Anda di halaman 1dari 15

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI PERUSAHAAN JASA

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya menyediakan berbagai pelayanan
jasa seperti kemudahan, keamanan atau kenikmatan kepada masyarakat yang memerlukan.
Bidang-bidang usaha jasa antara lain:
1. Transportasi
2. Komunikasi
3. Hiburan
4. Reparasi dan pemeliharaan(bengkel mobil,servis radio dan Tv)
5. Persewaan
6. Keahlian perorangan (penjahit dan salon kecantikan)
7. Profesi (kantor akuntan, notaris dan biro konsultan)
8. Keuangan (Bank)
9. Pertanggungan (Asuransi)

Ciri-ciri perusahaan jasa antara lain sebagai berikut:


1. Kegiatan usahanya selalu membantu orang/badan usaha lain dengan menerima balas jasa.
2. Pembelian barang(merupakan bahan habis pakai/perlengkapan dan peralatan), tidak untuk
diolah atau dijual kembali tetapi untuk memberikan pelayanan kepada pemakai jasa.
3. Pendapatanya diperoleh dari pendapatan jasa.
4. Laba usaha diperoleh dari pendapatan jasa dikurangi dengan biaya-biaya usaha.

PENGERTIAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Tujuan akuntasi keuangan adalah menyajikan informasi ekonomi/laporan keuangan kepada


pihak-pihak yang memerlukan. Laporan keuangan tidak dapat langsung disusun dari transaksi,
tetapi harus melalui proses. Proses pencatatan transaksi sampai menjadi laporan keuangan itu
disebut “siklus akuntansi”.
Ditinjau dari segi waktu, siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu:
1. Tahap pencatatan yang dilakukan selama periode akuntansi, meliputi pencatatan bukti
transaksi, jurnal dan buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran yang dilakukan pada akhir periode akuntansi, meliputi penyusunan
neraca sisa, jurnal penyesuaian, laporan keuangan serta penutupan buku.

Ditinjau dari proses dan hasilnya, siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap,
yaitu:
1. Tahap pencatatan yang meliputi pencatatan dalam bukti transaksi/bukti pembukuan, jurnal
dan buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran yang memproses hasil pencatatan selama periode akuntansi, meliputi
penyusunan neraca sisa, jurnal penyesuaian dan penutupan buku besar.
3. Tahap pelaporan, yaitu penyusunan laporan keuangan yang bersumber dari hasil
pengikhtisaran.

1
Untuk jelasnya, proses kegiatan akuntansi dapat digambarkan seperti berikut.

Bukti Transaksi/
Bukti Pencatatan
Bu

Tahap pencatatan Jurnal

Buku Besar

Neraca Saldo

Jurnal Penyesuaian

Kertas Kerja
Tahap Jurnal Penutup
pengikhtisaran

Menutup Buku Besar

Neraca Saldo Setelah


Penutupan

Laporan Keuangan
Tahap Pelaporan - Laporan Laba Rugi
- Laporan Perubahan
Modal
- Neraca

2
A. JURNAL

Berikut ini adalah daftar akun


YEYEN TAYLOR
Neraca Saldo
Per 30 Nopember 2010
No Nama Rekening Debit Kredit
Rek (Rp) (Rp)
111 Kas 7.700.000 -
112 Piutang Usaha 1.500.000 -
113 Sewa Dibayar di Muka 1.500.000 -
114 Bahan Habis Pakai 400.000 -
131 Perangkat Kantor 2.100.000 -
211 Utang Usaha - 1.200.000
311 Modal Yeyen - 10.000.000
312 Prive Yeyen 600.000 -
411 Pendapatan Jasa Jahit - 3.400.000
412 Pendapatan Obras - 100.000
511 Biaya Gaji 900.000 -
Rp.14.700.000 Rp.14.700.000

Transaksi yang terjadi pada bulan Desember 2010 adalah sebagai berikut.

