Anda di halaman 1dari 224

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

TEORI EKONOMI MIKRO

Penyusun :

Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd.

Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang


Gd. A, Ruang 211 Universitas Pamulang
Tangerang Selatan - Banten

Teori Ekonomi Mikro i


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

TEORI EKONOMI MIKRO

Penulis :
Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd.

ISBN : 978-602-50986-4-2

Editor :
Saiful Anwar, S.Pd., M.Pd
Ubaid Al Faruq, M.Pd.

Penyunting :
Dr.H. Amin K Elfachmi, S.Pd,. SE,.MM.

Desain sampul dan Tata letak


Ubaid Al Faruq

Penerbit :
Unpam Press

Redaksi :
JL. Surya Kencana No. 1
Pamulang – Tangerang Selatan
Telp. 021 7412566
Fax. 021 74709855
Email: unpampress@unpam.ac.id

Cetakan pertama, 22 November 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa
ijin penerbit

Teori Ekonomi Mikro ii


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

LEMBAR IDENTITAS ARSIP MODUL


Data Publikasi Unpam Press
| Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Pamulang

Gedung A. R. 212 Kampus 1 Universitas Pamulang


Jalan Surya Kencana Nomor 1. Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten.
Website: www.unpam.ac.id | email: unpampress@unpam.ac.id

Teori Ekonomi Mikro / Syafaatul Hidayati-1sted.


ISBN – 978-602-50986-4-2

1. Teori Ekonomi Mikro I. Syafaatul Hidayati


M055-22112019-01

Ketua Unpam Press: Sewaka


Koordinator Editorial: Aeng Muhidin, Ali Madinsyah, Ubaid Al Faruq
Editor: Nama Koordinator Online Learning
Koordinator Bidang Hak Cipta: R.R. Dewi Anggraini
Koordinator Produksi: Pranoto
Koordinator Publikasi dan Dokumentasi: Ubaid Al Faruq
Desain Cover: Ubaid Al Faruq
Gambar Cover: Kharisma D Yuangga

Cetakan pertama, 22 November 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menggandakan dan memperbanyak


sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
penerbit.

Teori Ekonomi Mikro iii


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

IDENTITAS MATA KULIAH

Program Studi : Pendidikan Ekonomi


Mata Kuliah/Kode : Teori Ekonomi Mikro / PIE0203
Jumlah SKS : 3 Sks
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari Mata Kuliah
wajib fakultas yang bersifat wajib ditempuh mahasiswa
Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi FKIP UNPAM.
Capaian pembelajaran mata kuliah ini yaitu: Mahasiswa
mampu menghitung laba pada pasar persaingan
sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna,
kemudian menggambarkan kurva keseimbangannya,
serta mampu menghitung upah nominal dan riil pada
pasar input secara tepat dan sesuai dengan teori
ekonomi mikro yang berkembang saat ini. Cakupan
Materi Teori Ekonomi Mikro yaitu: 1) Konsep Dasar
Ekonomi Mikro: ruang lingkup ilmu ekonomi, definisi
dan perkembangan singkat ilmu ekonomi, sifat-sifat
teori ekonomi, perbedaan mikro ekonomi dan makro
ekonomi, pelaku-pelaku kegiatan ekonomi; 2) Masalah
Pokok Ekonomi: permasalahan pokok perekonomian,
sistem ekonomi; 3) Permintaan dan Penawaran: faktor
yang mempengaruhi permintaan dan penawaran,
hukum permintaan dan penawaran, kurva permintaan
dan penawaran, fungsi permintaan dan penawaran,
permintaan dan penawaran individu, permintaan dan
penawaran pasar, pergeseran kurva permintaan dan
penawaran; 4) Elastisitas Permintaan dan Penawaran:
faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan
penawaran menghitung elastisistas permintaan dan
penawaran, jenis dan macam-macam elastisitas
permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku
Konsumen: membedakan pendekatan kardinal dan
ordinal dalam teori perilaku konsumen, asumsi
pendekatan kardinal dan ordinal, alat ukur pendekatan
kardinal dan ordinal, kepuasan konsumen dalam
pendekatan kardinal dan ordinal, faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan maksimum dalam
pendekatan kardinal dan ordinal; 6) Teori Produksi:
pengertian dan fungsi produksi, bentuk-bentuk produksi
dan jangka waktu produksi, produksi dengan satu
variabel, produksi dengan lebih dari satu variabel,
perubahan harga faktor produksi; 7) Teori Biaya
Produksi: pengertian dan jenis biaya produksi, cara
menggambar biaya produksi, skala ekonomis dan tidak
ekonomis, maksimisasi laba dan penawaran; 8) Jenis-
Jenis Pasar: pasar persaingan sempurna, pasar
monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan
monopolistik, 9) Teori Pasar Input: karakteristik pasar
input, penentuan upah di pasar tenaga kerja, sewa

Teori Ekonomi Mikro iv


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

ekonomi, modal dan tingkat bunga; 10) Eksternalitas


dan kegagalan pasar: eksternalitas dan
ketidakefisienan pasar, solusi perusahaan atas
ekternalitas, campur tangan pemerintah atas
ekternalitas, faktor penyebab kegagalan pasar, barang
publik, prinsip pengenaan pajak, peranan pemerintah.
Tugas yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa yang
sedang menempuh mata kuliah ini yaitu menganalisis
dan menyelesaikan soal-soal aplikatif yang terdapat
dalam latihan soal.

Capaian : Setelah menyelesaikan mata kuliah teori ekonomi


Pembelajaran mikro, mahasiswa mampu menghitung laba pada
pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna, kemudian menggambarkan kurva
keseimbangannya, serta mampu menghitung upah
nominal dan riil pada pasar input secara tepat dan
sesuai dengan teori ekonomi mikro yang berkembang
saat ini.

Penyusun : Syafaatul Hidayati

Ketua Program Studi Ketua Tim Penyusun


Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro

Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0426048503 NIDN. 0426058901

Teori Ekonomi Mikro v


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Teori Ekonomi
Mikro.
Penyusunan Modul Belajar ini merupakan salah satu wahana bagi dosen untuk
membantu mahasiswa dalam memahami materi, sehingga mampu meningkatkan
proses dan hasil belajar mahasiswa.
Keberhasilan Modul Belajar ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. (HC) Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya Group yang telah
membantu material dan spiritual dalam proses pembuatan modul ini.
2. Dr. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang, yang memberi
dukungan dalam proses penyusunan modul ini.
3. Saiful Anwar, S.Pd., SE, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi.
4. Segenap Dosen dan staff di Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan semangat
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul belajar ini.
5. Suami penulis R. Fendi Haris Syuhada, S.Pd., yang sudah memberikan motivasi dan
bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul belajar ini.
6. Anak-anak penulis R. Almeera Azzahra Syuhada dan R. Cahaya Qurani Syuhada
yang memberikan motivasi sehingga modul ini selesai dengan baik.
7. Orang tua penulis Sadik dan Sunawa di Sumenep, adik-adik penulis Uswatun
Hasanah dan Nurrahma Tillah Agustin, serta seluruh keluarga besar penulis yang
telah memberikan dorongan semangat yang kuat, kebijaksanaan serta doanya
sehingga modul belajar ini terselesaikan.
8. Mahasiswa pendidikan ekonomi yang yang sudah memberikan semangat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan modul belajar ini.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas
motivasinya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah memberikan segala bantuannya.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan, karena tidak
ada yang sempurna kecuali sang Khaliq. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun guna kesempurnaan modul belajar ini.

Teori Ekonomi Mikro vi


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Tangerang Selatan, 22 November 2019


Tim Penyusun

Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0426058901

Teori Ekonomi Mikro vii


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS ARSIP MODUL ....................................................................... iii


IDENTITAS MATA KULIAH ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii
PERTEMUAN 1 ............................................................................................................... 1
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI ............................................................................. 1
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................. 1
B. URAIAN MATERI ............................................................................................... 1
C. SOAL/LATIHAN/TUGAS ................................................................................. 10
D. REFERENSI ..................................................................................................... 11
PERTEMUAN 2 ............................................................................................................. 12
MASALAH POKOK EKONOMI .................................................................................. 12
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 12
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 12
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 23
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23
PERTEMUAN 3 ............................................................................................................. 24
KONSEP PERMINTAAN ............................................................................................. 24
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 24
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 24
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 34
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 34
PERTEMUAN 4 ............................................................................................................. 35
KONSEP PENAWARAN .............................................................................................. 35
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 35
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 35
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 44
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 45
PERTEMUAN 5 ............................................................................................................. 46
KESEIMBANGAN PASAR .......................................................................................... 46
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 46
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 46
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 58

Teori Ekonomi Mikro viii


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 58
PERTEMUAN 6 ............................................................................................................. 59
ELASTISITAS PERMINTAAN .................................................................................... 59
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 59
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 59
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 69
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 70
PERTEMUAN 7 ............................................................................................................. 71
ELASTISITAS PENAWARAN ..................................................................................... 71
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 71
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 71
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 80
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 80
PERTEMUAN 8 ............................................................................................................. 81
TEORI PERILAKU KONSUMEN ................................................................................ 81
(PENDEKATAN KARDINAL) ..................................................................................... 81
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 81
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 81
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 89
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 89
PERTEMUAN 9 ............................................................................................................. 90
TEORI PERILAKU KONSUMEN ................................................................................ 90
(PENDEKATAN ORDINAL) ........................................................................................ 90
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 90
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 90
C. LATIHAN/TUGAS............................................................................................. 97
D. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 98
PERTEMUAN 10 ........................................................................................................... 99
PERILAKU PRODUSEN .............................................................................................. 99
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 99
B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 99
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 110
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 111
PERTEMUAN 11 ......................................................................................................... 112
BIAYA PRODUKSI .................................................................................................... 112

Teori Ekonomi Mikro ix


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 112


B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 112
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 119
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 120
PERTEMUAN 12 ......................................................................................................... 121
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ........................................................................ 121
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 121
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 121
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 129
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 130
PERTEMUAN 13 ......................................................................................................... 131
PASAR MONOPOLI ................................................................................................... 131
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 131
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 131
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 138
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 139
PERTEMUAN 14 ......................................................................................................... 140
PASAR OLIGOPOLI ................................................................................................... 140
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 140
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 140
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 149
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 149
PERTEMUAN 15 ......................................................................................................... 150
PASAR MONOPOLISTIK .......................................................................................... 150
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 150
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 150
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 157
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 158
PERTEMUAN 16 ......................................................................................................... 159
PASAR INPUT ............................................................................................................ 159
(PENENTU UPAH DI PASAR TENAGA KERJA) ................................................... 159
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 159
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 159
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 166
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 167

Teori Ekonomi Mikro x


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 17 ......................................................................................................... 168


PASAR INPUT ............................................................................................................ 168
(SEWA EKONOMI, MODAL DAN TINGKAT BUNGA) ........................................ 168
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 168
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 168
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 180
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 180
PERTEMUAN 18 ......................................................................................................... 181
EKSTERNALITAS DAN KEGAGALAN PASAR .................................................... 181
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 181
B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 181
C. LATIHAN/TUGAS........................................................................................... 201
D. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 202
GLOSARIUM .............................................................................................................. 203
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 208

Teori Ekonomi Mikro xi


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 1
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa


mampu mendefinisikan, menyebutkan tujuan ilmu ekonomi; menganalisis ruang
lingkup ilmu ekonomi; menjelaskan sifat-sifat ilmu ekonomi; membedakan alat
analisis ilmu ekonomi; dan membedakan barang dan jasa.

B. URAIAN MATERI

1. RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

Suatu ucapan yang sering kali terdengar pada saat kecil (atau bisa juga
hingga saat ini) ialah ”saya ingin/minta” minum. Seperti halnya orang lain tentu
anda juga menginginkan barang atau jasa tertentu, seperti makanan, pakaian,
rumah, kesehatan dan rekreasi. Karena uang/pendapatan anda mungkin tidak
mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan/keinginan tersebut, terpaksa anda
harus membuat pilihan mana yang terlebih dahulu harus dipenuhi. Demikian
halnya negara juga menghadapi masalah pilihan tersebut karena
ketidakmampuannya menyediakan sejumlah barang ataupun jasa yang
masyarakat inginkan atau butuhkan. Keinginan/kebutuhan saudara, dan juga
masyarakat, bisa dipenuhi melalui upaya mental dan fisik. Dapat disimpulkan
bahwa ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana usaha manusia baik sebagai individu ataupun kelompok masyarakat
melakukan pilihan (Choice) dalam rangka menggunakan sumberdaya yang
terbatas dengan tujuan supaya kebutuhannya dapat terpenuhi (yang sangat tidak
terbatas jumlahnya) akan barang maupun jasa.
Dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti akan terlibat dalam suatu aktivitas
ekonomi. Dengan demikian, setiap orang sangat perlu untuk mempelajari lebih
lanjut ilmu ekonomi pada sekolah formal ataupun non formal. Pada tingkat
Perguruan Tinggi, pembelajaran ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok berikut.

Teori Ekonomi Mikro 1


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

a. Ilmu ekonomi murni (ilmu ekonomi teori), dimana dapat dibagi menjadi
beberapa bagian.
1) Pengantar ilmu ekonomi
2) Teori ekonomi makro
3) Teori ekonomi mikro
b. Ilmu ekonomi terapan, dimana dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian.
1) Ekonomi moneter
2) Ekonomi internasional
3) Ekonomi perbankan
4) Ekonomi perusahaan
5) Ekonomi pertanian
6) Ekonomi teknik
7) Dan lain sebagainya
c. Ilmu yang sifatnya penunjang, antara lain sebagai berikut.
1) Statistika
2) Matematika

Faktanya sering kali dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari di mana


teori kadangkala tidaklah sama dengan praktik secara langsung di
lapangan. Hal itu dikarenakan semua kaidah, dalil, hukum dan prinsip
yang sifatnya sangat umum.

2. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN SECARA SINGKAT ILMU EKONOMI

Perlu diketahui bahwa ilmu ekonomi merupakan salah satu bidang dari ilmu
pengetahuaan yang memiliki cakupan sangat luas sekali. Pada dasarnya setiap
ekonom dalam mengartikan ilmu ekonomi itu sama di antara satu ekonom dengan
lainnya. Ada tiga hal pokok yang terdapat dalam pengertian ilmu ekonomi, yaitu:
kelangkaan (Scarcity), kemakmuran (prosperity) dan kepuasan (satisfaction).
Ilmu ekonomi sudah ada sejak Aristoteles (350 SM), akan tetapi baru
menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri sejak tahun 1776 melalui tokoh pelopor
seorang ekonom Inggris yakni Adam Smith seorang ekonomi yang dianggap
sebagai seorang bapak ilmu ekonomi. Dimana perkembangan tersebut bermula
setelah Adam Smith menuangkan pemikirannya dan menerbitkannya dalam salah
satu bukunya yang mempunyai judul ”An Into the Nature and Causes of the
Wealth of Nation”. Bahkan sampai saat ini beberapa pandangan beliau masih
tetap mendapatkan perhatian dari ahli ekonom. Sedangkan teori ekonomi mikro

Teori Ekonomi Mikro 2


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

yang saat ini kita kenal dirintis Alfred Marshal pada tahun 1870-an dengan judul
bukunya yaitu ”Principle of Economics”.
Banyak pemikiran yang mengemukakan permasalahan ekonomi yang selalu
dihadapi oleh negara, bahkan sebelum Adam Smith. Namun sayang sekali tulisan
para ekonom tersebut tidak dapat dikemukakan dengan baik secara sistematis.
Salah satu faktor penyebabnya karena masih sangat terbatasnya topik yang
dibahas oleh mereka. Selain itu juga masih belum ada analisis secara menyeluruh
tentang segala aspek kegiatan ekonomi yang berkembang di masyarakat. Dengan
berbagai keterbatasan tersebut menjadikan pemikiran ekonomi masih belum bisa
dikatakan dapat berdiri sendiri.
Berikut Prof P.A Semuelson mendefinisi ilmu ekonomi yakni seperti yang
dijabarkan berikut.
“ilmu ekonomi merupakan suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat
dalam membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta
mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumen, sekarang dan di masa datang,
kepada berbagai individu dan golongan masyarakat”.
Oleh karena itu pada hakekatnya persoalan utama yang dijelaskan pada
analisis ilmu ekonomi mempunyai tujuan supaya bisa memperoleh jawaban
mengenai pertanyaan tentang bagaimana caranya dalam memanfaatkan
pendapatan atau sumber daya yang dimiliki supaya dalam penggunaan mereka
dapat memperoleh kepuasan dan kemakmuran maksimal.
Dengan adanya berbagai pengertian tersebut, kita bisa memberikan
kesimpulan antara lain di bawah ini.
a. Alat pemuas kebutuhan manusia itu sangat terbatas jumlahnya. Padahal seperti
yang kita tahu bahwa jumlah kebutuhan manusia sangatlah tidak terbatas. Akan
tetapi tidak akan pernah ada seorangpun yang dapat memenuhi kebutuhan
mereka sendiri tanpa bantuan dari pihak yang lain. Ini berkaitan erat dengan
manusia yang disebut sebagai makhluk sosial.
b. Bagaimana menetapkan pikiran untuk melakukan pilihan (choice) dari berbagai
alternatif yang ada dengan cara mengamati segala interaksi dan aktivitas
diantara agen ekonomi (economic agents), antara lain baik dari sisi produsen,
konsumen dan pemerintah.

Teori Ekonomi Mikro 3


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3. KEBUTUHAN MASYARAKAT

Saat pagi hari kita dapat mengamati masyarakat sekitar tempat tinggal.
Seringkali setiap hari bisa kita mengamati sebagian besar masyarakat terlihat
berangkat ke tempat kerja mereka guna mencari nafkah untuk menyambung hidup
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Diantara mereka ada yang pergi ke
kantor, pergi ke kios untuk berjualan, petani pergi ke sawah untuk membajak, guru
pergi ke sekolah dan lain sebagainya.
Perlu diketahui bahwa kebutuhan dan keinginan itu sangat berbeda.
Kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi, apabila ditunda
pemenuhannya dapat mengganggu kehidupan manusia. Sedangkan keinginan
adalah suatu hal yang apabila tidak dipenuhi tidak akan mengancam
keberlangsungan kehidupan manusia. Adapun keinginan seseorang dalam
mendapatkan barang ataupun jasa bisa dikelompokkan sebagai berikut.
a. Keinginan seseorang yang diikuti dengan kemampuannya dalam melakukan
pembelian terhadap barang dan jasa yang sangat mereka inginkan.
b. Keinginan seseorang yang tidak diikuti dengan kemampuannya dalam
melakukan pembelian terhadap barang dan jasa yang sangat mereka inginkan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jenis kebutuhan seseorang
sangatlah banyak dan juga beragam. Demikian pula berkat kecanggihan teknologi
menyebabkan kebutuhan manusia tidak hanya beragam, akan tetapi terus
bertambah tanpa ada habisnya. Adapun penggolongan kebutuhan dapat
digolongkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut.
a. Kebutuhan menurut intensitasnya
Pada jenis kebutuhan inilah kita bisa melihat mendesak atau tidaknya
kebutuhan tersebut. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga, antara lain
diuraikan berikut ini.
1) Kebutuhan Primer
Adalah kebutuhan yang pemenuhannya harus segera dipenuhi, jika
kebutuhan itu tidak bisa terpenuhi saat itu juga maka akan mengancam
kelangsungan hidup manusia. Contoh kebutuhan misalnya sandang,
pangan, papan dan juga lainnya.
2) Kebutuhan Sekunder
Adapun kebutuhan sekunder seringkali juga disebut sebagai sebuah
kebutuhan kultural. Di mana kebutuhan itu dapat muncul secara bersama-
sama dengan tingkat peradaban manusia yang semakin meningkat.

Teori Ekonomi Mikro 4


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Kebutuhan sekunder ini pemenuhannya setelah kebutuhan primer sudah


terpenuhi. Adapun contoh kebutuhan sekunder, misalnya: siraman rohani,
rekreasi, pendidikan, olah raga, dan lain sebagainya.
3) Kebutuhan Tersier
Sebenarnya jenis kebutuhan ini hanya ditujukan bagi kesenangan
hidup manusia. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan tersier merupakan
kebutuhan akan barang mewah. Dengan demikian kebutuhan ini tidak bisa
terpenuhi tentu tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup manusia.
Jenis kebutuhan tersier seperti kebutuhan akan barang mewah.

Pada zaman sekarang, dapat kita jumpai bahwa banyak barang pada
awalnya ditempatkan sebagai barang mewah. Saat sekarang justru malah
bergeser menjadi kebutuhan sekunder. Misalnya AC, laptop, HP dan bahkan
kulkas. Begitu pula halnya dengan kebutuhan akan pendidikan dan juga
kesehatan sudah menjadi kebutuhan primer bagi seseorang. Hal ini
dikarenakan kebutuhan tersebut sangatlah penting dan sangat mendesak untuk
keberlangsungan hidup seseorang.

b. Kebutuhan menurut sifatnya


Dalam melihat kebutuhan ini kita dapat melihat dari sudut pandang
dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani manusia.
1) Kebutuhan jasmani, merupakan kebutuhan yang secara alamiah dapat
dirasakan oleh jasmani manusia. Beberapa conoh dari kebutuhan jasmani
antara lain: makan, minum, baju dan lainnya.
2) Kebutuhan rohani, merupakan kebutuhan yang sangat berhubungan erat
dengan kepuasan batin yang dirasakan manusia. Kebutuhan ini harus
terpenuhi dalam rangka memenuhi keinginan jiwa dan spiritualnya. Setelah
kebutuhan rohani ini terpenuhi, maka akan tercipta rasa bahagia bagi orang
yang bersangkutan. Beberapa contoh kebutuhan rohani antara lain:
beribadah, rekreasi ke tempat wisata, mengejar dan mewujudkan mimpi
yang dimiliki, berkumpul bersama keluarga atau orang tercinta dan juga
lainnya.

Teori Ekonomi Mikro 5


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya


Kebutuhan ini dapat dibedakan berdasarkan waktu sekarang dan waktu
yang akan datang. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang tidak dapat
ditunda pemenuhannya, misalnya: makan pada waktu sangat lapar, minum
obat disaat sakit. Apabila kebutuhan sekarang tidak dipenuhi saat itu juga,
maka akan mengancam kehidupan manusia. Kebutuhan pada waktu yang akan
datang, yaitu kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda pada waktu yang
akan datang. Berbeda dengan kebutuhan sekarang, kebutuhan pada waktu
yang akan datang justru tidak akan mengancam kelangsungan hidup manusia
apabila tidak dapat dipenuhi saat itu juga. Hal ini dapat dicontohkan dari:
tabungan pendidikan anak, tabungan pensiun, asuransi kesehatan keluarga
dan lainnya.

d. Kebutuhan menurut wujudnya


Adapun kebutuhan menurut wujudnya meliputi kebutuhan material dan
kebutuhan immaterial. Kebutuhan material merupakan kebutuhan yang dapat
dilihat dan diraba langsung, misalnya: HP, makanan, pakaian, rumah dan
sebagainya. Sedangkan kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang tidak
dapat dilihat dan diraba langsung, akan tetapi dapat dirasakan manfaatnya.
Beberapa contoh dari kebutuhan immaterial ini meliputi: kesehatan, kasih
sayang, pendidikan dan sebagainya.

e. Kebutuhan menurut subyek yang membutuhkan


Subjek dalam hal ini orang atau pihak yang secara langsung
membutuhkan barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian kebutuhan ini bisa kita bedakan menjadi beberapa kebutuhan
di bawah ini.
1) Kebutuhan individu, yaitu suatu kebutuhan yang hanya dapat dirasakan
oleh setiap individu yang membutuhkan. Seperti yang kita ketahui bahwa
kebutuhan antara individu yang satu dengan lainnya berbeda. Dapat kita
lihat bahwa kebutuhan seorang petani petani dan dokter tentu akan
mengalami perbedaan yang sangat mencolok.
2) Kebutuhan masyarakat, dapat kita sebut sebagai kebutuhan bersama
(kelompok), di mana pada kebutuhan tersebut alat-alat pemuas kebutuhan
dipergunakan secara bersama-sama. Contohnya adalah semua sarana

Teori Ekonomi Mikro 6


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

publik yang ada di masyarakat, seperti jalan raya dan sarana umum yang
lain.

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kebutuhan manusia dapat


berupa barang dan jasa. Adapun jenis barang bisa digolongkan sebagai berikut.
1) Barang Ekonomi
Merupakan suatu barang yang dalam memperolehnya membutuhkan
kerja keras atau pengorbanan, contohnya: barang hasil industri dan
sebagainya. Kita bisa membedakan barang ekonomi dengan barang
konsumsi, contohnya: aneka makanan dan minuman dan juga barang
modal, contohnya: pabrik dan mesin.
2) Barang Cuma-Cuma
Merupakan barang yang bisa stiap orang nikmati tanpa perlu
melaksanakan aktivitas produksi. Manusia tinggal menikmatinya saja tanpa
diperlukan pengorbanan. Contoh barang yang diperoleh secara cuma-cuma
ini antara lain: sinar matahari, udara di sekitar kita, air hujan dan lain-lain.

4. SIFAT TEORI EKONOMI

Perlu diketahui bahwa setiap teori yang ada pasti memiliki empat unsur
penting, antara lain sebagai berikut.
a. Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai suatu besaran atau faktor yang nilainya
bisa mengalami perubahan dan disamping variable adalah unsur penting yang
ada dalam setiap teori. Adapun sifat variabel bisa dibedakan menjadi beberapa
bagian yang dijabarkan berikut.
1) Variabel endogen, merupakan variabel yang sifatnya dapat diterangkan
dalam teori tersebut.
2) Variabel eksogen, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel
endogen, akan tetapi variabel ini ditentukan oleh faktor-faktor yang berada
di luar teori tersebut.
b. Asumsi
Asumsi atau pemisalan-pemisalan merupakan salah satu syarat yang
penting dalam membuat teori khususnya dalam ilmu sosial, hal ini dikarenakan
tanpa asumsi tersebut sangatlah sulit untuk menjelaskan sifat hubungan
diantara berbagai variabel. Dapat dikatakan bahwa teori harus membuat

Teori Ekonomi Mikro 7


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

penyederhaan dari kejadian yang sebenarnya dalam masyarakat. Adapun


penyederhanaan tersebut dapat dilakukan dengan membuat
pemisalan/asumsi. Pemisalan tersebut dikenal dengan ceteris paribus (hal-hal
lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan).
c. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau pernyataan yang
menggambarkan tentang keadaan yang pada umumnya. Hipotesis juga dapat
diartikan sebagai suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel yang
dibicarakan berkaitan antara satu dengan yang lain. Sifat hubungan ini dapat
dibedakan menjadi 2 golongan, antara lain sebagai berikut.
1) Hubungan langsung, merupakan suatu kondisi dimana perubahan nilai-
nilai variabel yang dibicarakan bergerak ke arah yang bersamaan.
2) Hubungan terbalik, yaitu apabila nilai variabel yang dibicarakan tersebut
bergerak ke arah yang bertentangan.
d. Membuat Ramalan
Dalam teori ekonomi seorang ekonom dapat pula meramalkan tentang
keadaan yang akan berlaku di masa yang akan datang. Kegiatan tersebut dapat
digunakan sebagai suatu landasan dalam membuat rumusan langkah-langkah
dalam rangka memperbaiki keadaan dalam suatu perekonomian.

5. MIKRO EKONOMI DAN MAKRO EKONOMI

a. Teori Ekonomi Mikro


Teori ekonomi mikro merupakan suatu bidang dalam ilmu ekonomi yang
sifatnya menganalisis mengenai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
perekonomian. Adapun isu pokok yang dianalisis meliputi bagaimana caranya
menggunakan faktor produksi yang ada secara efisien supaya kemakmuran
masyarakat dapat dimaksimalkan.
Teori ekonomi mikro (yang sering juga ditulis sebagai mikroekonomi)
merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu baik
konsumen dan perusahaan serta bagaimana penentuan harga-harga pasar dan
kuantitas input, barang maupun jasa yang diperjualbelikan di pasar. Ekonomi
mikro ini meneliti bagaimana keputusan dan perilaku tersebut dapat
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, akan
menentukan harga dan bagaimana harga, pada gilirannya dapat menentukan
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa selanjutnya. Individu bersama

Teori Ekonomi Mikro 8


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

individu yang lain melakukan kombinasi kegiatan konsumsi atau produksi


secara optimal di pasar, selanjutnya akan membentuk suatu keseimbangan
(equilibrium) dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain
dianggap tidak berubah (ceteris paribus).
Perlu diketahui bahwa salah satu tujuan dari ekonomi mikro adalah
menganalisa pasar beserta mekanismenya yang dapat membentuk harga
secara relatif kepada produk dan jasa yang ada, dan mengaalokasikan sumber
yang terbatas diantara banyak penggunaan alternatif pemenuhan kebutuhan.
Ekonomi mikro juga dapat menganalisis kegagalan pasar (market failure), yaitu
ketika pasar gagal dalam melakukan produksi hasil yang efisien dan disamping
itu juga menjelaskan berbagai kondisi yang secara teoritis dibutuhkan bagi
suatu pasar persaingan sempurna. Adapun bidang penelitian yang penting
dalam ekonomi mikro, yaitu pembahasan mengenai keseimbangan umum
(general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris dan pilihan
dalam situasi ketidakpastian. Serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori
permainan. Disamping itu juga yang patut mendapat perhatian ialah mengenai
pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Teori ekonomi mikro analisisnya dapat dibuat berdasarkan pemikiran
antara lain sebagai berikut.
1) Kebutuhan dan keinginan manusia jumlahnya sangat tidak terbatas.
2) Kemampuan dari faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat sifatnya terbatas.

b. Teori Ekonomi Makro (Makroekonomi)


Merupakan salah satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis
kegiatan perekonomian secara menyeluruh. Analisis yang dilakukan dalam
makroekonomi ini sifatnya umum dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh unit kecil (individu) dalam perekonomian.
Makroekonomi menganalisis ekonomi secara keseluruhan, terutama
mengenai inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, berbagai kebijakan
perekonomian, serta dampak atas beragam tindakan kebijakan pemerintah
(misalnya adanya perubahan tingkat subsidi dan pajak).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebuah teori ekonomi makro
(makroekonomi) meliputi:

Teori Ekonomi Mikro 9


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

1) Menganalisis kegiatan konsumen, di mana yang dianalisis bukan perilaku


dari seorang pembeli, akan tetapi keseluruhan pembeli yang ada dalam
suatu perekonomian.
2) Menganalisis perilaku produsen, hal ini yang dianalisis bukan perilaku
seorang produsen saja melainkan kegiatan keseluruhan produsen yang ada
dalam perekonomian tersebut.

6. PELAKU KEGIATAN EKONOMI

a. Rumah Tangga
Rumah tangga merupakan pemilik dari berbagai faktor produksi yang ada
dalam perekonomian. Di mana sektor ini menyediakan tenaga kerja, -barang
modal, kemampuan (skill), kekayaan alam yang dimiliki dan harta tetap lainnya.
b. Perusahaan
Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dikembangkan oleh
seorang atau sekumpulan orang dalam rangka menciptakan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan mereka dalam perekonomian ialah
mengorganisasikan faktor produksi yang tersedia dengan sedemikian rupa
dengan tujuan supaya kebutuhan rumah tangga akan barang dan jasa dapat
diproduksi dengan baik.
c. Pemerintah
Pemerintah adalah badan pemerintah yang tugasnya mengatur kegiatan
ekonomi, termasuk didalamnya yaitu departemen pemerintah. Di mana badan
tersebutlah yang nantinya mengatur bagaimana penanaman modal, bank
sentral dalam hal ini Bank Indonesia, pemerintah daerah, TNI/POLRI dan lain
sebagainya.

C. SOAL/LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.


1. Jelaskan definisi dari ilmu ekonomi!
2. Jelaskan secara singkat sejarah ilmu ekonomi!
3. Jelaskan perbedaan ilmu ekonomi mikro dan makro!
4. Kelompokkan jenis kebutuhan anda sehara-hari!
5. Beri contoh pelaku ekonomi yang ada disekitar anda!

Teori Ekonomi Mikro 10


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. REFERENSI

Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Sudarso. 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Badan Penerbit P4M STIE
IPWIJA.

Teori Ekonomi Mikro 11


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 2
MASALAH POKOK EKONOMI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa dapat


menguraikan permasalahan pokok ekonomi; menganalisis sistem perekonomian;
dan mengganalisis pola kegiatan perekonomian.

B. URAIAN MATERI

1. Masalah Pokok Perekonomian

Seseorang baik kedudukannya sebagai individu maupun kelompok


menghadapi banyak sekali permasalahan ekonomi. Suatu permasalahan ekonomi
terjadi disebabkan karena adanya kesenjangan di antara kebutuhan yang sangat
tidak terbatas jumlahnya dengan sumber daya terbatas. Inti dari permasalahan
ekonomi tersebut ialah bagaimana seseorang dalam mempergunakan sumber
ekonomi yang terbatas tersebut dalam rangka pemenuhan kebutuhannya dengan
baik.
Permasalahan pokok ekonomi yang terjadi adalah tentang masalah
kelangkaan atau kekurangan yang diakibatkan karena kondisi di mana kebutuhan
masyarakat yang tidak seimbang dengan alat pemuas kebutuhannya. Seperti yang
kita ketahui bahwa kebutuhan mereka sangat tidak terbatas jumlahnya sedangkan
input yang ada jumlahnya terbatas. Berdasarkan teorinya, masalah perekonomian
sesungguhnya dibedakan menjadi dua antara lain berikut ini.
a. Masalah Pokok pada Ekonomi Klasik
Teori ekonomi klasik berkembang pada tahun 1870 dengan
tokohnya Adam Smith. Berdasarkan teori tersebut terdapat tiga permasalahan
pokok ekonomi diantaranya masalah produksi, konsumsi dan juga distribusi.
Berikut penjelasan ketiga masalah pokok ekonomi klasik tersebut.
1) Masalah Produksi
Produksi adalah salah satu bentuk kegiatan ekonomi dalam rangka
menghasilkan sejumlah barang dan jasa atau dapat dikatakan pula
menambah kegunaan suatu barang yang bertujuan supaya kebutuhan
manusia terpenuhi. Adapun masalah produksi ini sangat erat kaitannya
dengan apa dan untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi, berapa banyak

Teori Ekonomi Mikro 12


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

tenaga kerja yang dipergunakan. Kegiatan produksi barang/jasa seorang


produsen membutuhkan beberapa sumber ekonomi, antara lain SDA, SDM
dan entrepreneurship.

2) Masalah Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyaluran barang dan jasa hasil
produksi dari pihak produsen kepada pihak konsumen. Masalah distribusi ini
menyangkut bagaimana cara menyalurkan barang dan jasa tersebut dari
tangan produsen sampai kepada konsumen. Kegiatan distribusi tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain sebagai berikut.
a) Distribusi secara langsung, adalah kegiatan menyalurkan barang
langsung dari produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara.
Sebagai contoh seorang penjual ayam geprek memproduksi jualannya
sendiri dan menjualnya secara langsung kepada konsumen.
b) Distribusi secara tidak langsung, adalah kegiatan menyalurkan barang
dan jasa dari tangan produsen kepada konsumen melalui pihak
perantara. Adapun perantara yang biasanya ditemui meliputi pedagang
grosir, pedagang retailer, makelar, eksportir, importir, dan penyalur yang
lain.

3) Masalah Konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen atau kegiatan mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a) faktor dari dalam (intern), yang meliputi sikap dan kepribadian seseorang,
motivasi dalam diri, pendapatan seseorang, selera dan watak yang
dimiliki.
b) faktor luar (ekstern), yang meliputi faktor kebudayaan, keluarga, adat
istiadat yang berlaku, lingkungan masyarakat dan status sosial yang ada
serta pemerintah.

Dengan perkembangan zaman yang ada, dapat kita rasakan bahwa


kebutuhan semakin beraneka ragam dan sangat kompleks. Kegiatan

Teori Ekonomi Mikro 13


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

ekonomi yang terjadi pada masyarakat modern meliputi tiga jenis kegiatan
antara lain produksi, konsumsi dan perdagangan. Dengan demikian masalah
pokok ekonomi dapat dibagi menjadi tiga persoalan sebagai berikut.
a) What
What ini berkaitan dengan barang dan jasa apa sekiranya yang
akan diproduksi oleh produsen. Permasalahan ini merupakan masalah
utama dan penting dalam ekonomi. Disamping itu, jumlah produk yang
diproduksi juga harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena jumlah
sumber daya yang relative terbatas, kesalahan dalam menentukan apa
yang akan diproduksi juga bisa mengakibatkan terjadinya kerugian,
bahkan produsen bangkrut, serta juga dapat merugikan masyarakat
karena menumpuknya barang dan jasa yang tidak terpakai. Hal ini tentu
merupakan pemborosan dalam penggunaan sumber daya. Dengan
demikian masalah ini berkaitan dengan jenis dan berapa jumlah barang
dan jasa yang diproduksi supaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Suatu negara khususnya produsen dalam membuat keputusan
mengenai penentuan apa yang akan diproduksi, maka harus
mempertimbangkan hal berikut.
(1) Membuat kepastian mengenai jenis barang dan jasa apa yang benar-
benar dibutuhkan oleh masyarakat.
(2) Memastikan kembali bagaimana ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam rangka memproduksi barang atau jasa.
b) How
How berkaitan tentang bagaimana cara memproduksi barang dan
jasa. Permasalahan ini muncul setelah produsen sudah menentukan apa
yang akan mereka produksi. Cara memproduksi ini berkaitan dengan
bagaimana cara produsen dalam mengkombinasikan sumber daya yang
ada ataupun faktor produksi yang dibutuhkan dalam memproduksi barang
dan jasa. Dalam rangka menentukan bagaimana cara produksi yang
sesuai, maka produsen perlu mempertimbangkan aspek penghematan
(efisiensi). Hal ini bertujuan supaya barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut bisa dipasarkan dengan harga yang relatif murah.
Adapun beberapa usaha penghematan dalam proses produksi
dapat dilakukan melalui beberapa hal, misalnya mencari bahan baku
yang berharga miring akan tetapi tetap baik mutunya. Disamping itu, yang

Teori Ekonomi Mikro 14


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

perlu dipertimbangkan adalah dalam menentukan penggunaan mesin


modern yang berkembang saat ini. Apabila permintaan konsumen sedikit
atau kapasitas produksi masih kecil jumlahnya, maka pilihan dalam
penggunaan mesin modern belum dibutuhkan.
Suatu efesiensi dan efektifitas dalam proses produksi juga berkaitan
dengan pembagian kerja (spesialisasi). Dengan demikian, maka perlukah
spesialisasi dalam proses produksi? Disamping itu juga ada kebijakan
dalam memilih cara produksi yang padat karya (labour intensive). Namun
apakah tidak sebaiknya menggunakan cara produksi yang padat karya
(labour intensive) dalam rangka mengurangi pengangguran? Pertanyaan
seperti itulah yang harus mampu dijawab oleh produsen dalam memilih
cara produksi.
Adapun pertimbangan dan pertanyaan yang sangat mendasar
dalam membuat proses produksi yang lebih baik, yaitu: Apakah cara
produksi yang dipilih dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan?
Sudahkah produsen melakukan analisis mengenai dampak produksi
terhadap lingkungan dan juga masyarakat yang ada di sekitar?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu harus dijawab oleh produsen pada
waktu menentukan cara produksi. Suatu ilmu ekonomi memandang
teknologi yang ada sebagai faktor penting dalam proses produksi yang
dilakukan. Akan tetapi, faktanya masih banyak sekali faktor penting
lainnya yang harus dipertimbangkan. Misalnya: skala dalam produksi,
kemampuan manajerial dan finansial seseorang, iklim, dan juga sikap
mental.
c) For whom
For whom menyangkut untuk siapa sebenarnya barang dan jasa
tersebut diproduksi. Permasalahan ini tidak hanya menyangkut kepada
siapa barang yang diproduksi tersebut dipasarkan nantinya. Di samping
itu juga menyangkut siapa saja yang nantinya ikut merasakan hasilnya.
Perlu diketahui bahwa pada suatu aktivitas produksi, masih banyak pihak-
pihak lain yang diuntungkan. Melalui aktivitas produksi, pekerja tentu
akan menerima upah, pemilik bahan baku produksi nantinya juga akan
mendapatkan uang dari hasil penjualan bahan baku tersebut, para pemilik
modal akan mendapatkan bunga modal, para pemilik bangunan/gedung

Teori Ekonomi Mikro 15


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dan tanah akan mendapatkan uang sewa, dan para pengusaha akan
mendapatkan laba atau keuntungan dari penjualan produk-produknya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “untuk siapa barang
dan jasa diproduksi” berkaitan erat dengan siapa saja yang nantinya akan
memperoleh pendapatan dan hasil dari kegiatan produksi. Tentu hal
tersebut juga berkaitan dengan bagaimana cara produsen dalam
mendistribusikan pendapatan atau hasil tersebut dengan adil supaya
nantinya tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial di antara
pemilik faktor produksi. Di negara Indonesia, pembagian pendapatan
telah diatur dalam suatu regulasi atau peraturan yang mengatur cara
membayar para tenaga kerja sehingga bisa dianggap adil. Hal tersebut
salah satunya diatur melalui penetapan UMR (upah minimum regional)
yang ada pada setiap daerah.
Tiga masalah pokok dalam sebuah ekonomi modern dapat
disimpulkan menjadi satu masalah pokok yang biasanya disebut sebagai
inti masalah ekonomi. Masalah inti tersebut dalam suatu ekonomi modern
meliputi bagaimana cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya
yang jumlahnya tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang
sangat terbatas. Untuk memecahkan masalah itu, ada berbagai cara
yang dapat kita tempuh, antara lain: menyesuaikan dengan tradisi atau
kebiasaan yang berlaku di suatu tempat; insting; dan paksaan atau
perintah (komando). Ada pula masyarakat modern, pemecahan masalah
hanya berdasarkan mekanisme harga yang berlaku di pasar. Sementara
itu mekanisme harga itu sendiri merupakan suatu proses yang
berlangsung atas dasar adanya tarik-menarik antara produsen dan
konsumen yang bertemu di pasar.
Adapun gerak harga yang berlangsung di pasar akan dapat
memecahkan tiga masalah pokok ekonomi yang ada di masyarakat, lebih
rinci diuraikan berikut ini.
a) Masalah What
Seperti yang kita ketahui bahwa ada dan berapa banyak jumlah
barang yang akan diproduksi nantinya akan sangat dipengaruhi oleh
permintaan masyarakat. Apabila jumlah permintaan masyarakat
meningkat, maka harga barang tersebut nantinya cenderung naik dan
tentunya produsen akan memperoleh keuntungan, sehingga akan

Teori Ekonomi Mikro 16


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

semakin memperbesar produksinya. Akan tetapi sebaliknya apabila


permintaan masyarakat cenderung turun, maka harga barang yang
dimaksud akan cenderung turun, dengan demikian keuntungannnya
sedikit dan produsen pun akan cenderung mengurangi jumlah
produksinya.
b) Masalah How
Selanjutnya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa,
tentunya hal ini tergantung pada pergerakan harga dari faktor produksi
yang nantinya dipergunakan dalam proses produksi. Apabila harga faktor
produksi yang dibutuhkan naik, maka produsen tentu akan langsung
menghemat dalam menggunakan faktor produksi yang dimaksud dan
beralih menggunakan faktor produksi lain atau pengganti. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pergerakan harga dari faktor produksi
akan sangat menentukan kombinasi dari faktor produksi yang digunakan
oleh produsen dalam kegiatan produksinya.

c) Masalah for Whom


Suatu pertanyaan untuk siapa suatu barang tersebut diproduksi,
tentu sangat dipengaruhi oleh distribusi oleh barang tersebut. Adapun
barang hasil kegiatan produksi dijual pada konsumen. Dengan demikian
nantinya konsumen harus membayar harga barang tersebut dari
penghasilannya dari penggunaan faktor produksi terkait. Dengan
demikian pergerakan harga barang dan juga harga dari faktor produksi
tentu akan sangat menentukan proses dari distribusi barang yang telah
dihasilkan.

2. Sistem Perekonomian

Masing-masing negara tentu juga menghadapi masalah ekonomi yang


sudah kita bahas di atas, namun hanya cara pemecahannya saja yang berbeda.
Hal tersebut berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut.
sistem ekonomi tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa, dapat dirinci
sebagai berikut.

Teori Ekonomi Mikro 17


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

a. Sistem ekonomi tradisional


Dalam suatu sistem ekonomi tradisional kehidupan ekonomi hanya
berdasarkan tradisi, kebiasaan, adat dan agama. Negara yang menganut
sistem ekonomi tradisional sifatnya turun temurun. Masalah yang dipecahkan
dengan menggunakan dasar pola yang telah dijalankan masa lalu. Misalnya,
tanah pertanian yang ditanami tanaman seperti yang selalu ditanam masa lalu
secara turun temurun.
b. Sistem ekonomi komando (sosialis-komunis)
Dengan sistem ekonomi komando ini semua masalah ekonomi yang ada
apa (what), bagaimana (how) dan untuk siapa (for whom) diatasi langsung oleh
pemerintah pusat. Dalam hal ini pemerintah pusat secara langsung
menetapkan jumlah alokasi dari sumberdaya yang dipergunakan, menentukan
berapa jumlah barang yang nantinya akan diproduksi berserta jenisnya. Dalam
hal ini individu sama sekali tidak mempunyai kekuasaan dan kebebasan
menggunakan sumberdaya yang ada.
c. Sistem ekonomi liberal (pasar)
Dalam sistem ini, keputusan dalam menggunakan sumberdaya langsung
ditentukan oleh individu (produsen) sendiri. Hal ini disebabkan karena hak milik
dari individu sudah diakui. Dengan demikian produsen menggunakan
sumberdaya seefisien mungkin sehingga biaya yang digunakan serendah-
rendahnya untuk menghasilkan sejumlah tertentu barang.
d. Sistem campuran
Sistem ekonomi campuran mengambil kebaikan dari sistem ekonomi
yang ada. Perlu diketahui bahwa tidak ada satu sitem ekonomi yang secara
murni menganut sistem ekonomi liberal (pasar) ataupun terpusat (komando).
Di negara berkembang khususnya banyak kita temukan sistem ekonomi
campuran. Pada dasarnya Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran
ini, yang kita kenal dengan istilah sistem ekonomi pancasila atau disebut
sebagai suatu sistem skonomi pasar terkendali. Dalam hal ini sistem ekonomi
Indonesia ada kepemilikan kekayaan oleh pribadi atau swasta, akan tetapi
hanya dalam rangka memenuhi fungsi secara sosialnya. Dengan demikian hak
dari pemilik perorangan diakui akan tetapi tidak boleh terlepas dari fungsi
sosialnya, dalam hal ini harus dipergunakan demi kebaikan bersama. Sistem
ekonomi Indonesia berdasarkan UUD pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 serta Pancasila.

