DELLAX’MA NANDARI
NIM. 1652121002
NIM : 1652121002
Timur Ditinjau Dari Aspek Kimia Dan Mikrobiologi adalah asli karya saya
sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam proposal penelitian ini dan disebutkan
Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila ternyata saya
berlaku.
DellaX’ma Nandari
NIM. 1652121002
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PROPOSAL PENELITIAN INI TELAH DISETUJUI
Menyetujui
Mengesahkan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
Dari Aspek Kimia Dan Mikrobiologi” ini dapat diselesaikan tepat pada
sangat menyadari akan keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga dalam proses
pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Universitas Warmadewa.
2. Bapak Ir. I Wayan Sudiarta, MP selaku Ketua Program Studi Ilmu dan
3. Ibu Ir. A.A. Made Semariyani, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan
penelitian ini
penelitian ini.
penelitian ini.
Hormat Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
PROPOSAL PENELITIAN............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL PENELITIAN..........................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
I.3 Tujuan....................................................................................................................4
I.4 Manfaat..................................................................................................................4
I.5 Hipotesis................................................................................................................5
2.2 Formalin................................................................................................................8
3.2.1 Alat...............................................................................................................15
3.2.2 Bahan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
LAMPIRAN....................................................................................................................29
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1. Bagan Alir Penelitian Tingkat Keamanan Ikan Asin Di Pasar Tradisional
Kecamatan Denpasar Timur Ditinjau Dari Aspek Kimia Dan Aspek
Mikrobiologi......................................................................................................17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Pasar Tradisional di Kecamatan Denpasar Timur.....................................................29
BAB I. PENDAHULUAN
secara fisik, kimia maupun mikrobiologi. Secara fisikawi, keamanan pangan dapat
ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi dari bahan-bahan yang tidak dapat dicerna
seperti plastik, logam maupun bahan yang dapat menganggu pencernaan manusia.
Secara kimiawi dapat berasal dari zat-zat kimia berbahaya yang tidak boleh digunakan
sebagai bahan pangan seperti formalin dan pestisida serta bahan tambahan makanan
yang dibatasi penggunaannya seperti asam askorbat, laktat, sitrat, nitrit dan bahan
Ikan asin merupakan lauk yang sudah lama dikenal dan digemari oleh
masyarakat Indonesia. Ikan asin merupakan salah satu makanan yang menggunakan
dihambat sehingga ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan
kegiatan enzim penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan (Hastuti,
2010). Pada kenyataannya, masih ada produsen maupun pedagang yang berbuat
digunakan pada makanan seperti formalin. Penelitian yang dilakukan pada pasar KM 5
Palembang didapatkan 8 sampel ikan asin yang positif mengandung formalin dengan
kandungan formalin terkecil yaitu 0,001 ppm dan terbesar yaitu 0,006 ppm (Niswah,
Formalin adalah salah satu zat tambahan yang dilarang dalam makanan.
Formalin sering ditemukan pada makanan sehari-hari yang dikonsumsi seperti mi basah,
ikan asin, tahu, bakso dan lain-lain. Penggunaan formalin pada ikan asin bertujuan
untuk pengawetan agar tidak ditumbuhi jamur. Beberapa alasan lain yang mendasari
murah dari pengawet makanan lainnya, dan dapat memberi tingkat keawetan yang lebih
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh BPOM Bali khususnya di salah satu
Kabupaten di Bali pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan beberapa jenis
makanan dan salah satunya adalah produk olahan ikan asin yang mengandung bahan
sebelumnya yang dilakukan di Pasar Tradisional Kota Denpasar terdapat 7 sampel atau
sekitar 29,2% yang positif mengandung formalin dari 24 total sampel ikan asin yang
diidentifikasi dari Pasar Tradisional Kota Denpasar (Widayanti dan Laksmita W, 2017).
sampel ikan asin yang mengandung formalin dari 9 sampel yang dianalisis, kadar
formalin yang terkandung dalam ikan asin dengan kadar tertinggi yaitu 27 mg/g
sedangkan kadar terendah sebesar 15,8 mg/g (Karimuna dan Asyik, 2016).
