Anda di halaman 1dari 27

 Potongan Penjualan.

 Potongan Ekivalen Tunggal & Potongan Berantai.


 Potongan Tunai
 Potongan Penjualan & Potongan Tunai
 Markup
 Pengubahan markup
 Nilai persediaan
 Potongan penjualan sebenarnya bukan merupakan potongan sesungguhnya tetapi
lebih merupakan penyesuaian harga.
 Potongan penjualan ini biasanya menggunakan satuan persen (%).
 Potongan penjualan adalah harga terdaftar dikali tingkat potongan.
 Rumus :
Potongan penjualan = harga terdaftar x tingkat potongan.
 Harga kos netto adalah harga yang dibayar oleh pembeli.
 Harga kos netto adalah harga terdaftar dikurangi potongan atau harga terdaftar dengan
selisih antara 100% dengan tingkat potongan.
 Rumus Harga Kos Netto adalah :
Harga Kos Netto = Harga terdaftar – (harga terdaftar x tingkat potongan).
atau
Harga Kos Netto = Harga terdaftar x (100% - tingkat potongan).
* Sebuah televise dengan harga terdaftar
Rp 900.000 ditawarkan kepada agen dengan
potongan penjualan 20 %. Tentukan harga kos netto bagi agen ?
* Jawab :
Harga Kos Netto = Harga terdaftar x (100% - tingkat potongan)
= Rp 900.000 x (100% - 20 %)
= Rp 900.000 x 80 %
= Rp 720.000
Jawab :
Harga Kos Netto = Harga terdaftar – (harga terdaftar x tingkat potongan)
= Rp 900.000 – (Rp 900.000 x 20 %)
= Rp 900.000 – Rp 180.000
= Rp 720.000
 Potongan tunggal diberikan berbeda-beda kepada kelompok pembeli yang
berbeda.
 Perusahaan memberikan potongan berantai bagi kelompok pembeli yang
berbeda.
 Potongan berantai mempunyai keuntungan bagi seorang pembeli
dibandingkan potongan tunggal karena dengan potongan berantai pembeli
dapat menerima lebih dari satu macam potongan dan metode penghitungan
potongan ini digunakan untuk menghitung harga kos netto pada potongan
berantai.

*
 Rumus:
Potongan Ekivalen Tunggal = (100% - tingkat pot. 1) x (100% - tingkat pot. 2)
Harga kos netto = Harga terdaftar x (100% - potongan ekivalen tunggal)
ATAU
Potongan pertama = Harga terdaftar x tingkat potongan pertama
Harga yang sudah dipotong = Harga – potongan pertama
Potongan kedua = Harga sudah dipotong x tingkat potongan kedua
Harga kos netto = Harga yang sudah dipotong – potongan kedua
ATAU
Potongan komplemen 1 = 100% - tingkat potongan 1
Potongan komplemen 2 = 100% - tingkat potongan 2
Harga kos netto = Harga terdaftar x potongan komplemen 1 x potongan komplemen 2

*
Satu set tempat tidur merk HERNIT ditawarkan seharga Rp 6.000.000 dikurangi potongan
berantai 12% dan 10%. Tentukan harga kos nettonya ?
Jawaban :
Potongan ekivalen tunggal = (100% - 12%) x (100% - 10%)
= 88 % x 90 % = 79,20 %
= 100 % - 79,20 % = 20,80 %
Harga Kos Netto = Harga terdaftar x (100% - potongan ekivalen tunggal)
= Rp 6.000.000 x (100% - 20,8%)
= Rp 6.000.000 x (79,20%) = Rp 4.752.000
Sebuah perangkat lunak komputer terdaftar dengan harga Rp 1.957.940 dengan potongan
berantai 25% dan 10%. Tentukan harga nettonya ?
Jawab :
Potongan Komplemen 1 = 100 % - 25 % = 75 %
Potongan Komplemen 2 = 100 % - 10 % = 90 %
Harga kos netto = harga terdaftar x potongan komplemen 1 x potongan komplemen 2
= Rp 1.957.940 x 75 % x 90 % = Rp 1.321.609,50
 Potongan tunai ditawarkan bertujuan agar mendorong penjual agar membayarkan uang
pembeliannya dengan cepat.
 Potongan tunai ditujukkan pada pembelian berdasarkan periode waktu tertentu.
 Potongan tunai cenderung mempersempit jarak antara penjualan dengan pembayaran.
 Termin 2/10 net 30 (2/10, n/30) : apabila pembayaran dilakukan paling lama 10 hari
dari hari pembelian, maka mendapat potongan 2 %. Apabila pembayaran dilakukan
lebih dari 10 hari sampai dengan 30 hari, maka harus membayar dengan harga penuh.
Tagihan sebesar Rp 300.000 tertanggal 6 Maret dengan termin 2/10, n/30. Apabila pembayaran dilakukan
pada tanggal 16 Maret, tentukan : (a) potongan dan (b) kos netto ?
Jawaban :
(a). Potongan = harga terdaftar x tingkat potongan
= Rp 300.000 x 2 %
= Rp 6.000
(b). Harga netto = Harga terdaftar – potongan = Rp 300.000 – Rp 6.000 = Rp 294.000
Apabila pembayaran dilakukan pada tanggal 17 Maret maka harus dibayar Rp 300.000
 Penawaran potongan dapat berupa dua potongan sekaligus yaitu potongan penjualan
dan potongan tunai.
 Apabila suatu pembayaran mempunyai potongan penjualan dan potongan tunai, maka
potongan tunai dihitung sesudah potongan penjualan.
Tagihan senilai Rp 300.000 tertanggal 17 Maret dengan potongan penjualan 30 % dan termin 2/10, n/30
dibayar tanggal 20 Maret. Tentukan jumlah yang harus dibayarkan ?
Jawaban :
Jumlah pembayaran = harga netto – potongan tunai
Harga netto = tagihan x komplemen potongan
= Rp 300.000 x (100 % - 30 %) = Rp 210.000
Potongan tunai = harga netto x tingkat potongan tunai
= Rp 210.000 x 2 % = Rp 4.200
Jumlah pembayaran = harga netto –potongan tunai
= Rp 210.000 – Rp 4.200 = Rp 205.800
 Suatu unit usaha harus menjual barang yang diproduksi dengan
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksinya
 Selisih antara harga jual dengan biaya produksi disebut markup.
 Rumus :
Markup = Harga Jual – Biaya Produksi
Harga jual = Biaya Produksi + Markup
Sebuah mesin cuci dijual seharga Rp 300.000 dengan biaya
produksi Rp 200.000. Berapa markup dapat ditentukan sebagai
berikut :
Markup = harga jual – biaya produksi
= Rp 300.000 – Rp 200.000 = Rp 100.000

