Anda di halaman 1dari 10

Oseana, Volume XXXVI, Nomor 2, Tabun 2011: 49 - 58 ISSN 0216-1877

ANCAMAN TERHADAP KOMUNITAS PADANG LAMUN


Oleb

Susi Rahmawati"

ABSTRACT

THE THREAT TO SEAGRASS MEADOW COMMUNITY. Seagrass community has a high


value of ecological and economical function. The area of seagrass meadows have been
decreased globally with estimated rate about 2-5% year', Based on many studies. 2/3 of the
world's seagrasses have been destroyed. The reduction of seagrass area was caused by natural
(e.g. cyclone) and antrophogenic factors (e.g. eutrophication). Increasing pollution of the
environment provides a greater threat to this community. However, some efforts to recover
seagrass meadows in the nature have been applied. e.g. seagrass transplantation and some
action to maintain the presence of seagrass community.

PENDAHULUAN & SHORT, 2003). Selain ito, lamun mampu


menyerap dan menyimpan karbon (sebagai
Lamun adalab tumbuhan berbunga Carbon sink) dalam jangka waktu yang relatif
(Angiospermae) yang tumbuh secara lama (KENNEDY,H. & M. BJORK, 2(09).
menyeluruh di bawah permukaan laut dangkal
dan lingkungan estuari (GREEN & SHORT, PENURUNAN LUAS PADANG LAMUN
2003). Ekosistem lamun memiliki fungsi ekologi, Lamun terse bar di selurub benua
yang menyediakan barang dan jasa untuk kecuali di Antartika dengan luas mencapai
kepentingan ekosistem laut secara keseluruhan, 350.000 km', berkombinasi dengan ekosistem
dan memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat rawa payau dan mangrove. Indonesia memiliki
sekitar. ekosistem lamun dengan luas sekitar 30.000 kml,
Fungsi ekologis ekosistem padang terluas kedua di dunia setelah Australia Timur
lamun antara lain sebagai penyedia habitat untuk (GREEN & SHORT,2003).
ikan dan berbagai biota laut; merupakan daerah Saat ini, padang lamun mengalarni
asuhan (nursery ground) bagi berbagai penurunan di selurub dunia, dengan estimasi
organisme ekosistem laut dan pesisir lainnya; penurunan sebesar 2-5% tahun", dibandingkan
serta berperan sebagai makanan utama bagi dengan 0,5% tahun: pada bulan tropis
dugong (Dugong dugon), manatee, dan penyu (DUARTE & GATTUSO, 2010). Menurut
hijau. Lamunjuga memiliki fungsi fisik sebagai HOGART (2007), seluas 12.000 kmlpadang
penyaring perairan pesisir, mengurangi energi lamun di seluruh dunia telab bilang sejak
gelombang, dan menstabilkan sedirnen (GREEN pertengahan tahun 1980-an bingga pertengahan

II Bidang Sumberdaya Laut, P20 LIPI

49
tahun 1990. Penurunanarea larnunjuga tercatat Sis tern pesisir pada umumnya rnerniliki
di Pulau Pari, Jakarta, yaitu seluas 678.300 rn2 kecepatan penghilangan area tertinggi
atau sekitar 25% dalam kurun waktu lima tabun dibandingkan sistern lain di planet ini, yaitu
(1999-2004) (KAWAROE, 2009) (Gambar 1). empat kali kecepatan penurunan luas hutan
hujan tropis (NELLEMANN et al., 2009).

(a)

Oibuat ll>nO!Ia' :
12 0IrtD_ :zooe

(b)
Gambar 1. Peta Klasifikasi Supervised Lamun (a) Th. 1999 dan (b)Th. 2004, Gugus Terumbu Pulau
Pari (KAW AROE, 2009).

