Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL HERBA KANCING


UNGU (Borreria laevis) TERHADAP PENURUNAN KADAR
ASAM URAT DARAH MENCIT
(Mus musculus)

YULIN ANASTASYA FABIOLA PONTENGI


F201801069

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal penelitian ini telah kami setujui untuk diajukan pada seminar proposal

penelitian Program Studi Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala

Waluya, dalam rangka penyempurnaan penulisan.

Kendari, April 2022

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Lodes Hadju, SKM., M.Kes apt. Fatma Sari Siharis, S.Farm., M.Si
NIDN : 09 1705 8303 NIDN : 03 1204 8703

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

apt. Wa Ode Yuliastri, S.Farm., M.Si


NIDN : 09-2007-8202

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL HERBA KANCING

UNGU (Borreria laevis) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH

MENCIT (Mus musculus)” guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi Farmasi di Universitas Mandala Waluya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Penyusunan Proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun

untuk meningkatkan mutu dari Penulisan ini sangat Penulis harapkan.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menghanturkan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Lodes Hadju SKM., M.Kes selaku Pembimbing I dan

kepada Ibu apt. Fatma Sari Siharis, S.Farm., M.Si selaku Pembimbing II atas semua

waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikannya dalam membimbing, mengarahkan,

memberi saran maupun kritik sehingga hasil penelitian ini menjadi lebih baik.

Tak lupa pula penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Tasman SKM.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Mandala Waluya Kendari

2. Ibu Dr. Ratna Umi Nurlila, S.Si. M.Sc selaku Rektor Universitas Mandala Waluya

3. Bapak Laode Hadju SKM., M.Kes selaku wakil rektor Bidang Akademik, Ibu Wa

Ode Nova Noviyanti SKM., M.Kes selaku wakil rektor Bidang Non Akademik,

Toto Surianto S, SKM., MH.Kes selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswan

Universitas Mandala Waluya

4. Bapak La Djabo Buton, SKM.,M.Kes selaku Ketua Lembaga (LPPM, LPM)

Universitas Mandala Waluya

iii
5. Ibu apt. Wa Ode Yuliastri, S.Farm., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Fakultas

Sains Dan Teknologi Universitas Mandala Waluya

6. Para Tim Penguji masing-masing : Ibu Risky Juliansyah S.Farm.,M.Si selaku

Penguji I, Ibu apt. Silviana Hasanudin S.Farm., M.Farm selaku penguji II dan

Bapak apt. Bai Athur Ridwan S.farm., M.PharmSci selaku penguji III.

7. Seluruh dosen dan staf/karyawan Universitas Mandala Waluya yang telah banyak

membantu Penulis semasa pendidikan.

8. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang serta

motivasi.

9. Seluruh teman – teman khususnya Program Studi Farmasi yang telah memberikan

bantuan dan motivasi kepada Penulis hingga selesainya proposal ini.

Demikian proposal ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama

Penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Mandala Waluya

Kendari, April 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL ................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... vi
DAFTAR TEBEL.......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan penelitian................................................................................................ 2
D. Manfaat penelitian.............................................................................................. 3
E. Kebaruan penelitian............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Variabel Terikat..................................................................... 5
B. Tinjauan Umum Variabel Bebas...................................................................... 6
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Dasar Pikir Penelitian......................................................................................... 13
B. Bagan Kerangka Konsep Penelitian.................................................................... 14
C. Variabel Penelitian.............................................................................................. 14
D. Definisi Operasional & Kriteria Objektif........................................................... 15
E. Hipotesis Penelitian............................................................................................ 15
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................................. 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................. 16
C. Populasi dan Sampel........................................................................................... 17
D. Alat dan Bahan.................................................................................................... 17
E. Prosedur Kerja.................................................................................................... 17
F. Analisis Data
G. Etika Penelitian................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kancing ungu (Borreria laevis)................................................................... 7


Gambar 2. Mencit (Mus musculus)............................................................................... 10

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian terkait dalam 5 tahun terakhir......................................................... 4


Tabel 2. Sifat Fisiologis Mencit .................................................................................... 11

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat adalah penyakit sendi yang terjadi akibat kadar asam urat yang

terjadi diatas normal atau bisa juga disebut dengan hiperurisemia. Asam urat

merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Tingginya kadar asam urat dalam

tubuh dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah karena penumpukan kristal

(Lingga, 2012).

