Anda di halaman 1dari 136

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Oleh:
Yohanes Kalvin Anggen
(Staf Pengajar Jurusan Manajemen)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
SEPTEMBER 2020
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Oleh: Y. Kalvin Anggen.

Inti atau persoalan pokok ekonomi terletak pada fakta:


1. Untuk dapat hidup layak, manusia memerlukan/
menginginkan/membutuhkan bermacam-macam hal
contohnya: makanan, minuman, pakaian, rumah, obat-obatan,
pendidikan, alat transportasi, hiburan dll. KEBUTUHAN manusia
sangat banyak dan beraneka ragam, sifatnya TIDAK TERBATAS.
2. SUMBER DAYA, pendapatan/penghasilan, sarana atau alat-alat
yang dapat dipakai/digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia tersebut LANGKA (terbatas/kurang), baik jumlah,
bentuk, macam, waktu dan tempat.
MACAM KEGIATAN EKONOMI
Untuk menanggapi persoalan di atas maka
timbul 3 (tiga) macam kegiatan (ekonomi)
manusia dalam suatu masyarakat yaitu:
1. Kegiatan Produksi
2. Kegiatan Konsumsi
3. Kegiatan Distribusi (pertukaran)
MASALAH EKONOMI
Karena setiap individu, keluarga, perusahaan,
masyarakat dan bangsa, dari yang paling miskin
sampai yang paling kaya, dari yang kecil sampai
yang besar secara keseluruhannya tidak bisa
mendapatkan semua yang mereka inginkan,
maka mereka harus membuat pilihan.
Masalah memilih (choice) inilah yang disebut
dengan masalah ekonomi. Sering dikatakan
masalah ekonomi adalah “the art of choice”.
TIGA PERMASALAHAN EKONOMI POKOK
Pemilihan/alokasi ini merupakan jawaban yang
harus diberikan/dipecahkan oleh setiap individu,
masyarakat, negara terhadap pertanyaan pokok
berikut:
1. Barang dan jasa APA (WHAT) yang harus
diproduksi dan dalam jumlah berapa.
2. BAGAIMANA (HOW) barang dan jasa tersebut
diproduksi.
3. UNTUK SIAPA (FOR WHOM) barang dan jasa
tersebut diproduksi.
Skema Masalah Ekonomi

Sumber Daya Pilihan


- Terbatas jumlahnya - Apa (What) Kebutuhan
- Bagaimana (How) Sifatnya tidak
- Mempunyai beberapa
- Untuk Siapa (For Whom) terbatas
alternatif penggunaan
DEFINISI ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi, adalah studi tentang bagaimana
manusia baik sebagai individu maupun
masyarakat melakukan pilihan penggunaan
sumberdaya yang langka/terbatas tetapi
mempunyai beberapa alternatif penggunaan,
untuk menghasilkan pelbagai jenis komoditi, dan
mendistribusikannya kepada pelbagai individu dan
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
MENGAPA KITA MEMPELAJARI
ILMU EKONOMI?

Yaitu untuk memahami gagasan/pemikiran


setiap generasi ahli ekonomi, dan bagaimana
mereka menerapkannya terhadap persoalan-
persoalan hidup individu, masyarakat, dan
permasalahan nasional, agar dapat
mengambil keputusan yang baik dan benar.
PELAKU-PELAKU KEGIATAN EKONOMI

Pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dibedakan


menjadi tiga golongan (Sektor):
1. Rumah Tangga (Konsumen);
2. Perusahaan (Produsen);
3. Pemerintah.
RUANG LINGKUP ANALISIS EKONOMI
Dua teori pokok dalam analisis ekonomi, yaitu:
1. Teori Mikro Ekonomi
2. Teori Makro Ekonomi
Aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro adalah tentang
perilaku pembeli dan penjual dalam pasar.
Assumsi dalam teori mikroekonomi:
3. Faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki
konsumen/masyarakat adalah terbatas, sedangkan keinginan
manusia tidak terbatas, maka manusia/masyarakat harus membuat
pilihan-pilihan.
4. Para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka
secara rasional;
5. Para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin
dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan
keuntungan yang akan diperolehnya.
FOKUS BAHASAN MAKROEKONOMI
Fokus bahasan teori makro ekonomi adalah mempelajari tentang
mekanisme bekerjanya perekonomian atau kehidupan ekonomi
nasional sebagai suatu keseluruhan (makro = besar):
Dalam Ekonomi Makro variabel-variabel ekonomi agregatif yg dipelajari
adalah: Tingkat Pendapatan Nasional, kesempatan kerja,
pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving, investasi nasional,
jumlah uang yang beredar, tingkat harga, tingkat bunga, neraca
pembayaran internasional, stok kapital nasional, hutang pemerintah.
Dengan mengetahui hubungan-hubungan diantara variabel-veriabel
tersebut, maka diharapkan kita dapat mengerti dan menjadi lebih
mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh suatu
perekonomian secara menyeluruh.
Keadaan perekonomian dalam suatu
negara yang diidam-idamkan:
1. Tingkat kesempatan kerja/tingkat employment yang
tinggi;
2. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi;
3. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi;
4. Keadaan perekonomian yang stabil;
5. Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang;
6. Distribusi pendapatan yang merata.
Model Diagram Aliran Sirkuler
(circular-flow diagram)
Untuk memahami bagaimana perekonomian
berjalan, kita memerlukan model yang dapat
menjelaskan, bagaimana perekonomian diatur
dan bagaimana konsumen dan produsen yang
mengambil bagian dalam perekonomian
berinteraksi satu sama lain untuk menentukan
tingkat harga dan kuantitas input (faktor-faktor
produksi) maupun output (produk jadi).
Komoditi yg dibeli
Penawaran
(Komoditi yg dijual)
HARGA DI
PASAR BARANG
Permintaan & JASA Pendapata
(Pengeluaran/
Pembelanjaan)
n