50
FAKTOR PENYEBAB PENtJRUNAN LUAS Bay (Australia) oleh Sea urchin yang
PADANG LAMUN mengakibatkan peoghilangan kanopi
lamun sebanyak puluhan hektar
Lamun merupakan sumber daya pesisir
(LARKUM & WEST da/am HEMMINGA
yang rentan terhadap perubahan lingkung~.
& DUARTE, 2000). Kegiatan merumput
Penurunan luas vegetasi lamun di seluruh duma
berlebihan (Overgrazing) kemungkinan
merupakan akibat dari kombinasi ~erbaga~
terjadi ketika predator alarni perumput
rnaeam tekanan lingkungan yang bersifat alarni
(grazer) telah tereduksi oleh aktivitas
dan hasil aktivitas manusia (GREEN & SHORT,
manusia.
2(03).
Penurunan luas tutupan lamun seeara Selain itu, penurunan yang terjadi pada padang
alami dapat disebabkan oleh beberapa faktor lamun dapat menjadi bagian dari siklus alam
yaitu geologi, meteorologi, dan interaksi biologi dalam skala waktu beberapa tabun atau dekade
spesifik, antara lain: . (HEMMlNGA & DUARTE, 2(00).
1. Gempa bumi (faktor geologi) dapat Hasil sampingan dari aktivitas rnanusia
menyebabkan peningkatan garis pantai dapat mernperburuk kerusakan yang terjadi
dan paparan vegetasi lamun. seeara alami pada padang lamun. Pertumbuhan
populasi rnanusia sepanjang lingkungan pesisir,
2. Badai dan angin puting beliung (faktor
juga pelaksanaan managemen air yang buruk
meterologi) dapat menyebabkan
telah mengakibatkan kehilangan padang lamun
kerusakan meoyeluruh pada vegetasi
(LARKUM et 01.,2006). Tiga milyar penduduk
lamun. Angin badai yang bertepatan
dunia hidup dalam 200 km garis pantai dan 14
dengan gelombang tinggi dan arus kuat
dati 17 kota terbesar dunia terletak di sepanjang
dapat meneabut akar lamun dan mengikis
pesisir, sehingga mengakibatkan potensi
permukaan sedimen. Fenomena tersebut
kerusakan wilayah pesisir semakin besar
rnampu menghilaogkan lamun sebanyak
(ALPiZAR. 2006; OLSEN do/am EVELETH,
82% dan 183 km21uas lamun di Western
2010). Dengan demikian, faktor tekanan
Gulf of Carpentaria, Autralia pada tabun
lingkungan yang berasal dari aktivitas manusia
1985 (HEMMINGA& DUARTE, 2000).
merupakan faktor yang paling berperan dalam
Banjir dan angin puting beliung juga
penurunan vegetasi lamun (HEMM rNGA &
dapat menyebabkan perairan pesisir
DUARTE, 2000; GREEN & SHORT, 2003).
sangat keruh dan mengganggu proses
Adapun, penyebab penurunan area lamun
fotosintesis vegetasi lamun,
terse but adalah sebagai berikut :
3. Salah satu bentuk interaksi biologi spesifik
yang mengakibatkan penurunan luas 1. Eutrofikasi
Iamun adalah aktivitas binatang,
Butrofikasi, peningkatan konsentrasi
eontobnya aktivitas merurnput (grazing)
nutrisi di badan perairan terutama unsur
yang dilakukan oleh bulu babi (Sea
nitrogen (N) dan Fosfor (P), merupakan
urchin). Konsumsi lamun olch beberapa
permasalahan yang penting dalam zona p~sisir
biota laut dapat mengakibatkan
dunia. Eutrofikasi dan pemuatan sedimen
penghilangan kanopi lamun dalam are~
(pengendapan) diduga menjadi penyebab ut~
yang eukup luas, misalnya konsumsi
penurunan area vegetasi lamun di seluruh duma
lamun (Posidonia australis) di Botany
(GREEN & SHORT,2003;LARKUMet a/.,2006).