Prevalensi penyakit asam urat diindonesia terjadi pada usia dibawah 34 tahun

sebesar 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68% (WHO, 2011). Gangguan asam urat

dapat dilakukan dengan pengobatan asam urat dimana pengobatannya yakni untuk

meringankan gejala asam urat. Pengobatan asam urat yang bisa diterapkan untuk

meringankan gejala asam urat, yaitu dengan cara mengonsumsi obat pereda sakit dan

mencegah peningkatan kadar asam urat. Seperti obat-obat sintetis dan obat-obat herbal

(Lingga, 2012).

Penggunaan obat tradisional dalam upaya mempertahankan kesehatan

masyarakat telah lama kita ketahui. Bahkan sampai saat ini 80% penduduk dunia masih

menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional. Sebagian dari obat-obat modern

yang beredar didunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari

tanaman. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan cairan (galenik) atau campuran dari bahan

tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat

diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat (BPOM, 2014).

1
Tumbuhan rumput kancing ungu merupakan jenis herba, tubular dan memiliki

polimorfisme dalam kaitannya dengan ukuran mereka. Tumbuhan ini merupakan

tumbuhan semusim (annual) dan termasuk tumbuhan liar (Plasta, 2007).

Penelitian mengenai herba kancing ungu (Borreria laevis) sebagai penurun

kadar asam urat belum peneliti temukan, namun terdapat penelitian yang diteliti oleh

Dewajanti (2019) menemukan adanya aktivitas penurun kadar asam urat pada golongan

Rubiaceae yang terdapat pada tanaman biji kopi yang mengandung polifenol dalam

bentuk chlorogenic acid yang mampu menghambat aktivitas xantin oksidase sehingga

dapat menurunkan kadar asam urat pada penderita asam urat (Anna maria, 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2019) dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh peneliti yaitu Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.)

dengan famili Rubiaceae telah teruji flavonoid. Senyawa flavonoid yang diujikan dapat

menghambat aktivitas kerja enzim xantin oksidase yang dapat berpengaruh dalam

menurunkan kadar asam urat.

Berdasarkan literatur belum banyak penelitian yang meneliti tentang aktivitas

farmakologi dari herba kancing ungu, dan belum ada penelitian yang meneliti adanya

aktivitas penurunan kadar asam urat pada tanaman Borreria laevis maka dari itu perlu

dilakukannya penelitian tentang Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu

(Borreria laevis) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit (Mus

musculus).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol daun

kancing ungu (Borreria laevis) ?

2. Apakah ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) mempunyai aktivitas

terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus)?

2
3. Bagaimana aktivitasnya jika dibandingkan dengan penginduksi dan ektrak dari

herba kancing ungu (Borreria laevis) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak

etanol daun kancing ungu (Borreria laevis)

2. Untuk mengidentifikasi ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis)

terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus)

3. Untuk mengidentifikasi adanya aktivitas yang diujikan dengan penginduksi dan

ektrak dari herba kancing ungu (Borreria laevis) pada darah mencit (Mus

musculus)

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan,

wawasan, dan referensi terkait dengan kandungan senyawa yang terkandung dalam

ekstrak etanol daun kancing ungu (Borreria laevis) untuk penurunan kadar asam

urat.

2. Institusi

Dapat mewujudkan peran Universitas Mandala Waluya Kendari dalam

mengkaji permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait tanaman obat lokal.

3. Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam

pengujian terkait dengan kandungan senyawa yang terkandung dalam ekstrak

etanol daun kancing ungu (Borreria laevis) terhadap penurunan kadar asam urat.

3
E. Kebaruan Penelitian

Berdasarkan kajian literatur, penelitian tentang Uji Efek Ekstrak Etanol Herba

Kancing Ungu (Borreria laevis) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit

(Mus musculus) ini belum pernah di temukan sebelumnya oleh peneliti. Penelitian

yang terkait dengan penelitian ini adalah :

Tabel 1. Penelitian terkait dalam 5 tahun terakhir.