01 Desember
Pembelian tunai bahan habis pakai Rp.300.000,- dari toko ceria
02 Desember
Penerimaan pelunasan dari PT.Korindo Rp1.500.000,-
05 Desember
Pembayaran utang kepada toko La Tansa Rp.700.000,-
07 Desember
Penerimaan hasil jahitan Rp.500.000,-
10 Desember
Dibayar biaya pemasangan iklan pada harian Borneo News Rp400.000,-
12 Desember
Dibayar rekening listrik dan telepon Rp.200.000,-
15 Desember
Penyelesaian pakaian seragam PT.Jaya dengan jasa yang diperhitungkan
Rp.3.000.000,- dari jumlah tersebut baru diterima Rp.1.000.000,-
18 Desember Yeyen mengambil uang tunai dari kas perusahaan untuk keperluan rumah
tangga Rp500.000,-
24 Desember Penerimaan hasil jahitan Rp.800.000,- dan obras 150.000,-
30 Desember Pembayaran gaji karyawan Rp.1.200.000,-

Dari transaksi di atas, catatlah dalam jurnal umum, buku besar dan neraca saldo

3
B. CASH BASIS dan ACCRUAL BASIS

Didalam pencatatan transaksi dikenal 2 metode pencatatan, yaitu metode kas (cash basis) dan
metode akrual (accrual basis). Metode kas merupakan pencatatan transaksi yang mencatat
pendapatan dan biaya setelah pendapatan maupun biaya benar-benar telah diterima per kas atau
telah dibayar per kas. Sehingga tidak dikenal perkiraan piutang pendapatan maupun utang biaya.
Sedangkan dalam metode akrual, transaksi dicatat berdasarkan saat terjadinya. Sehingga
pendapatan maupun biaya akan diakui pada saat terjadinya, oleh karena itu akan timbul perkiraan
piutang dan utang. Sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia, dengan metode akrual akan
dihasilkan laporan keuangan yang mempertemukan semua pendapatan dan biaya dalam periode
yang sama.

C. JURNAL PENYESUAIAN (ADJUSTING ENTRIES)

Pengertian jurnal penyesuaian

Setelah data transaksi dicatat dalam rekening buku besar, saldo-saldo rekening buku besar dicatat
dalam suatu daftar yang dinamakan neraca saldo. Hal itu tidak dapat langsung digunakan untuk
menyusun laporan keuangan. Namum, neraca saldo merupakan bahan pokok untuk menyusun
laporan keuangan karena tidak semua saldo yang terlihat dalam dalam rekening buku besar
menunjukkan keadaan sebenarnya.
Rekening yang sudah menunjukkan keadaan yang sebenarnya digunakan untuk menyusun laporan
keuangan, sedangkan yang belum menunjukkan keadaanan yang sebenarnya harus disesuaikan
dahulu.
Buku/daftar yang digunakan untuk mencatat rekening-rekening buku besar yang perlu disesuaikan
agar menunjukkan keadaan sebenarnya dinamakan jurnal penyesuaian.
Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian adalah untuk memisahkan antara biaya yang sudah
menjadi beban pada suatu periode akuntansi dengan yang belum dan antara pendapatan yang
sudah menjadi hak dan yang belum menjadi hak, serta kesalahan-kesalahan lain yang perlu
disesuaikan.

Akun yang perlu disesuaikan

Akun yang biasanya memerlukan penyesuaian, antara lain:

1. Bahan habis pakai/perlengkapan (supplies)

Perlengkapan merupkan aktiva lancar yang umur pemakaiannya kurang dari satu tahun.
Perlengkapan juga disebut bahan habis pakai yang pada akhir periode harus dipisahkan atau
dihitung seberapa besar yang telah dikorbankan atau sudah menjadi beban. Agar seimbang dibuat
akun baru, yaitu beban perlengkapan/beban bahan habis pakai, dicatat disisi debet.