5I
Kenaikan tingkat nutrisi di dalam kolom septik, aliran air hujan, industri (rumah
air terutarna pada perairan oligotrofik (miskin pemotongan hewan, pekerjaan baja, dan
nutrisi) menstimulus pertumbuhan fitoplankton, pengolahan pupuk), akuakultur (terutama
ma1croalga (termasuk rumput laut) dan alga keramba jala apungIKJA laut, dan pertanian
epifit, juga lamun. Penambahan nutrisi dapat ikanludang), dan limpasan pertanian (LARKUM
menyebabkan lamun menjadi kalab bersaing et al., 2006).
dengan pertumbuban makroalga yang relatif
cepat (SHORT et 01.dalam BJORK et al., 2008).
Pertumbuban tersebut menghasilkan naungan 2. Pengendapao (Siltation)
pada daun-daun lamun dan mengurangi cabaya Peningkatan populasi manusia
matabari. Akibatnya produktivitas lamun berkaitan dengan perubahan tata guna laban di
menurun dan tumbuhan dapat mati. Dengan selurub dunia. Hal ini meliputi deforestasi area
menurunnya produktivitas lamun, tingkat 02 di tropis untuk mengbasilkan laban pertanian,
dalam sedimen menurun dan sulfida (yang permukiman, serta penebangan dan kegiatan
bersifat racun terhadap lamun pada konsentrasi pembebasan laban pada hutan mangrove untuk
tinggi) dapat terbentuk, sehingga akar menjadi menciptakan budi daya tambak. Perubahan-
mati dan pada akhimya, seluruh padang larnun perubahan tersebut, dapat menyebabkan erosi
mati (LARKUM et 01.,2006; BJORK et al., 2008 dan peningkatan transpor sedimen melalui
). Pengayaan nutrisi dapat juga terjadi secara sungai yang mengaJir ke estuari dan perairan
alami (contohnya di TelukAqaba, Laut Merah), pesisrr,
karena air kaya nutrisi terangkat ke atas (up Partikel tedarut yang terkandung daJam
welling) selama musim pengadukan aliran tersebut, menciptakan turbiditas yang
(HEMMINGA& DUARTE, 2000). dapat mengurangi kejernihan air dan mereduksi
Reduksi cabaya akibat kenaikan ketersediaan cahaya, sehingga menghambat
turbiditas setelah eutrofikasi diperkirakan pertumbuhan dan perkernbangan lamun di
sebagai penyebab penurunan lamun dalam skaJa kawasan estuari dan pesisir (BJORK et al., 2008).
yang besar. Penurunan lamun merupakan Dampak laionya adalab penimbunan sedimen
dampak secara tidak langsung dari peningkatan pada lamun dan perubaban kondisi sedimen,
konsentrasi nutrisi yang berasosiasi dengan sehingga tidak dapat mendukung pertumbuban
organisme laut lainnya. Lamun yang terpapar lamun. Saat ini, peogendapan juga merupakan
terbadap eutrofikasi menunjukan gejala-gejala ancaman besar terbadap komunitas padang
seperti beban epifit tinggi, kepadatan taruk lamun (HEMMINGA & DUARTE, 2000).
(shoot) rendah, indeks area daun rendah, dan
biornassa yang rendah, walaupun mekanisme 3. Pembebanan sedimen organik
penurunan dapat bervariasi baik secara spasial
dan temporal (LARKUM et al., 2006). Eutrofikasi pada perairan pesisir
Peningkatan konsentrasi nutrisi yang bersamaan dengan meningkatnya pemasukan
signifikan di perairan berkaitan dengan senyawa organik ke dalam sedimen dapat
pertumbuhan populasi manusia dan memberikan dampak negatif terhadap lamun.
penggunaan pupuk melalui pencemaran Penurunan larnun juga telah dikaitkan dengan
perairan baik di daratan (sungai), estuari, dan beban senyawa organik lokal pada sedimen
perairan pesisir (HEMMINGA & DUARTE, yang berhubungan dengan aktivitas akuakultur.
2000). Surnber nutrisi N dan P dapat berasal Peningkatan polusi perairan karena aktivitas
dari pembuangan limbah, sistem rernbesan perikanan disebabkan oleb sisa pakan, ekskresi

