Anda di halaman 1dari 75

STIE MAHARDHIKA SURABAYA

MATERI MATEMATIKA BISNIS

Agung Dwi Nugroho,ST,. MM


TUJUAN

Setelah mengikuti mata kuliah ini,


mahasiswa diharapkan dapat
menggunakan konsep-konsep dasar
matematika untuk menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan
keuangan, ekonomi dan bisnis.
BAB I
BUNGA DAN ANUITAS
Tujuan :
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
terampil menggunakan rumus-rumus
dalam menghitung present value
dan future value serta sisa hutang.
Bunga

Pengertian Bunga
1. opportunity cost
yaitu biaya terhadap alternatif
kesempatan penggunaan sejumlah uang
selama jangka waktu tertentu.
2. Bunga merupakan faktor resiko atas
pinjaman yang diberikan oleh kreditur
kepada debitur.
Jenis-jenis perhitungan bunga
1. Bunga tunggal
2. Diskonto
3. Bunga majemuk
4. Bunga efektif
Setiap transaksi keuangan biasanya terdapat perhitungan
bunga yang dihitung per tahun dan dinyatakan dengan
sekian persen, misalkan r %.

Dalam perhitungan dibedakan:


(i) Tingkat bunga atau suku bunga (rate of interest)
- dinyatakan dalam sekian persen
(ii) Jumlah bunga (interest)
- hasil perhitungan tingkat bunga dengan
jumlah uang tertentu.
Bunga Tunggal
Perhitungan bunga dilakukan pada akhir tiap
periode (tahun, bulan,triwulan, semester, dll)

Perhitungannya adalah sebagai berikut:


Misalkan modal awal atau modal pokok P
Untuk jangka waktu n tahun dibebani bunga
Tunggal r % tiap tahun, maka akhir tahun
ke-n pinjaman tersebut harus dilunasi
sejumlah F yakni : r
F = P. 1+ n
100
Contoh

1.Secara sederhana yaitu Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan


dengan suku bunga tunggal 2%/bulan. Maka bunga tunggal setelah 1 bulan, 2
bulan, dan 5 bulan.

Penyelesian
1.Diket :
P = 1.000.000,00
r /100 = 2 % = 0,02 PERBULAN
n = 1
Jadi jumlah tabungan setelah 1 bulan :

r
F = P. 1+ n
100

= 1.000.000 1 + 1( 0.02) = 1.020.000,-

Jadi jumlah bunga tunggal setelah 1 bulan = 1.020.000 – 1.000.000


= 20.000,-
Bunga Majemuk
Model bunga majemuk merupakan penerapan
dari deret ukur/deret geometri dalam kasus simpan
pinjam dan investasi. Dengan model ini dapat
dihitung besarnya pengembalian kredit di masa
mendatang berdasarkan tingkat bunganya, untuk
mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil
investasi yang akan diterima dimasa yang yang
akan datang, dll.
Sedangkan kalau pinjaman itu dibebani
bunga secara majemuk, maka
r n
Mn = M o . 1 +
100

Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :


o
Pinjaman M setelah satu periode akan
menjadi :
o r o o r 1
M + x M =M 1+ =M
100 100
r
100 disingkat i, maka setelah dua periode menjadi

M +1 i.M =
1 M .(1
1 + i)

2
M (1
o + i ).(1 + i) = M .(1
o +i)

(1 + i) = faktor bunga dan kalau perhitungan ini diteruskan


n
maka M = nM . o(1 + i ) .............> (a)
M o= modal awal atau principal (present value atau initial
investment) atau dinyatakan dengan huruf P
i = tingkat bunga atau rate of interest
M n= Nilai akhir modal M atau o P (present value) setelah n
periode dengan bunga i sering dinyatakan dengan
huruf F (future value), sehingga rumus (a) dapat
ditulis :
n
F = P. (1 + i ) ......................> (a)
Contoh :
1)Budi mendepositokan uang sejumlah Rp. 500.000,00 pada
sebuah bank yang memberikan bunga 15% tiap tahun
secara majemuk, maka dapatkan jumlah deposito Budi
setelah 5 tahun.