Teori Ekonomi Mikro 18


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3. Pola Kegiatan Perekonomian

Perekonomian dibedakan menjadi dua, yaitu perekonomian subsisten dan


perekonomian uang. Dalam perekonomian subsisten, perdagangan dilakukan
secara barter yaitu perdagangan dengan cara menukar barang dengan barang.
Dalam perekonomian uang, alat yang digunakan dalam tukar menukar
(perdagangan) ialah uang. Seseorang tidak perlu menghasilkan semua barang
yang mereka inginkan, yang perlu dilakukan ialah dalam memproduksi suatu
barang perlu adanya penghususan (spesialisasi) sehingga produksi dapat
seefisien mungkin. Suatu perdagangan yang lancar tentu akan memberikan
perangsang kepada masyarakat untuk meningkatkan suatu spesialisasi dalam
pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Spesialisasi ini akan
mempercepat perkembangan ekonomi.
a. Perekonomian subsisten
1) Kegiatan produksi dan perdagangan dalam suatu perekonomian
subsisten
Ada baiknya kita terlebih dahulu memperhatikan kegiatan ekonomi
masyarakat yang masih pimitif (tradisional), yaitu sebagai berikut.
a) produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri
Dalam suatu perekonomian subsistem, produksi dalam hal ini
hanya dikerjakan oleh keluarga petani yang bersangkutan dengan cara
menggunakan alat bercocok tanam yang apa adanya. Adapun suatu
kegiatan ekonomi lain yang penting pada perekonomian subsistem ini,
yaitu berburu dan menangkap ikan.
Pada perekonomian ini jarang sekali dijumpai adanya kelebihan
produksi yang nantinya dapat dijual di pasar. Dalam hal ini kegiatan
produksi yang dilakukan masyarakat hanya dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pada perekonomian subsisten,
kegiatan perdagangan sudah ada dan hanya dalam skala yang sangat
terbatas.
b) Perdagangan barter
Dikatakan barter karena menukarkan barang antara masyarakat
satu dengan lainnya. Pada perdagangan barter tentu harus ada dua
keinginan yang bersesuaian. Misalnya, seseorang ingin menukarkan
barang yang dia hasilkan dengan barang lainnya. Syarat inilah yang
menyebabkan perdagangan barter tidak dapat dijalankan seperti halnya

Teori Ekonomi Mikro 19


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

perdagangan dalam suatu perekonomian modern yang menggunakan


uang sebagai alat tukar
c) Pola perdagangan perekonomian subsisten
Tahap ini kegiatan barter sudah tidak banyak dilakukan. Dalam hal
ini uang sudah digunakan sebagai alat dalam kegiatan tukar-menukar
barang. Berkat uang tersebutlah cara seseorang dalam memperoleh
barang yang diinginkan menjadi mudah dan sederhana. Misalnya, petani
dapat menjual hasil buminya di pasar. Dari hasil penjualan tersebut
petana tentu memperoleh uang dan dapat digunakan kembali untuk
membeli barang yang mereka butuhkan. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa “dua keinginan yang berkesesuaian” bukanlah
menjadi syarat yang diperlukan dalam rangka mewujudkan suatu
perdagangan.
b. Perekonomian uang
1) Definisi Uang
Definisi secara etimologi dari uang (Al-Naqdu) adalah tunai, lawan dari
tunda, yaitu memberikan sejumlah bayaran dengan segera. Sedangkan
definisi uang berdasarkan istilah dalam Fuqaha uang merupakan apa saja
yang dipergunakan oleh manusia sebagai suatu standar dari ukuran nilai
harga dan juga suatu media dalam transaksi pertukaran.
Definisi uang belum ditemukan kata sepakat menurut beberapa ahli
Ekonomi dalam mendefinisikan uang secara lebih spesifik. Definisi para ahli
satu dengan lainnya sangat berbeda karena disebabkan oleh perbedaan
terhadap cara pandang mereka terhadap uang.
a) Berdasarkan pemikiran Dr. Fuad Dahman, definisi uang yang diajukan
sangatlah banyak dan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Hal ini
akan semakin bertambah lagi sejalan dengan perbedaan penulis dalam
memberikan pandangan tentang hakikat dari uang itu sendiri dan juga
perbedaan pengertian pandangan terhadap uang.
b) Berdasarkan pemikiran Dr. Muhammad zaki Syafi’i memberikan definisi
terhadap uang: “Segala sesuatu yang diterima khalayak untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban.”
c) Berdasarkan pemikiran J.P Coraward beliau memberikan definisi uang:
“segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai media pertukaran,

Teori Ekonomi Mikro 20


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran nilai harga dan media


penyimpana kekayaan.”
d) Berdasarkan pemikiran Boul dan Gandlre beliau mengatakan: “Uang
mencakup seluruh sesuatu yang diterima secara luas sebagai alat
pembayaran, diakui secara luas sebagai alat pembayaran utang-utang
dan pembayaran harga barang dan jasa.”
e) Berdasarkan pemikiran Dr. Nazhim al-Syamry mengatakan bahwa:
“Setiap sesuatu yang diterima semua pihak dengan legalitas tradisi (‘Urf)
atau undang-undang, atau nilai sesuatu itu sendiri, dan mampu berfungsi
sebagai media dalam proses transaksi pertukaran yang beragam
terhadap komoditi dan jasa, juga cocok untuk menyelesaikan utang-
piutng dan tanggungan, adalah termasuk dalam lingkup uang.”
f) Berdasarkan pemikiran Dr. Sahir Hasan, “Uang adalah pengganti materi
terhadap segala aktivitas ekonomi, yaitu media atau alat yang
memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk memenuhi
kebutuhannya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi
pemiliknya untuk memenuhi segala kewajibannya.”
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka kita dapat membedakan
definisi uang melalui tiga hal, antara lain sebagai berikut.
Yang pertama, definisi uang dari segi fungsi ekonomi sebagai suatu
standar dari ukuran nilai, alat tukar-menukar, dan juga sebagai alat dalam
pembayaran yang tertunda (deferred payment). Kedua, definisi uang melihat
karakteristiknya, yakni semua hal yang diterima secara luas oleh tiap
individu. Ketiga, defiisi uang dilihat dari segi peraturan perundangan sebagai
segala sesuatu yang mempunyai kekuatan hukum dalam menyelesaikan
tanggungan atas kewajibannya.
2) Ciri dari Perekonomian Uang
Salah satu perekonomian yang mempergunakan uang sebagai alat
perantara dalam perdagangannya kita kenal sebagai perekonomian uang.
Dalam suatu perekonomian subsisten, uang tidak begitu penting penting
karena kegiatan perdagangan yang berkembang terbatas. Akan tetapi bagi
negara maju seperti halnya Jepang maupun Amerika Serikat, kedudukan
uang sangat penting. Dengan demikian secara umum dapat kita katakana
bahwa suatu kemajuan dalam perekonomian tentu menyebabkan peranan
uang tersebut menjadi semakin penting. Hal ini dikarenakan karena semakin

Teori Ekonomi Mikro 21


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

maju suatu perekonomian, maka semakin penting pula peranan


perdagangan dalam perekonomian itu.
3) Spesialisasi perdagangan
Kegiatan perdagangan dalam suatu perekonomian uang, maka yang
perlu dilakukan yaitu melakukan spesialisasi dalam kegiatan produksi
barang dengan tujuan supaya produksi lebih efisien. Di dalam spesialisasi
perdagangan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a) Pada wujudnya uang sebagai alat dalam kegiatan tukar menukar yang
nantinya akan mempermudah dan memperlancar perdagangan.
b) Suatu perdagangan yang semakin lancar tentu akan memberikan
rangsangan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan spesialisasi
pekerjaan yang disesuaikan dengan keahlian mereka.
Suatu spesialisasi dapat berkembang sebagai dampak dari adanya
penggunaan uang dan juga sebagai dampak dari adanya perkembangan
perdagangan. Spesialisasi sangat penting dalam upaya perkembangan
ekonomi yang disebabkan oleh beberapa hal berikut ini.
a) Dapat mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi
Suatu spesialisasi seorang pekerja ataupun tenaga ahli yang ada
akan dipergunakan pada kegiatan sesuai bidang keahliannya. Dia tidak
lagi harus mengerjakan semua pekerjaan dalam rangka memenuhi
segala kebutuhan yang dibutuhkannya. Hal ini menyebabkan suatu
Negara ataupun daerah tidak perlu lagi menghasilkan semua barang
yang mereka butuhkan, akam tetapi mereka cukup dengan spesialisasi
kegiatan produksi yang paling menguntungkan bagi negara atau daerah
tersebut.
b) Dapat mempertinggi efisiensi produksi
Skala ekonomi (economies of scale) terjadi apabila efisiensi
memproduksi yang semakin tinggi. Misalnya apabila suatu produksi
ditingkatkan, contohnya menjadi dua kali lipat, maka biaya produksi justru
tidak akan meningkat sebanyak peningkatan jumlah produksi yang
berlaku.
c) Dapat mendorong perkembangan teknologi
Adanya spesialisasi dapat menyebabkan pasaran barang yang
dihasilkan menjadi tambah luas. Bagi kegiatan tertentu, hal tersebut dapat
berarti bahwa produksi harus ditambah segera. Dengan demikian untuk

Teori Ekonomi Mikro 22


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

memenuhi kebutuhan tersebut pengusaha pasti berusaha menggunakan


teknologi produksi yang lebih tinggi dan baik produktivitasnya, sehingga
kebutuhan masyarakat akan barang tersebut terpenuhi.

C. LATIHAN/TUGAS

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Analisis masalah perekonomian di tempat tinggal anda masing-masing!
2. Bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada soal
no 1?
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan sistem ekonomi!
4. Jelaskan pentingnya uang dalam perekonomian uang!
5. Gambarkan bentuk spesialisasi dalam suatu produksi barang sehingga efisien!

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. 2004. Teori Ekonomi Mikro: suatu
pengantar, Buku Seri Teori Ekonomi, Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 23


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 3
KONSEP PERMINTAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis prinsip-prinsip permintaan; dan mengintepretasikan alat analisis
permintaan.

B. URAIAN MATERI

1. Teori Permintaan
Kita mulai pembahasan mengenai pasar dengan meneliti perilaku pembeli.
Pada pembahasan ini, kita akan membahas beberapa faktor yang menentukan
jumlah barang dan jasa yang diminta (quantity demanded), yakni sejumlah barang
atau jasa yang diinginkan dan bisa dibeli seorang pembeli. Sedangkan permintaan
sendiri dapat diartikan sebagai sejumlah barang dan jasa tertentu yang diinginkan
seorang konsumen dan mereka pun mampu memenuhinya meskipun pada
berbagai tingkatan harga tertentu. Akan tetapi dengan satu asumsi bahwa faktor
lainnya dianggap tidak mengalami perubahan atau tetap (cateris paribus).
Suatu hubungan antara sejumlah barang yang diminta oleh konsumen pada
tingkat harga barang tertentu, dimana hubungan antara keduanya berbanding
terbalik disebut hukum permintaan (the law of demand). apabila tingkat harga naik,
maka secara otomatis sejumlah barang yang diminta akan turun dengan
sendirinya. Akan tetapi jika harga turun jumlah barang yang diminta naik.
Untuk lebih memfokuskan pemikiran kita mengenai pembahasan ini, kita
andaikan barang tertentu misalnya, es krim.
a. Faktor yang menentukan permintaan individu
Coba pertimbangkan permintaan anda sendiri terhadap es krim.
Selanjutnya muncul pertanyaan, bagaimana cara anda menentukan berapa
jumlah es krim yang akan dibeli per hari atau bahkan per bulan? Faktor apa
saja yang dapat memepengaruhi keputusan anda tersebut? Inilah beberapa
jawaban yang mungkin dapat anda berikan.
Harga barang itu sendiri (Px). Jika harga es krim meningkat menjadi
$20 per mangkuk, maka es krim yang dapat dibeli oleh konsumen akan lebih
sedikit. Ada konsumen yang justru beralih mengkonsumsi Yogurt beku. Begitu

Teori Ekonomi Mikro 24


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

pula sebaliknya. Sehingga, hubungan diantara harga dengan kuantitas yang


diminta berhubungan negatif (-).
Pendapatan konsumen (I). Apa yang akan terjadi terhadap permintaan
anda akan es krim ketika anda kehilangan pekerjaan sehingga menyebabkan
pendapatan anda menurun? Maka kemungkinan besar yang akan terjadi
adalah permintaan anda terhadap es krim pun akan turun. Apakah ketika
pendapatan sesorang meningkat menyebabkan permintaan terhadap suatu
barang meningkat secara keseluruhan? Maka untuk menjawab pertanyaan
tersebut anda harus mengetahui sifat dari suatu barang. Ada tiga jenis barang
disini, antara lain sebagai berikut. Apabila ada satu kondisi di mana kuantitas
yang diminta terhadap suatu barang atau jasa mengalami penurunan pada saat
pendapatannya juga turun, maka barang tersebut dinamakan barang normal
(normal good). Tidak semua barang bersifat barang normal. Contoh barang
normal adalah barang kebutuhan pokok. Apabila pendapatan menurun tetapi
permintaan terhadap suatu barang justru meningkat, maka barang itu
dinamakan barang inferior (inferior good). Contoh dari barang inferior adalah
kendaraan umum. Sementara itu, apabila jumlah permintaan suatu barang yang
lain meningkat drastis saat pendapatan seseorang meningkat, maka barang
yang dimaksud dinamakan suatu barang superior (superior good). Contoh
barang inferior adalah barang mewah.
Harga barang-barang lainnya yang terkait (Py). Apabila dalam kondisi
harga barang tertentu turun justru berdampak terhadap permintaan barang
yang lain juga turun, maka kedua barang itu disebut sebagai barang substitusi
(substituties). Misalnya harga Yogurt dingin menurun. Konsumen akan lebih
memilih mengkonsumsi Yogurt dingin apabila harga es krim meningkat. Karena
konsumen beranggapan bahwa Yogurt memenuhi keinginan yang serupa.
Sedangkan apabila harga barang tertentu turun justru dapat menaikkan jumlah
permintaan teerhadap barang yang lain, maka keduanya dinamakan barang
komplementer (complement). Misalnya permintaan sepeda motor turun
apabila harga bensin meningkat.
Selera konsumen (S). Selera merupakan suatu hal yang menjadi
penentu sangat jelas dari permintaan konsumen. Apabila seseorang suka es
krim, maka orang tersebut akan membeli es krim lebih banyak. Bisanya ekonom
tidaklah berusaha untuk memberikan penjelasan mengenai selera seorang
konsumen. Hal itu dikarenakan bahwa konsumen lebih menekankan kepada

Teori Ekonomi Mikro 25


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

kekuatan psikologis dan historis yang ranah pembahasannya di luar bidang ilmu
ekonomi. Akan tetapi, ekonom masih tetap meneliti dan menggali apa yang
akan terjadi dengan permintaan konsumen apabila selera mengalami
perubahan.
Eskpektasi konsumen (E). Yang dimaksud ekspektasi disini adalah
harapan, ramalan, atau dugaan mengenai masa yang akan datang. Tentu ini
mempengaruhi jumlah permintaan seorang konsumen terhadap barang serta
jasa yang akan dibeli saat ini. Jika seorang konsumen meramalkan harga es
krim akan mengalami penurunan pada keesokan harinya, maka konsumen
tersebut mungkin kurang bersedia untuk memebeli es krim berdasarkan harga
yang berlaku hari ini.
Dengan demikian, persamaan fungsi permintaan dapat ditulis:

Qd = F(Px, Py, I, S, E)

2. Jenis-Jenis Permintaan
Dalam definisi permintaan secara sederhana ada tiga poin sangat penting
yang terkandung di dalamnya. Poin pertama sejumlah barang ataupun jasa yang
diminta konsumen. Poin kedua adalah adanya tingkat harga yang berlaku.
Sedangkan yang ketiga permintaan tersebut terjadi pada kurun waktu tertentu.
Adapun permintaan dapat kita kelompokkan berdasarkan dua hal utama. Secara
rinci dijabarkan berikut ini.
a. Permintaan berdasarkan daya Beli konsumen
Daya beli disini merupakan kemampuan seseorang dalam membeli
barang ataupun jasa yang mereka dibutuhkan. Dapat kita ketahui bahwa
permintaan berdasarkan daya beli dapat dibedakan menjadi beberapa macam
yang secara lengkap diuraikan di bawah ini.
1) Permintaan absolut
Permintaan ini merupakan suatu jenis permintaan dimana permintaan
yang tidaklah disertai oleh kemmapuan atau daya beli konsumen. Dapat juga
dikatakan bahwa permintaan yang mereka lakukan tidak diikuti oleh
kemampuan mereka membeli barang tersebut. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, dalam permintaan ini hanya sekedar ingin barang
tersebut akan tetapi konsumen tidak mampu untuk membeli.

Teori Ekonomi Mikro 26


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Contoh permintaan absolut misalnya Almeera menginginkan mobil, akan


tetapi dia tidak mempunyai uang untuk membeli mobil seperti yang
diinginkannya.
2) Permintaan potensial
Suatu jenis permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli
seseorang, akan tetapi kemampuan tersebut tidak dipergunakan untuk
membeli sejumlah barang dan jasa yang dibutuhkan. Contoh permintaan
potensial, Cahaya memiliki uang sebesar Rp 15.000.000 dan dia ingin
memiliki sepeda motor tertentu. Oleh karena itu ketika Cahaya mempunyai
waktu luang dia langsung pergi ke deler terdekat untuk membeli sepeda
motor yang diinginkan. Akan tetapi setelah sampai dideler dan Cahaya
melihat sepeda motor yang ada disana justru dia tidak menemukan sepeda
motor sesuai dengan yang diinginkan, Cahaya pun mengurungkan niatnya
untuk membeli sepeda motor tersebut.
3) Permintaan efektif
Permintaan ini merupakan jenis permintaan yang diikuti oleh daya beli
konsumen dan juga telah dipergunakan untuk melakukan pembelian
terhadap barang dan jasa yang diinginkan. Adapun kondisi yang bisa
dicontohkan dari permintaan efektif ialah pada suatu hari di sekolah Zahra
merasa perutnya sakit sekali. Dia ingat kalau belum makan dari pagi. Saat
jam istirahat pertama pun Zahra tidak beli-beli di kantin karena sibuk
mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan. Padahal sebelum berangkat
sekolah Zahra sudah diberi uang saku oleh Bundanya. Dengan demikian
ketika jam istirahat Zahra memutusan mempergunakan uang sakunya untuk
membeli makanan di kantin.

b. Permintaan berdasarkan jumlah konsumen


Adapun permintaan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis prmintaan,
yakni permintaan perorangan (individu) dan permintaan pasar (kolektif). Lebih
mendetail mengenai kedua jenis permintaan ini dapat dipahami lebih lanjut
melalui penjelasan berikut.
1) Permintaan perorangan
Permintaan perorangan ini merupakan jenis permintaan dari seorang
individu atau bisa juga diartikan sebagai sejumlah permintaan yang
bersumber dari masing-masing orang secara personal.

Teori Ekonomi Mikro 27


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

2) Permintaan pasar
Permintaan pasar atau yang juga dikenal dengan permintaan kolektif
merupakan kumpulan dari berbagai permintaan perorangan (individu)
ataupun sejumlah permintaan oleh kumpulan individu tertentu ataupun yang
dilakukan oleh masyarakat secara menyeluruh pada periode tertentu yang
sama. Selengkapnya penjelasan mengenai permintaan yang dilakukan oleh
individu dan juga permintaan pasar dapat digambarkan pada tabel 3-1.
Sejauh ini pembahasan kita hanya mengenai permintaan individu pada
produk barang atau jasa tertentu. Adapun untuk memahami bagaimana
suatu pasar bekerja, kita juga perlu memahami permintaan pasar (market
demand), yaitu total kuantitas yang diminta oleh semua pembeli.

Tabel 3-1 Skedul Permintaan Perorangan dan pasar


Harga Barang X ($) Mark Juana Pasar
0,00 3 4 7
1,00 2 3 5
2,00 1 2 3
3,00 0 1 1

3. SKEDUL PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN


Bayangkan bahwa semua variabel yang mempengaruhi permintaan
dianggap konstan (cateris paribus). Kecuali satu faktor, yaitu harga barang itu
sendiri. Mari kita bahas bagaimana harga tersebut dapat mempengaruhi kuantitas
barang yang diminta.
Gambar 3-2 berikut menjelaskan tentang permintaan seorang konsumen.
Harga barang berada dalam sumbu vertikal, dan kuantitas barang berada pada
sumbu horisontal. Garis kemiringan yang ke bawah tersebut menggambarkan
tentang hubungan diantara harga dengan jumlah barang yang diminta, yang biasa
kita sebut sebagai kurva permintaan atau demand curve.

Tabel 3-2 Skedul Permintaan Barang X


Harga Barang X ($) Kuantitas barang X yang diminta (Unit)
0,00 3
1,00 2
2,00 1
3,00 0

Teori Ekonomi Mikro 28


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Harga ($)

3,00

2,00

1,00

0 1 2 3 Kuantitas (Unit)

Gambar 3-1 Kurva Permintaan Barang X

a. Pergeseran Kurva Permintaan


Pada setiap perubahan yang justru dapat menaikkan jumlah yang
nantinya diminta oleh seorang konsumen pada tingkatan harga tertentu, maka
nantinya akan mendorong pergeseran kurva permintaan ke arah kanan. Akan
tetapi apabila harga berubah justru mengurangi jumlah permintaan individu,
maka kurva permintaan akan bergeser ke arah kiri.

Kenaikan
permintaan

Harga

Penurunan
permintaan

Kuantitas
0

Gambar 3-2 Pergeseran Kurva Permintaan

Teori Ekonomi Mikro 29


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

4. FUNGSI PERMINTAAN
Dapat diartikan bahwa fungsi permintaan merupakan fungsi yang
menggambarkan suatu hubungan antara jumlah barang ataupun jasa yang diminta
oleh seorang konsumen pada tingkat harga barang dan jasa yang berlaku saat itu.
Adapun fungsi permintaan ini juga dapat menunjukkan suatu hubungan antara
kuantitas dari barang yang diminta oleh konsumen dengan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi permintaan tersebut. Dengan demikian fungsi permintaan ini
merupakan suatu kajian yang secara matematis dapat dipergunakan sebagai alat
alisis tentang bagaimana perilaku konsumen dan harga barang serta jasa tersebut.
Ada pula fungsi permintaan ini berdasarkan hukum permintaan yang ada,
yakni jika harga suatu barang tertentu naik permintaan terhadap barang yang
dimaksud juga turun. Akan tetapi sebaliknya jika harga barang tertentu turun, maka
permintaan terhadap barang yang dimaksud justru naik. Dapat disimpulkan
bahwa, ada hubungan yang berbanding terbalik antara antara harga dengan
kuantitas barang yang diminta konsumen. Oleh karena itu pula gradien fungsi
permintaan (b) akan selalu bernilai negatif.
Dengan demikian fungsi permintaan apabila dirumuskan dalam bentuk
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Qd = F (Px, Py, I, S, E)

Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi permintaan merupakan


sebuah representasi yang menyatakan bahwa kuantitas yang diminta tergantung
pada harga barang itu sendiri, harga barang lain, pendapatan, selera dan
ekspektasi.
Bentuk umum dari fungsi permintaan yaitu sebagai berikut.

Q=a–bP

Keterangan :
Q= Kuantitas atau jumlah barang yang diminta
P= Harga dari barang per unit
a= Nilai Konstanta (Berupa angka)
b= Slope (Angka/Nilai yang selalu bersama

Teori Ekonomi Mikro 30


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dengan variabel P)

Untuk menentukan fungsi permintaan, dapat dirumuskan:

Syarat harga tertinggi


Rumus tersebut boleh
apabila Q = 0
dibolak balik. Selama tidak
Sedangkan Syarat barang
merubah tanda meskipun
bebas apabila P = 0
berpindah ruas.

Keterangan:
Q : Kuantitas atau Jumlah barang yang diminta
P : Harga per unit barang
P1 : Harga barang awal atau harga sebelumnya
P2 : Harga barang setelah mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan)
Q1 : Jumlah barang yang diminta sebelum mengalami perubahan
(permintaan
awal)
Q2 : Jumlah barang yang diminta setelah mengalami perubahan

Contoh soal:
Apabila diketahui suatu barang harganya $5, kuantitas barang yang diminta
sebanyak 20 unit. Namun jika harga tersebut mengalami kenaikan menjadi $ 10
maka jumlah yang diminta pun akan mengalami penurunan menjadi 15 unit.
Dengan demikian tentukanlah:
a. Fungsi permintaan
b. Harga tertinggi
c. Apabila jumlah yang dibeli sebanyak 10 unit, berapa tingkat harganya?
d. Apabila tingkat harga $20, berapa jumlah permintaannya?
e. Kurva permintaan

Langkah 1:
Diketahui:
P1 = $ 5 Q1 = 20 unit
P1 = $ 10 Q2 = 15 unit

Q  Q1 P  P1

Q2  Q1 P2  P1

Teori Ekonomi Mikro 31


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Q  20 P  5

15  20 10  5
Q  20 P  5

5 5
 5( P  5)  5(Q  20)
 5P  25  5Q  100)
 5P  100  25  5Q
 5P  125  5Q
 125  5Q
P
5
P  25  Q
Dengan demikian fungsi permintaan dinyatakan dalam P  25  Q
Langkah 2:
Harga tertinggi syaratnya Q  0

P  25  Q
P  25  0
P  25
Jadi harga tertinggi terjadi pada saat $25 dengan kuantitas yang diminta 0.

Langkah 3:
Apabila Q = 10 unit, maka berapa harga (P)?
P  25  Q
P  25  10
P  15
Jadi tingkat harga $8 ketika jumlah yang diminta sebanyak 7 unit.

Langkah 4:
Apabila harga sepatu (P) $20, maka berapa jumlah penaarannya?
P  15  Q
20  25  Q
Q  25  20
Q5

Teori Ekonomi Mikro 32


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Jadi jumlah permintaan sebanyak 3 unit ketika harga $10.

Langkah 5:
Gambar 3-3 Kurva Permintaan
Harga ($)

25

20

15

10

5 10 15 20 Kuantitas (Unit)
0

Teori Ekonomi Mikro 33


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan soal berikut dengan tepat.


1. Analisis bagaimana terjadinya permintaan!
2. Jelaskan bagaimana suatu hukum permintaan tersebut berlaku!
3. Amati disekitar tempat tinggal anda masing-masing, lalu kelompokkan barang
berdasarkan jenisnya (normal, inferior dan superior)!
4. Bagaimana perbedaan perubahan harga dari barang substitusi dan komplementer
terhadap kuantitas barang yang diminta?
5. Perhatikan data berikut:
Harga ($) Jumlah Permintaan (Unit)
10 200
20 150
Apabila harga yang tertera pada soal dikalikan dengan dua angka terakhir NIM
anda, maka carilah:
a. Fungsi dari permintaan
b. Harga barang tertinggi
c. Apabila konsumen membeli 100 unit, berapa tingkat harganya?
d. Apabila harga barang tersebut $25, berapa kuantitas yang diminta?
e. Kurva permintaan

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Mankiw N, Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sumarsono, Sonny. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jember: Laboratorium
Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Teori Ekonomi Mikro 34


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 4
KONSEP PENAWARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis prinsip-prinsip penawaran dan harga; dan mengintepretasikan alat
analisis penawaran dan harga.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PENAWARAN
Permintaan dan penawaran adalah dua kata yang senantiasa digunakan
oleh para ahli ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena kekuatan permintaan dan
penawaran yang membuat ekonomi dalam suatu pasar pasar berjalan baik.
Keduanya baik permintaan maupun penawaran menjadi penentu kuantitas dari
barang yang diproduksi dan sekaligus menjadi penentu terhadap harga barang
tersebut. Apabila anda ingin mengetahui suatu kejadian atau kebijakan dalam
mempengaruhi perekonomian, maka anda harus terlebih dahulu membayangkan
bagaimana pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan.
Sebelumnya kita sudah membahas tentang permintaan yang merupakan
kegiatan ekonomi dari sudut konsumen. Sekarang kita belajar tentang penawaran.
Suatu penawaran terjadi apabila ada penjual atau produsen dalam hal ini
merupakan pihak yang menyediakan sejumlah barang atau jasa dalam suatu
perekonomian. Dilihat dari sisi produsen, kuantitas barang yang ditawarkan atau
dijual mempunyai hubungan positif terhadap harga barang itu. Dalam hal ini
apabila harga barang tertentu meningkat, maka jumlah yang ditawarkan atau dijual
oleh seorang produsen juga semakin banyak.
Akan tetapi jika barang tertentu harganya mengalami penurunan, tentu
kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan penjual atau produsen menurun pula.
Dapat disimpulkan bahwa penawaran (supply) merupakan suatu keadaan di mana
sejumlah barang ataupun jasa yang nantinya akan ditawarkan (dijual) pada
tingkatan harga yang berlaku saat itu.
Dilihat dari sudut teori ekonomi, maka penawaran bisa didefinisikan sebagai
semua kuantitas barang maupun jasa yang akan dijual (ditawarkan) pada tingkat

Teori Ekonomi Mikro 35


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

harga yang ada di pasar pada satu kurun waktu tertentu. Dengan demikian dapat
kita lihat bahwa dalam penawaran, maka akan ada dua variabel dari ekonomi yakni
jumlah dari barang maupun jasa yang dijual atau ditawarkan pada tingkatan harga
tertentu dari barang maupun yang ditawarkan. Pada pendekatan tersebut variabel
waktu kita abaikan dan kita anggap konstan.
Adapun dalam konsep penawaran variabel dari kuatitas barang yang
ditawarkan pada tingkatan harga tertentu terdapat adanya saling terkait erat
antara kedua variable tersebut, yakni kuantitas dari barang dan jasa yang
ditawarkan dan juga harga dari barang dan jasa itu sendiri. Dapat diketahui bahwa
variabel harga adalah variabel yang sangat berpengaruh terhadap kuantitas atau
jumlah dari barang maupun jasa yang dijual (ditawarkan), yang biasa kita kenal
dengan sebutan variabel bebas (independent variable). Akan tetapi jumlah atau
kuantitas dari barang atau jasa disebut sebagai variabel yang akan dipengaruhi
oleh harga, yang biasa dikatakan sebagai variabel terikat (dependent variable).

2. FAKTOR YANG MENENTUKAN PENAWARAN INDIVIDU


Sekarang kita beralih ke sisi lain dari pasar, yaitu meneliti tentang perilaku
para pejual. Kuantitas yang ditawarkan (quantity supplied) merupakan sejumlah
barang atau jasa tertentu yang sudah ada serta mampu ditawarkan para penjual.
Selanjutnya, untuk lebih memfokuskan pemikiran kita tentang penawaran mari kita
ambil contoh pasar es krim dan melihat faktor-faktor yang menentukan besarnya
kuantitas yang ditawarkan.
Harga barang itu sendiri (Px). Harga es krim menjadi satu faktor yang
menentukan besarnya jumlah yang ditawarkan konsumen. Apabila harga es krim
tinggi, menjual es krim tentu sangat menguntungkan, sehingga kuantitas es krim
yang ditawarkan pun akan besar. Demikian sebaliknya apabila harga es krim
turun, bisnis tentu akan kurang menguntungkan. Sehingga konsumen banyak
yang menghentikan produksinya.
Karena jumlah yang dijual naik apabila harga naik dan turun apabila harga
juga mengalami penurunan, dengan demikian bisa kita simpulkan diantara harga
dengan kuantitas barang dan jasa yang dijual berhubungan positif. Hal itulah kita
dapat menyebutnya sebagai hukum penawaran (law of supply). Di mana
asumsinya bahwa faktor lain dianggap tetap, yakni jika suatu barang harganya
mengalami kenaikan, maka secara otomatis kuantitas yang dijualpun tentu
mengalami peningkatan pula.

Teori Ekonomi Mikro 36


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Harga input (Pi). Apabila salah satu atau lebih harga input untuk membuat
es krim meningkat, maka memproduksi es krim dirasa kurang menguntungkan,
tentu perusahaan tersebut akan menawarkan lebih sedikit es krim. Dengan
demikian, kuantitas barang yang ditawarkan berhubungan negatif (negatively
related) dengan harga input untuk membuat barang tersebut.
Teknologi (T). teknologi untuk memproses input menjadi es krim juga
merupakan salah satu penentu dari kuantitas yang ditawarkan. Penemuan
mekanisasi mesin pengolah es krim, dapat mengurangi jumlah pekerja yang tentu
sangat membutuhkan untuk membuat es krim. Melalui penurunan biaya
perusahaan, perkembangan teknologi tentu akan menaikkan kuntitas es krim yang
ditawarkan.
Ekspektasi (E). Tentunya kuantitas es krim yang ditawarkan tergantung
pada pada eskpektasi atau harapan terhadap masa depan. Misalnya, produsen
berharap bahwa harga es krim pada waktu mendatang akan meningkat, maka
produsen akan menyimpan sejumlah es krim yang diproduksi saat ini di dalam
gudang penyimpanan dan tentu hal ini akan mengurangi penawaran ke pasar pada
saat ini.

3. Skedul penawaran dan kurva penawaran


Seperti halnya permintaan, bayangkan bahwa semua variabel yang
memepengaruhi penawaran dianggap konstan (cateris paribus). Kecuali satu
faktor, yaitu harga barang itu sendiri. Mari kita bahas bagaimana harga tersebut
dapat mempengaruhi kuantitas barang yang ditawarkan.
Gambar 4-1 berikut menjelaskan tentang penawaran seorang konsumen.
Harga barang berada dalam garis lurus (vertikal), sedangkan kuantitas dari barang
tertentu yang ditawarkan berada dalam garis melintang (horizontal). Garis
kemiringan dari arah kiri bawah kearah kanan atas menghubungkan harga (price)
dengan kuantitas barang yang diminta, yang disebut sebagai kurva penawaran
(supply curve).
Tabel 4-1 Skedul Penawaran Barang X
Kuantitas barang X
Harga Barang X ($)
yang ditawarkan (Unit)
0,00 0
1,00 1
2,00 2
3,00 3

Teori Ekonomi Mikro 37


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Harga

3,00

2,00

1,00

Kuantitas
0 1 2 3

Gambar 4-1 Kurva Penawaran Barang X

a. Penawaran pasar versus penawaran individu


Seperti halnya permintaan pasar yang merupakan penjumlahan dari
permintaan individu, penawaran pasar juga merupakan penjumlahan dari
penawaran dari seluruh penjual yang ada di pasar terhadap suatu produk
barang/jasa.
Tabel 4-2 memperlihatkan apa yang akan terjadi dengan kuantitas yang
ditawarkan apabila harga berubah dan faktor yang lain dianggap konstan.

Tabel 4-2 Skedul Penawaran Individu dan Pasar


Harga Barang X ($) Produsen A Produsen B Pasar
0,00 0 0 0
1,00 1 2 3
2,00 2 4 6
3,00 3 6 9

b. Pergeseran kurva penawaran

Teori Ekonomi Mikro 38


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Misalnya salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran berubah.


Anggap harga gula naik. Apa yang akan terjadi dengan kuantitas yang
ditawarkan? Karena gula merupakan input dalam produksi es krim, maka
kenaikan harga gula akan menyebabkan penjualan es krim akan lebih
merugikan. Sehingga para produsen es krim akan mengurangi produksinya.
Pada saat harga tertentu, produsen es krim akan bersedia untuk menjual
kuantitas es krim yang lebih kecil. Jadi, kurva penawaran es krim akan bergeser
ke kiri. Begitu pula sebaliknya. Seperti diperlihatkan oleh gambar 4-2 berikut.

4. FUNGSI PENAWARAN
Gambar fungsi penawaran dapat dilihat sebagai berikut.

Kenaikan
Harga penawaran

Penurunan
penawaran

Kuantitas
0

Gambar 4-2 Pergeseran Kurva Penawaran

Dari penjelasan sebelumnya, fungsi penawaran apabila dinyatakan dalam


bentuk matematis dapat ditulis:

Qs = F(Px, Pi, T, E)

Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi penawaran merupakan


sebuah representasi yang menyatakan bahwa kuantitas yang ditawarkan
tergantung pada harga barang itu sendiri, harga input, teknologi dan ekspektasi.

Teori Ekonomi Mikro 39


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Bentuk Fungsi Penawaran

Q = a + bp

Keterangan :
Q= Jumlah barang yang ditawarkan
P= Harga barang per unit
a= Konstanta (Berupa angka)
b= Slope (Angka/Nilai yang selalu bersama
dengan variabel P)

Untuk menentukan fungsi permintaan, dapat dirumuskan:


Syarat harga terendah
Rumus tersebut boleh
apabila Q = 0
dibolak balik. Selama tidak
Sedangkan Syarat barang
merubah tanda meskipun
bebas apabila P = 0
berpindah ruas.

Q : Kuantitas atau Jumlah barang yang diminta


P : Harga per unit barang
P1 : Harga barang awal atau harga sebelumnya
P2 : Harga barang setelah mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan)
Q1 : Jumlah barang yang diminta sebelum mengalami perubahan
(permintaan awal)
Q2 : Jumlah barang yang diminta setelah mengalami perubahan

Contoh soal:
Diketahui harga suatu barang tertentu $10 maka jumlah yang ditawarkan oleh
penjual sebanyak 5 unit. Apabila harga naik menjadi $ 15 maka jumlah yang
tawarkan naik menjadi 10 unit. Dengan demikian tentukan:
a. Fungsi penawaran
b. Harga terendah
c. Apabila jumlah yang dijual sebanyak 15 unit, berapa tingkat harganya?
d. Apabila harga $25, berapa jumlah penawarannya?
e. Kurva penawaran

Langkah 1:
Diketahui:

Teori Ekonomi Mikro 40


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

P1 = $ 10 Q1 = 5 unit
P1 = $ 15 Q2 = 10 unit

Q  Q1 P  P1

Q2  Q1 P2  P1
Q  5 P  10

10  5 15  10
Q  5 P  10

5 5
5( P  10)  5(Q  5)
5P  50  5Q  25)
5P  50  25  5Q
5P  25  5Q
25  5Q
P
5
P  5Q
Dengan demikian fungsi permintaan dinyatakan dalam P  5  Q

Langkah 2:
Harga terendah syaratnya Q  0

P  5Q
P  50
P5
Jadi harga terendah terjadi pada saat $5 dengan kuantitas yang ditawarkan 0.
Langkah 3:
Apabila Q = 15 unit, maka berapa harga (P)?
P  5Q
P  5  15
P  20
Jadi tingkat harga $20 ketika jumlah yang ditawarkan sebanyak 15 unit.

Langkah 4:
Apabila harga sepatu (P) $25, maka berapa jumlah penawarannya?

Teori Ekonomi Mikro 41


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

P  5Q
25  5  Q
 Q  25  5
 Q  20
Q  20
Jadi jumlah penawaran sebanyak 20 unit ketika harga $25.

Langkah 5:
Gambar 4-2 Kurva Penawaran
Harga ($)

25

20

15

10

5 10 15 20 Kuantitas (Unit)
0

5. PENENTUAN HARGA DAN JUMLAH YANG DIPERJUAL BELIKAN


Kita sudah membahas permintaan dan penawaran secara terpisah, maka
kita menggabungkan keduanya untuk melihat bagaimana keduanya menentukan
harga dan jumlah yang diperjualbelikan. Perlu diketahui, bahwa harga pasar
merupakan harga yang telah ada kesepakatan di antara penjual dan pembeli.

Teori Ekonomi Mikro 42


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Adapun harga pasar yang berlaku dan jumlah barang yang diperjual belikan
sangat tergantung pada kuantitas barang yang diminta dan yang ditawarkan.
Permasalahan harga ini ada hubungannya terhadap barang ekonomis.
Seperti yang kita ketahui bahwa barang ekonomis ini memerlukan tindakan dan
bermanfaat serta dalam usaha mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan berupa
uang berdasarkan harga harga tertentu dari barang yang dimaksud. Perlu
diketahui bahwa harga merupakan wujud dari nilai tukar barang dan jasa biasanya
kita nyatakan dalam bentuk uang. Dengan demikian harga disebut sebagai nilai
tukar yang secara obyektif dari barang atau jasa serta nilai tukar obyektif tersebut
merupakan harga keseimbangan atau harga pasar yang berlaku pada saat itu.
Perlu diketahui bahwa harga keseimbangan atau yang biasa kita kenal dengan
harga pasar tidak secara otomatis terbentuk. Akan tetapi harga pasar tersebut
terbentuk melalui proses sistem atau operasi pasar, yaitu melalui proses kekuatan
tarik-menarik secara terus menerus dari permintaan pembeli dengan penawaran
dari penjual.
Melalui kajian terhadap permintaan maupun penawaran tersebut, maka
sistem pasar beroperasi dapat digambarkan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
meskipun tidak ada intervensi dari pemerintah, tentu dengan sendirinya
keseimbangan harga serta kuantitas barang yang diperjual belikan di pasar akan
tercipta.
Kajian dari penentuan harga barang atau jasa merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam menentukan kisaran waktu yang dibutuhkan oleh respon
penawaran (supply response) terhadap fluktuasi keadaan dari permintaan. Kisaran
waktu tersebut dapat dibagi menjadi tiga jangka waktu, yakni pertama jangka
sangat pendek, kedua jangka pendek dan ketiga jangka panjang.
Dalam periode jangka waktu sangat pendek tentu tidak ada respon terhadap
penawaran, jumlah yang dijual secara absolut akan tetap atau tidak akan
mengalami perubahan. Sedangkan dalam waktu jangka pendek, tentu perusahaan
akan bisa merubah jumlah barang dan jasa yang dijual (ditawarkan), akan tetapi
dengan catatan tidak ada satupun perusahaan baru yang bisa masuk ke pasar
tersebut. Berbanding terbalik dalam jangka panjang justru perusahaan bisa
merubah jumlah yang ditawarkan dan juga perusahaan baru bias secara penuh
menembus industri. Hal tersebut membentuk suatu simpulan penawaran sifatnya
lentur (fleksibel).

Teori Ekonomi Mikro 43


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Dengan demikian, harga suatu barang atau jasa sangat tergantung kepada
jenis pasar yang ada. Adapun jenis pasar dalam ekonomi, dibedakan menjadi
pasar persaingan sempurna (perfect competition) dan juga pasar persaingan yang
tidak sempurna (inperfect competition). Untuk lebih dalam pembahasan mengenai
pasar akan dibahas pada penjelasan lain tentang bentuk-bentuk pasar.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan soal berikut dengan tepat.


1. Dalam hukum penawaran, jelaskan korelasi harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan!
2. Kalau anda berada pada posisi produsen saat ini. Contohkan bagaimana
ekspektasi anda tentang ekonomi dimasa mendatang!
3. Mengapa teknologi sangat berpengaruh dalam kegiatan penawaran di era
sekarang ini?
4. Perhatikan data berikut:
Harga ($) Jumlah Penawaran
(Unit)
20 200
25 250
Apabila harga yang tertera pada soal dikalikan dengan dua angka terakhir NIM
anda, maka carilah:
a. Fungsi dari penawaran
b. Harga arang terendah
c. Apabila produsen menjual sebanyak 185, maka berapakah harganya?
d. Apabila harga dari barang tersebut $85, maka berapa pula kuantitas
penawarannya?
e. Kurva penawaran
5. Mengapa harga suatu barang atau jasa sangat tergantung kepada bentuk pasar
yang dihadapi?

Teori Ekonomi Mikro 44


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 45


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 5
KESEIMBANGAN PASAR

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa


mampu menguraikan metode keseimbangan pasar; dan menghitung keseimbangan
pasar setelah pajak dan subsidi.

B. URAIAN MATERI

1. Perubahan Permintaan dan Penawaran Terhadap Keseimbangan


Ekuilibrium (equilibrium) merupakan suatu kondisi apabila penawaran dan
permintaan berada pada keadaan yang seimbang. Kuantitas ekuilibrium
(equilibrium quantity) merupakan jumlah yang diminta ataupun yang ditawarkan
pada saat harga dalam kondisi ekuilibrium permintaan dan penawaran. Harga
ekuilibrium kadang kala disebut sebagai (market clearing price). Karena pada
harga ini, setiap orang yang ada di pasar terpuaskan. Pembeli dapat memebeli
semua barang yang ingin dibeli. Demikian halnya dengan penjual pun dapat
menjual semua barang yang ingin dijual.
Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai ekuilibrium, maka
perhatikan contoh tabel 5-1 di bawah ini. Dalam tabel tersebut menggambarkan
tentang sejumlah permintaan dan penawaran pada suatu tingkat harga tertentu.

Tabel 5-1 Skedul Permintaan dan Penawaran


Harga Barang X Kuantitas yang Dibeli Kuantitas yang Ditawarkan
($) (Unit) (Unit)
0,00 4 0
1,00 3 1
2,00 2 2
3,00 1 3

Dari tabel tersebut memperlihatkan kondisi permintaan dan penawaran.


Pada harga $ 2,00 per buah, kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan tepat
sama yaitu sebanyak 2 unit. Dari tabel di atas kita juga bisa menggambarkannya
pada kurva 5-1 dibawah ini.

Teori Ekonomi Mikro 46


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Harga
Demand (D) Supply (S)

3,00

2,00

Ekuilibrium

1,00

Kuantitas
0 1 2 3

Gambar 5-1 Kurva Ekuilibrium Permintaan dan penawaran Barang X

Penentuan Keseimbangan secara Matematis


Keseimbangan akan tercapai apabila:

Qd = Qs

Atau

Pd = Ps

2. Surplus Produsen dan Konsumen


Seluruh tindakan penjual dan pembeli akan bergerak kea rah keseimbangan
permintaan dan penawaran. Untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi di pasar,
maka perhatikan contoh berikut apabila harga yang berlaku tidak sama dengan
harga keseimbangan.
Pertama, misalnya harga pasar berada di atas harga keseimbangan. Seperti
ditujukan oleh panel (a) gambar 5-2. Harga pasar $ 3,00 per buah menyebabkan
kuantitas yang ditawarkan sebanyak 3 unit melebihi permintaan yang hanya 1 unit.
Keadaan ini dinamakan surplus (surplus) barang. Di mana penjual tidak dapat
menjual seluruh barang yang ingin mereka jual. Sebagai contoh, pada saat terjadi
surplus di pasar es krim, lemari pendingin penjual es krim penuh oleh es krim yang

Teori Ekonomi Mikro 47


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

tidak terjual. Dengan demikian, penjual akan bereaksi terhadap kelebihan


penawaran ini dengan memotong harga es krimnya. Harga es krim pun akan turun
sampai mencapai kondisi ekuilibrium.
Kedua, misalkan bahwa harga pasar berada di bawah harga ekuilibrium,
seperti ditujukan oleh panel (b) gambar 5-2. Dalam kasus ini, harga barang $ 1,00
per buah jumlah yang ditawarkan hanya sebanyak 1 unit, dan kuantitas yang
diminta melebihi yang ditawarkan. Jumlah yang diminta sebanyak 3 unit. Dengan
demikian, terdapat kekurangan (shortage) barang. Para pembeli pun tidak dapat
membeli semua barang yang diinginkan pada harga yang berlaku. Pada saat
kekurangan terjadi, para pembeli harus melakukan antrian yang panjang hanya
untuk mendapatkan es krim. Karena terjadi banyak pembeli, maka penjual pun
melakukan reaksi dengan menaikkan harga tanpa kehilangan penjualan. Saat
harga naik, pasar pun akan bergerak kea rah ekuilibrium.

a. Kelebihan penawaran

Harga
Surplus

3,00

2,00

Ekuilibrium

1,00

Kuantitas
0 1 2 3

Kuantitas Kuantitas
yang diminta yang
ditawarkan

Gambar 5-2 Kurva Pasar yang tidak Berada dalam Ekuilibrium

Teori Ekonomi Mikro 48


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Kelebihan permintaan

Harga

3,00

2,00

Ekuilibrium

1,00

Kekurangan

Kuantitas
0 1 2 3

Kuantitas Kuantitas
yang yang diminta
ditawarkan

Dengan demikian, aktivitas dari banyak penjual maupun pembeli secara


otomatis dapat mendorong harga kepada kondisi ekuilibrium. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, pada kondisi ekuilibrium semua penjual dan pembeli
terpuaskan, tidak ada tekanan ke atas maupun ke bawah terhadap harga. Namun
demikian, pada sebagian besar pasar, surplus dan kekurangan hanya bersifat
sementara karena nantinya harga akan bergerak kearah ekuilibrium kembali.
Fenomena itu begitu kuat, sehingga kadang-kadang disebut sebagai hukum
permintaan dan penawaran (law of supply and demand). Harga barang pun akan
menyesuaikan diri untuk membawa penawaran dan permintaan pada tingkat
keseimbangan. Seberapa cepat ekuilibrium dapat tercapai, ini akan berbeda
antara pasar yang satu dengan lainnya, tergantung pada seberapa cepat harga
menyesuaikan diri.

3. PENGARUH PAJAK
Pajak penjualan merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pada saat
terjadi penjualan suatu produk. Pajak penjualan ini dapat berbentuk suatu
persentase tertentu yang dikenakan untuk setiap unit produk yang dijual oleh
produsen. Seperti yang kita tahu, bahwa besarnya pajak penjualan tidak

Teori Ekonomi Mikro 49


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

sepenuhnya ditanggung oleh pihak penjual, akan tetapi sebagian juga ditanggung
oleh pembeli. Dengan adanya pajak penjualan ini, maka menyebabkan harga jual
dari produk di pasar menjadi lebih tinggi. Secara otomatis adanya pajak penjualan
akan berpengaruh terhadap keseimbangan pasar yang baru.
a. Keseimbangan setelah Pajak
Pajak selalu menambah harga barang yang ditawarkan. Seperti yang
dapat kita lihat berikut ini.

Keseimbangan Sebelum Pajak (tax)

Pd = Ps
Menghasilkan

ME = (P,Q)
Keseimbangan Setelah Pajak (t/tax)

Pd = Ps + tax (t)
Menghasilkan

ME' = (Pt,Qt)

Di mana:
Pd : Fungsi permintaan
Ps : Fungsi penawaran
tax (t) : besarnya pajak per unit
ME : Keseimbangan pasar awal (market equilibrium)
ME' : Keseimbangan pasar setelah mengalami perubahan dengan adanya
pajak
P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan
Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Teori Ekonomi Mikro 50


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pt : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya pajak


Qt : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya pajak
Secara grafis pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar dapat
digambarkan oleh kurva 5-3 sebagai berikut.

P Demand (D)
St
(Qt,Pt)
Pt S

P (Q,P)

Qd,Qs
0 Qt Q

Gambar 5-3 Kurva Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar

Keterangan:
P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan
Pt : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya pajak
Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan
Qt : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya
pajak
Qd : Kuantitas permintaan (quantity of demand)
Qs : Kuantitas penawaran (quantity of supply)
D : Kurva permintaan
S : Kurva penawaran awal (mula-mula) sebelum mengalami
perubahan
St : Kurva penawaran setelah mengalami perubahan dengan adanya

Teori Ekonomi Mikro 51


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

pajak
Contoh:
1) PT jarum telah merumuskan persamaan permintaan dan penawaran rokok,
yaitu:
a) P = 1500 - Q serta fungsi dari penawaran P = 0,5Q + 300.
b) Dari produk tersebut pemerintah memungut pajak sebesar Rp 200 per
unit.
Dengan menggunakan data di atas, maka jawablah pertanyaan berikut.
(1) Berapakah harga dan juga kuantitas atau jumlah keseimbangan dari
pasar sebelum serta sesudah dikenakan pajak?
(2) Berapakah pajak per unit dari barang yang menjadi tanggungan
konsumen?
(3) Berapakah pajak per unit dari barang menjadi tanggungan produsen ?
(4) Berapakah jumlah total pajak total yang diterima pemerintah?
(5) Buatlah kurva ekuilibrium sebelum dan juga setelah pajak!