No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1 Dewajanti Peranan asam Famili Peneliti
(2019) klorogenat Rubiaceae sebelumnya
tanaman kopi menggunakan
terhadap tanaman biji kopi
penurunan kadar
asam urat dan
beban oksidatif
2 Hasmeidar Penetapan kadar Sampel Pengujian dan
(2020) flavanoid total metode
ekstrak etanol
herba kancing
ungu (Borreria
laevis Lamk.)
3 Hendrawati Uji Aktivitas Sampel Penelitian
(2021) Antidiare Ekstrak sebelumnya
Etanol Daun melakukan uji
Kancing Ungu aktivitas antidiare
(Borreria laevis)
Pada Mencit
(Mus-musculus)
4 Sidarima Skrining fitokimia Sampel Menggunakkan
(2020) dan penentuan pelarut etanol
kadar polifenol 70%
total, flavonoid,
total dan tanin
total herba
kancing ungu
(Borreria laevis
Lamk).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Variabel Terikat

1. Definisi

Menurut DEPKES RI (2003) asam urat adalah bagian dari metabolisme

purin, namun jika tidak berlangsung secara normal maka akan terjadi proses

penumpukan kristal pada persendian yang bisa mengakibatkan rasa sakit. Purin

adalah zat alami yang merupakan salah satu struktur kimia pembentuk DNA dan

RNA (Apriyanti, 2013).

Pada laki-laki dengan usia diatas 40 tahun kadar normal asam uratnya 2 –

8,5 mg/dL, pada wanita 2 – 8 mg/dL. Anak-anak yang berusia 10 – 18 tahun pada

anak laki-laki kadar asam uratnya 3,6 – 5,5 mg/dL, sementara itu pada anak wanita

3,6 – 4 mg/dL. Asam urat jika dibiarkan dapat merusak sendi, jaringan lunak dan

ginjal. Asam urat terjadi akibat peningkatan produksi asam urat atau penurunan

5
ekskresi ataupun biasanya disebabkan oleh diet tinggi purin (eksogen) yang

berlebihan (Ellyza, 2012).

2. Etiologi

Penyebab asam urat adalah metabolisme tubuh yang tidak sempurna.

Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal yang dikeluarkan melalui air

seni. Sekitar 80-85 % asam urat diproduksi oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal

dari makanan, dimana penyebabnya juga dapat terjadi faktor dari luar yaitu

makanan yang tinggi purin sedangkan faktor dari dalam dikarenakan terjadinya

proses penyimpanan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia,

dimana usia lebih dari 40 tahun atau manula lebih beresiko besar terkena asam urat

(Nabyluro’y, 2011).

3. Tanda Gejala dan Gambaran Klinis Asam urat

Serangan pertama asam urat hanya menyerang satu sendi dan berlangsung

selama beberapa hari, kemudian gejala menghilang secara bertahap, dimana sendi

kembala berfungsi dan tidak muncul gejala hingga muncul serangan berikutnya.

Biasanya urutan sendi yang terkena serangan gout berulang adalah: ibu jari kaki

(podogra), sendi kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakangan, pergelangan

tangan, lutut, dan siku (Iskandar, 2012).

Gejalanya berupa kulit diatasnya akan berwarna merah atau keunguan,

kencang dan licin, serta terasa nyeri jika digerakkan, serta muncul benjolan pada

sendi yang disebut tofus. Jika sudah lima hari, kulit diatasnya akan berwarna merah

kusam dan terkelupas (deskuamasi). Pada kondisi ini, frekuensi kambuh penyakit

ini semakin sering dan disertai rasa sakit yang lebih menyiksa (Iskandar, 2012).

Menurut Dianati (2015) Tanda asam urat adalah sebagai berikut:

6
a. Akut Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan berlangsung

cepat, lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada kalanya serangan nyeri di

sertai kelelahan, sakit kepala dan demam.

b. Interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi

periode interkritikal asimtomatik. Secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-

tanda radang akut.

c. Kronis Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat) dalam

jaringan yaitu di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.

B. Tinjauan Umum Variabel Bebas

1. Tinjauan Umum Tanaman kancing ungu (Borreria laevis)

Tanaman kancing ungu (Borreria laevis) digunakan juga dalam mengobati

berbagai macam penyakit. Bunga kancing ungu kaya akan antioksidan (anti radikal

bebas), vitamin A, E dan B, mineral seperti kalsium, kalium, saponosides dan

beberapa asam amino esensial. (Maria, 2012).