KONSUMEN
WHAT PRODUSEN
- Memproduksi dan menjual
- Membeli dan mengkonsumsi HOW
barang & jasa
barang & jasa - Mempekerjakan dan
- Memiliki dan menjual faktor- FOR
WHOM menggunakan faktor-faktor
faktor produksi
produksi
HARGA
DI PASAR Pengeluaran:
Pendapata FAKTOR PRODUKSI Wage, Rents,
- RT menjual Interest, Profit
n - Produsen
Penawaran : Permintaan :
Faktor-faktor Produksi: Tanah dan membeli
Faktor –faktor Produksi
sumber alam; tenaga kerja; modal;
Keahlian keusahawanan.
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
(Income and Wealth)
Pendapatan (Income), adalah jumlah seluruh penghasilan
berupa uang yang diperoleh/diterima oleh seseorang atau
rumah tangga, selama jangka waktu tertentu. Pendapatan
terdiri dari gajih/upah, bunga, sewa dan keuntungan.
Kekayaan (Wealth), adalah nilai nominal netto asset yang
dimiliki oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka
waktu tertentu. Kekayaan seseorang atau rumah tangga
meliputi harta yang nampak atau nyata (rumah, mobil, tanah
dan barang konsumsi tahan lama lainnya) dan asset keuangan
lainnya (uang tunai, tabungan, obligasi, dan saham).
FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI ATAU SUMBER-
SUMBER DAYA
Faktor-faktor produksi atau sumber-sumber daya adalah
benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan
oleh manusia, yang dapat digunakan untuk
memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.
Dalam perekonomian, faktor produksi dibedakan dalam
4 (empat) golongan, yaitu:
1. Tanah dan sumber alam, ini meliputi tanah, minyak
bumi, berbagai jenis barang tambang lain, hasil
hutan, air yang dibendung untuk irigasi atau untuk
membangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja (labor), adalah orang yang memiliki keahlian dan
pendidikan, dibedakan jadi tiga golongan:
i. Tenaga kerja kasar, yaitu tenaga kerja yang tidak
berpendidikan, atau berpendidikan rendah dan tidak
mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.
ii. Tenaga kerja trampil, yaitu tenaga kerja yang mempunyai
keahlian dari pendidikan atau pengalaman kerja seperti
montir mobil, tukang kayu, tukang memperbaiki tv, kulkas
dan radio.
iii.Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mempunyai
pendidikan yang tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu
seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi, notaris, sarjana teknik.
3. Modal (capital), meliputi benda yang diciptakan oleh
manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan seperti jaringan
jalan raya, bangunan pabrik dan pertokoan, mesin-mesin,
alat-alat pengangkutan, alat-alat berat, bangunan tempat
kost.
4. Kepengusahaan (entrepreneurship) meliputi
keahlian para pengusaha untuk mengorganisasi
ketiga faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja
dan modal sedemikian rupa sehingga
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat.
PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional (National Income)
adalah jumlah total dari upah dan gaji
(wages and salaries), sewa (rental),
bunga (interest) dan laba (profit), yang
diterima oleh para pemilik faktor produksi
sebagai balas jasa atas sumbangan mereka
dalam proses produksi selama satu tahun.
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

Tolok ukur keberhasilan/prestasi kegiatan sebuah


perekonomian adalah:
1. Pendapatan Nasional;
2. Produk Nasional;
3. Tingkat kesempatan kerja;
4. Tingkat harga dan posisi neraca pembayaran Luar Negeri.
Dari berbagai tolok ukur tersebut yang menjadi pusat
perhatian Ekonomi Makro ialah teori Pendapatan Nasional
atau National Income.
Teori Pendapatan Nasional meneliti bagaimana
keseimbangan jangka pendek bisa dicapai.
Keseimbangan tersebut adalah keseimbangan antara
penawaran agregat (jumlah produksi) dan permintaan
agregat.
Permintaan agregat = jumlah seluruh barang dan jasa
yang diminta dalam suatu perekonomian pada setiap
tingkat harga.
Penawaran agregat = jumlah keseluruhan barang dan
jasa yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat
harga oleh berbagai perusahaan.
Beberapa Konsep Pendapatan Nasional
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product-GDP)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-
barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product-GNP)
atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara
yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil
produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut.
3. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product-NNP)
adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan
barang modal (sering pula disebut replacement).
Replacement penggantian barang modal/penyusutan
bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses
produksi umumnya bersifat taksiran sehingga
mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan
kesalahan meskipun relatif kecil.
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah
balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak
yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan
juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan
diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contohnya: pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial
bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang
pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan,
NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang
tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan
oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja
tersebut tidak lagi bekerja).
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang
disalurkan menjadi investasi. Disposable income
ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi
dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya
pajak pendapatan.
Tujuan dan manfaat perhitungan
Pendapatan Nasional
1. Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional :
a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu
Negara.
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang
dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu
tahun.
c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan
program pembangunan yang berjangka.
2. Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional.
a. Mengetahui tentang struktur perekonomian
suatu Negara.
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian
dari waktu ke waktu antar Daerah atau antar
Propinsi.
c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian
antar Negara.
d. Dapat membantu merumuskan kebijakan
Pemerintah.
3 MACAM PENDEKATAN PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL
1. PENDEKATAN PENDAPATAN (income approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian
sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah
kemampuan dan keberanian mengkombinasikan tenaga kerja,
barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah
atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk
pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan
untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas
seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
Bentuk kesamaan pendapatan nasional atas dasar
biaya faktor produksi:
Y  Yw  Yr  Yi  Yp

Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional.
w = wage = upah/gaji.
r = rent = sewa.
i = interest = bunga modal.
p = profit = laba.
2. PENDEKATAN PENGELUARAN (expenditure approach)

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam


perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa
jenis agregat pengeluaran dalam suatu perekonomian:
1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik
barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable
goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang
tahan lama (non-durable goods), diringkas dengan C (Consumption).
2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah
pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli
barang dan jasa akhir diringkas dengan huruf G (government expenditure).
Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial
tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan
pengeluaran sektor dunia usaha (para produsen utk membeli
barang-barang produksi) atau Investasi disingkat (I). Yang
termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa
barang jadi maupun barang setengah jadi.
4) Ekspor Neto (Net Export)
Nilai eksport diringkas dengan huruf X, dan nilai impor diringkas
huruf M. Yang dimaksud dengan ekspor netto (ekspor bersih)
adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor (Xn = X – M).
Ekspor netto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar
daipada impor. Perhitungan ekspor netto dilakukan bila
perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain
(dunia).
Jumlah total pengeluaran masyarakat untuk membeli
barang/jasa hasil produksi adalah Pembelanjaan/
Pengeluaran Nasional
Dengan demikian GNP dengan pendekatan pengeluaran
dapat dirumuskan:
Y = C + I + G + (X - M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M= impor
3. PENDEKATAN PRODUKSI (product approach)
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi)
yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara
penghitungan menggunakan metode ini dalam praktiknya
adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi
beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output
masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh
perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output
yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari
output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi
sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak
berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double
counting) atau bahkan multiple counting.
•Akibatnya
  angka PDB bisa menggelembung beberapa
kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari
hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan
metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah
(value added) masing-masing sektor. Dalam bentuk
persamaan matematik pendekatan produk :
Y = + + ...... +
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga pasar
Q = kuantitas (volume produksi)
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL
Untuk mempermudah dalam menganalisis Pendapatan
Nasional suatu perekonomian, maka kegiatan ekonomi
dikelompokkan menjadi 4 sektor ekonomi yaitu:
1. Sektor Rumah Tangga;
2. Sektor Perusahaan;
3. Sektor Pemerintah;
4. Sektor Luar Negeri.
PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA
(PEREKONOMIAN DUA SEKTOR)
Dalam perekonomian dua sektor, kegiatan ekonomi yang
kita analisis, yaitu hanya: (1) Sektor Rumah Tangga (RT)
dan (2) Sektor Perusahaan. Sektor RT menyerahkan
faktor-faktor produksi yg dimiliki kepada perusahaan
(tanah, modal, tenaga, keahlian) dan sebagai imbalan
dari perusahaan bagi RT adalah pendapatan (gaji/upah,
sewa, keuntungan,bunga) kemudian pendapatan tsb
oleh RT dibelanjakan lagi kepada perusahaan untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh sektor perusahaan.
PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN
(Perekonomian Dua Sektor)
Perekonomian akan berada dalam keadaan
seimbang jika sisi pendapatan sama dengan
sisi pengeluaran. Ini berarti semua barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan dapat
terjual habis. Pada keadaan ini semua
pendapatan sektor RT dibelanjakan untuk
mengkonsumsi barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan.
FUNGSI KONSUMSI
(Perekonomian Dua Sektor)
Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat
sebuah negara secara keseluruhan (pendapatan
nasional) dialokasikan untuk pengeluaran
konsumsi dan tabungan. Apabila pendapatan RTK
diberi simbol Y dan sisi pengeluaran diberi simbol
E, sedangkan Pengeluaran para konsumen untuk
membeli barang/jasa konsumsi diberi simbol C
(consumption expenditure) maka keseimbangan
dalam perekonomian terjadi apabila : Y = C
•Menurut
  Keynes, pengeluaran konsumsi RT sangat
dipengaruhi atau tergantung dari besarnya “aggregate
income” (jumlah pendapatan); atau secara matematis
ditulis sbb:
C = f(Y)
Yang menunjukkan, bahwa:
0< <1
Artinya, bahwa pengeluaran konsumsi RT akan
meningkat secara proporsional apabila terjadi
peningkatan pendapatan akan tetapi dengan
kenaikan yg lebih kecil dari naiknya pendapatan.
Besarnya kenaikan pengeluaran konsumsi
tergantung dari hasrat/keinginan dari masyarakat
dalam berkonsumsi. Besarnya hasrat/keinginan
masyarakat dalam berkonsumsi ini disebut hasrat
marjinal berkonsumsi (Marginal Propensity to
Consume = MPC).
MPC menunjukkan perbandingan antara
besarnya perubahan pengeluaran konsumsi RT
dengan besarnya perubahan pendapatan.
Dimana, 0 < MPC < 1
•Keynes
  mengemukakan bentuk fungsi/kurva konsumsi
dalam persamaan sbb:
C = Co + bY
Dimana:
C = besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Y = besarnya pendapatan rumah tangga.
Co = konsumsi otonom, besarnya pengeluaran
konsumsi rumah tangga apabila pendapatan
masyarakat tidak ada.
b = MPC = Marginal Propensity to Consume, hasrat
marjinal dari masyarakat untuk melakukan konsumsi.
b = MPC =
Perekonomian akan berada dlm keseimbangan jika
pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran (E). Atau secara
matematis dapat ditulis sbb:
Y=E
Karena sisi pengeluaran hanya terdapat pengeluaran
konsumsi RT (C), maka keseimbangan terjadi apabila
pendapatan sama dengan pengeluaran konsumsi RT, yaitu:
Y=C
Keadaan ini disebut juga dengan tingkat pendapatan break-
event (pendapatan impas) karena pendapatan yang
diterima dihabiskan untuk pengeluaran konsumsi RT.
Gambar : Kurva Pengeluaran Konsumsi RT
C Y=E