52
ikan, dan produksi feses. Partikel organilc di minyak, basil sampingan dari proses produksi,
dalam perairan mengalami sedimentasi, sehingga distribusi maupun transportasi. Produksi kilang
meningkatkan materi organik di dalam sedunen. minyak di Indonesia menghasi1kan lirnbah padat
Selain sebagai konsekuensi aktivitas sekitar 1,3 juta barrel tahun", dengan 22%
manusia, ketersediaan materi organik berlebih limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang
pada sedimen dapat disebabkan oleh aktivitas berpotensi mengancam keberadaan padang
padang lamun sendiri. Produktivitas lamun y~g lamun di ekosistem pesisir (LASARI, 2010).
tinggi secara lambat dapat bersifat racun, karena Bahan kirnia lain yang berbahaya bagi
pernasukan detritrus ke dalam sedimen dan laut dan biotanya adalah logam berat dan
melalui aktivitas penangkapan partilcel terlarut herbisida. Lamun dan alga dapat digunakan
(HEMMINGA & DUARTE, 2000). Penurunan sebagai biomonitor logam berat yang baik dalam
luas padang lamun disebabkan oleh kombinasi lingkungan laut. Di beberapa area, lamun
dampak dari reduksi kualitas air dan beban merupakan reservoir logam berat terbesar dan
organilcpada sedimen. Dampak dari pembebanan kompartemen biotik ini dapat menggerakan
senyawa organik pada sedimen dapat kembali (remobilize) logam melalui produksi
berlangsung dalam jangka waktu yang realtif serasah dan rantai makanan
lama, walaupun kualitas air membaik. (1HANGARADJOU et al., 2010).
Konswnen lamun memiliki kernampuan
4. Bahan kimia beracun mengakumulasi logam dari daun, akar, rimpang
dan materi detritus lamun, akibatnya
Aktivitas manusia menghasilkan polusi mengancam sumber daya pesisir lainnya melalui
di lautan dengan berbagai macam kandungan bioakumulasi dan efek selanjutnya pada
zat kimia, dan beberapa zat yang bersifat racun hubungan trofik, Logam berat dapat masuk ke
bagi biota laut lainnya. Salah satu polusi bahan ling1rugan laut secara alarm rnelalui pelapukan,
kimia paling berbahaya bagi ekosistem laut, yang erosi batuan dan tanah atau melalui lirnpasan
tercatat sampai saat ini, adalah tumpahan lirnbah perkotaan, air hujan, kotoran, limbah
minyak. Kerusakan ekosistem laut, termasuk industri, operasi pertambangan, akumulasi di
ekosistem larnun, disebabkan oleh penutupan atmosfer, dan aktivitas agrikultur (LARKUM et
lapisan minyak dan komponen min yak terlarut al., 2006).
yang mencemari air laut. Akibat tumpahan Herbisida berbahaya bagi lamun,
minyak, lamun dapat mengalami kematian, karena dapat menghambat proses fotosintesis
penurunan area, atau tidak terpengaruh sarna (DUKE & BELL, HAYNES et al., SCARLETT et
sekali (HEMMINGA & DUARTE, 2000). 01. dalam MC.MAHON et al., 2005). Herbisida
Beberapa kasus tumpahan minyak di Indonesia memasuki estuari dan pesisir terutama sebagai
yaitu tumpahan minyak mentah dad Pertamina limpasan dari pertanian dan aplikasi perkotaan.
UP VI Balongan di Pantai Indramayu (Oktober Herbisida terakumulasi di sekitar sumber
2004) yang merusak terumbu karang tempat pencemar, dan pada umumnya konsentrasi lebih
pengasuhan ikan-ikan milik masyarakat sekitar, rendah pada sedimen pantai (HAYNES et 01.,
tumpahan minyak mentah dari perusahaan Total THOMAS et 01.dalam LARKUM et 0/., 2006).
E dan P Indonesia (Balikpapan 2004), dan
meledaknya kapal ikan MY Fu Yuan Fu F66 di 5. Perubahan fisika-kimia lainnya
Teluk Ambon (Agustus 2005) (JICA-DEPHUB
dalam HARTANTO, 2(08). Selain tumpahan Pemasukan materi terlarut dan partikel
minyak, pencemaran industri perminyakanjuga basil aktivitas manusia ke dalam kolom air, serta
dapat berasal dari buangan limbah kilang sedimen dapat berdampak negatif dan