2) Ani mendepositokan uang sejumlah Rp. 1.500.000,00


pada sebuah bank yang memberikan bunga 3% tiap tri wulan
secara majemuk. Tentukan jumlah depositonya setelah 2
tahun.
Penyelesian
1.Diket :
P = 500.000,00
i = 15 % = 0,15
1 + i = 1,15
n = 5
Jadi jumlah deposito Budi setelah 5 tahun :
5
F = P. (1 + i ) 5 = 500.000 x 1,15
= Rp. 1.005.678,60
2.Diket :
n = 2 x 4 = 8 triwulan
P = Rp. 1.500.000,00
Jadi setelah dua tahun menjadi :
F = 1.500.000 x (1,03) 8 = Rp. 1.900.155,15
Perhitungan Bunga Majemuk dalam
Beberapa Periode Per Tahun
Kalau dari Rumus F = P.( 1 + i ) n perhitungan
bunga per tahun, tetapi periode perhitungan
bunga kurang dari 1 tahun, misalnya tiap bulan,
triwulan (quartely, 1 tahun = 4 triwulan) atau tiap
hari (1 tahun = 365 hari), bahkan secara
n
kontinyu (tiap saat) maka rumus F = P.( 1 + i )
harus diubah menjadi :
F = P.(1 + i/k)n.k dimana k adalah beberapa
periode per tahun.
Misalnya per bulan maka k = 12 dan kalau per
hari k = 365
Khusus perhitungan bunga secara kontinyu maka k
adalah tak terhingga sehingga untuk k ∞ :
n.k (k/i).ni
Lim (1 + i/k) = Lim (1 + i/k) = en.i
Jadi secara kontinyu, dipakai rumus : F = P.e n.i

Contoh
Gani menabung Rp. 10.000.000,00 di bank X yang
memberi bunga 16% per tahun. Hitunglah jumlah
tabungan Gani setelah menabung selama 5 tahun
kalau perhitungan bunga dilakukan secara berikut :
a). Tiap bulan ; b). Tiap hari ; c). Secara kontinyu
Penyelesian
Diket :
P = 10.000.000,00
i = 16% per tahun
n = 5 tahun
a). Perhitungan tiap bulan ( 1 tahun = 12 bulan k = 365)
Jadi, F = P.(1 + i/12) n.12
5x12
= 10.000.000 .(1 + 0,16/12)
60
= 10.000.000 .(1 + 0,16/12)
= Rp. 22.138.068,83
b). Perhitungan tiap hari (1 tahun = 365 hari k = 365)
5x365
Jadi, F = 10.000.000 x (1 + 0,16/365)
= Rp. 22.251.508,27
c). Secara kontinyu, F = P. e n.i (i tetap per tahun)
= 10.000.000 x e 5x0.16
= 10.000.000 x e 0,8
= Rp. 22.255.409,28
PERHITUNGAN NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)

Kalau dari rumus (1), justru yang diketahui ialah F, i dan n


dan kita harus menentukan P, maka perhitungan ini
merupakan persoalan menghitung nilai sekarang (present
value) sejumlah uang yang seharusnya baru dapat diterima n
periode yang akan datang dengan tingkat bunga i, yaitu
menghitung P pada rumus (1) :
n
F = P . ( 1 + i ) ..............................................(1)

F
P= ..............................................(2)
(1 + i)n
Contoh :
1)Si Mr. bermaksud hendak mendepositokan sejumlah uang
pada sebuah bank yang memberikan bunga secara majemuk
1% tiap bulan. Agar setelah 2 tahun jumlah tabungannya
menjadi Rp. 3,000.000,00 tentukan jumlah uang yang harus
ditabung A

