Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya menyediakan berbagai pelayanan
jasa seperti kemudahan, keamanan atau kenikmatan kepada masyarakat yang memerlukan.
Bidang-bidang usaha jasa antara lain:
1. Transportasi
2. Komunikasi
3. Hiburan
4. Reparasi dan pemeliharaan(bengkel mobil,servis radio dan Tv)
5. Persewaan
6. Keahlian perorangan (penjahit dan salon kecantikan)
7. Profesi (kantor akuntan, notaris dan biro konsultan)
8. Keuangan (Bank)
9. Pertanggungan (Asuransi)
Ditinjau dari proses dan hasilnya, siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap,
yaitu:
1. Tahap pencatatan yang meliputi pencatatan dalam bukti transaksi/bukti pembukuan, jurnal
dan buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran yang memproses hasil pencatatan selama periode akuntansi, meliputi
penyusunan neraca sisa, jurnal penyesuaian dan penutupan buku besar.
3. Tahap pelaporan, yaitu penyusunan laporan keuangan yang bersumber dari hasil
pengikhtisaran.
1
Untuk jelasnya, proses kegiatan akuntansi dapat digambarkan seperti berikut.
Bukti Transaksi/
Bukti Pencatatan
Bu
Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Kertas Kerja
Tahap Jurnal Penutup
pengikhtisaran
Laporan Keuangan
Tahap Pelaporan - Laporan Laba Rugi
- Laporan Perubahan
Modal
- Neraca
2
A. JURNAL
Transaksi yang terjadi pada bulan Desember 2010 adalah sebagai berikut.
01 Desember
Pembelian tunai bahan habis pakai Rp.300.000,- dari toko ceria
02 Desember
Penerimaan pelunasan dari PT.Korindo Rp1.500.000,-
05 Desember
Pembayaran utang kepada toko La Tansa Rp.700.000,-
07 Desember
Penerimaan hasil jahitan Rp.500.000,-
10 Desember
Dibayar biaya pemasangan iklan pada harian Borneo News Rp400.000,-
12 Desember
Dibayar rekening listrik dan telepon Rp.200.000,-
15 Desember
Penyelesaian pakaian seragam PT.Jaya dengan jasa yang diperhitungkan
Rp.3.000.000,- dari jumlah tersebut baru diterima Rp.1.000.000,-
18 Desember Yeyen mengambil uang tunai dari kas perusahaan untuk keperluan rumah
tangga Rp500.000,-
24 Desember Penerimaan hasil jahitan Rp.800.000,- dan obras 150.000,-
30 Desember Pembayaran gaji karyawan Rp.1.200.000,-
Dari transaksi di atas, catatlah dalam jurnal umum, buku besar dan neraca saldo
3
B. CASH BASIS dan ACCRUAL BASIS
Didalam pencatatan transaksi dikenal 2 metode pencatatan, yaitu metode kas (cash basis) dan
metode akrual (accrual basis). Metode kas merupakan pencatatan transaksi yang mencatat
pendapatan dan biaya setelah pendapatan maupun biaya benar-benar telah diterima per kas atau
telah dibayar per kas. Sehingga tidak dikenal perkiraan piutang pendapatan maupun utang biaya.
Sedangkan dalam metode akrual, transaksi dicatat berdasarkan saat terjadinya. Sehingga
pendapatan maupun biaya akan diakui pada saat terjadinya, oleh karena itu akan timbul perkiraan
piutang dan utang. Sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia, dengan metode akrual akan
dihasilkan laporan keuangan yang mempertemukan semua pendapatan dan biaya dalam periode
yang sama.
Setelah data transaksi dicatat dalam rekening buku besar, saldo-saldo rekening buku besar dicatat
dalam suatu daftar yang dinamakan neraca saldo. Hal itu tidak dapat langsung digunakan untuk
menyusun laporan keuangan. Namum, neraca saldo merupakan bahan pokok untuk menyusun
laporan keuangan karena tidak semua saldo yang terlihat dalam dalam rekening buku besar
menunjukkan keadaan sebenarnya.
Rekening yang sudah menunjukkan keadaan yang sebenarnya digunakan untuk menyusun laporan
keuangan, sedangkan yang belum menunjukkan keadaanan yang sebenarnya harus disesuaikan
dahulu.