Selain bahan tambahan pangan, hygiene dan sanitasi merupakan hal yang
disease). Dengan kondisi lingkungan serta tempat meletakkan ikan asin yang dijual oleh
keamanan pangan ikan asin yang dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Denpasar
Timur ditinjau dari aspek kimia formalin secara kualitatif, analisis kadar air dan aspek
mikrobiologi Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan pada penjual ikan asin di Pasar
sebagai berikut :
1. Apakah ikan asin yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Timur
mengandung formalin ?
2. Apakah ikan asin yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Timur
3. Apakah kandungan air pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional Kecamatan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ikan asin yang dijual di pasar tradisional kecamatan
2. Untuk mengetahui apakah ikan asin yang dijual di pasar tradisional kecamatan
3. Untuk mengetahui kandungan air ikan asin yang dijual di pasar tradisional
I.4 Manfaat
keamanan ikan asin yang dijual di pasar tradisional kecamatan Denpasar Timur ditinjau
dari aspek kimia dan mikrobiologi, penting untuk dilakukan, dengan pertimbangan
berbahaya pada makanan yang dilarang di Indonesia seperti formalin pada ikan
asin.
mengenai kandungan formalin dan mikroba pada ikan asin yang dijual di pasar
I.5 Hipotesis
Ikan asin yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Timur diperkirakan
masih ada yang mengandung formalin, kandungan airnya belum sesuai dengan standar
yang ditetapkan serta cemaran mikroba Escherichia coli masih ada dalam ikan asin.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan asin merupakan salah satu bahan makanan mentah yang diawetkan
air dalam ikan sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang. Adanya garam akan
mengakibatkan terjadinya proses osmosa pada sel daging ikan sehingga bakteri menjadi
penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan. Karena,
perbedaan konsentrasi. Lama kelamaan kecepatan proses pertukaran garam dan cairan
semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi garam di luar tubuh ikan dan
pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein (denaturasi)
serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah. Ikan yang telah
mengalami proses penggaraman, sesuai dengan prinsip yang berlaku, akan mempunyai
daya simpan yang tinggi karena garam dapat berfungsi menghambat atau menghentikan
reaksi autolisis dan membunuh bakteri yang terdapat dalam tubuh ikan.
pangan akan pentingnya kemanan pangan, menjadi salah satu hal yang mengakibatkan
timbulnya rasa kurang peduli terhadap kualitas makanan yang diproduksi maupun yang
dikonsumsi baik secara bakteriologis, kimiawi, maupun fisik. Makanan yang sehat dan
aman merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesehatan. Di Indonesia
sendiri, masih terdapat beberapa fenomena kurangnya kesadaran akan keamanan pangan
seperti penggunaan boraks dan formalin sebagai zat aktif kimia pada makanan.
Dalam skala nasional, ikan asin merupakan salah satu produk makanan yang
termasuk dalam sembilan bahan pokok penting bagi kebutuhan masyarakat (Afrianto
Protein (g) 42
Karbohidrat (g) 0
Vitamin A (SI) -
Vitamin C (mg) 0
Air (g) 40
2.2 Formalin
molekul secara individu bergabung membentuk suatu satuan dari bobot molar yang
tinggi. Aktivitas polimerisasi ini melepaskan panas yang sering terjadi secara letupan.
Formaldehida yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah satu zat
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Formalin mengandung sekitar 37% formaldehida dalam air, biasanya ditambah metanol
hingga 15% sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama
(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari formalin adalah
Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena kecilnya
molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil
yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus – NH2 dari protein yang ada
sebagai pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal, pembasmi lalat dan serangga
lainnya, bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.
Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas,
bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan baku pembuatan produk parfum, bahan
pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku, pencegah korosi untuk sumur minyak,
bahan untuk isolasi busa, dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1 % ) digunakan
sebagai pengawet, pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat
banyak para pedagang dan produsen makanan yang tetap menggunakan zat berbahaya
ini. Selain formalin digunakan sebagai pengawet makanan, formalin juga bisa
(walaupun kadang bau khas makanan itu sendiri menjadi berubah karena formalin).