Tanaman kancing ungu (Borreria laevis) dalam taksonomi tumbuhan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Gambar 1. Kancing ungu (Borreria laevis)


(Tjitrosoepomo, G. 2001)

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta
7
Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Borreria

Spesies : Borreria laevis (Lamk.) (Weka, 2011).

a. Morfologi Tumbuhan

a) Akar

Akar Rumput kancing ungu (Borreria laevis) termasuk ke dalam

sistem perakaran tunggang. Akar rumput kancing memiliki banyak cabang-

cabang akar. Akar rumput kancing memiliki banyak bulu-bulu halus. Akar

rumput kancing memilik tudung akar atau kaliptera. Akar rumput kancing

berwarna kecoklatan (Tjitrosoepomo, G. 2001).

b) Batang

Batang Rumput kancing ungu (Borreria laevis) tumbuh tegak

tingginya 15-20 cm biasanya kurang lebih 25 cm, membentuk cabang dari

bagian pangkal batang, warnanya ungu, bentuk penampangnya segi empat,

sisi-sisinya berambut halus, pada buku-bukunya tumbuh dua helai daun

yang berhadapan (Tjitrosoepomo, G. 2001).

c) Daun

Daun Rumput kancing ungu (Borreria laevis) berbangun daun bulat

panjang lanset, bagian pangkal melebar dan ujungnya runcing, ukuran

panjangnya 2,5-5,5 cm dan lebarnya 0,75-2 cm, tepi daun terasa kasar bila

diraba karena adanya bulu-bulu halus yang keras, permukaan atas berwarna

8
hijau gelap keungu-unguan dengan urat daun yang nyata (Tjitrosoepomo, G.

2001).

d) Bunga

Bunga Rumput kancing ungu (Borreria laevis) mempunyai dua

kelopak berambut halus, mahkota berbentuk seperti lonceng dengan 4 daun

tajuk, panjangnya 3-3,75 mm, berwarna putih dengan corak ungu di bagian

ujung. Kepala bunga kecil, terdapat di ketiak daun dan di ujung batang,

ukuran penampangnya kurang lebih 12 mm (Tjitrosoepomo, G. 2001).

e) Buah

Buah Rumput kancing ungu (Borreria laevis) mempunyai bentuk

lonjong, buah rumput kancing ungu terbelah membujur atau longitudinal

atas dua belahann, buah rumput jancing ungu berambut di bagian atas, sekat

atau septum yang persisten jelas terlihat, buah rumput kancing ukurannya

kurang lebih 1 mm (Tjitrosoepomo, G. 2001).

b. Kandungan Daun Kancing Ungu (Borreria laevis)

Borreria laevis digunakan juga dalam mengobati berbagai macam

penyakit. Bunga kancing kaya akan antioksidan (anti radikal bebas), vitamin A,

E dan B, mineral seperti kalsium, kalium, saponosides dan beberapa asam

amino esensial. Para penelitian menemukan bahwa kandungan saponosides

dalam bunga kancing dapat meringankan gejala rematik. Bunga ini memiliki

rasa yang netral dan manis (Tjitrosoepomo, G. 2001)

c. Manfaat Daun Kancing Ungu (Borreria laevis)

Manfaat dari tanaman daun kancing ungu (Borreria laevis) secara

tradisional digunakan sebagai obat sakit kepala, meningkatkan nafsu makan,

mengobati disentri, mengobati bronkhitis kronis, mengobati asma bronkial dan

9
sesak napas, mengobati dysuria (kencing tidak lancar), mengobati radang mata

dan mengobati insomnia. Bagian tanaman daun kancing ungu yang

dimanfaatkan sebagai sumber zat kimia adalah daun, akar, batang, bunga, biji

(Tjitrosoepomo, G. 2001)

2. Tinjauan Umum Mencit (Mus musculus)

Mencit (Mus musculus) merupakan kelompok mamalia yang termasuk

dalam ordo rodentia dan family muridae. Mus musculus hidup berkelompok dan

memiliki kebiasaan aktif pada malam hari. Mencit memiliki tubuh yang panjang

dan ramping, dan memiliki ekor meruncing, yang sedikit ditutupi oleh rambut.

Mencit jantan dewasa memiliki berat tubuh sebesar 25-40 gram, sedangkan mencit

betina dewasa memiliki berat tubuh sebesar 20-40 gram (Maharani, 2012).

Mencit dapat berkembang biak dengan cepat, mudah dipelihara dalam

jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan

fisiologisnya terkarakteristik dengan baik (Maharani, 2012). Klasifikasi mencit

menurut (Akbar, 2010)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

10
Gambar 2. Mencit (Mus musculus)
(Akbar, 2010)

Mencit (Mus musculus) sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam

laboratorium terutama percobaan tentang uji toksisitas. Hewan lain yang sering

digunakan dalam percobaan laboratorium adalah tikus. Kedua hewan tersebut

sering digunakan karena mudah didapat, ekonomis, dan mudah dipelihara. Namun

berdasarkan nilai ekonomis, penggunaan mencit sebagai hewan percobaan lebih

banyak dipilih (Maharani, 2012).