Buku/daftar yang digunakan untuk mencatat rekening-rekening buku besar yang perlu disesuaikan
agar menunjukkan keadaan sebenarnya dinamakan jurnal penyesuaian.
Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian adalah untuk memisahkan antara biaya yang sudah
menjadi beban pada suatu periode akuntansi dengan yang belum dan antara pendapatan yang
sudah menjadi hak dan yang belum menjadi hak, serta kesalahan-kesalahan lain yang perlu
disesuaikan.
Perlengkapan merupkan aktiva lancar yang umur pemakaiannya kurang dari satu tahun.
Perlengkapan juga disebut bahan habis pakai yang pada akhir periode harus dipisahkan atau
dihitung seberapa besar yang telah dikorbankan atau sudah menjadi beban. Agar seimbang dibuat
akun baru, yaitu beban perlengkapan/beban bahan habis pakai, dicatat disisi debet.
4
Contoh:
BHP di neraca saldo memperlihatkan jumlah Rp.500.000,- setelah dihitung secara fisik persediaan
BHP pada tgl 31 Desember Rp.300.000,-. Ini berarti perlengkapan yang telah terpakai untuk
kegiatan perusahaan berjumlah Rp.200.000,-. Nilai inilah yang disebut nilai beban/pengorbanan.
Jurnal penyesuaiannya:
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang telah jatuh tempo, tetapi perusahaan belum
membayar. Kejadian ini membuat perusahaan mempunyai hutang atau kewajiban. Contoh beban
yang sering jatuh tempo tetapi belum dibayar antara lain beban gaji, beban bunga, beban telepon,
beban air dan lain-lain. Pada akhirnya perusahaan mengkredit akun hutang untuk beban yang harus
dibayar.
Contoh:
Belum dibayar beban listrik dan air senilai RP.150.000,-padahalsudah jatuh tempo. Maka
Jurnal penyesuaiannya,
Contoh lain:
Perusahaan membayar gaji pegawai mingguan tiap Sabtu. Tarif gaji Rp.60.000,- perhari.
Pembayaran gaji terakhir tgl 28 Desember. Dengan demikian, gaji karyawan tanggal 30 dan 31
Desember belum dibayar karena baru dibayar pada hari Sabtu tgl 4 januari tahun berikutnya. Ini
berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat gaji yang belum dibayar 2 hari @Rp.60.000,- =
Rp.120.000,-
Jurnal penyesuaiannya:
5
3. Pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan/accrued income (pos
antisipasi aktif)
Piutang pendapatan adalah suatu pendapatan yang seharusnya diterima, tetapi belum dibayarkan.
Dengan kata lain perusahaan telah menjual barangnya kepada pelanggan tetapi belum diterima
pembayarannya.
Contoh:
Pada akhir periode terdapat pendapatan salon yang seharusnya diterima sebesar Rp.2.000.000,-
dari pelanggan, maka
Jurnal penyesuaiannya:
Dalam aktiva tetap tidak semuanya mempunyai nilai yang sama (kecuali tanah). Aktiva tetap lama
kelamaan akan berkurang nilainya. Berkurangnya nilai ini disebut penyusutan, dimana nilai
penyusutan merupakan kebijakan internal perusahaan. Besarnya nilai penyusutan untuk tiap
periode dicatat sebagai beban penyusutan atau depresiasi penyusutan.
Contoh:
Di neraca saldo, akun peralatan kantor memperlihatkan jumlah 2.000.000,- diputuskan untuk
mengadakan penyusutan 10% pertahun. Ini berarti penyusutan tiap tahun = 10% x Rp.2.000.000,-
= Rp.200.000,-
Jurnal penyesuaiannya :
Beban dibayar di muka atau persekot adalah beban perusahaan yang sudah dibayar tetapi belum
menjadi beban. Pada akhir periode harus dipisahkan apabila beban itu telah jatuh tempo. Saat jatuh
tempo akan terdapat beban dan beban dibayar di muka.
Ada dua cara pencatatan pada waktu melakukan pembayaran beban (biaya):
1. Pendekatan neraca, yaitu pembayaran beban dicatat dalam akun “Beban dibayar di muka”.
2. Pendekatan rugi-laba, yaitu pembayaran beban dicatat dalam akun “ Beban .........
Contoh :
Tanggal 1 April 2010 pembayaran premi asuransi untuk satu tahun Rp.600.000,-.Di tanyakan:
Jurnal pada tanggal 1 April 2010 dan jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2010, jika :
a) Menggunakan pendekatan neraca/harta
6
b) Menggunakan pendekatan rugi-laba/beban
Penjelasan:
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, asuransi yang sudah dimanfaatkan (sudah menjadi
beban tahun 2010) adalah 9 bulan (1 April – 31 Desember 2010).