4
Contoh:
BHP di neraca saldo memperlihatkan jumlah Rp.500.000,- setelah dihitung secara fisik persediaan
BHP pada tgl 31 Desember Rp.300.000,-. Ini berarti perlengkapan yang telah terpakai untuk
kegiatan perusahaan berjumlah Rp.200.000,-. Nilai inilah yang disebut nilai beban/pengorbanan.
Jurnal penyesuaiannya:

Beban BHP Rp.200.000,-


Bahan habis pakai Rp.200.000,-

2. Beban yang masih harus dibayar/accrued expense (pos antisipasi pasif)

Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang telah jatuh tempo, tetapi perusahaan belum
membayar. Kejadian ini membuat perusahaan mempunyai hutang atau kewajiban. Contoh beban
yang sering jatuh tempo tetapi belum dibayar antara lain beban gaji, beban bunga, beban telepon,
beban air dan lain-lain. Pada akhirnya perusahaan mengkredit akun hutang untuk beban yang harus
dibayar.

Contoh:
Belum dibayar beban listrik dan air senilai RP.150.000,-padahalsudah jatuh tempo. Maka
Jurnal penyesuaiannya,

Beban listrik dan air Rp.150.000,-


Utang listrik dan air Rp.150.000,-

Contoh lain:
Perusahaan membayar gaji pegawai mingguan tiap Sabtu. Tarif gaji Rp.60.000,- perhari.
Pembayaran gaji terakhir tgl 28 Desember. Dengan demikian, gaji karyawan tanggal 30 dan 31
Desember belum dibayar karena baru dibayar pada hari Sabtu tgl 4 januari tahun berikutnya. Ini
berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat gaji yang belum dibayar 2 hari @Rp.60.000,- =
Rp.120.000,-

Jurnal penyesuaiannya:

Beban gaji Rp.120.000,-


Utang gaji Rp.120.000,-

5
3. Pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan/accrued income (pos
antisipasi aktif)

Piutang pendapatan adalah suatu pendapatan yang seharusnya diterima, tetapi belum dibayarkan.
Dengan kata lain perusahaan telah menjual barangnya kepada pelanggan tetapi belum diterima
pembayarannya.
Contoh:
Pada akhir periode terdapat pendapatan salon yang seharusnya diterima sebesar Rp.2.000.000,-
dari pelanggan, maka

Jurnal penyesuaiannya:

Piutang pendapatan salon Rp.2.000.000,-


Pendapatan sewa Rp.2.000.000,-

4. Penyusutan aktiva tetap/depreciation

Dalam aktiva tetap tidak semuanya mempunyai nilai yang sama (kecuali tanah). Aktiva tetap lama
kelamaan akan berkurang nilainya. Berkurangnya nilai ini disebut penyusutan, dimana nilai
penyusutan merupakan kebijakan internal perusahaan. Besarnya nilai penyusutan untuk tiap
periode dicatat sebagai beban penyusutan atau depresiasi penyusutan.
Contoh:
Di neraca saldo, akun peralatan kantor memperlihatkan jumlah 2.000.000,- diputuskan untuk
mengadakan penyusutan 10% pertahun. Ini berarti penyusutan tiap tahun = 10% x Rp.2.000.000,-
= Rp.200.000,-

Jurnal penyesuaiannya :

Beban penyusutan peralatan Rp.200.000,-


Akum penyusutan peralatan Rp.200.000,-

5. Beban dibayar di muka (prepaid expense)

Beban dibayar di muka atau persekot adalah beban perusahaan yang sudah dibayar tetapi belum
menjadi beban. Pada akhir periode harus dipisahkan apabila beban itu telah jatuh tempo. Saat jatuh
tempo akan terdapat beban dan beban dibayar di muka.

Ada dua cara pencatatan pada waktu melakukan pembayaran beban (biaya):
1. Pendekatan neraca, yaitu pembayaran beban dicatat dalam akun “Beban dibayar di muka”.
2. Pendekatan rugi-laba, yaitu pembayaran beban dicatat dalam akun “ Beban .........