Mencit (Mus musculus) dinilai lebih ekonomis karena penggunaan hewan

yang berukuran lebih kecil dari pada hewan uji lainnya sehingga lebih ekonomis

dengan biaya yang lebih murah. Mencit sebagai hewan percobaan dapat

memberikan gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia

(Maharani 2012).

Mencit atau Mus musculus adalah hewan yang cepat berkembang biak,

mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat

anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Soewolo, 2010).

Tabel 2. Sifat Fisiologis Mencit


Kriteria Nilai
Berat badan :
- Jantan 20-40 g
- Betina 25-40 g
Berat Lahir 0,5-1,5 g
Luas Permukaan Tubuh 20 g: 36 cm2

11
Temperatur Tubuh 36,5-38,0 0C
Jumlah Diploid 40
Harapan Hidup 1,5-3,0 Tahun
Konsumsi Makanan 15 g-100 g/ hari
Mulai Dikawinkan :
- Jantan 50 hari
- Betina 50-60 hari
Siklus Birahi 4-5 hari 4-5 hari
Lama Kehamilan 19-21 hari
Estrus Postpartum Fertil
Jumlah Anak Perkelahiran 10-12
Umur Sapih 21-28 hari
Waktu Pemeliharan 7-9 bulan/6-10 liter
Produksi Anak 8/bulan

3. Ekstraksi

Ekstraksi yaitu penarikan zat pokok yang di inginkan dari bahan mentah

obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan akan

larut. Sedangkan ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan yang

diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat,

menggunakan menstrum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari

pelarutnya dan sisa endapan atau endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan

standarnya (Endang 2016).

Ekstraksi bertujuan untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat

dalam simplisia. Ekstraksi didasarkan pada perpindahan massa komponen zat ke

dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian

berdifusi masuk kedalam pelarut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju

ekstraksi adalah persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut,

dan tipe pelarut (Depkes RI, 1995).

Ekstraksi adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari

simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dengan massa atau bubuk yang tersisa
12
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

(Depkes RI, 1995).

4. Kajian empiris

Secara empiris belum banyak penelitian yang menggunakan tanaman ini

sebagai sampel, namun terdapat penelitian yang diteliti oleh Dewajanti (2019)

menemukan adanya aktivitas penurun kadar asam urat pada famili Rubiaceae yang

terdapat pada tanaman biji kopi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2019) dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa

(L.) Lamk.) dengan famili Rubiaceae telah teruji flavonoid. Senyawa flavonoid

dapat menghambat aktivitas kerja enzim xantin oksidase yang dapat berpengaruh

dalam menurunkan kadar asam urat.

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pikir Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas

ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) terhadap penurunan kadar asam

urat pada darah mencit (Mus musculus). Karena belum ada penelitian yang meneliti

adanya aktivitas penurunan kadar asam urat pada tanaman herba kancing ungu

(Borreria laevis), tetapi ada penelitian yang menemukan adanya aktivitas kadar asam

urat pada golongan famili Rubiaceae. Oleh sebab itu pada penelitian ini, akan diteliti

untuk melihat aktivitas tanaman herba kancing ungu terhadap penurunan kadar asam

urat.

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental yaitu eksperimen yang mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat

13
eksperimen terutama yang terkait dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol,

pemberian perlakuan serta pengujian hasil.

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan kelompok

kontrol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok yang diberi perlakuan dengan

menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus) sebagai subjek untuk melihat aktivitas

pengaruh pemberian herba kancing ungu (Borreria laevis) terhadap penurunan kadar

asam urat.

B. Bagan Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau

kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur

melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Uji Aktivitas Penurunan


Ekstrak Etanol Herba
Keterangan : (borreria Kadar Asam Urat
Kancing Ungu
Terhadap Mencit (Mus
laevis)
musculus)

Keterangan :

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

: Menyatakan pengaruh antara variabel independent dan dependent

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau

terpengaruhnya variabel terikat (Christalisana, 2018). Adapun variabel independent

pada penelitian ini adalah aktivitas asam urat terhadap mencit (Mus musculus).