Makanan yang rawan dicampur bahan berbahaya ini biasanya seperti bahan makanan
bakteri, jamur dan benalu yang efektif pada konsentrasi tinggi. Selain itu formalin
digunakan sebagai disinfektan untuk rumah, perahu, gudang, kain, sebagai germisida
dan fungisida tanaman dan buah-buahan, digunakan pada pabrik sutra sintetik, fenolik
resin, selulosa ester, bahan peledak, mengeraskan film pada fotografi, mencegah
pada industri tekstil untuk mencegah bahan menjadi kusut dan meningkatkan ketahanan
toksin dalam vaksin, dan juga untuk obat penyakit kutil karena kemampuannya merusak
sebagai zat bakteriostatik dalam produksi dan formalin ditambahkan ke dalam makanan
Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan manusia
mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh
penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih, dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi
serta hygiene.
mengakibatkan gangguan pada organ dan sistem tubuh. Formalin yang terakumulasi
dalam sel, bereaksi dengan protein seluler (enzim) dan DNA (mitokondria dan nukleus).
pendek maupun jangka panjang. Hal ini tergantung pada dosis dan lama paparannya
dalam tubuh. Beberapa efek negatif jangka pendek akibat paparan formalin antara lain
adalah terjadinya iritasi pada saluran pernafasan dan pencernaan, muntah serta pusing.
Pengaruh jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada hati, ginjal,
jantung, limfa dan pankreas serta terjadinya proses penuaan dini (Mahdi, 2012).
Formalin dapat bereaksi cepat dengan lapisan lendir saluran pencernaan dan
saluran pernafasan. Di dalam tubuh cepat teroksidasi membentuk asam format terutama
di hati dan di sel darah merah. Pemakaian pada makanan dapat mengakibatkan
keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit perut yang akut disertai muntah-muntah,
timbulnya depresi susunan syaraf atau kegagalan peredaran darah (Farida, 2010).
Escherichia coli adalah salah satu spesies bakteri gram negatif. Bakteri gram
negatif adalah bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna Kristal violet
sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan menghasilkan warna merah bila diamati
dengan mikroskop, sedangkan bakteri gram positif akan menghasilkan warna ungu hal
ini terjadi terutama karena adanya perbedaan struktur dinding sel. Sebagian besar
spesies bakteri gram negatif bersifat patogen. E.coli merupakan bakteri fakultatif
dipengaruhi oleh mikroorganisme salah satu contohnya adalah cemaran dari bakteri
Escherichia coli. Dalam persyaratan mikrobiologi Escherichia coli atau dapat disingkat
E.coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan, karena keberadaan E.coli
dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja
manusia. E.coli yang terdapat pada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh
manusia dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, gastroenteritis, diare dan
jam setelah masuk ke dalam tubuh dan membangun hubungan mutualistik. Namun,
strain non-patogenik dari E.coli bisa menjadi patogen, ketika adanya gangguan di dalam
pencernaan serta imunosupresi pada host (Garcia et al., 2009; Sharma et al., 2011;
dalam suatu sampel, yang pada prinsipnya jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan
2006) salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba
tersebut mampu hidup dengan memanfaatkan substrat yang ada dalam senyawa
Untuk memenuhi kebutuhan akan keadaan bebas dari resiko kesehatan yang
disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau
senyawa kimia, maka keamanan pangan merupakan faktor terpenting baik untuk
konsumsi pangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Keamanan pangan
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
Memperoleh pangan yang aman merupakan hak asasi setiap individu. Pangan yang
aman tentunya pangan yang terbebas dari atau mengandung dalam jumlah yang tidak
fisik. Pencemaran pangan akibat ketiga bahaya tersebut dapat terjadi di setiap titik rantai
pangan yaitu sejak dari hulu hingga hilir. Dengan demikian penjaminan keamanan
Warmadewa dan Balai Besar Veteriner Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantong plasik untuk
menyimpan sampel, tabung Durham, cawan Petri, desikator, tabung reaksi, pipet
ukuran 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, botol media, gunting, pinset, jarum inokulasi (ose),
autoklaf, lemari steril (clean bench), lemari pendingin (refrigerator), freezer, pipet
3.2.2 Bahan
Ikan asin yang berasal dari 7 Pasar Tradisional, larutan phenylhidazine 0,5%,
larutan natrium nitropusida 5%, lautan natium hidroksida 10%, standar fomaldehida
(Cat PS-2031) kemurnian 37 Wt.%, air suling, BPW (Buffered Pepton Water) 0,1%,
BGLBB (Brilliant GreenLactose Bile Broth) , LSTB (Lauryl Sulfate Tryptose Broth),
ECB (Escherichia Coli Broth), L-EMBA (Levine Eosin Methylene Blue Agar) MR-
VP (Methyl Red-Voges Proskauer), PCA (Plate Count Agar) KCB (Koser Citrate
Broth), SCA (Simmons Citrate Agar), Reagen Kovac, Reagen Voges-Proskauer (VP),
BPW 0,1%(Buffered Pepton Water 0,1%) kalium kromat (K2CrO4) 5%, dan AgNO3
populasi yang ada. Populasi adalah keseluruhan unit analisis yang memiliki
karakterisktik secara umum dapat diamati yang akan dijadikan sasaran penelitian
nantinya (Hastono dan Sabri, 2010). Penelitian ini menggunakan metode survey dan
eksperimen di laboratorium.
