Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUKUM ISLAM, RAKYAT DAN NEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Matakuliah Filsafat Hukum Islam

Dosen Pembimbing Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Lola Rikana Putri (S20181143)

Nur Eka Wangi Rahmatun Hasanah (S20181146)

Arumg Andreansyah (S20181144)

Redi Taufiqur Rahman (S20181136)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA

MEI 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Senantiasa Kami Panjatkan Kepada Allah Swt Yang Telah
Melimpahkan Rahmat, Taufik Serta Hidayah-Nya Sehingga Kami Dapat
Menyelesaikan Penyusunan Makalah Ini. Shalawat Serta Salam Senantiasa Kami
Haturkan Kepada Nabi Muhammad Saw Yang Telah Menuntun Kita Pada Jalan
Kebaikan Dan Kebenaran Berupa Agama Yang Sempurna Serta Menjadi Rahmat
Bagi Seluruh Alam.

Makalah Berjudul “Hukum Islam, Rakyat dan Negara” Ini Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Filsafat Hukum Islam Dan Juga Untuk
Khalayak Ramai Sebagai Bahan Pembelajaran Untuk Menambah Ilmu Serta
Informasi Yang Semoga Bermanfaat.

Makalah Ini Kami Susun Degan Segala Kemampuan Dan Semaksimal


Mungkin Dengan Dukungan Dari Banyak Pihak, Sehingga Bisa Memudahkan
Dalam Penyusunannya. Untuk Itu Kami Ucapkan Terimakasih Pada Berbagai
Pihak Yang Telah Membantu Kami Dalam Menyelesaikan Makalah Ini. Namun,
Kami Menyadari Bahwa Dalam Penyusun Makalah Ini Tentu Belum Sempurna
Dan Masih Banyak Kesalahan Serta Kekurangan. Maka Dari Itu Kami Sebagai
Penyusun Makalah Ini Mohon Kritik, Saran Dan Pesan Dari Semua Yang
Membaca Makalah Ini Terutama Dosen Mata Kuliah Hukum Adat Yang Kami
Harapkan Sebagai Bahan Koreksi Untuk Kami Kedepannya.

Jember, 28 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER---------------------------------------------------------------------------------

KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang------------------------------------------------------------
B. Rumusan Masalah--------------------------------------------------------
C. Tujuan----------------------------------------------------------------------

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi Hukum dalam islam----------------------------------------------


B. Rakyat dan Negara------------------------------------------------------------

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan--------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya manusia meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan ras, di
hadapan Allah dan muka hakim semuanya sama. Sebagai orang Islam yang taat,
kita tidak hanya menerapkan syariat agama pada kehidupan sehari-hari kita, tapi
kita juga harus mengetahui, mencermati, dan menerapkan agama di dalam lingkup
hukum.Hukum Islam telah mengalami perkembangan secara berkesinambungan,
baik melalui jalur infrastruktur politik maupun suprastruktur politik dengan
dukungan kekuatan sosial budaya. Bahkan dibalik semua itu, berakar pada
kekuatan sosial budaya yang berinteraksi dalam proses pengambilan keputusan
politik. Cara pandang dan interpretasi yang berbeda dalam keanekaragaman
pemahaman orang Islam terhadap hakikat hukum Islam telah berimplikasi dalam
sudut aplikasinya.

Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya
merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu
tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya
yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai
rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam kitab hadits. Dasar inilah
yang membedakan hukum Islam secara fundamental dengan hukum yang lain.

Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan


oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
manusia lain dalam bermasyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta
alam sekitarnya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Konsepsi Hukum dalam Islam?
2. Seperti apa rakyat dan negara dalam hukum islam?
C. TUJUAN
1. Supaya lebih mengetahui serta mendalami mengenai hukum islam dan
segala sesuatunya.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi Hukum dalam Islam

Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang mengatur


tingkah laku manusia, baik norma atau peraturan itu berupa kenyataan yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarkat maupun peraturana atau norma yang
dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Bentuknya bisa berupa
hukum yang tidak tertulis, seperti hukum adat, bisa juga berupa hukum tertulis
dalam peraturan perundangan-undangan. Hukum sengaja dibuat oleh manusia
untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan harta benda.1

Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi


bagian dari agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya
ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan
manusia dengan benda alam sekitarnya.Hukum Islam adalah hukum-hukum yang
diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum
yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang
berhubungan dengan amaliyah (perbuatan). Dengan adanya Hukum dalam Islam
berarti ada batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam kehidupan. Kerena tidak
bisa dibayangkan jika hukum, seseorang akan semaunya melakukan sesuatu
perbuatan termasuk perbuatan maksiat.2

Hukum Islam dibagi ke dalam dua bagian :

o Bidang Ibadah (ibadah mahdah) Ibadah mahdah adalah tata cara beribadah
yang wajib dilakukan seorang muslim dalam berhubungan dengan Allah
seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
o Bidang Mu’amalah ( ibadah ghairu mahdah ) Mu’amalah adalah ketetapan
Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia, yang
sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtiad manusia yang
memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu. Dengan adanya hukum
ibadah mahdah dan muamalah ini jika diamalakan oleh manusia akan
dapat terpelihara Agama, jiwa, dan akalnya.