Langkah Penyelesian:
(a) Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:

Pd = Ps
Di mana:
Pd : Fungsi permintaan
Ps : Fungsi Penawaran

(b) Keseimbangan pasar setelah adanya pajak menjadi:

Pd = Ps'
Dengan

Ps‘ = Ps + tax (t)


Di mana:
Ps' : Fungsi penawaran yang berubah setelah adanya pajak
Pajak (tax/t) : jumlah pajak setiap unit barang

Teori Ekonomi Mikro 52


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

(c) Pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk)

tk = (PE' - PE)
Di mana:
tk : pajak yang menjadi tanggungan konsumen
PE : ekuilibrium harga sebelum adanya pajak
PE' : ekuilibrium harga setelah adanya pajak

(d) Pajak yang menjadi tanggungan produsen (tp)

tp = t - tk
Di mana:
tp : Pajak yang menjadi tanggungan produsen
t : besarnya pajak setiap unit barang

(e) Total pajak yang diterima pemerintah (T)

T = t x QE‘

Di mana:
T : Pajak yang diterima pemerintah
t : besarnya pajak setiap unit barang
QE‘ : Kuantitas ekuilibrium setelah pajak

4. Pengaruh Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada para
produsen untuk meringankan beban biaya produksi perusahaan. Adanya subsidi
dapat membuat biaya produksi lebih kecil dari sebelumnya, sehingga hal ini
berdampak langsung terhadap keseimbangan pasar. Dampak subsidi merupakan
kebalikan dari pengenaan pajak penjualan yang dibebankan pemerintah. Dengan

Teori Ekonomi Mikro 53


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

demikian, adanya subsidi akan mengurangi jumlah dari harga barang maupun jasa
yang ditawarkan atau juga hanya berpngaruh terhadap fungsi penawaran,
sementara itu fungsi permintaan tidak berubah.
a. Keseimbangan Setelah Subsidi
Adanya subsidi selalu mengurangi harga barang yang ditawarkan. Seperti
yang dapat kita lihat berikut ini.
Keseimbangan Sebelum Subsidi (S)

Pd = Ps
Menghasilkan

ME = (P,Q)

Keseimbangan Setelah Subsidi (S)

Pd = Ps - subsidi (s)

Menghasilkan

ME' = (Ps,Qs)

Di mana:
Pd : Fungsi permintaan
Ps : Fungsi penawaran
Subsidi (s) : besarnya subsidi per unit
ME : Keseimbangan pasar awal (market equilibrium)
ME' : Keseimbangan pasar setelah mengalami perubahan dengan
adanya subsidi
P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Teori Ekonomi Mikro 54


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan


Pt : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya
subsidi

Qt : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya


subsidi
Pengaruh adanya subsidi juga dapat digambarkan secara grafis oleh gambar
5-4 berikut ini.

P Demand
(D) S
Ss
P (Q,P
)
P (Qs,Ps
s )

Qd,Q
0 Q Q s
s
Gambar 5-4 Kurva Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

Keterangan:
P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan
Ps : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya
subsidi
Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan
Qs : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya
subsidi
Qd : Kuantitas permintaan (quantity of demand)

Teori Ekonomi Mikro 55


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Qs : Kuantitas penawaran (quantity of supply)


D : Kurva permintaan
S : Kurva penawaran awal (mula-mula) sebelum mengalami
perubahan
Ss : Kurva penawaran setelah mengalami perubahan dengan adanya
subsidi

Contoh soal:
1) Informasi fungsi permintaan dan penawaran adalah:
a) P = 3000 - Q dan fungsi penawaran P = 0,10Q + 1000.
b) Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sebesar Rp 500 per unit.
Dengan menggunakan informasi di atas, maka jawablah pertanyaan berikut.
(1) Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sebelum dan
setelah ada subsidi!
(2) Berapakah total dari subsidi yang dinikmati konsumen?
(3) Berapa total subsidi yang dinikmati produsen?
(4) Berapa total subsidi yang ditanggung pemerintah?
(5) Gambarkan Kurva keseimbangan sebelum dan setelah adanya subsidi!

Langkah Penyelesian:
a. Keseimbangan pasar sebelum kena subsidi:

Pd = Ps

Di mana:
Pd : Fungsi permintaan
Ps : Fungsi Penawaran

b. Keseimbangan pasar setelah dikenakan subsidi akan menjadi sebagai


berikut:

Pd = Ps'

Teori Ekonomi Mikro 56


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Dengan

Ps‘ = Ps - subsidi (s)

Di mana:
Ps' : Fungsi penawaran yang berubah setelah adanya subsidi
subsidi (s) : Besarnya subsidi per unit

c. Subsidi yang dinikmati konsumen (sk)

sk = (PE -PE')

Di mana:
sk : besar subsidi yang dinikmati oleh konsumen
PE : Harga ekuilibrium sebelum ada subsidi
PE' : Harga ekuilibrium setelah ada subsidi

d. Subsidi yang dinikmati produsen (sp)

sp = s - sk
Di mana:
sp : Subsidi yang dinikmati oleh produsen
s : besar subsidi setiap unit

e. Subsidi yang ditanggung pemerintah (S)

S = s x QE‘
Di mana:
S : total subsidi yang harus ditanggung oleh pemerintah
s : besar subsidi setiap unit
QE‘: Kuantitas ekuilibrium setelah ada subsidi

Teori Ekonomi Mikro 57


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah latihan soal berikut dengan tepat:


1. Berikanlah gambaran tentang market clearing price!
2. Apabila diketahui PT Jhonson dalam hal ini terhadap produknya Baygon
merumuskan fungsi dari permintaan P = 2000 - Q dan juga fungsi dari penawaran
P = 0,20Q + 250. Dengan demikian tentukanlah keseimbangannya!
3. Apa yang terjadi apabila terjadi surplus permintaan dan penawaran?
4. Mengapa pada sebagian besar pasar, surplus dan kekurangan hanya bersifat
sementara?
5. Perhatikan data berikut:
Harga ($) Jumlah Permintaan (Unit) Jumlah Penawaran (Unit)
30 4.000 2.000
40 1.500 3.000
Apabila harga yang tertera pada soal dikalikan dengan tiga angka terakhir NIM
anda dan besarnya subsidi sebesar $50/unit, maka tentukan:
a. Keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sebelum dan sesudah ada subsidi
b. Total subsidi yang dinikmati konsumen
c. Total subsidi yang dinikmati produsen
d. Total subsidi yang ditanggung pemerintah
e. Kurva sebelum dan setelah subsidi

D. DAFTAR PUSTAKA

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 58


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 6
ELASTISITAS PERMINTAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemua ini, mahasiswa mampu


memahami konsep elastisitas permintaan beserta jenis-jenisnya; dan menghitung
elastisitas permintaan.

B. URAIAN MATERI

1. Derajat Kepekaan Permintaan (Elastisitas Permintaan)


Pada bagian sebelumnya sudah diperkenalkan konsep permintaan dan
penawaran. Di setiap pasar kompetitif (pasar di mana banyak pembeli dan penjual
yang saling bersaing), perilaku penjual dapat dicerminkan oleh kurva penawaran
yang lerengnya semakin meningkat (upward-sloping), sedangkan perilaku pembeli
diwakili oleh kurva permintaannya yang lerengnya semakin menurun (downward-
sloping). Harga barang senantiasa meneysuaikan diri guna menyeimbangkan
kuantitas barang yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta.
Untuk mengaplikasikan analisis dasar di atas, lebih dahulu kita harus
menguasai satu perangkat lagi, yakni konsep elastisitas (elasticity). Pada
dasarnya elastisitas dapat diartikan sebagai ukuran seberapa jauh para pembeli
maupun penjual bereaksi terhadap kondisi yang terjadi di pasar. Konsep elastisitas
ini akan memungkinkan kita menganalisis penawaran dan permintaan secara lebih
mendalam.

2. Pengertian Elastisitas Permintaan


Ketika kita membahas determinan-determinan (faktor penentu atau berbagai
hal yang mempengaruhi) permintaan, kita telah mengetahui bahwa biasanya
seorang pembeli akan meminta lebih banyak barang ketika harga turun, atau
ketika pendapatan bertambah, atau ketika harga barang substitusi atau
penggantinya naik, atau jika harga barang komplemen/pelengkap turun.
Pembahasan kita hanya bersifat kualitatif bukan secara kuantitatif. Artinya, dalam
hal ini yang dibicarakan hanya fokus pada arah dari perubahannya (bisa naik
ataupun turun). Namun hal tersebut tidak dirinci berapa banyak dari kenaikan atau
penurunananya. Sampai mana respon permintaan dihitung terhadap perubahan

Teori Ekonomi Mikro 59


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

determinan-determinannya kita harus memahami satu konsep ekonomi, yaitu


tentang elastisitas permintaan.
Perlu kita ketahui bahwa elastisitas permintaan ini merupakan ukuran yang
melihat besarnya tingkat kepekaan dari perubahan kuantitas barang yang diminta
terhadap perubahan harga barang tersebut. Apabila suatu harga barang tertentu
mengalami penurunan, maka kuantitas barang yang diminta dari barang tersebut
pada umumnya mengalami kenaikan. Begitu pula sebaliknya apabila harga dari
suatu barang tertentu mengalami kenaikan, maka barang yang diminta oleh
konsumen justru akan mengalami penurunan. Dengan demikian elastisitas
permintaan ini dapat dilihat dengan perbandingan antara persentase perubahan
kuantitas yang diminta dengan persentase perubahan dari harga suatu barang
tertentu.

3. Faktor Penentu Elastisitas Harga Dari Permintaan


Beberapa azaz umum yang dapat kita kedepankan sebagai hal-hal yang
menentukan elastisitas harga dari permintaan, antara lain sebagai berikut.
a. Kebutuhan versus kemewahan
Permintaan atas barang-barang kebutuhan pokok umumnya inelastis,
sedangkan permintaan atas barang mewah lazimnya elastis. Karena itu,
walaupun ongkos dokter melonjak, permintaan akan jasa dokter tidak akan
melonjak drastis. Mungkin, kita hanya akan mengurangi frekuensi kita ke
dokter, tidak sesering sebelumnya.
b. Ketersediaan substitusi
Suatu barang yang mempunyai barang pengganti (substitusi) banyak
akan mempunyai jenis permintaan yang sifatnya elastis. Hal ini dikarenakan
konsumen tersebut lebih gampang meninggalkan dan digantikan dengan
barang pengganti (substitusi) itu. Sebagai contoh, margarin dan mentega
mudah dipertukarkan. Karena itu jika harga mentega naik, sedangkan harga
margarine tetap, konsumen akan mengganti konsumsi menteganya dengan
margarin sehingga permintaan mentega pun turun drastis.
c. Pengertian pasar
Elastisitas dari permintaan pada tiap pasar bergantung pula pada
batasan pasar. Misalnya, jika pasarnya terbatas (kecil), permintaan akan lebih
elastis dari pada jika pasarnya besar karena dalam pasar yang kecil konsumen
lebih mudah menemukan barang substitusi.

Teori Ekonomi Mikro 60


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

d. Periode waktu
Pada periode waktu yang lebih lama, permintaan dari bermacam barang
lebih elastis. Kalau harga bensin naik, permintaan bensin hanya turun sedikit
pada bulan-bulan pertama. Namun pada waktu-waktu selanjutnya, orang akan
membeli mobil yang lebih hemat bensin, berganti pada kendaraan yang pada
umumnya digunakan masyarakat, ataupun mereka bermigrasi ke daerah dekat
kantor. Tentu dari beberapa kuantitas bensin yang diminta dengan sendirinya
akan mengalami penurunan yang signifikan.

4. MACAM-MACAM ELASTISITAS PERMINTAAN


a. Elastisitas Harga dari Permintaan (barang itu sendiri)
Suatu elastisitas harga dari permintaan (price elastisity of demand)
adalah parameter yang menunjukkan berapa banyak kuantitas yang diminta
dari barang tertentu akan mengalami perubahan seiring dengan harga barang
tersebut yang berubah. Parameter tersebut dinamakan persentase dari
perubahan jumlah yang barang yang diminta dibanding dengan persentase
perubahan harga barang tersebut.
1) Penghitungan Elastisitas Harga dari Permintaan
Elastisitas harga dari permintaan (Edx)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
𝐸𝑑𝑥 =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

Sebagai contoh, umpamakan saja suatu ketika terjadi kenaikan harga


segelas es krim sebesar 10 persen sehingga menyebabkan konsumsi es
krim anda pun turun 20 persen. Kita kalkulasikan terlebih dahulu elastisitas
harga dari permintaan sebagai berikut:

20 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛
Elastisitas harga dari permintaan = 10 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 = 2

Dalam contoh ini, elastisitasnya sama dengan 2. Angka ini


menunjukkan bahwa perubahan kuantitas yang diminta dua kali lebih besar
daripada perubahan harganya.
Pada contoh tersebut, persentase perubahan harganya ialah +10
persen (menunjukkan peningkatan), sedangkan persentase kuantitas yang
diminta -20 persen (mencerminkan penurunan). Oleh karena itu, angka
elastisitas kadang-kadang dinyatakan sebagai bilangan negatif. Namun, kita

Teori Ekonomi Mikro 61


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

mengikuti praktek umum yang berlaku dalam penyebutan besaran


elastisitas, yakni tanda negatifnya dihilangkan begitu saja sehingga yang
ditampilkan adalah bilangan positif (dalam matematika, angka ini seperti
disebut sebagai angka/nilai absolut). Dengan konvensi ini, semakin besar
elastisitas harganya, kuantitas yang diminta semakin responsive terhadap
perubahan harganya.
Apabila kita berusaha untuk melakukan perhitungan elastisitas harga
dari permintaan di antara kedua titik terhadap kurva permintaan, kita
langsung dihadapkan pada persoalan yang menjengkelkan: nilai elastisitas
titik A terhadap titik B tampak menunjukkan perbedaan nilai elastisitas dari
titik B terhadap titik A. Misalnya, silahkan simak angka-angka berikut:
Titik Harga ($) Kuantitas (Unit)
A 4 120
B 6 80

Dari data di atas, apabila ada perubahan dari titik A ke titik B hal ini
dapat disebut bahwa harga barang mengalami peningkatan 50%. Kuantitas
yang diminta turun 33%. Itu berarti, elastisitas harga dari permintaan sebesar
33/50 = 0,66. Tetapi, jika dibalik perubahan tersebut dari titik B ke titik A,
maka harga barang mengalami penurunan sebesar 33%, sedangkan
kuantitas yang diminta naik 50%, sehingga elastisitas harga dari
permintaannya terhitung 50/33 = 1,5.
Untuk menghindari persoalan yang membingungkan itu, kita dapat
menerapkan metode nilai tengah (midpoint method) dalam penghitungan
elastisitas. Dalam hal ini metode nilai tengah (midpoint method) bisa kita
nyatakan dalam rumus elastisitas harga dari permintaan antara dua titik
berikut ini, dengan notasi (Q1, P1) dan (Q2, P2):

(Q2−Q1)/[(Q2+Q1)/2]
Elastisitas harga dari permintaan (Edx) = (P2−P1)/[(P2+P1)/2]

Dengan menggunakan rumus metode nilai titik dengan di atass, maka


dapat dihitung nilai elastisistas harga dari permintaan titik A ke titik B sebagai
berikut.

Teori Ekonomi Mikro 62


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

(Q2  Q1 ) /(Q2  Q1 ) / 2
Elastisitas harga dari permintaan (Edx) A-B =
( P2  P1 ) /( P2  P1 ) / 2
(80  120) /(120  80) / 2
=
(6  4) /(6  4) / 2
(40) / 100
=
2/5
 0,4
=
0,4
= -1 (nilai absolut)
Jadi nilai elastisitas dari titik A ke titik B dengan menggunakan rumus
metode nilai tengah sebesar 1. Apabila dibalik dari arah titik B ke titik A dapat
kita buktikan juga sebagai berikut.
(Q2  Q1 ) /(Q2  Q1 ) / 2
Elastisitas harga dari permintaan (Edx) B-A=
( P2  P1 ) /( P2  P1 ) / 2
(120  80) /(80  120) / 2
=
(4  6) /(4  6) / 2
40 / 100
=
(2) / 5
0,4
=
(0,4)
= -1 (nilai absolut)
Dapat disimpulkan bahwa arah perubahan dari titik manapun nilainya
akan tetap sama, yaitu sebesar 1.

Teori Ekonomi Mikro 63


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

2) Variasi Kurva Permintaan

a) Permintaan inelastis sempurna: elastisitas sama dengan 0

Harga ($) Permintaan

5
4
1…suatu
kenaikan
harga

100 Kuantitas (Unit)

2…tidak akan mengubah kuantitas yang diminta

Gambar 6.1 Kurva Permintaan Inelastis Sempurna

b) Permintaan inelastis: elastisitas kurang dari 1

Harga ($)

5
4 Permintaan
1…
kenaikan
harga sebesar
22 persen

90 100 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 11 persen

Gambar 6.2 Kurva Permintaan Inelastis

Teori Ekonomi Mikro 64


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c) Permintaan elastis uniter: elastisitas sama dengan 1

Harga ($)

5
4 Permintaan
1…
kenaikan
harga sebesar
22 persen

80 100 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 22 persen

Gambar 6.3 Kurva Permintaan elastis uniter

d) Permintaan elastis: elastisitas lebih dari 1

Harga ($)

5
4 Permintaan
1…
kenaikan
harga sebesar
22 persen

50 100 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 67 persen

Gambar 6.4 Kurva Permintaan Elastis

Teori Ekonomi Mikro 65


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

e) Permintaan elastis sempurna: elastisitas tidak terbatas

Harga ($)
1…jika harga lebih dari $4, kuantitas yang diminta nol.

4 Permintaan

2…jika harga persis $4, maka


konsumen akan membeli dalam jumlah
berapapun.

Kuantitas (Unit)
3…jika harga kurang dari $4, kuantitas
yang diminta tidak terbatas.

Gambar 6.5 Kurva Permintaan Elastis Sempurna

b. Elastisitas Silang dari Permintaan (Cross Price Elasticity of Demand)


Elastisitas silang dari permintaan yaitu kecenderungan permintaan
barang atau jasa berubah karena adanya perubahan harga barang yang lain.
Bisa kita artikan pula sebagai suatu taraf sensitivitas (kepekaan) dari
permintaan suatu barang tertentu terhadap perubahan harga barang lainnya.
Dapat kita rumuskan secara matematis elastisitas silang dari permintaan
sebagai berikut.
Qdx / Qx Qdx Py
ec  atau  
Py / Py Py Qx
Dimana :
Qx : Kuantitas barang X
Py : Harga barang lain
∆Py : perubahan harga barang lain.

Perlu kita ketahui bahwa suatu elastisitas silang dari permintaan bisa
menunjukkan hubungan antara dua jenis barang yang mempunyai sifat sebagai
berikut.
1) Barang substitusi, dimana nilai Ec > 0. kopi vs teh.
2) Barang komplementer, dengan Ec < 0.  BBM dengan sepeda motor
3) Barang netral, yaitu barang yang tidak mempunyai hubungan antara satu
dengan lainnya.

Teori Ekonomi Mikro 66


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Elastisitas Pendapatan
Dapat diartikan bahwa elastisitas pendapatan merupakan
kecenderungan permintaan barang dan jasa berubah diakibatkan oleh
pendapatan masyarakat juga mengalami perubahan. Bisa kita artikan pula
bahwa elastisitas pendapatan ini merupakan taraf kepekaan dari permintaan
suatu barang tertentu terhadap perubahan pendapatan seorang konsumen.
Dengan demikian dapat dirumuskan secara matematis elastisitas
pendapatan sebagai berikut.
Qdx / Qx Qdx I
eI  atau  
I / I I Qx
Dimana :
Qx : Kuantitas barang X
I : Income atau Pendapatan konsumen
∆I : Perubahan pendapatan konsumen

contohnya, apabila diketahui bahwa seseorang penghasilannya mengalami


peningkatan sebesar 10%, maka kuantitas barang Z yang diminta juga
mengalami peningkatan sebesar 15%. Dari data tersebut, maka kita dapat
menghitung koefisien elastisitas pendapatannya sebagai berikut.
%Qd 15%
eI    1,5
%I 10%
Keterangan:
apabila EI > 0 : disebut sebagai barang normal
apabila EI < 0 : disebut sebagai barang inferior
apabila EI < 1 : disebut sebagai barang kebutuhan pokok
apabila EI > 1 : disebut barang mewah (tidak pokok)

5. MANFAAT DARI MENAKSIR ELASTISITAS PERMINTAAN


Secara teori (dan juga praktik) terdapat beberapa manfaat dari mengetahui
nilai Elastisitas Permintaan suatu barang. Manfaat itu misalnya untuk kebijakan
impor, pajak dan penjualan produk baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun
swasta.
a. Kebijakan Impor
Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah yang mempunyai
kepentingan sebagai pendali impor. Apabila negara tersebut melakukan impor

Teori Ekonomi Mikro 67


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

barang yang nilai elastisitasnya sudah diketahui, maka pemerintah dapat


mengambil kebijakan di mana import tetap dilanjutkan atau dihentikan.
Seandainya nilai elastisitas barang impor yang dimaksud elastis (dengan
demikian apabila harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan, permintaan
barang akan mengalami penurunan secara lebih besar dari persentase (%)
kenaikan harga barang tersebut) dalam hal ini pemerintah tentunya berusaha
supaya barang impor tersebut selalu cukup keberadaannya dan juga selalu
berusaha untuk tetap mempertahankan nilai kurs valuta mata uang yang
dimilikinya supaya relatif stabil (ataupun pemerinta sebisa mungkin melakukan
pemberhentian impor barang itu).
Demikian pula jika sifatnya inelastis (kenaikan harga barang juga diikuti
penurunan permintaan dengan persentase yang lebih kecil dari persentase
kenaikan harga barang tersebut), pemerintah menetapkan kebijakan untuk
tetap mempertahankan kuantitas impor dan juga berusaha melakukan
pengenalan produksi (substitusi produk) dalam Negara sendiri.
b. Perpajakan
Apabila diketahui bahwa permintaan barang tertentu sifatnya elastis,
pemerintah relatif tidak melakukan kenaikan dalam pemungutan pajak terhadap
barang yang dimaksud. Akan tetapi apabila sifatnya inelastis, pemerintah akan
cenderung untuk menaikkan pemungutan pajak terhadap barang tersebut.
Untuk golongan pebisnis, apabila diketahui nilai elastisitas permintaan
secara bersama-sama dengan elastisitas penawaran tentu bisa membantu cara
melakukan pergeseran beban pajak (hal ini disebabkan bahwa tidak semua
atau hanya sebagian saja jumlah beban pajak yang dipungut pemerintah
dibebankan pada konsumen).
c. Kebijakan/Strategi Penetapan Harga atas Barang
Produsen dalam upaya menambah jumlah penjualan tentu harus
melakukan usaha maksimal supaya keuntungan dapat tercapai secara
maksimal pula. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan oleh produsen, salah
satunya melalui kebijakan harga.
Teorinya apabila suatu produk sifatnya elastis, dengan demikian
kebijakan perodusen menaikkan harga barang bukanlah suatu cara yang
kurang tepat. Hal ini tentu hanya akan menyebabkan jumlah yang diterima
turun. Sedangkan apabila sifatnya inelastis, strategi dalam menaikkan harga

Teori Ekonomi Mikro 68


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

pada suatu tingkat yang wajar akan justru akan menyebabkan penerimaan
meningkat.
Adapun ringkasan hubungan elastisitas permintaan terhadap strategi
penetapan harga produk adalah sebagai berikut:
1) Apabila permintaan bersifat elastis, maka menurunkan harga jual akan
cenderung menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas penurunan harga
masih menguntungkan) .
2) Apabila permintaan bersifat inelastis, maka maka menaikkan harga jual akan
cenderung menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas kenaikan harga
tidak menyebabkan permintaan = 0) .
3) Apabila permintaan bersifat elastis uniter menaikkan atau menurunkan
harga adalah tindakan yang mubazir, karena penerimaan relatif tidak
berubah.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan soal berikut dengan tepat.


1. Jelaskan faktor apa saja yang menjadi penentu elastisitas harga dari permintaan!
2. Kuantitas steak yang diminta konsumen naik dari 5 pon (Q1) menjadi 10 pon (Q2)
ketika harga turun dari $3 menjadi $2. Dengan menggunakan metode nilai tengah,
hitunglah elastisitas harga dari permintaan steak tersebut!
3. Diketahui permintaan pasar es krim yang dari titik A sampai E ditunjukkan dalam
tabel seperti di bawah ini:
Titik Px ($) Qx
A 60 0
B 50 100
C 40 150 Keterangan : Harga (P) + tiga
angka terakhir NIM anda
D 30 200
E 20 250

a. Tentukan elastisitas dari titik A-B, titik B-C, titik C-D, dan titik D-E!
b. Lengkapi jawaban saudara dengan grafik!
4. Pada suatu waktu diketahui bahwa harga tiket bus seharga Rp 50.000, maka harga
tiket KA dengan jurusan yang sama berada dibawah harga tiket bus. Dan
permintaan rata-rata tiket KA tersebut sebanyak 3000. Apabila harga tiket bus

Teori Ekonomi Mikro 69


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

mengalami kenaikan menjadi Rp 55.000, sementara harga tiket KA tetap, maka


permintaan tiket KA tersebut akan mengalami kenaikan menjadi 3.500. tentukan
koefisien elastisitas silang diantara keduanya!
5. Dari manfaat menaksir elastisitas permintaan, apakah sudah optimal (studi kasus
di Indonesia)

D. DAFTAR PUSTAKA

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 70


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 7
ELASTISITAS PENAWARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa


mampu memahami konsep elastisitas penawaran beserta jenis-jenisnya; dan
menghitung elastisitas penawaran.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN ELASTISITAS PENAWARAN


Banyak sekali permasalahan ekonomi yang hadir dalam kehidupan
seseorang, kelompok ataupun masyarakan secara menyeluruh. Dengan adanya
permasalahan ekonomi tersebut, maka mendorong seseorang atau kelompok
tertentu untuk menetapkan keputusan terbaik mellaui penentuan skala prioritas
kebutuhan. Dengan skala prioritas tersebut setiap orang, kelompok ataupun
masyarakat harus mempunyai kemampuan dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki dalam memenuhi segala kebutuhannya supaya tidak terjadi kelangkaan.
Oleh sebab itu setiap produsen ataupun pelaku ekonomi harus mempunyai
pengetahuan mendasar mengenai konsep dan teori di dalam ilmu ekonomi agar
prinsip untuk mencapai kesejahteraan ekonomi bisa dicapai dan dirasakan oleh
semua.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa manusia terlahir sebagai makhluk ekonomi
yang bersifat sosial. Hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dari orang lain. Kita sering mendengar istilah
ekonomi. Misalnya adanya pengaruh antara jumlah penawaran terhadap harga
barang tersebut. Atau mungkin kita juga sering mendengar istilah penawaran
maupun permintaan. Berbagai istilah dari penawaran dan permintaan sering kali
kita dengar dalam kegiatan perdagangan. Sementara itu dalam perdagangan kita
juga sering mendengar istilah harga. Dalam suatu kegiatan ekonomi harga
mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali, baik terhadap penaaran ataupun
permintaan. Adanya pengaruh harga terhadap kuantitas yang diminta atapun
ditaarkan inilah yang disebut dengan istilah elastisitas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa konsep ekonomi elastisitas merupakan suatu konsep di mana
perubahan harga sangat berpengaruh terhadap kuantitas permintaan dan

Teori Ekonomi Mikro 71


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

penawaran dari suatu komoditas tertentu. Elastisitas dapat juga dikatakan sebagai
suatu kepekaan permintaan dan penawaran terhadap harga barang ataupun jasa
itu sendiri.
Suatu elastisitas harga dari penawaran (price elastisity of supply) dapat
mengukur seberapa banyak jumlah barang dan jasa berubah yang disebabkan
oleh perubahan harganya. Dengan kata lain elastisitas penawaran ini mengukur
persentase perubahan jumlah penawaran diakibatkan oleh persentase perubahan
harga barang dan jasa tersebut. Misalnya apabila harga suatu sepatu naik 20%,
maka kuantitas sepatu yang ditawarkan juga naik sebesar 40%. Dengan demikian
40%
koefisien elastisitasnya dapat kita hitung dari  2.
20%
Dalam jangka pendek kuantitas barang yang ditawarkan akan berbeda
dengan kuantitas barang yang diproduksi. Hal ini disebabkan karena suatu
perusahaan tidak akan mungkin secara langsung menawarkan barang tersebut
kepada konsumen, akan tetapi mereka akan menyimpan terlebih dahulu untuk
kemudian dijual pada kesempatan tertentu. Ini biasanya disebut sebagai stok
barang. Akan tetapi, dalam jangka panjang kuantitas barang yang ditawarkan akan
dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.
Suatu elastisitas penaaran dapat juga menggambarkan besarnya kepekaan
dari variabel yang mempengaruhinya. Penawaran dikatakan elastis apabila
perubahan barang yang ditawarkan cukup besar diakibatkan oleh perubahan
harga barang tersebut. Akan tetapi sebaliknya penawaran dikatakan inelastis
apabila kuantitas yang ditawarkan berubah sedikit akibat adanya perubahan harga
barang tersebut. Secara umum metode pengukuran elastisitas penawaran akan
sama dengan pengukuran dalam suatu elastisitas permintaan.

2. Faktor Penentu Elastisitas Penawaran


Dalam menentukan elastisitas penawaran ada dua faktor penting yang
mempengaruhinya.
a. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Suatu penawaran tidak bersifat elastis apabila dalam meningkatkan
kuantitas penawaran dilakukan dengan biaya yang tinggi. Namun apabila biaya
yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi, maka penawaran akan bersifat elastis.

Teori Ekonomi Mikro 72


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Jangka Waktu Analisis


Jangka waktu analisis penaaran ini dapat dibedakan menjadi tiga periode
waktu.
1) Masa sangat singkat, yakni masa di mana produsen tidak akan mengubah
jumlah penawarannya dalam hal ini disebut dengan penawaran bersifat tidak
elastis sempurna.
2) Jangka pendek, yakni pada masa ini jumlah alat produksi yang bisa dipakai
dalam kegiatan produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Kenaikan jumlah
produksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan faktor produksi yang
tersedia dengan lebih intensif. Hal ini menyebabkan penawaran bersifat tidak
elastis (inelastis)
3) Periode jangka panjang, yakni pada masa ini jumlah barang yang ditawarkan
dapat dengan mudah ditambah ataupun dikurangi. Sehingga penawaran
bersifat elastis.
Selain itu ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi elastisitas
penawaran, antara lain sebagai berikut.
a. Kemampuan seorang penjual atau produsen dalam mengubah jumlah
produksi
Hal ini sangat berkaitan dengan kapasitas serta biaya produksi. Suatu
penawaran akan tidak elastis apabila salah satu dari beberapa hal berikut
terjadi.
1) Biaya produksi yang digunakan dalam menaikkan penaaran jumlahnya
besar. Suatu contoh apabila produksi saat ini sudah ekonomis dan biaya
rata-rata yang digunakan sudah minima, maka adanya penambahan satu init
produksi justru akan menambah biaya rata-rata dan tentunya akan
mengakibatkan produksi berada pada skala yang tidak ekonomis.
2) Kapasitas produksi sudah terpakai secara penuh. Hal ini mengakibatkan
apabila ada penambahan kapasitas produksi tentu akan membutuhkan
mesin atau bahkan pabrik baru yang tentunya membutuhkan investasi yang
cukup besar. Penawaran justru akan elastis apabila kondisinya malah
sebaliknya.
b. Stok Persediaan
Apabila persediaan semakin besar, maka semakin besar pula elastisitas
penawaran. Hal ini dikarenakan produsen akan langsung dapat memenuhi
kenaikan permintaan dengan persediaan yang sudah ada.

Teori Ekonomi Mikro 73


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Kemudahan dalam substitusi faktor produksi atau input


Apabila kapital dan tenaga kerja mobilitasnya semain tinggi, maka
elastisitas penawarannya pun akan semakin elastis. Dalam hal ini apabila
mobilitas kapital dan tenaga kerja semakin elastis, maka akan semakin mudah
pula seorang produsen dalam memenuhi perubahan permintaan yang terjadi.
Dengan demikian seorang produsen akan lebih mudah dalam menambah
ataupun menguranginya apabila seaktu-waktu dibutuhkan.

3. Derajat Kepekaan Penawaran (Elastisitas Penawaran)


Dalam menghitung koefisien Elastis Penawaran, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.

% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛


𝐸=
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

Atau
Elastisitas Titik (point elasticity)

∆𝑄𝑠 𝑃1
𝐸𝑠 = 𝑥
∆𝑃 𝑄𝑠1

Seperti halnya elastisitas permintaan, maka elastisitas penawaran pun juga


menerapkan metode titik tengah (mindpoint method) dalam menghitung
elastisitasnya. Metode nilai titik tengah dalam menghitung elastisitas penawaran
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Elastisitas harga dari penawaran

(Esx) =

Contoh soal:
Titik Harga ($) Kuantitas (Unit)
A 20 50
B 25 80

Tentukan elastisitas penawaran dari titik Ake B dan dari titik B ke A dengan
menggunakan Metode Titik Tengah (Mindpoint Method)!
Titik A ke B

Teori Ekonomi Mikro 74


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

(Q2  Q1) /{(Q2  Q1) / 2}


Esx 
( P2  P1) /{( P2  P1) / 2}
(80  50) /{(80  50) / 2}
Esx =
(25  20) /{(25  20) / 2}
30 / 65
Esx =
5 / 22,5
30 22,5
Esx = X
65 5
675
Esx =
325
Esx = 2,08

Titik B ke A
(Q2  Q1) /{(Q2  Q1) / 2}
Esx 
( P2  P1) /{( P2  P1) / 2}
(50  80) /{(50  80) / 2}
Esx =
(20  25) /{(20  25) / 2}
 30 / 65
Esx =
 5 / 22,5
 30 22,5
Esx = X
65 5
 675
Esx =
 325
Esx = 2,08

Dengan menggunakan Metode Titik Tengah (Mindpoint Method) hasil elastisitas


penawaran dari titik A ke B maupun dari titik B ke A akan tetap sama yaitu sebesar
2,08.

Teori Ekonomi Mikro 75


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

4. Variasi kurva penawaran


a. Penawaran inelastis sempurna: elastisitas sama dengan 0

harga
5

4
1…suatu
kenaikan
harga

100 Kuantitas (Unit)

2…tidak akan mengubah kuantitas yang ditawarkan

Gambar 7-1 Kurva Penawaran Inelastis Sempurna

b. Penawaran inelastis: elastisitas kurang dari 1

Harga ($) Penawaran

4
1…
kenaikan
harga sebesar
22 persen

100 110 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang ditawarkan sebesar 10 persen

Gambar 7-2 Kurva Penawaran Inelastis

Teori Ekonomi Mikro 76


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Penawaran elastis uniter: elastisitas sama dengan 1

Penawaran

4
1…
kenaikan
harga sebesar
22 persen

100 125 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang ditawarkan sebesar 22 persen

Gambar 7-3 Kurva Penawaran Elastis Uniter

d. Penawaran elastis: elastisitas lebih dari 1

Harga ($)
Penawaran

4
1…
kenaikan
harga sebesar
22 persen

100 200 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang ditawarkan sebesar 67 persen

Gambar 7-4 Kurva Penawaran Elastis

Teori Ekonomi Mikro 77


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

e. Penawaran elastis sempurna: elastisitas tidak terbatas

Harga ($)
1…jika harga lebih dari $4, kuantitas yang ditawarkan tidak terbatas.

4 Permintaan

2…jika harga persis $4, maka produsen


akan menjual dalam jumlah berapapun.

Kuantitas (Unit)
3…jika harga kurang dari $4, kuantitas
ditaarkan sama dengan nol.

Gambar 7-5 Kurva Penawaran Elastis Sempurna

Perlu kita ketahui bahwa dalam dunia nyata elastisitas yang terjadi hanya
dua, yakni inelastis dan elastisitas sempurna. Hal ini disebabkan karena
penawaran sangat berkaitan erat dengan fungsi produksi. Di mana biaya produksi
merupakan salah salah satu unsur yang utama dalam funsi produksi. Dalam hal
ini apabila biaya produksi rendah, maka tentu akan memberikan keuntungan bagi
produsen dengan menawarkan kuantitas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya
apabila biaya produksi tinggi, maka produsenpun akan memproduksi dalam jumlah
yang sedikit untuk menghindari kerugian. Biaya produksi di sini sangat terkait
dengan harga input, misalnya tenaga kerja, mesin dan juga energi yang sangat
berpengaruh kuat terhadap biaya produksi barang dan jasa yang bersangkutan.
Dengan demikian dalam dunia nyata jenis elastisitas penawaran hanya ada dua
kemungkinan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena berapapun besar perubahan
harga tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap kuantitas yang ditawarkan
seberapa pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi
jumlah barang ditawarkan dikarenakan sebuah proses penambahan produk
memerlukan penambahan biaya produksi yang besar tidak akan bisa dipenuhi
dengan mudah, sehingga tidak akan mempengaruhi prosentase jumlah produk
yang ditawarkan seperti yang tergambar dalam kurva inelastis sempurna.
Meskipun dapat dipenuhi tentu prosentase perubahan kuantitas yang ditawarkan

Teori Ekonomi Mikro 78


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

tidak akan begitu besar dibandingkan dengan perubahan harga seperti yang
tergambar dalam kurva penawaran inelastis.

5. MANFAAT ELASTISITAS PENAWARAN


Manfaat penghitungan elastisitas penawaran lebih banyak untuk
kepentingan produsen. Dengan mengetahui seberapa elastis penawaran terhadap
harga, maka produsen bsa mengetahui beberapa hal berikut:
a. Perusahaan sehat atau tidak
Semakin elastis, itu artinya respon penawaran terhadap perubahan harga
semakin cepat. Dan semakin baik atau cepatnya respon penawaran terhadap
perubahan harga bisa menjadi salah satu indikator bahwa perusahaan tersebut
sehat.
b. Kebijakan apa yang akan dibuat untuk periode mendatang
Karena elastisitas penawaran lah perusahaan bisa mengetahui kebijakan
apa yang kira-kira akan dilakukan pada periode mendatang. Misalnya, saat ini
perusahaan berada pada posisi inelastis. Maka, untuk membuat perusahaan
menjadi elastis penawarannya, perusahaan mengambil beberapa kebijakan di
antaranya memperbaharui teknologi, mengganti manusia dengan mesin untuk
efektivitas, melakukan sistem kontrak untuk pegawai demi penghematan dan
lain-lain.
c. Apa yang perlu diperbaiki
Perusahaan juga bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dari
hasil analisa elastisitas penawaran. Sama ketika dokter mendiagnosa penyakit.
Pun dengan perusahaan. Mengapa penawaran di perusahaan tersebut sama
sekali tidak sensitif. Ternyata karena perusahaan tersebut masih baru saja
berdiri sehingga belum bisa mengikuti arus eksternal karena internal sendiri
masih banyak yang harus dibenahi.
Elastisitas penawaran memiliki prinsip yang sama dengan permintaan.
Bedanya, elastisitas permintaan dari sisi konsumen, sedangkan elastisitas
penawaran dari sisi produsen.

Teori Ekonomi Mikro 79


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:


1. Jelaskan faktor penentu elastisitas penawaran dari sisi jangka waktu analisis
dilengkapi dengan contoh kasus!
2. Diketahui penawaran pasar es krim yang dari titik A sampai E ditunjukkan dalam
tabel seperti di bawah ini:
Titik Px ($) Qx
A 60 0
B 50 100 Keterangan: Harga (P)
C 40 150 Dikalikan (X) dua angka
D 30 200 terakhir NIM saudara
E 20 250

Tentukan elastisitas dari titik A-B, B-C, C-D, dan D-E!


a. Tentukan elastisitas dari titik A-B, B-C, C-D, dan D-E!
b. Lengkapi jawaban saudara dengan grafik!
3. Anggap peningkatan harga susu dari $2,85 ke $3,15 satu galonnya meningkatkan
jumlah yang diproduksi para petani, dari 9.000 ke 11.000 galon setiap bulan.
Dengan menggunakan metode nilai tengah, hitunglah elastisitas harga dari
penawaran susu tersebut!
4. Dari ketiga manfaat elastisitas penawaran, berilah contoh masing-masing (studi
kasus di Indonesia)!
5. Dalam dunia nyata elastisitas yang terjadi hanya dua, yakni inelastis dan elastisitas
sempurna. Berikan contoh pernyataan tersebut dalam kehidupan nyata!

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 80


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 8
TEORI PERILAKU KONSUMEN
(PENDEKATAN KARDINAL)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menerangkan pendekatan kardinal dalam teori perilaku konsumen; dan menjelaskan
kepuasan konsumen dalam pendekatan kardinal.

B. URAIAN MATERI

1. KONSEP PERILAKU KONSUMEN


Ada tiga pelaku ekonomi yang utama, yaitu: produsen, konsumen dan juga
distributor. Akan tetapi pada pembahasan ini kita hanya akan membahas
mengenai konsumen sebagai pelaku ekonomi. Di mana konsumen mempunyai
peranan yang sangat penting dalam ekonomi suatu negara. Perlu diketahui bahwa
seorang konsumen merupakan pelaku atau pihak tertentu yang kegiatannya
mengurangi nilai guna suatu barang. Atau bisa juga diartikan sebagai seseorang
yang melakukan kegiatan menghabiskan barang (konsumsi). Dalam kegiatan
konsumsi tersebut mereka membeli atau memakai produk tertentu baik barang
ataupun jasa. Dalam kegiatannya, aktivitas dari konsumen yang bersangkutan
pasti akan nampak. Mereka akan membeli barang atau jasa.
Ketika kita masuk ke sebuah supermarket, kita akan menemukan ribuan
jenis barang yang dapat kita dibeli. Tentu saja karena pendapatan terbatas, tentu
kita tidak akan bisa membeli semua barang maupun jasa yang kita inginkan. Oleh
karena itu, maka seharusnya mempertimbangkan harga berbagai barang yang
ada. Dan membeli sesuai dengan jumlah pendapatan yang dimiliki dalam upaya
untuk memaksimumkan kepuasannya.
Perlu kita ketahui bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku seorang
konsumen dalam mengeluarkan sumber daya yang dimiliki baik berupa waktu,
tenaga, uang dalam rangka memperoleh barang maupun jasa yang mereka
inginkan untuk mencapai kepuasan. Atau bisa juga diartikan sebagai perilaku dari
seorang konsumen dalam mencari sumber daya, menukar sumber daya,

Teori Ekonomi Mikro 81


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

menggunakan sumber daya, menilai sumber daya dan juga mengatur sumber
daya yang mereka anggap dapat memuaskan kebutuhan mereka masing-masing.
Dapat dilihat bahwa perilaku konsumen dapat terjadi pada beberapa tahap,
antara lain sebagai berikut. Pertama, tahap awal (tahap sebelum melaksanakan
pembelian); kedua, tahap pada saat pembelian; dan ketiga tahap setelah
melaksanakan kegiatan pembelian. Pada tahap awal, konsumen tentu akan
menggali ataupun mencari informasi terlebih dahulu terkait dengan produk yang
mereka ingin beli. Pada tahap pembelian, maka konsumen akan langsung
melaksanakan kegiatan transaksi dengan produsen terkait dengan barang dan
jasa yang diinginkannya. Tahap terakhir, yakni tahap setelah pembelian konsumen
bisa memakai dan juga menikmati produk yang dibelinya tersebut. Di samping itu
konsumen bisa melakukan penilaan terhadap produk yang dia konsumsi. Hal ini
terkait dengan sesuai atau tidak produk tersebut dengan keinginan mereka.
Apabila tidak sesuai mereka bisa membuang dan berhenti menggunakan produk
tersebut.
Dengan demikian apabila kita melihat dari tingkat pengonsumsian produk
tertentu, maka perilaku konumen dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, antara
lain sebagai berikut.
a. Perilaku seorang konsumen rasional
Kegiatan konsumsi rasional apabila ditandai dengan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut.
1) Produk yang dimaksud dapat memberikan sebuah kepuasan tertentu dan
juga mempunyai nilai guna yang optimal.
2) Produk memang sangat dibutuhkan oleh konsumen yang bersangkutan,
tanpa bisa ditunda pemenuhannya.
3) Mutu atau kualitas produk sangat terjamin (baik).
4) Harga produk sudah setara dan sesuai dengan kemampuan finansial dari
konsumen yang bersangkutan.
b. Perilaku konsumen irasional
Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku
yang dilakukan oleh konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen
melakukan pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk
tersebut. Contoh perilaku irasional antara lain:
1) Merasa tertarik dan terpukau hanya dengan melihat promosi dan juga iklan
produk tertentu baik iklan dari media cetak, elektronik maupun sosial.

Teori Ekonomi Mikro 82


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

2) Hanya mau membeli produk yang mempunyai merk terkenal.


3) Menjunjung tinggi gensi ataupun prestise.
Pertanyaan yang muncul bagaimana mengukur kepuasan
individu/konsumen. Para ekonom merumuskan model preferensi individu
dengan menggunakan konsep kepuasan (utility), yang menunjukkan kepuasan
yang diterima oleh seorang akibat kepuasan dalam aktivitas ekonomi yang
dibuatnya.
Untuk mengukur kepuasan individu dapat dipergunakan dua pendekatan,
antara lain: (1) pendekatan kardinal (marginal utility) dan (2) pendekatan ordinal
(indifference curve). Pada pembahasan ini kita fokuskan pada pendekatan
pendekatan kardinal (marginal utility).

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN


Dalam upaya memahami suatu perilaku konsumen tergantung pada faktor
sosiologi dan juga psikologi. Hasilnya diperoleh kesimpulan bahwa yang menjadi
faktor utama yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen antara lain faktor
sosial, psikologis, budaya dan pribadi. Adapun pengaruh dari empat faktor tersebut
dapat diuraikan berikut ini.
1) Pengaruh sosial terdiri dari: (1) keluarga inti; (2) pendapat dari seorang
pemimpin (seseorang yang pendapatnya dapat diterima dan dilaksanakan
secara penuh oleh orang lain); (3) kelompok yang menjadi referensi lainya
misalnya teman sebaya; (4) rekan di tempat kerja; dan (5) rekan yang seprofesi.
2) Pengaruh psikologis yang meliputi: (1) persepsi; (2) motivasi; (3) kemampuan
belajar seseorang; dan (4) sikap perseorangan secara individu.
3) Pengaruh budaya meliputi: (1) budaya (cara hidup) yang dapat menjadi
pembeda atara suatu kelompok yang besar dengan kelompok lain; (2) subkultur
(kelompok yang lebih kecil); (3) kelompok etnis (kelompok yang mempunyai
nilai bersama); (4) kelas sosial (kelompok berdasarkan peringkat budaya) yang
bisa dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria misalnya latar belakang,
pekerjaan yang dijalani, dan juga pendapatan yang diterima setiap bulannya.
4) Pengaruh pribadi yang dapat mencakup: (1) gaya hidup yang dijalankan saat
ini; (2) kepribadian yang dimiliki orang tersebut; dan (3) status ekonominya.
Meskipun semua faktor tersebut bisa mempunyai dampak yang besar
terhadap pilihan yang dilakukan konsumen nantinya, dampak faktor tersebut
terhadap pembelian secara aktual terhadap beberapa produk menjadi

Teori Ekonomi Mikro 83


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

sangat lemah atau bisa dikatakan dapat diabaikan. Beberapa konsumen misalnya
hanya menunjukkan loyalitas mereka terhadap merek (Brand Loyalty) terkenal
saja. Hal ini dapat dikatakan bahwa secara rutin mereka hanya melakukan
aktivitas pembelian terhadap produk tersebut hanya karena mereka merasa puas
terhadap kinerja dari merek produk tersebut.

3. PENDEKATAN NILAI GUNA (KARDINAL)


Pendekatan kardinal atau nilai guna merupakan daya guna yang bisa dapat
diukur melalui satuan uang (utilitas). Di samping itu tinggi rendahnya daya guna
atau nilai dari barang tersebut sangat tergantung pada subyek yang melakukan
penilaian. Adapun pendekatan ini beranggapan bahwa apabila suatu barang
tertentu semakin berguna bagi seseorang, tentu akan semakin banyak
peminatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila semakin banyak
kuantitas barang yang diproduksi, maka akan semakin tinggi pula tingkat
kepuasan mereka. Seorang konsumen rasional tentu akan akan selalu berusaha
untuk memaksimalkan kepuasannya sampai pada tingkat pendapatan yang
dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan dari setiap individu tentu sangat bergantung
pada masing-masing individu (konsumen).
Perlu diketahui bahwa pendekatan cardinal ini dapat memberikan suatu
penilaian yang sifatnya subyektif terhadap pemuasan kebutuhan dari barang
tertentu. Dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya barang sangat bergantung dari
sudut pandang subyek yang menilai. Biasanya penilaian tersebut akan berbeda-
beda antara penilai yang satu dengan lainnya.
Pendekatan ini adalah gabungan beberapa pendapat ahli ekonomi aliran
subyektif dari Austria seperti: Hendrik Gossen, Karl Menger, Leon Walras,
dan juga Yeavon. Berdasarkan pendekatan ini nilai atau daya guna suatu barang
bisa diukur melalui satuan uang (util). Disamping itu tinggi rendahnya nilai ataupun
daya guna suatu barang sangat tergantung pada subyek yang melakukan
penilaian.
Pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yang berlaku, yakni
hukum Gossen.
a. Hukum Gossen I. Hukum ini menyatakan bahwa kepuasan seorang konsumen
akan menurun apabila secara terus menerus kebutuhan mereka dipenuhi.
b. Hukum Gossen II. Hukum yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan
secara terus menerus akan memenuhi kebutuhannya sampai mereka

Teori Ekonomi Mikro 84


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

mencapai titik intensitas yang sama. Intensitas sama disini ialah suatu rasio
antara marginal utility dan harga produk yang satu dengan rasio marginal utility
dan juga harga produk lain.