Contoh :
Tanggal 1 April 2010 pembayaran premi asuransi untuk satu tahun Rp.600.000,-.Di tanyakan:
Jurnal pada tanggal 1 April 2010 dan jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2010, jika :
a) Menggunakan pendekatan neraca/harta

1. Jurnal pada waktu pembayaran premi asuransi (1 April 2010)


Asuransi dibayar di muka Rp.600.000,-
Kas Rp.600.000,-

2. Jurnal penyesuaian (31 Desember 2010)


Beban asuransi Rp.450.000,-
Asuransi dibayar di muka Rp.450.000,-

6
b) Menggunakan pendekatan rugi-laba/beban

1. Jurnal pada waktu pembayaran premi asuransi (1 April 2010)


Beban Asuransi Rp.600.000,-
Kas Rp.600.000,-

2. Jurnal penyesuaian (31 Desember 2010)


Asuransi dibayar di muka Rp.150.000,-
Beban Asuransi Rp.150.000,-

Penjelasan:
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, asuransi yang sudah dimanfaatkan (sudah menjadi
beban tahun 2010) adalah 9 bulan (1 April – 31 Desember 2010).
= 9/12 x Rp600.000,- = Rp450.000,-
 Jika menggunakan pendekatan neraca, jumlah yang sudah menjadi beban tersebut
dipindahkan dari akun asuransi di bayar di muka ke akun beban asuransi dengan mengkredit
akun asuransi dibayar di muka Rp.450.000,- dan mendebet akun beban asuransi Rp.450.000,-
 Jika menggunakan pendekatan rugi/laba, jumlah yang belum menjadi beban (3 bulan)
= 3/12 x Rp.600.000,- = Rp150.000,-, dipindahkan dari beban asuransi ke akun asuransi
dibayar di muka, dengan mengkredit akun beban asuransi dan mendebet akun asuransi dibayar
di muka Rp.150.000,-

Untuk lebih jelasnya, perhitungan mana yang sudah dan mana yang belum menjadi beban dapat
dilukiskan dalam gambar garis waktu berikut ini.

1-4- 2010 31 -12 – 2010 1- 4 – 2010


9 bulan 3 bulan

Masih berwujud uang muka (harta)


(Belum menjadi beban)

Dari uraian dan contoh di atas dapat di simpulkan bahwa :


1) Jika pada saat pembayaran di catat dalam akun asuransi di bayar di muka, peneyesuaianya:
akun asuransi di bayar di muka di kredit sebesar yang sudah menjadi beban dan akun beban
asuransi di debet sejumlah itu
2) Jika pada saat pembayaran di catat dalam akun beban asuransi, penyesuaianya: akun beban
asuransi di kredit sebesar yang belum menjadi beban dan akun asuransi di bayar di muka
di debet sejumlah itu.

6. Pendapatan diterima di muka/Deferred Revenue (pos transitoris aktif)

Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan usaha yang sudah diterima tetapi perusahaan
belum memberikan jasanya pada pelanggan. Pada akhir periode harus dicari jumlah yang benar-
benar menjadi pendapatan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Juli 2009 di terima untuk sewa 2 tahun sebesar Rp 2.000.000,00. Ditanyakan :
Jurnal pada tanggal 1 Juli 2009 dan jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2009 jika:
a. Menggunakan pendekatan rugi – laba/beban
b. Menggunakan pendekatan neraca/hutang