14
2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel terikat yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas (Christalisana, 2018). Adapun variabel dependen pada penelitian ini

adalah kandungan herba kancing ungu (Borreria laevis).

D. Definisi Operasional & Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional Variabel Independent

Ekstrak herba Kancing Ungu (Borreria laevis) adalah hasil ekstraksi dari

Ekstrak herba Kancing Ungu (Borreria laevis) dengan menggunakan etanol 96%.

Kriteria objektif: Ekstrak etanol herba Kancing Ungu (Borreria laevis), berbau

khas dan berat ekstrak konstan.

2. Definisi Operasional Variabel Dependent

Uji efektivitas adalah suatu uji untuk melihat dan menentukan efek khasiat

suatu bahan uji yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metodologi

dan parameter yang ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan bahan uji yang akan

diujikan

Kriteria objektif :

- Memiliki aktivitas kadar asam urat dan berbeda signifikan dengan

penginduksi.

- Tidak memiliki aktivitas kadar asam urat dan tidak menurun atau

menurun namun tidak berbeda signifikan dengan penginduksi.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Ha = Diterima jika ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis)

memiliki kandungan metabolit sekunder.

H0 = Ditolak jika ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) tidak

15
memiliki kandungan metabolit sekunder.

Ha = Diterima jika ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis)

memiliki aktivitas penurun kadar asam urat terhadap mencit (Mus

musculus).

H0 = Ditolak jika ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) tidak

memiliki aktivitas penurun kadar asam urat terhadap mencit (Mus

musculus).

Ha = Diterima jika adanya aktivitas yang diujikan dengan penginduksi dan

ekstrak dari herba kancing ungu (Borreria laevis)

H0 = Ditolak jika tidak adanya aktivitas yang diuijikan dengan penginduksi dan

ekstrak dari herba kancing ungu (Borreria laevis)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian eksperimental yang bertujuan

untuk mengetahui aktivitas dari senyawa ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria

laevis) terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus).

Desain penelitian yang digunakan yaitu :

HKU

EEHK K1
U
DM

K2

K3 AD

16
HKU : Herba Kancing Ungu
EEHKU : Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu
K : Kontrol
K1 : Konsentrasi Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu 4 mg (200 mg/kg BB)
K2 : Konsentrasi Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu 8 mg (400 mg/kg BB)
K3 : Konsentrasi Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu 16 mg (800 mg/kg BB)
DM : Darah Mencit
AD : Analisis Data

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, dan

Farmaologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala Waluya Kendari.

C. Populasi dan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kancing ungu yang di peroleh di Andonohu,

Kec.Poasia, Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Sampel dalam penelitian ini adalah

kancing ungu yang telah di buat ekstrak.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu, kandang pemeliharaan

hewan, tempat air minum, alat-alat gelas, rotary evaporator, alat ukur asam urat,

spoit injeksi, jarum oral (kanula), timbangan mencit (Sutrisna, 2010).

2. Bahan

Bahan-bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah, ekstrak etanol

herba kancing ungu, HCI 2 N, FeCI3, kloroform, etanol, asam asetat anhidrat, asam

sulfat.

E. Prosedur Kerja

1. Pengambilan dan Pengolah Sampel

17
Sampel herba kancing ungu (Borreria laevis) dikumpulkan dan dicuci bersih

dengan air mengalir, kemudian dirajang dan dikeringkan dengan cara diangin-

anginkan tanpa sinar matahari langsung, lalu diserbukan.

2. Pembuatan Ekstrak

Sampel simplisia diekstraksi dengan maserasi menggunakan cairan penyari

Etanol 96%. Sebanyak kurang lebih 500 gram sampel dimasukkan ke dalam

benjana maserasi lalu di tambahkan etanol hingga seluruh bahan terendam. Wadah

maserasi ditutup rapat. Maserasi di lakukan selama 3x24 jam, dalam proses

maserasi, di lakukan pengadukan sesekali dan di lakukan penggantian larutan setiap

1x24 jam. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian dikumpulkan, diuapkan dengan

menggunakan rotavapor kemudian diangin-anginkan sampai diperoleh berat

konstannya.

3. Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa

metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa

tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memverikan

ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne, 1987). Metode

skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan

menggunakan suatu pereaksi warna (Minarno, 2015).

a. Alkaloid

Ekstrak sampel ditambahkan HCI 2 N dan dilarutkan dibagi dalam 2

tabung. Tabung 1 ditambah 2-3 tetes pereaksi dragendroft dan tabung 2

ditambah 2-3 tetes pereaksi mayer. Terbentuknya endapan jingga pada tabung

1, endapan putih kekuning-kuningan pada tabung 2 menunjukkan adanya

alkaloid (Depkes RI, 2006).

18
b. Flavanoid

Ekstrak sampel 2 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan dengan etanol sebanyak 5 tetes, kemudian dikocok sampai

homogen selanjutnya ditambahkan 0,2 gr simplisia dan 5 tetes HCI pekat

apabila terlihat hasil berwarna orange, merah dan kuning menandakkan adanya

flavanoid.

c. Tanin

Ekstrak sampel 2 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dilarutkan

kedalam 2 ml air dan ditambahkan 3 tetes larutan FeC13 1% timbulnya warna

biru kehitaman dan hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa tannin

(Robinson, 1991).

d. Saponin

Ekstrak sampel 2 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah

terisi air hangat, kemudian dikocok vertical selama 10 detik. Pembentukan busa

setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit.

e. Tanin

Ekstrak sampel 2 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dilarutkan

kedalam 2 ml air dan ditambahkan 3 tetes larutan FeC13 1% timbulnya warna

biru kehitaman dan hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa tannin

(Robinson, 1991).

f. Steroid dan terpenoid

Larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan dalam cawan penguap. Residu

dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform, ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat

dan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cincin

19
kecoklatan atau violet pada perbataan larutan menunjukkan adanya steroid

(Ciulci, 1984).

4. Penyiapan Bahan Penelitian

a. Penyiapan larutan Na CMC 0,5%

Aquadest sebanyak 50 ml dipanaskan pada suhu 70% lalu ditimbang Na

CMC sebanyak 0,5 mg dimasukkan sedikit demi sedikit dan diaduk dengan

menggunakan lumpang dan Alu hingga terbentuk suspensi yang homogen,

kemudian volumenya dicukupkan dengan air panas hingga volume 100 ml.

b. Penyiapan larutan Allopurinol

Sediaan allopurinol sebanyak 10 mg dibuat dalam bentuk suspensi

dengan pensuspensi Na.CMC 0,5%.

c. Pembuatan larutan ekstrak

Sediaan uji dibuat dalam bentuk suspensi dengan variasi dosis 4 mg, 8

mg dan 16 mg. Sediaan ini dibuat dalam bentuk suspensi dengan pensuspensi

Na CMC 0,5 %.

d. Penyiapan Hewan uji

Hewan uji yang diguanakan adalah mencit (Mus musculus) yang

berbadan sehat, berumur 3-4 bulan, dengan berat badan 20-30 mg.

e. Pengelompokan Hewan uji

Pada uji ini, 15 ekor mencit dibagi 5 kelompok, masing-masing

kelompok uji terdiri dari 3 ekor mencit. Kelompok I diberi Na.CMC 0,5%

sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi larutan Allopurinol 10 mg sebagai

kontrol positif secara oral, kelompok III, IV dan V diberi ekstrak etanol herba

20
kancing ungu dengan konsentrasi dosis 4 mg (200 mg/kg BB), 8 mg (400

mg/kg BB), dan 16 mg (800 mg/kg BB).

5. Metode Uji Aktivitas Asam Urat

Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 1 hari atau 24 jam sebelum

diambil darahnya. Sebelum diberikan perlakuan mencit diinduksi hingga kadar

asam urat berada diatas normal, setelah kadar asam urat mencit berada diatas

normal barulah mencit diberikan perlakuan dan dilakukan pengamatan. Adapun

perlakuan dan pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Sampel darah mencit

diambil melalui vena ekor mencit kemudian dianalisis kadar asam uratnya pada

strip Autocheck.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian yang berupa kadar asam urat dalam darah

dianalisa distribusi normalitasnya menggunakan pengolahan data secara statistik

dengan uji Anova.

G. Etika Penelitian

Adapun etika dalam melakukan suatu penelitian yaitu peneliti mengajukan surat

izin melakukan penelitian kepada kepala Laboratorium Farmasi Universitas Mandala

Waluya. Selanjutnya peneliti menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

penelitian dan terakhir penelitian melakukan penelitian dengan tetap memperhatikan

aturan didalam laboratorium Farmasi Universitas Mandala Waluya.

21
22

Anda mungkin juga menyukai