1
ABDULLAH, Abdul Gani. Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia.
Gema Insani, 1994.
2
DJAMALI, R. Abdul. Hukum Islam: berdasarkan ketentuan kurikulum konsorsium ilmu hukum.
Mandar Maju, 2002.

v
Berikut merupakan beberapa sumber dari Hukum Islam sebab Di dalam
hukum islam rujukan-rujukan dan dalil telah ditentukan sedemikian rupa oleh
syariat, mulai dari sumber yang pokok maupun yang bersifat alternatif. Sumber
tertib hukum Islam ini secara umumnya dapat dipahami dalam firman Allah
dalam QS. An-nisa: 59:
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya
dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu
maka kembalikanlah ia pada Allah (al quran) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu
benar-benar beriman kapada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik (akibatnya)".(QS. An-nisa: 59)
Dari ayat tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam
menjalankan hukum agamanya harus didasarkan urutan:
1.      Selalu menataati Allah dan mengindahkan seluruh ketentuan yang berlaku dalam
alquran.
2.      Menaati Rasulullah dengan memahami seluruh sunnah-sunnahnya
3.      Menaati ulil amri (lembaga yang menguasai urusan umat islam).
4.      Mengenbalikan kepada alquran dan sunah jika terjadi perbedaan dalam
menetapkan hukum.3
Secara lebih teknis umat islam dalam berhukum harus memperhatikan
sumber tertib hukum:
1.      Al Quran
2.      Sunah atau hadits Rasul
3.      Keputusan penguasa; khalifah (ekseklutif), ahlul hallli wal‘aqdi (legislatif),
amupun qadli (yudikatif) baik secara individu maupun masing- masing konsensus
kolektif (ijma’)
4.      Mencari ketentuan ataupun sinyalemen yang ada dalam al quran kemmbali jika
terjadi kontroversi dalam memahami ketentuan hukum.
Dengan komposisi itu pula hukum islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis:

3
IRFAN, Abbas. Maqasid al-Syari'ah sebagai Sumber Hukum Islam: Analisis terhadap Pemikiran
Jasser Auda. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 2013, 7.2: 183-194.

vi
1.      Dalil Naqli yaitu Al Quran dan as sunah
2.      Dalil Aqli yaitu pemikiran akal manusia
Serta di dalam Hukum Islam terdapat beberapa tujuan demi kemashlatan
seluruh umatnya. Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul
mafaasidiwajalbul mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan
kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam:

1.      Memelihara agama


Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi
hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada pemeluk agam lain
untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
2.      Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib
memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam
melarang pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi
berbagai sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan
kemaslahatannya hidupnya (Qs.6:51,17:33)
3.      Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia.
Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar
tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
4.      Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting.
Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan. (Qs.4:23)
5.      Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia
untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi
dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah

vii
menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi hukumislam ditetapkan
oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang
bersifat primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).4
B. Rakyat dan negara dalam hukum islam

1. Pengertian Rakyat

Rakyat ialah semua orang yang berada pada suatu wilayah Negara dan taat
pada kekuasaan pemerintahan tersebut. Rakyat juga yang mulai merencanakan
merintis, mengendalikan dan menyelenggarakan pemerintahan negara. Rakyat
juga merupakan salah satu unsur yang penting dalam sebuah negara karena tanpa
ada rakyat maka negara juga tidak akan dapat terbentuk. Didalam suatu rakyat
dapat dibedakan menjadi dua yakni, penduduk dan bukan penduduk dan warga
negara dan bukan warga negara (Warga Negara Asing).
2. Elemen Rakyat
Dibawah ini merupakan elemen dari rakyat itu sendiri, elemen tersebut terdiri dari
antara lain ialah sebagai berikut :
a. Pria.
b. Wanita.
c. Anak-anak.
d. Kakek dan nenek.
Pengertian Rakyat Menurut Para Ahli
Didalam suatu pemerintahan, peran orang nomor 1 sebagai kepala negara
sangatlah penting. Pasalnya, seorang kepala negara yang ditunjuk dituntut untuk
dapat memimpin Negara beserta rakyatnya.
1. Herman J.Waluyo
Dikatakan oleh Herman J. Waluyo, bahwa rakyat diibaratkan ialah sebagai
darah, yang mana darah itu akan mengalir dan beredar sepanjang waktu didalam
sebuah tubuh (bangsa). Jadi, Apabila rakyat dan kepala negara tidak dalam satu
suara, tidak satu pemikiran, tidak satu jalan, maka dapat dipastikan bahwa
kesejahteraan rakyat yang akan terganggu.
4
RUSDI, Muhammad Ali. Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum Islam.
DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum, 2017, 15.2: 151-168.

