Pengertian Bunga
1. opportunity cost
yaitu biaya terhadap alternatif
kesempatan penggunaan sejumlah uang
selama jangka waktu tertentu.
2. Bunga merupakan faktor resiko atas
pinjaman yang diberikan oleh kreditur
kepada debitur.
Jenis-jenis perhitungan bunga
1. Bunga tunggal
2. Diskonto
3. Bunga majemuk
4. Bunga efektif
Setiap transaksi keuangan biasanya terdapat perhitungan
bunga yang dihitung per tahun dan dinyatakan dengan
sekian persen, misalkan r %.
Penyelesian
1.Diket :
P = 1.000.000,00
r /100 = 2 % = 0,02 PERBULAN
n = 1
Jadi jumlah tabungan setelah 1 bulan :
r
F = P. 1+ n
100
M +1 i.M =
1 M .(1
1 + i)
2
M (1
o + i ).(1 + i) = M .(1
o +i)
Contoh
Gani menabung Rp. 10.000.000,00 di bank X yang
memberi bunga 16% per tahun. Hitunglah jumlah
tabungan Gani setelah menabung selama 5 tahun
kalau perhitungan bunga dilakukan secara berikut :
a). Tiap bulan ; b). Tiap hari ; c). Secara kontinyu
Penyelesian
Diket :
P = 10.000.000,00
i = 16% per tahun
n = 5 tahun
a). Perhitungan tiap bulan ( 1 tahun = 12 bulan k = 365)
Jadi, F = P.(1 + i/12) n.12
5x12
= 10.000.000 .(1 + 0,16/12)
60
= 10.000.000 .(1 + 0,16/12)
= Rp. 22.138.068,83
b). Perhitungan tiap hari (1 tahun = 365 hari k = 365)
5x365
Jadi, F = 10.000.000 x (1 + 0,16/365)
= Rp. 22.251.508,27
c). Secara kontinyu, F = P. e n.i (i tetap per tahun)
= 10.000.000 x e 5x0.16
= 10.000.000 x e 0,8
= Rp. 22.255.409,28
PERHITUNGAN NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)
F
P= ..............................................(2)
(1 + i)n
Contoh :
1)Si Mr. bermaksud hendak mendepositokan sejumlah uang
pada sebuah bank yang memberikan bunga secara majemuk
1% tiap bulan. Agar setelah 2 tahun jumlah tabungannya
menjadi Rp. 3,000.000,00 tentukan jumlah uang yang harus
ditabung A
2). Diket :
i = 15% = 0,15 (1 + i) = 1,15
1.Menghitung i n
Jika dari rumus F=P.(1+i) tingkat bunga i tidak diketahui
dan justru nilai akhir M (dan
n juga M dan
o n) yang diketahui,
maka i dapat dihitung dengan bantuan daftar/tabel bunga
atau melalui proses sebagai berikut.
n n
F=P.(1+i) (1+i) = F/P atau
1/n
1 + i = (F/P) atau
log F – log P
n= ........................... (4)
log (1+i)
Contoh
1). X meminjam uang sejumlah Rp 1.000.000,00 pada
bank Y dengan perjanjian bahwa 3 tahun kemudian X
harus membayar kembali pinjaman ini sejumlah
Rp 1.650.000,00. Hitunglah berapa % per tahun tingkat
bunga secara majemuk yang dibebankan bank pada X ?
6 – 5,795588 0,20412
= =
0,031408464 0,031408464
= 6,498885141
Jadi deposito ditabung selama 3 tahun 3 bulan
Menghitung Jumlah Nilai Akhir
(JNA) (Compound Sum)
Jika kita melakukan serangkaian tabungan
/tagihan pada sebuah bank dengan bunga
i = p % secara majemuk yang dilakukan
tiap akhir periode selama n periode, maka
perlu dihitung jumlah akhir tabungan yang
disebut jumlah nilai akhir
Misalnya pada akhir tiap periode
seseorang menabung pada sebuah bank
sebesar A rupiah selama n periode
dengan tingkat bunga p % per periode.
Jumlah nilai akhir tabungan seseorang
pada bank tersebut pada akhir periode ke-
n adalah
(
1 n
i)
1
JNA
FA
i
Jika justru F = JNA, i dan n yang diketahui
dan kita harus menghitung A, yakni jumlah
tabungan/tagihan tetap yang harus
ditabung/diterima pada setiap akhir periode,
maka :
F.i
A=
(1 + i)n - 1
Contoh:
1). Susi tiap bulan menabung Rp. 75.000,00 di bank X
yang memberi bunga 15% per tahun. Hitunglah jumlah
tabungan Susi setelah menabung selama 4 tahun.
2). Tiap bulan mulai Januari 2000, Budi harus
menabung sejumlah uang di bank X yang
memberi bunga secara majemuk 18% per tahun.