*
 Markup biasanya dinyatakan dalam persen.
 Persentase markup didasarkan atas biaya produksi dan atas dasar harga jual.
 Persentase markup yang didasarkan atas biaya produksi disebut juga markon.
 Rumus Persentase markup atas dasar harga jual :
Persentase markup = Markup x 100 %
Harga jual
 Rumus Persentase markup atas dasar biaya produksi :
Persentase markup = Markup x 100 %
Biaya produksi

Markup = Biaya Produksi x Persentase Markup


Harga jual = Biaya Produksi + Markup
Sebuah disket dijual dengan harga Rp 6.000 dari biaya produksi sebesar Rp 4.000.
Tentukan persentase markup berdasarkan atas biaya produksi ?
Jawaban :
Markup = harga jual – biaya produksi
= Rp 6.000 – Rp 4.000 = Rp 2.000

Persentase markup = Markup x 100 %


Biaya produksi
= Rp 2.000 x 100 % = 50 %
Rp 4.000
Sebuah disket dijual dengan harga Rp 72.000 dengan markup 25 % dari biaya produksi.
Tentukan biaya produksinya ?
Jawaban :
Biaya produksi = Harga jual
Persentase markup + 1
= Rp 72.000
25 % + 1
= Rp 72.000 = Rp 57.600
1,25
Sebuah buku mempunyai markup Rp 2.000 sebagai 25 % dari harga jual.
Tentukan harga jualnya ?
Jawaban :
Harga jual = Markup x 100%
Persentase markup
= Rp 2.000 x 100%
25 %
= Rp 8.000
 Pengubahan markup antara persentase markup berdasarkan harga jual dan biaya produksi
sering dilakukan di dalam bisnis.
 Pengubahan persentase markup yang berdasarkan atas harga jual menjadi persentase markup
berdasarkan atas biaya produksi.
 Rumus :
Markup (%) biaya produksi = % markup (harga jual) x 100 %
Komplemen % markup (harga jual)
Catatan :
Komplemen % markup (harga jual) = 100% - % markup (harga jual)
Tentukan persentase markup atas biaya produksi apabila diketahui persentase
markup atas harga jualnya 63 % ?
* Jawaban :
* Komplemen % markup (harga jual) = 100 % - % markup (harga jual)
= 100 % - 63 % = 37 %
Markup (%) biaya produksi = % markup (harga jual) x 100 %
Komplemen % markup (harga jual)
= 63 % x 100 %
37 %
= 170,27 %

*
Tentukan persentase markup atas harga jual apabila diketahui persentase markup atas
biaya produksinya 45 % ?
Jawaban :
% markup (harga jual) = % markup (ongkos produksi) x 100 %
100 % + % markup
= 45 % x 100%
100% + 45%
= 45 % x 100 %
145 %
= 31 %

*
 Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali.
 Persediaan merupakan aktiva lancar dan dapat dikonversi ke dalam kas yang
kurang dari satu tahun
 Dalam bisnis manufaktur, bahan mentah dan barang-barang dalam proses
diperlakukan sebagai persediaan disamping persediaan berwujud barang jadi
 Metode eceran merupakan salah satu pendekatan untuk mengkosting persediaan.
Metode ini didasarkan atas hubungan antara barang dagangan yang tersedia untuk
dijual dengan harga eceran dari barang-barang dagangan yang sama.
 Persediaan eceran ditentukan oleh pengurangan penjualan eceran dari harga
eceran barang yang tersedia untuk periode tersebut.
 Persediaan eceran ini diubah ke dalam kos dari rata-rata perbandingan terhadap
harga jual.
Tentukan taksiran kos persediaan pada tanggal 30 April data berikut ini :
Kos Eceran
Persediaan barang dagangan, 1 April Rp 350.000 Rp 420.000
Pembelian netto, 1 s.d. 30 April Rp 400.000 Rp 830.000
Penjualan netto, 1 s.d. 30 April 0 Rp 410.000
Kos Eceran
Persediaan barang dagangan, 1 April Rp 350.000 Rp 420.000
Ditambah : pembelian netto Rp 400.000 + Rp 830.000 +
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual Rp 750.000 Rp 1.250.000
Dikurangi : penjualan netto 0 - Rp 410.000 -
Persediaan barang dagangan Rp 750.000 Rp 840.000
Rasio = kos x 100 %
harga eceran
= Rp 750.000 x 100 % = 60 %
Rp 1.250.000
Taksiran kos persediaan = 60% x Rp 840.000 = Rp 504.000

Anda mungkin juga menyukai