C = Co + bY
E

Co

45°
Y
0
Titik E menunjukkan perpotongan antara
kurva konsumsi dengan suatu garis bantu
(Y=E) yang berawal dari titik awal (0) dan
membentuk sudut 45° terhadap sumbu
pendapatan nasional (Y). Titik E disebut titik
keseimbangan, yaitu titik yg menunjukkan
besarnya pendapatan sama dengan
besarnya pengeluaran konsumsi, atau C=Y.
SIFAT KURVA KONSUMSI
 Kurva konsumsi memiliki slope (kemiringan) positif.
Artinya, bila pendapatan (Y) naik, maka konsumsinya
(C) juga naik.
 Kurva konsumsi memotong sumbu C diatas nol.
Artinya, walaupun pendapatan nol, konsumsinya
masih positif.
 Konsumsi tidak dapat nol. Artinya, meskipun tidak
memiliki pendapatan, konsumsi tetap harus
dilakukan, bisa dengan jalan meminjam atau menarik
tabungan.
Menemukan Kurva Pengeluaran Konsumsi
Contoh:
Diketahui:
a). Pada tingkat Pendapatan nasional per tahunnya sebesar
Rp.120 milyar, besarnya pengeluaran konsumsi RT sebesar
Rp.85 milyar per tahun.
b). Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp.140 milyar per
tahun besarnya konsumsi RT sebesar Rp.100 milyar per tahun.
Ditanya:
a). Cari fungsi konsumsinya !
b). Break-even point tercapai pd tingkat pendapatan nasional
sebesar berapa?
Jawab:
•a).  Kurva pengeluaran konsumsi dpt diperoleh
dengan cara sbb:
C = Co + bY
b = MPC = = = =

b = = 0,75
C = Co + 0,75Y
Kemudian utk memperoleh nilai Co diambil
salah satu titik pendapatan dan titik pengeluaran
konsumsi.
Dari persamaan C = Co + 0,75Y, maka menjadi:
85 = Co + 0,75 (120)
85 = Co + 90
Co = 90 – 85
Co = 5
Dengan demikian kurva pengeluaran konsumsi RT
pd perekonomian tsb adalah:
C = 5 + 0,75Y
b). Tingkat pendapatan break event;
Y=C Y–C=0
Y – (5 + 0,75Y) = 0
Y – 0,75Y – 5 = 0
0,25Y = 5
Y = 20
jadi tingkat pendapatan break-event:
Rp.20 milyar per tahun.
Gambar Kurva pengeluaran konsumsi RT.

C Y=E
Fungsi
Konsumsi
20 C = 5 + 0,75Y

Y
0 20
Contoh/Illustrasi Angka Keseimbangan
Pendapatan Nasional (Model Keynesian)
Pendapatan Konsumsi Tabungan Investasi Pengeluaran Keadaan
Nasional (C) (S = Y-C) (I) Agregat Perekonomian
(Y) (C+I)
2.000 1.900 100 1.300 3.200 EXPANSI
3.000 2.600 400 1.300 3.900
4.000 3.300 700 1.300 4.600
5.000 4.000 1.000 1.300 5.300
6.000 4.700 1.300 1.300 6.000 SEIMBANG
7.000 5.400 1.600 1.300 6.700
8.000 6.100 1.900 1.300 7.400 KONTRAKSI
Dari data di atas Bagaimana Mendapatkan Fungsi
konsumsinya

•  Kurva pengeluaran konsumsi dpt diperoleh dengan


a).
cara sbb:
C = Co + bY
b = MPC = = = =

b = = 0,7
C = Co + 0,7Y
Kemudian utk memperoleh nilai Co diambil salah satu
titik pendapatan dan titik pengeluaran konsumsi.
Dari persamaan C = Co + 0,7 Y, maka menjadi:
4.700 = Co + 0,7 (6.000)
4.700 = Co + 4.200
Co = 4.700 – 4.200
Co = 500
Dengan demikian kurva pengeluaran konsumsi RT
pd perekonomian tsb adalah:
C = 500 + 0,7 Y
b). Tingkat pendapatan break event;
Y=C Y–C=0
Y – (500 + 0,7 Y) = 0
Y – 0,7 Y – 500 = 0
0,3Y = 500
Y = 1.666,67
jadi tingkat pendapatan break-event:
Rp.1.666,67 milyar per tahun.
C = 500 + 0,7Y
= 500 + 0,7(1.666,67) = 1.666,67
Gambar Kurva pengeluaran konsumsi RT.