= 9/12 x Rp600.000,- = Rp450.000,-
Jika menggunakan pendekatan neraca, jumlah yang sudah menjadi beban tersebut
dipindahkan dari akun asuransi di bayar di muka ke akun beban asuransi dengan mengkredit
akun asuransi dibayar di muka Rp.450.000,- dan mendebet akun beban asuransi Rp.450.000,-
Jika menggunakan pendekatan rugi/laba, jumlah yang belum menjadi beban (3 bulan)
= 3/12 x Rp.600.000,- = Rp150.000,-, dipindahkan dari beban asuransi ke akun asuransi
dibayar di muka, dengan mengkredit akun beban asuransi dan mendebet akun asuransi dibayar
di muka Rp.150.000,-
Untuk lebih jelasnya, perhitungan mana yang sudah dan mana yang belum menjadi beban dapat
dilukiskan dalam gambar garis waktu berikut ini.
Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan usaha yang sudah diterima tetapi perusahaan
belum memberikan jasanya pada pelanggan. Pada akhir periode harus dicari jumlah yang benar-
benar menjadi pendapatan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Juli 2009 di terima untuk sewa 2 tahun sebesar Rp 2.000.000,00. Ditanyakan :
Jurnal pada tanggal 1 Juli 2009 dan jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2009 jika:
a. Menggunakan pendekatan rugi – laba/beban
b. Menggunakan pendekatan neraca/hutang
7
Jawab:
a) Pendekatan rugi laba/beban
b) Pendekatan neraca/hutang
Penjelasan:
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 sebenarnya sudah merupakan pendapatan tahun 2009
adalah enam bulan ( 1Juli – 31 Desember 2009 ) = 6/24 × Rp 2.000.000 = 500.000
Jika menggunakan pendekatan rugi laba, jumlah yang belum merupakan pendapatan
( Rp 1.500.000 ) dipindahkan dari akun pendapatan sewa ke akun sewa diterima di muka
dengan mendebet akun pendapatan sewa dan mengkredit sewa diterima di muka
Rp.1.500.000,-.
Jika menggunakan pendekatan neraca, jumlah yang sudah merupakan pendapatan
Rp.500.000,- dipindahkan dari akun sewa diterima di muka ke akun pendapatn sewa dengan
mendebet akun sewa diterima dimuka dan mengkredit akun pendapatan sewa Rp.500.000,-.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan mana yang sudah dan mana yang belum merupakan
pendapatan, dapat dilukiskan dalam gambar (garis waktu) berikut ini.
8
2. Metode Tidak Langsung/metode cadanganan (inderect/allowance method)
a. Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode terjadinya piutang berdasarkan taksiran,
melalui jurnal penyesuaian :
b. Setiap penghapusan piutang dibebankan ke cadangan piutang tak tertagih dengan jurnal:
Cadangan piutang tak tertagih Rp. xxxx
Piutang Rp. xxxx
8. Pembetulan kesalahan
Dalam akuntansi mungkin saja timbul kesalahan dalam pencatatan maka sebelum menyusun
laporan keuangan perlu dibetulkan. Pembetulan dilakukan dengan membuat jurnal koreksi/jurnal
penyesuaian.
Ada beberapa bentuk kesalahan antara lain:
- Kesalahan jumlah rupiah
- Kesalahan nama akun
- Kombinasi dari beberapa kesalahan
Contoh 1:
Penerimaan pelunasan piutang usaha sebesar Rp.750.000,- dicatat sebagai penerimaan pelunasan
piutang usaha Rp.570.000,-
Seharusnya:
Kas Rp.750.000,-
Piutang usaha Rp.750.000,-
Salah dicatat:
Kas Rp.570.000,-
Piutang usaha Rp.570.000,-
Pembetulan:
Kas Rp.180.000,-
Piutang usaha Rp180.000,-
Contoh 2:
Membayar sewa kios Rp.1.300.000,- dicatat sebagai membayar sewa kios sebesar Rp.1.800.000,-
Seharusnya:
Beban sewa Rp.1.300.000,-
Kas Rp.1.300.000,-
Salah dicatat:
Beban sewa Rp1.800.000,-
Kas Rp.1.800.000,-
Pembetulan:
Beban sewa Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
9
Contoh 3:
Pembayaran biaya bunga Rp.500.000,- dicatat sebagai pembayaran biaya gaji.
