak diproyeksikan, yaitu alat 2 dimensi (leaflet,

booklet, poster dan sebagainya) dan alat 3 dimensi (boneka).

2) Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang menstimulasi indra

pendengaran, misalnya compact disk (CD), radio dan sebagainya.

3) Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids atau AVA), seperti

televisi, DVD, dan video cassette (Notoatmodjo, 2012).

i. Langkah-langkah dalam Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (1998) langkah-langkah dalam penyuluhan

kesehatan masyarakat yang baik adalah sebagai berikut:

1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat

2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat

3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat

4) Menyusun perencanaan penyuluhan

a) Menetapkan tujuan

b) Penentuan sasaran

c) Menyusun materi/isi penyuluhan

d) Memilih metode yang tepat


13

5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

6) Penentuan kriteria evaluasi

7) Pelaksanaan penyuluhan

8) Penilaian hasil penyuluhan

9) Tindak lanjut dari penyuluhan

2. Teori Pengetahuan

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun

melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2014).

a. Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo, 2014)

1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini digunakan orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara

non ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal pula, maka


14

dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya,

hingga masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut benar atau

salah. Kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya

sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan

tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal maupun informal, para pemuka agama, pemegang

pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni

orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli

ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulangi

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahannya yang dihadapi pada masa yang lalu.


15

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif secara cepat sekali melalui proses

di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir.

h) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang


16

bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-

pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian

disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan

seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

2) Cara memperoleh kebenaran ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematik, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi

penelitian.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Wawan dan Dewi,

2010)

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya


17

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang

dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumya merupakan

kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

memiliki pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfisik dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum

tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman

dan kematangan jiwa.

2) Faktor eksternal

a) Faktor Lingkungan

b) Sosial Budaya (Wawan dan Dewi, 2010)


18

3. Daun Jambu Biji sebagai Antidiare

Gambar 2.1 Daun Jambu Biji

(Dokumentasi pribadi)

a. Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtaceae

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linaeus. (Sutrisna, 2016)

b. Nama Daerah

Nama daerah jambu biji antara lain: Glima breueh, galiman,

masiambu, biawas, jambu biji, jambu partake l, jambu susu, jambu

klutuk, bayawas, jambu krutuk, petokal, jhambhu bhender, jhambu bighi,


19

sotong, guawa, gothawas, kuyabas, koyabas, diabuto, kayawase,

kojawase (Kemenkes, 2016).

c. Deskripsi Tanaman

Tinggi pohon jambu biji mencapai 10 meter, tumbuh pada

ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut. Batang bulat berkayu,

kulit kayu licin, mengelupas, bercabang, warna coklat kehijauan. Daun

tunggal bertangkai pendek, berhadapan, elips, ujung tumpul,pangkal

membulat, tepi rata, panjang hingga 14 cm, lebar hingga 6 cm, tulang

daun menyirip, warna hijau kekuningan, berkumpul 1-3 bunga. Buah

bentuk bundar telur, warna putih kekuningan, kulit tipis, berdaging

tebal, beraroma wangi, rasa manis asam (Kemenkes RI, 2016).

Simplisia daun berbentuk elips, tepi rata, agak menggulung ke atas,

warna hijau, makin tua umur daun warna menjadi hijau tua/gelap,

tampak bintik-bintik kelenjar minyak, pertulangan daun menyirip,

menonjol pada permukaan bawah, warna putih agak hijau (Mun’im dan

Hanani, 2011).

d. Kandungan Kimia

Adapun kandungan kimia dari daun jambu biji antara lain: senyawa

flavonoid : guaijavarin, kuersetin, kuersitrin, isokuersetin,guajavarin

dan asam guajavolat. Glukosida flavonoid dan morin-3-alfa-L-

arabopiranosida, serta minyak atsiri, tannin, sitosterol (Kemenkes RI,

2016).
20

e. Data Manfaat

a. Uji Praklinik

Daun jambu biji telah lama dipercaya untuk menyembuhkan

penyakit diare ringan. Kandungan kuersetin dalam daun

menunjukkan efek menurunkan kontraksi ileum melalui efek

antagonis kalsium, serta menghambat sekresi asetilkolin dalam

lambung.