2)Suatu investasi yang ditanamkan pada suatu bidang usaha


pada tahun 1996 mulai tahun berikutnya berturut-turut
selama 4 tahun menghasilkan penerimaan sebagai berikut :
Tahun : 1997 1998 1999 2000
Penerimaan : 200 300 500 150 (dlm jutaan)
Jika penerimaan ini diperhitungkan bunga 15% per
tahun maka hitunglah jumlah present value (nilai
tunai) penerimaan ini pada tahun 1996
Penyelesian
1). Diket :
F = Rp. 3.000.000,00
i = 1% =0,01 (1 + i) = 1,01
n = 2 tahun = 2 x 12 = 24 bulan
24
P = 3.000.000/(1,01)
= Rp. 2.362. 698,38

2). Diket :
i = 15% = 0,15 (1 + i) = 1,15

200 300 500 150


P= + + +
1,15 1,15 2 1,15 3 1,15 4
= 815,277 juta rupiah
n
PERHITUNGAN i DAN n DARI RUMUS F = P. ( 1 + i )

1.Menghitung i n
Jika dari rumus F=P.(1+i) tingkat bunga i tidak diketahui
dan justru nilai akhir M (dan
n juga M dan
o n) yang diketahui,
maka i dapat dihitung dengan bantuan daftar/tabel bunga
atau melalui proses sebagai berikut.
n n
F=P.(1+i) (1+i) = F/P atau
1/n
1 + i = (F/P) atau

1/n ................................. (3)


i = (F/P) -1
2. Menghitung n
n dapat dihitung sebagai berikut.
n
log (1 + i) = log F – log P sehingga :

n.log (1 + i) = log F – log P atau

log F – log P
n= ........................... (4)
log (1+i)
Contoh
1). X meminjam uang sejumlah Rp 1.000.000,00 pada
bank Y dengan perjanjian bahwa 3 tahun kemudian X
harus membayar kembali pinjaman ini sejumlah
Rp 1.650.000,00. Hitunglah berapa % per tahun tingkat
bunga secara majemuk yang dibebankan bank pada X ?

2). Dodi akan mendepositokan uangnya sejumlah


Rp. 625.000,00 pada sebuah bank yang memberi bunga
7,5% tiap 6 bulan secara majemuk selama jangka waktu
tertentu. Agar pada akhir jangka waktu tersebut Dodi akan
menerima jumlah tabungannya sejumlah
Rp 1.000.000,00. Hitunglah selama berapa tahun Dodi
harus mendepositokan tabungannya.
Penyelesaian
1). Diket : P = Rp 1.000.000,00
F = Rp. 1.650.000,00
n=3
Ditanya : i = ?
Jawab:
1/n
i = (F/P) -1
1/3
1.650.000
(1 + i) =
1.000.000

= 1.1816657 = 1,182 sehingga


i = 1,182 – 1 = 0,182 = 18,2% tiap tahun
Penyelesaian
2). Diket : P = Rp 625.000,00
i = 7,5% = (1 +i) = 1,075
F = Rp 1.000.000,00
Ditanya : n = ?
Jawab:

log 1.000.000 – log 625.000


n=
log 1,075

6 – 5,795588 0,20412
= =
0,031408464 0,031408464

= 6,498885141
Jadi deposito ditabung selama 3 tahun 3 bulan
Menghitung Jumlah Nilai Akhir
(JNA) (Compound Sum)
Jika kita melakukan serangkaian tabungan
/tagihan pada sebuah bank dengan bunga
i = p % secara majemuk yang dilakukan
tiap akhir periode selama n periode, maka
perlu dihitung jumlah akhir tabungan yang
disebut jumlah nilai akhir
Misalnya pada akhir tiap periode
seseorang menabung pada sebuah bank
sebesar A rupiah selama n periode
dengan tingkat bunga p % per periode.
Jumlah nilai akhir tabungan seseorang
pada bank tersebut pada akhir periode ke-
n adalah

(
1 n
i) 
1

JNA
FA
i
Jika justru F = JNA, i dan n yang diketahui
dan kita harus menghitung A, yakni jumlah
tabungan/tagihan tetap yang harus
ditabung/diterima pada setiap akhir periode,
maka :
F.i
A=
(1 + i)n - 1