Adapun hipotesis yang utama dari pendekatan kardinal di sini ialah nilai guna
marginal yang akan semakin turun. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai guna yang
diperoleh seorang konsumen semakin menurun apabila mereka terus menerus
menambah konsumsi terhadap produk yang dimaksud. Apabila kita membahas
nilai guna marginal pasti erat kaitannya dengan bagaimana cara memaksimalkan
nilai guna yang dirasakan konsumen.
Dalam suatu pendekatan kardinal ada beberapa asumsi utama, yaitu
sebagai berikut.
a. Nilai guna atau daya dapat diukur melalui parameter satuan harga atau biasa
disebut dengan utilitas.
b. Konsumen disini bersifat rasional. Di mana mereka hanya akan mencukupi
kebutuhan hidup sesuai dengan batas kemampuan pendapatan yang dimiliki.
c. Konsumen tentu nantinya akan mengalami penurunan utilitas apabila secara
terus menerus melakukan kegiatan konsumsi produk yang dimaksud
(diminishing marginal utility) yaitu semakin banyak sesuatu barang yang
dikonsumsikan maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari
setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.
d. Konsumen hanya mempunyai jumlah pendapatan yang tetap (tidak ada
pendapatan lain).
e. Nilai guna (daya) dari uang tersebut tetap (konstan).
f. Total utility dapat bersifat melengkapi (additive) atau dapat juga dikatakan bisa
berdiri sendiri (independent).
g. Produk yang konsumen konsumsi normal dan periode konsumsinya biasanya
berdekatan.
Melalui asumsi di atas, maka suatu pendekatan kardinal dapat menyusun
suatu formulasi fungsi permintaan dengan baik. Akan tetapi meskipun demikian
pendekatan ini mempunyai beberapa kelemahan yang muncul, antara lain:
a. Daya guna yang hanya dilihat dari sudut subjektif menyebabkan tidak ada satu
alat ukur yang pas, tepat dan juga sesuai.

Teori Ekonomi Mikro 85


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Mempunyai suatu konsep constan marginal utility of money. Di mana konsep


tersebut membuat suatu anggapan bahwa nilai uang akan semakin menurun
apabila jumlah uang yang dimiliki seseorang semakin banyak.
c. Memiliki konsep diminishing marginal utility. Di mana konsep ini merupakan
suatu permasalah yang sangat susah dilihat dari segi psikologis dan juga susah
untuk diterima sebagai suatu aksioma.

Seorang konsumen bisa mencapai suatu titik equilibrium atau di mana


seorang konsumen mencapai suatu kepuasan maksimal apabila mereka dalam
menggunakan pendapatannya untuk mencapai kepuasan yang sama pada
berbagai tingkat barang. Perlu diketahui bahwa tingkat kepuasan seorang
konsumen dapat terdiri dari dua konsep antara lain: (1) kepuasan total (total utility);
dan (2) kepuasan tambahan (marginal utility).
Utility adalah suatu kepuasan yang dirasakan seorang konsumen dalam
mengkosumsi suatu barang ataupun jasa. Total Utility merupakan kepuasan total
yang dapat dilihat setelah mengkonsumsi sejumlah barang ataupun jasa tertentu.
Sedangkan Marginal utility ialah tambahan kepuasan konsumen yang diiperoleh
setelah menambah satu satuan barang ataupun jasa yang mereka konsumsi.
Berikut ini merupakan gambaran mengenai perbedaan antara kepuasan
total dengan kepuasan marginal (tambahan) yang diperoleh oleh seorang
konsumen pada waktu mereka melakukan konsumsi anggur yang digambarkan
melalui contoh nomerik pada tabel 8.1 di bawah ini.
Tabel 8.1 Total Utility dan Marginal Utility
Jumlah
Total Utility (TU) Marginal Utility (MU)
Anggur
0 0 …
1 12 12
2 18 6
3 22 4
4 24 2
5 24 0

Tabel 8-1 menunjukkan bahwa kepuasan total individu terus bertambah


sampai apel ke-4. Pada sisi lain, Marginal Utility (MU) bertambah dalam posisi
menurun hingga unit ke-5, Marginal Utility (MU) adalah nol. Dengan demikian Total
Utility (TU) sudah maksimal. Pada posisi tersebut, individu sudah jenuh sehingga
disebut sebagai titik jenuh. Tabel 8-1 dapat dijabarkan lebih lanjut dalam gambar
8-1.

Teori Ekonomi Mikro 86


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

25
Total
Utility
20

15

10

0
1 2 3 4 5

Kuantitas Anggur

Marginal
Utility
12

10

6
4

4
2

0
2
1 2 3 4 5

Kuantitas Anggur
2 3 4

Teori Ekonomi Mikro 87


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Kepuasan Total Maksimum tercapai bila:


TU
MU X 
X
TU
MU Y 
Y
MU X
1
PX
Atau Px = MUx

Perhatikan juga melalui pendekatan Marginal Utility, kita bisa melihat bahwa
kurva Marginal Utility tidak lain merupakan kurva Permintaan Konsumen. Hal ini
dikarenakan bahwa dari kurva tersebut konsumen dapat menunjukkan jumlah
pembeliannya (jumlah yang diminta) pada berbagai tingkat harga yang berlaku di
pasar.
Pertanyaan yang muncu bahwa apakah kepuasan dapat dihitung secara
pasti, jewabannya tentu tidak. Oleh karena itu, metode cardinal dewasa ini sudah
tidak umum lagi digunakan dalam mengukur kepuasan konsumen dalam ilmu
ekonomi modern dewasa ini.

4. ASUMSI UTILITY
Dalam menentukan preferensi individu digunakan beberapa asumsi, antara
lain:
Asumsi perbandingan. Dalam hal ini, setiap dua keranjang (bundle) yang
berbeda, masing-masing berisi barang A dan B, dan kedua barang tersebut
dibandingkan semacam preferensi dari individu. Setiap perbandingan semacam
itu pasti mengarah pada salah satu alternative, yaitu (1) keranjang A lebih disukai
dari keranjang B atau (2) keranjang B lebih disukai daripada atau (3) A dan B
sama saja. Asumsi inii merupakan gambar ideal dari keadaan yangs ebenarnya,
dimana kita menganggap bahwa individu tidak pernah mengatakan bahwa, “Saya
sesungguhnya tidak dapat membandingkan antara A dan B.” ia juga dianggap
tidak pernah mengatakan bahwa dua per tiga waktu saya menyukai A dan
sepertiga waktu menyukai B.
Asumsi transivitas. Misalkan ada tiga keranjang barang, yaitu A, B, dan C.
apabila barang A lebih disukai daripada barang B dan B lebih disukai daripada

Teori Ekonomi Mikro 88


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

barang C. maka tentulah barang A lebih disukai dari barang C. demikian halnya
barang A tidak berbeda dengan barang B, barang B tidak berbeda dengan barang
C, maka pastilah barang A tidak berbeda dengan barang C.
More Is Better atau lebih banyak lebih baik. Dalam hal itu seseorang lebih
menyukai barang yang lebih banyak daripada sedikit. Pada dasarnya untuk barang
normal, lebih banyak barang berarti lebih bermanfaat, meskipun tambahan
manfaat semakin kecil. Asumsi ini mengabaikan barang jelek seperti polusi udara,
sampah, dan lainnya yang tentunya tidak diinginkan oleh konsumen.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:


1. Bagaimanakah pendekatan kardinal menjelaskan perilaku konsumen?
2. Bagaimanakah konsumen dalam pendekatan kardinal mencapai tingkat kepuasan
yang maksimum?
3. Jelaskan perbedaan antara nilai guna total dan marginal dalam sebuah contoh
ilustrasi yang pernah anda alami dalam kehidupan sehari-hari!
4. Lengkapi jawaban no 3 dengan kurva nilai guna total dan marginal!
5. Jelaskan kelebihan pendekatan kardinal dilengkapi dengan contoh!

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 89


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 9
TEORI PERILAKU KONSUMEN
(PENDEKATAN ORDINAL)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa


mampu menerangkan pendekatan ordinal dalam teori perilaku konsumen; dan
menjelaskan kepuasan konsumen dalam pendekatan ordinal.

B. URAIAN MATERI

1. PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE (ORDINAL)


Pada era ini, para ekonom banyak yang menolak gagasan mengenai utilitas
yang bisa diukur dengan angka terhadap barang yang bisa dikonsumsi sehari-hari.
Pada saat ini sudah banyak berkembang pendekatan baru yang bisa menjelaskan
prinsip-prinsip dalam pemaksimuman utilitas oleh konsumen dengan
pendapatannya yang relatif terbatas. Teori tersebut dikenal dengan sebutan teori
utilitas ordinal. Di mana teori ini menjelaskan bahwa suatu utilitas tidak dapat
dihitung, akan tetapi hanya bisa dibandingkan saja. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menurut teori ini yang berlaku ialah apakah seorang konsumen
tersebut akan lebih menyukai kombinasi barang tertentu dibandingkan kombinasi
barang lainnya. Dari teori utilitas ordinal dipergunakan pendekatan kurva utilitas
sama (indifference curve) dan juga garis anggaran (budget line).
Pendekatan ordinal (indifference curve) adalah nilai guna yang besarnya
tidak perlu diketahui oleh seorang konsumen. Dengan demikian pendekatan nilai
guna merupakan tingkat kepuasan dari seorang konsumen di mana mereka dapat
melakukan kegiatan mengkonsumsi barang ataupun jasa yang tidak bisa diukur
dengan uang atau juga angka, akan tetapi hanya dapat dikatakan lebih tinggi atau
lebih rendah (ke-1, ke-2, ke-3, dan sampai seterusnya).
Adapun asumsi yang berlaku dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut.
a. Seorang konsumen akan selalu melakukan pemilihan kombinasi barang yang
akan mereka konsumsi hanya untuk barang atau jasa yang nantinya
mendatangkan kepuasan maksimum.

Teori Ekonomi Mikro 90


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Seorang konsumen disini sudah dianggap memiliki informasi yang sempurna


terhadap uang yang sudah tersedia baginya dan juga informasi mengenai harga
pasar yang berlaku saat itu.
c. Seorang konsumen hanya perlu memiliki preferensi yang telah disusun
berdasarkan besarnya nilai guna, walaupun dalam hal ini besarnya nilai guna
tersebut secara absolute tidak perlu mereka ketahui.

Oleh sebab itulah muncul suatu pendekatan ordinary, di mana pendekatan


tersebut menunjukkan tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi suatu
barang ataupun jasa yang digambarkan dalam model kurva indifferent. Perlu kita
pahami bahwa suatu pendekatan ordinal ini berdasarkan pembandingan antara
suatu barang yang satu dengan dengan barang lainnya. Selanjutnya kita dapat
memberikan urutan melalui hasil pembandingan tersebut. Misalnya penggunaan
metode ordinal dalam sebuah lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi
dan disamping itu juga dapat digunakan dalam pengukuran yang sifatnya
kualitatatif . contohnya yang kita kenal dengan bagus, sangat bagus, dan paling
bagus.
Adapun pendekatan kardinal ini memilii kelemahan yang ada pada
anggapan yang pergunakan di mana kepuasan seorang konsumen dari
mengkonsumsi suatu barang ataupun jasa hanya dapat diukur dengan satuan
kepuasan. Seperti yang kita pahami bahwa pada kenyataannya pengukuran
tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Pendekatan ordinal hanya mampu
mengukur kepuasan seorang konsumen dengan sebuah angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan dari seorang konsumen dapat digambarkan dengan
menggunakan kurva indiferen, yaitu sebuah kurva yang bisa menunjukkan suatu
tingkat kombinasi dari jumlah barang yang dikonsumsi dan dapat menghasilkan
suatu tingkat kepuasan yang sama).

2. KURVA INDEFFERENT (INDEFFERENT CURVE)


Indefferent Curve (kurva indifferent) pertama kali digagaskan oleh seorang
ekonom yang lahir di Irlandia, Francis Edgeworth (1845-1926) dan juga seorang
ekonom yang lahir di Italia, yaitu Vilfredo Pareto (1848-1923). Keduanya
memeberikan gagasannya bahwa pendekatan ordinal harusnya dapat
membentuk suatu basis dari analisis ekonomi dibandingkan dengan pendekatan

Teori Ekonomi Mikro 91


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

kardinal. Pareto dan Edgeworth juga mengembangkan suatu perangkat analisis


yang saat ini dikenal dengan indifference curve (kurva indifferent).
kurva indifferent adalah suatu kurva yang menggambarkan kombinasi
konsumsi dari dua macam barang ataupun dari konsumen tertentu yang dapat
memberikan tingkat kepuasan yang sama. Atau dengan kata lain dapat
disimpulkan juga bahwa suatu kurva indifferent merupakan kurva yang dapat
menggambarkan suatu kombinasi dari beberapa barang yang sama-sama disukai
konsumen. Di mana tidak akan ada pilihan untuk satu kombinasi barang yang satu
dengan barang lainnya dikarenakan semua mempunyai tingkat utilitas yang sama
(jumlah utilitas yang sama pula) bagi seorang konsumen. Teori ini memiliki asumsi
bahwa seorang konsumen bisa memilih kombinasi konsumsi manapun tanpa dia
harus menjelaskan bagaimana dia memilih kombinasi tersebut.

Y
A
Y1

B
Y2
 D C

Y3 IC

0 X1 X2 X3

Gambar 9-1 Kurva Indifferen

Teori Ekonomi Mikro 92


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Gambar 9-1 menunjukkan kurva indifferen yang digambarkan oleh IC


meliputi berbagai kombinasi barang X dan Y yang memberikan kepuasan sama
bagi konsumen. Misalkan, barang X adalah makanan dan barang Y pakaian. Kurva
tersebut menunjukkan bahwa seseorang akan memperoleh kepuasan sama
dengan mengkonsumsi X1 makanan dan Y1 pakaian (titik A) dengan X2 makanan
dan Y2 pakaian (titik B), dan X3 makanan dan Y3 pakaian (titik C). titik pada IC
semua memberikan kepuasan yang sama bagi seseorang, dan tidak memiliki
alasan khusus untuk memilih di IC daripada titik lainnya.
Sebaliknya kombinasi makanan dan pakaian yang terletak di bawah atau di
sebelah kiri IC pada sisi lain, kurang disukai oleh seseorang kerena menawarkan
kepuasan yang lebih rendah, titik D menawarkan jumlah kedua barang tersebut
lebih rendah. Jadi D juga lebih tidak disukai disbanding titik A, B dan C yang ada
di kurva garis Indefferent Curve (IC).
Beberapa ciri dari Kurva indefferent (Indefferent Curve) adalah sebagai
berikut.
a. Suatu kurva indefferent memiliki kemiringan yang negatif (yang dapat dilihat
dari kiri atas ke kanan bawah). Hal itu menunjukkan bahwa apabila seorang
konsumen ingin mengkonsumsi suatu barang X yang lebih banyak tentu dia
harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
b. Suatu kurva indefferent yang terlihat lebih tinggi kedudukannya, maka hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika
kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang
bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan
semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.
c. Suatu kurva indefferent tidak akan pernah berpotongan antara satu dengan
lainnya. Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing-masing kurva indiferent
menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B
dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.
d. Suatu kurva indefferent akan cembung ke arah titik asal (titik 0). Derajat
penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan
dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak
mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak
begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y.

Teori Ekonomi Mikro 93


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3. KETERBATASAN ANGGARAN
Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen terkendala oleh jumlah
pendapatan yang dimiliki. Kita akan melihat bagaimana keterbatasan anggaran
pendapatan dalam membatasi pilihan konsumen. Kita ambil contoh Diva seorang
pegawai negeri sipil yang mempunyai pendapatan (I) tetap setiap bulan, yang
dapat dibelanjakan untuk pangan dan lainnya. Untuk konsumsi pangan, diberi
simbol X dan untuk konsumsi barang lainnya diberi simbol Y. harga masing-
masing barang tersebut diberi simbol Px dan Py. Kondisi tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut.

I = X. Px + Y. Py

Misalkan Diva mempunyai pendapatan Rp 6.000.000 per bulan, harga


pangan adalah 10.000 sementara harga lainnya adalah Rp 20.000 maka tabel 6-
3 menunjukkan berbagai kombinasi pangan dan lainnya yang dapat dibeli setiap
bulannyadengan pendapatan Rp 6.000.000.
Tabel 9-1 Keranjang Produk garis Anggaran
Keranjang Pangan (X) Lainnya (Y) Pendapatan (I)
A 600 0 6.000.000
B 400 100 6.000.000
C 200 200 6.000.000
D 0 300 6.000.000

Teori Ekonomi Mikro 94


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D
300

200 C

100 Dapat Diperoleh B

A
0 X
100 200 300 400 500 600

Gambar 9-2 Garis Anggaran Diva

Gambar 9-2 menunjukkan bahwa kombinasi makanan (X) dan lainnya (Y),
yang dibeli individu ditunjukkan oleh segitiga OAD. Dengan sumsi bahwa individu
lebih suka lebih banyak barang daripada sedikit, maka batas luar segitiga ini
merupakan kendala yang relevan menunjukkan seluruh pendapatan yang tersedia
untuk dipergunakan untuk membeli barang X dan Y. Slope batas anggaran yang
berbentuk segitiga ini ditentukan oleh –Px/Py, dalam hal ini menunjukkan -100/200
= -1/2.
Kemiringan garis anggaran –Px/Py adalah perbandingan negatif dari harga
dua jenis barang. Besarnya kemiringan menunjukkan tingkat di mana kedua
barang dapat dipertukarkan satu sama lain, tanpa mengubah jumlah uang yang
harus dibelanjakan.

Teori Ekonomi Mikro 95


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

4. KESEIMBANGAN KONSUMEN
Supaya bisa mengetahui tentang bagaimana seorang konsumen dapat
mengalokasikan pendapatannya diantara dua macam produk, maka perlu kiranya
digabungkan terlebih dahulu mengenai pengertian tentang apa yang mau
dilakukan dan apa yang bisa dilakukan oleh konsumen tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggabungkan suatu peta indifferent dan juga kurva garis
anggaran dari konsumen yang bersangkutan. Adapun penggabungan dari peta
indifferent dan juga kurva garis anggaran konsumen dapat digambarkan didalam
kurva 9-3 berikut ini.

Kuantitas
Pakaian

A
25

20

15
E

10

5 IC4
IC3
IC1 B IC2

0 4 8 12 16 20

Kuantitas Buku

Kurva 9-3 Keseimbangan Konsumen

Dapat kita lihat dari kurva 9-3, maka garis anggaran dapat diletakkan pada
garis AB di atas peta indifferent dari seorang konsumen. Dari kurva tersebut
perhatikanlah posisi yang ada di kanan atas garis AB. Di mana menunjukkan
berbagai kombinasi barang yang belum bisa dibeli oleh konsumen tersebut
dengan sejumlah anggaran yang dimilikinya. Sementara itu perhatikanlah posisi
yang ada pada kiri bawah garis AB. Hal ini dapat menggambarkan suatu kombinasi
dari barang yang harga belinya lebih rendah dari pendapatannya, sehingga tidak
akan masuk dalam hitungan. Hal tersebut disebabkan karena asumsinya anda
akan mempergunakan pendapatan yang anda miliki misalnya sebesar Rp

Teori Ekonomi Mikro 96


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

500.000,00. Dari ilustrasi tersebut, maka pada posisi manakah yang akan anda
pilih nantinya supaya mencapai tingkat konsumsi yang optimal?
Pastinya semua konsumen termasuk anda ingin memaksimumkan utilitas.
Dengan demikian konsumen ingin mencapai kurva indifferent yang tertinggi yang
sekiranya mampu dicapai. Maka melalui kurva 9-3 kita bisa mengamati bahwa
seorang konsumen akan mencapai titik utilitas yang maksimum pada titik dimana
garis anggaran menyinggung langsung kurva indifferent tertinggi yang bisa mereka
capai. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai titik keseimbangan konsumen. Dengan
kurva 9-3, maka kita bisa melihat secara bersama-sama bahwa kombinasi barang
yang banyak atau paling disukai dan bisa dicapai dengan anggaran yang tersedia
ada dan terletak pada titik E. Dengan demikian pada titik E itu, seorang konsumen
mampu mencapai titik utilitas yang maksimum dengan keterbatasan anggaran
yang dimilikinya. Dapat diartikan bahwa seorang konsumen dalam upaya
mencapai titik utilitas maksimum sangat dibatasi oleh pendapatan yang dimiliki.
Pada keterbatasan inilah merupakan suatu kenyataan dimana seorang konsumen
tidak akan bisa mengkonsumsi sejumlah barang ataupun jasa yang nilainya
melebihi pendapatan yang dimilikinya.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.


1. Bagaimanakah caranya bagi seorang konsumen dalam memaksimalkan
kepuasannya, gambarkan dengan kurva indiferen dan kurva anggaran dalam satu
grafik untuk menjawab pertanyaan ini!
2. Jelaskan kenapa dua kurva indiferen tidak boleh saling berpotongan. Asumsi apa
yang dilanggar apabila kedua kurva tersebut berpotongan?
3. Misalkan Diva mempunyai uang Rp 400.000, yang mau digunakan untuk membeli
manga dan anggur. Harga manga Rp 20.000 per kg sementara anggur Rp 40.000
per kg.
a. Jika Diva hanya membeli manga, berapa banyak manga yang dapat dibeli?
b. Apabila Diva hanya membeli Anggur berapa banyak anggur yang dapat dibeli?
c. Apabila Diva mengurangi konsumsi 1 kg anggur, berapa banyak tambahan
manga yang dapat dibeli?
d. Gambarkan kurva kendala anggaran Diva tersebut dengan menunjukkan titik-
titik pada pertanyaan di atas!

Teori Ekonomi Mikro 97


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

4. Kapan tercapainya keseimbangan ekonomi menurut pendekatan ordinal?


5. Jelaskan kelebihan pendekatan ordinal yang anda ketahui disertai dengan contoh
dalam kehidupan sehari-hari!

D. DAFTAR PUSTAKA

Murni, asfia. 2013. Ekonomika Makro Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Widjajanta, B. dan A. Widyaningsih. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 1: Untuk
Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

Teori Ekonomi Mikro 98


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 10
PERILAKU PRODUSEN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


mendeskripsikan pengertian produksi; dan membedakan bentuk-bentuk produksi dan
jangka waktu produksi.

B. URAIAN MATERI

1. KONSEP PRODUKSI
Sekarang tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan
penawaran, yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam
menawarkan barang yang diproduksinya. Dalam upaya untuk melihat urutan
kegiatan sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi dan penawaran
barang, maka dapat diperluas analisisnya pada berbagai aspek kegiatan
produksinya. Pertama kali terlebih dahulu seorang produsen harus menganalisis
sampai sejauh mana faktor produksi yang nantinya akan dipergunakan dalam
rangka menghasilkan barang yang diproduksi. Setelah itu maka produsen harus
melihat pula biaya produksi dalam menghasilkan menghasilkan barang itu. Pada
akhirnya nanti perlu pula dianalisis bagaimana pengusaha nantinya dalam
membandingkan hasil penjualan dengan biaya produksi yang telah
dikeluarkannya. Dalam menetapkan tingkat produksi yang nantinya sekiranya
akan memberikan keuntungan maksimum kepada mereka. Kita menyadari bahwa
berbagai macam aspek yang ada dalam kegiatan sebuah perusahaan tidak bisa
kita bahas secara lengkap dalam satu bagian dalam pembahasan ini. Maka perlu
kiranya bagian lain untuk menguraikannya. Pada bagian analisis dibatasi pada
fungsi produksi teori produksi dengan satu faktor dan dua faktor yang berubah.
Pada teori produksi disebutkan kepuasan dari produsen diperoleh melalui
pemaksimuman keuntungan produksi (maksimation of profit).
a. Pada proses produksi : terdiri dari rangkaian kegiatan produksi.
b. Pada proses distribusi : terdiri dari rangkaian kegiatan distribusi.
c. Pada proses konsumsi : terdiri dari rangkaian kegiatan konsumsi
d. Pada kegiatan produksi : terdiri dari rangkaian kegiatan menciptakan atau
meningkatkan manfaat suatu barang.

Teori Ekonomi Mikro 99


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Proses produksi merupakan suatu proses dengan menggunakan unsur


dalam produksi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai guna atau manfaat dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia. Di mana seperti yang kita ketahui bahwa
kebutuhan manusia terdiri dari barang dan jasa.
Barang merupakan alat pemuas kebutuhan kebutuhan manusia yang
wujudnya nampak bisa dilihat oleh mata kita dan juga bisa diraba langsung.
Sedangkan jasa merupakan alat pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak
nampak atau tidak terlihat secara langsung, akan tetapi dapat kita rasakan.
Adapun barang ekonomi adalah sejumlah barang yang diperoleh oleh
seseorang di mana dalam memperolehnya diperlukan dengan pengorbanan
tertentu. Teori produksi dalam suatu ilmu ekonomi dapat dianalisis dan dibedakan
menjadi dua pendekatan, antara lain sebagai berikut.
a. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Suatu teori produksi dapat mendeskripsikan tentang hubungan diantara
tingkat produksi suatu barang tertentu dengan menggunakan sejumlah tertentu
tenaga kerja yang dipergunakan dalam menghasilkan berbagai jenis tingkatan
produksi barang yang dimaksud. Oleh karena itulah maka dalam analisis faktor
lainnya pun dianggap tetap.
b. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Teori ini menggambarkan tentang bagaimana hubungan diantara
berbagai tingkat produksi satu barang dengan menggunakan dua macam
faktor produksi tertentu (misalnya tenaga kerja dan modal). Dimana kedua
faktor produksi tersebut dapat diubah dan dipergunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang dan jasa yang diinginkan.

Perlu kita ketahui bahwa pada prinsipnya kegiatan produksi yang dilakukan
oleh seorang produsen dalam pendekatannya dibedakan menjadi tiga bagian
pokok antara lain dijabarkan berikut ini.
a. Periode jangka pendek (short run), dimana: (1) waktu yang dipergunakan
sangat pendek, sehingga dalam periode ini produsen hanya menggunakan
faktor produksi atau input yang tetap (fixed input); (2) teknologi yang digunakan
dalam proses produksi jumlahnya tidak berubah sama sekali (constant); dan (3)
hanya dengan satu siklus, maka produksi dapat diselesaikan.

Teori Ekonomi Mikro 100


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Periode jangka panjang (long run) dimana: (1) dalam proses produksi
menggunakan faktor atau input variabel (variable input), dengan kata lain tidak
menggunakan input tetap lagi; (2) teknologi yang dipergunakan dalam proses
produksi masih tetap (constant).
c. Periode jangka sangat panjang (very long run) dimana: (1) teknologi yang
dipergunakan dalam kegiatan produksi sudah berubah atau fleksibel sesuai
dengan yang dibutuhkan; (2) sudah tidak hanya membicarakan mengenai satu
fungsi produksi.

2. FAKTOR PRODUKSI
Faktor produksi atau Sumber Daya merupakan semua benda yang ada dan
sudah tersedia di alam atau dapat juga diciptakan langsung oleh manusia dan bisa
dipergunakan dalam memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Faktor produksi yang sudah tersedia
dalam perekonomian tentu nantinya akan sangat menentukan sampai dimana
negara tersebut bisa menghasilkan barang ataupun jasa yang dibutuhkan
masyarakat. Adapun faktor produksi atau sumber daya yang sudah ada dan
tersedia dalam suatu perekonomian negara dapat kita bedakan menjadi empat
jenis antara lain berikut ini.
a. Tanah dan Sumber Alam
Beberapa macam faktor produksi yang sudah tersedia di alam sekitar kita
yaitu: hasil hutan, berbagai macam jenis tambang, tanah, dan juga berbagai
sumber daya alam lainnya yang bisa dijadikan modal. Adapun kekayaan alam
antara lain: (1) keadaan iklim dan juga tanah; (2) kekayaan hutan; (3) kekayaan
yang ada di bawah tanah (aneka bahan tambang); (4) kekayaan air yang dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber tenaga penggerak baik dipergunakan
untuk pengangkutan, sumber bahan makanan (untuk perikanan), sumber irigasi
dan sebagainya.
Kondisi alam, dalam hal ini khusus tanah sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain: mutu tanah, keadaan iklim, dan juga luas dari tanah
yang bersangkutan. Perlu kita pahami bahwa sumber alam merupakan suatu
dasar dalam berbagai kegiatan baik pada sektor perikanan, pertanian,
kehewanan, dan juga pertambangan. Sektor tersebut secara umum biasanya
disebut sebagai produksi primer.

Teori Ekonomi Mikro 101


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ialah semua hal yang selalu bersedia dan juga sanggup
untuk bekerja. Adapun golongan ini terdiri dari golongan yang bekerja untuk
kepentingan diri sendiri dan juga anggota keluarga yang tidak menerima
bayaran baik berupa uang dan juga mereka yang sudah bekerja dengan tujuan
memperoleh gaji ataupun upah. Ada pula yang menganggur, akan tetapi
mereka sebenarnya bersedia dan juga mampu bekerja.
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan
umur tenaga kerja tersebut.
1) Seorang warga Negara yang berada di bawah usia kerja, yaitu dibawah 15
tahun.
2) Golongan tenaga kerja yang berumur antara 15 sampai 64 tahun.
3) Golongan tenaga kerja yang sudah melebihi umur kerja, yaitu diatas umur
65 tahun.

Adapun faktor produksi yang berupa tenaga kerja ialah Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memiliki keahlian dan juga ketrampilan yang dibutuhkan
di dunia kerja. Adapun tenaga kerja yang dimaksud dapat dibedakan menjadi
tiga bagian antara lain sebagai berikut.
1) Golongan tenaga kerja kasar. Di mana golongan ini merupakan tenaga kerja
yang tidak berpendidikan atau bisa juga berpendidikan rendah dan juga tidak
mempunyai keahlian yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan yang ada di
lapangan. Misalnya: seorang tukang sapu di jalanan, seorang kuli bangunan
dan sebagainya).
2) Golongan tenaga kerja yang terampil. Golongan ini merupakan tenaga kerja
yang mempunyai keahlian yang diperoleh dari pelatihan atau pun
pengalaman kerja sebelumnya. Misalnya: montor sepeda motor, tukang
bengkel, cleaning service di mall dan lainnya.
3) Golongan tenaga kerja terdidik. Golongan ini merupakan golongan dari
tenaga kerja yang mempunyai pendidikan dan biasanya pendidikan mereka
cukup tinggi serta mempunyai keahlian pada bidang tertentu. Misalnya:
dosen, jaksa, mentri dan lain sebagainya.

Teori Ekonomi Mikro 102


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Modal
Modal merupakan sejumlah tertentu faktor produksi yang dapat berupa
benda yang diciptakan sendiri oleh manusia dan bisa dipergunakan untuk
memproduksi barang dan -jasa yang dibutuhkan. Misalnya: mesin dan juga
peralatan pabrik, bahan baku produksi, tempat (pabrik) untuk memproduksi dan
sebagainya. Setiap saat ada juga persediaan barang yang bisa disimpan di
gudang ataupun di toko dan tentunya siap untuk dijual secara langsung. Dapat
dikatakan bahwa semua bahan mentah dan barang selesai yang sudah ada
dalam persediaan tersebut disebut sebagaii stock (inventory).

d. Keahlian (pengelolaan usaha)


Pada faktor produksi ini dapat berbentuk sebagai keahlian dan juga
kemampuan baik usaha untuk mendirikan dan juga dalam mengembangkan
keterampilan berupa benda yang diciptakan manusia dan digunakan untuk
memproduksi barang-barang dan jasa yang nantinya mereka butuhkan. Dalam
hal ini keahlian atau pengelolaan usaha dapat meliputi kemahiran seseorang
dalam melakukan koordinasi terhadap berbagai faktor produksi atau sumber
daya yang tersedia secara efektif dan efisien. Hal ini bertujuan supaya usaha
mereka minimal bisa berhasil dan juga berkembang serta bisa menyediakan
barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas seorang pengelolaan


ialah mengatur supaya tiga faktor produksi yang disebutkan di atas bisa
bekerjasama dalam proses produksi. Dengan demikian peranan pengelolaan
(skills), yakni memimpin usaha yang bersangkutan, mengatur organisasi yang
dimilikinya, menaikkan mutu dari tenaga manusia, sehingga nantinya bisa
dipergunakan sebagai unsur modal dan alam dengan sebaik mungkin.

Adapun pengertian skills meliputi di sini meliputi beberapa pengertian,


antara lain sebagai berikut.

1) Managerial skills atau entrepreneurial skills. Merupakan kemampuan


seseorang dalam mempergunakan kesempatan yang ada dengan sebaik
mungkin.
2) Technological skills. Kemampuan yang berkaitan dengan keahlian
seseorang yang secara khusus bersifat ekonomis teknis dan dibutuhkan
atau diperlukan dalam kegiatan ekonomi dan produksi tertentu.

Teori Ekonomi Mikro 103


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3) Organizational skills. Kemampuan seseorang yang terkait dengan


kecerdasannya dalam mengatur berbagai usaha yang ditekuni. Dalam hal
ini berkaitan dengan berbagai hal dalam lingkungan sebuah perusahaan (hal
intern perusahaan). Ataupun juga disebut sebagai kegiatan untuk
kepentingan masyarakat. Misalnya: usaha dalam membentuk sebuah
koperasi, bank-bank dan lainnnya.

3. FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi, adalah bentuk hubungan mathematis yang dapat
menggambarkan tentang cara di mana jumlah hasil produksi tertentu sangat
bergantung pada jumlah dari input yang dipergunakan oleh seorang produsen.
Fungsi produksi dapat memberikan sebuah keterangan tentang jumlah output
yang diharapkan apabila input tersebut dikombinasikan dalam suatu cara khusus.
Berbagai macam kombinasi tersebut banyak jenisnya. Berdasarkan hasil produksi
dan juga banyaknya hasil produksi yang nantinya akan diperoleh sangat
tergantung kepada pada (fungsi dari pada) macam dan jumlah input yang nantinya
dipergunakan.
Pada umumnya fungsi produksi dituliskan sebagai Y = f (X), dimana Y
menggambarkan hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan "tergantung"
yakni "suatu fungsi dari"; dan huruf X menuggambarkan tentang suatu input yang
dipergunakan. Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 jenis, maka fungsi
produksi dapat dituliskan sebagai: Y = f (X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn
merupakan jenis input yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Adapun asumsi dari fungsi produksi tersebut di atas antara lain sebagai
berikut.
a. Fungsi produksi sifatnya kontinyu.
b. Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel yang ada di
dalamnya.
c. Derivasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu.
d. Fungsi produksi harus relevan (bernilai positif) baik untuk input X maupun
output Y.
e. Penggunaan teknologi maksimal pada tingkatnya.

4. JENIS-JENIS FUNGSI PRODUKSI

Teori Ekonomi Mikro 104


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

a. Constant return. Merupakan hubungan yang menunjukkan jumlah hasil


produksi yang meningkat dengan jumlah yang sama pada setiap satuan
tambahan input yang digunakan.

0 X

Gambar 10.1 Kurva Constant Returns

b. Increasing return. Merupakan hubungan dimana satu satuan tambahan input


yang dipergunakan dalam proses produksi dapat menghasilkan suatu
tambahan hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan kesatuan
sebelumnya.

0 X

Gambar 10.2 Kurva Increasing Returns

c. Decreasing return. Merupakan suatu hubungan di mana satu kesatuan


tambahan faktor produksi atau input yang dipergunakan dalam proses produksi
bisa menghasilkan suatu kenaikan hasil produksi yang lebih kecil dari satu
kesatuan sebelumnya.

Teori Ekonomi Mikro 105


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

0 X

Gambar 10.3 Kurva Decreasing Returns

5. TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR YANG BERUBAH


Suatu teori produksi yang sangat sederhana hanya menggambarkan
mengenai hubungan di antara tingkat produksi suatu barang tertentu hanya
dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam proses produksi dalam
rangka menghasilkan tingkat pada produksi tertentu. Pada analisis itu dapat dibuat
perumpamaan bahwa faktor produksi yang lain jumlahnya dianggap tetap atau
tidak mengalami perubahan (constant). Di samping itu teknologi yang
dipergunakan dalam kegiatan produksi juga dianggap tidak mengalami perubahan
sama sekali. Salah satu yang dapat berubah di sini hanya faktor produksi tenaga
kerja.
a. Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang

Dalam hal ini hukum lebih yang semakin berkurang dimaksudkan apabila
faktor produksi yang sebelumnya bisa dirubah jumlahnya secara terus-menerus
ditambah sebanyak satu unit, maka pada awalnya produksi total akan semakin
banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai pada suatu tingkat
tertentu, maka tambahan produksi tambahan akan semakin berkurang dan
pada akhirnya akan mencapai nilai negatif. Sifat dari pertambahan produksi
inilah yang menyebabkan bagaimana perusahaan akan mempertimbangkan
untuk meminimumkan biaya dalam kegiatannya dalam rangka mencapai tingkat
produksi tertentu yang nantinya bisa ditunjukan.

b. KURVA PRODUKSI SAMA ( ISOQUANT )

Apabila dimisalkan seorang pengusaha ingin melakukan kegiatan


produksi suatu barang tertentu sebanyak sebanyak 2.000 unit. Dalam
memproduksi barang tersebut dia mempergunakan tenaga kerja dan modal, di

Teori Ekonomi Mikro 106


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

mana penggunaan antara keduanya bisa dipertukarkan. Melalui tabel 10.1 di


bawah digambarkan empat gabungan dari tenaga kerja dan modal yang
digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak 2.000 unit.

Tabel 10.1 Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 2.000
Unit Produksi
Gabungan Tenaga Kerja Modal
F 2 3
G 3 2

Dari tabel di atas gabungan F menunjukkan bahwa dalam produksi


dibutuhkan 2 orang tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan G
menggambarkan bahwa yang dibutuhkan 3 tenaga kerja dan 2 unit modal.

Modal

IQ3 = 5.000 Unit

F IQ2= 4.000 Unit


3
G
2 IQ1 = 3.000 Unit

IQ = 2.000 Unit

0 2 3 Tenaga Kerja

Gambar 10.4 Kurva Produksi Sama

Kurva IQ dalam gambar 10.4 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja


dan modal yang ada pada tabel 10.1. Di mana kurva tersebut disebut sebagai
kurva isoquant atau kurva produksi sama. Kurva tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai gabungan antara tenaga kerja dan modal yang bisa
mencapai tingkat produksi tertentu yang diinginkan produsen. Dari contoh yang

Teori Ekonomi Mikro 107


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

ada di atas tingkat produksi tersebut adalah 2.000 unit. Pada titik F maupun G
jumlah yang diproduksi sama sebanyak 2.000 unit meskipun menggunakan
modal dan tenaga kerja yang berbeda jumlahnya. Selain itu juga dapat ditemui
kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga macam kurva
tersebut dapat memberikan gambaran mengenai tingkat produksi yang berbeda
pula, yakni secara berurutan antara lain 3.000 unit, 4.000 unit, dan juga 5.000
unit. Dapat dikatakan pula bahwa apabila letak kurva semakin menjauhi titik 0,
maka akan semakin tinggi pula tingkat produksi yang ditunjukkan. Dari
berbagai jenis kurva yang ada tersebut dapat menunjukan beberapa gabungan
antara tenaga kerja dan modal yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi.

c. GARIS BIAYA SAMA ( ISOCOST)

Dalam upaya untuk menghemat biaya produksi dan juga untuk


memaksimalkan keuntungan, maka sebuah prusahaan seharusnya dapat
meminimalkan biaya produksi yang digunakan pada setiap kegiatan produksi.
Supaya bisa membuat analisis mengenai peminimalan biaya produksi, maka
sangatlah perlu dibuat suatu garis anggaran yang sama (isocost). Di mana garis
anggaran ini sendiri dapat menggambarkan gabungan dari faktor produksi yang
bisa didapatkan melalui penggunaan sejumlah biaya tertentu.
Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menentukan garis anggaran
sama (isocost), antara lain sebagai berikut.
1) Harga dari faktor produksi yang dipakai.
2) Jumlah uang yang telah tersedia untuk membeli faktor produksi (input) yang
dibutuhkan selama kegiatan produksi.

Teori Ekonomi Mikro 108


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Modal
10
TC1

TC
5

0 6 10 20 Tenaga Kerja

Gambar 10.5 Garis Biaya Sama ( Isocost)

Melalui contoh yang sudah didibuat diatas dimisalkan bahwa upah tenaga
kerja sebesar Rp. 20.000 dan biaya modal per unitnya sebesar Rp. 40.000; dalam
hal ini jumlah uang atau biaya yang dimiliki hanya sebesar Rp. 200.000. Dengan
demikian garis TC pada gambar 10.5 menunjukan gabungan dari tenaga kerja dan
modal yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan dana sebesar Rp. 200.000
tersebut. Dapat diketahui bahwa apabila dana yang dimiliki oleh produsen tersebut
hanya dipergunakan untuk mendapatkan modal, maka dia tentu akan
mendapatkan 200.000/40.000 = 5 unit. Sedangkan apabila produsen hanya
mempergunakan dana yang dimilikinya untuk mendapatkan tenaga kerja, maka
dia akan mendapatkan 200.000/20.000 = 10 unit. Demikian seterusnya titik A pada
TC menunjukkan bahwa dengan dana Rp. 200.000 seorang produsen dapat
mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh 2 unit modal dan juga 6 unit
tenaga kerja. Pada gambar 10.5 pula terdapat beberapa garis biaya lainnya, yakni
TC1. Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang
tersedia adalah Rp. 400.000. Dengan biaya Rp. 400.000 produsen bisa
mempergunakan untuk memperoleh modal saja sebanyak 10 unit. Sedangkan
produsen juga bisa mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh tenaga
kerja saja sebanyak 20 unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila
garis anggaran biaya (isocost) semakin menjauhi titik 0 maka biaya yang
dipergunakan oleh seorang produsen semakin banyak, sehingga semakin banyak
pula jumlah tenaga kerja dan modal yang bisa diperoleh.

Teori Ekonomi Mikro 109


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.


1. Peningkatan produksi bisa dilaksanakan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Jelaskan alasan dilakukannya peningkatan hasil produksi!
2. Jelaskan bagaimana tahapan mengenai hubungan diantara tingkat produksi yang
terjadi dari hukum hasil lebih yang semakin berkurang dengan jumlah tenaga kerja
yang digunakan dalam proses produksi tersebut!
3. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku manakala perusahaan kurang
menggunakan tenaga ahli dan tenaga kerja terdidik. Benarkah pernyataan
tersebut? Jelaskan alasan anda!
4. Berikut gambaran mengenai kombinasi pilihan modal dan tenaga kerja untuk
menghasilkan 200 pcs tas.
Modal (Unit) Tenaga Kerja (Unit)
10 60
20 35
30 20
40 22
50 10

a. Upah tenaga kerja Rp 100 x dua angka terakhir NIM dan harga modal per unit
adalah Rp 2.000 x dua angka terakhir NIM. Dari soal tersebut maka hitunglah
berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan supaya bisa
mempergunakan kombinasi modal dan tenaga kerja pada tabel di atas. Menurut
anda kombinasi manakah yang menggunakan modal dan juga tenaga kerja
yang paling murah?
b. Gambarkanlah kurva isoquant dan isoqost dari jawaban anda!
5. Menurut anda seberapa pentingkah pembuatan kombinasi penggunaan faktor
produksi (input) oleh seorang produsen?

Teori Ekonomi Mikro 110


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. 2007. EKONOMI. Jakarta: Erlangga.


Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Teori Ekonomi Mikro 111


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 11
BIAYA PRODUKSI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


memahami biaya produksi; menghitung dan mengaplikasikan biaya produksi; dan
menganalisis skala ekonomis produksi.

B. URAIAN MATERI

1. TEORI BIAYA PRODUKSI


Pada bagian ini akan membahas tentang keputusan seorang produsen di
dalam memilik kombinasi faktor produksi (tenaga kerja; tanah, mesin, bahan bakar
dan lain sebagainya) dan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk
dengan biaya serendah mungkin (least cost combination). Cara produksi atau
metode yang digunakan dengan biaya serendah mungkin kadangkala berbeda-
beda apabila jumlah yang dihasilkan juga berubah. Misalnya, untuk menghasilkan
10 lemari akan berbeda caranya dengan menghasilkan 1.000 lemari. Pada saat
produksi lemari hanya 10, mungkin akan lebih murah apabila menggunakan
tenaga tukang kayu (dikerjakan secara manual dengan tangan), sedangkan untuk
membuat 1.000 lemari akan lebih murah apabila menggunakan mesin. Dengan
menggunakan mesin sederhana untuk membuat 10 lemari meskipun sedikit
mengurangi tukang kayu. Semakin canggih teknologi yang dipakai, maka akan
lebih sedikit jumlah tenaga kerja yang digunakan meskipun tetap penggunaan
tenaga kerja dibutuhkan untuk melayani mesin tersebut.
Dengan kata lain, satu faktor produksi pada umumnya dapat digantikan
dengan yang lain, tetapi apakah produsen akan melakukan penggantian atau tidak
bergantung tingginya biaya tenaga kerja relatif terhadap mesin. Kombinasi dua
faktor produksi atau lebih tidak selamanya tetap, dipengaruhi oleh teknologi juga.
Upaya untuk mencari biaya terendah untuk tingkat/jumlah produksi terssebut
tidak hanya berlaku bagi perusahaan yang mencari untung, akan tetapi hal ini juga
berlaku bagi kegiatan lain yang sifatnya tidak mencari untung (nonprofit
organization), seperti pendidikan, badan pemerintah atau bahkan organisasi
keagamaan. Dapat disimpulkan bahwa prinsip least cost combination sangat luas
sekali penggunaannya.

Teori Ekonomi Mikro 112


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

2. BIAYA PRODUKSI
Suatu biaya produksi bisa kita artikan sebagai pengeluaran yang dikeluarkan
oleh seorang produsen dalam rangka mendapatkan faktor produksi atau input dan
juga bahan mentah yang nantinya bisa dipergunakan untuk menghasilkan barang
yang diinginkan.
Adapun biaya produksi yang dipergunakan oleh produsen dalam
memperoleh faktor produksi bisa kita bedakan menjadi dua macam, yaitu biaya
eksplisit dan juga biaya tersembunyi (input cost). Biaya eksplisit adalah sejumlah
pengeluaran yang dikeluarkan oleh pengusaha baik berupa pembayaran berupa
uang untuk memperoleh faktor peoduksi dan juga bahan mentah yang diperlukan
dalam aktivitas produksi. Biaya tersembunyi (input cost) adalah sejumlah
pengeluaran atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Pengeluaran yang dimaksud meliputi sejumlah pembayaran skill keusahawanan
pengusaha tersebut, modal yang dipergunakan oleh perusahaan itu sendiri, dan
juga biaya bangunan perusahaan yang dimiliki sendiri. Upaya menaksir biaya
tersebut adalah dengan menaksir pengeluaran yang sejenis dengan melihat dari
pendapatan tertinggi yang didapatkan apabila produsen tersebut bekerja di
perusahaan lainnya, dalam kegiatan ini modal produsen tersebut dapat
diinvestasikan atau dipinjamkan, dan bangunannya dapat disewakan pada pihak
lainnya di luar perusahaan.
Analisis mengenai biaya produksi oleh perusahaan dibedakan dalam
beberapa jangka waktu, yaitu:
a. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek
Pada periode ini dapat dikatakan bahwa sebagian faktor produksi (input)
yang digunakan dalam proses produksi jumlahnya tidak dapat ditambah.
b. Biaya Produksi Dalam Jangka Panjang
Jangka panjang merupakan jangka waktu di mana semua faktor produki
yang digunakan dapat mengalami perubahan. Dengan demikian bila jumlah
faktor produksi (input) yang digunakan dalam proses produksi selalu berubah,
tentunya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh produsen juga akan
berubah. Akan tetapi jika jumlah faktor produksi (input) yang dipergunakan tidak
berubah (tetap), maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen pun akan
tetap nilainya. Dapat disimpulkan bahwa seluruh jumlah dari biaya produksi

Teori Ekonomi Mikro 113


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya yang berubah.
Berikut secara rinci penjelasan mengenai biaya produksi.
1) Biaya total (Total Cost / TC).
Adalah biaya produksi keseluruhan yang dikeluarkan oleh seorang
produsen dalam menghasilkan produk tertentu yang diinginkannya. Adapun
biaya total ini nantinya bisa diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap total
(Total Fixed Cost / TFC) dan biaya berubah total (Total Variabel Cost / TVC).
Biaya total dapat juga dihitung berdasarkan rumus yang tertera di bawah ini.