C Y=E

1.666,67
C = 500 + 0,7Y

500

Y
0 1.666,67
Latihan
Apabila diketahui fungsi konsumsi masyarakat suatu
 

negara adalah C = 50 + 0,75Y, hitunglah:

a. Keseimbangan pendapatan nasional pada saat Y = C


   

b. Apabila ada investasi sebesar I = 100, berapa keseimbangan


  

pendapatan nasional yang baru?

c. Hitung keseimbangan konsumsi dan keseimbangan tabungan


   

saat itu

d. Gambarkan grafik dari seluruh keseimbangan tersebut


  
FUNGSI TABUNGAN
(Perekonomian Dua Sektor)
Saving (S) atau penabungan adalah bagian dari pendapatan
nasional per tahunnya yang tidak dikonsumsi. Untuk
mempertahankan keseimbangan dalam perekonomian,
tabungan RT ini melalui pasar modal dan sektor perbankan,
disalurkan ke sektor perusahaan yang oleh perusahaan
digunakan untuk membiayai pengeluaran investasi
perusahaan (I).
Dari sisi pengeluaran, terdapat pengeluaran yang berasal dari
sektor RT berupa pengeluaran konsumsi (C) dan pengeluaran
yang berasal dari sektor perusahaan berupa pengeluaran
investasi perusahaan (I).
Perekonomian akan berada dlm keadaan seimbang, apabila
pendapatan sama dengan pengeluaran.
Karena dlm perekonomian terdapat dua macam pengeluaran, yaitu
pengeluaran konsumsi RT (C) dan pengeluaran investasi perusahaan
(I), maka secara matematis dapat ditulis sbb:
E=C+I
Dan persamaan pendapatan menjadi:
Y=C+S
Keseimbangan terjadi apabila pendapatan (Y) sama dengan
pengeluaran (E); secara matematis dapat ditulis sbb:
Y=E
Karena E = C + I maka persamaan keseimbangan adalah:
Y=C+I
Cara lain utk menentukan keseimbangan
Cara lain utk menentukan keseimbangan yaitu dgn
menyamakan antara komponen dari pendapatan dan
pengeluaran.
Y=E
Dimana, Y = C + S dan E = C + I
Maka, C + S = C + I
S=I
Artinya, perekonomian dua sektor akan berada dlm
keadaan keseimbangan apabila tabungan sama
dengan investasi perusahaan.
•   tabungan bisa diperoleh dengan memasukkan kurva
Kurva
pengeluaran konsumsi sbb:
Y=C+S
S = Y – C, karena C = Co + bY maka
S = Y – (Co + bY)
= Y – Co – bY
= - Co + (1-b)Y
Jadi fungsi tabungan: S = - Co + (1-b)Y
Dimana parameter (1-b) = = MPS = adalah besarnya hasrat marginal
untuk menabung (Marginal Propensity to Save). Karena b = MPC,
maka dengan demikian besarnya MPS dapat ditulis:
MPS = 1 – MPC atau MPC + MPS = 1
Kurva Konsumsi RT dan Kurva Tabungan
Sebagai contoh utk menentukan kurva tabungan kita
ambil kurva pengeluaran konsumsi RT sebelumnya
sbb:
C = 5 + 0,75Y
Karena, S = - Co + (1-b)Y,
maka kurva/fungsi tabungan menjadi:
S = - 5 + (1 – 0,75)Y
S = - 5 + 0,25Y
Kurva Konsumsi RT dan Kurva Tabungan dapat
digambarkan secara bersama dlm sebuah grafik sbb:
Gambar: Kurva Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving.
Y=C+S
Y=E
C,S/Tahun
C = Co + bY
E

Co S = - Co + (1-b)Y

Y
0 𝒀 𝑩𝑬𝑷
 

- Co
Penjelasan dari Gambar di atas:
•1. Pd
  titik E terlihat bahwa S=0, berarti seluruh pendapatan
dialokasikan untuk konsumsi, dengan kata lain besarnya
pendapatan hanya dapat menutupi pengeluaran konsumsi
saja (BEP). Pada titik E tsb kurva tabungan memotong
sumbu pendapatan pd tingkat pendapatan sebesar .
2. Disebelah kanan titik E pendapatan lebih besar dari
konsumsi, sehingga kelebihan pendapatan tsb bisa
ditabung, hal ini tercermin dari positifnya kurva S.
Sedangkan disebelah kiri titik E pendapatan < dari
konsumsi, berarti sebagian konsumsi dibiayai dari sumber-
sumber lain misalnya pinjaman.
Hubungan antara MPC, MPS, APC dan APS
•Telah
  dijelaskan sebelumnya bahwa MPC
menunjukkan besarnya perubahan pengeluaran
konsumsi apabila terjadi perubahan pendapatan, atau:

MPS adalah adalah suatu angka yang menunjukkan


besarnya tabungan apabila terjadi perubahan
pendapatan, atau:
• Jadi, jika dikatakan MPC = 0,75 ini berarti bahwa setiap
kenaikan pendapatan sebesar Rp.1.000,- akan
mengakibatkan kenaikan pengeluaran konsumsi
sebesar Rp.750,-.
• MPS = 0,25 ini berarti apabila terjadi kenaikan
pendapatan sebesar Rp.1.000,- maka tabungan akan
naik sebesar Rp.250,-
Hubungan antara MPC dan MPS dapat kita nyatakan
sebagai berikut:
MPC + MPS = 1
•  Atau dgn cara lain : MPC = 1 – MPS
MPS = 1 – MPC
Pembuktian dari perumusan tsb di atas adalah:
Y = C + S maka
Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing
kita bagi dengan maka hasilnya:
=
1=
1 = MPC + MPS
Ada konsep lain dari fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan, yaitu APC dan APS.
APC = Average propensity to consume, adalah suatu
angka yg menunjukkan besarnya konsumsi rata-rata,
atau:
APC = C/Y
dan APS adalah tabungan rata-rata, atau:
APS = S/Y
Hubungan antara APC dan APS adalah mirip dengan
hubungan antara MPC dengan MPS, yaitu:
APC + APS = 1
FUNGSI INVESTASI
Investasi dipengaruhi banyak faktor, antara lain interest rate.
Tapi pengeluaran investasi sektor perusahaan (I) dalam
pembahasan ini diperlakukan sebagai variabel konstan atau
variabel eksogen (variabel eksogen adalah suatu variabel yang
besar kecilnya ditentukan diluar persamaan). Atau dapat ditulis
sbb: I = Io
Gambar di bawah ini menunjukkan keadaan keseimbangan
pada perekonomian dua sektor dengan adanya tabungan RT
dan pengeluaran Investasi.
Dengan menggunakan pendekatan pengeluaran pada
perekonomian dua sektor, kita ketahui:
Y=C+I
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DENGAN
KURVA TABUNGAN DAN INVESTASI
C,I,S Y=E
C+I
C = Co + bY
Co+Io
Co S = -Co + (1-b)Y