Ekstrak air daun jambu biji menunjukkan adanya efek antidiare

dengan mengurangi efek peristaltik, khasiat antimuba dan

antibakteri, antara lain Shigella flexnerri, Salmonella thyphi,

Bacillus sp, Clostridium sp. Secara in vitro ekstrak heksana,

methanol dan air dari daun jambu biji menunjukkan aktivitas

spasmolitik, sedangkan ekstrak etanol juga mempunyai aktivitas

terhadap enterobakteri yang menyebabkan infeksi saluran cerna.

Flavonoid dari daun jambu biji seperti morn, kuersetin, dan

glikosidanya dapat menghambat mikroba patogen. Ekstrak metanol

daun jambu biji pemberian secara oral dengan dosis 50-200 mg/kg

BB dapat menghambat diare pada tikus yang diiduksi dengan

minyak jarak. Selain itu juga dapat meningkatkan konsistensi feses.

Efek antispasmodik dan antidiare ekstrak daun jambu biji

melalui penghambatan motilitas usus. Efek spasmodik ini

berhubungan dengan kandungan flavonoid pada daun jambu biji,

yaitu turunan kuersetin. Ekstrak air dari daun jambu biji dosis 50-
21

400 mg/kg BB per oral pada tikus dan mencit menunjukkan

pengurangan motilitas usus dengan mekanisme kerja seperti

atropine dosis 1 mg/kg BB, menurunkan frekuensi dan keparahan

diare seperti loperamid 10 mg/kg BB (Kemenkes, 2016).

b. Uji Klinis

Mekanisme antispasmodik disebabkan karena inhibisi terhadap

sekresi Na+ dan K+ dan berkurangnya transport air melalui dinding

membrane (Kemenkes, 2016).

f. Resep Jamu Diare

Daun jambu biji segar sebanyak 30 g atau 15 lembar dan garam 1

ujung sendok teh. Cara pembuatannya yaitu cuci daun jambu biji

dengan air bersih, lalu potong-potong dengan pisau menjadi

beberapa bagian, rebus sampai mendidih dalam 500 cc air selama

15 menit pada suhu 90˚C, saring air sari dari daun jambu biji dan

seduh bersama garam. Cara pemakaiannya yaitu minum air rebusan

secara rutin sampai sembuh. Untuk orang dewasa sebanyak

500cc/hari, anak-anak berumur 7-12 tahun 250 cc/hari, sedangkan

bayi atau balita cukup satu sendok makan/hari (PS Sarimin, 2005)

4. Teori Diare

a. Pengertian Diare

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak

biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan dalam jumlah dan

konsistensi (feses cair). Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan, rasa
22

tidak nyaman pada area perianal, inkontinensia, atau kombinasi dari

faktor ini. Tiga faktor yang menentukan keparahan diare antara lain:

sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa, dan peningkatan

motilitas (Baughman dan Hackley, 2000).

b. Jenis Diare

Jenis diare menurut Widjaja, (2002) antara lain:

a) Diare akut

Adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya

dapat berat. Penyebabnya sebagai berikut:

1) Gangguan jasad renik atau bakteri yang masuk ke dalam

usus halus setelah melewati asam lambung

2) Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus

3) Racun yang dikeluarkan oleh bakteri

4) Kelebihan cairan usus akibat racun

b) Diare kronis atau menahun atau persisten

Pada diare kronis, kejadiannya lebih kompleks dari pada diare

akut. Berikut beberapa faktor yang menimbulkan diare kronis:

1) Gangguan bakteri, jamur, dan parasit

2) Malabsorpsi kalori

3) Malabsorpsi lemak
23

c. Tanda dan gejala diare

Berikut ini adalah tanda dan gejala diare untuk bayi, anak-anak dan

orang dewasa:

a) Jika bayi biasanya akan berubah cengeng dan gelisah, serta

suhu badannya pun tinggi

b) Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah

c) Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

d) Anusnya lecet

e) Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

f) Muntah sebelum atau sesudah diare

g) Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

h) Dehidrasi (kekurangan cairan)

d. Faktor yang menyebabkan diare

Faktor yang menyebabkan diare menurut Widjaja, (2002) antara

lain oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat

gizi), makanan, dan faktor psikologi.

a) Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama

diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang

sebagai berikut:

1) Infeksi bakteri oleh bakteri E.coli Salmonella, Vibrio

Cholera (kolera), dan serangan bakteri lain yang

jumlahnya berlebih dan patogenik (memanfaatkan


24

kesempatan ketika kondisi tubuh lemah) seperti

pseudomonas.