7
Jawab:
a) Pendekatan rugi laba/beban

1. Jurnal waktu menerima sewa ( 1Juli 2009)


Kas Rp 2.000.000
Pendapatan sewa Rp 2.000.000

2. Jurnal penyesuaian (31 Desember 2009)


Pendapatan sewa Rp 1.500.000
Sewa di terima muka Rp 1.500.000

b) Pendekatan neraca/hutang

1. Jurnal waktu menerima sewa ( 1Juli 2009 )


Kas Rp 2.000.000
Sewa di terima muka Rp 2.000.000

2. Jurnal penyesuaian ( 31 Desember 2009)


Sewa di terima muka Rp 500.000
Pendapatan sewa Rp.500.000

Penjelasan:
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 sebenarnya sudah merupakan pendapatan tahun 2009
adalah enam bulan ( 1Juli – 31 Desember 2009 ) = 6/24 × Rp 2.000.000 = 500.000
 Jika menggunakan pendekatan rugi laba, jumlah yang belum merupakan pendapatan
( Rp 1.500.000 ) dipindahkan dari akun pendapatan sewa ke akun sewa diterima di muka
dengan mendebet akun pendapatan sewa dan mengkredit sewa diterima di muka
Rp.1.500.000,-.
 Jika menggunakan pendekatan neraca, jumlah yang sudah merupakan pendapatan
Rp.500.000,- dipindahkan dari akun sewa diterima di muka ke akun pendapatn sewa dengan
mendebet akun sewa diterima dimuka dan mengkredit akun pendapatan sewa Rp.500.000,-.

Untuk lebih jelasnya, perhitungan mana yang sudah dan mana yang belum merupakan
pendapatan, dapat dilukiskan dalam gambar (garis waktu) berikut ini.

1-7–2009 31– 12– 2009 1–7–2010 31–12–2010 1–7-2011

6 bulan sudah 18 bulan belum merupakan pendapatan


merupakan pendapatan
7. Piutang tak tertagih/Penghapusan piutang
Piutang yang terjadi tidak selamanya dapat ditagih dengan mulus. Kadang-kadang, ada debitur yang
tidak membayar utangnya karena usahanya sedang bangkrut. Jika terdapat piutang yang tidak dapat
diterima pembayarannya, berarti merupakan kerugian maka harus dicatat dalam rekening kerugian
piutang tak tertagih melalui jurnal penyesuaian.
Ada dua metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih:
1. Metode langsung (Direct Method)
Pencatatan kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode piutang sejumlah piutang yang tak
tertagih dan langsung dicatat dalam akun kerugian tak tertagih, dengan jurnal:

Kerugian piutang tak tertagih Rp. xxxx


Piutang Rp. xxxx

8
2. Metode Tidak Langsung/metode cadanganan (inderect/allowance method)
a. Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode terjadinya piutang berdasarkan taksiran,
melalui jurnal penyesuaian :

Kerugian piutang tak tertagih Rp. xxxx


Cadangan kerugian piutang Rp. xxxx

b. Setiap penghapusan piutang dibebankan ke cadangan piutang tak tertagih dengan jurnal:
Cadangan piutang tak tertagih Rp. xxxx
Piutang Rp. xxxx

8. Pembetulan kesalahan

Dalam akuntansi mungkin saja timbul kesalahan dalam pencatatan maka sebelum menyusun
laporan keuangan perlu dibetulkan. Pembetulan dilakukan dengan membuat jurnal koreksi/jurnal
penyesuaian.
Ada beberapa bentuk kesalahan antara lain:
- Kesalahan jumlah rupiah
- Kesalahan nama akun
- Kombinasi dari beberapa kesalahan
Contoh 1:
Penerimaan pelunasan piutang usaha sebesar Rp.750.000,- dicatat sebagai penerimaan pelunasan
piutang usaha Rp.570.000,-
Seharusnya:
Kas Rp.750.000,-
Piutang usaha Rp.750.000,-
Salah dicatat:
Kas Rp.570.000,-
Piutang usaha Rp.570.000,-
Pembetulan:
Kas Rp.180.000,-
Piutang usaha Rp180.000,-

Contoh 2:
Membayar sewa kios Rp.1.300.000,- dicatat sebagai membayar sewa kios sebesar Rp.1.800.000,-
Seharusnya:
Beban sewa Rp.1.300.000,-
Kas Rp.1.300.000,-
Salah dicatat:
Beban sewa Rp1.800.000,-
Kas Rp.1.800.000,-
Pembetulan:
Beban sewa Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-

Dari dua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa:


- Jika kesalahan mencatat terlalu rendah, pembetulannya dijurnal sama sebesar kekurangannya.
- Jika kesalahan mencatat terlalu tinggi, pembetulannya dijurnal kebalikkannya sebesar
kelebihannya.