Io I
45°
0 YBEP YEQ Y

- Co
Keadaan keseimbangan income terjadi pada YEQ
pada saat C + I berpotongan dengan garis 45°
(aggregate demand = aggregate supply) yang
ditunjukkan pada Gambar di atas, dapat dilihat bahwa
pada tingkat keseimbangan tersebut tingkat tabungan
adalah sama dengan pengeluaran investasi (S = I).
Kesimpulan: Dalam perekonomian dua sektor
keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila:
(1) Y = C + I
(2) I = S
Menghitung tingkat Pendapatan Nasional
Keseimbangan dengan pendekatan
Y = C + I dan I = S
Diketahui:
(a) Fungsi konsumsi per tahun C = 20 + 0,75Y
(b) Besarnya investasi per tahun: I = 40. (Semua angka dalam
milyar rupiah)
Pertanyaan:
(c) Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan.
(d) Tentukan besarnya konsumsi keseimbangan.
(e) Tentukan besarnya tabungan keseimbangan.
(f) Gambarkan keadaan di atas dalam sebuah grafik.
Jawab: (1) Pendekatan Aggregate Supply –
Aggregate Demand
a) Besarnya pendapatan nasional keseimbangan:
Cara I: (Aggregate Supply – Aggregate Demand)
Y=C+I Kondisi keseimbangan income.
Y = 20 + 0,75Y + 40.
Y – 0,75Y = 60
0,25Y = 60
Y = 240
Jadi Pendapatan Nasional Keseimbangan Rp.240 Milyar.
2) Pendekatan Investasi - Saving
Cara II: S=I Kondisi keseimbangan income.
C = 20 + 0,75Y
S = - Co + (1-b)Y
S = - 20 +(1-0,75)Y
S = - 20 + 0,25Y
S=I
- 20 + 0,25Y = 40
0,25Y = 40 + 20
Y = 240
Jadi Pendapatan Nasional Keseimbangan Rp.240 Milyar .
(b) Besarnya konsumsi keseimbangan.
C= 20 + 0,75Y
C = 20 + 0,75 (240)
C = 200
Jadi konsumsi keseimbangan Rp.200 milyar.
(c) Besarnya tabungan keseimbangan:
S = - 20 + 0,25Y
S = - 20 + 0,25(240)
S = - 20 + 60
S = 40 atau S = Y – C
S = 240 – 200 = 40
Jadi Tabungan keseimbangan sebesar Rp.40 milyar.
Gambar: Keadaan Keseimbangan
C+I
C, S, I
240
C = Co + bY
200 = 20 + 0,75
(240)

80
60 S = -Co + (1-b)Y
40 I = 40
20
0 Y
80 240
-20
•Kalau
  income (Y) 240, maka akan selalu terjadi gerakan
penyesuaian untuk mencapai ekuilibrium (240). Misalkan
produsen menambah tingkat produksinya menjadi 320 atau
aggregate supply = 320. Dengan Y=320 maka C = 20 + 0,75Y
C = 20 + 0,75 (320)
C = 260;
dan I = 40, maka aggregate demand
(Y = C + I) = 300. Terjadi ketidak seimbangan, dimana Agr. supply
(320) Agr. Demand (300), artinya ada sisa output yang tidak
terjual = 20 (inventories) pada kondisi ini produsen mengurangi
produksinya. Seterusnya produsen akan menurunkan outputnya
sehingga akhirnya mencapai 240. Pada tingkat ini akan terjadi
keseimbangan kembali.
Gambar: Keadaan Keseimbangan C+I
C, S, I

320 C = Co + bY
300 = 20 + 0,75
(240)
260
240 B

200
180
160
140 120

A S = -Co + (1-b)Y
80
60 160 E I = 40
40
20
0 D Y
80 160 240 320
-20
•  
Sebaliknya, kalau produsen mengurangi outputnya
menjadi Y=160, maka:C= 20 + 0,75Y
C = 20 + 0,75 (160)
C = 140 + I = 40, maka C + I = 180
Agr.supply (160) Agr.demand (180). Artinya ada kekurangan
Supply = 20. Dalam keadaan ini produsen akan menaikkan
produksinya, sehingga akhirnya mencapai tingkat keseimbangan
(Y=240).
Kesimpulan:
 Jika agr.supply agr.demand maka income
 Jika agr.supply agr.demand maka income
 Apabila agr.supply agr.demand, akan terjadi penyesuaian
sehingga akan tercipta gerakan ke arah ekuilibrium.
Angka Pengganda (Multiplier)
Angka Pengganda (Multiplier) adalah suatu koefisien atau angka
yang menunjukkan rasio antara perubahan Pendapatan
Nasional dengan perubahan salah satu variabel yang
membentuknya. Variabel penyebab berubahnya pendapatan
nasional adalah: Pengeluaran Pemerintah, investasi, pajak,
dan pembayaran transfer.
Kalau suatu ketika besarnya investasi tidak sama dengan
besarnya saving, maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam
perekonomian. Hubungan antara perubahan investasi dan
perubahan pendapatan nasional ekuilibrium yang diakibatkan
oleh perubahan investasi tersebut, diterangkan oleh konsep
angka pengganda.
•Angka
  pengganda, adalah bilangan dengan mana
investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin
mengetahui berapa besarnya perubahan pendapatan
nasional ekuilibrium yang diakibatkan oleh perubahan
investasi tersebut.
Angka pengganda investasi (besarnya multiplier):
= atau =
Contoh Kasus:
•Jika
  fungsi konsumsi C = 10 + 0,75Y dan I = 20.
tentukan besarnya multiplier investasi (kᵢ).
Jawab:
Y=C+I
Y = 10 + 0,75Y + I

kᵢ = = 4
kᵢ = 4 berarti setiap kali ada kenaikan investasi
sebesar Rp.1,- maka pendapatan nasional akan
naik sebesar Rp.4,-.
Sebelum ada investasi sebesar Rp.20,-
pendapatan keseimbangan terjadi pada:
Y=C
Y = 10 + 0,75Y Y – (0,75Y + 10) = 0
Y – 0,75Y – 10 = 0
0,25Y = 10
Y = 40
Adanya investasi sebesar Rp.20,- menyebabkan
pendapatan ekuilibrium menjadi:
Y=C+I
Y = 10 + 0,75Y + 20
0,25Y = 30
Y = 120.
Dengan adanya investasi sebesar Rp.20,- menyebabkan
pendapatan nasional naik dari Rp.40,- menjadi Rp.120,-
atau naik sebesar Rp.80,- Jadi dapat kita lihat bahwa
investasi sebesar Rp.20,- menyebabkan pendapatan
nasional naik 4 kali ( 80 = 4 x Rp.20,-)
Contoh angka pengganda Investasi
Diketahui:
a. Fungsi konsumsi tahunan : C = 20 + 0,75Y
b. Pd periode ke 1 besarnya investasi per tahun
Rp.40 M
c. Pd periode ke 2 besarnya investasi per tahun
Rp.80 M.
Ditanya:
Dengan menggunakan angka pengganda hitunglah
besarnya pendapatan nasional ekuilibrium pada
periode ke 2.
•  
Besarnya angka pengganda investasi:
kᵢ =
Besarnya perubahan investasi :
-= 80 – 40 = 40
Pendapatan Nasional ekulibrium periode ke 1:
Y=
Pendapatan nasional ekuilibrium periode ke 2
Y₂ = Y₁ + Y₁ + k₁ = 240 + 4 (40) = 400.
Dampak Tabungan dan Investasi
Dengan adanya lembaga keuangan, konsumen
menabung uangnya disana, yang kemudian oleh Bank
dipinjamkan kepada produsen untuk investasi.
Pengertian investasi adalah pembelian barang
modal, yakni barang yg dipakai utk menghasilkan
barang lain. Kenaikan investasi akan mendorong
kenaikan pendapatan.
Hubungan antara tabungan dan investasi adalah,
apabila tabungan lebih besar daripada investasi maka
dampaknya akan menurunkan pendapatan,
sebaliknya apabila investasi lebih besar dari tabungan,
maka kegiatan ekonomi cenderung meningkat.
Keseimbangan ekonomi akan terjadi apabila tabungan
sama dengan investasi.
Peranan investasi dalam aliran melingkar dapat
diperlihatkan sbb:
Diagram aliran melingkar tabungan dan investasi
Pembayaran Faktor Produksi (Y) Pasar Pembayaran Faktor Produksi (Y)
Faktor
Faktor Produksi Faktor Produksi
Produksi