2) Infeksi basil (disentri)

3) Infeksi virus enterovirus dan adenovirus

4) Infeksi parasit oleh cacing (askaris)

5) Infeksi jamur (candidiasis)

6) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis,

dan radang tenggorokan

7) Keracunan makanan

b) Faktor malabsorpsi

1) Malabsorpsi karbohidrat

Pada bayi, kepekaan terhadap laktoglobulis dalam susu

formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat,

tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. Jika sering

terkena diare ini, pertumbuhan anak akan terganggu.

2) Malabsorpsi lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida.

Trigliserida, dengan bantuan kelenjar lipas, mengubah

lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus, diare

dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan

baik. Adapun gejalanya adalah tinja mengandung lemak.


25

c) Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang

tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak dan sayuran

mentah.

d) Faktor psikologis

Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak, dapat

menyebabkan diare kronis.

e. Komplikasi penyebab diare

Menurut Ariani (2016), diare dapat menyebabkan berbagai

komplikasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan di

dalam tubuh. Macam-macam komplikasi diare yaitu:

1) Dehidrasi

2) Syok hipovolemia

3) Feses berdarah

4) Demam

5) Dehidrasi ringan dan sedang

6) Renjatan hipovolemik

7) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim

laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus

8) Hipoglikemia dan Hipokalemia

9) Kejang trauma pada dehidrasi hipertonik

10) Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah

penderita juga mengalami kelaparan.


26

B. Landasan Teori

Secara konsep, promosi atau pendidikan kesehatan adalah upaya untuk

mempengaruhi dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok atau

masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Tujuan pokok dari

penyuluhan perubahan perilaku individu. Kelompok sasaran kesehatan terbagi

manjadi sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier.

Pada penelitian ini, penyuluhan menggunakan metode ceramah dengan

pemberian leaflet sebagai media. Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan

dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok

sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Faktor yang

mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor internal (pendidikan, pekerjaan,

umur) dan faktor eksternal (faktor lingkungan, sosial budaya).

Daun jambu biji telah lama dipercaya untuk menyembuhkan penyakit diare

ringan. Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan

kontraksi ileum melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat sekresi

asetilkolin dalam lambung. Ekstrak air daun jambu biji menunjukkan adanya efek

antidiare dengan mengurangi efek peristaltik, khasiat antiamuba dan antibakteri,

antara lain Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp, Clostridium sp.

Secara in vitro ekstrak heksana, methanol dan air menunjukkan aktivitas

spasmolitik, sedangkan ekstrak etanol juga mempunyai aktivitas terhadap

enterobakteri. Flavonoid dari daun jambu biji seperti kuersetin, dan glikosidanya

dapat menghambat mikroba pathogen sehingga bisa digunakan sebagai antidare.


27

Diare adalah kondisi dimana terjadi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali

sehari), juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair).

C. Kerangka Teori

Faktor
Pengetahuan
Eksternal

Faktor Internal

Pendidikan Pekerjaan Umur

Formal Non Formal


Sasaran
penyuluhan

Materi/pesan
Pelatih Informasi dari Penyuluhan
Media Metode

Gambar 3.1 Kerangka Teori

Modifikasi dari Notoatmodjo (2012) dan Wawan dan Dewi (2010).


28

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-

konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Berikut adalah kerangka konsep yang ingin

diteliti dalam penelitian ini:

Intervensi:
Pengetahuan ibu- Pengetahuan ibu-ibu
ibu pemberdayaan Penyuluhan pemberdayaan
kesejahteraan kesehatan dengan kesejahteraan
masyarakat tentang metode ceramah masyarakat tentang
daun jambu biji dan alat bantu daun jambu biji
sebagai antidiare leaflet tentang sebagai antidiare
sebelum daun jambu biji setelah penyuluhan
penyuluhan sebagai antidiare (posttest)
(prestest)

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

E. Hipotesis Penelitian

H0: Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan

ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat tentang daun jamu biji

(Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare di RT 19 RW 08, Dusun Tempel,

Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.

Ha: Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium

guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu

pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun Tempel,

Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini adalah quasi experiment, eksperimental ini

seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh

karena itu, sering disebut dengan istilah “quasi eksperiment design”.

Pada penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi

experimental design), karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki

ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena variabel-variabel

yang seharusnya dikontrol tidak dapat dilakukan atau sulit dilakukan

(Notoatmodjo, 2012).

2. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan one-group pretest posttest

design, yakni sebuah rancangan penelitian yang dilakukan tanpa

adanya kelompok pembanding (kontrol) (Notoatmodjo, 2012)

One-group pretest posttest design merupakan design yang

melakukan satu kali pengukuran di awal (pretest) sebelum adanya

perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi

(posttest). Bentuk rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah:

29
30

Pretest Perlakuan Posttest

01 x 02

Keterangan :

X :Pemberian penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai

antidiare

01 :Pengetahuan tentang daun jambu biji sebagai antidiare sebelum

dilakukan penyuluhan kesehatan

02 :Pengetahuan tentang daun jambu biji sebagai antidiare setelah

dilakukan penyuluhan kesehatan

Penelitian ini, akan melakukan sebuah perlakuan yaitu dengan

memberikan penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai

antidiare. Pengukuran akan dilakukan dengan memberikan kuesioner

untuk dijawab oleh responden.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok, yang berbeda dari kelompok lain.

Pengertian lain dari variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,

sifat, atau ukuran yang diperoleh dari suatu penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2014).

1. Variabel independen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2016).


31

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan daun

jambu biji sebagai antidiare.

2. Variabel dependen

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan

masyarakat RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan,

Klaten.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu batasan variabel yang diteliti atau

mengarah pada pengukuran variabel-variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2014).

Tabel 1.3 Definisi Operasonal

No. Variabel DO Cara Hasil Pengukuran Skala


Pengukuran
1. Penyuluhan Pemberian informasi - - -
tentang daun tentang daun jambu
jambu biji biji sebagai antidiare
sebagai dengan metode
antidiare ceramah dan alat
bantu leaflet yang
diberikan peneliti
kepada Ibu-ibu
pemberdayaan
kesejahteraan
masyarakat RT 19
RW 08, dusun
Tempel, Ngalas,
Klaten Selatan,
Klaten.
2. Peningkatan Selisih nilai skor Skor nilai nilai tingkat Rasio
pengetahuan pengetahuan pretest dan pengetahuan 0-24
Ibu-ibu responden dalam posttest
pemberdayaan menjawab pernyataan
kesejahteraan angket yang
masyarakat diberikan sebelum
RT 19 RW 08, dan sesudah
32

dusun Tempel, penyuluhan tentang


Ngalas, Klaten daun jambu biji
Selatan, sebagai antidiare.
Klaten.

D. Bahan dan Instrumen Penelitian

1. Bahan penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah populasi, sampel dan teknik

sampling.

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini

populasi yang digunakan adalah seluruh anggota ibu-ibu

pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun

Tempel, Ngalas, Klaten Selatan yang berjumlah 42 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian

ini adalah ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19

RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten berjumlah

25 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai

berikut:
33

1) Kriteria Inklusi

a) Ibu-ibu yang hadir dalam kegiatan pemberdayaan

kesejahteraan masyarakat pada saat penelitian

dilaksanakan

b) Bersedia menjadi responden

2) Kriteria Eksklusi

a) Ibu-ibu yang tidak dapat hadir dalam pertemuan

pemberdayaan kesejahteraan masyarakat pada saat

penelitian dilaksanakan

b) Ibu-ibu yang tidak mau mengisi kuesioner

c. Teknik sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel,

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

(Sugiyono, 2016). Teknik sampling pada penelitian ini

menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan

sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang

ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian

(Notoatmodjo, 2014).

2. Instrument penelitian

a. Lembar Informed consent (Persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan menjadi responden berisi tentang persetujuan

menjadi responden dalam penelitian.


34

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa

yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2016).

Pertanyaan pada kuesioner merupakan pertanyaan tertutup,

responden hanya memilih alternatif jawaban (benar-salah) sesuai

aturan skala Guttman. Pertanyaan pada angket terdiri dari

pertanyaan yang bersifat positif (favourable) dengan jawaban

benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, sedangkan

pertanyaan yang bersifat negatif (unfavourable) dengan jawaban

benar diberi skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1 (Sugiyono,

2011).