viii
2. Emha Ainun Nadjib
Sedangkan pengertian rakyat yang dikemukakan oleh Emha Ainun Nadjib
yakni sekumpulan orang yang diatur partai yang berkuasa pada saat itu. Sehingga
dapat dikatakan, bahwa rakyat harus (wajib) dan dipaksa untuk tunduk dengan
kebijakan yang dibuat dan diaturnya.
3. Menurut Politis
Pengertian Rakyat Menurut Politis ialah semua orang yang berada serta
berdiam didalam sebuah negara atau juga menjadi penghuni negara yang tunduk
pada kekuasaan negara itu sendiri. Rakyat adalah unsur terpenting didalam negara
karena rakyatlah yang pertama kali berkehendak atas negara. Sebenarnya memang
harus seperti itulah rakyat bertindak. Mereka harus patuh terhadap pemimpin
Negara demi kebaikan bersama. Namun, apabila kepala negara lalai tentu akan
menjadi bencana bagi Negara serta juga rakyat. Alih-alih sejahtera, rakyat
malahan bisa saja menjadi merasa sengsara.
4. Anwar Harjono
Hal tersebut secara tidak langsung dalam ungkapan yang dikatakan oleh
Anwar Harjono. Ia mengemukakan bahwa rakyat ialah sebuah sumber kekuasaan.
Tidak jelas kekuasaan yang seperti apa dan bagaimana yang dimaksud.
2. Pengertian Negara,
Pengertian negara secara umum yaitu suatu daerah tertentu,yang ditempati
oleh sekumpulan orang. Dikelola orang seorang pemimpin yang diakui oleh
bawahannya sebagai pemilik kedaulatan. Negara juga dalam suatu wilayah akan
memiliki sistem ataupun aturan yang diberlakukan kepada orang yang berada
dibawah naungannya.
Menurut kamus besar bahasa indonesia pengertian negara adalah
organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyatnya. Kemudian pengertian negara dengan kata lain yaitu
kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasikan dibawah lingkungan lembaga politik dan pemerintahan yang
efektif.

ix
Terdapat beberapa informasi tentang pengertian negara secara merata
sebagai perihal untuk menambah wawasan secara detail terhadap negara.
Syarat-syarat Berdirinya Sebuah Negara
Sebuah negara bisa berdiri apabila ia memiliki wilayah, rakyat, dan
pemimpin bagi rakyat tersebut. Hubungan antara rakyat dan pemimpin terwujud
dalam aturan-aturan yang sering disebut sebagai undang-undang. Negara Islam
merupakan negara yang didirikan atas dasar keyakinan (aqidah), bukan atas dasar
letak geografis, etnis, ataupun aspek-aspek alam lainnya. Karena itu, Negara Islam
bersifat universal (dan karenanya multietnis).
Khilafah Islam (Negara Islam), meskipun bersifat universal (‘alamiyyat),
tidaklah harus berwilayahkan seluruh penjuru bumi, untuk bisa disebut sebagai
sebuah negara (Islam). Negara Madinah pun hanya memiliki wilayah yang tidak
terlalu luas, namun toh sudah bisa disebut sebagai sebuah negara Islam, bahkan
sebuah negara ideal. Yang terpenting adalah bahwa wilayah tersebut dikuasai oleh
satu payung kekuasaan. Satu wilayah tidak boleh dikuasai oleh lebih dari satu
payung kekuasaan yang sama tinggi. Karena berdirinya sebuah negara merupakan
kontrak sosial, maka kontrak antara rakyat dan seorang pemimpin tertinggi
merupakan faktor yang mesti ada. Tanpa kontrak tersebut, seluruh warga di
wilayah tersebut tidak lebih hanyalah segerombolan manusia saja. Gerombolan-
gerombolan manusia seperti itu bisa kita amati pada pola hidup masyarakat
nomaden, yang senantiasa berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Untuk itulah, Islam telah mengarahkan manusia untuk hidup secara menetap
dengan menyepakati suatu aturan hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu.
Pola hidup menetap merupakan salah satu ciri manusia beradab. Dengan pola
hidup menetap, manusia akan dapat menunaikan berbagai nilai kemanusiaan, yang
sulit untuk dapat ditunaikan dengan pola hidup nomaden.
Aturan atau undang-undang merupakan unsur yang mesti ada dalam suatu
negara. Undang-undang akan mengatur hubungan antar individu untuk mencapai
keadilan dan kemaslahatan bersama. Tanpa undang-undang, pola hidup manusia
tidak akan berbeda dengan pola hidup hewan. Padahal, manusia diciptakan