R.T. R.T.
Produsen Konsumen

Tabungan (S)
Barang dan Jasa Barang dan Jasa
Pasar
Pengeluaran Konsumen (C) Barang Pengeluaran Konsumen (C)
Investasi (I)

Pasar Tabungan (S)


Modal
Peranan Pemerintah
Peranan Pemerintah didalam kegiatan ekonomi tercermin pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada dasarnya belanja
(budget) ini meliputi penerimaan (dari pajak) dan pengeluaran. Peranan
Pemerintah dapat digambarkan sebagai berikut: (lihat gambar).
Pemerintah memungut pajak untuk membiayai pengeluarannya guna
menyediakan jasa bagi masyarakat. Pengeluaran Pemerintah terdiri dari:
1. Pembelian barang dan jasa, dan
2. Pembayaran transfer.
Pembelian barang dan jasa, misalnya untuk membangun jalan,
sekolahan atau membayar gaji pegawai negeri. Pembayaran transfer
(transfer payments), adalah pembayaran untuk menunjang program
kesejahteraan, seperti pensiun, tunjangan sosial dlsb.
Peranan Pemerintah
Pembayaran Faktor Produksi (Y) Pasar Pembayaran Faktor Produksi (Y)
Faktor
Faktor Produksi Faktor Produksi
Produksi

Y
R.T. Pajak (T) Pajak (T)
Pemerintah R.T.
Produsen Konsumen
G

Tabungan (S)
Barang dan Jasa Barang dan Jasa
Pasar
Pengeluaran Konsumen (C) Barang Pengeluaran Konsumen (C)
Investasi (I)

Pasar Tabungan (S)


Modal
Keseimbangan Pendapatan Nasional
dalam Perekonomian Tiga Sektor
Dalam perekonomian dimana Pemerintah turut mengadakan
transaksi-transaksi pembelian berupa “goverment expenditure”,
maka seluruh pengeluaran yang ada dalam perekonomian tiga
sektor adalah merupakan penjumlahan dari semua pengeluaran
dari sektor rumah tangga (C = pengeluaran konsumsi), I =
pengeluaran investasi dan G = goverment expenditure =
pengeluaran konsumsi pemerintah. Singkatnya;
E=C+I+G
Kemudian untuk sisi pendapatan, pendapatan masyarakat
didistribusikan untuk konsumsi rumah tangga (C), untuk
membayar pajak (Tx) dan sisanya utk tabungan (S).
Apabila pemerintah memberikan subsidi atau
tunjangan lainnya (transfer payment (Tr) kepada
sektor rumah tangga, hal ini akan menambah
pendapatan masyarakat. Dengan demikian pada sisi
pendapatan (Y) secara matematis sbb:
Y = C + Tx + S – Tr
Perekonomian akan berada dalam keadaan
keseimbangan apabila:
Y=E
Atau Y = C + I + G
Cara lain dapat digunakan untuk menentukan syarat
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor, yaitu
dengan menyamakan antara komponen pendapatan
dengan komponen pengeluaran, yaitu:
Y=E
C + Tx + S – Tr = C + I + G
S + Tx – Tr = I + G
S + Tx = I + G + Tr
Persamaan di atas bisa juga ditulis:
S – I = G – Tx + Tr
•Pada
  sisi kiri (S - I) disebut dgn istilah surplus sektor
swasta dan pada bagian sisi kanan (G – Tx + Tr) disebut
dengan defisit anggaran belanja.
Untuk memudahkan analisis Pendapatan nasional pada
perekonomian tiga sektor ini, pengeluaran konsumsi
rumah tangga (C) kita gunakan pengeluaran konsumsi
yang dikemukakan oleh Keynes, yaitu pengeluaran
konsumsi rumah tangga berhubungan secara
proporsional dengan pendapatan, secara matematis
ditulis sbb:
C = Co + b
C = Co
  +b
•  
Dimana:
Co = besarnya konsumsi otonom
b = MPC
= Pendapatan Nasional siap pakai (Disposible Income), yaitu
pendapatan (Y) yg sudah dikurangi pajak (Tx) dan ditambah dengan
pembayaran transfer (Tr).
Atau = Y – Tx + Tr
Dengan kata lain adalah pendapatan yang sudah siap dipakai untuk
konsumsi dan untuk saving.

Buat gambar Keseimbangan perekonomian Tiga Sektor.


Pajak yang ditarik oleh Pemerintah dibedakan
menjadi dua, yaitu pajak yang sifatnya tetap
(lump-sum tax) dan pajak yang besar kecilnya
tergantung dari besar kecilnya Pendapatan
Nasional (proportional tax). Atau dapat ditulis
sbb:
Pajak lump-sum:Tx = Txo
Pajak proportional: Tx = tY
Pendapatan Nasional, Konsumsi dan Saving
Ekuilibrium
Diketahui:
a) Fungsi Konsumsi : C = 20 + 0,75Yd
b) Investasi : I = 40
c) Pajak: Tx = 20
d) Konsumsi Pemerintah : G = 60
e) Transfer Pemerintah : Tr = 40
Pertanyaan:
f) Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan.
g) Tentukan besarnya Konsumsi keseimbangan.
h) Tentukan besarnya Tabungan keseimbangan.
i) Gambarkan persoalan tsb di atas dalam sebuah grafik.
Penyelesaian
a) Menentukan besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan.
Y=C+I+G
C = 20 + 0,75Yd
I = 40; G = 60
Y = 20 + 0,75Yd + 40 + 60
= 120 + 0,75Yd
Yd = Y – Tx + Tr
= Y – 20 + 40
= Y + 20
Y = 120 + 0,75 (Y + 20)
Y – 0,75Y = 135
0,25Y = 135
Y = 540
Jadi besarnya Pendapatan Nasional keseimbangan adalah Rp.540
Milyar.
b) Konsumsi Keseimbangan
C = 20 + 0,75Yd
Yd = Y – Tx + Tr
= Y – 20 + 40
= Y + 20
Kita ketahui bahwa Y ekuilibrium = 540
Jadi, Yd = 540 + 20
Yd = 560.
Karena itu, C = 20 + 0,75 (560)
= 440
Jadi besarnya konsumsi keseimbangan Rp.440
Milyar
c) Menentukan besarnya Tabungan Keseimbangan.
S = - Co + (1-b)Yd
= - 20 + (1 - 0,75)Yd
= - 20 + 0,25Yd
Yd = Y + 20 (lihat jawaban a diatas)
Yeq = 540
Yd = 540 + 20
= 560
S = - 20 + 0,25 (560)
= - 20 + 140
= 120
Jadi besarnya tabungan keseimbangan adalah Rp.120 Milyar.
Atau dapat juga dihitung dengan cara:
S = Yd – C
= 560 – 440
= 120
Pencocokan:
S + Tx = I + G + Tr
120 + 20 = 40 + 60 + 40
140 = 140
d. Gambar
C,I,G
Y=E
C+I+G=440+40+60
540
C = 20 + 0,75Yd
440 = 20 + 0,75(560)
= 20 + 420