Contoh:
1). Susi tiap bulan menabung Rp. 75.000,00 di bank X
yang memberi bunga 15% per tahun. Hitunglah jumlah
tabungan Susi setelah menabung selama 4 tahun.
2). Tiap bulan mulai Januari 2000, Budi harus
menabung sejumlah uang di bank X yang
memberi bunga secara majemuk 18% per tahun.
Tabungan itu direncanakan pada akhir Desember
tahun 2001 digunakan untuk melunasi utangnya
yang jumlahnya pada saat itu Rp. 15.000.000,00.
Hitunglah jumlah tetap yang harus ditabung Budi
tiap bulan agar ia dapat melunasi seluruh
utangnya pada akhir tahun 2001.
Penyelesian
1). Diket :
A = Rp. 75.000,00 per bulan
i = 15% per tahun = 15%/12 = 1,25% = 0,0125
1 + i =1,0125 n = 4 tahun = 4 x 12 = 48 bulan
n
(1 + i ) - 1
F = A.
i
48
(1,0125 - 1)
= 75.000.
0,0125
= Rp. 4.892.129,12

2). Diket :
i = 18% per tahun
Tabungan tetap tiap bulan maka tingkat bunga per
bulan = 18%/12 = 1,5% = 0,015
1 + i = 1,015
n = 24 bulan
0,015
A = 15.000.000 x (1,015)24 - 1

= Rp. 523.861,50
Menghitung Jumlah Nilai Sekarang
(JNS)
Nilai sekarang dari serangkaian cicilan
berupa tagihan/pembayaran yang sama
banyaknya yang baru dapat
diterima/dibayar mulai periode berikutnya
selama n periode berturut-turut:

(
1in
) 1

JNS
PA
i(
1 i
)n
Dari rumus di atas, jika yang diketahui :
P = JNS , i dan n, maka A yang dihitung
merupakan anuiteit (annuity) sehingga
besarnya annuity adalah:

i(
1i
)n
P.
i

AP 
(
1)
in
111
/(
1i
)n
Contoh
1). Jika omset penjualan perusahaan X tiap
bulan rata-rata Rp. 2.500.000,00 dari jumlah
barang yang diproduksi dan kalau
perusahaan ini memperhitungkan bunga 2%
tiap bulan maka hitunglah jumlah nilai
sekarang penjualan perusahaan ini selama 6
bulan agar perusahaan ini dapat menetapkan
penerimaan riilnya sekarang ini.
2). Bu Heni mendapatkan kredit dari sebuah
bank uang sejumlah Rp. 5.000.000,00
yang dibebani bunga 15% per tahun,
dengan perjanjian bahwa pinjaman ini,
akan diangsur dengan suatu jumlah tetap
mulai bulan berikutnya selama dua tahun,
maka dapatkan besarnya cicilan tersebut.
Penyelesaian
1). Diket :
A = Rp. 2.500.000,00
i = 2% = 0,02
1 + i = 1.02
N=6
1
1-
(1,02 )6
P = 2.500.000 x 0,02

= Rp. 14.003.577,23
2). Diket :
P = Rp. 5.000.000,00
i = 15/12% = 1,25% = 0,0125
1 + i = 1.0125
n = 2 tahun = 2 x 12 = 24 bulan
24
0,0125.(1,0125 )
A = 5.000.000 x (1,0125)24 - 1
0,0125
= 5.000.000 x 1
1–
24
(1,0125)

= Rp. 242.433,24
ANUITEIT(ANNUITY)
Merupakan serangkaian pembayaran tagihan yang jumlahnya
tetap tiap periode selama jangka waktu tertentu.