TC = TFC + TVC

2) Biaya tetap total (Total Fixed Cost / TFC)


Biaya ini merupakan biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh
produsen untuk mendapatkan faktor produksi (input) yang jumlahnya tidak
bisa diubah. Misalnya, supaya perusahaan aman produsen menggaji tenaga
keamanan, supaya perusahaan tidak gelap gulita meskipun tidak ada
kegiatan produksi maka produsen tetap mengeluarkan biaya listrik kantor,
supaya perusahaan tetap bersih perusahaan mengeluarkan honor tenaga
kebersihan. Besarnya TFC tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jumlah
produksi. Dengan demikian, ada kegiatan produksi ataupun tidak ada
kegiatan produksi seorang produsen tetap mengeluarkan TFC.
3) Biaya berubah total (Total Variabel Cost / TVC)
Biaya ini adalah seluruh biaya yang belanjakan oleh produsen untuk
mendapatkan sejumlah faktor produksi (input) tertentu yang dibutuhkan oleh
produsen dan jumlahnya dapat dirubah. Beberapa contoh dari biaya berubah
adalah tenaga kerja bagian produksi yang besarnya tergantung banayaknya
tenaga kerja yang digunakan, biaya bahan baku besarnya dipengaruhi oleh
benyaknya bahan baku yang digunakan untuk kegiatan produksi, dan biaya
listrik pabrik yang berkaitan dengan seberapa banyak mesin yang
digunakan. Semakin banyak produksi dan penggunaa mesin, maka semakin
banyak pula besarnya TVC.
4) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost / AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah tertentu
(Q) dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan, maka nilai yang
diperoleh merupakan biaya tetap rata-rata (Average fixed cost / AFC). Dari

Teori Ekonomi Mikro 114


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan untuk mencari biaya tetap rata-
rata yakni dengan menggunakan rumus berikut.
TFC
AFC 
Q

5) Biaya berubah rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)


Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah
tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan, maka nilai yang
diperoleh merupakan biaya berubah rata-rata (Average variabel cost / AVC).
Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata adalah
sebagai berikut.
TVC
AVC 
Q
6) Biaya total rata-rata (Average Cost / AC)
Apabila biaya (TC) untuk memproduksi sejumlah tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, maka nilai yang diperoleh adalah biaya
total rata-rata (Average cost / AC). Dengan demikian rumus untuk
menghitung biaya total rata-rata adalah sebagai berikut.

TC
AC 
Q
bisa juga dengan

AC = AFC + AVC

7) Biaya marginal (Marginal Cost / MC)


Adapun apabila ada kenaikan ongkos produksi untuk mendapatkan
tambahan satu unit output tertentu disebut dengan biaya marginal. Oleh
karena itu maka biaya produksi marginal dapat dihitung dengan rumus
berikut.
MCn = TCn – TCn-1

Di mana MCn merupakan biaya marginal pada produksi yang ke-n.


Sedangkan TCn ialah seluruh total biaya yang dikeluarkan pada saat
produksi ke-n. Sementara itu TCn-1 yaitu ongkos produksi total saat produksi

Teori Ekonomi Mikro 115


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

tersebut n-1. Lebih mudah dipahami, jumlah produksi n adalah jumlah


produksi saat ini. Sedangkan jumlah produksi n-1 adalah jumlah produksi
sebelumnya. Persamaan yang sering banyak digunakan untuk menghitung
biaya marginal adalah:

MCn = ΔTC/ΔQ

Di mana:
MCn : Biaya marginal pada saat produksi yang ke-n
ΔTC : Tambahan ongkos/biaya produksi total
ΔQ : Tambahan produksi

3. BENTUK KURVA BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK

TC

TVC

TFC

Gambar 11.1 Kurva Biaya Produksi Jangka Pendek

Dapat kita lihat melalui gambar 11.1 bahwa kurva TFC bentuknya horizontal.
Hal ini disebabkan nilainya tetap atau tidak mengalami perubahan meskipun
berapa saja jumlah barang yang diproduksi oleh produsen. Kurva TVC berawal
dari titik 0 terus seiring berjalannya waktu akan bertambah semakin tinggi. Dengan
demikian penjelasan tersebut dapat memberikan gambaran jika: (1) waktu
produksi tidak dilakukan atau TVC = 0; dan (2) apabila jumlah produksi semakin
banyak, maka akan semakin banyak pula biaya atau ongkos produksi total (TVC).
Sedangkan garis kurva TC menggambarkan hasil akhir dari penjumlahan dari

Teori Ekonomi Mikro 116


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

kurva TFC dan juga TVC. Sebab itulah, garis kurva TVC berawal dari pangkal TFC,
apabila ditarik garis tegak di antara TVC dan TC, maka panjangnya garis tersebut
pasti nantinya akan sama dengan jarak yang ada di antara kurva TFC dengan
sumbu datar.
4. SYARAT PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN
Biaya marginal memegang peranan yang sangat penting di dalam
pertimbangan seorang produsen ketika akan menentukan jumlah produksi yang
perlu dihasilkan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari seorang
produsen adalah untuk memaksimumkan keuntungan. Dua cara yang dapat
digunakan utnuk menentukannya, yaitu:
a. Dengan memproduksi barang pada tingkat di mana perbedaan antara total
penjualan dan total biaya adalah tingkat yang paling maksimum.
Dapat kita pahami bahwa keuntungan merupakan perbedaan di antara
hasil total penjualan yang diperoleh produsen dengan biaya totalnya. Dengan
demikian, keuntungan maksimum apabila perbedaan di antara dua faktor di
atas mencapai maksimum.
b. Dengan memproduksi barang pada tingkat di mana hasil penjualan marginal =
biaya marginal (MR = MC).
Misalkan seorang pengusaha sudah memproduksi 10 unit produksinya,
dan memikirkan untuk menaikkan produksi satu unit lagi. Biaya tambahan
(marginal cost / MC) yang ahrus dikeluarkan adalah Rp 900 dan hasil
penjualannya akan bertambah sebanyak Rp. 1.300. karena ia ingin
memaksimumkan keuntungan, produksi akan ditambah satu unit lagi. Langkah
ini menyebabkan keuntungannya bertambah sebanyak (Rp. 1300 - Rp 900)
yaitu Rp 400.
Sekarang dimisalkan produsen tersebut telah memproduksi 15 unit, dan
memikirkan untuk menambah produksi satu unit lagi. Biaya produksi tambahan
adalah Rp. 900. Produksi tambahan menambah hasil penjualan sebanyak Rp.
900, apakah tindakan pengusaha? Tidak ada salahnya kalau pengusaha itu
meneruskan rencananya, tetapi untungnya tidak akan bertambah atau
berkurang, karena biaya produksi tambahan yang dibayarkannyabadalah sama
dengan tambahan hasil penjualan yang diperolehnya.
Keadaan di mana biaya produksi marginal adalah sama dengan hasil
penjualan marginal, tingkat produksi yang dicapai adalah tingkat produksi yang
akan menghasilkan keuntungan yang paling maksimum.

Teori Ekonomi Mikro 117


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

5. BIAYA PELUANG
Meskipun sampai saat ini kita seringkali susah dalam menghutung biaya
peluang (opportunity cost), pengaruh biaya peluang ternyata masih sangat nyata
dan universal pada setiap individu. Prinsip ini justru bisa kita diaplikasikan pada
semua keputusan. Keputusan tersebut tidak hanya pada bidang ekonomi saj, akan
tetapi juga mencakup bidang lainnya. Berawal pada saat munculnya karya salah
satu ekonom dari Jerman, yaitu Freidrich Von Wieser, saat ini biaya peluang dapat
dipandang sebagai dasar dari sebuah teori nilai marjinal.
Suatu biaya peluang dapat menjadi salah satu cara seseorang untuk
melakukan perhitungan suatu biaya. Hal ini tidak hanya sebagai acuan dalam
mengenal dan menambah biaya ke dalam proyek, akan tetapi di samping itu juga
dapat mengenal cara alternatif yang lain dalam menghabiskan uang dalam jumlah
yang sama. Dengan demikian keuntungan yang nantinya akan hilang sebagai
akibat alternatif terbaik lainnya adalah biaya peluang melalui pilihan pertama yang
dipilih.
Salah satu contoh yang biasanya kita lihat dalam kehidupan sehari-hari ialah
ada salah satu petani yang memilih untuk mengelola pertaniannya sendiri
dibanding dengan dia menyewakan tanah pertaniannya kepada tetangga atau
lainnya. Dengan demikian, biaya peluangnya merupakan sejumlah keuntungan
yang hilang pada saat dia menyewakan lahan itu. Pada kasus inilah, petani
tersebut mungkin sangat berharap memperoleh untung lebih besar dari pada
pekerjaan yang telah dilakukannya sendiri. Demikian halnya apabila masuk ke
Universitas dan orang yang bersangkutan mengabaikan sejumlah upah yang bisa
dia diterima apabila memilih bekerja. Hal ini dibanding dengan semua biaya
pendidikan yang nantinya mereka perlukan (sebagai seluruh total biaya pada
pilihannya pada universitas tersebut).
Sangat perlu untuk kita ingat biaya peluang bukan penjumlahan alternatif
biaya yang ada. Akan tetapi biaya peluang di sini lebih menekankan pada sejumlah
keuntungan dari pilihan alternatif terbaik yang dia pilih. Misalnya biaya peluang
yang ada dari keputusan seseorang pemimpin kota tersebut untuk membangun
rumah sakit pada lahan yang kosong, ternyata merupakan suatu kerugian dari
lahan yang harusnya dipergunakan untuk arena olahraga, bisa juga sebagai
ketidakmampuan dalam mempergunakan lahan tersebut menjadi tempat parkir,
ataupun uang yang dapat diperoleh dari hasil penjualan lahan itu, bisa juga

Teori Ekonomi Mikro 118


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

sebagai kerugian dari penggunaan lainnya yang bermacam-macam. Akan tetapi


perlu ditekankan kembali bahwa biaya peluang tersebut bukanlah merupakan
agregat dari semua (ditotal). Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
biaya peluang adalah sejumlah keuntungan yang akan hilang dari jumlah yang
terbesar diantara berbagai alternatif yang sudah disebutkan di awal.
Salah satu pertanyaan yang biasanya muncul dibenak kita adalah
bagaimana cara kita dalam menghitung semua keuntungan dari alternatif yang
tentunya tidak sama tersebut. Pada awalnya kita harus menentukan suatu nilai
uang yang nantinya dihubungkan dengan setiap alternatif yang ada untuk
selanjutnya memfasilitasi pembandingan dan juga penghitungan biaya peluang.
Hasilnya lebih kurang akan sulit untuk dihitung, sangat tergantung terhadap benda
apa yang nantinya akan bandingkan. Misalnya, bagi keputusan yang nanti
melibatkan pengaruh terhadap lingkungan, nilai uangnya akan sangat sulit dihitung
disebabkan ketidakpastian ilmiah. Kita melakukan penilaian tentang kehidupan
seseorang atau dampak ekonomi yang timbul dari tumpahnya minyak yang ada di
Alaska. Hal ini tentu akan melibatkan banyak sekali pilihan subyektif dengan
semua implikasi etis yang muncul.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.


1. Adanya kenaikan biaya produksi dapat menyebabkan inflasi. Setujukah anda
dengan pernyataan tersebut dan berilah alasannya!
2. Langkah apa yang seharusnya diambil oleh seorang produsen apabila kasus yang
ada pada soal nomor 1 dialami oleh mereka sendiri (studi kasus di Indonesia)?
3. Supaya terjadi keseimbangan maksimum seorang produsen harus berada dalam
posisi MR > MC. Benarkah pernyataan tersebut? Berikan alasannya!
4. Perhatikan data berikut:

Teori Ekonomi Mikro 119


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Tenaga Produksi Fixed Variable Price Total Total Marjinal Marjinal


Kerja Total Cost Cost (P) Cost Revenue Cost Revenue
(L) (Q) (FC) (VC) (TC) (TR) (MC) (MR)

0 0 3000 0 5

1 100 3000 1000 5

2 200 3000 2000 5

3 300 3000 3000 5

4 400 3000 4000 5

5 500 3000 5000 5

Dengan mengalikan FC, VC, dan P dengan tiga angka NIM terakhir masing-masing,
maka jawablah pertanyaan berikut:
a. Tentukan nilai TC, TR, MC dan MR! (lengkapi dengan kurvanya)
b. Apakah produksi tersebut mengalami laba/rugi? Jelaskan!
5. Suatu pabrik buku memiliki biaya tetap (FC) sebesar 50.000.000. Sedangkan biaya
pembuatan buku/pcs sebesar Rp. 1.000. Dalam kondisi ini buku yang diproduksi
tersebut dijual seharga Rp 2.500, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini.
a. Tentukanlah fungsi dari total biaya biaya total (TC), fungsi total penerimaan (TR)
dan juga biaya variable (Variable Cost).
b. Kapankah pabrik buku tersebut mencapai titik BEP?
c. Apakah pabrik buku tersebut mengalami keuntungan atau kerugian bila mereka
melakukan produksi sebanyak 10.000 pcs?

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.


Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Teori Ekonomi Mikro 120


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 12
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa


mampu menganalisis karakteristik pasar persaingan sempurna; dan menguraikan
aplikasi pasar persaingan sempurna dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Apabila kita mendengar pasar tentu yang ada dipikiran kita adalah
banyaknya penjual dan juga pembeli yang ada di tempat tersebut. Sehingga
secara sederhana pasar dapat kita artikan sebagai suatu tempat di mana pembeli
dan penjual bertemu untuk melakukan aktivitas jual beli barang ataupun jasa.
Sedangkan pasar menurut istilah ekonomi dapat kita jelaskan bahwa pasar
merupakan tempat bertemunya baik penujual maupun pembeli guna melakukan
transaksi pembelian dan penjualan barang ataupun jasa, sehingga nanti tercipta
harga keseimbangan sebagai harga yang berlaku di pasar saat itu dan juga dapat
menetapkan jumlah yang nantinya diperdagangkan. Dengan demikian dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa pada setiap pertemuan atara penjual maupun
pembeli akan terbentuk suatu harga keseimbangan sebagai harga yang disepakati
antara pihak penjual dan juga pembeli.
Seringkali kita melihat pasar yang ada di sekitar kita dalam bentuk pasar
kongkret atau nyata bisa dilihat langsung oleh mata kita sendiri secara nyata.
Misalnya pasar barang kebutuhan pokok. Semua aktivitas yang dilakukan di pasar
pada dasarnya melibatkan dua pelaku utama, yaitu produsen dan juga konsumen.
Keduanya memiliki peran yang besar terhadap pembentukan harga barang yang
ada di pasar. Pada pembahasan ini kita hanya memfokuskan bahasan kita hanya
pada satu konsep, yaitu pasar persaingan sempurna.
Perlu kita pahami bersama bahwa suatu pasar persaingan sempurna
merupakan suatu pasar yang sangat ideal dalam ekonomi. Hal ini dikarenakan
pasar tersebut dianggap sebagai suatu pasar yang akan menjamin terwujudnya
suatu kegiatan produksi baik barang ataupun jasa dengan optimal dan efisien.
Namun dalam prakteknya sangatlah tidak mudah dalam menentukan jenis industri

Teori Ekonomi Mikro 121


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

yang nantinya struktur organisasi digolongkan ke dalam pasar persaingan


sempurna secara murni. Dalam hal ini semua ciri yang ada dalam pasar tersebut
sepenuhnya sama dengan teori. Kita hanya menemukan bahwa ciri-ciri tersebut
hanya mendekati ciri-ciri pasar persaingan sempurna. Dalam hal ini adalah struktur
pasar dari berbagai macam kegiatan dalam sektor pertanian. Meskipun demikian,
dalam prakteknya pasar persaingan sempurna secara murni tidak pernah
terwujud.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar persaingan
sempurna merupakan suatu struktur pasar ataupun industri di mana di dalamnya
terdiri dari banyak penjual dan juga pembeli. Dalam hal ini baik penjual ataupun
pembeli masing-masing tidak bisa mempengaruhi harga pasar. Dapat dicontohkan
pasar persaingan sempurna adalah pasar yang ada di bursa efek, pasar modal
atau juga pasar uang.

2. CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

a. Perusahaan di pasar adalah “pengambil harga”


Maksud dari pengambil harga disini ialah semua perusahaan yang terlibat
dalam pasar tentu tidak akan bisa mempengaruhi harga yang berlaku di pasar
tersebut. Hal ini dikarenakan harga bergerak dengan sendirinya tanpa bisa
dikendalikan baik produsen maupun konsumen. Harga barang di pasar
ditentukan oleh adanya interaksi antara produsen dan konsumen di pasar.
b. Semua perusahaan dapat dengan mudah keluar masuk pasar
Maksud dari pernyataan perusahaan akan mudah masuk dan juga keluar
pasar adalah perusahaan akan mudah atau keluar pasar apabila dimungkinkan
terjadi kerugian nantinya, dan mereka juga ingin meninggalkan industri itu.
Langkah tersebut akan dengan sangat mudah untuk dilakukan. Sedangkan bila
ada seorang produsen dari sebuah perusahaan ingin melaksanakan kegiatan
pada industri itu, maka produsen yang bersangkutan bisa dengan mudah untuk
melakukan kegiatan itu.
c. Masing-masing perusahaan yang ada di pasar memproduksi barang yang
relatif sama
Hal ini bisa diartikan bahwa semua barang yang sudah dihasilkan oleh
berbagai perusahaan tidak dengan mudah bisa dibedakan. Seorang pembeli
tidak akan bisa membedakan prodyk mana yang dihasilkan produsen A,
produsen B atau produsen lainnya.

Teori Ekonomi Mikro 122


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Banyaknya perusahaan di dalam pasar


Banyaknya perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna relatif
lebih kecil apabila kita bandingkan dengan jumlah produksi di dalam industri itu.
Hal ini menyebabkan adanya kenaikan ataupun penurunan harga di pasar, tidak
mempengaruhi harga yang berlaku sedikitpun di dalam pasar.
d. Pembeli sudah memiliki pengetahuan sempurna mengenai keadaan di
dalam pasar
Dalam hal ini seorang pembeli sudah terlebih dahulu tahu mengenai tingkat
harga yang berlaku di pasar dan juga perubahan harga itu. Oleh karena itu
seorang produsen tidak akan bisa menjual barang yang diproduksinya dengan
harga yang lebih tinggi dari harga yang sudah berlaku di pasar tersebut.

3. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PERSAINGAN SEMPURNA

a. Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna


Banyak sekali kelebihan yang ada di dalam pasar persaingan sempurna,
dalam hal ini kita bisa mengelompokkannya ke dalam tiga hal pokok antara lain
sebagai berikut.
1) Dalam pasar persaingan sempurna tidak adanya kekuasaan di dalamnya
Hampir semua barang yang dijual di pasar ini sama, sehingga tidak
ada seorang penjual pun yang mempunyai kekuasaan dalam pasar. Di
dalam pasar tidak akan terjadi persaingan murni, dikarenakan barang yang
diperjualbelikan tersebut sudah homogen. Harga yang berlaku di pasar juga
cenderung stabil. Hal tersebut karena keadaan pasar bisa dengan mudah
diketahui sebelumnya. Produsen maupun konsumen di pasar tersebut akan
sangat mudah untuk menentukan atau membuat pilihan tentang barang
yang akan diperjualbelikan nantinya.
2) Biaya promosi iklan sangat minim
Pada pasar persaingan sempurna seorang produsen bisa
meminimalisir biaya promosi iklan. Hal ini disebabkan karena produk yang
dihasilkan sama atau homogeny dan juga mempunyai kualitas yang sama
pula. Hal ini juga yang menyebabkan setiap konsumen tidak susah sekali
untuk membedakan produk yang dihasilkan oleh produsen A, B atau yang
lain.

Teori Ekonomi Mikro 123


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3) Informasi mengenai pasar sudah sangat lengkap dan jelas


Baik pihak penjual dan juga pembeli sudah mempunyai informasi yang
sangat jelas mengenai pasar. Dengan demikian sangat kecil sekali
kemungkinan bagi seorang pembeli rugi ataupun kecewa, disebabkan
mereka sudah terlebih dahulu mengetahui harga pasar yang berlaku saat itu.
Semua aturan yang sudah ada biasanya secara umum berlaku dan diikuti
oleh penjual dan juga pembeli di pasar pada saat transaksi jual beli
berlangsung.
b. Kekurangan atau Kelemahan dari Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna juga memiliki beberapa kelemahan di
dalamnya. Ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam pasar persaingan
sempurna, pada pembahasan ini kita bisa mengelompokkan menjadi beberapa
bagian antara lain sebagai berikut.
1) Tidak adanya variasi produk yang diperjual belikan
Dalam pasar persaingan sempurna hanya membatasi pilihan seorang
konsumen dalam membeli suatu produk karena harga dan produk yang
dijual di pasar relatif sama. Selain itu dari sisi produsen sendiri akan
menimbulkan konflik, karena kesenjangan pendapatan yang diterima oleh
produsen tersebut disebabkan distribusi pendapatan yang tidak merata
diantara mereka.
2) Sangat minimnya inovasi
Pasar persaingan sempurna tersebut tidak menyebabkan adanya
dorongan untuk melakukan inovasi. Hal tersebut disebabkan karena produk
yang dijual semua homogen.
3) Efisiensi dalam pasar sangat tinggi
Adanya efisiensi yang sangat tinggi di dalam pasar juga tidak baik. Hal
ini menyebabkan kondisi sosial di pasar buruk. Dengan demikian
adakalanya dalam suatu pasar persaingan sempurna akan memunculkan
biaya sosial yang harus ditanggung.

4. MACAM-MACAM PENERIMAAN

a. Total Penerimaan (Total Revenue)


Total Revenue di singkat TR atau juga bisa disebut dengan total
penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan.

Teori Ekonomi Mikro 124


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

TR = P x Q

b. Penerimaan Rata-rata (Avarage Total Revenue)


Merupakan penerimaan rata-rata yang diterima oleh penjual dari per
satuan produk yang mereka jual atau sejumlah rata-rata penerimaan dari
produk yang dihasilkan. Penerimaan rata-rata ini diperoleh dengan cara
membagi total penerimaan dengan semua jumlah barang yang dijual. Oleh
karena itulah untuk menghitung penerimaan rata-rata dirumuskan dengan
rumus berikut ini.
TR
ATR 
Q
c. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)
Penerimaan marginal ialah sejumlah tambahan penerimaan sebagai
akibat adanya tambahan satu unit output yang dijual. Bisa kita rumuskan dalam
rumus sebagai berikut.
MRn = TRn – TRn-1

Dalam hal ini MRn adalah penerimaan marginal produk ke-n. TRn ialah
total penerimaan pada saat produksi sebanyak n, dan TRn-1 merupakan
penerimaan total saat produksi tersebut n-1. Lebih mudah dipahami, jumlah
produksi n adalah jumlah produksi saat ini. Sedangkan jumlah produksi n-1
adalah jumlah produksi sebelumnya. Persamaan yang sering banyak
digunakan untuk menghitung biaya marginal adalah:

MRn = ΔTR/ΔQ
Di mana:
MRn : Penerimaan marginal produksi ke-n
ΔTR : Pertambahan penerimaan total
ΔQ : Pertambahan jumlah produksi

5. KEUNTUNGAN MAKSIMUM

a. Permintaan dan Hasil Penjualan


Dalam upaya untuk melakukan analisis terhadap usaha suatu
perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya, maka ada
dua hal penting yang harus menjadi perhatian utama, yakni sebagai berikut.

Teori Ekonomi Mikro 125


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

1) Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.


2) Hasil penjualan barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
b. Permintaan Pasar dan Perusahaan
Adapun hasil dari penjualan marginal, rata-rata dan juga total, dapat
dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut.
1) Pendekatan total.
2) Pendekatan marginal.
3) Pendekatan rata-rata.

Tabel 12.1 Menghitung Keuntungan Maksimum melalui Pendekatan Total


Q P TR TC LABA MAKSIMUM
0 30 0 50 -50
10 30 300 400 -100
20 30 600 650 -50
30 30 900 875 25
40 30 1200 1025 175
50 30 1500 1225 275
60 30 1800 1525 275
70 30 2100 1925 175
80 30 2400 2425 -25

Tabel 12.2 Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Marginal


LABA
Q TR TC AC MR MC
MAKSIMUM
0 0 50
30 35
10 300 400 40
30 25
20 600 650 32,5
30 22,5
30 900 875 29,2
30 15
40 1200 1025 25,6
30 20
50 1500 1225 24,5
30 30
60 1800 1525 25,4 Keuntungan
30 40 Maksimum
70 2100 1925 27,5
30 50
80 2400 2425 30,3

Teori Ekonomi Mikro 126


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

MC, AC, MR

50
Keuntungan MC
Maksimum
40 AC

30 MR = AR = D

22,5
20

10

10 20 30 40 50 60 70 Q

Gambar 12.1. Kurva Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan


Marginal

Contoh soal:
Dari kurva di atas, misalnya diketahui:
Harga di pasar (P) = $30.
Average Cost (AC) = $22,5
Kuantitas (Q) = 55
Maka berapa keuntungan/kerugian yang diterima oleh produsen?

Jawaban:
Dari data diketahui bahwa P > AC menunjukkan produsen mengalami keuntungan.
Syarat keseimbangan masimum MR = MC. Maka cara mengetahui keuntungan
maksimum berikut langkahnya.
a. Langkah 1 mencari besarnya total penerimaan (Total Revenue/TR)
TR =PxQ
TR = 30 x 55
TR = 1.650
b. Langkah 2 mencari besarnya (Total Cost/TC)
TC
C 
Q

Teori Ekonomi Mikro 127


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

TC
22,5 
55
TC = 1.237,5
c. langkah 3 menentukan laba maksimum
TR > TC = laba (Л)
laba (Л) = TR – TC
laba (Л) = 1.650 - 1.237,5
laba (Л) = 412,5
jadi segi empat yang diarsir dari kurva di atas dapat diketahui bahwa
laba/keuntungan yang diterima produsen sebesar 412,5.

6. PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh seorang produsen untuk


memaksimumkan keuntungan yang nantinya bisa diperoleh oleh perusahaan.
a. Syarat Pemaksimuman Keuntungan

Dalam waktu jangka pendek, maka untuk memaksimumkan


keuntungannya seorang produsen dapat melakukan dua cara berikut ini.
1) Produsen dapat melakukan perbandingan antara hasil penjualan totalnya
dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi barang yang
terkait.
2) Produsen dapat melihat suatu keadaan di mana hasil dari penjualan
marginal sama besarnya dengan biaya marginal.
Dengan cara pertama yang dipilih oleh seorang produsen, keuntungan
dapat diperoleh dari hasil penjualan total atau total penjualan dengan biaya
totalnya. Dalam hal ini keuntungan merupakan sejumlah pendapatan yang
diperoleh produsen atau pengusaha dari perbedaan antara hasil total penjualan
dengan seluruh total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Keuntungan tersebut akan mencapai tingkat maksimum apabila perbedaan
antara keduanya paling maksimum. Melalui cara pertama inilah, maka
keuntungan maksimum dicapai jika perbedaan nilai antara hasil penjualan total
dengan total biaya yang paling maksimal atau tinggi.
Selanjutnya cara kedua ialah dengan mempergunakan bantuan kurva
atau dengan data dari biaya rata-rata dan juga biaya marginal. Dari data-data
tersebut kita bisa melihat apabila Penjualan Marginal (MR) sama dengan Biaya

Teori Ekonomi Mikro 128


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Marginal (MC), maka pada kondisi itulah pemaksimuman keuntungan tercapai.


Dengan kata lain bisa dirumuskan pemaksimuman keuntungan terjadi pada
saat MR=MC. Tentunya suatu perusahaan nantinya akan menambah
keuntungan jika menambah produksi pada kondisi MR>MC, yakni hasil
penjualan marginal (MR) yang lebih besar atau melebihi dari Biaya Marginal
(MC). Pada kondisi inilah adanya tambahan produksi dan juga penjualan
pastinya akan menambah keuntungan. Sedangkan sebaliknya jika MR<MC,
produsen akan mengurangi jumlah produksi dan penjualan akan menambah
keuntungan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa keuntungan
maksimum akan tercapai pada kondisi di mana MR=MC.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah latihan soal berikut dengan tepat.


1. Jelaskan alasan kenapa kurva permintaan perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna berbentuk horisontal?
2. Didalam pasar persaingan sempurna, pasar tidak berkembang karena kurangnya
inovasi. Benarkah pernyataan tersebut? Berikan alasannya!
3. Apabila harga dari produk yang diproduksi oleh perusahaan di dalam suatu pasar
persaingan sempurna lebih kecil daripada biaya rata-rata, tetapi harga produk
lebih besar daripada biaya variabel rata-rata. Apa saran anda kepada perusahaan
tersebut. Lebih baik menutup usahanya atau tetap berproduksi? Jelaskan disertai
argumentasi!
4. Dalam pasar persaingan sempurna, distribusi pendapatan tidak selalu merata.
Jelaskan mengapa demikian disertai peran pemerintah meminimalisir
permasalahan tersebut!
5. Diketahui data sebagai berikut:
Harga (P) = $50
Total Variabel Cost (TVC) = $10
Total Fixed Cost (TFC) = $15
Kuantitas (Q) = 20
Dengan mengalikan besarnya P, TVC, TFC dan Q di atas dengan tiga angka
NIM terakhir masing-masing maka tentukan:
a. Besarnya TR, TC dan AC
b. Besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan
c. Kurva keuntungan atau kerugian perusahaan

Teori Ekonomi Mikro 129


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Teori Ekonomi Mikro 130


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 13
PASAR MONOPOLI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis karakteristik pasar monopoli; dan menguraikan aplikasi pasar monopoli
dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PASAR MONOPOLI

Seperti yang sudah kita bahas pada pembahasan sebelumnya, bahwa


dalam pasar persaingan sempurna dapat dipastikan tidak ada satupun baik
penjual dan pembeli suatu produk memastikan bahwa tidak satupun penjual atau
pembeli bisa dengan mudah mempengaruhi harga di pasar. Dalam hal ini,
kekuatan penawaran dan permintaan yang menentukan harga. Produsen secara
sendiri-sendiri menerima harga sebagai dasar menentukan berapa banyak yang
harus mereka produksi. Demikian halnya konsumen mengambil harga pasar
dalam mempertimbangkan beberapa barang atau jasa yang dibeli.
Pada sisi lain, pasar monopoli adalah bentuk pasar yang bertolak belakang
dengan pasar persaingan sempurna. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana
hanya terdapat satu perusahaan yang menjual barang atau jasa di pasar, serta
barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak memiliki barang
pengganti yang dekat.
Pada bagian ini kita akan menganalisis perilaku seorang monopoli karena
monopoli adalah satu-satunya produsen atas suatu produk, dan kurva permintaan
yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar dalam
hal ini menghubungkan harga yang diterima oleh pelaku monopoli dengan jumlah
produk yang akan ditawarkan untuk dijual. Jadi bagian ini akan melihat bagaimana
pemain monopoli dapat memanfaatkan pengendalian harga dan jumlah yang
memaksimalkan keuntungan, berbeda dengan yang seharusnya terjadi pada
pasar persaingan sempurna.
Pada umumnya, jumlah produk yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli
lebih sedikit dan harganya lebih tinggi disbanding dengan jumlah dan harga pada
pasar persaingan sempurna. Oleh karena itu, dalam konteks monopoli masyarakat

Teori Ekonomi Mikro 131


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

akan terbebani biaya karena lebih sedikit konsumen membeli produk tertentu, dan
konsumen membeli dengan harga yang lebih mahal. Hal itulah yang menyebabkan
pada beberapa negara membuat undang-undang anti monopoli yang melarang
perusahaan untuk melakukan monopoli pada sebagian besar pasar.

2. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI

Pasar monopoli memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan pasar persaingan


sempurna. Berikut ini adalah ciri-ciri perusahaan monopoli.
a. Pasar monopoli ialah suatu industri satu perusahaan
Artinya bahwa barang-barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli
dari tempat lain. Para pembeli tidak punya pilihan lain, kalau mereka
menginginkan barang tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan
tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan tersebut. Para pembeli
tidak dapat berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.
b. Dalam pasar monopoli tidak ada barang pengganti yang “mirip”
Hal ini bisa diartikan bahwa barang yang diperjual belikan dalam pasar
monopoli tidak bisa digantikan dengan barang lainnya.
c. Sangat sulit bagi perusahaan lain untuk masuk dalam industri
Artinya keuntungan yang diperleh perusahaan monopoli tidak mendorong
perusahaan lain untuk ikut dalam industri tersebut disebabkan karena banyak
hambatan yang cukup kuat. Ciri ini merupakan sebab utama yang
menyebabkan perusahaan memiliki kekuatan monopoli. Apabila ciri ini tidak
ada, maka tidak aka nada perusahaan monopoli karena tanpa adanya halangan
yang besar, maka perusahaan lain akan turut dalam industri tersebut.
d. Perusahaan yang ada di pasar monopoli sebagai penentu harga
Hal ini dikarenakan perusahaan yang ada di dalam pasar hanya
merupakan satu-satunya yang ada di pasar tersebut. Sehingga harga
ditentukan secara penuh oleh penjual.
e. Promosi iklan kurang dibutuhkan
Dikarenakan perusahaan yang ada di pasar monopoli merupakan satu-
satunya yang ada di pasar, maka secara otomatis pembeli akan membeli
barang yang diproduksi. Oleh sebab itulah perusahaan sama sekali tidak
membutuhkan iklan untuk mempromosikan produknya.

Teori Ekonomi Mikro 132


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3. PENYEBAB MUNCULNYA MONOPOLI

Penyebab munculnya perusahaan monopoli adalah karena hambatan


masuk dalam industri. Hambatan untuk masuk ini muncul karena tiga hal, yaitu
sebagai berikut.
a. Penguasaan sumber daya
cara paling mudah bagi perusahaan untuk melakukan monopoli adalah
dengan menguasai sumber daya pokok. Dalam kodisi ekonomi dewasa ini
dengan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh banyak orag, di mana banyak
barang yang diperdagangkan secara internasional, maka ruang lingkup alamiah
dari pasar adalah seluruh dunia. Oleh karena itu, hanya sedikit perusahaan
yang memiliki sumber daya yang tidak tergantikan.
b. Monopoli yang diciptakan oleh perusahaan
Dalam banyak kasus, moopoli terjadi karena pemerintah telah
memberikan hak eksklusif kepada seseorang atau kepada suatu perusahaan
untuk menjual barang atau asa. Tidak jarang monopoli timbul karena pengaruh
politik yang dimiliki calon pelaku monopoli. Pada masa lalu, raja-raja
memberikan izin khusus untuk berbisnis hanya kepada teman dan sekutu
mereka. Di samping itu, pemerintah juga dapat memberikan apabila dipandang
sesuai dengan keinginan publik. Hak paten dan hak cipta merupakan dua
contoh penting tentang bagaimana pemerintah menciptakan monopoli dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan publik.
Monopoli karena hak paten dan hak cipta memiliki dampak positif dan
negatif. Sisi positif atas hak paten dan hak cipta adalah adanya insentif yang
lebih tinggi utuk mendorong kreativitas. Sementara sisi negatif muncul akibat
yang ditentukan monopoli tersebut mungkin memberatkan konsumen.
Di Indonesia, Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah satu bentuk
perusahaan monopoli yang diciptakan oleh negara. Perusahaan-perusahaa lain
sangat sulit untuk memasuki industri listrik karena adanya hambatan (barrier to
entry) dimana PLN diberi hak monopoli berdasarkan Undang-Undang.
c. Monopoli alamiah
Monopoli alamiah terjadi apabila suatu perusahaan dapat menyediakan
barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya
yang lebih rendah dari perusahaan lain yang ada disekitarnya. Sebagai contoh
monopoli alamiah adalah Perusahaa Air Minum Daerah (PDAM). Untuk
mendistribusikan air bersih kepada penduduk kota, suatu perusahaan harus

Teori Ekonomi Mikro 133


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

membangun jaringan pipa pada seluruh wilayah yang ada dalam kota itu. Setiap
perusahaan dituntut untuk menanggung biaya tetap berupa pembangunan
jaringan pipa air pada semua wilayah. Oleh karena itu, biaya total rata-rata
dalam penyediaan air tersebut akan minimal apabila hanya ada satu
perusahaan yang melayani kebutuhan air pada satu kota.

4. KEPUTUSAN OUTPUT DAN HARGA

Walaupun pelaku monopoli adalah satu-satunya produsen dalam pasar,


tidaklah berarti bahwa pelaku monopoli dapat menentukan harga sesuai dengan
keinginanya. Hal tersebut disebabka karena tujuan perusahaan, yaitu
memaksimalkan keuntungan. Dalam memaksimalkan laba, pertama-tama
perusahaan monopoli harus menghitung biaya-biaya produksi mereka dan
karakteristik atas permintaan pasar dari produknya. Pengetahuan tentang biaya
dan karakteristik pasar merupakan faktor yang sangat menentukan keputusan
ekonomi suatu pelaku monopoli.

5. PENDAPATAN MONOPOLI

Misalkan suatu kota yang hanya memiliki satu produsen yang menyediakan
air bersih. Tabel 13.1 menunjukkan bahwa pendapatan pelaku monopoli
penyediaan air tergantung dari jumlah air yang disalurkannya kepada konsumen.
Tabel 13.1 Pendapatan Total, Rata-rata, dan Marjinal Pelaku Monopoli
Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Jumlah air Harga
total rata-rata marjinal
0 kubik 30.000 0 - -
1 28.000 28.000 28.000 28.000
2 26.000 52.000 26.000 24.000
3 24.000 72.000 24.000 20.000
4 22.000 88.000 22.000 16.000
5 20.000 100.000 20.000 12.000
6 18.000 108.000 18.000 8.000
7 16.000 112.000 16.000 4.000
8 14.000 112.000 14.000 0
9 12.000 108.000 12.000 -4.000
10 10.000 100.000 10.000 -8.000
11 8.000 88.000 8.000 -12.000

Tabel 13.1 menunjukkan bahwa kolom pertama dan kedua (jumlah barang
dan harga) menunjukkan skedul permintaan atas pelaku monopoli. Apabila pelaku
monopoli hanya menjual 1 kubik air, harganya adalah Rp. 28.0000,- namun

Teori Ekonomi Mikro 134


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

apabila memproduksi 2 kubik maka harganya harus diturunkan menjadi Rp.


26.000,- Supaya kedua kubik air tersebut laku terjual, dan seterusnya. Apabila kita
membuat grafik pada angka – angka yang ada pada kolom 1 dan 2, maka kita
akan mendapatkan suatu kurva permintaan yang menurun sebagaimana kurva
permintaan pada sebelumnya.
Kolom ke 3 pada tabel 13.1 menunjukkan pendapatan total perusahaan
monopoli. Jumlah ini sama dengan jumlah barang yang dijual (pada kolom 1) dikali
harga barang yang dijual (kolom 2). Kolom ke 4 merupakan pendapatan rata-rata
pelaku monopoli. Pendapatan rata – rata perusahaan monopoli dihitung dengan
cara membagi kolom total pendapatan (kolom 3) dibagi dengan kolom jumalah
(kolom 1). Pendapatan rata-rata dari suatu produk akan sama dengan harga
barangnya. Hal seperti itu juga akan berlaku bagi perusahaan monopoli.
Pada bagian kolom akhir adalah kolom penerimaan marjinal (kolom 5)
perusahaan monopoli, yakni sejumlah pendapatan tertentu yang diterima oleh
perusahaan monopoli atas tiap tambahan satu buah barang yang dijual. Untuk
menghitung pendapatan marjinal, kita mengambil perubahan pada pendapatan
total apabila jumlah penjualan meningkat satu unit. Misalnya ketika perusahaan
memproduksi 2 kubik air, pendapatan totalnya adalah Rp. 52.000,- , naiknya
produksi menjadi 3, maka penerimaan total menjadi Rp. 72.000,-, jadi pendapatan
marjinal adalah Rp.72.000-Rp.20.000 = Rp.20.000.
Tabel 13.1 sangat penting untuk menjelaskan dasar perilaku perusahan
monopoli. Terlihat bahwa pendapatan marjinal pelaku monopoli selalu lebih kecil
dari harga barang yang dijualnya. Pendapatan marjinal untuk perusahaan
monopoli sangat berbeda dengan pendapatan marjinal perusahaan bersaing.
Ketika suatu perusahaan monopoli meningkatkan volume penjualannya, terdapat
dua dampak pada pendapatan total (PxQ), yaitu (1) efek output (lebih banyak
barang yang dijual sehingga Q lebih besar) dan (2) efek harga (harga akan turun
jadi P lebih rendah dari sebelumnya).

6. MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN

Kita telah mempelajari pendapatan perilaku monopoli, maka selanjutnya


pada bagian ini kita akan membahas tentang bagaimana perusahaan monopoli
memeksimalkan keuntungan. Untuk memaksimalkan output suatu perusahaan,
kita telah jelaskan bada bagian 11 bahwa maksimalisasi keuntungan dapat dicapai
apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC). Konsep ini

Teori Ekonomi Mikro 135


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

pula yang digunakan oleh perusahaan monopoli dalam memaksimalkan


keuntungan.

Penentuan Keuntungan dan Kerugian dalam Pasar Monopoli

Cost Keuntungan diperoleh apabila


harga yang telah ditetapkan
menyebabkan titik kurva
permintaan (D) berada diatas
titik kurva ATC dalam grafik
Untung tersebut.

MCm

Pm ATC
E
ATC

MCm

MR D

Qm Quantity

Cost Kerugian diperoleh apabila


harga yang telah ditetapkan
menyebabkan titik kurva
permintaan (D) berada
dibawah titik kurva ATC
dalam grafik tersebut.
MCm
E

Pm ATC

ATC
MR

MCm

MR D

Qm Quantity
Rugi
Gambar 13.1 Kurva Maksimalisasi Keuntungan Perusahaan Monopoli

Teori Ekonomi Mikro 136


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

7. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG MONOPOLI

Para pembuat kebijakan dapat menjawab masalah dalam perusahaan


monopoli ini dengan menggunakan 1 dari 4 cara berikut: (a) mencoba membuat
suatu industri monopoli agar lebih kompetitif; (b) mengatur tingkah laku monopoli;
(c) merubah status monopoli perusahaan swasta yang selama ini berkembang
menjadi suatu perusahaan negara (public); dan (d) tidak melakukan apa-apa.
a. Membuat Monopoli lebih Kompetitif melalui Undang-undang.

Misalkan ada 2 atau 3 perusahaan bermaksud melakukan merger atau


menggabungkan perusahaan dalam upaya untuk menjadi perusahaan
monopoli, maka pemerintah harus melakukan pemeriksaan dengan seksama.
Department kehakiman dapat saja membatalkan merger kedua perusahaan
tersebut. Hal tersebut akan membuat produk yang dihasilkan tidak bersaing dan
hasilnya mengurangi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Apabila
ditemukan seperti itu, maka department kehakiman dapat membawa kasus itu
ke pengadilan dan apabila keputusan pengadilan setuju, maka kedua
perusahaan tersebut dilarang menggabungkan diri.
b. Mengatur Perilaku Monopoli

Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi


masalah yang disebabkan oleh monopoli mengatur perusahaan monopoli.
Penyelesaian umumnya dilakukan oleh pemerintah dalam menangani monopoli
alamiah, seperti perusahaan listrik dan air. Pemerintah umumnya tidak
mengizinkan untuk megenakan harga sesuai dengan kehendak perusahaan.
Jadi umnya harga diatu oleh pemerintah.
c. Kepemilikan Publik

Kebijakan ketiga yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi


masalah monopoli adalah dengan kepemilikan publik. Dalam konteks ini,
perusahaan-perusahaan monopoli yang dilakukan oleh swasta diambil alih
kepemilikannya oleh pemerintah atau negara, di Indonesia dikenal dengan
istilah dinasionalisasi.
d. Pemerintah tidak Melakukan Apa-apa

Tiga jenis kebijakan yang dijelaskan untuk mengatasi masalah akibat


monopoli memiliki kelemahan masing – masing. Hasilnya adanya sebagian
ekonom berpendapat bahwa ada kalanya pemerintah lebih baik tidak

Teori Ekonomi Mikro 137


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

melakukan tindakan apa-apa. Suatu teorema popular dalam ekonomi


meyatakan bahwa perekonomian yang kompetitif akan menghasilkan
pendapatan yang sebesar-besarnya dari sumber daya yang ada.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah latihan soal berikut dengan tepat.


1. Suatu pasar monopoli perusahaan tidak dapat menetapkan harga tertinggi akan
tetapi dapat melakukan diskriminasi harga. Setujukah dengan pernyataan tersebut
disertai argument anda?
2. Promosi penjualan produk melalui iklan baik di media cetak ataupun elektronik
kurang dibutuhkan di dalam suatu pasar monopoli. Bagaimana cara perusahaan
tersebut dalam menaikkan hasil penjualannya?
3. Dari berbagai peran pemerintah dalam pasar monopoli, sudah efektifkah peran
pemerintah? Studi kasus di Indonesia!
4. Sebuah perusahaan monopoli mempunyai data mengenai hubungan diantara
berbagai tingkatan harga dengan kuantitas barang yang diminta oleh konsumen
serta biaya yang dikeluarkan seperti terlihat dalam tabel:
Jumlah diminta (unit) Harga (ribuan rupiah) Biaya total (jutaan
rupiah)
240 1 22
200 2 18
160 3 14
120 4 10
80 5 6
20 6 2

Berdasarkan informasi tersebut, dengan mengalikan jumlah yang diminta, harga,


dan biaya total dengan tiga angka NIM terakhir masing-masing maka hitunglah:
a. Jumlah penjualan total (TR), hasil penjualan marjinal (MR), dan hasil penjualan
rata-rata (AR), kemudian gambar ketiga jenis penjualan tersebut!
b. Besarnya keuntungan perusahaan monopoli tersebut pada berbagai tingkat
harga yang ada!
5. Dalam suatu pasar khususnya pasar monopoli pasti tidak dapat dihindari berbagai
masalah yang muncul di dalamnya.

Teori Ekonomi Mikro 138


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

a. Berilah contoh satu permasalahan yang biasanya muncul dalam suatu pasar
monopoli!
b. Jelaskan penyebab permasalahan tersebut!
c. Upaya apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pengusaha dalam pasar
monopoli supaya mereka dapat meminimalisir permasalahan tersebut?

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya: PT Raja grafindo
Persada.

Teori Ekonomi Mikro 139


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 14
PASAR OLIGOPOLI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis karakteristik pasar olgopoli; dan menguraikan aplikasi pasar olgopoli
dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI

Pada bagian sebelumnya anda sudah belajar tentang berbagai jenis pasar,
mulai dari pasar persaingan sempurna dan monopoli Pembahasan selanjutnya
adalah tentang pasar oligopoli.
Perlu diketahui bahwa teori oligopoli ini mempunyai sejarahyang sangat
panjang sekali. Pada tahun 1916 Sir Thomas Moore pertama kali memperkenalkan
istilah oligopoli dalam karyanya, yakni “Utopia” 11. Dalam karyanya itu dinyatakan
bahwa ketika perusahaan yang ada di pasar lebih dari satu, maka mereka tidak
harus berada pada suatu tingkat kompetisi. Sementara itu untuk pertama kalinya
tahun 1838 teori oligopoli ini secara formal diperkenalkan oleh salah seorang
tokoh, yaitu Augustin Cournot berdasarkan karyanya “Researches sur les priciples
mathematiques de la theorie des richesses”. Akan tetapi lima puluh tahun
kemudian, teori Augustin Cournot tersebut ditentang oleh tokoh ekonom lain, yaitu
Bertrand. Akan tetapi meskipun Augustin Cournot banyak mendapatkan kritik,
hingga saat ini teori Cournot tersebut dianggap sebagai suatu benchmark untuk
teori oligopoli yang lain.
Terlebih dahulu perlu kita pahami bahwa istilah oligopoli itu berasal dari
bahasa Yunani, yakni dari kata oligos polein yang mempunyai arti bahwa
beberapa penjual atau yang menjual sedikit. Yang dimaksud oleh beberapa
penjual di sini, yaitu penawaran terhadap satu jenis barang hanya dilakukan atau
dikuasai oleh beberapa perusahaan saja. Beberapa di sini adalah paling sedikit 2
perusahaan dan paling banyak adalah 10 atau bahkan 15 perusahaan.
Dapat kita artikan bahwa pasar oligopoli ialah salah satu bentuk persaingan
di pasar yang dikuasai oleh beberapa produsen (penjual) pada suatu wilayah
tertentu. Adapun pasar oligopoli merupakan salah satu bentuk pasar di mana

Teori Ekonomi Mikro 140


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

hanya ada beberapa perusahaan yang dapat menghasilkan produk yang dijual di
pasar tersebut, di mana perusahaan-perusahaan itu saling bersaing antara satu
dengan lainnya untuk memenangkan pasar. hal inilah yang menjadi ciri yang
utama dari pasar oligopoli. Pasar oligopoli ini merupakan salah satu jenis dari
pasar persaingan yang tidak sempurna. Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa
pasar oligopoli itu sendiri adalah pasar yang di dalamnya hanya ada beberapa
penjual atau perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis.
Masing-masing perusahaan dalam suatu pasar oligopoli menempatkan
dirinya menjadi bagian yang terikan dalam suatu permainan yang ada di pasar.
Dalam hal ini keuntungan yang diperoleh mereka tergantung dari tingkah laku
pesaingnya. Dengan demikian berbeda halnya dengan pasar-pasar sebelumnya,
dalam pasar oligopoli ini sangat dibutuhkan promosi produk melalui iklan,
penyesuaian harga, dan lainnya dengan tujuan supaya dapat menjauhkan
konsumen mereka dari para pesaingnya. Pada umumnya praktik oligopoli ini
dilakukan oleh penjual sebagai suatu upaya dalam rangka menahan supaya
perusahaan lain yang sekiranya sangat potensial untuk masuk ke pasar.
Disamping itu juga perusahaan melakukan praktik oligopoli sebagai salah satu
usaha untuk menikmati laba normal yang ada di bawah tingkat maksimum melalui
penetapan harga jual yang terbatas, sehingga dapat menyebabkan tidak adanya
persaingan harga antara perusahaan yang satu dengan yang lain yang sedang
melaksanakan praktik oligopoli.
Umumnya struktur dari pasar oligopoly tersebut dapat terbentuk pada suatu
industri yang mempunyai capital intensive yang cukup tinggi. Misalnya yang kita
kenal adalah industri kertas, semen, dan industri mobil. Berdasarkan Undang-
undang No.5 tahun 1999 oligopoli dikelompokkan menjadi suatu bentuk perjanjian
yang dilarang, meskipun pada umumnya oligopoli tersebut dapat terjadi hanya
melalui adanya keterkaitan reaksi. Hal ini dikhususkan untuk barang yang identic
ataupun homogen dengan kartel. Oleh karena itu ketentuan mengenai oligopoli
lebih baik digabung dengan yang mengatur mengenai kartel.

2. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERBENTUKNYA PASAR OLIGOPOLI

a. Adanya Efisiensi Skala Besar (Efficiency Of Big Scale)


Di dalam kehidupan yang nyata, perusahaan yang menekuni usahanya
dalam bidang industri kertas, semen, mobil, pupuk, mesin pada umumnya
mereka mempunyai struktur oligopoli. Dalam hal ini keberadaan teknologi yang

Teori Ekonomi Mikro 141


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi
barang tertentu, di mana efisiensi atau biaya rata-rata minimum baru akan
tercapai apabila output diproduksi dengan skala yang sangat besar. Hal inilah
yang menjadi suatu kendala bagi perusahaan lain untuk bisa masuk (barriers
to entry) ke dalam pasar. Sehingga nantinya tidak mengherankan apabila hanya
terdapat sedikit produsen dalam suatu pasar oligopoli.
b. Kompleksitas Manajemen
Sangat berbeda sekali dengan struktur pasar lainnya, di mana pasar
oligopoli ini ditandai dengan persaingan harga dan juga persaingan non harga.
Di samping itu perusahaan harus dengan cermat dan teliti dalam
memperhitungkan keputusan mereka supaya nantinya keputusan tersebut tidak
memunculkan reaksi yang dapat merugikan dari pesaing. Hal ini terjadi
dikarenakan kemampuan dalam hal keuangan saja tidaklah cukup sebagai
modal utama bisa bertahan dalam pasar. yang sangat diperlukan disini adalah
perusahaan tersebut harus memiliki kemampuan dalam hal manajemen yang
baik. Hal ini bertujuan supaya perusahaan bisa bertahan dalam pasar yang
tingkat persaingannya lebih kompleks. Akan tetapi perusahaan yang
mempunyai kemmampuan manajemen tidaklah banyak, sehingga tidak banyak
pula perusahaan yang mampu bertahan di dalam pasar oligopoli.

3. KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI

Adapun beberapa karakteristik dari pasar oligopoli dapat dijabarkan berikut


ini.
a. Hanya Sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of Firms)
Sangat susah sekali secara teori untuk bisa menetapkan berapa jumlah
perusahaan yang ada di dalam pasar supaya bisa dikatakan sebagai pasar
oligopoli. Akan tetapi, sebagai dasar analisis pada umumnya banyaknya
perusahaan yang ada diasumsikan jumlahnya kurang dari sepuluh. Pada kasus
tertentu bahkan hanya ada dua perusahaan (duopoli). Adapun kekuatan dari
perusahaan yang ada di dalam industri bisa diukur dengan mengukur rasio
konsentrasi (concentration ratio). Dalam hal ini rasio konsentrasi menghitung
seberapa persen output di dalam pasar oligopoli dikuasai perusahaan yang
sangat dominan (bisa empat sampai delapan perusahaan). Apabila rasio
konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio / CR4) ialah 60%,
hal ini dapat diartikan bahwa 60% output di dalam pasar tersebut hanya

Teori Ekonomi Mikro 142


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dikuasai empat perusahaan terbesar. Dengan demikian CR4 yang semakin


kecil, maka dapat menggambarkan struktur pasar yang ada semakin bersaing
sempurna. Dapat dikatakan bahwa pasar suatu industri dapat dikatakan
berstruktur oligopolistik jika CR4 melebihi 40%. Hal ini bisa diukur dengan
delapan perusahaan (CR8) atau dengan jumlah yang lain. Apabila CR8 80,
maka dapat disimpulkan bahwa 80% penjualan output dalam suatu industri
hanya dikuasai delapan perusahaan terbesar yang ada di pasar.
b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated
Product)
Apabila kita melihat memalui sifat output yang dihasilkan, maka pasar
oligopoli ini adalah suatu peralihan di antara pasar persaingan sempurna dan
monopoli. Dalam hal ini adanya perbedaan sifat dari output yang mereka
hasilkan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku perusahaan tersebut
dalam upaya untuk mencapai keuntungan maksimum.
Dalam pasar persaingan sempurna perusahaan yang ada harus
mengatur jumlah output (output strategy) yang dihasilkan supaya bisa
meningkatkan laba. Sedangkan dalam pasar monopoli hanya terdapat satu
perusahaan yang dapat mengendalikan harga dan jumlah output yang nantinya
akan dijual di pasar. pasar oligopoli justru memproduksi produk diferensiasi
seperti industri rokok, film kamera dan mobil. Sementara itu yang menghasilkan
produk yang homogen antara lain industri seng, paralon, kertas, baja dan pipa.
Adanya penggolongan tersebut memiliki arti penting dalam upaya untuk
menganalisis suatu pasar oligopolistik. Dapat disimpulkan bahwa semakin
besar tingkat diferensinya, maka perusahaan semakin tidak bergantung kepada
kegiatan perusahaan yang lain. Hal ini dapat diartikan bahwa oligopoli dengan
produk diferensiasi bisa dengan lebih mudah untuk memprediksi reaksi dari
perusahaan saingannya.
Selain modal, maka hambatan untuk bisa masuk ke dalam pasar oligopoli
yang hanya menghasilkan produk yang homogeny lebih sedikit disebabkan
karena dalam suatu industri oligopoli dengan produk yang terdiferensiasi sangat
terkait erat dengan loyalitas dari konsumen terhadap produk dengan merek
yang tertentu.

Teori Ekonomi Mikro 143


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

c. Pengambilan Keputusan yang Saling Mempengaruhi (Interdependence


Decisions)
Suatu keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan harga
dan juga jumlah output yang dihasilkan tentu akan sangat berpengaruh
terhadap perusahaan lainnya, baik perusahaan yang sebelumnya sudah ada
(existing firms) ataupun yang masih berada di luar industri (potensial firms).
Oleh karena itu untuk menahan perusahaan potensial masuk ke dalam industri,
maka perusahaan yang sudah ada di dalam industri mengambil strategi dengan
menetapkan harga jual yang terbatas (limiting prices). Hal ini menyebabkan
perusahaan menikmati keuntungan super normal yang ada di bawah tingkat
maksimum.

d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)


Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka perusahaan dalam pasar
tidak hanya melakukan persaingan harga akan tetapi juga melakukan
persaingan non harga. Beberapa bentuk persaingan non harga yang dapat
dilakukan, antara lain berikut ini.
1) Memberikan pelayanan purna jual dan juga iklan dengan tujuan supaya bisa
memberi sejumlah informasi.
2) Membentuk satu citra yang baik perusahaan dan juga merek.
3) Mempengaruhi perilaku (keputusan) konsumen.

Perlu diketahui bahwa keputusan untuk investasi yang akurat sangat


diperlukan supaya perusahaan yang bersangkutan bisa berjalan dengan tingkat
efisiensi tinggi. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan tersebut
akan melakukan kegiatan intelijen industri dengan tujuan supaya mengetahui atau
memperoleh informasi mengenai keadaan, kekuatan danjuga kelemahan dari
pesaing nyata maupun yang sangat potensial. Informasi tersebut akan sangat
penting sekali supaya perusahaan bisa meramalkan mengenai reaksi para
pesaingnya mengenai setiap keputusan yang diambilnya.

Teori Ekonomi Mikro 144


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

4. HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DALAM PASAR OLIGOPOLI

Dapat dijelaskan bahwa da dua macam jenis hubungan diantara perusahaan


yang ada di dalam pasar oligopoly, yakni diuraikan berikut ini.
a. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Adanya kesepakatan diantara perusahaan di dalam suatu pasar oligopoli
biasanya dapat berupa kesepakatan mengenai harga yang ditetapkan di pasar
dan juga mengenai produksi (kadangkala kesepakatan itu disebut sebagai
“kolusi” atau “kartel”). Hal ini bertujuan supaya mereka dapat menghindari
adanya perang harga, di mana ini nantinya hanya akan menyebabkan kerugian
untuk setiap perusahaan pada kondisi tertentu. Misalnya adanya kesepakatan
mengenai produksi dan harga di dalam organisasi OPEC. Kesepakatan ini
umumnya mengatur mengenai berapa banyak jumlah output yang dihasilkan
oleh masing-masing perusahaan sampai dengan harga yang ditetapkan juga
sama. Adanya kesepakatan mengenai jumlah produksi bisa dinyatakan dalam
bentuk pembagian jumlah produksi berdasarkan banyaknya jumlah permintaan
efektif yang ada di pasar terhadap jumlah perusahaan yang dapat
menghasilkan produk tersebut yang juga sama.
b. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Adanya persaingan diantara perusahaan di dalam suatu pasar oligopoli
pada umumnya bisa berupa adanya perbedaan harga dan juga jumlah produk
yang diproduksi oleh masing-masing perusahaan. Hal ini dapat saling
berhubungan dengan positif dan timbal balik, dilakukan dalam upaya ingin
memperoleh jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya atau dari para
pesaingnya.
Ada beberapa hal yang dimungkinkan bisa terjadi pada pasar oligopoli ini
terkait dengan harga yang berlaku dan juga jumlah produksi yang dihasilkan
relatif sama, yakni berikut ini.
1) Apabila ada suatu perusahaan yang mencoba untuk menambah jumlah
produksi dengan tujuan supaya harga jual produk tersebut lebih murah
disbanding pesaingnya, maka langkah ini biasanya langsung diikuti
pesaingnya dengan cara menurunkan harga jual dari produk terkait.
2) Apabila ada satu perusahaan yang mulai menurunkan harga jual produknya
tanpa menambah jumlah produksinya dengan tujuan supaya bisa
menguasai pangsa pasar, maka langkah tersebut langsung diikuti oleh
perusahaan lainnya. Respon tersebut dapat berupa langsung menurunkan

Teori Ekonomi Mikro 145


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

harga barangnya atau juga dengan menjual lebih banyak produknya di pasar
untuk menurunkan harga produk tersebut.
3) Apabila ada satu perusahaan yang menaikkan harga jual produknya, baik
dengan cara langsung menurunkan harga atau dengan cara lain yaitu
mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain justru tidak akan
mengikutinya.

5. MACAM-MACAM PASAR OLIGOPOLI

a. Oligopoli murni
Dalam pasar ini perusahaan menjual barang yang homogen. Biasanya
banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah. Contoh:
pasar semen, produsen bensin.
b. Oligopoli diferensial
Biasanya perusahaan dalam pasar menjual barang berbeda corak.
Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir. Contoh: pasar mobil, pasar
sepeda motor.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI PASAR OLIGOPOLI

a. Kelebihan pasar oligopoli


1) Di dalam pasar oligopoli memberikan kebebasan bagi pembeli untuk
memilih.
2) Di dalam pasar oligopoli dapat melakukan penelitian dan juga adanya
pengembangan produk yang dihasilkan.
3) Di dalam pasar oligopoli sangat memperhatikan kepuasan dari
konsumennya karena ada persaingan diantara para penjual di pasar.
4) Di dalam pasar oligopoli ada penerapan teknologi yang baru.
b. Kekurangan pasar oligopoli
1) Adanya pasar oligopoli justru bisa menciptakan adanya ketimpangan dalam
distribusi pendapatan diantara satu penjual dengan yang lain.
2) Dapat mendorong munculnya inflasi apabila harga yang stabil dan terlalu
tinggi.
3) Dapat menimbulkan adanya pemborosan terhadap biaya produksi apabila
adanya kerjasama diantara para oligopolis dikarenakan semangat mereka
untuk bersaing kurang.

Teori Ekonomi Mikro 146


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

4) Dapat menimbulkan adanya eksploitasi terhadap pembeli dan juga pemilik


dari faktor produksi.
5) Pasar oligopoli sangat susah sekali untuk dimasuki oleh perusahaan-
perusahaan yang baru muncul.
6) Pasar oligopoli akhirnya justru bisa berkembang menjadi monopoli.

7. MODEL KURVA PERMINTAAN PATAH (KINGKED DEMAND CURVE MODEL)

Dalam pasar oligopoli, suatu perusahaan apabila mengubah harga


penjualannya, maka perusahaan yang lainnya akan melakukan beberapa hal
berikut.
a. Supaya tidak kehilangan pelanggan, maka suatu perusahaan akan ikut
menurunkan harga apabila ada perusahaan lain yang menurunkan harga.
b. Suatu perusahaan tidak akan ikut menaikkan harga apabila ada salah satu
perusahaan di dalam pasar menaikkan harga. Hal ini dikarenakan apabila harga
tidak berubah, maka mereka justru akan memperoleh tambahan pelanggan.
Dari beberapa penjelasan di atas, permintaan konsumen yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan yang ada di pasar oligopoli ialah kurva yang patah
seperti pada kurva 14.1.

Harga
(Rp)

d0

D0

A
7
5

D Produsen yang lain


tidak bereaksi

d Produsen yang lain


bereaksi

0 10 11 14 Jumlah

Gambar 14.1 kurva permintaan patah (Kinked Demand Curve Model)

Teori Ekonomi Mikro 147


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Berdasarkan kurva di atas dapat diketahui bahwa titik A harga dan jumlah
awal, yaitu Rp 7,00 dan 10 unit. Kurva yang dihadapi oleh produsen bila produsen
lain tidak ikut bereaksi terhadap tindakannya ditunjukkan oleh kurva D0D. Namun
jika produsen lain ikut bereaksi terhadap tindakannya, maka kurva ditunjukkan
oleh kurva d0d. dapat dilihat bahwa kurva D0D lebih datar atau lebih elastis. Hal ini
disebabkan karena apabila produsen yang bersangkutan menurunkan harganya
misalnya dari contoh kurva di atas dari Rp 7,00 menjadi Rp 5,00 sedangkan
produsen lain justru tidak bereaksi terhadap tindakannya atau bisa dikatakan
bahwa produsen lain tidak ikut menurunkan harga juga, maka dimungkinkan
produsen yang bersangkutan bisa menarik konsumen dari produsen yang lain
untuk membeli barang yang dijual. Dengan demikian akan terjadi peningkatan
barang yang dijual dari 10 unit menjadi 14 unit. Akan tetapi bila produsen lain juga
ikut bereaksi dengan ikut menurunkan harga mereka, maka jumlah yang bisa
ditarik dari produsen lainnya lebih sedikit, sehingga jumlah yang dijual
kemungkinan hanya mengalami kenaikan dari 10 unit menjadi 11 unit yang
ditunjukkan oleh kurva d0d di atas.
Akan tetapi sebaliknya jika produsen itu menaikkan harganya, justru dia
akan banyak kehilangan konsumen apabila produsen yang lain tidak ikut bereaksi
dengan tidak ikut menaikkan harga jualnya. Hal ini ditunjukkan oleh kurva D0D,
Dengan anggapan bahwa produsen itu merasa takut dengan situasi yang jelek
nantinya, sehingga kurva yang dihadapi oleh produsen tersebut ialah patah seperti
yang tergambar dalam kurva D0AD. Dengan alasan apabila produsen itu
menurunkan harganya sedangkan produsen yang lain tidak ikut tindakannya,
maka dia akan menarik konsumen dari produsen yang lain untuk membeli
produknya. Tentunya produsen yang lainpun tidak mau kehilangan pembelinya,
maka dia juga bereaksi dengan ikut menurunkan harga jualnya. Hal itu berakibat
kurva permintaan yang dihadapi oleh produsen yang bersangkutan jika dia ikut
menurunkan harganya ialah bagian yang ada di kanan bawah dari titik A pada
kurva d0d. Sedangkan sebaliknya apabila produsen itu tidak ikut menaikkan
harganya karena dikhawatirkan produsen yang lain tidak ikut tindakannya,
sehingga nantinya dia akan kehilangan banyak pembeli. Dengan demikian kurva
permintaan yang akan dihadapi oleh produsen apabila dia menaikkan harganya
ialah bagian kiri atas dari titik A pada kurva D0D yang biasanya disebut sebagai
kurva permintaan patah (kinked demand curve).

Teori Ekonomi Mikro 148


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:


1. Anda seorang pelaku baru dalam pasar oligopoli. Apa yang akan anda lakukan
supaya produk yang anda hasilkan dapat bersaing dipasaran?
2. Dalam pasar oligopoli, analisis keseimbangan oligopoli tidak menekan dimensi
waktu melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat
dari kemampuan mengatur harga dan output, tetapi juga kemampuan memprediksi
perilaku pesaing.
a. Jelaskan mengapa demikian!
b. Berilah contoh pasar oligopoli yang sering anda jumpai!
3. Apa yang seharusnya ditempuh oleh pelaku usaha dalam pasar oligopoli supaya
tidak saling merugikan dan bersaing secara sehat?
4. Salah satu kelemahan pasar oligopoli adalah Sulit ditembus/dimasuki perusahaan
baru. Bagaimana cara anda untuk bisa masuk ke dalam pasar tersebut?
5. Banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan dari pasar oligopoli. Jelaskan
dampak negatif tersebut dan berikan argument bagaimana seharusnya upaya
pemerintah untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan!

D. DAFTAR PUSTAKA

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Teori Ekonomi Mikro 149


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 15
PASAR MONOPOLISTIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis karakteristik pasar monopolistik; dan menguraikan aplikasi pasar
monopolistik dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. KARAKTERISTIK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Pada pembahasan terdahulu, kita telah membahas bagaimana perusahaan


persaingan sempurna tidak memiliki kekuatan sama sekali dalam mempengaruhi
harga, dan bagaimana perusahaan dalam persaingan sempurna memperoleh
keuntungan maksimal. Kita juga telah membahas bagaimana perusahaan
monopoli dapat memilih harga dan volume output untuk memaksimalkan laba dan
bagaimana perusahaan monopoli memegang kendali harga dan menetapkan
harga atas produknya.
Dalam pembahasan ini, kita akan membahas strukur pasar monopolistik
(monopolistic competition). Teori pasar monopolistik atau biasa dikenal dengan
pasar persaingan monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap
kekuatan analisis pada pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Model
pasar monopolistis dikembangkan pada akhir dasawarsa 1920-an dan awal
dasawarsa 1030. Model pasar persaingan monopolistis dikembangkan oleh
seorang ekonom inggris bernama John Robinson dan seorang ekonom Amerika
serikat bernama Edward Chambelain.
Pada dasarnya, struktur pasar persaingan monopolistic mirip dengan
konsep dalam pasar persaingan sempurna. Di mana pada pasar tersebut juga
terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang secara bebas bisa untuk keluar
dan masuk pasar. Satu perbedaanya adalag produk yang dihasilkan tidaklah
homogeny akan tetapi terdiferensiasi. Akan tetapi, adanya perbedaan diantara
satu merk produk dengan merk produk lainnya tidaklah jauh. Meskipun produk
yang dihasilkan telah terdiferensiasi, namun antara produk satu dengan yang lain
sangat mungkin menjadi saling substitusi.

Teori Ekonomi Mikro 150


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Karakteristik ini merupakan ciri yang sangat penting untuk membedakan


antara pasar persaingan monopolistik dengan pasar persaingan sempurna.
Berikut beberapa karakteristik dari pasar persaingan monopoli.
a. Terdapat banyak penjual
Terdapat cukup banyak penjual didalam pasar persaingan monopolistis,
namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan
sempurna. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang
relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi sesuatu
perusahaan adalah sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi
dalam keseluruhan pasar.
b. Barang yang diproduksi sifatnya berbeda dalam corak
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan di dalam pasar monopolis
memiliki perbedaan corak.hal ini menyebabkan secara fisik produk yang
dihasilkan oleh masing-masing produsen satu dengan lainnya mudah sekali
dibedakan. Adapun perbedaan tersebut ialah dalam bentuk fisik dari barang itu,
bungkusnya, bentuk jasa dari perusahaan setelah penjualan dan juga berbeda
dalam hal pembayaran barang yang dibeli oleh pembeli.
c. Perusahaan yang ada di pasar hanya memiliki sedikit kekuatan dalam upaya
untuk menentukan dan juga mempengaruhi harga
Sama halnya dengan pasar monopoli, perusahaan yang ada di dalam
pasar persaingan monopolistis juga bisa mempengaruhi harga. Hal itu dapat
bersumber dari sifat produksi yang diproduksinnya, yakni yang mempunyai sifat
berbeda corak. Dengan adanya perbedaan tersebut dapat menjadi penyebab
pembeli memilih, yakni mereka lebih menyukai produk yang diproduksi oleh
suatu perusahaan yang menaikkan harga barangnya akan tetapi dia masih
tetap bisa menarik pembeli meskipun jumlah pembelinya tidak sebanyak saat
dia belum menaikkan harga.
d. Untuk bisa masuk ke dalam industri relatif mudah
Dalam hal ini perusahaan yang akan masuk ke dalam industri untuk
menjalankan usahanya di dalam tersebut tidak mengalami banyak hambatan
dan juga kesulitan yang berarti dibandingkan ketika mau memasuki pasar
monopoli dan oligopoli.

Teori Ekonomi Mikro 151


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

2. KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK PADA PASAR PERSAINGAN


MONOPOLISTIK

Seperti halnya dengan pasar persaingan monopoli, pada pasar persaingan


monopolistik perusahaan menghadapi kurva permintaan dengan kemiringan
negatif (berslop menurun) karena perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga. Namun, dikarenakan
ada banyak sekali barang pengganti terdekat dengan barang tersebut, maka kurva
permintaan sangat elastis akan adanya perubahan harga.
Di dalam suatu pasar persaingan monopolistik bentuk permintaan yang
dihadapi oleh suatu perusahaan tidak elastis sempurna meskipun sangat elastis.
Oleh karena itulah, kurva permintaan yang digambarkan pasti memiliki slope yang
negative, akan tetapi tidak securam yang ada dalam pasar monopoli. Sepintas
terlihat bahwa kurva keseimbangan perusahaan dalam suatu pasar monopoli
sama dengan bentuk keseimbangan yang ada dalam pasar monopoli. Namun
kalau kita cermati keduanya tidak sama. Dilihat dari bentuk kurva memang serupa,
akan tetapi terlihat tidaklah sama diantara keduanya. Satu perbedaan yang paling
pokok terdapat pada kemiringan kurva diantara keduanya.

a. Perusahaan Memperoleh Laba b. Perusahaan Mengalami Kerugian


Harga Harga
MC
MC

AC
AC
B
C
A
P P A
B
C
D

MR
MR D

0 Q Jumlah Barang 0 Q Jumlah Barang

Gambar 15.1 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek dalam Pasar Persaingan


Monopolistik

Teori Ekonomi Mikro 152


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Gambar 15.1 A menggambarkan jumlah produk yang terbaik dalam suatu


periode jangka pendek dari suatu perusahaan dalam persaingan monopoli adalah
Q, yaitu ketika MR = MC. Untuk dapat menjual pada suatu produk yang terbaik,
yakni Q, maka perusahaan tersebut akan mengenakan harga pada tingkat P yaitu
pada titik A pada kurva D. dengan demikian ATC = C, yaitu titik B pada gambar
15.1 A, maka perusahaan yang berada pada pasar persaingan monopolistic ini
memperoleh laba sebesar PC, dan laba total sebesar daerah PCAB.
Sama halnya dengan pasar persaingan sempurna maupun monopoli,
perusahaan persaingan monopilistik dapat memperoleh keuntungan, titik impas
apabila P = ATC atau bahkan menderita kerugian. Seperti gambar 15.1 B
perusahaan menderita kerugian. Kondisi ini terlihat bahwa P < ATC. Perusahaan
menjual barang (Q) yang dihasilkan seharga P sedangkan ATC = C, yaitu pada
titik B. Berarti total biaya melebihi harga, sehingga perusahaan mengalami
kerugian. Perusahaan dapat memeinimumkan kerugian apabila P > AVC.

3. KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG PADA PASAR PERSAINGAN


MONOPOLISTIK

Apabila perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dalam jangka


pendek dapat memperoleh keuntungan di atas normal, maka perusahaan baru
akan tertarik untuk masuk dalam industri tersebut sehingga jumlah perusahaan
dalam industri bertambah banyak. Hal tersebut bisa terjadi disebabkan dalam
suatu pasar persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan yang cukup berarti
bagi perusahaan untuk bisa masuk ke dalamnya. Dengan demikian apabila
semakin banyak perusahaan yang baru masuk ke suatu industri, maka akan
semakin banyak pula kapasitas produksinya. Secara otomatis dalam periode
waktu atau jangka panjang perusahaan tersebut hanya mendapatkan laba yang
normal.

Teori Ekonomi Mikro 153


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

P
MC AC

E
PL

MR

0 QL Q

Gambar 15.2 Kurva Keseimbangan Jangka Panjang dalam Pasar Persaingan


Monopolistik

Gambar 15.2 menunjukkan keseimbangan jangka panjang pada pasar


persaingan monopolistic. Produksi yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar
QL dengan harga sebesar PL. Pada saat harga sebesar PL sama dengan biaya
total rata-rata, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan hanya memperoleh
keuntungan normal.
Dapat kita pahami bahwa karakteristik dari perusahaan dalam suatu pasar
persaingan monopolistik, yaitu apabila mendapatkan laba yang normal, akan
sangat berbeda dengan perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna.
Beberapa hal yang membedakan antara kedua pasar tersebut antara lain sebagai
berikut. Pertama, ongkos produksi dan harga dalam suatu pasar monopolistik
terlihat lebih tinggi. Kedua, suatu kegiatan produksi dalam pasar persaingan
monopolistik masih belum mencapai keadaan optimal dalam arti bahwa ongkos
produksi per unit perusahaan adalah minimal.

4. PERSAINGAN BUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN


MONOPOLISTIK

Dewasa ini tingkat persaingan bukan harga dalam merebut pangsa pasar
menjadi suatu yang umum dalam pasar persaingan. Perusahaan-perusahaan
melakukan berbagai usaha daalm merebut konsumen. Beberapa hal yang

Teori Ekonomi Mikro 154


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dilakukan oleh para perusahaan dalam melakukan persaingan bukan harga,


adalah sebagai berikut.
a. Diferensiasi Produk
Perusahaan-perusahaan yang ada di suatu pasar persaingan
monopolistis akan selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang
mempunyai sifat tertentu, yaitu bisa dibedakan secara jelas dibandingkan
dengan perusahaan lain yang ada di pasar. Dengan demikian kita bisa melihat
akan ada barang yang berbeda baik secara merk, desain, mutu maupun corak.
Merupakan suatu keistimewaan pasar persaingan monopolistis yang tidak
dapat ditemukan dalam pasar persaingan sempurna, di mana terdapat berbagai
variasi antara barang yang satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah
deferensiasi produk bisa memunculkan kekuasaan monopoli.
b. Periklanan
Persiapan dan membuat iklan merupakan salah satu hal yang penting
dan biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan modern yang ada saat
ini guna memasarkan poduknya. Adapun tujuan yang hendak dicapai
perusahaa dalam melakukan pengiklanan produknya adalah sebagai berikut:
(1) memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai barang yang telah
dipproduksi; (2) memberikan penekanan bahwa produk yang mereka hasilkan
mempunyai kwalitas sangat baik sekali; dan (3) dapat menciptakan dan juga
memelihara hubungan yang bagus diantara konsumennya.
Berdasarkan ketiga tujuan iklan di atas, biasanya tujuan yang hendak
dicapai perusahaan dalam pasar pesaingan monopolistik ialah hanya tujuan
yang pertama dan kedua. Biasanya iklan dipergunakan oleh perusahaan untuk
mengenalkan hasil produk baru yang mereka hasilkan kepada masyarakat
dengan harapan masyarakat tertarik untuk membeli produk tersebut. Di
samping itu tujuan kedua adalah untuk mempertahankan eksistensi mereka di
pasar.
c. Merk Dagang
Dalam perkembangan terakhir, paar ekonom mendukung adanya merk
dagang. Hal tersebut disebabkan karena mereka memandang sebagai cara
yang bermanfaat bagi konsumen untuk memastikan bahwa barang yang
mereka beli memiliki kualitas yang tinggi. Erdapat dua pandangan dalam
kaitannya tentang hal ini. Pertama, merek dagang memberikan informasi
kepada konsumen mengenai kualitas barang, ketika kualitas tidak daapt

Teori Ekonomi Mikro 155


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

ditentukan dengan mudah sebelum dilakukan pembelian. Kedua, merk dagang


memberi insentif kepada perusahaan untuk menjaga kualiats produknya,
karena dengan merk dagang mereka mempertaruhkan reputasi
perusahaannya.

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Kelebihan pasar persaingan monopolistik antara lain dijelaskan di bawah ini.


a. Memberikan keuntungan kepada konsumen dikarenakan banyaknya produsen
yang ada di pasar, sehingga bisa memilih produk yang menurut mereka paling
baik.
b. Adanya kebebasan bagi produsen untuk keluar dan masuk pasar, bisa
mendorong produsen untuk berinovasi di dalam menghasilkan produknya.
c. Adanya diferensiasi produk bisa menyebabkan selalu selektif dalam memilih
dan juga menentukan produk yang akan mereka beli nanti.
d. Keberadaan pasar ini sangat relative untuk ditemui oleh konsumen. Hal ini
disebabkan.
Beberapa kekurangan yang terdapat di dalam pasar monopolistik yakni
berikut ini.
a. Suatu pasar monopolistik mempunyai jumlah persaingan yang tinggi. Hal
tersebut bisa dilihat dari harga, kualitas produk, dan juga pelayanan. Dengan
demikian apabila ada seseorang yang tidak memiliki modal dan juga
pengalaman mumpuni. Oleh karena itulah produsen tidak mempunyai modal
dan juga pengalaman yang cukup, sehingga nantinya produsen bisa keluar
dengan cepat dari pasar.
b. Pasar monopolistik sangat membutuhkan biaya yang cukup besar.
c. Adanya pasar monopolistik sangat mendorong perusahaan yang ada di dalam
pasar untuk melakukan inovasi. Hal ini akan berakibat pada biaya produksi naik
dan secara otomatis harga akan naik pula.

Teori Ekonomi Mikro 156


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat.


1. Pada umumnya, perusahaan dengan merk dagang atau produk terkenal tidak
perlu menghabiskan lebih banyak untuk iklan dan menjual produknya juga dengan
lebih murah. Benarkah demikian? Jelaskan alasan anda!
2. Dewasa ini banyak sekali menjamur perusahaan yang keberadaannya
mengancam kelangsungan usaha toko-toko kecil. Misalnya keberadaan hypermart
dan lain-lain.
a. Langkah apa yang seharusnya ditempuh oleh kedua belah pihak supaya
keduanya tidak saling merugikan?
b. Terkait dengan jawaban 2A, bagaimana seharusnya peran pemerintah supaya
keduanya saling berjalan beriringan untuk meningkatkan ekonomi negara?
3. Jelaskan bagaimana dalam jangka panjang, keuntungan ekonomis terkikis pada
suatu sektor industri bersaing monopolistic!
4. Jelsakan dengan kurva berbagai kemungkinan keseimbangan perusahaan pada
persaingan monopolistik dalam jangka pendek!
5. Tabel berikut ini menunjukkan harga jual produk, biaya produksi total pada
berbagai tingkat produksi, serta permintaan produk dari suatu perusahaan dalam
persaingan monopolistic:
Biaya Produksi Total
Permintaan (Q) Harga (P)
(TC)
0 12 4
1 11 11
2 10 14
3 9 18
4 8 21
5 7 23
6 6 24
7 5 26
8 4 30
9 3 36
10 2 44
Berdasarkan informasi tersebut, dengan mengalikan Q, P, dan TC dengan tiga
angka terakhir NIM masing-masing anda diminta:
a. Hitung hasil penjualan total (TR) pada berbagai tingkat produksi dan tentukan
tingkat produksi yang memaksimalkan keuntungan!
b. Hitung biaya rata-rata (AC), biaya marjinal (MC) penjualan marjinal (MR), dan
hasil penjualan rata-rata (AR)!
c. Gambarkan kurva AC, MC, MR dan AR atas jawaban anda pada pertanyaan B.

Teori Ekonomi Mikro 157


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Teori Ekonomi Mikro 158


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 16
PASAR INPUT
(PENENTU UPAH DI PASAR TENAGA KERJA)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis karakteristik pasar input; dan menganalisa penentuan upah di pasar
tenaga kerja.

B. URAIAN MATERI

1. PERBEDAAN UPAH UANG DAN UPAH RIEL

Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, kita telah membahas faktor-


faktor yang menentukan permintaan individu akan barang-barang konsumsi dan
penawaran perusahaan akan barang konsumsi tersebut. Pada bab ini akan beralih
mempelajari pasar faktor produksi (pasar input).
Perlu kita ketahui bahwa di dalam pasar input yang menjadi penjual
merupakan pemilik dari input atau faktor produksi tersebut. Di mana dalam
ekonomi disebut sebagai pemilik dari faktor produksi adalah rumah tangga.
Sedangkan pembeli faktor produksi tersebut merupakan perusahaan. Dapat
disimpulkan bahwa barang yang diperjual belikan di sini ialah input yang
dipergunakan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi. Dengan
demikian biasanya pasar produksi dapat juga disebut sebagai pasar input.
Pada dasarnya, harga input juga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. dalam kasus ini, perusahaan berada pada posisi permintaan untuk
penggunaan input dalam memenuhi kebutuhan produksinya. Input-input pada
pasar input disuplai oleh para individu melalui pekerjaan yang mereka lakukan dan
sumberdaya modal yang disediakan oleh tabungan mereka.
Pada pembahasan ini dengan lebih mendalam akan dianalisis pembayaran
tenaga kerja, yaitu sebagai salah satu input penting artinya dalam aktivitas
produksi. Sehingga, nantinya dapat menerangkan lebih lanjut tentang beberapa
hal penting terkait upah yakni sejumlah pembayaran yang diberikan oleh
pengusaha kepada tenaga kerja atas segala bentuk jasa yang telah mereka
sediakan dan juga berikan sepenuh hati kepada pengusaha yang bersangkutan.

Teori Ekonomi Mikro 159


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Adapun jenis pembayaran yang diberikan pada tenaga kerja dibedakan


menjadi dua pengertian, yaitu upah dan gaji. Upah diartikan sebagai sejumlah
pembayaran yang diberikan kepada pekerja kasar, di mana mereka yang bekerja
secara berpindah-pindah dari bidang yang satu ke bidang yang lain. Bisa
dicontohkan upah yang diberikan kepada pekerja di pertania, tukang batu, tukang
cuci harian, tukang setrika harian dan sebagainya. Sedangkan pembayaran yang
diberikan kepada dosen, dokter, pegawai negeri sipil (PNS) merupakan gaji.
Dalam suatu teori ekonomi suatu upah dikenal sebagai sejumlah
pembayaran dari pengusaha kepada pekerja atas kesediaan fisik dan juga mental
yang telah diberikan oleh mereka selama bekerja. Dengan demikian dapat kita
pahami bahwa dalam teori ekonomi tidak adanya perbedaan antara pembayaran
terhadap pekerja jasa pekerja tetap dan profesional dengan pembayaran atas jasa
pekerja tidak tetap dan kasar.

2. PERBEDAAN UPAH UANG DAN UPAH RIEL

Dalam suatu periode jangka panjang upah yang diterima oleh pekerja akan
mempunyai nilai dan kemmapuan yang sangat sedikit dalam membelanjakan
barang dan jasa yang mereka butuhkan. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya
kenaikan dari waktu ke waktu atas harga dari barang atau jasa tersebut. Kondisi
inilah menjadi penyebab utama yang dapat menurunkan daya atau kemampuan
membeli dari pendapatan tersebut.
Pada periode jangka panjang yang cenderung terjadi adalah keadaan di
mana harga barang dan jasa yang diperjual belikan di pasar mengalami kenaikan.
Akan tetapi kenaikan tersebut tidak terjadi secara serentak, disamping itu pula
kenaikan tersebut berbeda tingkat kenaikannya. Meskipun demikian hal tersebut
tidak akan menyulitkan untuk bisa mengetahui sampai sejauh mana kenaikan dari
pendapatan tersebut menggambarkan kenaikan kesejahteraan yang dinikmati
oleh pekerja. Dengan demikian para ahli ekonomi membedakan upah ke dalam
dua hal, yaitu upah upah uang dan upah riil. Dapat diartikan bahwa upah uang
merupakan sejumlah uang yang diterima oleh pekerja dari pengusaha sebagai
bentuk balas jasa atas atas tenaga mental dan fisik yang telah disediakan dan
digunakan selama proses produksi. Sedangkan upah riil ialah tingkat upah yang
diterima oleh pekerja yang bisa diukur dari sisi kemampuan dari upah itu dalam
membeli barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pekerja dalam memenuhi
kebutuhannya.

Teori Ekonomi Mikro 160


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Contoh di bawah ini akan memperjelas adanya perbedaan antara


pengertian dari upah uang dengan upah riel. Misalkan di dalam tahun 1980
seorang pekerja di suatu industri tekstil menerima pendapatan sebanyak Rp
20.000 sebulan. Sedangkan di tahun 1990 dia masih bertahan dengan pekerjaan
tersebut dengan mendapat Rp 60.000 sebulan. Diantara tahun 1980-90 misalnya
harga sudah naik dua kali lipat dari sebelumnya. Oleh karena itu, pendapatan pada
tahun 1990, kalau diukur berdasarkan kemampuannya terhadap pembelian
barang, nilai rielnya hanya Rp 30.000, yaitu setengah dari upah uang yang
diterima. Gambaran yang sederhana ini menggambarkan bahwa upah uang sudah
naik jadi tiga kali lipat, akan tetapi upah rielnya hanya naik satu setengah kali lipat
dari sebelumnya.

3. CARA MENGHITUNG UPAH RIEL

Secara praktek penghitungan riel tidak sesederhana seperti yang tergambar


dari contoh di atas. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam suatu perekonomian
terdapat berbagai jenis barang dan jasa yang ada. Di mana dari tahun ke tahun
barang dan jasa tersebut pasti akan mengalami kenaikan. Adapun kenaikan
tersebut ada yang naik dengan harga yang tinggi da nada pula yang kenaikannya
lambat. Akan tetapi barang-barang tersebut pastilah memiliki kepentingan yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Dapat kita lihat bahwa ada barang dan jasa
yang sering dibeli oleh konsumen, misalnya minuman, makanan, pakaian dan juga
biaya sewa atau kost rumah. Ada yang sering dibeli konsumen, seperti makanan,
pakaian, dan sewa rumah. Disamping itu ada juga barang dan jasa yang tidak
terlalu sering dibeli. Misalnya membeli perhiasan, membeli kendaraan, berlibur ke
luar negeri dan sebagainya. Adanya perbedaan tersebut dapat memunculkan
pengaruh yang berbeda pula terhadap kesejahteraan masyarakat ketika harga
barang itu bertambah tinggi. Berbagai permasalahan yang diuraikan ini akan
menimbulkan kesulitan dalam usaha menunjukkan tingkat perubahan harga
barang dan jasa yang berlaku dalam suatu perekonomian dari jangka waktu tahun
ke tahun. Hal inilah kemudian yang menyebabkan susah untuk menghitung upah
riil dari tahun ke tahun.
Pada setiap Negara umumnya menggambarkan perubahan harga barang
dalam perekonomian dengan menciptakan suatu indeks harga. Dapat diartikan
indeks harga merupakan suatu indeks yang menggambarkan mengenai rata-rata
perubahan harga dari waktu ke waktu tertentu. Adapun salah satu indeks harga

Teori Ekonomi Mikro 161


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

yang ada ialah indeks harga konsumen. Di mana indeks harga tersebut
dipergunakan untuk memperkirakan upah riil pekerja dari tahun ke tahun.
Tabel 16.1 Menghitung Upah Riel Para Pekerja
Tahun Upah uang Indeks Harga Upah Riel
1980 Rp 700 100 100/100 x Rp 700 = Rp 700
1985 1.050 105 100/105 x Rp 1.050 = Rp 1.000
1990 1.800 150 100/150 x Rp 1.800 = Rp 1.200
1993 2.080 160 100/160 x Rp 2.080 = Rp 1.300

Dari angka-angka dalam tabel 16.1 dapat diambil kesimpulan bahwa:


walaupun di antara tahun 1980-93 upah uang telah menjadi hampir tiga kali lipat,
kenaikan upah riel belumlah mencapai dua kali lipat; perbedaan yang besar
tersebut adalah disebabkan oleh kenaikan harga-harga sebesar 60 persen di
antara 1980-93.

4. HUBUNGAN ANTARA PRODUKTIVITAS DENGAN UPAH

Besarnya upah riil yang diterima oleh setiap tenaga kerja sangat bergantung
pada produktivitas tenaga kerja itu. Khususnya di Negara maju, data menunjukkan
bahwa terdapat kaitan yang sangat erat antara kenaikan upah riil dengan kenaikan
produktivitas dari pekerja. Penjelasan mengenai upah riil sangat tergantung
kepada tingkat produktivitas pekerja dapat dijelaskan secara rinci mempergunakan
teori permintaan ke atas dari faktor produksi terkait.
Terlebih dahulu harus dipahami bahwa produktivitas merupakan produksi
yang telah diciptakan oleh pekerja pada waktu tertentu. Dengan demikian
kenaikan produktivitas dapat terjadi karena pekerja yang dimaksud bisa
menghasilkan lebih banyak produk dalam jangka waktu yang sama. Atau bisa juga
terjadi karena tingkat produksi suatu barang dihasilkan dengan waktu yang lebih
singkat dari pada sebelumnya. Dengan demikian upah di sini sangat tergantung
sekali terhadap tingkat produktivitas pekerja. Apabila semakin tinggi produktivitas,
maka akan semakin tinggi pula upah yang diterima pekerja. Ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab kenaikan produktivitas, antara lain berikut ini.
a. Adanya kemajuan teknologi dalam kegiatan produksi.
b. Kepandaian dan keterampilan dari tenaga kerja yang semakin bertambah.
c. Adanya sejumlah perbaikan di dalam suatu organisasi perusahaan dan
masyarakat.

Teori Ekonomi Mikro 162


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Kenaikan produktivitas tenaga kerja juga disebabkan oleh tindakan dari


pemerintah dalam memperbaiki sejumlah infrastruktur di daerah-daerah secara
merata. Misalnya pelabuhan, bandara, jalan raya, telekomunikasi dan perbaikan
terhadap peraturan yang mengendalikan, merangsang dan juga mengawasi
berbagai kegiatan ekonomi. Adapun peraturan-peraturan tersebut antara lain:
peraturan yang menjamin adanya persaingan, peraturan yang menyederhanakan
adanya pendirian badan usaha dan kegiatan ekspor, dan juga peraturan lain
dengan tujuan untuk memberikan sumbangan penting terhadap kenaikan efisiensi
dan produktivitas dari kegiatan perusahaan dalam suatu perekonomian.

5. PENENTUAN UPAH DIBERBAGAI BENTUK PASAR TENAGA KERJA

Begitu halnya yang terjadi dalam pasar barang, maka dalam suatu pasar
tenaga kerja bisa dibedakan menjadi beberapa macam pasar. adapun penentuan
upah dalam berbagai pasar tersebut juga pasti akan berbeda. Berikut berbagai
macam bentuk yang penting dari pasar tenaga kerja.
a. Pasar Tenaga Kerja yang Bersifat Persaingan Sempurna
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa suatu pasar
persaingan sempurna di dalam pasar tenaga kerja dapat diartikan bahwa di
pasar tersebut ada banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja,
sedangka tenaga kerja jumlahnya juga banyak dan mereka tidak bersatu dalam
suatu serikat buruh yang menjadi perwakilan mereka.
Oleh sebab itu permintaan atas tenaga kerja sifatnya semakin tinggi atau
rendah upah tenaga kerja, maka akan semakin tinggi atau rendah pula
permintaan terhadap tenaga kerja tersebut. Sedangkan penawaran atas tenaga
kerja sifatnya semakin tinggi upah tenaga kerja, maka akan semakin banyak
pula jumlah tenaga kerja yang akan bersedia untuk menawarkan tenaganya
kepada pengusaha. Dengan demikian faktor upah sangat ditentukan oleh besar
kecilnya jumlah permintaan atau penawaran terhadap tenaga kerja.
b. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Monopsony dapat diartikan baha dalam pasar hanya ada satu orang
pembeli sedangkan penjualnya banyak. Oleh sebab itulah pasar tenaga kerja
yang bersifat monopsony berarti di dalam pasar hanya ada satu perusahaan
yang bertindak sebagai pembeli sedangkan tenaga kerja yang ditawarkan di
pasar jumlahnya sangat banyak. Bentuk dari pasar tenaga kerja ini biasanya
terdapat dalam suatu daerah tertentu yang hanya terdapat satu perusahaan

Teori Ekonomi Mikro 163


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

besar dan perusahaan tersebut merupakan satu-satunya perusahaan modern


yang ada di daerah tersebut. Di dalam pasar ini besarnya upah ditentukan oleh
pengusaha tersebut.
c. Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja
Tenaga kerja menyatukan diri dalam suatu serikat buruh dengan tujuan
supaya mereka mendapatkan upah dan fasilitas yang lebih baik. Hal inilah
dapat menjadi penyebab tenaga kerja memiliki kekuasaan ke atas monopoli ke
atas terhadap tenaga kerja yang ditawarkan mereka.
Sedangkan bagi pihak perusahaan kekuasaan monopoli tersebut tidak
ada. Hal ini dapat berarti bahwa perusahaan datang ke pasar tenaga kerja
tanpa lebih dulu mengadakan kesepakatan dengan tenaga kerja tersebut.
Permintaan perusahaan atas tenaga kerja itu didasarkan pada efisiensi
perusahaan tersebut terhadap kepentingan dari perusahaan. Dengan demikian
pekerja bisa menuntut sejumlah upah yang diinginkan oleh mereka.
Untuk menentukan besarnya upah di dalam suatu pasar pasar tenaga
kerja monopoli di pihak pekerja, maka dapat dibedakan menjadi tiga keadaan
berikut ini.
1) Pekerja menuntut upah yang lebih tinggi dari pada yang dicapai pada
keseimbangan permintaan dan penawaran.
2) Membatasi penawaran tenaga kerja.
3) Menjalankan usaha dengan tujuan untuk menaikan permintaan tenaga kerja.
d. Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (monopoli bilateral)
Di dalam pasar tenaga kerja yang mana tenaga kerja bersatu pada suatu
serikat buruh dan juga di dalam pasar tersebut hanya ada satu perusahaan saja
yang menggunakan tenaga kerja tersebut disebut sebagai pasar tenaga kerja
monopoli bilateral. Perlu diketahui bahwa dalam suatu pasar monoposoni upah
lebih rendah dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna. Pada pasar
tenaga kerja yang mempunyai kekuasaan monopoli, besarnya upah akan lebih
tinggi dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna.
Dalam suatu pasar tenaga kerja dengan monopoli bilateral akan ada
perbedaan diantara upah yang dituntut oleh serikat buruh dengan upah yang
ditawarkan. Oleh karena itu besarnya upah tidak dapat ditentukan, akan tetapi
umumnya besarnya upah yang berlaku ialah suatu bentu upah di mana di
antara upah yang dituntut oleh serikat buruh dengan upah yang ditawarkan oleh
perusahaan. Besarmya upah yang ada di pasar umumnya di antara W 1 dan W 2.

Teori Ekonomi Mikro 164


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Di mana yang terdekat tergantung pada kekuatan dari serikat buruh dan juga
perusahaan dalam berunding mengenai ketentuan tingkat upah yang berlaku.
Dicontohkan jika serikat buruh adalah pihak yang lebih kuat, maka tingkat upah
yang berlaku akan mendekati W 2. Sedangkan apabila perusahaan ialah pihak
yang lebih kuat, dengan demikian besarnya upah akan mendekati W 1.