9
Contoh 3:
Pembayaran biaya bunga Rp.500.000,- dicatat sebagai pembayaran biaya gaji.
Seharusnya:
Beban bunga Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Salah dicatat:
Beban gaji Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Pembetulannya:
Beban bunga Rp.500.000,-
Beban gaji Rp.500.000,-

Contoh 4:
Pembayaran beban sewa Rp.500.000,- dicatat sebagai pembayaran bunga Rp.50.000,-

Seharusnya:
Beban sewa Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Salah dicatat:
Beban bunga Rp.500.000,-
Kas Rp.500.000,-
Pembetulannya:
Beban sewa Rp.500.000,-
Kas Rp.450.000,-
Beban bunga Rp. 50.000,-

D. KERTAS KERJA/NERACA LAJUR (WORKSHEET)

Pengertian Kertas Kerja

Mengingat pentingnya laporan keuangan, baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan,
laporan keuangan harus disusun dengan baik dan benar. Untuk itu diperlukan alat bantu yang dapat
mempermudah penyusunan laporan keuangan. Alat bantu tersebut adalah kertas kerja (worksheet)
disebut juga neraca lajur. Karena fungsinya sebagai alat bantu, maka penulisannya memakai pensil,
sehingga bila terjadi kesalahan mudah dikoreksi. Kertas kerja bukan merupakan bagian pencatatan
akuntansi yang formal dan juga bukan laporan-laporan, sehingga tidak perlu dilaporkan pada pihak
luar perusahaan. Kertas kerja merupakan kertas berkolom-kolm (berlajur-lajur) yang menghimpun
data-data akuntansi untuk menyusun laporan keuangan yang direncanakan.

Pada kertas kerja baris identitas terdiri atas;


A. Nama perusahaan
B. Frase “Kertas Kerja”
C. Tanggal periode penyusunan

10
Bentuk Kertas Kerja
 Kertas kerja 10 kolom
Kertas kerja ini yang sering dipakai dalam pembelanjaran disekolah-sekolah. Kertas kerja ini sudah
agak kompleks dengan kolom-kolom sebagai berikut.
Perusahaan “Si mantap”
Kertas kerja
Per 31 Desember 20..
Nama Neraca Penyesuaian Neraca saldo Rugi/Laba Neraca
No. Akun Saldo Disesuaikan
D K D K D K D K D k

 Kertas kerja 8 kolom

Kertas kerja 8 kolom hanya terdiri atas kolom Neraca Saldo, Penyesuaian, Rugi laba dan Neraca.
Formatnya sebagai berikut.

Perusahaan “Si mantap”


Kertas kerja
Per 31 Desember 20..
Neraca Penyesuaian Rugi/Laba Neraca
No. Nama Akun Saldo
D K D K D K D k

 Kertas kerja 12 kolom


Kertas kerja 12 kolom hampir sama dengan kertas kerja 10 kolom, hanya setelah kolom Rugi laba
ditambah kolom Modal dan Neraca. Formatnya sebagai berikut.

Perusahaan “Si mantap”


Kertas kerja
Per 31 Desember 20..
Nama Neraca Penyesuaian Neraca Rugi/Laba Modal Neraca
No. Akun Saldo saldo
Disesuaikan
D K D K D K D K D K D K

11
G. Penyusunan kertas Kerja

Berikut penyusunan kertas kerja berdasarkan data transaksi “YEYEN TAYLOR” pada soal
terdahulu.