Annuity terdiri dari 2 bagian, yaitu:

 angsuran dari JNS


ak = angsuran ke k

 bunga dari JNS


bk= bunga ke (k-1)
= i. JNS
Annuity :
A = a1 + b1 = a2 + b2 = …= an + bn

Hubungan antara tiap angsuran dengan annuity


A
a1
(1i)n

Untuk setiap bilangan asli k dan m yang lebih kecil dari n


(= periode angsuran) akan
k - m
berlaku :
ak /am = (1 + i)
Sehingga kalau diketahui dua angsuran ke-k dan ke-m
dari pinjaman pokok P dengan anuiteit A, kita dapat
menghitung tingkat bunga i
Contoh
1). Sebuah pinjaman pada bank X sejumlah Rp.
5.000.000,00 diangsur secara anuiteit selama 24 bulan.
Jika menurut data yang diketahui bahwa
a11 = Rp. 200.348,43 dan a18 = 230.137,37 maka hitunglah :
a. Besarnya tingkat bunga i
b. jumlah anuiteit
Penyelesaian
1). Diket :
a11 = Rp. 200.348,43
a18 = Rp. 230.137,37
7
Menurut ketentuan a18 / a11 = (1 + i)
230.137,37 7 7

Jadi = (1 + i) , sehingga (1 + i) = 1.148685667


200.348,43
atau = 1 + i = 1,02 i = 2%

Anuiteit-nya dapat dihitung dengan rumus :


A A
a11 = 24-11+1 = 14

(1,02) (1.02)
14 14

A = a . (1,02) = 200348,43 x (1,02) = Rp. 264.355,50


Latihan dikumpulkan

Distributor mainan anak memperoleh kredit sebesar


Rp10.000.000,00 dari sebuah bank swasta dengan
perjanjian bahwa pinjaman tersebut harus diangsur
tiap bulan secara anuiteit selama 30 bulan. Kalau
diketahui pula bahwa besarnya angsuran utang
pokok a 8 = Rp 280.400,20 dan a 12= Rp 330.125,20
maka hitunglah :
• Besarnya tingkat bunga (berapa %);
• Besarnya anuiteit, bulatkan dalam ratusan rupiah.
FUNGSI
Jenis-jenis fungsi dalam ilmu ekonomi:

1. Fungsi Permintaan (demand function)

Hubungan fungsional antara banyaknya barang yang


diminta(dibeli) konsumen dengan tingkat harga barang tersebut
tiap unit pada pasar pada saat tertentu yang dinyatakan dengan
fungsi:

D : x = f(p)
p = f(x)

Dimana: P = harga barang tiap unit


x = banyaknya barang yang dibeli
Bentuk-bentuk fungsi permintaan:

(a) Bentuk Linier

1. D : x = a + bp, a > 0, b ≤ 0
2. D : p = a + bx, a > 0, b ≤ 0
3. D : ax + bp = c, a, b, c sama tanda
dan > 0
4. D : x = konstan, sejajar sumbu P
Pada bentuk 1,2, dan 3 gradien dari garis
menunjukkan:
Tingkat perbandingan antara besarnya
perubahan harga barang dan besarnya
perubahan banyaknya barang yang
diminta konsumen.
Contoh:
x = 30 – 2p, berarti 2p = 30 – x atau
p = 15 – ½ x

Gradien fungsi ini adalah – ½, yang berarti


kalau harga barang naik, misalnya 1
satuan rupiah, maka banyaknya barang
yang diminta konsumen akan berkurang
sebanyak 2 unit
(b) Bentuk Kuadrat

D : x = ap2 + bp + c, a < 0, b ≤ 0, c > 0


D : p = ax2 + bx + c,
untuk a > 0, maka b < 0, c > 0 ,
b2 – 4ac ≥ 0
untuk a < 0, maka b ≤ 0, c > 0
(c) Bentuk Pecahan
a a
D: x atauP , a0
P x
aP b b
ax
D: x atauP , a0, b0
P x
aPb ax b
D: x P
atau ,
mP n mx n
anbm0
aberlawanan
tandadengan
b,m,n
(d) Bentuk Eksponensial