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERBEDAAN UPAH

Anda tentunya menyadari bahwa di antara para pekerja dan di antara


berbagai golongan tenaga kerja terdapat perbedaan upah. Adapun faktor penting
tersebut adalah adalah sebagai berikut.
a. Perbedaan corak permintaan dan penawaran di dalam berbagai jenis
pekerjaan. Di dalam suatu pekerjaan di mana terdapat penawaran tenaga kerja
yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung
mencapai tingkat yang rendah dan begitupula sebaliknya.
b. Perbedaan dalam jenis pekerjaan. Adapun berbagai kegiatan ekonomi
terdiridari berbagai jenis pekerjaan. Ada di antara pekerjaan tersebut
merupakan pekerjaan yang ringan dan sangat mudah dikerjakan. Tetapi ada
pula pekerjaan yang harus dikerjakan dengan mengeluarkan tenaga fisik yang
besar dan adapula pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan yang kurang
menyenangkan. Dengan demikian, penentuan upah diantara berbagai jenis
pekerjaan juga berbeda-beda.
c. Perbedaan dalam hal kemampuan, keahlian dan juga pendidikan. Secara
lahiriah segolongan pekerja mempunyai kepandaian, ketekunan, dan ketelitian
yang lebih baik. Sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktivitas
yang lebih tinggi. Maka para pengusaha biasanya tidak segan-segan
memberikan upah yang lebih tinggi kepada pekerja yang seperti itu.
d. Pertimbangan bukan keuangan dalam memilih suatu pekerjaan. Ada
tidaknya perumahan yang tersedia, jauh dekatnya kepada rumah pekerja,
apakah ia dikota atau di tempat terpencil, dan adakah pekerja ersebut harus
berpisah dari keluarganya atau tidak sekiranya ia menerima tawaran sesuatu
pekerjaan, adalah ebberapa pertimbangan tambahan yang harus dipikirkan.
Juga harus dipertimbangkan suasana kerja di dalam perusahaan yang
dimasuki. Seseorang seringkali bersedia menerima upah yang lebih rendah
apabila beberapa pertimbangan buka keuangan sesuai dengan keinginanya.

Teori Ekonomi Mikro 165


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

e. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja. Mobilitas tenaga kerja


terjadi dalam suatu perekonomian disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat
upah. Oleh sebab itu pada umumnya tenaga kerja akan banyak berpindah ke
pasar tenaga kerja yang menjanjikan upah lebih tinggi. Perpindahan itu akan
terus terjadi sampai tidak ada perbedaan upah kembali. Perumpamaan ini akan
sangat berbeda dengan kenyataan yang wujudnya praktek. Seperti yang kita
tahu baha upah dari salah pekerjaan pada berbagai wilayah satu dengan
lainnya tidak akan selalu sama. Satu faktor utama yang menyebabkan hal
tersebut adalah adanya ketidak sempurnaan di dalam mobilitas tenaga kerj dari
satu daerah ke daerah lainnya.
f. Faktor geografis. Salah satu penyebab yang menimbulkan adanya
ketidaksempurnaan di dalam mobilitas tenaga kerj adalah faktor geografis. Ada
kalanya di tempat tertentu ada masalah dalam kekurangan tenaga kerja
meskipun besarnya upah lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Sementara itu di tempat yang lain justru terjadi pengangguran yang sangat
tinggi dengan besar upah yang rendah.
g. Faktor institusional. Terdapat pekerjaan tertentu ada organisasi profesionel
berusaha untuk membatasi masuknya pekerja profesionel yang baru.
Tujuannya adalah menjamin agar pendapatan tenaga kerja yang ada tetap ada
pada tingkatan yang tetap tinggi. Sebagai contoh, Amerika Serikat serikat-
serikat buruh adakalanya menuntut pada majikan untuk tidak mengambil
pekerja yang tidak menjadi anggota dalam suatu serikat buruh.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:


1. Di Indonesia faktor institusional bukanlah merupakan faktor yang menghambat
dalam suatu mobilitas tenaga kerja. Benarkah demikian? Jelaskan alasannya!
2. Misalkan anda seorang pengusaha salah satu perusahaan.
a. Bagaimana anda memandang peranan dari produktivitas pekerja dalam
menentukan upah riel?
b. Keputusan apa yang akan anda ambil untuk meningkatkan produktivitas
pekerja?
c. Selain dari sisi produktivitas, faktor utama apa yang anda perhatikan dalam
menentukan upah?

Teori Ekonomi Mikro 166


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3. Perhatikan data berikut ini.


Tahun Upah uang Indeks Harga
2000 $ 1.000 125
2001 1.250 130
2002 1.700 160
Dengan mengalikan upah uang dan indeks harga Q di atas dengan tiga angka NIM
terakhir masing-masing maka tentukan upah riel para pekerja dari tahun ke tahun!

4. Analisis dampak dari pemberian upah, indeks harga, upah riel dan juga tingkat
kesejahteraan masyarakat!
5. Bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam menstabilkan tingkat upah dalam
berbagai pasar? Studi kasus perbandingan dua bentuk pasar input yang menarik
perhatian anda!

D. DAFTAR PUSTAKA

Gilarso. 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: PT Kanisius


Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Teori Ekonomi Mikro 167


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 17
PASAR INPUT
(SEWA EKONOMI, MODAL DAN TINGKAT BUNGA)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisa sewa ekonomi; dan menganalisa modal dan tingkat bunga.

B. URAIAN MATERI

1. SEWA EKONOMI

Secara umum dapat dijelaskan bahwa sewa ekonomi merupsksn sejumah


pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi atas balas dari penggunaan
faktor produksi tersebut dalam kegiatan produksi. Pada saat para ekonom mulai
memperhatikan sewa ekonomi, maka yang ada pengertian sewa ekonomi tersebut
hanya terkait terutama dengan sewa tanah. Di mana sewa tanah adalah
pembayaran yang harus dilakukan oleh para petani kepada tuan tanah atas tanah
pertanian yang sudah disewanya dari tuan tanah pada saat itu. Apabila dilihat dari
pengertian di atas, maka pengertian tersebut dapat dijabarkan dengan lebih luas
yaitu sejumlah pembayaran yang dilakukan untuk faktor produksi (input) yang
dibelanjakan selama kegiatan produksi berlangsung, di mana penawaran faktor
produksi tersebut jumlahnya tidak bisa ditambah.

a. Pengertian Lainnya
Satu golongan dari ahli ekonomi mengartikan bahwa sewa ekonomi
merupakan sejumlah tertentu bagian pembayaran atas sejumlah faktor
produksi yang telah melebihi dari pendapatan yang sudah dia terima dari pilihan
terbaik dari pekerjaan lainnya yang mungkin akan dia lakukan. Pengertian
tersebut mengandung arti agak beda dengan pengertian yang ada sebelumnya.
Dari definisi sebelumnya dapat diketahui bahwa faktor produksi dipandang
sebagai sesuatu yang memiliki beberapa manfaat. Adapun pendapatan yang
dibayarkan pada faktor produksi bisa kita bedakan menjadi dia jenis. Pertama
disebut sebagai pendapatan pindahan (transfer earnings), yakni salah satu
bagian pendapatan yang dugunakan untuk mencegah supaya faktor produksi
yang ada tidak dipergunakan bagi kegiatan ekonomi lainnya. Kedua disebut

Teori Ekonomi Mikro 168


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

sebagai sewa ekonomi, yakni salah satu bagian pendapatan yang disebut
sebagai perbedaan diantara pendapatan pindahan. Hal inilah kemudian akan
dijelaskan lebih rinci pada bagian dalam suatu konsep sewa ekonomi.

b. Tanah Dan Sewa Ekonomi


Seperti yang kita ketahui bahwa tanah merupakan faktor produksi yang
keberadaannya tidak dapat diperbaharui., sehingg dapat dikatakan bahwa
penawarannya tidak dapat diubah jumlahnya. Salah satu hal yang bisa
dilakukan hanya dengan melakukan perbaikan terhadap mutu dari tanah
tersebut. Misalnya yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan
pengairan (irigasi) yang cukup bagi sawah dan bisa juga dengan membuat
beberapa proyek pada tanah yang sering sekali digenangi air dengan tujuan
supaya bisa mencegah terjadinya banjir. Semakin tinggi jumlah permintaan
akan tanah tersebut, maka akan semakin tinggi juga sewa tanah yang harus
dibayarkan. Permintaan terhadap tanah sangat tergantung pada besarnya
jumlah permintaan terhadap barang yang bisa dihasilkan dari tanah itu sendiri.
Berikut digambarkan kurva penentuan aatas sewa tanah yang tergambar dalam
kurva 17.1 di bawah ini.

Sewa S

D1
D0
D2

E1
R1

E0 D1
R0

D0
E2
R2 D2

Jumlah

Gambar 17.1 Kurva Penentuan besarnya Sewa Tanah

Melalui gambar di atas dapat dilihat baha berdasar pada produksi yang
seharusnya dicapai pada tingkat harga itu, maka keinginan dari seorang petani

Teori Ekonomi Mikro 169


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dalam mempergunakan tanah tersebut ialah yang tergambar pada D0 D0. Pada
kondisi tersebut sewa tanah hanya sebesar R0. Apabila dalam waktu yang relatif
cepat ternyata permintaan dari luar negeri mengalami penambahan yang
sangat besar, maka harga jagung akan mengalami kenaikan yang sangat
signifikan. Hal ini berdampak pada banyaknya orang yang akan menanam
jagung. Kondisi tersebut menyebabkan adanya pergeseran terhadap permintan
tanah menjadi D1 D1. Dengan demikian dampaknya sewa tanah pun juga akan
mengalami kenaikan dari R0 menjadi R1. Apabila ada satu kondisi yang tidak
diinginkan terjadi, misalnya harga jagung mengalami penurunan yang sangat
drastis, maka permintaan atas tanah tersebut juga akan mengalami penurunan.
Misalnya dari contoh di atas permintaan tanah turun dari D0 D0 menjadi D2 D2,
maka dampaknya sewa tanah juga akan mengalami penurunan dari R0 menjadi
R2.

c. Sewa Tanah Ialah Suatu Surplus


Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tanah merupakan satu-satunya
faktor produksi yang jumlahnya penawarannya tidak bisa diubah. Sementara itu
jumlah tenaga kerja, modal, keahlian keusahawan bisa ditambah
keberadaannya. Bila besarnya sewa rumah, bangunan perkantoran dan juga
bangunan pertokoan naik dengan cukup tinggi, maka dapat menimbulkan
rangsangan pada pengusaha-pengusaha yang ada supaya bisa menambah
penawaran terhadap bangunan itu. Akan tetapi berbanding terbalik jika sewa
bangunan itu sangat rendah apabila disbanding dengan modal yang telah
ditanam dalam rangka penyediaan bangunan itu, maka tentu pemilik faktor
produksi modal tidak akan menanam modal mereka kembali pada sektor
bangunan yang justru akan merugikan mereka.
Perlu kita cermati bahwa harga dari sewa tanah ternyata tidak bisa
melakukan peranan yang sama dengan harga faktor produksi yang lain. Hal ini
dapat diartikan bahwa adanya perubahan terhadap sewa tanah tidak akan
memunculkan dampak apapun terhadap penawarannya. Dengan demikian
sewa tanah di sini bukan merupakan suatu pembayaran ataupun perangsang
untuk menjamin supaya tanah bisa disesuaikan jumlah dan penawarannya
dengan yang diperlukan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Dapat disimpulkan
bahwa jumlah tanah akan tetap sama meskipun sewa tanah tersebut nol,
sedikit, tinggi atau bahkan sangat tinggi.

Teori Ekonomi Mikro 170


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

d. Sewa Ekonomi Dan Pendapatan Pindahan


Untuk menjelaskan pengertian dari sewa ekonomi sudah tertuang ke
dalam dua definisi dari pengertian itu. Pertama ialah pengertian sederhana dan
kedua merupakan pengertian yang sudah mengalami penyempurnaan oleh
ekonom. Melalui pengertian itu, pembayaran atas penggunaan tanah, maka
perlu dibedakan menjadi dua jenis pembayaran yakni sewa ekonomi dan
pendapatan pindahan.
berdasarkan pengertian yang telah disempurnakan, sewa ekonomi
dinikmati juga oleh faktor produksi lainnya di mana jumlah penawarannya akan
mengalami kenaikan jika harganya juga naik. Misalnya dicontohkan seorang
tenaga kerja juga akan mendapatkan sewa ekonomi. Adapun gambaran
mengenai sewa ekonomi yang diperoleh oleh tenaga kerja tergambar dalam
kurva 17.2 berikut.

Upah

D S

W E

D=
W1 MRP
S

L Jumlah Pekerja

Gambar 17.2 Kurva Sewa Ekonomi yang Diperoleh Tenaga Kerja

Dari kurva di atas dapat dijelaskan bahwa tenaga kerja sebelum L (di
antara O dan L) akan bersedia dan menerima upah yang besarnya lebih kecil
dibandingkan dengan W. dengan demikian semakin mendekati titik O
kedudukan dari tenaga kerja itu, maka akan semakin rendah pula besar upah
yang di minta oleh mereka. Akan tetapi masing-masing dari tenaga kerja

Teori Ekonomi Mikro 171


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

mendapatkan besarnya upah W. hal ini berarti bahwa mereka memperoleh


lebih tinggi dari yang sudah mereka tuntut.

2. Modal

Bunga merupakan sejumlah pembayaran atas modal yang sudah


dipinjamkan oleh pihak tertentu. Bunga biasanya dinyatakan dalam suatu
persentase dari modal yang sudah dipinjamkan tersebut. Misalkan 5%, 7% atau
10%. Besarnya bunga yang dinyatakan sebagai suatu persentase modal disebut
sebagai suku bunga. Umumnya suku bunga dari modal dalam kurun waktu satu
tahun. Oleh karena itu jika ada pernyataan suku bunga 10%, hal ini berarti bahwa
modal yang sudah dipinjamkan akan mendapatkan suku bunga sebesar 10% per
tahun.

a. Peranan Modal Dalam Perekonomian

Investasi atau penannaman modal adalah pengeluaran sector


perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal yang baru yang
lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah
tidak digunakan lagi. Dalam investasi sejumlah modal tertentu tentu para
pengusaha membutuhkan dana. Dana tersebut bisa berasal dari tabungan dari
perusahaan itu sendiri, yakni sejumlah dana yang diperoleh melalui keuntungan
yang secara sengaja memang tidak dibagikan. Ada juga perusahaan yang
mendapatkan dana itu dengan meminjam dari pihak yang lainnya.

b. Produktivitas Modal

Sejumlah permintaan dana modal yang dipergunakan untuk investasi


sangat bergantung pada produktivitas dari dana modal itu. Oleh karena itu,
seperti halnya dengan tenaga kerja, maka faktor utama yang sangat
menentukan permintaan terhadap modal ialah produktivitasnya. Perlu kita
pahami bahwa produktivitas modal dapat dihitung melalui penentuan besarnya
pendapatan rata-rata tahunan neto, yakni setelah dikurangi dengan penyusutan
modal yang sudah dipergunakan. Hal itu dapat dinyatakan sebagai persentase
dari modal yang sudah ditanamkan. Dengan demikian produktivitas modal itu
disebut sebagai tingkat dari pengembalian modal (rate of returns). Berikut

Teori Ekonomi Mikro 172


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

gambaran contoh sederhana untuk menghitung tingkat dari pengembalian


modal.
Dicontohkan jika ada seseorang yang mempunyai modal dia membeli
sebuah angkutan kota seharga Rp 100.000.000 di mana dalam jangka waktu
satu tahun dia mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp 25.000.000. dari awal
orang tersebut memang hanya berniat menggunakan angkot tersebut hanya
selama satu tahun. Oleh sebab itu, pada akhir tahun angkot tersebut akhirnya
dijual seharga Rp 75.000.000. Jika selama jangka waktu satu tahun itu semua
pembayaran penumpang yang diperoleh ialah sebesar RP 75.000.000, maka
berapa tingkat pengembalian modal yang diterima oleh orang tersebut?
Apabila modal dan biaya pengurusan angkutan kota itu ialah Rp
100.000.000 + Rp 25.000.000 = Rp 125.000.000. Dari jumlah tersebut dia
kembali mendapatkan Rp 75.000.000 di akhir tahun, oleh karena itu
pengeluaran neto jumlahnya Rp 125.000.000 – Rp 75.000.000 = Rp
50.000.000. Sedangkan sewa sewa penumpang selama satu tahun
Rp 75.000.000.
Dengan demikian pendapatan bersih dari pemilik modal itu ialah Rp
75.000.000 - Rp 50.000.000 = Rp 25.000.000. Dari data di atas, maka tingkat
pengembalian dari angkot tersebut dapat ditemukan melalui rumus berikut.
25.000.000
X 100  25%
100.000.000

c. Menentukan Tingkat Pengembalian Modal

Dalam suatu kegiatan perusahaan, nyatanya untuk menghitung besarnya


tingkat pengembalian modal lebih rumit dari pada yang dibayangkan. Di mana
kerumitan itu muncul sebagai dampak dari usia barang modal yang sudah
panjang, yakni dia bisa dipergunakan selama beberapa tahun, bahkan banyak
pula yang digunakan selama berpuluh-puluh tahun. Oleh karena itulah
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan investasi biasanya meliputi lebih dari
jangka waktu selama satu tahun. Jika suatu barang modal bisa dipergunakan
dan bisa memberikan pendapatan selama jangka waktu beberapa tahun
mendatang, maka tingkat pengembalian modal tersebut dapat dihitung melalui
rumus di bawah ini.

Teori Ekonomi Mikro 173


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

X1 X2 X3 Xn A
Nilai Investasi =   ... 
(1  R) (1 R) (1 R) (1 R) (1 R)n
2 3 n

Dalam hal ini nilai dari investasi menunjukkan besarnya tingkat investasi
yang dilakukan perusahaan dalam upaya mewujudkan barang modal tertentu.
Misalnya barang modal tersebut adalah pabrik rokok. Dari persamaan inilah kita
misalkan semua investasi dilakukan dalam jangka waktu satu tahun pertama.
Demikian seterusnya X1, X2, X3 ….. Xn ialah sejumlah pendapatan bersih, yakni hasil
penjualan tahun 1, 2, 3 setelah dikurangi biaya produksi dan juga operasi,
perusahaan itu pada tahun yang bersamaan. Umur ekonomi barang modal
tersebut adalah n, A nilai barang modal tersebut pada akhir tahun ke n. Adapun
Nilai R, yang dinyatakan dalam persen, ialah tingkat pengembalian modal
perusahaan itu. Perusahaan akan bisa mengetahui nilai dari investasi yang
dilakukan, dan juga bisat meramalkan X1, X2, X3 ….. Xn dan A. oleh sebab itulah
nilai R bisa dihitung. Dia dinyatakan sebagai persentase nilai investasi.

d. Permintaan Terhadap Dana Modal

Berbagai macam investasi memiliki jumlah pengembalian modal yang


berbeda antara satu dengan yang lain. Dapat kita lihat bahwa ada yang
mempunyai tingkat pengembalian modal tinggi dan ada juga yang mempunyai
tingkat pengembalian modal rendah. Jika pengusaha mengetahui secara penuh
berbagai kemungkinan untuk bisa melakukan investasi, maka mereka pasti
akan mendahulukan investasi mereka pada tingkat yang mempunyai
pengembalian modal yang tinggi. Baru setelah proyek tersebut dilakukan, maka
mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya
lebih rendah. Sampai dimana perusahaan-perusahaan akan meminta dana
modal tergantung kepada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian.
Misalnya tingkat suku bunga ialah 5%. Pada tingkat suku bunga tersebut tidak
akan menguntungkan bagi perusahaan untuk melakukan investasinya yang
tinggi pengembalian modalnya adalah di bawah 5%, disebabkan keuntungan
yang diperolehnya tidak bisa membayar bunga atas dana modal yang dipinjam.
Oleh karena itu, maka pada suku bunga 5%, pengusaha-pengusaha akan
mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya setidaknya
sama dengan tingkat suku bunga.

Teori Ekonomi Mikro 174


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

3. Tingkat Bunga

Di dalam suatu perekonomian negara semua pendapatan yang diterima


masyarakat tidak akan mungkin dipergunakan bagi pengeluaran konsumsi. Akan
tetapi sebagian pendapatan itu disisihkan oleh para penerima pendapatan untuk
tabungan di masa yang akan datang. Kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan, misalnya untuk membiayai pengeluaran konsumsi sketika sudah pension
nanti, untuk kebutuhan pendidikan anak di masa yang akan datang, dan juga untuk
keperluan berjaga-jaga dalam menghadapi kesulitan yang mungkin dihadapi pada
waktu mendatang.

a. Teori Suku Bunga

1) Teori Suku Bunga Klasik


Berdasarkan pemikiran dari kaum klasik, tingkat suku bunga sangat
menentukan terhadap besarnya tabungan atau pun besarnya investasi
seseorang dalam suatu perekonomian. Sehingga hal ini menjadi penyebab
tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh selalu sama
dengan yang dilakukan oleh pengusaha. Teori klasik menyatakan besarnya
bunga merupakan nilai atas balas jasa dari modal yang dipinjamkan.
Berdasarkan teori klasik, stok barang modal dicampur dengan uang,
sedangkan keduanya diasumsikan memiliki hubungan yang subtitusif.
Dengan demikian semakin langka keberadaan modal, maka akan semakin
tinggi pula tingkat suku bunga. demikian pula sebaliknya, apabila semakin
banyak jumlah modal yang ditawarkan maka akan semakin rendah pula suku
bunganya.
Dapat dikatakan bahwa investasi juga merupakan fungsi suku buga.
Semakin tinggi tingkat suku bunga modal, maka keinginan masyarakat untuk
melakukan investasi juga akan semakin sedikit. Dengan alasan apabila
pengusaha menambah pengeluaran investasi dia jika ternyata keuntungan
yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari suku bunga yang
seharusnya dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk
penggunaan dana (Cost of Capital). Semakin kecil tingkat suku bunga, maka
pengusaha tersebut juga akan semakin banyak yang merasa terdorong

Teori Ekonomi Mikro 175


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

untuk investasi. Hal ini dikarenakan bahwa biaya penggunaan dana juga
akan semakin kecil pula.
Tingkat suku bunga dapat dikatakan dalam keadaan yang seimbang
adalah bahwa ada suatu dorongan untuk naik ataupun turun. Namun
demikian keinginan masyarakat untuk menabung juga sama besarnya
dengan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.
2) Teori Suku Bunga Keynes
Teori ini memiliki suatu pandangan yang berbeda dengan teori klasik.
Di mana tingkat bunga tersebut adalah suatu fenomena moneter. Dalam
artian bahwa tingkat suku bunga sangat ditentukan oleh adanya permintaan
dan penawaran (ditentukan oleh suatu pasar uang). Dapat kita ketahui
bahwa suatu uang akan bisa mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP) suatu
negara. Akan tetapi selama uang itu mempengaruhi tingkat suku bunga.
Adanya perubahan pada tingkat suku bunga akan berpengaruh terhadap
keinginan untuk mengadakan investasi. Oleh karena itu tentu akan
berpengaruh terhadap GNP. Keynes berasumsi bahwa suatu perekonomian
belum tentu mencapai full employment. Oleh sebab itulah, produksi masih
bisa ditingkatkan tanpa mengubah besarnya upah ataupun harga yang
berlaku. Melalui penurunan tingkat suku bunga, maka investasi juga bisa
dirangsang dalam upaya peningkatan produk nasional suatu negara. Oleh
karena itu setidaknya pada periode jangka pendek, kebijakan moneter dalam
teori Keynes berperan untuk meningkatkan produk nasional suatu negara.
Pertama, Keynes mengatakan bahwa suatu masyarakat memiliki
suatu keyakinan bahwa ada suatu tingkat bunga yang normal. Apabila
dengan memegang surat berharga pada saat tingkat suku bunga naik (harga
mengalami penurunan), maka mereka akan rugi. Mereka bisa menghindari
kerugian tersebut dengan cara mengurangi surat berharga yang dipegang
mereka dan dengan sendirinya bisa menambah uang yang dipegang.
Kedua, dengan adanya biaya memegang uang kas. Semakin tinggi
tingkat suku bunga, maka semakin besar juga biaya dari memegang uang
kas, sehingga berdampak pada keinginan masyarakat dalam memegang
uang kas semakin rendah pula. Hal itu menyebabkan permintaan akan uang
kas naik. Berdasarkan kedua penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan
suatu hubungan yang negatif diantara tingkat suku bunga dengan
permintaan uang tunai. Di mana adanya permintaan uang itu akan

Teori Ekonomi Mikro 176


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

menetukan tingkat suku bunga. suatu tingkat suku bunga ada dalam posisi
keseimbangan bila jumlah uang kas yang diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan.
3) Teori Suku Bunga Hicks
Teori ini mengemukakan bahwa suatu tingkat suku bunga berada pada
titik keseimbangan dalam perekonomian apabila tingkat bunga tersebut
sudah memenuhi keseimbangan baik sektor moneter dan juga sektor rill.
Pandangan tersebut merupakan suatu penggabungan dari pendapat kaum
klasik dan juga Keynesian. Di mana teori klasik menyatakan pendapatnya
bahwa suatu bunga muncul dikarenakan uang ialah produktif dalam arti
apabila seseorang mempunyai sejumlah dana, maka mereka bisa dengan
mudah menambah alat produksinya supaya keuntungan yang dia peroleh
juga mengalami peningkatan. Dengan demikian uang bisa meningkatkan
produktivitas, sehingga seseorang ingin membayar bunga. selain itu,
berdasarkan pendapat dari Keneysian bahwa uang bisa produktif melalui
metode spekulasi di pasar uang dengan kemungkinan akan memperoleh
untung, dan keuntungan itulah sehingga seseorang ingin membayar bunga.
Berdasarkan beberapa konsep mengenai tingkat bunga, maka bisa
kita hubungkan diantara tingkat suku bunga tabungan dengan tingkat suku
bunga kredit. Di mana sektor perbankan akan menghimpun dana melalui
deposito, giro dan tabungan kemudian disalurkan kembali melalui berbagai
fasilitas kredit. Dengan demikian sangat jelas bahwa penawaran kredit
perbankan tersebut sangat ditentukan oleh akumulasi modal dalam bentuk
deposito dan tabungan sebagai salah satu sumber dana perbankan dalam
upaya penyaluran kredit kepada masyarakat.
Tabungan masyarakat ada tidak berarti bahwa dana hilang dari
peredaran. Akan tetapi dipakai atau dipinjam oleh pengusaha dalam rangka
membiayai investasi. Seorang penabung akan memperoleh bunga atas
tabungan yang dia lakukan. Sementara itu para pengusaha bersedia untuk
membayar suku bunga tersebut selama ekspektasi keuntungan yang
diperoleh dari investasi lebih besar dari bunganya. Dengan adanya
kesamaan diantara tabungan dengan juga investasi ialah sebagai akibat
bekerjanya mekanisme tingkat suku bunga. Besarnya tingkat suku bunga
yang ditetapkan oleh bank juga sangat dipengaruhi oleh besarnya cost of

Teori Ekonomi Mikro 177


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

money. Tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan untuk seluruh nasabah
harus labih besar dari jumlah cost of money dan biaya operasionalnya.

b. Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga

Secara teori, analisis mengenai penentuan suku bunga menganggap


bahwa dalam perekonomian terdapat hanya ada satu suku bunga. Pada
kenyataannya keadaan sangatlah berbeda, yakni dalam suatu perekonomian
ada beberapa suku bunga. apabila ada seseorang yang menabung uangnya di
bank, maka dia akan menerima suku bunga yang berbeda dari seseorang yang
meminjam sejumlah uang dari bank, meskipun banknya sama. Demikian halnya
dengan suku bunga pinjaman pemerintah akan berbeda pula dengan suku
bunga yang dibayar oleh konsumen. Disamping itu pula bank akan
mengenakan suku bunga yang berbeda kepada para nasabahnya. Perbedaan
tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor. Antara lain sebagai berikut.
1) Perbedaan Risiko
Pinjaman kepada pemerintah akan membayar tingkat suku bunga
yang lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga pinjaman dari swasta.
Meskioun demikian pemerintah masih bisa mendapatkan pinjaman yang
dibutuhkannya disebabkan karena resiko dari meminjamkan kepada
pemerintah sangatlah kecil. Salah satu pertimbangan bank dalam
menentukan tingkat suku bunga yang akan dikenakannya ialah resiko dari
pemberian pinjaman tersebut. Pada usaha yang sudah lama berkembang,
atau pada usaha yang tidak banyak resikonya, mereka akan bersedia untuk
mengenakan tingkat suku bunga yang lebih rendah. Kepada usaha yang
sangat tinggi risikonya, mereka justru akan mengenakan suku bunga yang
sangat tinggi.
2) Jangka Waktu Pinjaman
Apabila semakin lama modal dipinjamkan, maka akan semakin besar
pula tingkat bunga yang harus dibayarkan. Salah satu penyebab dari
keadaan tersebut ialah dikarenakan resiko yang ditanggung oleh peminjam
akan menjadi semakin besar jika dalam jangka waktu
peminjaman bertambah panjang. Penyebab yang lain ialah dikarenakan
pemilik modal akan kehilangan kebebasannya dalam menggunakan modal
yang dimilikinya dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu para
peminjam juga bersedia untuk membayar tingkat bunga yang lebih tinggi

Teori Ekonomi Mikro 178


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

dikarenakan mereka memiliki waktu yang lebih panjang untuk


mengembalikan pinjaman tersebut.
3) Biaya Administrasi Pinjaman
Perlu kita ketahui bahwa jumlah dana yang dipinjamkan sangatlah
berbeda. Akan tetapi biaya administrasi proses pinjaman tidaklah banyak
mengalami perbedaan. Apakah suatu perusahaan meminjam Rp
100.000.000 ataupun Rp 10.000.000, biaya administrasinya ialah sama.
Maka diukur dari sudut biaya administrasi untuk pinjaman per rupiah,
pinjaman sebesar Rp 10.000.000 akan memakan biaya yang lebih tinggi dari
pinjaman sebesar Rp 100.000.000. Oleh karena itulah, berdasarkan
pertimbangan biaya administrasi, maka pinjaman yang relatif lebih kecil
jumlahnya akan membayar suku bunga yang lebih tinggi.

c. SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA RIIL

Dalam meminjamkan uangnya seorang pemilik modal tidak hanya


memperhatikan tingkat suku bunga yang dia diterima. Akan tetapi dia juga
memperhatikan tingkat inflasi, yakni presentasi tahunan dari kenaikan harga
yang berlaku. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat suku bunga, maka
pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya
dikarenakan apabila modal ditambah bunganya, maka nilai riilnya ialah akan
lebih rendah dari pada nilai riil modal sebelum dibungakan. Oleh karena
kenaikan harga merupakan keadaan yang selalu berlaku untuk setiap
perekonomian, maka dalam membicarakan mengenai tingkat suku bunga perlu
dibedakan suku bunga nominal dan riil.
Apabila kita membaca di surat kabar ataupun majalah bahwa suku bunga
deposito berjangka satu tahun pada suatu bank ialah 15% per tahun, maka
suku bunga ini disebut sebagai suku bunga nominal. Yaitu suku bunga yang
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus
dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Tingkat bunga riil menggambarkan
presentasi kenaikan nilai riil modal ditambahkan dengan bunga dalam setahun,
dinyatakan sebagai persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan.
Sebagai contoh, apabila pada waktu yang sama harga naik sebesar 10%, nilai
riil modal ditambah bunganya bukan mengalami kenaikan sebesar 15%.
Kenaikan nilai riil dari modal hanya sebesar 15%-10% atau 5%. Oleh sebab itu
maka suku bunga riil ialah 5% saja.

Teori Ekonomi Mikro 179


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah soal berikut dengan tepat.


1. Analisis sebuah kasus yang menggambarkan sewa ekonomi lengkapi dengan
contoh kurva!
2. Besarnya permintaan terhadap dana modal yang akan dipergunakan untuk
kepentingan investasi sangat tergantung pada produktivitas dari dana modal itu.
Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut disertai contoh kasus di Indonesia!
3. Tuan Fendi memiliki sebuah mobil dipergunakan untuk usaha Grab Car dengan
seharga Rp 250.000.000 di mana dalam jangka waktu satu tahun dia
mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp 100.000.000. dari awal orang tersebut
memang hanya berniat menggunakan angkot tersebut hanya selama satu tahun.
Oleh sebab itu, pada akhir tahun angkot tersebut akhirnya dijual seharga Rp
200.000.000. Jika selama jangka waktu satu tahun itu semua pembayaran
penumpang yang diperoleh ialah sebesar RP 200.000.000, maka berapa tingkat
pengembalian modal yang diterima oleh tuan Fendi?
4. Analisis kelebihan beserta kelemahan dari teori suku bunga yang ada!
5. Ada tiga faktor penyebab perbedaan suku bunga. Jelaskan bagaimana nasabah
mengatasi hal tersebut!

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.


Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Teori Ekonomi Mikro 180


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

PERTEMUAN 18
EKSTERNALITAS DAN KEGAGALAN PASAR

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu


menganalisis eksternalitas dan kegagalan pasar.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN EKSTERNALITAS

Eksternalitas (eksternality) muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan


yang mempengaruhi kesejahteraan orang lain, namun tidak membayar dan atau
menerima kompensasi atas dampak tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan itu buruk, maka disebut eksternalitas negatif. Sebaliknya apabila
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut adalah baik, maka disebut
eksternalitas positif.
Dengan demikian, eksternalitas (ekternality) dapat disimpulkan merupakan
dampak aktivitas satu pelaku ekonomi terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi
lainnya, seperti debu beterbangan di udara atau bahan kimia beracun yang muncul
di air minum. Definisi tersebut tidak termasuk pengaruh yang terjadi melalui pasar
jika saya membeli suatu jenis barang yang dijual sebelum anda membelinya, saya
mungkin menyebabkan anda gagal membelinya dan oleh karenanya akan
mempengaruhi akan mempengaruhi kesejahteraan anda. hal tersebut bukanlah
merupakan eksternalitas dalam pengertian kita karena efeknya terjadi dalam
tatanan pasar. Kejadian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan pasar untuk
mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Eksternalitas sesungguhnya dapat
terjadi antara dua pelaku ekonomi.

2. BENTUK EKSTERNALITAS

Di sini, pertama kali kita mengilustrasikan eksternalitas yang negatif


(merugikan) dan positif (menguntungkan) di antara dua perusahaan. Kemudian
kita membahas eksternalitas antara orang dan perusahaan dan menyimpulkannya
dengan mempelajari eksternalitas antar orang.

Teori Ekonomi Mikro 181


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

a. Eksternalitas antar Perusahaan


Andaikan terdapat dua perusaaan satu memproduksi kecamata, dan
perusahaan yang lain memproduksi arang (hal ini merupakan contoh actual dari
hokum Inggris pada abad 19). Perusahaan yang memproduksi arang dikatakan
mempunyai efek eksternal terhadap produksi kacamata jika output kacamata
tidak hanya tergantung pada jumlah input yang dipilih oleh perusahaan
kacamata tetapi juga pada tingkat produksi arang. Misalkan kedua perusahaan
tersebut lokasinya saling berdekatan, dan perusahaan kacamata berada dalam
arah angin dari perusahaan arang. Dalam kasus ini, output kacamata mungkin
tergantung tidak hanya dari input kacamata yang digunakan perusahaan, tetapi
juga pada jumlah arang yang terbawa oleh udara, yang mempengaruhi
ketelitian mesin penghalusnya. Tingkat polusi, selanjutnya, ditentukan oleh
output dari perusahaan arang. Meningkatnya output arang akan menyebabkan
menurunnya jumlah kacamata yang berkualitas tinggi yang diproduksi
meskipun perusahaan kacamata tidak berkuasa untuk mengendalikan efek
negatif ini.
Hubungan antara dua perusahaan mungkin juga saling menguntungkan.
Kebanyakan contoh dari eksternalitas positif agak berbau tradisional. Mungkin
contoh yang paling terkenal, adalah yang diajukan oleh James Meade, yang
melibatkan dua perusahaan, satu memproduksi madu dengan memelihara
lebah, dan perusahaan lain memproduksi apel. Karena makanan lebah ada
pada bunga apel, kenaikan produksi apel akan meningkatkan produktivitas
pada industri madu. Efek yang saling menguntungkan, berupa lebah yang diberi
makanan dengan baik, adalah eksternalitas positif bagi peternak lebah. Begitu
juga halnya, lebah menyerbuki apel dan peternak lebah memberikan
keuntungan eksternal kepada para pemilik lahan perkebunan.
b. Eksternalitas antar Perusahaan dan Orang
Aktivitas produksi perusahaan dapat berpengaruh secara langsung
terhadap kesejahteraan individu. Suatu perusahaan yang memproduksi polusi
udara menyebabkan biaya pada individu yang tinggal di dekat perusahaan,
dalam bentuk turunnya tingkat kesehatan dan peningkatan debu serta lumpur.
Efek yang serupa timbul dari perusahaan yang menyebabkan polusi air
(contohnya, perusahaan tambang yang membuang limbah ke danau,
mengurangi nilai rekreasi danau bagi orang yang ingin memancing di sana).
Dan memproduksi kebisingan (bandara yang berlokasi di dekat kota besar).

Teori Ekonomi Mikro 182


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Dalam seluruh kasus tersebut, paling tidak pada inspeksi pertama, kelihatannya
perusahaan tidak akan memperhitungkan setiap biaya eksternal ini dalam
mengambil keputusan mengenai jumlah yang harus diproduksi.
Tentu saja, orang-orang mengkin juga mempunyai efek eksternal
terhadap perusahaan. Polusi kendaraan bermotor merugikan produktivitas para
petani jeruk, membersihkan sampah dan grafiti merupakan biaya utama bagi
pusat pertokoan, dan kebisingan konser rock malam minggu di kampus
mungkin mempengaruhi penyewa motel. Pada setiap kasus, seperti pada
eksternalitas yang ditimbulkan oleh perusahaan, mungkin tidak ada cara yang
sederhana bagi pihak yang terkena dampak untuk menekan pihak yang
mengakibatkan eksternalitas tersebut agar memperhitungkan seluruh biaya
yang timbul akibat kegiatan tersebut.
c. Eksternalitas antar Orang
Akhirnya, aktivitas dari setiap orang mungkin mempengaruhi
kesejahteraan orang lain. Membunyikan radio terlalu keras, merokok, atau
menyetir selama jam-jam sibuk seluruhnya merupakan aktivitas konsumsi yang
mungkin memberikan pengaruh secara negatif atas kepuasan orang lain.
Menanam kebun yang menarik atau menyingkirkan salju dari jalanan, di lain
pihak, memberikan eksternalitas yang menguntungkan. Seringkali, namun
demikian, aktivitas ini tidak akan tercermin dalam transaksi pasar di antara
pihak yang terlibat.

3. Karakteristik Timbal balik dari Eksternalitas

Meskipun contoh-contoh eksternalitas ini menggambarkan suatu pelaku


sebagai penyebab masalah dan pelaku lainnya sebagai korban yang tak berdaya
(atau pihak yang diuntungkan), hal tersebut bukanlah suatu cara yang sangat
berguna untuk menjelaskan masalah tersebut. Berdasarkan definisi eksternalitas
membutuhkan (paling tidak) dua pihak dan salah satunya harus diberlakukan
sebagai “penyebab”. Jika produsen kacamata tidak menempatkan pabriknya di
dekat pabrik pembakaran arang, dia tidak akan terkena efek negatif pada roda
pengasahannya. Jika para individu tidak tinggal di bawah zona penerbangan,
kebisingan akan menjadi masalah kecil. Dan jika anda berada di luar jarak
pendengaran, tidak akan bermasalah apabila orang lain membunyikan radio
dengan keras.

Teori Ekonomi Mikro 183


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pengenalan hubungan yang saling timbal balik ini tidak bermaksud untuk
membebaskan para pembuat dari tuntutan, tapi hanya untuk mengklarifikasi sifat
dari masalah tersebut. Dalam semua kasus ini, dua pelaku ekonomi berusaha
untuk menggunakan sumberdaya yang sama.

4. Eksternalitas dan Ketidakefisienan Pasar

Pada bagian ini, kita akan menunjukkan bagaimana eksternalitas


menyebabkan pasar mengalokasikan sumber daya secara tidak efisien. Di
samping hal tersebut kita juga menguraikan berbagai cara yang dapat ditempuh
pelaku-pelaku swasta dan pembuat kebijakan publik untuk memperbaiki
kegagalan pasar.
a. Eksternalitas Negatif
Pertama-tama, mari kita berasumsi bahwa industri tambang penghasil
nikel menghasilkan polusi. Untuk setiap kilogram nikel yang dihasilkan,
sejumlah asap memasuki atmosfer. Asap tersebut menciptakan risiko
kesehatan bagi siapa saja yang menghirup udaranya. Asap menghasilkan
eksternalitas negatif. Bagaimana eksternalitas tersebut memengaruhi efisiensi
pasar?
Eksternalitas negatif menyebabkan biaya masyarakat untuk
memproduksi nikel lebih besar dari biaya produksi bagi prousen nikel, untuk
setiap kilogram nikel yang diproduksi. Biaya sosial industri tambang nikel
tersebut meliputi biaya swasta dari para produsen nikel ditambah biaya bagi
orang-orang lain yang terkena dampak buruk polusinya.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana perusahaan mencapai hasil
yang optimal. Cara yang bisa dilakukan ialah melalui pengenaan pajak kepada
produsen nikel bagi tiap kilogram nikel yang diproduksi. Manfaat pajak yang
dikenakan semacam ini disebut internaliasi eksternalitas (internalizing an
externality) karena pajak tersebut memberi intensif kepada konsumen dan
penjual di pasar untuk memperhitungkan dampak eksternal atas tindakan-
tindakan mereka. Produsen nikel akan memperhitungkan danpak dan biaya
atas polusi pada saat memutuskan berapa banyak nikel yang harus diproduksi
karena mereka harus membayar biaya-biaya eksternal tersebut melalui pajak.

Teori Ekonomi Mikro 184


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Eksternalitas Positif
Sudah diuraikan bahwa beberapa jenis kegiatan dapat menimbulkan
biaya-biaya bagi pihak lain, namun beberapa kegiatan yang lain menghasilkan
manfaat. Contoh kegiatan yang menghasilkan eksternalitas positif adalah
pendidikan. Pendidikan menghasilkan eksternalitas yang positif karena dengan
pendidikan membuat masyarakat lebih terdidik. Pendidikan akan menciptakan
kehidupan yang lebih baik dan dapat menguntungkan semua orang. Misalnya
manfaat pendidikan terhadap produktivitas tidak dengan sendirinya
menciptakan eksternalitas. Konsumen pendidikan mendapatkan manfaat
dalam bentuk upah yang tinggi, dan apabila sebagian dari manfaat produktivitas
atas pendidikan tersebut menguntungkan pihak-pihak lain, maka dampak
tersebut juga disebut sebagai eksternalitas positif.
Dalam kondisi semacam ini, pemerintah dapat mengintervensi untuk
memperbaikinya dengan mendorong semua pihak yang terlibat dalam pasar
untuk menginternalisasikan eksternalitas ini. Tindakan yang wajar atas kasus
eksternalitas positif ini adalah kebalikan atas kasus eksternalitas negatif. Untuk
menggeser keseimbangan pasar agar mendekati titik optimum secara sosial,
maka eksternalitas positif harus disubsidi. Dalam kenyataannya, pemerintah
melakukan subsidi untuk pendidikan. Subsidi pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dewasa ini antara lain pembangunan sekolah-sekolah
negeri, beasiswa pendidikan di dalam maupun di luar negeri.

5. SOLUSI PERUSAHAAN UNTUK EKSTERNALITAS

Kita sudah memahami mengapa eksternalitas membuat pasar tidak mampu


mengalokasikan sumberdaya dengan efisien, tapi baru sedikit menjelaskan
mengenai ketidakefisienan itu dapat ditanggulangi. Pada praktiknya, para pelaku
swasta maupun pemerintah dapat menanggapi eksternalitas dalam berbagai cara.
Pada dasarnya, semua penanggulangan tersebut sama-sama bertujuan
mengubah alokasi sumberdaya agar pasar mendekati titik optimal secara sosial.
Pada bagian ini, kita akan menjelaskan solusi-solusi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dalam menanggulangi eksternalitas tersebut.

Teori Ekonomi Mikro 185


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

a. Jenis-Jenis Solusi Perusahaan

Dalam menyelesaikan persoalan eksternalitas yang menyebabkan pasar


tidak efisien, pemerintah tidak selamanya perlu turun tangan dalam
menyelesaikan kasus tersebut. Pada kondisi tersebut, perusahaan dapat
mengembangkan solusi tertentu untuk menyelesaikannya. Kadang-kadang
eksternalitas dapat diselesaikan dengan pertimbangan moral dan hukuman-
hukuman sosial. Walaupun telah ada aturan yang melarang membuang
sampah di sembrang tempat, namun aturan tidak dijalankan dengan baik.
Kebanyakan di antara kita membuang sampah di sembarang tempat adalah
tidak benar. Perihal moral memberi tahu kita bahwa tindakan-tindakan yang kita
lakukan pasti mempengaruhi orang lain. Dalam istilah ekonomi aturan yang
ada, memerintahkan kita untuk menginternalisasi eksternalitas.
Solusi lain yang dapat dilakukan adalah beramal. Kebanyakan program
amal yang ada ditujukan untuk menangani eksternalitas. Misalnya organisasi
lingkungan dengan tujuan melindungi lingkungan, kebanyakan dari mereka
didanai oleh donasi-donasi swasta. Bantuan beasiswa pendidikan dari swasta
dengan alasan bahwa perguruan tinggi menghasilkan eksternalitas positif.
Pasar sering kali dapat menyelesaikan eksternalitas dengan
mengandalkan kepentingan-kepentingan pribadi dari pihak-pihak yang terkait.
Kadangkala solusi ini berbentuk integrasi dari berbagai jenis bisnis. Sebagai
contoh, seorang petani apel dan peternak lebah hidup bertetangga. Masing-
masing bisnis memberikan eksternalitas positif bagi yang lain. Lebah membantu
menyerbukkan bunga dari pohon-pohon apel. Dengan demikian, maka lebah
tersebut membantu petani apel dalam menghasilkan apel, dan pada saat yang
bersamaan lebah-lebah ersebut menggunakan sari bunga dari pohon apel
tersebut untuk menghasilkan madu. Ketika petani apel menentukan berapa
banyak pohon yang akan ditanam dan peternak lebah menentukan berapa
banyak lebah yang harus dipelihara, mereka mengabaikan eksternalitas positif
ini. Dampaknya adalah petani apel menanam apel terlalu sedikit dan peternak
lebih memelihara lebah terlalu sedikit. Eksternalitas ini pada dasarnya dapat
diinternalisasi seandainya si peternak lebih memilih membeli kebun apel
tersebut atau petani apel membeli peternakan lebah tersebut. Kedua kegiatan
ini akan berjalan dalam satu perusahaan dan perusahaan tunggal yang ada
dapat menentukan jumlah pohon apel yang harus dipelihara dan jumlah lebah
yang harus diternak agar hasil yang diperoleh optimal. Internalisasi

Teori Ekonomi Mikro 186


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

eksternalitas ini menjadi alasan bagi banyak pengusaha terlibat dalam banyak
bisnis yang berbeda.
Cara lain perusahaan dalam menghadapi dampak eksternalitas adalah
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan menandatangani suatu kontrak.
Misalnya petani apel dan peternak lebah dapat menyelesaikan masalah jumlah
pohon dan lebah. Dalam kontrak dapat dinyatakan dengan jelas jumlah
tanaman apel dan laba serta mungkin jumlah harus dibayarkan antara pihak
petani apel dan pihak peternak lebah. Dengan mengatur jumlah pohon apel dan
jumlah lebah yang diternak dengan tetap, maka kontrak tersebut dapat
menyelesaikan masalah ketidakefisienan yang umumnya muncul dari
eksternalitas tersebut dan membuat keduanya lebih diuntungkan.

b. Mengapa Solusi Perusahaan tidak selalu Bekerja dengan Baik

Tidak jarang terjadi pihak-pihak yang berkepentingan gagal


menyelesaikan persoalan eksternalitas karena adanya biaya transaksi
(transaction cost) yng harus dikeluarkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
untuk melakukan tawar-menawar dan mencapai kesepakatan. Dalam contoh
yang realistis, biaya-biaya transaksi adalah pengeluaran untuk membayar para
pengacara.
Dalam kondisi yang lain, tawar-menawar tidak dapat dilakukan. Dilakukan
pemogokan oleh serikat buruh, menunjukkan bahwa untuk mencapai
kesepakatan adalah sesuatu yang sulit dilakukan, dan kegagalan dalam
mencapai kesepakatan dapat menjadi sesuatu yang sangat merugikan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam kenyataannya, seringkali masing-
masing pihak saling menahan diri guna memperoleh kesepakatan yang lebih
baik dari sudut pandang mereka.
Mencapai kesepakatan yang efisien sangatlah sulit dilakukan terutama
apabila jumlah yang berkepentingan sangat banyak karena mengoordinasikan
orang-orang dalam jumlah besar membutuhkan biaya yang tidak sedikit,
misalnya pabrik gula membuang polusinya pada sungai yang ada di sekitarnya.
Polusi tersebut menghasilkan eksternalitas negatif bagi semua warga yang ada
di hilir sungai tersebut. Akan tetapi, apabila jumlah masyarakat di hilir sangat
banyak, maka mengoordinasikan mereka untuk melakukan tawar-menawar
dengan pabrik tersebut mungkin tidak dapat dilakukan.

Teori Ekonomi Mikro 187


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Apabila tawar menawar antara swasta tidak berhasil dilakukan, maka


pemerintah dapat memainkan satu peran. Pemerintah dapat bertindak atas
nama masyarakat. Oleh karena itu, bagian berikutnya akan menguraikan
peranan pemerintah dalam mengatasi masalah eksternalitas.