Seharusnya:
Beban bunga Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Salah dicatat:
Beban gaji Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Pembetulannya:
Beban bunga Rp.500.000,-
Beban gaji Rp.500.000,-
Contoh 4:
Pembayaran beban sewa Rp.500.000,- dicatat sebagai pembayaran bunga Rp.50.000,-
Seharusnya:
Beban sewa Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Salah dicatat:
Beban bunga Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Pembetulannya:
Beban sewa Rp.500.000,-
Kas Rp.450.000,-
Beban bunga Rp. 50.000,-
Mengingat pentingnya laporan keuangan, baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan,
laporan keuangan harus disusun dengan baik dan benar. Untuk itu diperlukan alat bantu yang dapat
mempermudah penyusunan laporan keuangan. Alat bantu tersebut adalah kertas kerja (worksheet)
disebut juga neraca lajur. Karena fungsinya sebagai alat bantu, maka penulisannya memakai pensil,
sehingga bila terjadi kesalahan mudah dikoreksi. Kertas kerja bukan merupakan bagian pencatatan
akuntansi yang formal dan juga bukan laporan-laporan, sehingga tidak perlu dilaporkan pada pihak
luar perusahaan. Kertas kerja merupakan kertas berkolom-kolm (berlajur-lajur) yang menghimpun
data-data akuntansi untuk menyusun laporan keuangan yang direncanakan.
10
Bentuk Kertas Kerja
Kertas kerja 10 kolom
Kertas kerja ini yang sering dipakai dalam pembelanjaran disekolah-sekolah. Kertas kerja ini sudah
agak kompleks dengan kolom-kolom sebagai berikut.
Perusahaan “Si mantap”
Kertas kerja
Per 31 Desember 20..
Nama Neraca Penyesuaian Neraca saldo Rugi/Laba Neraca
No. Akun Saldo Disesuaikan
D K D K D K D K D k
Kertas kerja 8 kolom hanya terdiri atas kolom Neraca Saldo, Penyesuaian, Rugi laba dan Neraca.
Formatnya sebagai berikut.
11
G. Penyusunan kertas Kerja
Berikut penyusunan kertas kerja berdasarkan data transaksi “YEYEN TAYLOR” pada soal
terdahulu.
Yeyen Taylor
Neraca Saldo
31 Desember 2007
No. Nama Akun Debet Kredit
111 Kas 8.350.000,- -
112 Piutang usaha 2.000.000,- -
113 Sewa dibayar di muka 1.500.000,- -
114 Bahan habis pakai 700.000,- -
131 Peralatan jahit 2.100.000,- -
211 Utang - 500.000,-
311 Modal - 10.000.000,-
312 Prive 1.100.000,- -
411 Pendapatan jahit - 7.700.000,-
412 Pendapatan obras - 250.000,-
511 Beban gaji 2.100.000,- -
512 Beban iklan 400.000,- -
513 Beban listrik & telepon 200.000,- -
18.450.000,- 18.450.000,-
Sewa kios Rp.1.500.000,- dibayar tgl 3 November 2007 untuk satu tahun
Bahan habis pakai yang masih ada seharga Rp.200.000,-
Peralatan jahit disusutkan Rp.100.000,-
Pakaian yang telah diselesaikan dengan jasa yang diperhitungkan Rp.600.000,- masih harus
ditagih.
Gaji yang masih harus dibayar Rp.300.000,-
Iklan yang sudah terbit satu kali dari empat kali yang direncanakan
Beban listrik dan telepon untuk bulan Desember yang belum dibayar Rp.350.000,-
Berdasarkan data akuntansi di atas, disusun dalam jurnal penyesuaian dan kertas kerja.