D : p = ae-nx , a > 0
Kurva fungsi permintaan

Berbentuk monoton turun dari atas ke


kanan bawah. Pada koordinat Cartesius
terletak pada kuadran I.
Contoh
Gambarkan Kurva fungsi permintaan
1). x = -2p + 16
2). p = ½ x – 7x2 + 24

Penyelesaian
1). Kurva fungsi x = -2p + 16 adalah linier

P
X P
0 8
    8
D
4 6
   
X
8 4 16
Dengan demikian batas-batas kuantitas x dan tingkat harga p pada fungsi ini
ialah 1) 0 < x < 16 2) 0 < p < 8
2
2). Kurva p = ½ . X – 7x + 24

X P 24
0 24=Pmax
2 12
3 7.5
12
4 4
5 1.5 7,5 D

6 0
4

1,5
x
1 23 4 5 6
2. Fungsi Penawaran (supply function)
Hubungan fungsional antara banyaknya
barang yang ditawarkan oleh supplier (penjual
barang) dengan tingkat harga barang tersebut
tiap unit pada pasar pada saat tertentu yang
dinyatakan dengan fungsi:

S : P = f(Q)
S : Q = f(P)
Bentuk-bentuk fungsi penawaran:

(a) Bentuk Linier

1. S : x = a + bp, a < 0, b > 0


2. S : p = a + bx, a > 0, b > 0
3. S : ax + bp = c, a berlawanan tanda dengan
b dan c
4. S : p = konstan
x = konstan
(b) Bentuk Kuadrat

S : x = ap2 + bp + c, a > 0, b sebarang,


c<0
S : p = ax2 + bx + c, a > 0, b ≥ 0, Q > 0 ,

(c) Bentuk Eksponensial

D : p = aemx , a > 0, Q > 0


Kurva fungsi penawaran
Kalau kurva fungsi permintaan pada umumnya
adalah monoton turun terletak di kuadran
pertama maka kurva fungsi penawaran monoton
naik dari kiri bawah ke kanan atas. Jika pada
data penawaran suatu barang diketahui bahwa
pada tingkat harga tertentu tidak ada yang
menawarkan barang tersebut maka titik dengan
pasangan urut (0,pmin) adalah titik terendah pada
kurvanya yang terletak disumbu P. Dalam hal ini
p dicapai kalau x = 0
min
Contoh
1. Fungsi S : p = 14 + x
Untuk x = 0 p = 14, sehingga titik (0,14) adalah titik
minimum. Agar kita menggambarkan kurva fungsi ini kita
buat lagi satu pasangan urut misalnya x= 6 p=20

P S : p = x + 14
20

14

X
6
Membentuk Fungsi Demand Dan Supply
Dari Data Yang Diketahui
Jika diketahui data permintaan dan penawaran
terhadap suatu jenis barang pada beberapa
tingkat harga tertentu, maka kita dapat
menentukan bentuk bentuk fungsinya, antara
lain sebagai berikut.
a. Bentuk Linier : dari dua data permintaan
(penawaran) terhadap suatu jenis barang,
misalnya : (x 1 , p 1 ) dan (x 2 , p 2 ) maka dengan
menggunakan rumus persamaan garis yang
melalui dua titik dapat ditentukan fungsinya,
yakni :
p–p x – x1 p - p1
1 2
= atau p = (x – x1 ) + p
1
p -p x2 – x 1 x - x1
2 1 2

p–p
2 1
= p/ x
x 2 – x1
=m
Adalah slope atau gardien dari fungsi D dan S yang linier.
Kalau nilai slope = m maka ini menunjukkan besarnya
tingkat perubahan (rate of change) variabel p sebesar m
kalau x naik/turun 1 unit
Bentuk fungsi dapat ditulis p – p1 = m. (x – x1 )
Pada fungsi demand nilai slope (gradien) negatif,
sedangkan untuk fungsi supply adalah positif.