53
menyebabkan kondisi lingkungan yang tidak berbagai aktivitas, misalnya penangkapan ikan
sesuai unruk lamun. Contohnya, limbah panas dan perkapalan (Gambar 2). Praktek
dan pembangkit tenaga listrik menyebabkan penangkapan ikan yang mengganggu sedimen
degradasi padang lamun. Rekayasa pesisir dapat menyebabkan penurunan area penutupan
secara fisik juga dapat merubah lingkungan lamun, seperti rusaknya taruk dan rimpang.
lamun. Pembangunan bendungan dan tanggul Penggunaan pukat bahkan dapat merusak
di Belanda dapat merubah hidrodinamika daerah lamun sceara kcseluruhan dengan eara
laut yang berdekatan dengan lokasi mencabutnya dari sedimen.
pembangunan, sehingga rentang pasang SUTut Pemeliharaan jalur perkapalan, seperti
meningkat seeara tiba-tiba, karena penutupan pengerukan, menimbulkan dampak mekanis
dan keeepatan arus yang naik secara tajam di pada padang lamun, walaupun tingkat
beberapa lokasi. Perubahan kondisi dinamika kerusakannya relatif kecil dibandiogkan
tersebut, ridak dapat mendukung pertumbuhan eutrofikasi. Efek kumulatif dan banyak jangkar
lamun dengan baik (HEMM1NGA & DUARTE, perabu, baling-baling, dan perahu kecil (Gambar
2000). 3)juga menghasilkan penurunan vegetasi lamun
yang cukup besar (HEMMINGA & DUARTE,
6. Kerusakan mekanis 2000). Menurut MCKENZIE et al. (2000),jangkar
Kerusakan pada padang lamun yang dari scbuah kapal layar dapat menghancurkan
disebabkan seeara mekanis dapat berasa I dari ares lamun seluas lapangan sepak bola.

Gambar 2. Pukat yang digunakan untuk menangkap ikan


Keterangan: (a) kapal, (b) dasar/sedimen, (c) pukat
(Sumber: ANONlMUS, 2009)

Dampak gangguan tisik terlihat lebih klimaks memiliki tingkat pemulihan dan
besar terhadap lamun jenis klimaks (Enhalus perbanyakan yang relatif lambat, sedangkan
acoroides, Thalassia hemprichiit dibandingkan lamun jenis perintis dapat tumbub relatif eepat
jenis perintis atau pioneer (Halophila sp. dan pada kondisi lingkuogan yang sesuai
Halodule sp.). Hal ini disebabkan lamun jenis (KENWORTHY et al. dalam BJORKet al. 2(08).

54
(a) (b)

Gambar 3. Penyebab kerusakan pada lamun akibat gangguan seeara roekanis eli Pantai Florida
(Foto: JOECAVARETIA, 2009)
Keterangan: (a) Baling-baling kapal diatas vegetasi lamun, (b) Kerusakan pada padang lamun akibat
baling-baling kapaJ (FLESHLER, 2009)

7. Iovasl oleb jenis eksotis distribusi dan intensitas kejadian ekstrim yang
Invasi lamuo deogan jeois eksostis tidak terduga, yang merupakan akibat dari
(non-native) yang menyebabkan peourunan perubahan iklim,
lamun daJam skala besarjarang terjadi, Fenomena Peningkatan karbon elioksida (C02)
pertama dieatat di Mediteraoia tabun 1984, pada batasan yang normal dapat meningkatkan
proliferasi alga bijau tropis (Cau/erpa taxi/olia) produktivitas lamun (GREEN & SHORT, 2003),
diduga berpoteosi berbahaya terhadap padang namun kenaikan konsentrasi COl seeara terus
lamun (HEMMINGA & DUARTE, 2(00).lovasi roenerus dapat mengakibatkan penurunan nilai
ini kemungkinan dapat terjadi, kareoa organisme pH (pengasaman air laut), sebingga dapat
non-native terbawa oleh air pada lambung kapal memengarubi fotosintesis dan pertumbuhan
dari satu tempat ke tempat lain. lamun yang mengakibatkan penurunan padang
lamun (BJORK et al., 2008). Kombinasi
8. Pemanasan global homogenitas genetik dan kerentanan terbadap
Aneaman yang relatif baru terhadap perubahan iklim dan faktor lingkungan membuat
lamun adalah perubahan iklim yang merupakan lamun sangat rentan terhadap pemanasan global
dampak dari pemanasan global (GREEN & (EVELETH, 20 I0).
SHORT, 2003; LAFFOLEY & GRIMSDITCH, Gangguan manusia telah meng-
2009), walaupun dampak pada lamun seeara haneurkan sebagian besar padang lamun dunia.
keseluruhan belum dapat ditentukan. Potensi Eutrofikasi, reklamasi laban, meningkatnya
aneaman terhadap lamun dapat muneul secara pembangunan di sepanjang wilayab pesisir,
tidak langsung dari proses kenaikan permukaan pengerukan, eksploitasi sumberdaya pesisir,
air laut, perubahan sistem pasang surut, aktivitas rekreasi dan aliran nutrisi telab merusak
penurunan salinitas lokal, kerusakan akibat lamun pesisir pantai (COLES do/am EVELETH,
radiasi sinar ultraviolet, serta dampak perubahan 2010). Penelitian menunjukan bahwa 2J3 padang

