*
Rumus:
Potongan Ekivalen Tunggal = (100% - tingkat pot. 1) x (100% - tingkat pot. 2)
Harga kos netto = Harga terdaftar x (100% - potongan ekivalen tunggal)
ATAU
Potongan pertama = Harga terdaftar x tingkat potongan pertama
Harga yang sudah dipotong = Harga – potongan pertama
Potongan kedua = Harga sudah dipotong x tingkat potongan kedua
Harga kos netto = Harga yang sudah dipotong – potongan kedua
ATAU
Potongan komplemen 1 = 100% - tingkat potongan 1
Potongan komplemen 2 = 100% - tingkat potongan 2
Harga kos netto = Harga terdaftar x potongan komplemen 1 x potongan komplemen 2
*
Satu set tempat tidur merk HERNIT ditawarkan seharga Rp 6.000.000 dikurangi potongan
berantai 12% dan 10%. Tentukan harga kos nettonya ?
Jawaban :
Potongan ekivalen tunggal = (100% - 12%) x (100% - 10%)
= 88 % x 90 % = 79,20 %
= 100 % - 79,20 % = 20,80 %
Harga Kos Netto = Harga terdaftar x (100% - potongan ekivalen tunggal)
= Rp 6.000.000 x (100% - 20,8%)
= Rp 6.000.000 x (79,20%) = Rp 4.752.000
Sebuah perangkat lunak komputer terdaftar dengan harga Rp 1.957.940 dengan potongan
berantai 25% dan 10%. Tentukan harga nettonya ?
Jawab :
Potongan Komplemen 1 = 100 % - 25 % = 75 %
Potongan Komplemen 2 = 100 % - 10 % = 90 %
Harga kos netto = harga terdaftar x potongan komplemen 1 x potongan komplemen 2
= Rp 1.957.940 x 75 % x 90 % = Rp 1.321.609,50
Potongan tunai ditawarkan bertujuan agar mendorong penjual agar membayarkan uang
pembeliannya dengan cepat.
Potongan tunai ditujukkan pada pembelian berdasarkan periode waktu tertentu.
Potongan tunai cenderung mempersempit jarak antara penjualan dengan pembayaran.
Termin 2/10 net 30 (2/10, n/30) : apabila pembayaran dilakukan paling lama 10 hari
dari hari pembelian, maka mendapat potongan 2 %. Apabila pembayaran dilakukan
lebih dari 10 hari sampai dengan 30 hari, maka harus membayar dengan harga penuh.
Tagihan sebesar Rp 300.000 tertanggal 6 Maret dengan termin 2/10, n/30. Apabila pembayaran dilakukan
pada tanggal 16 Maret, tentukan : (a) potongan dan (b) kos netto ?
Jawaban :
(a). Potongan = harga terdaftar x tingkat potongan
= Rp 300.000 x 2 %
= Rp 6.000
(b). Harga netto = Harga terdaftar – potongan = Rp 300.000 – Rp 6.000 = Rp 294.000
Apabila pembayaran dilakukan pada tanggal 17 Maret maka harus dibayar Rp 300.000
Penawaran potongan dapat berupa dua potongan sekaligus yaitu potongan penjualan
dan potongan tunai.
Apabila suatu pembayaran mempunyai potongan penjualan dan potongan tunai, maka
potongan tunai dihitung sesudah potongan penjualan.
Tagihan senilai Rp 300.000 tertanggal 17 Maret dengan potongan penjualan 30 % dan termin 2/10, n/30
dibayar tanggal 20 Maret. Tentukan jumlah yang harus dibayarkan ?
Jawaban :
Jumlah pembayaran = harga netto – potongan tunai
Harga netto = tagihan x komplemen potongan
= Rp 300.000 x (100 % - 30 %) = Rp 210.000
Potongan tunai = harga netto x tingkat potongan tunai
= Rp 210.000 x 2 % = Rp 4.200
Jumlah pembayaran = harga netto –potongan tunai
= Rp 210.000 – Rp 4.200 = Rp 205.800
Suatu unit usaha harus menjual barang yang diproduksi dengan
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksinya
Selisih antara harga jual dengan biaya produksi disebut markup.
Rumus :
Markup = Harga Jual – Biaya Produksi
Harga jual = Biaya Produksi + Markup
Sebuah mesin cuci dijual seharga Rp 300.000 dengan biaya
produksi Rp 200.000. Berapa markup dapat ditentukan sebagai
berikut :
Markup = harga jual – biaya produksi
= Rp 300.000 – Rp 200.000 = Rp 100.000
*
Markup biasanya dinyatakan dalam persen.
Persentase markup didasarkan atas biaya produksi dan atas dasar harga jual.
Persentase markup yang didasarkan atas biaya produksi disebut juga markon.
Rumus Persentase markup atas dasar harga jual :
Persentase markup = Markup x 100 %
Harga jual
Rumus Persentase markup atas dasar biaya produksi :
Persentase markup = Markup x 100 %
Biaya produksi
*
Tentukan persentase markup atas harga jual apabila diketahui persentase markup atas
biaya produksinya 45 % ?
Jawaban :
% markup (harga jual) = % markup (ongkos produksi) x 100 %
100 % + % markup
= 45 % x 100%
100% + 45%
= 45 % x 100 %
145 %
= 31 %
*
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali.
Persediaan merupakan aktiva lancar dan dapat dikonversi ke dalam kas yang
kurang dari satu tahun
Dalam bisnis manufaktur, bahan mentah dan barang-barang dalam proses
diperlakukan sebagai persediaan disamping persediaan berwujud barang jadi
Metode eceran merupakan salah satu pendekatan untuk mengkosting persediaan.
Metode ini didasarkan atas hubungan antara barang dagangan yang tersedia untuk
dijual dengan harga eceran dari barang-barang dagangan yang sama.
Persediaan eceran ditentukan oleh pengurangan penjualan eceran dari harga
eceran barang yang tersedia untuk periode tersebut.
Persediaan eceran ini diubah ke dalam kos dari rata-rata perbandingan terhadap
harga jual.
Tentukan taksiran kos persediaan pada tanggal 30 April data berikut ini :
Kos Eceran
Persediaan barang dagangan, 1 April Rp 350.000 Rp 420.000
Pembelian netto, 1 s.d. 30 April Rp 400.000 Rp 830.000
Penjualan netto, 1 s.d. 30 April 0 Rp 410.000
Kos Eceran
Persediaan barang dagangan, 1 April Rp 350.000 Rp 420.000
Ditambah : pembelian netto Rp 400.000 + Rp 830.000 +
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual Rp 750.000 Rp 1.250.000
Dikurangi : penjualan netto 0 - Rp 410.000 -
Persediaan barang dagangan Rp 750.000 Rp 840.000
Rasio = kos x 100 %
harga eceran
= Rp 750.000 x 100 % = 60 %
Rp 1.250.000
Taksiran kos persediaan = 60% x Rp 840.000 = Rp 504.000