Contoh
Dari data permintaan terhadap suatu jenis barang diketahui
bahwa pada tingkat harga 10 satuan rupiah, banyaknya
barang yang diminta konsumen ialah 60 unit, sedangkan
kalau harga naik menjadi 15 satuan rupiah tiap unit,
banyaknya barang yang dibeli konsumen turun menjadi 50
unit. Jika fungsi demand linier, tentukan bentuk fungsinya.
Jawab :
Data dari soal sebagai berikut :
sehingga bentuk fungsinya adalah :
p x
p – 10 x – 60
10 60 = atau
15 50 15 – 10 50 - 60

p – 10 x – 60
= atau
5 -10
5(x – 60)
p - 10 = = -1/2(x – 60) atau
-10
p – 10 = -1/2x + 30 atau D : p =-1/2x + 30 + 10 = -1/2x + 40
Tugas dikumpulkan
1. Gambarkan kurva fungsi permintaan dari x = -p + 20

2. Gambarkan kurva fungsi penawaran dari x = p2 + 3p -10

3 Dari data harga jenis barang yang diketahui bahwa pada tingkat

harga Rp. 80,00 unit maka banyaknya barang yang dibeli

konsumen sebanyak 60 unit . Jika diketahui pula bahwa kalau

harga naik 25% maka banyaknya baraang yang dibeli berkurang

20%. Dapatkan fungsi demand terhadap barang itu. (bentuk linier)


Tugas dikumpulkan
1.Deni menabung Rp4.500.000,00 di bank Z yang memberi bunga 8% per
tahun secara majemuk. Maka hitunglah jumlah tabungannya setelah
menabung selama 6 tahun!
2.Seorang pengusaha home industri mengambil kredit di suatu bank
sebesar Rp15.000.000,00 dan akan diangsur dengan jumlah tetap selama 3
tahun mulai bulan berikutnya. Bank memberikan bunga 12% per tahun.
Hitung besar cicilan yang harus dibayar oleh pengusaha tersebut per
bulan?
3. Seorang pengusaha golongan ekonomi lemah (PEGEL) memperoleh
kredit sebesar Rp10.000.000,00 dari sebuah bank swasta dengan
perjanjian bahwa pinjaman tersebut harus diangsur tiap bulan secara
anuiteit selama 30 bulan. Kalau diketahui pula bahwa besarnya angsuran
utang pokok a =1Rp 246.499,22 dan a =8Rp 293.150,13 maka hitunglah:
• Besarnya tingkat bunga (berapa %);
• Besarnya anuiteit, bulatkan dalam ratusan rupiah.
4. Gambarkan kurva fungsi permintaan dari x = -p + 20
5. Gambarkan kurva fungsi penawaran dari x = p2 + 3p -10
MARKET EQUILIBRIUM
Jika pada suatu saat dan pasar tertentu, diketahui fungsi
permintaan dan penawaran terhadap suatu jenis barang
maka yang dimaksud dengan “market equilibrium” terhadap
barang ini ialahkendala dimana tercapai penyessuaian
antara harga barang yang ditawarkan supplier (penjual
barag) dengan harga yang diminta konusumen. Misalnya
kalau diketahui :
D : x = a + b.p
S : x = m + n.p
Maka market equilibrium dicapai kalau p = p dan akibatnya
s D
dicapai pula x s = s D
Secara matematik, ini berarti bahwa market equilibrium (=ME)
adalah koordinat titik potong antara kurva supply dan kurva
demand yang terletak dikuadran pertama.
Dalam menentukan equilibrium (ME) kitaharus menghitung :
- Price equilibrium dari persamaan : x = x atau
- Kuantitas equilibrium dari persamaan : p = p
- Hasil perhitungan yang kita peroleh untuk price dan
kuantitas equilibrium harus positif dan memenuhi batas-
batas kurva permintaan dan penawaran.