Tabungan itu direncanakan pada akhir Desember
tahun 2001 digunakan untuk melunasi utangnya
yang jumlahnya pada saat itu Rp. 15.000.000,00.
Hitunglah jumlah tetap yang harus ditabung Budi
tiap bulan agar ia dapat melunasi seluruh
utangnya pada akhir tahun 2001.
Penyelesian
1). Diket :
A = Rp. 75.000,00 per bulan
i = 15% per tahun = 15%/12 = 1,25% = 0,0125
1 + i =1,0125 n = 4 tahun = 4 x 12 = 48 bulan
n
(1 + i ) - 1
F = A.
i
48
(1,0125 - 1)
= 75.000.
0,0125
= Rp. 4.892.129,12
2). Diket :
i = 18% per tahun
Tabungan tetap tiap bulan maka tingkat bunga per
bulan = 18%/12 = 1,5% = 0,015
1 + i = 1,015
n = 24 bulan
0,015
A = 15.000.000 x (1,015)24 - 1
= Rp. 523.861,50
Menghitung Jumlah Nilai Sekarang
(JNS)
Nilai sekarang dari serangkaian cicilan
berupa tagihan/pembayaran yang sama
banyaknya yang baru dapat
diterima/dibayar mulai periode berikutnya
selama n periode berturut-turut:
(
1in
) 1
JNS
PA
i(
1 i
)n
Dari rumus di atas, jika yang diketahui :
P = JNS , i dan n, maka A yang dihitung
merupakan anuiteit (annuity) sehingga
besarnya annuity adalah:
i(
1i
)n
P.
i
AP
(
1)
in
111
/(
1i
)n
Contoh
1). Jika omset penjualan perusahaan X tiap
bulan rata-rata Rp. 2.500.000,00 dari jumlah
barang yang diproduksi dan kalau
perusahaan ini memperhitungkan bunga 2%
tiap bulan maka hitunglah jumlah nilai
sekarang penjualan perusahaan ini selama 6
bulan agar perusahaan ini dapat menetapkan
penerimaan riilnya sekarang ini.
2). Bu Heni mendapatkan kredit dari sebuah
bank uang sejumlah Rp. 5.000.000,00
yang dibebani bunga 15% per tahun,
dengan perjanjian bahwa pinjaman ini,
akan diangsur dengan suatu jumlah tetap
mulai bulan berikutnya selama dua tahun,
maka dapatkan besarnya cicilan tersebut.
Penyelesaian
1). Diket :
A = Rp. 2.500.000,00
i = 2% = 0,02
1 + i = 1.02
N=6
1
1-
(1,02 )6
P = 2.500.000 x 0,02
= Rp. 14.003.577,23
2). Diket :
P = Rp. 5.000.000,00
i = 15/12% = 1,25% = 0,0125
1 + i = 1.0125
n = 2 tahun = 2 x 12 = 24 bulan
24
0,0125.(1,0125 )
A = 5.000.000 x (1,0125)24 - 1
0,0125
= 5.000.000 x 1
1–
24
(1,0125)
= Rp. 242.433,24
ANUITEIT(ANNUITY)
Merupakan serangkaian pembayaran tagihan yang jumlahnya
tetap tiap periode selama jangka waktu tertentu.
(1,02) (1.02)
14 14
D : x = f(p)
p = f(x)
1. D : x = a + bp, a > 0, b ≤ 0
2. D : p = a + bx, a > 0, b ≤ 0
3. D : ax + bp = c, a, b, c sama tanda
dan > 0
4. D : x = konstan, sejajar sumbu P
Pada bentuk 1,2, dan 3 gradien dari garis
menunjukkan:
Tingkat perbandingan antara besarnya
perubahan harga barang dan besarnya
perubahan banyaknya barang yang
diminta konsumen.
Contoh:
x = 30 – 2p, berarti 2p = 30 – x atau
p = 15 – ½ x
D : p = ae-nx , a > 0
Kurva fungsi permintaan
Penyelesaian
1). Kurva fungsi x = -2p + 16 adalah linier
P
X P
0 8
8
D
4 6
X
8 4 16
Dengan demikian batas-batas kuantitas x dan tingkat harga p pada fungsi ini
ialah 1) 0 < x < 16 2) 0 < p < 8
2
2). Kurva p = ½ . X – 7x + 24
X P 24
0 24=Pmax
2 12
3 7.5
12
4 4
5 1.5 7,5 D
6 0
4
1,5
x
1 23 4 5 6
2. Fungsi Penawaran (supply function)
Hubungan fungsional antara banyaknya
barang yang ditawarkan oleh supplier (penjual
barang) dengan tingkat harga barang tersebut
tiap unit pada pasar pada saat tertentu yang
dinyatakan dengan fungsi:
S : P = f(Q)
S : Q = f(P)
Bentuk-bentuk fungsi penawaran:
P S : p = x + 14
20
14
X
6
Membentuk Fungsi Demand Dan Supply
Dari Data Yang Diketahui
Jika diketahui data permintaan dan penawaran
terhadap suatu jenis barang pada beberapa
tingkat harga tertentu, maka kita dapat
menentukan bentuk bentuk fungsinya, antara
lain sebagai berikut.