S=-20+0,25Yd
120
100 I + G = 40+60
20
0 Y
540
-20
Diketahui:
a) Hasrat marginal berkonsumsi = 0,75
b) Pengeluaran Investasi sektor Perusahaan = Rp.70 Milyar.
c) Pajak = Rp.50 Milyar.
d) Konsumsi otonom/konsumsi minimum = Rp.100 Milyar.
e) Konsumsi Pemerintah = Rp.60 Milyar.
f) Transfer Pemerintah = Rp.10 Milyar.
Pertanyaan:
g) Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan.
h) Tentukan besarnya Konsumsi keseimbangan.
i) Tentukan besarnya Tabungan keseimbangan.
j) Buktikan bahwa: I + G + Tr = S + Tx
k) Gambarkan persoalan tsb di atas dalam sebuah grafik.
Jawab:
a. Menentukan Pendapatan Nasional Keseimbangan.
Y=C+I+G
C = 100 + 0,75Yd
I = 70;
G = 60.
Y = 100 + 0,75Yd + 70 + 60
= 230 + 0,75Yd
Yd = Y – Tx + Tr
Yd = Y – 50 + 10
Yd = Y – 40.
Y = 230 + 0,75 (Y – 40)
= 230 + 0,75Y – 30
Y – 0,75Y = 200
0,25Y = 200
Y = 800
Jadi Pendapatan nasional Keseimbangan adalah Rp.800 Milyar.
b. Menentukan Konsumsi Keseimbangan
C = 100 + 0,75Yd
Yd = Y – 50 + 10
Yd = Y – 40
Kita tahu bahwa Y = 800
Jadi Yd = 800 – 40
= 760
Karena itu, C = 100 + 0,75(760)
= 100 + 570
= 670
Jadi konsumsi keseimbangan adalah Rp.670. Milyar.
c. Besarnya tabungan keseimbangan.
S = - Co + (1 - 0,75)Yd
S = - 100 + 0,25Yd
Yd = Y – 40
Yd = 800 – 40
= 760
S = - 100 + 0,25 (760)
= - 100 + 190
= 90
Atau:
S = Yd – C
= 760 – 670
= 90
Jadi Tabungan keseimbangan sebesar Rp.90 Milyar.
I + G +Tr = S + Tx
70 + 60 +10 = 90 + 50
d. Gambar
C,I,G
Y=E
C+I+G=670+70+60
800
C = 100 + 0,75Yd
670 = 100 + 0,75(760)
= 100 + 570

230
S=-100+0,25Yd
130 I + G = 70+60
100
Y
0 800
-100
Analisis Pendapatan Nasional
untuk Perekonomian terbuka
(Perekonomian Empat Sektor)
Pada Perekonomian terbuka, didalam perekonomian
terdapat sektor RT, sektor perusahaan, sektor
pemerintah dan sektor luar negeri. Pengeluaran sektor
luar negeri berupa ekspor (X) dan impor (M) dan selisih
antara nilai ekspor dan impor (X-M) disebut ekspor
netto.
Dengan memasukkan sektor luar negeri ke dalam model
perhitungan pendapatan nasional, berarti kita
menambah dua variabel yaitu variabel ekspor (X) dan
variabel impor (M).
Pengeluaran untuk impor dalam perekonomian terbuka
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu impor yg nilainya tidak
tergantung dari variabel lain, atau impor yang nilainya
dianggap tetap. Secara matematis dapat ditulis sbb:
M = M₀ dimana M₀ adalah besarnya impor.
Jenis impor yg lain, yaitu impor yg nilainya tergantung dari
besar-kecilnya pendapatan. Secara matematis ditulis sbb:
M = mY ; dimana m adalah Marginal Propensity to Import.
Jadi secara keseluruhan persamaan impor dirumuskan sbb:
M = M₀ + mY
Pendapatan Nasional Keseimbangan
Perekonomian Empat Sektor
Perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan
pada perekonomian terbuka dilakukan dengan
menyamakan antara sisi pendapatan dan
pengeluaran, yaitu:
Y = C + I + G + (X - M)
Untuk mempermudah pemahaman dalam analisis
ini, perhatikan contoh kasus sbb:
Syarat keseimbangan jika variabel Tr dimasukkan
adalah: S + Tx+ M = I + G + X + Tr.
Kasus I: Impor merupakan variabel konstan

Misalnya dalam perekonomian diketahui:


Fungsi konsumsi : C = 10 + 0,8Yd
Investasi : I = 20
Pengeluaran Pemerintah : G = 10
Pajak : Tx = 7
Pembayaran transfer : Tr = 2
Ekspor : X = 6
Impor : M = 2
(Semua angka dalam milyar rupiah)
•Berdasarkan
  informasi di atas:
a. Tentukan besarnya PN Keseimbangan (
b. Tentukan besarnya Konsumsi Keseimbangan;
c. Tentukan besarnya Tabungan Keseimbangan.
Penyelesaian:
•  
a. Menentukan besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan.
Syarat keseimbangan : Y = C + I + G + (X - M)
Y = 10 + 0,8Yd + 20 + 10 + (6 - 2)
Y = 44 + 0,8Yd
Yd = Y - Tx + Tr
=Y–7+2
Yd = Y – 5
Y = 44 + 0,8Yd
= 44 + 0,8 (Y-5)
= 44 + 0,8Y – 4
Y = 40 + 0,8Y
Y – 0,8Y = 40
0,2Y = 40
Y=

Jadi PN keseimbangan sebesar Rp.200 Milyar.