6. Campur Tangan Pemerintah Atas Eksternalitas

Berbagai kasus eksternalitas ini, menyebabkan harga-harga yang


ditetapkan pengusaha menjadi tidak mencerminkan kelangkaan faktor produksi.
Dalam kasus pabrik yang menimbulkan polusi sungai, kalkulasi harga output tidak
memperhitungkan eksternalitas yang diderita oleh penduduk yang menggunakan
air. Dengan demikian, biaya produksi internal (private cost) menjadi lebih kecil
daripada biaya masyarakat (social cost), sehingga output pabrik menjadi terlalu
besar.
Dalam perhitungan biaya produksinya, pabrik tersebut tidak memasukkan
kerugian masyarakat yang diakibatkan karena pencemaran udara yang
ditimbulkan. Karena itu, harga output pabrik tersebut menjadi terlalu rendah,
karena tidak memperhitungkan kerugian masyarakat. Polusi udara yang
ditimbulkan tidak hanya merugikan masyarakat selaku konsumen, tetapi juga
terhadap masyarakat selaku produsen barang lainnya. Misalnya, menurunnya
produksi madu di peternakan lebah di sekitar pabrik, yang diakibatkan oleh
kotornya udara.
Dengan demikian, biaya-biaya pribadi (private cost), yang dihitung oleh
pabrik, untuk membayar semua faktor produksi yang digunakan, menjadi terlalu
kecil karena tidak memperhitungkan kerugian masyarakat. Akibatnya, volume
barang yang dihasilkan oleh pabrik tersebut cenderung terlalu banyak.
Dalam kasus semacam ini, peranan pemerintah adalah mengatur produksi
pabrik tersebut, dengan membuat regulasi, agar biaya internal yang dikalkulasikan
pabrik sama dengan biaya yang dikeluarkan masyarakat. Regulasi tersebut
misalnya, pemerintah mengharuskan pembangunan pengolah limbah (water
treatment) kepada pabrik yang akan membuang limbahnya ke sungai. Implikasi
dari peraturan ini adalah, biaya internal menjadi lebih tinggi, sehingga jumlah
output yang dihasilkannya pun menjadi lebih kecil.
Dalam kasus eksternalitas negatif, biaya produksi yang dikalkulasikan oleh
pengusaha (internal cost) yang lebih kecil daripada biaya yang diderita masyarakat
(social cost). Sedangkan dalam kasus eksternalitas positif, biaya internal lebih

Teori Ekonomi Mikro 188


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

besar daripada biaya sosial, sehingga output yang dihasilkan lebih kecil daripada
volume yang dianggap efisien oleh masyarakat.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian dimaksudkan untuk
menyamakan biaya internal dengan biaya sosial, sehingga alokasi sumber-sumber
ekonomi menjadi efisien. Kadar polusi berada pada tingkat di mana biaya marjinal
pengurangan polusi sama dengan manfaat marjinal masyarakat atas pengurangan
polusi.
Untuk mengendalikan eksternalitas negatif tersebut, maka pemerintah dapat
menanggapinya dengan dua cara, yaitu kebijakan pemerintah dan kendalikan
(command and control policy), yaitu kebijakan mengatur perilaku secara langsung
dan kebijakan yang berorientasi pasar (market based policy), yaitu pemerintah
menyediakan insentif sehingga pimpinan perusahan memilih untuk menyelesaikan
masalah mereka sendiri.

a. Pengendalian Langsung

Kebijakan pengendalian langsung merupakan bentuk kebijakan


lingkungan yang paling sering digunakan oleh pemerintah pada beberapa
Negara dewasa ini. Standar emisi kendaraan bermotor merupakan
pengendalian langsung yang dikenal baik di kalangan pemerhati lingkungan.
Standar ini harus dipenuhi oleh semua kendaraan bermotor baru yang dijual.
Standar ini mensyaratkan bahwa emisi per mil atas sejumlah gas beracun dan
pencemaran lain lebih rendah daripada jumlah tertentu. Standar ini berlaku di
mana pun kendaraan dijalankan. Manfaat marjinal mengurangi emisi di
pedesaan sama di mana terdapat pencemaran udara relative kurang, dibanding
dengan manfaat marjinal di kota-kota besar, di kawasan gas emisi sudah
sangat banyak di udara. Akan tetapi, standar ini berlaku sama untuk kota besar
dan desa.

Pengendalian langsung sering kali mengharuskan teknik tertentu untuk


mengurangi pencemaran. Oleh karena itu, sebelum diizinkan beroperasi, suatu
pabrik diharuskan menggunakan alat tertentu untuk mengurangi polusi,
meskipun terkadang terdapat teknologi lain atau alat lain yang dapat
menghasilkan pengurangan pencemaran yang sama dengan biaya yang lebih
rendah.

Teori Ekonomi Mikro 189


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Oleh karena itu, pengendalian langsung terkadang tidak efisien secara


ekonomis dalam kebanyakan hal, dalam arti lebih banyak pencemaran yang
seharusnya dapat dihilangkan dengan biaya ekonomis yang sama dengan
pengendalian langsung. Misalkan pencemaran pada saluran air akan
dihilangkan sampai batas tertentu. Biasanya pemerintah akan membagi beban
pencemaran secara adil, beban pengurangan pencemaran yang diinginkan
kepada semua perusahaan yang melakukan pencemaran menurut kriteria yang
kurang adil. Pemerintah dapat menetapkan bahwa setiap perusahaan yang
melakukan pencemaran harus mengurangi pencemarannya dengan
persentase yang sama. Atau setiap perusahaan diperintahkan untuk
memastikan bahwa setiap liter air yang dibuang ke saluran air memenuhi mutu
tertentu. Meskipun ketentuan-ketentuan tersebut kelihatannya wajar, namun
apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan pencemaran tidak
menanggung biaya pengurangan pencemaran yang sama, ketentuan-
ketentuan tersebut menjadi tidak efisien.
Masalah lain yang timbul dalam pengendalian langsung dalam praktik ini
yaitu cara semacam ini sangat mahal untuk dipantau dan dilaksanakan.
Lembaga yang mengurus harus memeriksa begitu banyak pabrik demi pabrik
dan banyaknya jenis pencemaran yang dilepaskan. Di samping itu, lembaga
tersebut membutuhkan suatu mekanisme untuk menghukum perusahaan yang
melanggar. Pemantauan yang akurat atas semua sumber pencemaran yang
potensial membutuhkan sumberdaya yang jauh lebih besar disbanding
sumberdaya yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Dewasa ini sistem denda dan
hukuman diberlakukan oleh pemerhati lingkungan untuk membuat para
pelanggar jera. Misalkan apabila perusahaan yang melakukan pencemaran
diwajibkan membatasi emisi pencemaran sampai batas tertentu per hari,
perusahaan tersebut akan memperhitungkan biaya untuk memenuhi standard
an biaya apabila mereka dipergoki dan denda apabila ditemukan melanggar
ternyata relative kecil. Maka pengendalian langsung tidak banyak berdampak.

b. Kebijakan yang Berorientasi Pasar


1) Pajak Emisi

Selain metode langsung, pemerintah dapat pula mengendalikan


pencemaran dengan mengenakan pajak atas perusahaan yang membuang
emisi. Metode ini pada dasarnya adalah menginternalisasi eksternalitas

Teori Ekonomi Mikro 190


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

pencemaran sehingga keputusan-keputusan terdesentralisasi dapat


memberi hasil yang lebih efisien.
Kelebihan dari sistem pengenaan pajak emisi adalah bahwa tidak
mengharuskan lembaga yang menangani pencemaran untuk menetapkan
bagaimana perusahaan harus menggunakan teknologi tertentu dalam
mengurangi pencemaran dari usahanya. Jadi dalam konteks ini perusahaan
sendiri yang harus mencari teknik pengurangan yang paling efisien. Dengan
tujuan memaksimalkan keuntungan akan membuat perusahaan berusaha
mengurangi pencemaran yang ditimbulkan karena mereka tidak ingin
menanggung pajak pencemaran yang besar.
Efektivitas pengenaan pajak emisi hanya dapat berjalan dengan baik
apabila jumlah emisi dapat diukur dengan tetap. Dalam beberapa jenis
pencemaran, alat pengukur pencemaran yang akurat untuk dipasang
dengan biaya yang wajar belum ditemukan. Dengan demikian pengenaan
pajak emisi masih sulit dilakukan. Misalkan kasus pencemaran yang
ditimbulkan oleh mobil. Akan sangat mahal untuk memasang alat pemantau
yang baik pada setiap mobil dan menetapkan pajak terutang berdasarkan
data yang terekam oleh alat tersebut.
Masalah lain dari pengenaan pajak emisi adalah penetapan besarnya
tarif pajak. Secara ideal lembaga yang menangani pencemaran
mendapatkan perkiraan tentang besarnya kerusakan sosial marjinal yang
ditimbulkan per unit bahan pencemar, dan menetapkan jumlah pajak sama
dengan jumlah tersebut. Apabila hal tersebut dapat dilakukan dengan baik,
maka dengan sendirinya internalisasi eksternalitas berjalan dengan baik.
Akan tetapi, informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kerusakan sosial
marjinal umumnya sulit dilakukan.
Apabila pemerintah menetapkan tarif pajak emisi yang terlalu tinggi,
maka terlalu banyak sumber daya yang disediakan untuk mengendalikan
pencemaran. Sebaliknya apabila tarif pajak yang dikenakan terlalu rendah,
maka akan menimbulkan pencemaran yang terlalu besar. Dalam praktiknya,
lembaga yang bertugas menangani pencemaran mungkin memiliki
pengetahuan yang jauh lebih baik mengenai tingkat pencemaran yang dapat
diterima, dibanding besarnya tarif pajak yang dikenakan, terutama apabila
teknologi pengurangan pencemaran berubah, maka tarif pajak juga harus

Teori Ekonomi Mikro 191


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

diubah, dan pemerintah umumnya sangat lambat untuk menyesuaikan tarif


pajak yang sudah ditetapkan.

2) Standar dan Biaya Emisi

Dewasa ini beberapa negara menetapkan standar emisi bagi


perusahaan, yaitu batas legal jumlah polusi yang dapat dikeluarkan oleh
perusahaan. Apabila suatu perusahaan melampaui batas tersebut, maka
perusahaan tersebut akan dikenakan hubungan dalam bentuk denda uang
atau pidana. Standar emisi yang dibuat bertujuan untuk memastikan bahwa
perusahaan berproduksi dengan efisien karena dalam beroperasi
perusahaan menggunakan alat pengendali polusi. Kenaikan biaya untuk
mengurangi polusi akan menyebabkan biaya rata-rata produksi perusahaan
naik. Perusahaan akan memperoleh keuntungan apabila harga jual produk
mereka berada di atas biaya rata-rata setelah memperhitungkan biaya
polusi. Sementara yang dimaksud dengan biaya emisi adalah biaya yang
dikenakan terhadap setiap unit polusi yang ditibulkan oleh suatu
perusahaan.

3) Izin Transfer Emisi

Mari kita perhatikan kembali kasus dua perusahaan yang terletak pada
suatu tempat sehingga biaya sosial marjinal emisinya sama, tidak peduli
perusahaan mana yang mengurangi emisinya karena kedua perusahaan
tersebut mempunyai biaya pengurangan emisi yang berbeda dalam arti
biaya marjinal pengurangan emisi kedua perusahaan tidak sama.
Dengan sistem izin transfer emisi, maka perusahaan yang tidak
sanggup menurunkan emisi mereka harus membeli izin emisi. Apabila
terdapat cukup banyak perusahaan dan izin, maka akan terbentuk suatu
pasar untuk izin emisi. Dalam keseimbangan pasar, maka harga suatu izin
sama dengan biaya marjinal pengurangan untuk seluruh perusahaan, kalau
tidak, suatu perusahaan akan merasa diuntungkan dengan membeli lebih
banyak izin.

Teori Ekonomi Mikro 192


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

7. Faktor Penyebab Kegagalan Pasar

Banyak masalah ekonomi dapat dicarikan solusinya hingga tercapai efisiensi


optimal, bila didukung prasyarat dipenuhinya bentuk pasar persaingan sempurna.
Namun kenyataannya, pasar persaingan sempurna hanya dapat diwujudkan pada
kasus-kasus yang sangat terbatas. Bentuk pasar yang lebih sering ditemui adalah
pasar persaingan tidak sempurna. Hal ini terjadi karena adanya distorsi-distorsi
yang menyebabkan kegagalan mekanisme pasar menjalankan fungsinya, yakni
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien dalam menghasilkan
barang dan jasa. Penyebab kegagalan pasar adalah hal-hal berikut ini.
a. Ketidaksempurnaan Pasar

Dalam bentuk pasar persaingan sempurna, mekanisme harga dapat


berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi.
Dalam bentuk pasar persaingan tidak sempurna, misalnya monopoli, alokasi
yang efisien tidak pernah terjadi, karena tidak ada keserasian antara keinginan
produsen (yaitu keuntungan maksimal) dengan efisiensi produksi. Volume
produksi pada pasar monopoli lebih kecil dibandingkan pada pasar persaingan
sempurna, namun pada tingkat harganya lebih tinggi.
Dalam beberapa kasus tertentu, ada jenis barang yang hanya efisien bila
diproduksi oleh satu produsen, karena pasarnya terlalu kecil atau investasinya
sangat besar. Dalam kasus ini, skala ekonomi yang efisien (economies of scale)
baru akan terjadi pada tingkat produksi yang besar. Contohnya, jasa kereta api,
telepon, listrik. Keadaan ini disebut monopoli alamiah (natural monopoly).
Biaya rata-rata dalam kasus monopoli alamiah selalu menurun. Situasi
semacam ini banyak dialami oleh perusahaan-perusahaan yang melayani
kepentingan umum (oublic utilities), misalnya perusahaan air minum, listrik,
telepon, jasa pos. untuk jenis-jenis perusahaan ini, adanya persaingan
(sempurna) hanya akan menyebabkan inefisiensi karena investasi mahal di sini
tidak banyak membuka peluang melakukan “perang harga”. Secara alamiah,
adanya persaingan pada akhirnya menyebabkan hanya ada satu perusahaan
yang tetap mampu bertahan. Perusahaan yang tetap survive ini merupakan
monopolis alamiah. Konsekuensinya, usaha seperti ini memerlukan pengaturan
pemerintah, agar tidak merugikan konsumennya.

Teori Ekonomi Mikro 193


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Barang Pubik

Barang publik (public goods) dalam banyak hal sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, namun tidak seorang pun yang bersedia menghasilkannya.
Kalaupun ada pihak swasta yang menyediakannya, jumlah tertentu terbatas.
Suatu jenis barang dinamakan barang publik murni, bila mengandung dua
karakteristik utama, yaitu penggunaannya tidak menimbulkan persaingan (non-
rivalry), serta tidak dapat diterapkannya prinsip pengecualian (non-
excludability). Biasanya, pihak swasta enggan untuk menghasilkan barang
publik murni, dengan demikian tugas ini harus dibebankan kepada pemerintah.
Ketika pihak swasta memproduksi mobil, maka otomatis yang diperlukan
adalah tersedianya prasarana jalan raya yang dibangun oleh pemerintah. Kalau
prasyarat ini tidak dipenuhi, maka kesejahteraan masyarakat pun tidak
mencapai titik optimal.
c. Pasar Tidak Lengkap (Incomplete Market)

Pasar dikatakan lengkap apabila menghasilkan semua barang dan jasa,


dengan biaya produksi yang lebih kecil daripada harga yang sanggup dibayar
oleh masyarakat. Ada beberapa jenis jasa yang tidak dapat diusahakan oleh
pihak swasta dalam jumlah yang cukup, meskipun biaya penyediaannya lebih
kecil daripada kemauan membayar masyarakat. Kondisi seperti inilah yang
disebut pasar yang tidak lengkap (Incomplete Market). Yang termasuk dalam
ketegori ini, misalnya asuransi khusus untuk menghadapi suatu resiko tertentu
yang sangat berat. Dalam kasus ini, maka biasanya pemerintahlah yang harus
menyediakan jasa ini.
d. Kegagalan Informasi

Dalam beberapa kasus, masyarakat sangat membutuhkan informasi yang


tidak dapat disediakan oleh pihak swasta, misalnya informasi prakiraan cuaca.
Para petani, pelaut, sangat membutuhkan informasi tersebut, tetapi masih
jarang ada pihak swasta yang menyediaknnya, karena pertimbangan
komersial. Maka dalam hal ini, pemerintahlah yang harus menyediakannya.
e. Eksternalitas

Masalah lain yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar dalam


alokasi faktor produksi secara efisien, adalah timbulnya dampak baik positif
maupun negatif yang disebut dengan eksternalitas. Eksternalitas timbul karena
tindakan konsumsi (atau produksi) dari satu pihak, yang berpengaruh terhadap

Teori Ekonomi Mikro 194


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

pihak yang lain tanpa adanya kompensasi pembayaran. Jadi, dalam hal ini ada
dua syarat bagi terjadinya eksternalitas:
1) Adanya dampak tertentu dari suatu tindakan
2) Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.

8. TEORI PENYEDIAAN BARANG PUBLIK

Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa


yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak-pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah,
seberapa besar pemerintah harus menyediakan barang publik, karena
keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik dalam
jumlah yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber-
sumber ekonomi, sebaliknya penyedia barang dan jasa publik yang terlalu sediki
akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat.
Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi, seperti Pigou,
Bowen, Lindahl, Samuelson, dan teori anggaran.
A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan
memberikan manfaat (utility) bagi masyarakat, sebaliknya pajak yang dikenakan
akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat (disutility). Semakin banyak barang
dan jasa publik disediakan pemerintah, maka tambahan manfaat yang dirasakan
oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena law of
diminishing marginal utility returns. Misalnya, pada kasus segelas air yang
diberikan terus menerus kepada seseorang. Gelas pertama akan memberi
kepuasan yang besar, gelas ketiga memberikan kepuasan yang lebih kecil, dan
akhirnya gelas keenam, ketujuh, dan seterusnya, mungkin sudah tidak memberi
kepuasan sama sekali.
Sebaliknya, semakin banyak barang dan jasa publik, semakin besar biaya
yang dibutuhkan, dan konsekuansinya semakin besar pula pajak yang dipungut
dari masyarakat. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan
masyarakat. Secara teoretis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal,
apabila kepuasan masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan
masyarakat dari pemungutan pajak.
Kesulitan dari analisis ini adalah, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, karena analisisnya

Teori Ekonomi Mikro 195


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar


pajak, dan rasa kepuasan marginal terhadap barang publik.
Teori yang dikemukakan oleh Bowen, Lindahl, Samuelson dan teori
anggaran, berusaha memberi jawaban mengenai beberapa jumlah barang publik
yang harus disediakan pemerintah, sehingga kepuasan masyarakat terhadap
alokasi sumber ekonomi antara barang publik dan barang swasta mencapai tingkat
optimal. Teori yang dikemukakan Bowen mengenai penyediaan barang publik,
didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta.
Lindahl mengemukakan analisisnya yang mirip dengan Bowen, dengan
perbedaan pada bentuk harga yang digunakannya. Bowen menggunakan harga
absolut, sementara Lindahl menggunakan harga relatif, yaitu persentase dari
pembiayaan pemerintah total.
Sedangkan Samuelson juga mengemukakan teorinya dengan
menggunakan pendekatan keseimbangan umum (general equilibrium). Ia
menyimpulkan, bahwa adanya barang publik tidak menghambat masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal (pareto optimality).
Teori Samuelson mengenai pengeluaran pemerintah merupakan teori yang
paling baik, karena sederhana, jelas, dan komprehensif. Namun, ini pun juga
mengandung beberapa kelemahan, misalnya pada anggapan bahwa konsumen
dapat mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik, yang menjadi
dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Hal ini merupakan
kelemahan yang mendasar dari analisis pengeluaran pemerintah, karena masalah
utamanya adalah, bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen
barang publik. Tidak seorangpun yang mau dengan suka rela mengemukakan
kesukaannya akan barang sosial, karena kesukaan ini akan menjadi dasar bagi
pemerintah dalam mengenakan tarif. Selain itu, apabila barang publik sudah
tersedia, mereka tidak dapat dikecualikan dari penggunaan barang tersebut.
Kelemahan berikutnya adalah, barang publik yang dibahas memiliki sifat
kebersamaan, yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama.
Barang-barang publik yang memiliki sifat tersebut praktis sangat terbatas,
misalnya pertahanan, kehakiman. Sementara itu, sebagian besar dari barang
publik tidak mengandung sifat-sifat itu, seperti misalnya rumah sakit, dan sekolah.
Teori lain yang menerangkan tentang penyediaan barang-barang publik
adalah teori alokasi barang sosial melalui anggaran. Teori ini didasarkan pada

Teori Ekonomi Mikro 196


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

suatu analisis, bahwa setiap orang harus membayar penggunaan barang publik
dalam jumlah yang sama, sesuai dengan sistem harga untuk barang swasta.
Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik di atas, secara
konseptual sangat baik. Sayangnya, semua itu kurang bermanfaat untuk
diterapkan dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cara mengenai
penentuan jumlah barang publik, perlu “meminjam” teori yang dikembangkan
dalam ilmu politik, yaitu pemungutan suara (voting).
Pemungutan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi cara yang
terbaik adalah dengan aklamasi, di mana suatu program pemerintah akan
dilaksanakan hanya apabila semua orang menyatakan setuju. Hasil yang
diperoleh dengan cara aklamasi, akan sama dengan mekanisme pasar, sehingga
bisa dicapai hasil yang terbaik.
Namun demikian, cara aklamasi ini pun dalam praktek juga sering sulit
direalisasikan, sehingga muncul alternatif lain mengenai jumlah suara minimal
yang diperlukan dalam suatu pemungutan suara. Pada awalnya, teori ini
dikemukakan oleh Knut Wickell. Ia berpendapat, bahwa sistem yang baik adalah
apabila 2/3 suara menyatakan persetujuannya. Yang menjadi pertanyaan,
mengapa 2/3? Buchanan-Tulock kemudian mencoba memberikan jawaban,
bahwa pemungutan suara harus dilakukan dengan cara meminimalkan biaya
pemungutan suara.
Dalam sistem pemungutan suara dengan siste mayoritas sederhana (simple
majority), dalam memilih dua atau lebih program pemerintah, dapat menjadi
kegagalan dalam mencapai kesepakatan, karena adanya Arrow’s Paradox. Untuk
menghindarinya, maka dapat ditempuh dengan beberapa cara alternatif, misalnya,
plural voting, point voting, dan sebagainya.
Pemungtan suara dengan cara pemilihan langsung sulit dilakukan di negara-
negara yang berpenduduk sangat banyak, kerena faktor pembiayaan. Maka dalam
hal ini, pemungutan suara untuk memilih program pemerintah dilakukan secara
demokratis melalui perwakilan rakyat. Tapi masalahnya adalah, apakah dengan
cara ini dapat dijamin bahwa suara wakil rakyat selaras dengan kehendak rakyat
yang diwakilinya? Schumpeter dan A. Down menunjukkan, bahwa karena adanya
motivasi dan rasa individualistik dari rakyat dan wakil rakyat, maka akan ada
jaminan keserasian antara pilihan wakil rakyat dan kehendak rakyat.

Teori Ekonomi Mikro 197


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

9. PRINSIP PENGENAAN PAJAK

Pada prinsipnya, pajak yang dikenakan kepada masyarakat adalah


sumbangan terhadap pemerintah yang telah menyediakan barang publik. Barang
publik memiliki dua karakteristik, yaitu non-exclusionary dan non-rivalry. Dari dua
sifat utama barang publik tersebut, masyarakat seringkali bersikap sebagai free-
riders atau “penumpang gelap”. Non-exclusionary dapat diartikan, bahwa bila
barang publik sudah tersedia, maka setiap orang dapat memanfaatkannya tanpa
ada yang mencegahnya. Misalnya, dalam kasus prasarana jalan. Kecuali jalan tol
yang bersifat exclusionary, maka pemerintah tidak dapat mencegah setiap orang
berniat menggunakan prasarana jalan yang sudah disediakannya itu.
Ini berbeda dengan barang swasta (private goods) yang dihasilkan oleh
masyarakat. Seorang produsen roti dapat mencegah orang lain yang berniat
mengkonsumsi rotinya, tanpa membayar harga yang sudah ditentukan
produsennya.
Sedangkan non-rivalry berarti, penggunaan suatu barang oleh seorang tidak
akan mengurangi kepuasan orang lain, yang juga menikmatinya dalam waktu
bersamaan. Misalnya, jalan raya yang tidak padat lalu lintasnya, penggunaan oleh
seseorang tidak akan mengurangi kenikmatan orang lain yang juga sedang
memanfaatkannya pada saat bersamaan.
Hal ini berbeda dengan barang swasta, misalnya saksofon. Apabila
seseorang sedang memainkan saksofon, maka pada saat itu orang lain tidak
mungkin memainkan saksofon yang sama. Barang yang mempunyai kedua sifat
di atas, disebut barang swasta. Sedangkan barang yang hanya mempunyai saah
satu sidat saja, disebut barang kuasi publik.
Dalam kasus barang swasta, seorang konsumen akan membeli suatu
barang dengan harga yang sesuai dengan kepuasannya. Misalnya, bila Bambi
membeli pensil dengan harga Rp 500, berarti kepuasannya atas pensil tersebut
sebesar Rp 500. Dalam kasus barang publik, karena semua ingin menjadi free
riders, maka tidak terjadi harga yang dapat ditetapkan oleh pemerintah.
Apabila pemerintah akan membangun jalan raya dengan biaya Rp 3 milyar,
bagaimana cara mengalokasikannya kepada masyarakat? Jawabannya, tetu
dengan pajak. Tetapi bagaimana dengan prinsip alokasi beban barang publik
tersebut? Pengenaan beban pajak untuk membiayai barang publik didasarkan
pada dua prinsip, yaitu prinsip manfaat (benefit principle), dan prinsip pengorbanan
(sacrifice principle). Menurut prinsip manfaat, pajak sebagai pembayaran atas

Teori Ekonomi Mikro 198


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

penyediaan barang publik harus didsarkan pada besar kecilnya manfaat yang
diterima masyarakat. Orang yang menikmati manfaat besar harus membayar
dalam jumlah yang besar, demikian pula sebaliknya.
Selanjutnya, bagaimana cara mengukur utilitas seseorang dari adanya
barang publik? Inilah yang menjadi masalah, karena tidak pada semua barang
publik dapat diterapkan prinsip manfaat. Kesulitan dalam mengukur utilitas
(manfaat) pemakaian barang dan jasa publik merupakan hal yang sering terjadi.
Yang dapat diukur manfaatmya, biasanya adalah barang kuasi publik, misalnya
rumah sakit, sekolah, dan sebagainya. Sedangkan barang publik murni, yang
mempunyai karakteristik non-exclusionary dan non-rivalry, tidak dapat diterapkan
prinsip manfaat, sehingga harus digunakan prinsip pengorbanan.
Dengan asumsi adanya penurunan utilitas marginal bagi semua orang,
maka ketiga pendekatan ini di atas semuanyamemberi kesimpulan, bahwa orang
kaya harus membayar pajak dalam jumlah lebih besar daripada orang miskin.
Namun demikian, hal tersebut tidak otomatis berarti bahwa struktur pajak yang
dikenakan pemerintah harus bersifat progresif.

10. INTERVENSI PEMERINTAH

Banyak ahli ekonomi, terutama dari Negara-negara barat, yang


menyebutkan bahwa peranan pemerintah dalam mengatur jalannya
perekonomian sangatlah besar. Bahkan di Amerika Serikat, yang selalu menjadi
kiblat pandangan ekonomi klasik, peran pemerintah Federal jauh lebih besar
dibandingkan dengan konsep yang dulu dikemukakan oleh Adam Smith.
Para ekonom pada umumnya bisa melakukan kesalahan dalam
mengintepretasikan pandangan Smith, sehingga seolah-olah peranan pemerintah
teramat sempit dalam mengatur perekonomian. Di satu sisi, Smith memang
berpendapat bahwa peranan pemerintah hanya sebatas pelengkap kegiatan yang
tidak dilaksanakan oleh pihak swasta. Berikut ini ada kutipan dari bukunya yang
terkenal, Wealth of Nations (1776).
The role of the state must be minimal in a system which depends wholly on
the self-regarding actions of individuals. The sovereign is expected to refain from
interfering with the individual enterprise. The state must provide exact
administration of justice. The state must provide defense. The state should provide
such public works as may be necessary to facilitate economic activity… 1

Teori Ekonomi Mikro 199


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Dari sini dapat disimpulkan, bahwa dalam hal penyediaan barang publik,
sikap Smith terlihat sangat konservatif.
The state has a responsibility for reform, a responsibility for for removing
various institutional and legal impediment to the system of natural liberty, such as
the laws of successions and entail, the privilege of corporations…
Pandangan Smith mengenai peranan pemerintah, tidak sebatas
menyediakan barang dan jasa publik semata-mata, tetapi memiliki perspektif yang
lebih luas.
Sementara Musgrave dan Musgrave (1984), mengelompokkan aktivitas
Negara ke dalam tiga fungsi, yaitu alokasi, stabilisasi, dan distribusi sumber-
sumber ekonomi. Tidak ada seorang ekonom pun yang meragukan peranan
Negara dalam mengatasi masalah stabilisasi dan distribusi pendapatan. Teori-
teori ekonomi misalnya mikro, makro, dan pembangunan telah menerangkan,
bagaimana pemerintah mampu mengatasi kedua masalah tersebut. Peranan
pemerintah dalam alokasi inilah yang sering kali kurang dipahami, terutama bagi
mereka yang tidak mendalami ekonomi publik. Dalam beberapa teks ekonomi
mikro, secara eksplisit telah diketengahkan analisis terhadap masalah-masalah
yang memerlukan campur tangan pemerintah.

11. PERANAN PEMERINTAH DALAM BIDANG ALOKASI

Para ekonom klasik selalu berpendapat, bahwa peranan pemerintah di


bidang alokasi hanyalah sebagai “pelengkap” aktivitas sector swasta, yaitu
melaksanakan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh swasta. Filosofi yang
mendasari konsep ini sangat sederhana, yaitu adanya anggapan bahwa hanya
dirinya sendirilah yang mengetahui persis, mengenai apa yang terbaik bagi dirinya.
Karena itulah, maka setiap usaha yang bertujuan untuk mencapai kemakmuran
pribadi, secara keseluruhan akan menyebabkan kemakmuran masyarakat. Dalam
teori welfare economics disebutkan, bahwa apabila terdapat pasar persaingan
sempurna (perfect competition) di semua pasar baik pasar input maupun pasar
output, maka pihak swasta akan mampu menyediakan barang dan jasa, serta
mengalokasikannya secara efisien. Pada gilirannya, hal ini akan menyebabkan
tercapainya kesejahteraan masyarakat yang optimal, yang ditujukan dengan
kondisi pareto optimality.
Oleh karena itu, peranan pemerintah di sini adalah untuk hal-hal berikut:
a. Menyediakan barang dan jasa yang tidak dihasilkan oleh pihak swasta.

Teori Ekonomi Mikro 200


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

b. Menjamin bahwa tujuan swasta tidak terhambat.


Seiring dengan berkembangnya perekonomian, hal ini telah menyadarkan
para ahli ekonomi, bahwa dalam alokasi sumber-sumber ekonomi, peranan
pemerintah jauh lebih penting dari hanya sekedar sebagai “pelengkap” aktivitas
swasta.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:


1. Menurut anda, kapan eksternalitas membutuhkan intervensi dari pemerintah dan
kapan suatu eksternalitas tidak perlu adanya campur tangan pemerintah?
2. Analisis ketersediaan barang publik tempat tinggal anda masing-masing.
Bagaimana pendapat anda tentang intervensi pemerintah dalam penyediaan
barang publik tersebut?
3. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, dalam alokasi sumber ekonomi
peranan pemerintah jauh lebih penting dari hanya sekedar “pelengkap” aktivitas
swasta. Jelaskan mengapa demikian!
4. Amati tempat disekitar anda, berikan contoh eksternalitas positif maupun negatif.
Analisis penyebab dampak dan solusi bagi eksternalitas negatif!
5. Terdapat lima perusahaan yang berlokasi pada titik yang berbeda di sepanjang
sungai Walanae dan mereka membuang limbah cair dengan jumlah yang berbeda-
beda ke dalamnya. Limbah cair tersebut telah merugikan masyarakat di hilir
sungai. Perusahaan yang ada pada prinsipnya dapat membeli alat menyaring
untuk menghilangkan zat kimia berbahaya pada limbah yang dibuang pada sungai
tersebut. Misalkan anda sebagai penasihat kebijakan di daerah tersebut,
bagaimana anda membandingkan dan mencari perbedaan pilihan berikut untuk
mengatasi dampak yang merugikan dari limbah cair tersebut?
a. Mengenakan biaya limbah dengan tingkat yang sama bagi perusahaan yang
berlokasi pada pinggir sungai tersebut.
b. Standar yang sama per perusahaan untuk tingkat limbah cair yang dibuang oleh
masing-masing perusahaan.
c. Sistem izin limbah cair yang dialihkan, di mana tingkat keseluruhan limbah cair
ditetapkan oleh semua perusahaan penerima izin yang sama.

Teori Ekonomi Mikro 201


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.


Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Teori Ekonomi Mikro 202


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

GLOSARIUM

Absolute:
Sesuatu yang tidak dibatasi oleh pembatasan atau pengecualian.
Agen (Agents):
Seseorang yang melakukan tindakan tertentu untuk orang lain, yang disebut pelaku
utama.
Barang
Barang Inferior:
Barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Capital Intensive:
Sebuah proses atau industri yang membutuhkan sumber daya financial dalam jumlah
besar untuk menghasilkan produk yang bagus.
Cateris Paribus:
Hal-hal lainnya tetap sama.
Barang Komplemen/ Komplementer (Complement):
Barang yang kegunaannya saling melengkapi satu sama lain.
Barang Publik (public goods):
Barang yang tidak bersifat ekskludabel dan rival.
Barang Normal:
Semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat
bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas
permintaan positif.
Batas kemungkinan-kemungkinan produksi (production possibilities fronties):
Sebuah grafik yang menggambarkan kombinasi output yang mungkin dihasilkan dalam
perekonomian dengan faktor produksi dan teknologi produksi yang ada.
Batas Anggaran (budget constraint):
Batas kombinasi konsumsi yang mampu dibeli oleh konsumen.
Biaya (cost):
Nilai berapa pun yang yang harus dikeluarkan oleh penjual untuk menghasilkan sebuah
barang.

Teori Ekonomi Mikro 203


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Biaya Eksplisit:
Biaya bahan yang memerlukan pengeluaran uang oleh perusahaan.
Biaya implisit:
Biaya-biaya bahan yang tidak memerlukan pengeluaran perusahaan.
Biaya Marginal (marginal cost):
Kenaikan biaya total yang muncul dari unit produksi tambahan.
Biaya tetap (fixed cost):
Biaya yang tidak berubah berapa pun jumlah barang yang diproduksi.
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost):
Biaya tetap dibagi dengan jumlah output.
Biaya total (total cost):
Nilai pasar dari bahan-bahan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi.
Biaya total rata-rata(average total cost):
Biaya total dibagi dengan jumlah output.
Biaya variabel (variable costs):
Biaya yang berubah jika terjadi perubahan jumlah produksi.
Biaya variable rata-rata (average variable costs):
Biaya variable dibagi dengan jumlah output.
Daftar permintaan (demand schedule):
Tabel yang menunjukkan hubungan antara suatu barang dengan jumlah permintaan.
Daftar penaaran (supply schedule):
Tabel yang menunjukkan hubungan antara suatu barang dengan jumlah penawaran.
Defisit anggaran (budget deficit):
Jumlah berlebih yang dikeluarkan pemerintah (pengeluaran) dibandingkan dengan
penerimaannya.
Efisiensi (efficiency):
Kondisi dalam masyarakat untuk memperoleh manfaat maksimal dari sumber daya
mereka yang terbatas.
Ekonomi makro (macroeconomics):
Cabang ilmu ekonomi yang membahas fenomena ekonomi secara luas, termasuk inflasi,
pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi.

Teori Ekonomi Mikro 204


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Ekonomi mikro (microeconomics):


Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana rumah tangga dan perusahaan
membuat keputusan dan bagaimana mereka berinteraksi di pasar.
Hipotesis:
Jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya.
Kondisi Pareto Optimality:
Sebuah kondisi di mana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk
meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa mengorbankan pelaku
ekonomi yang lain (worse off). Dengan kata lain, kondisi pareto terjadi ketika semua
pelaku ekonomi dalam kondisi kesejahteraan yang optimum.
Law of Diminishing Marginal Utility Returns:
Setiap penambahan barang yang sama dan sejenis, akan memberikan tambahan kepuasan
(marginal) yang diperoleh dari penggunaan barang tersebut (utility) dimana penambahan
kepuasan tersebut akan terus menurun nilainya (diminishing).
Least Cost Combination:
Menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah
produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Preferensi:
Sebuah konsep, yang digunakan pada ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini
mengasumsikan pilihan realitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan
kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan,
gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada.
Produksi Padat Karya (Labour Intensive):
Kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika
dibandingkan dengan tenaga mesin.
Produksi Primer:
Kegiatan atau proses menghasilkan bahan-bahan baku atau bahan mentah dengan cara
mengambil langsung dari alam.

Teori Ekonomi Mikro 205


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Produksi Sekunder:
Kegiatan yang dilakukan untuk memproses bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan
setengah jadi. contohnya: bijih besi diolah menjadi frofil-frofil besi atau lembaran-
lembaran baja, benang diolah menjadi kain.
Pendapatan total (total revenue):
Jumlah yang dibayarkan oleh pembeli dan diterima oleh penjual sebuah barang, dihitung
sebagai hasil perkalian antara harga barang dengan jumlah yang terjual.
Penurunan produk marginal (diminishing marginal product):
Property di mana produk produk marginal input menurun ditandai dengan jumlah input
yang meningkat.
Produk marginal (marginal product):
Kenaikan dalam output produksi yang muncul dari unit tambahan input.
Produk marginal tenaga kerja (marginal product of labour):
Kenaikan jumlah hasil produksi dari unit tenaga kerja tambahan.
Produktivitas (productivity):
Jumlah barang dan jasa yang diproduksi setiap jam dari waktu si pekerja.
Serikat pekerja (union):
Asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan pemberi kerja mengenai upah
dan kondisi kerja.
Skala ekonomis (economies scale):
Ciri-ciri di mana biaya total rata-rata jangka panjang menurun seiring meningkatnya
jumlah output.
Skills:
Kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus namun
dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untukmempelajarinya dan dapat dibuktikan.
Stok (Inventory):
Stok bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan
pelanggan yang meliputi bahan baku (raw materials), barang dalam proses (in-process
goods), dan barang jadi (finished goods).
Surplus (surplus):
Situasi ketika jumlah penawaran melebihi jumlah permintaan.
Surplus anggaran (budget surplus):

Teori Ekonomi Mikro 206


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Jumlah berlebih yang diterima pemerintah (penerimaan) dibandingkan dengan


pengeluarannya.
Surplus konsumen (consumer surplus):
Kerelaan pembeli untuk membayar dikurangi dengan jumlah dengan jumlah sebenarnya
dibayar pembeli.
Surplus produsen (producer surplus):
Jumlah yang dibayarkan oleh penjual untuk sebuah barang dikurangi dengan biaya
produksi barang tersebut.
Utilitas (utility):
Ukuran kebahagiaan atau kepuasan.

Teori Ekonomi Mikro 207


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.


Adiwarman A.Karim. 2010. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT. Raja Gerafindo Persada.
Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.
Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi
Revisi dan Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Joesron, Tati Suharti dan M. Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Lukman Hakim. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta:Erlangga.
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Mankiw N, Gregory, Principle of Economics, Third Edition, Thompson, South Western,
USA, 2004
Mandala Manurung & Pratama Raharja, 2000, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,
Edisi Kedua, Lembaga Penerbit FE UI.
Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
Nopirin. 2000. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE UGM.
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Raharja, Pratama dan Manurung Mandala. 2010. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar
Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.
Samuelson P.A and Nordhaus W.D., Economics, Eighteenth Edition, Mc.Graw Hill
Company, Irwin 2001.
Sarnowo, Henry., Sunyoto, Danang. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Teori &
Soal) Edisi Terbaru. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing
Service).
Sudarso. 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Badan Penerbit P4M STIE IPWIJA.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sumarsono, Sonny. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jember: Laboratorium
Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Teori Ekonomi Mikro 208


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah/Kode : Teori Ekonomi Mikro / PIE0133
Prasyarat : - Sks : 3 Sks
Semester : III Kurikulum : KKNI
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Capaian Pembelajaran : Setelah menyelesaikan mata kuliah teori
wajib ditempuh mahasiswa Program Studi Pendidikan ekonomi mikro, mahasiswa mampu
Ekonomi S-1 FKIP UNPAM yang membahas tentang menghitung laba pada pasar persaingan
1) Konsep Dasar Ekonomi Mikro: ruang lingkup ilmu sempurna dan pasar persaingan tidak
ekonomi, definisi dan perkembangan singkat ilmu sempurna, kemudian menggambarkan
ekonomi, sifat-sifat teori ekonomi, perbedaan mikro kurva keseimbangannya, serta mampu
ekonomi dan makro ekonomi, pelaku-pelaku kegiatan menghitung upah nominal dan riil pada
ekonomi; 2) Masalah Pokok Ekonomi: permasalahan pasar input secara tepat dan sesuai dengan
pokok perekonomian, sistem ekonomi; 3) Permintaan teori ekonomi mikro yang berkembang saat
dan Penawaran: faktor yang mempengaruhi ini.
permintaan dan penawaran, hukum permintaan dan
penawaran, kurva permintaan dan penawaran, fungsi
permintaan dan penawaran, permintaan dan penawaran
individu, permintaan dan penawaran pasar, pergeseran
kurva permintaan dan penawaran; 4) Elastisitas
Permintaan dan Penawaran: faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran
menghitung elastisistas permintaan dan penawaran,
jenis dan macam-macam elastisitas permintaan dan
penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen:
membedakan pendekatan kardinal dan ordinal dalam
teori perilaku konsumen, asumsi pendekatan kardinal
dan ordinal, alat ukur pendekatan kardinal dan
ordinal, kepuasan konsumen dalam pendekatan
kardinal dan ordinal, faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan maksimum dalam pendekatan kardinal dan
ordinal; 6) Teori Produksi: pengertian dan fungsi
produksi, bentuk-bentuk produksi dan jangka waktu
produksi, produksi dengan satu variabel, produksi
dengan lebih dari satu variabel, perubahan harga faktor

Teori Ekonomi Mikro 210


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
produksi; 7) Teori Biaya Produksi: pengertian dan
jenis biaya produksi, cara menggambar biaya produksi,
skala ekonomis dan tidak ekonomis, maksimisasi laba
dan penawaran; 8) Jenis-Jenis Pasar: pasar persaingan
sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar
persaingan monopolistik, 9) Teori Pasar Input:
karakteristik pasar input, penentuan upah di pasar
tenaga kerja, sewa ekonomi, modal dan tingkat bunga;
10) Eksternalitas dan kegagalan pasar:
eksternalitas dan ketidakefisienan pasar, solusi
perusahaan atas ekternalitas, campur tangan
pemerintah atas ekternalitas, faktor penyebab
kegagalan pasar, barang publik, prinsip pengenaan
pajak, peranan pemerintah.

Penyusun : 1. Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd

PENGALAMAN
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR YANG BAHAN KAJIAN METODE KRITERIA BOBOT
BELAJAR
KE- DIHARAPKAN (MATERI AJAR) PEMBELAJARAN PENILAIAN NILAI
MAHASISWA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mampu mendefinisikan, Konsep Dasar Ekonomi Diskusi dan Tugas 1 Kelengkapan 4%
menyebutkan tujuan ilmu ekonomi; Mikro Presentasi Tugas Jawaban
menganalisis ruang lingkup ilmu
ekonomi; menjelaskan sifat-sifat ilmu
ekonomi; membedakan alat analisis
ilmu ekonomi; dan membedakan
barang dan jasa
2 Mampu menguraikan permasalahan Permasalahan Pokok Diskusi dan Tugas 2 Kelengkapan 4%
pokok ekonomi; menganalisis sistem Ekonomi Presentasi Tugas Jawaban
perekonomian; dan mengganalisis
pola kegiatan perekonomian
3 Mampu menganalisis prinsip-prinsip Konsep permintaan Demonstrasi dan Tugas 3 Ketepatan 6%
permintaan; dan mengintepretasikan Latihan Penghitungan
alat analisis permintaan
Teori Ekonomi Mikro 211
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
4 Mampu menganalisis prinsip-prinsip Konsep Penawaran Demonstrasi dan Tugas 4 Ketepatan 6%
penawaran dan harga; dan Latihan Penghitungan
mengintepretasikan alat analisis
penawaran dan harga
5 Mampu menguraikan metode Keseimbangan Pasar Demonstrasi dan Tugas 5 Ketepatan 6%
keseimbangan pasar; dan menghitung Latihan Penghitungan
keseimbangan pasar setelah pajak dan
subsidi
6 Mampu memahami konsep elastisitas Elastisitas Permintaan Demonstrasi dan Tugas 6 Ketepatan 6%
permintaan beserta jenis-jenisnya; Latihan Penghitungan
dan menghitung elastisitas
permintaan
7 Mampu memahami konsep elastisitas Elastisitas Penawaran Demonstrasi dan Tugas 7 Ketepatan 6%
penawaran beserta jenis-jenisnya; dan Latihan Penghitungan
menghitung elastisitas penawaran
8 Mampu menerangkan pendekatan Kepuasan Konsumen Demonstrasi dan Tugas 8 Ketepatan 6%
kardinal dalam teori perilaku (Pendekatan Kardinal) Latihan Penghitungan
konsumen; dan menjelaskan
kepuasan konsumen dalam
pendekatan kardinal
9 Mampu menerangkan pendekatan Kepuasan Konsumen Demonstrasi dan Tugas 9 Ketepatan 6%
ordinal dalam teori perilaku (Pendekatan Ordinal) Latihan Penghitungan
konsumen; dan menjelaskan
kepuasan konsumen dalam
pendekatan ordinal
UTS
10 Mampu mendeskripsikan pengertian Perilaku Produsen Diskusi dan Tugas 10 Kelengkapan 5%
produksi; dan membedakan bentuk- Presentasi Tugas Jawaban
bentuk produksi dan jangka waktu
produksi
11 Mampu memahami biaya produksi; Biaya Produksi Demonstrasi dan Tugas 11 Ketepatan 6%
menghitung dan mengaplikasikan latihan Penghitungan
biaya produksi; dan menganalisis
skala ekonomis produksi
12 Mampu menganalisis karakteristik Pasar Persaingan Diskusi dan Tugas 12 Kelengkapan 6%
pasar persaingan sempurna; dan Sempurna Presentasi Tugas Jawaban
menguraikan aplikasi pasar

Teori Ekonomi Mikro 212


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
persaingan sempurna dalam studi
kasus
13 Mampu menganalisis karakteristik Pasar Monopoli Diskusi dan Tugas 13 Kelengkapan 6%
pasar monopoli; dan menguraikan Presentasi Tugas Jawaban
aplikasi pasar monopoli dalam studi
kasus
14 Mampu menganalisis karakteristik Pasar Oligopoli Diskusi dan Tugas 14 Kelengkapan 6%
pasar olgopoli; dan menguraikan Presentasi Tugas Jawaban
aplikasi pasar olgopoli dalam studi
kasus
15 Mampu menganalisis karakteristik Pasar Monopolistik Diskusi dan Tugas 15 Kelengkapan 6%
pasar monopolistik; dan menguraikan Presentasi Tugas Jawaban
aplikasi pasar monopolistik dalam
studi kasus
16 Mampu menganalisis karakteristik Pasar Input (Penentu Diskusi dan Tugas 16 Kelengkapan 5%
pasar input; dan menganalisa Upah di Pasar Tenaga Presentasi Tugas Jawaban
penentuan upah di pasar tenaga kerja Kerja)
17 Mampu menganalisa sewa ekonomi; Pasar Input (Sewa Diskusi dan Tugas 17 Kelengkapan 5%
dan menganalisa modal dan tingkat Ekonomi, Modal dan Presentasi Tugas Jawaban
bunga Tingkat Bunga)
18 Mampu menganalisis eksternalitas Eksternalitas dan Diskusi dan Tugas 18 Kelengkapan 5%
dan kegagalan pasar kegagalan pasar Presentasi Tugas Jawaban
UAS

Referensi/Sumber :
1. Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.
2. Adiwarman A.Karim. 2010. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT. Raja Gerafindo Persada.
3. Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV Andi Offset.
4. Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.
5. Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi Revisi dan Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
6. Joesron, Tati Suharti dan M. Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha Ilmu.
7. Lukman Hakim. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta:Erlangga.
8. Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
9. Mankiw N, Gregory, Principle of Economics, Third Edition, Thompson, South Western, USA, 2004
10. Mandala Manurung & Pratama Raharja, 2000, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit FE UI.

Teori Ekonomi Mikro 213


Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
11. Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
12. Nopirin. 2000. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE UGM.
13. Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta: Mitra Wacana Media.
14. Raharja, Pratama dan Manurung Mandala. 2010. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
15. Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.
16. Samuelson P.A and Nordhaus W.D., Economics, Eighteenth Edition, Mc.Graw Hill Company, Irwin 2001.
17. Sarnowo, Henry., Sunyoto, Danang. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Teori & Soal) Edisi Terbaru. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic
Publishing Service).
18. Sudarso. 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Badan Penerbit P4M STIE IPWIJA.
19. Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
20. Sumarsono, Sonny. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jember: Laboratorium Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
21. Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Tangerang Selatan, 05 Agustus 2019

Ketua Program Studi Ketua Tim Teaching


Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro

Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0426048503 NIDN. 0426058901

Teori Ekonomi Mikro 214

Anda mungkin juga menyukai