Contoh :
Jika diketahui fungsi D dan S terhadap suatu jenis barang
ialah :
D : x = 16 – 2p dan S : p = 3 + ½ x
Maka :
- Gambarkan kedua kurva tersebut dalam satu
persimpangan sumbu
- Dapatkan market equilibrium.
Jawab :
Berdasarkan fungsi D dan S dibuat tabel berikut :
D S
X P X P
0 8 0 3
4 6 6 6

Kurva D : x = 16 – 2p dan S : p = 3 + ½ x
p
8 S

5,5 E
D
3
x
0 5 16
Market equilibrium dapat ditentukan dengan proses
eliminasi/substitusi yaitu :
D : x = 16 – 2p ........................(1)
S : p = 3 + 1/2x .......................(2)

Nilai p dan (2) dimasukkan pada persamaan (1) akan


menghasilkan :
X = 16 – 2(3 + 1/2x) = 10 – x atau
2x = 10 xeq = 5 ................(5)

Harga x dari (3) dimasukkan pada (2) menghasilkan P = 51/2


eq
Jadi ME ialah (5, 51/2)
Contoh :
Jika diketahui fungsi permintaan dan penawaran terhadap
suatu jenis barang ialah :

D : x = 16 – p 2 dan S : p = 2 + 1/7x

Maka daptkan :
a. Kurva kedua fungsi tersebut dalam satu persimpangan
sumbu
b. Market equilibrium kalau satuan kuantitas kelipatan 100
dan satuan harga kelipatan 1000
Jawab : D X sP X s
Tabelnya : 0 8 0 2

7 3 7 3

12 2

15 1

16 0

D
4
S
3
2
1
x
0 7 12 16
b. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa ME dicapai pada
saat x = 7 dan p = 3, namun hal ini harus juga dihitung dari
D = S, yakni dengan cara mengubah fungsi S menjadi x =
f(p), yakni x = 7p – 14, sehingga dari D = S akan diperoleh
persamaan :
7p – 14 = 16 – p2 atau
2
P + 7p – 30 = (p + 10) (p – 3) = 0 p = 3 dan p = -10
1 2
(tdk berlaku)

Jadi p = 3(=p ) xeq = 7.3 -14 =7 ME (7,3)


1 eq
Karena satuannya masing-masing merupakan kelipatan
1000 dan 100 maka market equilibrium x = 700 unit dan p =
Rp. 3.000,00 per unit.
Contoh :
Data permintaan dan penawaran terhadap suatu jenis barang
adalah berikut ini :
- Pada tingkat harga 8 satuan tiap unit maka tidak ada
konsumen yang mampu membeli barang tersebut,
sedangkan pada tingkat harga tersebut, banyaknya barang
yang ditawakan supplier sebanyak 8 unit.
- Jika harga jual diturunkan menjadi 5 satuan rupiah tiap unit
maka banyaknya barang yang mampu dibeli konsumen = 6
unit, sedangkan banyaknya barang yang ditawarkan
supplier hanya sebanyak 2 unit.
- Kurva D dan S linier maka didapatkan market equilibrium.
Jawab :
Data dari soal ini dapat ditulis sbb:
D S
p xD
P xS
8 0
8 8
5 6
5 2

Kurva D melalui titik (0,8) dan (6,5)


Fungsi demand : p – 8 x-0
5–8 = 6–0

p-8
-3= x / 6 p – 8 = -3x / 6 Fungsi D : p = -1/2x + 8
Kurva S melalui titik (8,8) dan (2,5)
p–8 x–8 p–8 x-8
Fungsi S : = =
5–8 2–8 -3 -6

Atau S : p = 1/2x + 4
(Ingat : fungsi yang diperoleh harus dicek kebenarannya,
slope S positif)
ME dicapai kalau xD = x S atau p = p
D S
(Singkatnya D = S )
D : p = -1/2x + 8
S : p = 1/2 x + 4
0 = -x + 4 x = 4 (ini adalah kuantitas equilibrium)
eq
Dan p = ½.x + 4 = ½.4 + 4 = 6 satuan rupiah
eq eq
Jadi ME : (4,6)

Anda mungkin juga menyukai