b. Menentukan besarnya konsumsi keseimbangan.
C = 10 + 0,8Yd
Yd = Y – Tx + Tr
= 200 – 7 + 2
= 195
C = 10 + 0,8Yd
= 10 + 0,8 (195)
= 10 + 156
= 166
Jadi besarnya konsumsi keseimbangan adalah Rp.166
Milyar.
c. Menentukan besarnya Tabungan keseimbangan.
S = - Co + (1-b)Yd
= -10 + (1 - 0,8)Yd
= -10 + 0,2Yd
Yd = Y – Tx + Tr
= 200 – 7 + 2
= 195
S = -10 + 0,2Yd
= -10 + 0,2 (195)
= -10 + 39
= 29 atau S = Yd – C = 195 – 166 = 29
Jadi besarnya Tabungan Keseimbangan adalah
Rp.29 Milyar.
Kasus II: Impor tergantung Pendapatan
Nasional (Y)
Misalnya dalam perekonomian diketahui:
Fungsi konsumsi : C = 10 + 0,8Yd
Investasi : I = 20
Pengeluaran Pemerintah : G = 10
Pajak : Tx = 7
Pembayaran transfer : Tr = 2
Ekspor : X = 6
Impor : M = 2 + 0,05Y
(Semua angka dalam milyar rupiah)
•Berdasarkan
  informasi di atas:
a. Tentukan besarnya PN Keseimbangan (
b. Tentukan besarnya Konsumsi Keseimbangan;
c. Tentukan besarnya Tabungan Keseimbangan.
a. Menentukan besarnya Pendapatan Nasional
Keseimbangan.
Syarat keseimbangan : Y = C + I + G + (X - M)
Y = 10 + 0,8Yd + 20 + 10 + {6 – (2 + 0,05Y)}
= 40 + 0,8Yd + (6 – 2 - 0,05Y)
= 40 + 0,8Yd + 4 – 0,05Y
= 44 + 0,8Yd – 0,05Y
Yd = Y - Tx + Tr
=Y–7+2
=Y-5
•  = Y – 5
Yd
Y = 44 + 0,8Yd – 0,05Y
= 44 + 0,8 (Y-5) – 0,05Y
= 44 + 0,8Y – 4 – 0,05Y
= 40 + 0,8Y – 0,05Y
= 40 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 40
0,25Y = 40
Y=
Jadi PN keseimbangan sebesar Rp.160 Milyar.
b. Menentukan besarnya konsumsi keseimbangan.
C = 10 + 0,8Yd
Yd = Y – Tx + Tr
= 160 – 7 + 2
= 155
C = 10 + 0,8Yd
= 10 + 0,8 (155)
= 10 + 124
= 134
Jadi besarnya konsumsi keseimbangan adalah
Rp.134 Milyar.
c. Menentukan besarnya Tabungan keseimbangan.
S = - Co + (1-b)Yd
= -10 + (1 - 0,8)Yd
= -10 + 0,2Yd
Yd = Y – Tx + Tr
= 160 – 7 + 2
= 155
S = -10 + 0,2Yd
= -10 + 0,2 (155)
= -10 + 31
= 21
Jadi besarnya Tabungan Keseimbangan adalah Rp.21 Milyar.
Contoh lain:
Misalnya dalam perekonomian diketahui:
Fungsi konsumsi : C = 10 + 0,8Yd
Investasi : I = 20 – 5i
Pengeluaran Pemerintah : G = 10
Pajak : Tx = 7 + 0,2Y
Pembayaran transfer : Tr = 2
Ekspor : X = 6
Impor : M = 2 + 0,05Y
(Semua angka dalam milyar rupiah)
Jawab:
a)Y = C + I + G + (X-M):
(X-M) = 6 - (2 + 0,05Y) = 4 – 0,05Y
G = 10
I = 20 – 5i = 20 – 5(1,5) = 12,5
C = 10 + 0,8Yd
Yd = Y - (7 + 0,2Y) + 2
Yd = Y – 7 – 0,2Y + 2
Yd = 0,8Y – 5
C = 10 + 0,8(0,8Y – 5)
= 10 + 0,64Y – 4 = 6 + 0,64Y
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 6 + 0,64Y + 12,5 + 10 + 4 – 0,05Y
Y = 32.5 + 0,59Y
Y – 0,59Y = 32,5
0,41Y = 32,5
Y = 79,268
Jadi besarnya pendapatan nasional adalah
79,268 Milyar Rupiah.
b) Yd = 0,8Y – 5
= 0,8(79,268) – 5 = 58,414
c) C = 10 + 0,8Yd = 10 + 0,8(58,414) = 56,731
d) S = Yd – C = 58,414 – 56,731 = 1,683
e) Tx = 7 + 0,2Y = 7 + 0,2(79,268) = 22,854
f) M = 2 + 0,05Y = 2 + 0,05(79,268) = 5,963
S + Tx + M = I + G + X + Tr
1,683 + 22,854 + 5,963 = 12,5 + 10 + 6 + 2
30,5 = 30,5
Contoh lain
•  
Misalnya dalam perekonomian diketahui:
Fungsi Tabungan: S = - 32 + 0,20Yd .......? Asalnya ... S = - Co + (1-b)Yd

Investasi : I = 25
Pengeluaran Pemerintah : G = 17
Pajak : Tx = 12 + 10Y
Pembayaran transfer : Tr = 22
Ekspor : X = 60
Impor : M = 6 + 0,20Y
(Semua angka dalam milyar rupiah)
Hitunglah:
a) Pendapatan Nasional keseimbangan;
b) Pendapatan disposabel;
c) Konsumsi dan tabungan keseimbangan
d) Pajak dan import.

Catatan:
Jawab:
a)Y = C + I + G + (X-M):
(X-M) = 60 - (6 + 0,20Y) = 54 – 0,20Y
G = 17
I = 25
C = 32 + 0,80Yd .....?
Yd = Y - (12 + 0,10Y) + 22
Yd = Y – 12 – 0,10Y + 22
Yd = 0,90Y + 10
C = 32 + 0,80(0,90Y + 10) ......?
= 32 + 0,72Y + 8 = 40 + 0,72Y
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 40 + 0,72Y + 25 + 17 + 54 – 0,20Y
Y = 136 + 0,52Y
Y – 0,52Y = 136
0,48Y = 136
Y = 283,333.
Jadi besarnya pendapatan nasional adalah
283,333 Milyar Rupiah.
b) Yd = 0,90Y + 10
= 0,90(283,333) + 10 = 265
c) C = 32 + 0,80Yd = 32 + 0,80(265) = 244
d) S = Yd – C = 265 – 244 = 21
e) Tx = 12 + 0,10Y = 12 + 0,10(283,333) = 40,333
f) M = 6 + 0,20Y = 6 + 0,20(283,333) = 62,667
S + Tx + M = I + G + X + Tr
21 + 40,333 + 62,667 = 25 + 17 + 60 + 22
124 = 124
Soal Latihan
Diketahui Model Perekonomian suatu negara pada tahun 2015 (Milyar Rp) sebagai
berikut:
• C = 20 + 0,65Yd
• I = 80
• G = 70
• Tx = - 10 + 0,2Y
• X = 120
• M = 10 + 0,20Y
Hitunglah besarnya:
a. Pendapatan nasional keseimbangan
b. Pendapatan disposabel,
c. Konsumsi, tabungan, pajak, dan impor kesimbangan.
d. Buktikan bahwa S + Tx + M = I + G + X.
Soal Latihan
Konsumsi masyarakat sebuah Negara ditunjukkan oleh
persamaan C = 2.000 + 0,75Yd. Investasi nasionalnya
ditunjukkan oleh persamaan I = 1500 - 400i. Pengeluaran
Pemerintah sebesar 700, disamping itu pemerintah juga
mengeluarkan pembayaran alihan sebesar 100,
sedangkan pajak yang diterima oleh pemerintah
dicerminkan oleh T = 300 + 0,20Y. Besar ekspor adalah
1600, adapun impornya M = 900 + 0,10Y. Tingkat bunga
yang berlaku 15%. Hitunglah PN negara tsb, konsumsi
nasional dan pajak yg diterima oleh pemerintah. Berapa
nilai impornya.
Dalam perekonomian didapat informasi sebagai berikut:
• Fungsi Konsumsi : C= 2000 + 0,75Yd
• Investasi : I = 1500 – 400i
• Pengeluaran Pemerintah : G = 700
• Pajak : Tx = 300 + 0,20Y
• Pembayaran Transfer : Tr = 100
• Ekspor : X = 1600
• Impor: M =900 +0,10Y
• Tingkat bunga yang berlaku : 15%.
 
• a. Tentukan besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan
• b. Tentukan besarnya Konsumsi Keseimbangan
• c. Tentukan besarnya pajak yang diterima oleh Pemerintah.
• d. Tentukan besarnya Impor.

Anda mungkin juga menyukai