Analisis Mikrobiologi
Analisis Kimia
Escherichia coli
Analisa Kualitatif Formalin
Total Plate Count (TPC)
Kadar Air
Hasil Identifikasi
Gambar 3.1
Bagan Alir Penelitian Keamanan Pangan Ikan Asin Di Pasar Tradisional Kecamatan
Denpasar Timur Ditinjau Dari Aspek Kimia dan Mikrobiologi.
Adapun populasi dalam penelitian dari data yang diperoleh dari Dinas
Tradisional yang ada di Kecamatan Denpasar Timur. Data ikan asin yang diperoleh
yaitu dengan pengamatan langsung saat melakukan pengambilan bahan sampel ikan
asin yang meliputi kebersihan tempat penjualan, kondisi pedagang serta lingkungan
sekitar tempat penjualan ikan asin. Sampel ikan asin akan dianalisa secara kimia dan
mikrobiologis yang meliputi identifikasi formalin dan analisis kadar air serta
identifikasi bakteri Escherichia coli dan perhitungan Total Plate Count (TPC).
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Tahapan penelitian ini terdiri dari sampling, identifikasi formalin, analisis kadar
air, identifikasi bakteri E.coli, perhitungan Total Palate Count (TPC) dan analisis data.
dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling yaitu teknik mendapatkan
sampel yang secara langsung dilakukan pada unit sampling. Teknik pengambilan
sampel dilakukan satu kali pada masing-masing pedagang ikan asin. Sampel diambil
secara acak pada 7 Pasar Tradisional yang ada di Kecamatan Denpasar Timur kemudian
dilakukan penyebaran quisioner kepada pedagang ikan asin. Dari pedagang terpilih akan
diambil sampel ikan asin sebanyak 1 ons kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik
dan analisis dilakukan di hari yang sama dengan pengambilan sampel tersebut. Hal ini
bertujuan untuk menghindari adanya perubahan dari segi kondisi fisik, kimia maupun
mikrobiologi.
minimal yang akan diteliti dengan margin of error yang ditetapkan adalah 10% (tingkat
N
n=
(1+ ( N X e 2) )
Dimana n adalah sampel, N adalah populasi dan “e” adalah margin off error
(10%). Dengan Rumus Slovin tersebut diperoleh jumlah sampel minimal yang akan
berwarna biru. Analisis ini dilakukan dengan mengekstrak 10 gram sampel yang
ditambahkan dengan 20 ml air suling yang kemudian disaring dan diambil sebanyak
10%. Warna biru yang dihasilkan menunjukan sampel positif mengandung formalin
Pengujian kadar air dilakukan dengan metode gravimetri (AOAC, 1995). Cawan
porselen dikeringkan dalam oven selama 30 menit, lalu didinginkan di dalam desikator
porselen dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 3-5 jam. Setelah
itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian dihitung. Setelah diperoleh
hasil penimbangan pertama, lalu cawan yang berisi sampel tersebut dikeringkan
kembali selama 30 menit setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit
kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulang sampai tercapai berat konstan. Jika
penimbangan kedua mencapai pengurangan bobot tidak lebih dari 0,002g dari
penimbangan pertama maka dianggap konstan. Perhitungan kadar air dilakukan dengan
(W +W 2)−W 1
Kadar air = × 100 %
W2
Keterangan :
(Most Probable Number) sesuai dengan SNI 8273-2016 tentang metode pengujian
cemaran mikroba dalam ikan asin yang terdiri dari uji pendugaan, uji peneguhan, dan
isolasi-identifikasi melalui uji biokimia Indole, Methyl Red, Voges Proskauer dan
dengan cara mengambil sebanyak 25 gram sampel dan masukkan dalam wadah steril
kemudian ditambahkan 225 ml larutan BPW 0,1 % dan homogenkan dengan stomacher
selama 1 menit sampai dengan 2 menit yang akan menghasilkan larutan dengan
pengenceran 10-1.