12
Cara mengisi kolom penyesuaian/menyusun jurnal penyesuaian.
a. Sewa di bayar di muka Rp 1.500.000 di bayar tanggal 3 November 2007 untuk 1 tahun. Sampai
dengan 31 Desember 2007, baru 2 bulan yang telah dimanfaatkan berarti yang sudah benjadi
beban 2/12 × Rp 1.500.000 = 250.000
Jumlah tersebut dipindahkan ke akun beban sewa dengan mendebet akun beban sewa dan
mengkredit akun sewa di bayar di muka
c. Peralatan jahit di susutkan Rp 100.000 berarti jumlah tersebut merupakan beban tahun 2007, dan
di catat di sisi debet akun piutang usaha dan di sisi kredit akun pendapatan jahitan.
d. Jasa yang masih harus di tagih Rp 600.000 sudah merupakan pendapatn, tetapi beban di terima
pembayaranya, maka harus dicatat di sisi debet akun piutang usaha dan di sisi kredit akun
pendapatan jahit.
e. Gaji yang masih harus dibayar Rp300.000,- berarti sebenarnya sudah menjadi beban, tetapi belum
dibayarm maka harus dicatat di sisi debet akun beban gaji dan di sisi kredit akun utang gaji
f. Iklan yang telah dibayar Rp.400.000,- untuk 4 kali penerbitan. Sampai 31 Desember 2007 baru
satu kali diterbitkan berarti yang sudah menjadi beban 2007 = ¼ x Rp.400.000,-
= Rp.100.000,- dan selebihnya (Rp.300.000,-) merupakan beban dibayar di muka, yang baru akan
dimanfaatkan pada tahun 2008, maka jumlah tersebut (Rp.300.000,-) dicatat di sisi debet akun
iklan dibayar di muka dan di sisi kredit akun beban iklan.
g. Beban listrik dan telepon Rp.350.000,- yang belum dibayar, merupakan utang maka dicatat di sisi
debet akun beban listrik dan telepon dan di sisi kredit utang listrik dan telepon
13
Jurnal penyesuaian
14
YEYEN TAYLOR
KERJA
Desember tahun 2007
(dalam ribuan )
Neraca Saldo Penyesuaian N.S Stlh Disesuaikan Rugi-laba Neraca
No.akun Nama akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
111 Kas Rp 8.350 - - - Rp 8.350 - - - Rp 8.350 -
112 Piutang dagang Rp 2.000 - Rp 600 - Rp 2.600 - - - Rp 2.600 -
113 Sewa dibayar di muka Rp 1.500 - - Rp 250 Rp 1.250 - - - Rp 1.250 -
114 Bahan habis pakai Rp 700 - - Rp 500 Rp 200 - - - Rp 200 -
131 Peralatan jahit Rp 2.100 - - - Rp 2.100 - - - Rp 2.100 -
211 Utang dagang - Rp 500 - - - Rp 500 - - - Rp 500
311 Modal Yeyen - Rp 10.000 - - - Rp 10.000 - - - Rp 10.000
312 Prive Yeyen Rp 1.100 - - - Rp 1.100 - - - Rp 1.100 -
411 Pendapatan jahit - Rp 7.700 - Rp 600 - Rp 8.300 - Rp 8.300 - -
412 Pendapatan obras - Rp 250 - - - Rp 250 - Rp 250 - -
511 Beban gaji Rp 2.100 - Rp 300 - Rp 2.400 - Rp 2.400 - - -
512 Beban iklan Rp 400 - - Rp 300 Rp 100 - Rp 100 - - -
513 Beban listrik & telepon Rp 200 - Rp 350 - Rp 550 - Rp 550 - - -
Rp 18.450 Rp 18.450 -
514 Beban sewa Rp 250 - Rp 250 - Rp 250 - - -
515 Beban BHP Rp 500 - Rp 500 - Rp 500 - - -
516 Beban Penyusutan peralatan Rp 100 - Rp 100 - Rp 100 - - -
132 Akum.peny peralatan - Rp 100 - Rp 100 - - - Rp 100
212 Utang gaji - Rp 300 - Rp 300 - - - Rp 300
115 Iklan dibayar di muka Rp 300 - Rp 300 - - - Rp 300 -
213 utang listrik &telepon - Rp 350 - Rp 350 - - - Rp 350
Rp 2.400 Rp 2.400 Rp 19.800 Rp 19.800 Rp 3.900 Rp 8.550 Rp 15.900 Rp 11.250
Rp 4.650 Rp 4.650
LABA BERSIH Rp 8.550 Rp 8.550 Rp 15.900 Rp 15.900
15