Yeyen Taylor
Neraca Saldo
31 Desember 2007
No. Nama Akun Debet Kredit
111 Kas 8.350.000,- -
112 Piutang usaha 2.000.000,- -
113 Sewa dibayar di muka 1.500.000,- -
114 Bahan habis pakai 700.000,- -
131 Peralatan jahit 2.100.000,- -
211 Utang - 500.000,-
311 Modal - 10.000.000,-
312 Prive 1.100.000,- -
411 Pendapatan jahit - 7.700.000,-
412 Pendapatan obras - 250.000,-
511 Beban gaji 2.100.000,- -
512 Beban iklan 400.000,- -
513 Beban listrik & telepon 200.000,- -
18.450.000,- 18.450.000,-

Data penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2007

Sewa kios Rp.1.500.000,- dibayar tgl 3 November 2007 untuk satu tahun
Bahan habis pakai yang masih ada seharga Rp.200.000,-
Peralatan jahit disusutkan Rp.100.000,-
Pakaian yang telah diselesaikan dengan jasa yang diperhitungkan Rp.600.000,- masih harus
ditagih.
Gaji yang masih harus dibayar Rp.300.000,-
Iklan yang sudah terbit satu kali dari empat kali yang direncanakan
Beban listrik dan telepon untuk bulan Desember yang belum dibayar Rp.350.000,-

Berdasarkan data akuntansi di atas, disusun dalam jurnal penyesuaian dan kertas kerja.

12
Cara mengisi kolom penyesuaian/menyusun jurnal penyesuaian.

a. Sewa di bayar di muka Rp 1.500.000 di bayar tanggal 3 November 2007 untuk 1 tahun. Sampai
dengan 31 Desember 2007, baru 2 bulan yang telah dimanfaatkan berarti yang sudah benjadi
beban 2/12 × Rp 1.500.000 = 250.000
Jumlah tersebut dipindahkan ke akun beban sewa dengan mendebet akun beban sewa dan
mengkredit akun sewa di bayar di muka

b. habis pakai di neraca saldo Rp 700.000.-


Persedian yang masih ada seharga 200.000 berarti yang telah di pakai Rp 500.000 (sudah menjadi
beban). Jumlah tersebut dpindahkan ke akum bahan habis pakai ke akun beban BHP dan
mengkredit bahan habis pakai.

c. Peralatan jahit di susutkan Rp 100.000 berarti jumlah tersebut merupakan beban tahun 2007, dan
di catat di sisi debet akun piutang usaha dan di sisi kredit akun pendapatan jahitan.

d. Jasa yang masih harus di tagih Rp 600.000 sudah merupakan pendapatn, tetapi beban di terima
pembayaranya, maka harus dicatat di sisi debet akun piutang usaha dan di sisi kredit akun
pendapatan jahit.

e. Gaji yang masih harus dibayar Rp300.000,- berarti sebenarnya sudah menjadi beban, tetapi belum
dibayarm maka harus dicatat di sisi debet akun beban gaji dan di sisi kredit akun utang gaji

f. Iklan yang telah dibayar Rp.400.000,- untuk 4 kali penerbitan. Sampai 31 Desember 2007 baru
satu kali diterbitkan berarti yang sudah menjadi beban 2007 = ¼ x Rp.400.000,-
= Rp.100.000,- dan selebihnya (Rp.300.000,-) merupakan beban dibayar di muka, yang baru akan
dimanfaatkan pada tahun 2008, maka jumlah tersebut (Rp.300.000,-) dicatat di sisi debet akun
iklan dibayar di muka dan di sisi kredit akun beban iklan.

g. Beban listrik dan telepon Rp.350.000,- yang belum dibayar, merupakan utang maka dicatat di sisi
debet akun beban listrik dan telepon dan di sisi kredit utang listrik dan telepon