sebanyak 1 ml ke dalam 3 seri tabung LSTB yang berisi tabung Durham. Tabung
kemudian diinkubasi selama 24 jam sampai 48 jam dalam suhu 35 ºC. Gas yang
terbentuk dalam tabung Durham menunjukan hasil positif pada uji pendugaan.
positif dengan menggunakan jarum inokulasi dari setiap tabung LSTB ke dalam tabung
ECB yang berisi tabung Durham. ECB kemudian diinkubasi pada temperatur 45,5 ºC
selam 24 jam apabila hasilnya negatif dilakukan inkubasi kembali selama 48 jam. Hasil
uji dinyatakan positif ketika terbentuknya gas pada tabung Durham. Gas yang berbentuk
pada setiap tabung Durham kemudian dicocokan dengan tabel MPN (Most Probable
Number) untuk menentukan nilai dari MPN sebagai jumlah E.coli per mililiter atau per
gram.
atau VRBA dari tabung ECB yang menunjukan hasi positif, inkubasi dilakukan pada
coli yang berdiameter 2 mm sampai 3 mm berwarna hitam atau gelap pada bagian pusat
koloni, dengan atau tanpa metalik kehijauan yang mengkilat pada media L-EMBA.
Koloni yang diiduga E.coli diambil dari masing-masing media L-EMBA dengan
menggunakan ose dan dipindahkan ke PCA miring dan diinkubasi pada temperatur 35
koloni dari tabung PCA pada TB dan diinkubasikan pada temperatur 35 ºC selama 24
jam. Reagan Kovac ditambahkan sebanyak 0,2 ml sampai 0,3 ml untuk menentukan
hasil positif. Hasil reaksi positif ditandai dengan adanya bentuk cincin merah pada
lapisan atas pada media sedangkan hasil reaksi negatif ditandai dengan terbentuknya
cincin kuning.
Uji Voges-Proskauer (VP) dilakukan dengan mengambil biakan dari media PCA
yang diinokulasikan ke tabung yang berisi 10 ml media MR-PV dan diinkubasi pada
ditambahkan 0,6 ml larutan α-naptanol dan 0,2 mL KOH 40% kemudian digoyang-
goyangkan. Hasil reaksi positif ditandai adanya warna merah muda eosin dalam waktu 2
jam.
Uji Methyl Red (MR) dilakukan dengan mengambil biakan dari media PCA dan
diinkubasikan pada temperatur 35ºC selama 48 jam. 2 tetes sampai 5 tetes indikator MR
ditambahkan pada tabung untuk mengetahui hasil uji positif. Hasil positif ditandai
dengan adanya warna merah dan hasil reaksi negatif ditandai adanya warna kuning.
Uji Citrate dilakukan dengan menginokulasikan koloni dari media agar PCA
miring kedalam media KCB, dan diinkubasikan pada temperatur 35ºC selama 96 jam.
mengacu pada SNI 8273-2016 tentang metode pengujian cemaran mikroba dalam ikan
mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
terlebih dahulu dimana sampel ditambahkan 225 ml larutan BPW 0,1% steril dan
dihomogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai 2 menit sehingga larutan yang
Pemutaran cawan dilakukan agar sampel dan media PCA tercampur keseluruhannya.
Pemutaran dilakukan dengan membentuk angka delapan dan didiamkan hingga menjadi
24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan dengan posisi terbalik.
3.5 Analisis Data
Berdasarkan dari hasil data penelitian yang diperoleh akan dilakukan analisis
secara deskriptif. Analisis secara deskriptif yang dilakukan akan mengacu pada SNI
8273-2016 tentang persyaratan mutu dan keamanan ikan asin. Dari hasil analisis ini
akan diketahui tingkat keamanan ikan asin yang dijual di Pasar Tradisional Kecamatan
Denpasar Timur yang akan ditinjau dari aspek kimia serta aspek mikrobiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S. 2013. Uji Kualitatif Kandungan Formalin Pada Ikan Asin yang Dijual di
Pasar Sentral Kota Gorontalo [Karya Tulis Ilmiah]. Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo.