55
lamun di dunia mungkin telah hancur, dan ini 2. Mendukung pe laksanaan dan
akan dipercepat oleh adanya perubahan ikJim implementasi hukum perikanan, yaitu
(NELLEMANN et al., 2009). melarang penggunaan dinamit, racun,
dan tidak menggunakan metode
PEMULllIAN DAN PERLINDUNGAN penangkapan ikan yang dapat
LAMUN rnenghancurkan padang lamun.
Lamun menghilang lebih cepat dari 3. Menginformasikan kepada masyarakat
pada beregenerasi dan lamun membutuhkan sekitar tentang pentingnya lamun dan
waktu bertahun-tahun untuk pemulihan bagaimana menjaga ekosistem lamun.
(EVELE1H, 20 10). Lanumtidak dapat mengalami Mendorong masyarakat untuk
regenerasi sendiri, maka apabila terjadi kerusakan melakukan hal yang benar dan
pada padang larnun kemunglcinan akan bersifat mengurangi polusi air.
permanen, Lebih buruk lagi, kerusakan sering
kali meluas ke area padang lamun lainnya. 4. Tidak mencemari area pesisir dengan
Namun, saat ini diketahui babwa lamun cukup tidak membuang sampah di pantai atau
toleran terhadap pencemaran akibat aktivitas badan perairan lainnya (sungai), karena
manusia dan pemulihan padang lamun sedang akan berrnuara di estuari dan pesisir
didokumentasikan (LARKUM et al., 2006). pantai.
Sejak 1996, Seagrass Recovery berada
di Indian Rock Beach, Florida telah berhasil 5. MeJindungi lamun dengan cara tidak
mentransplantasi, memperbaiki dan menginjak-injak lamun dan/atau
menumbuhkan beberapa jenis lamun. mencabutnya, tidak merusak atau
Pengukuran basil biasanya dicapai dalam waktu menghancurkan lamun melalui
12-18 bulan. Keberhasilan ini menunjukkan penjangkaran kapal yang tidak hati-
sebuah pergeseran paradigma dalam hal hati. Mendukung pembentukan taman-
bagaimana restorasi lamun diaplikasikan dan taman laut yang melindungi habitat
dicapai (ANONIMOUS, 2008a). larnun (ANONIMOUS, 2oo8b).
Upaya konservasi tebadap komunitas
padang lamun yang paling dasar adalah
melindungi komunitas tersebut, Perlindungao PENUTUP
terhadap lamun yang paling mudah adalah
mencegab kerusakan lamun, Berbagai cara yang Dalam menghadapi permasalahan
dapat dilakukan untuk meJindungi lamun, antara penurunan luas tutupan larnun, kontribusi yang
lain: sinergis dari komponen masyarakat,
1. Mendukung penetapan wilayah laut stakeholder, peneliti, dan pemerintah diperlukan
yang dilindungi (Marine Ptotected sebagai upaya konservasi komunitas lamun.
Area/MPAs) atau perlindungan laut. Dengan kontribusi tersebut, ancaman-ancaman
MPAs adalah wilayab di laut dengan terhadap lamunpun dapat berkurang, sehingga
peraturan bahwa penangkapan ikan fungsi ekologis komunitas lamun dapat terus
dan bentuk aktivitas manusia lainnya mendukung ekosistem pesisir dan laut, dan
dilarang untuk melindungi ekosistem nilai ekonomisnya dapat bermanfaat bagi
wilayah tersebut dan sumber daya alam. masyarakat.