13
Jurnal penyesuaian

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Des 31a. Beban sewa Rp.250.000,- -
Sewa dibayar di muka - Rp250.000,-
b. Beban BHP Rp.500.000,- -
Bahan habis pakai - Rp.500.000,-
c. Beban peny peralatan Rp100.000,- -
Akum.peny peralatan - Rp.100.000,-
d. Piutang usaha Rp.600.000,- -
Pendapatan jahit - Rp.600.000,-
e. Beban gaji Rp.300.000,- -
Utang gaji - Rp.300.000,-
f. Iklan dibayar di muka Rp.300.000,- -
Beban iklan - Rp.300.000,-
g. Beban listrik dan telepon Rp.350.000,- -
Utang listrik & telepon - Rp.350.000,-
Rp.2.400.000,- Rp.2.400.000,-

Cara penyusunan kertas kerja

a. Pengisian kolom neraca saldo disesuaikan dengan menggabungkan jumlah masing-masing


rekening yang ada di kolom neraca saldo dan di kolom penyesuaian.
- Jika letaknya sama dijumlahkan
- Jika letaknya berlawanan diselisihkan
b. Pengisian kolom rugi laba dan neraca dengan memindahkan jumlah masing-masing rekening
yang ada neraca saldo disesuaikan ke kolom rugi laba atau neraca dengan ketentuan:
- Untuk rekening riil dipindahkan ke kolom neraca
- Untuk rekening nominal dipindahkan ke kolom rugi laba
c. Menghitung laba atau bersih.
- Jumlah kolom R/L kredit Rp.8.550.000,- (merupakan pendapatan)
- Jumlah kolom R/L debet Rp.3.900.000,- (merupakan beban)
Laba bersih ................................. Rp. 4.650.000,-

14
YEYEN TAYLOR
KERJA
Desember tahun 2007
(dalam ribuan )
Neraca Saldo Penyesuaian N.S Stlh Disesuaikan Rugi-laba Neraca
No.akun Nama akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
111 Kas Rp 8.350 - - - Rp 8.350 - - - Rp 8.350 -
112 Piutang dagang Rp 2.000 - Rp 600 - Rp 2.600 - - - Rp 2.600 -
113 Sewa dibayar di muka Rp 1.500 - - Rp 250 Rp 1.250 - - - Rp 1.250 -
114 Bahan habis pakai Rp 700 - - Rp 500 Rp 200 - - - Rp 200 -
131 Peralatan jahit Rp 2.100 - - - Rp 2.100 - - - Rp 2.100 -
211 Utang dagang - Rp 500 - - - Rp 500 - - - Rp 500
311 Modal Yeyen - Rp 10.000 - - - Rp 10.000 - - - Rp 10.000
312 Prive Yeyen Rp 1.100 - - - Rp 1.100 - - - Rp 1.100 -
411 Pendapatan jahit - Rp 7.700 - Rp 600 - Rp 8.300 - Rp 8.300 - -
412 Pendapatan obras - Rp 250 - - - Rp 250 - Rp 250 - -
511 Beban gaji Rp 2.100 - Rp 300 - Rp 2.400 - Rp 2.400 - - -
512 Beban iklan Rp 400 - - Rp 300 Rp 100 - Rp 100 - - -
513 Beban listrik & telepon Rp 200 - Rp 350 - Rp 550 - Rp 550 - - -
Rp 18.450 Rp 18.450 -
514 Beban sewa Rp 250 - Rp 250 - Rp 250 - - -
515 Beban BHP Rp 500 - Rp 500 - Rp 500 - - -
516 Beban Penyusutan peralatan Rp 100 - Rp 100 - Rp 100 - - -
132 Akum.peny peralatan - Rp 100 - Rp 100 - - - Rp 100
212 Utang gaji - Rp 300 - Rp 300 - - - Rp 300
115 Iklan dibayar di muka Rp 300 - Rp 300 - - - Rp 300 -
213 utang listrik &telepon - Rp 350 - Rp 350 - - - Rp 350
Rp 2.400 Rp 2.400 Rp 19.800 Rp 19.800 Rp 3.900 Rp 8.550 Rp 15.900 Rp 11.250
Rp 4.650 Rp 4.650
LABA BERSIH Rp 8.550 Rp 8.550 Rp 15.900 Rp 15.900

15

Anda mungkin juga menyukai