a. Bentuk Linier : dari dua data permintaan
(penawaran) terhadap suatu jenis barang,
misalnya : (x 1 , p 1 ) dan (x 2 , p 2 ) maka dengan
menggunakan rumus persamaan garis yang
melalui dua titik dapat ditentukan fungsinya,
yakni :
p–p x – x1 p - p1
1 2
= atau p = (x – x1 ) + p
1
p -p x2 – x 1 x - x1
2 1 2
p–p
2 1
= p/ x
x 2 – x1
=m
Adalah slope atau gardien dari fungsi D dan S yang linier.
Kalau nilai slope = m maka ini menunjukkan besarnya
tingkat perubahan (rate of change) variabel p sebesar m
kalau x naik/turun 1 unit
Bentuk fungsi dapat ditulis p – p1 = m. (x – x1 )
Pada fungsi demand nilai slope (gradien) negatif,
sedangkan untuk fungsi supply adalah positif.
Contoh
Dari data permintaan terhadap suatu jenis barang diketahui
bahwa pada tingkat harga 10 satuan rupiah, banyaknya
barang yang diminta konsumen ialah 60 unit, sedangkan
kalau harga naik menjadi 15 satuan rupiah tiap unit,
banyaknya barang yang dibeli konsumen turun menjadi 50
unit. Jika fungsi demand linier, tentukan bentuk fungsinya.
Jawab :
Data dari soal sebagai berikut :
sehingga bentuk fungsinya adalah :
p x
p – 10 x – 60
10 60 = atau
15 50 15 – 10 50 - 60
p – 10 x – 60
= atau
5 -10
5(x – 60)
p - 10 = = -1/2(x – 60) atau
-10
p – 10 = -1/2x + 30 atau D : p =-1/2x + 30 + 10 = -1/2x + 40
Tugas dikumpulkan
1. Gambarkan kurva fungsi permintaan dari x = -p + 20
3 Dari data harga jenis barang yang diketahui bahwa pada tingkat
Contoh :
Jika diketahui fungsi D dan S terhadap suatu jenis barang
ialah :
D : x = 16 – 2p dan S : p = 3 + ½ x
Maka :
- Gambarkan kedua kurva tersebut dalam satu
persimpangan sumbu
- Dapatkan market equilibrium.
Jawab :
Berdasarkan fungsi D dan S dibuat tabel berikut :
D S
X P X P
0 8 0 3
4 6 6 6
Kurva D : x = 16 – 2p dan S : p = 3 + ½ x
p
8 S
5,5 E
D
3
x
0 5 16
Market equilibrium dapat ditentukan dengan proses
eliminasi/substitusi yaitu :
D : x = 16 – 2p ........................(1)
S : p = 3 + 1/2x .......................(2)
D : x = 16 – p 2 dan S : p = 2 + 1/7x
Maka daptkan :
a. Kurva kedua fungsi tersebut dalam satu persimpangan
sumbu
b. Market equilibrium kalau satuan kuantitas kelipatan 100
dan satuan harga kelipatan 1000
Jawab : D X sP X s
Tabelnya : 0 8 0 2
7 3 7 3
12 2
15 1
16 0
D
4
S
3
2
1
x
0 7 12 16
b. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa ME dicapai pada
saat x = 7 dan p = 3, namun hal ini harus juga dihitung dari
D = S, yakni dengan cara mengubah fungsi S menjadi x =
f(p), yakni x = 7p – 14, sehingga dari D = S akan diperoleh
persamaan :
7p – 14 = 16 – p2 atau
2
P + 7p – 30 = (p + 10) (p – 3) = 0 p = 3 dan p = -10
1 2
(tdk berlaku)
p-8
-3= x / 6 p – 8 = -3x / 6 Fungsi D : p = -1/2x + 8
Kurva S melalui titik (8,8) dan (2,5)
p–8 x–8 p–8 x-8
Fungsi S : = =
5–8 2–8 -3 -6
Atau S : p = 1/2x + 4
(Ingat : fungsi yang diperoleh harus dicek kebenarannya,
slope S positif)
ME dicapai kalau xD = x S atau p = p
D S
(Singkatnya D = S )
D : p = -1/2x + 8
S : p = 1/2 x + 4
0 = -x + 4 x = 4 (ini adalah kuantitas equilibrium)
eq
Dan p = ½.x + 4 = ½.4 + 4 = 6 satuan rupiah
eq eq
Jadi ME : (4,6)