56
DAFfAR PUSfAKA GREEN, E. P.andF. T. SHORT 2003. WorldAllas
of Seagrasses. University of California
ALPiZAR, M. A. Q. 2006. Participation and Press, USA: 310 pp ..
Fisheries management in Coasta Rica:
From Theory to Practice. Marine Policy HARTANTO, B. 2008. Oil Spill (Tumpahan
30: 641-650. Minyak) di Laut dan Beberapa Kasus di
Indonesia. Bahari Jogja 8 (12): 43-51.
ANONIMOUS 2oo8a. Seagrass Recovery to
Increase Public Awareness about HEMMINGA, M. A. and C. M. DUARTE 2000.
Seagrass Habitat (online). http:// Seagrassecology. Cambridge University
www.seagras.srecoverv.com. Accessed Press, UK: 298 pp.
on 6 January 201 1.
HOGARTH, P. 2007. TheBiologyof Mangroves
ANONIMOUS zoose. Wby protect seagrass and Seagrasses. Oxford University
beds? The Fisheries Improved for Press, New York 2730 pp.
Sustainable Harvest Project. http://
www.oneocean.org. Accessed on 3 KAWAROE, M 2009. Luas Tutupan Lamun di
January 2011. Pulau Pari Berkurang (online). http://
www.coremap.or.id. Diakses tanggal 13
ANONIMUS 2009. Bottom Trawlingadalah Cara Desember2010.
Menangkap Ikan yang Ilegal karena
Merusak Lingkungan (online). http:// KENNEDY, H. and M. BJORK 2009. Seagrass
www.pemancing.com. Accessed on 4 Meadows. In: The management of
February 2010. natural coastal carbon sinks
(lAFFOLEY, D. D'A andGRIMSDITCH,
BJORK, M., F. T. SHORT, E. MCLEOD and S. G Eds.). IUCN, Switzerland: 53 pp.
BEER 2008. Managing seagrassesfor
resilience to climate change. IUCN, LAFFOLEY,D.andGGRIMSDITCH2009. The
Switzerland: 56 pp. Management of Natural Coastal
CarbonSinks.IUCN, Switzerland: 55 pp.
DUARTE, C. M. and J. P. GATTUSO 2010.
Seagrass Meadows (online). http:" LARKUM, A. W. D., R. J. ORTH, and C. M.
www.eoearth.org/article/ DUARTE 2006. Seagrasses: Biology,
Seagrass meadows. Diakses tanggal 6 Ecology and Conservation. Spinger,
Januari 2011. Netherlands: 691 pp.

EVELETH, R. 2010. SEAGRASS: A Potential LASARl, D. P. 2010. Bakteri, Pengolah Limbah


Carbon Sink. Student Sustainability Minyak Bumi yang Ramah Lingkungan
P erspec ti ves.http://sustainability (online). http://www.esdm.go.id.
resourcenter.ucsd.edu. Accessed on 5 Diakses 3 Januari 2011.
January 2011.
MCKENZIE, L. 1.,W.L. LEELONQR G COLES,
FLESHLER, D. 2009. Florida Bay Proposals and C. A. RODER 2000. Seagrass-watch:
Would Restrict Boaters (online). http:// community based monitoring of
www.latimes.com. Accessed on 3) Mei seagrass resources. Bioi Mar. MediI
2011. 7(2):393-396.

57
MCMAHON, K.., S. B. NASH, G EAGLESHAM, THANGARADJOU, T., E. P.NOBI, E. DILIPAN,
J. F. MULLER, N. C. DUKE, and S. K. SIVAKUMAR, and S. SUSlLA 201O.
WINDELICH 2005. Herbicide Heavy Metal Enrichment in Seagrass' of
contamination and the potential impact Andarnan Islands and Its Implication to
to seagrass meadows in Hervey Bay, The Health of The Coastal Ecosystem.
Queensland, Australia. Marine Indian Journal of Marine Sciences 39(]):
Pollution Bulletin 52: 325-334. 85-91.

NELLEMANN, C., E. CORCORN, C. M.


DUARTE, L.VALDES,C. DEYOUNG, L.
FONSECA, and G GRIMSDITCH 2009.
Blue Carbon, A Rapid Response
Assessment. UNEP, Norway: 78 pp.

58

Anda mungkin juga menyukai