x
dengan berbagai kelebihannya adalah untuk menjadi manusia, dan bukan untuk
menjadi hewan.
Rakyat dan Pemerintah, Kesatuan yang Tak Bisa Dipisahkan
Dalam Islam, rakyat selaku anggota masyarakat dan pemerintah selaku
penguasa yang mengurusi berbagai problem rakyatnya adalah kesatuan yang tak
bisa dipisahkan. Berbagai program yang dicanangkan oleh pemerintah tak akan
berjalan dengan baik tanpa dukungan dan sambutan ketaatan dari rakyat. Berbagai
problem yang dihadapi oleh rakyat juga tak akan usai tanpa kepedulian dari
pemerintah. Gayung bersambut antara pemerintah dan rakyatnya menjadi satu
ketetapan yang harus dipertahankan. Ka’b al-Akhbar rahimahumallah berkata,
“Perumpamaan antara Islam, pemerintah, dan rakyat laksana kemah, tiang, dan
tali pengikat berikut pasaknya. Kemah adalah Islam, tiang adalah pemerintah,
sedangkan tali pengikat dan pasaknya adalah rakyat. Tidaklah mungkin
masingmasing dapat berdiri sendiri tanpa yang lainnya.” (Uyunul Akhbar karya
al-Imam Ibnu Qutaibah)
Maka dari itu, hubungan yang baik antara rakyat dan pemerintahnya,
dengan saling bekerja sama di atas Islam dan saling menunaikan hak serta
kewajiban masing-masing, akan menciptakan kehidupan yang tenteram, aman,
dan sentosa. Betapa indahnya bimbingan Islam dalam masalah ini. Sebuah aturan
hidup dan jalan yang terang bagi manusia.
Namun, ada pihak-pihak yang tak rela dengan semua itu. Salah satunya
adalah Taqiyuddin an-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir (HT). Dia menyatakan,
“Oleh karena itu, menyerang seluruh bentuk interaksi yang berlangsung
antaranggota masyarakat dalam rangka memengaruhi masyarakat tidaklah cukup,
kecuali dengan menyerang seluruh bentuk interaksi yang berlangsung antara
penguasa dan rakyatnya, harus digoyang dengan kekuatan penuh, dengan cara
diserang sekuat-kuatnya dengan penuh keberanian.”Lebih dari itu, dia
mengungkapkan, “Keberhasilan gerakan diukur dengan kemampuannya untuk
membangkitkan rasa ketidakpuasan (kemarahan) rakyat dan kemampuannya
untuk mendorong mereka menampakkan kemarahannya itu setiap kali mereka
melihat penguasa atau rezim yang ada menyinggung ideologi, atau

xi
mempermainkan ideologi itu sesuai dengan kepentingan dan hawa nafsu
penguasa.”

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang mengatur


tingkah laku manusia, baik norma atau peraturan itu berupa kenyataan yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarkat maupun peraturana atau norma yang
dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Bentuknya bisa berupa
hukum yang tidak tertulis, seperti hukum adat, bisa juga berupa hukum tertulis
dalam peraturan perundangan-undangan. Hukum sengaja dibuat oleh manusia
untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan harta benda.

Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi


bagian dari agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya
ditetapkan oleh Allah.

Rakyat ialah semua orang yang berada pada suatu wilayah Negara dan taat
pada kekuasaan pemerintahan tersebut. Rakyat juga yang mulai merencanakan
merintis, mengendalikan dan menyelenggarakan pemerintahan negara. Rakyat
juga merupakan salah satu unsur yang penting dalam sebuah negara karena tanpa
ada rakyat maka negara juga tidak akan dapat terbentuk.

Pengertian negara secara umum yaitu suatu daerah tertentu,yang ditempati


oleh sekumpulan orang. Dikelola orang seorang pemimpin yang diakui oleh
bawahannya sebagai pemilik kedaulatan. Negara juga dalam suatu wilayah akan
memiliki sistem ataupun aturan yang diberlakukan kepada orang yang berada
dibawah naungannya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

ABDULLAH, Abdul Gani. Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata


Hukum Indonesia. Gema Insani, 1994.
DJAMALI, R. Abdul. Hukum Islam: berdasarkan ketentuan kurikulum
konsorsium ilmu hukum. Mandar Maju, 2002.
IRFAN, Abbas. Maqasid al-Syari'ah sebagai Sumber Hukum Islam: Analisis
terhadap Pemikiran Jasser Auda. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam,
RUSDI, Muhammad Ali. Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama
Hukum Islam. DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum,

xiv

Anda mungkin juga menyukai