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur

yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur

(Notoatmodjo, 2010). Uji coba instrumen dilakukan dengan

menggunakan rumus analisis statistik Cronbach’s Alpha

menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS)

versi 16.0 dengan ketentuan dikatakan valid apabila nilai if item


35

delete< Cronbach’s Alpha dengan ketentuan dikatakan tidak valid

jika if Item Delete>Cronbach’s Alpha. Uji validitas dan

reliabilitas pertama dilakukan pada ibu-ibu pemberdayaan

kesejahteraan masyarakat RT 02 RW 11 Perumahan Ngasem

Baru Ngasem, kecamatan Colomadu, Karanganyar dengan jumlah

responden 30 responden, jumlah soal yang diujikan sebanyak 40

pertanyaan dengan hasil 21 soal valid, karena 21 soal tersebut

sudah mewakili seluruh indikator pertanyaan maka pertanyaan

yang lain dapat digugurkan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2010). Metode yang digunakan adalah Cronbach’s

alpha yang diolah dengan SPSS versi 16.0. Instrumen dikatakan

reliabel jika alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai

alpha sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan bahwa angket

dinyatakan reliabel.

F. Pelaksanaan Jalannya Penelitian

1. Tahap persiapan

Tahap ini meliputi pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah, survei

pendahuluan pada beberapa anggota ibu-ibu pemberdayaan

kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 di Dusun Tempel, Ngalas,


36

penyusunan usulan penelitian dan melakukan seminar sampai revisi

proposal.

2. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri

dengan cara mengumpulkan data secara langsung dari responden

penelitian dengan menggunakan angket untuk mengetahui

peningkatan pengetahuan pada responden.

3. Prosedur pengumpulan data

a. Prosedur perijinan pertama harus mendapat ijin dari Badan

Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Pemerintah

Kabupaten Klaten, untuk melaksanakan penelitian. Ijin yang

kedua dari Kepada Desa Ngalas, untuk melaksanakan penelitian.

Ijin selanjutnya kepada ketua ibu-ibu pemberdayaan

kesejahteraan masyarakat Dusun Tempel.

b. Menemukan responden yang dikehendaki dan dijelaskan terlebih

dahulu tentang tujuan serta manfaat penelitian pada responden.

c. Apabila responden telah mengerti tujuan dan manfaat penelitian,

responden yang setuju diminta untuk menandatangani surat

pernyataan bersedia menjadi responden (informed consent) serta

mengisi identitas responden.

d. Peneliti selanjutnya melakukan test yaitu pretest tentang daun

jambu biji sebagai antidiare untuk mengetahui tingkat


37

pengetahuannya. Setelah pretest kemudian dilakukan penyuluhan

tentang daun jambu biji sebagai antidiare.

e. Setelah penyuluhan kemudian dilakukan test yang kedua yaitu

posttest tentang manfaat daun jambu biji sebagai antidiare untuk

mengetahui tingkat pengetahuannya.

f. Penelitian selanjutnya dilakukan analisis data dari selisih nilai

skor pretest dan posttest.

4. Tahap akhir

Pada tahap ini kegiatan meliputi penyusunan Karya Tulis Ilmiah

berdasarkan data yang telah terkumpul dan dilanjutkan seminar hasil

penelitian dan revisi.

G. Analisis Hasil

1. Metode pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2014) data yang telah dikumpulkan kemudian

diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Pengecekan kuesioner (Editing)

Suatu kegiatan pengecekan dan perbaikan kuesioner yang

digunakan dalam penelitian. Data harus diisi dengan lengkap,

apabila ada yang tidak lengkap, maka dimasukkan dalam

pengolahan data missing atau tidak diolah.

b. Pengkodean (Coding)

Proses pengkodean dengan mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan.


38

c. Pemberian nilai (Scoring)

Pemberian nilai skor terhadap hasil kuesioner yang telah diisi

oleh responden. Kuesioner menggunakan aturan skala Guttman

dimana pemberian scoring pada pernyataan yang bersifat

favourable (positif) dengan jawaban benar diberi skor 1 dan

jawaban salah diberi skor 0, sedangkan pernyataan yang bersifat

unfavourable (negatif) dengan jawaban benar diberi skor 0 dan

jawaban salah diberi skor 1.

d. Memasukkan data (data entry) atau processing

Pada tahap ini dilakukan proses dimana jawaban-jawaban

responden dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program

komputer (software). Penelitian ini menggunakan program atau

software computer yaitu Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 16.0.

e. Pembersihan data (cleaning)

Proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukkan

untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan

kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi.