Ali, Suparmono, dan Hudaidah. 2014. Evaluasi Kandungan Formalin Pada Ikan Asin
di Lampung. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan. Hal 2(2): 139-
144.
Antoni, Syahrial. 2010. Analisa Kandungan Formalin pada Ikan Asin dengan Metoda
Spektrofotometri di Kecamatan Tampan Pekanbaru. (Skripsi). Universitas Islam
Negeri Sutan Syarif Kasim Riau. Riau.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.5.1639 tahun 2003 tentang
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga
(CPPB-IRT). Jakarta: BPOM.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 20016. Persyaratan Mutu dan Keamanan Ikan
Asin Kering. SNI 8273-20016. Jakarta.
Borgstrom, Reidar & Hansen, Lars Petter (red). 2000. Fisk i ferskvann - et samspill
mellom bestander, miljo og forvaltning. Landbruksforlaget. ISBN 82-529-1986-
3.
Burhanuddin. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan Citra Emulsi.
Makassar.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depkes RI dan Dirjen POM., 2003, Formalin, Departemen Kesehatan RI dan Direktorat
Jenderal POM, Jakarta.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Food and Drug Administration., 2006, Human
Health and Ecological Risk Assessment For Borax.
Girsang, Dias Y., Rangga, A., dan Susilawati. 2014. Kasus Distribusi dan
Penggunaan Formalin Dalam Pengawetan Komoditi Ikan Laut Segar Studi
Kasus di Kota Bandar Lampung. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian.
Hal 19(3): 218-228.
Habibah, T.P.Z., 2013, Identifikasi Penggunaan Formalin pada Ikan Asin dan Faktor
Perilaku Penjual di Pasar Tradisional Kota Semarang, Unnes Journal of Public
Health, (3);1-10
Hastuti, S. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan Asin di
Madura. Jurnal Agrointek. Hal 4 (2): 132- 137.
Salosa YY. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar Garam dan Total Bakteri Ikan Asin
Tenggiri Asal Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Perair
Pesisir Dan Perikan. Hal 2(1):10–5.
Sella, 2013, Analisis Pengawet Natrium Benzoat dan Pewarna Rhodamin B pada Saus
Tomat dari Pasar Tradisional kota Blitar, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, 2 (2).
Singgih, H., 2013, Uji Kandungan Formalin pada Ikan Asin Menggunakan Sensor
Warna dengan Bantuan FMR (Formalin Main Reagent), Jurnal Eltek: 55-70.
Sitiopan HP. 2012. Studi Identifikasi Kandungan Formalin ada Ikan Pindang di Pasar
Tradisional dan Modern Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Sudjarwo. 2013. Jurnal Penetapan Kadar Formalin Dalam Ayam Potong Yang
Diambil Di Pasar Tradisional Suarabaya Timur. Berkala Ilmiah Kimia Farmasi.
Vol 2 No 2.
Suryadi, H.,Kurniadi, M dan Melanie, Y., 2010, Analisis Formalin dalam Sampel Ikan
dan Udang Segar dari Pasar Muara Angke, Majalah Ilmu Kefarmasian, 7 (3); 16-
31.
Suwahono. 2011., Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehyde pada Ikan Asin.
IAIN Walisongo Semarang. Makalah yang tidak dipublikasikan Jurusan Tadris
kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Tubagus, I., Citraningtyas, G., dan Fatimawali., 2013, Identifikasi dan Penetapan Kadar
Boraks dalam Ikan Asin di Kota Madura, Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (4).
Umaroh, N., dan Sulistyarsi, A., 2015, Analisis Boraks dan Uji Organoleptik pada
berbagai Ikan Asin yang di Jual di Pasar, Jurnal Floren, 3 (9); 1-4.
Wardani. R.I, Mulasari. S. A, 2016. Identifikasi Formalin pada Ikan Asin di Kawasan
Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. KESMAS Vol. 10, No. 1, Maret 2016 :
15 – 24.
Widyaningsih, Tri D. dan Murtini, ES. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada
Produk Pangan. Trubus agrisarana. Jakarta.