2. Analisis data

a. Analisis univariat

Jenis analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dengan


39

hasil distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2014). Data univariat ini berisikan nama, usia,

alamat, dan pendidikan terakhir yang dikumpulkan melalui

pengisian angket.

b. Uji normalitas data

Kenormalan atau keabnormalan distribusi frekuensi data juga

menentukan analisis data. Apabila data terdistribusi normal maka

digunakan uji statistik parametrik. Sedangkan apabila data

terdistribusi tidak normal maka uji statistik nonparametrik

(Notoatmodjo, 2012). Uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan rumus Saphiro-Wilk untuk mengetahui kenormalan

distribusi data dengan jumlah n≤50 (Riwidikdo, 2013). Dari hasil

uji normalitas, nilai pretest menunjukkan nilai 0,574 maka data

terdistribusi normal dan nilai posttest menunjukkan nilai 0,201

maka terdistribusi normal

c. Analisis bivariat

Jenis analisis ini digunakan untuk dua variabel yang digunakan

berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2014). Data pada

penelitian ini berdistribusi normal, maka menggunakan uji Paired

T-test dengan nilai p value <0,05. Dari hasil uji statistik nilai

pretest dan posttest menggunakan uji Paired T-test yang

menunjukkan p=0,000 (p value <0,05) hal ini berarti H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan


40

kesehatan tentang daun jamu biji sebagai antidiare efektif secara

statistik berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan Ibu-ibu

pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun

Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.

H. Waktu dan Tanggal Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan,

Klaten

2. Waktu penelitian

Penelitian dimulai bulan September 2018- Juni 2019.


DAFTAR PUSTAKA

______. 2016. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI
______. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.003/Menkes/PER/I/2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia
______. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Presiden Republik Indonesia
______. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Departemen
Kesehatan dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Ariani A. 2016. Diare Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Aspuah S. 2017. Kumpulan Kuesioner dan Instrumen Penelitian Penelitian


Kesehatan (Kedua). Yogyakarta: Nuha Medika
Dharma A. 2007. Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Penanganan pada Anak
Dengan Diare. [Karya Tulis Ilmiah]. Program Studi Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Effendy M. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Febrina E. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Tentang Diare Anak Jalanan di Semarang. [Karya Tulis
Ilmiah]. Prodi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang
Fratiwi Y. 2015. 2015. The Potential of Guava Leaf (Psidium guajava L.) for
Diarrhea. Jurnal Fakultas Kesehatan Universitas Lampung; Vol.4(1) : 113-
118
Hackley C, Baughman C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Herliana M. 2018. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu-Ibu PKK tentang Tanaman Obat sebagai Antirematik di
Desa Kebonarum. [Karya Tulis Ilmiah]. Politeknik Kesehatan Surakarta.
Klaten
Kementerian Kesehatan. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data &
Informasi Kesehatan. Jakarta; 2(2):1-38
Maryani H, Suharmiati. 2006. Tanaman Obat untuk Mengatasi Penyakit pada
Usia Lanjut. Jakarta: PT Agromedia Pustaka
Mun’im A, Hanani E. 2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat
Mustika I. 2015. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Buah Mengkudu
sebagai Antihipertensi Terhadap Pengetahunan Ibu-Ibu PKK RT 1 RW 1
Jombor Danguran Klaten Selatan. [Karya Tulis Ilmiah]. Politeknik
Kesehatan Surakarta. Klaten
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
______. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta
______. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta
______. 2014. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nurjanah TY. 2012. Asuhan Keperawatan Pada An. A dengan Gangguan Sistem
Pencernaan: Diare di Ruang Mina RS PKU Muhammadiyah
Surakarta.[Karya Tulis Ilmiah]. Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Pratama R.A (2009). Studi Efektifitas Leaflet terhadap Skor Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang ASI Eksklusif di Desa Karang Klesem, Kecamatan
Purwokerto Selatan. [Karya Tulis Ilmiah]. Akademi Kebidana YLPP.
Purwokerto
PS Parimin. 2005. Jambu Biji Budi Daya Dan Ragam Pemanfaatannya. Bogor:
Penebar Swadaya
Riwidikdo A. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
______. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suryani, Hendryadi. 2016. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia
Group
Sutrisna EM. 2016. Herbal Medicine Suatu Tinjauan Farmakologis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Widjaja MC. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan
Pustaka
Widyastuti, Rustina Y, Kapti R. 2013. Efektivitas Audiovisual sebagai Media
Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Dalam Tatalaksana Balita dengan Diare di Dua Rumah Sakit Kota Malang.
Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijawa dan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 1(1) :
53-60

Anda mungkin juga menyukai