PENGANTAR EKONOMI
Oleh :
D3 – AKUNTANSI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KAMPUS PEKALONGAN
SEMESTER I 2019/2020
1
A. Pengertian Perekonomian 3 Sektor
Sistem perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor – sektor rumah tangga
perusahaan dan pemerintah. Campur tangan pemerintah menimbulkan dua
perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional
diantaranya pungutan pajak akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengeluaran keatas konsumsi rumah tangga dan pajak memungkinkan pemerintah
melakukan perbelanjaan dan hal tersebut akan menaikkan perbelanjaan agregat.
a) Rumah tangga
Rumah tangga adalah sebuah kesatuan yang terdiri atas suami, isteri, anak atau
anggota keluarga lain yang merupakan anggota masyarakat dan potensial alam:
sumber modal, sumber faktor produksi, sumber penghasilan. Sebagai pelaku
ekonomi, rumah tangga merupakan pengguna barang atau jasa serta sumber
factor produksi modal dan tenaga kerja yang memerlukan adanya sumber dana
berupa pendapatan atau penghasilan. Rumah tangga akan memperoleh
penghasilan berupa bunga. Atau, bila dana dari rumah tangga ditanamkan
langsung dalam bentuk pendirian perusahaan maka rumah tangga akan
memperoleh penghasilan berupa laba atau deviden.
b) Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang bergerak di segala bidang bisnis. Perusahaan
merupakan salah satu pelaku ekonomi yang sangat potensial. Ada tiga unsur
dalam perusahaan :
Pengusaha adalah orang yang mengelola sendiri perusahaannya dan siap
menanggung resiko rugi-laba, sedangkan manajemen kemampuan
memanfaatkan orang lain dengan segala kemampuan dan aktifitasnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perusahaan adalah tempat organisasi factor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa yang bermutu untuk mendapatkan
keuntungan.
2
Badan usaha adalah lembaga hukum organisasi factor-faktor produksi untuk
menghasilkan keuntungan.
c) Pemerintah
Fungsi utama pemerintah adalah mengendalikan perekonomian untuk mencapai
tujuan ekonomi tertentu. Dalam perekonomian tiga sekto pemerintah bertindak
sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
Berdasarkan gambar di atas maka kita dapat melihat hubungan antara ketiga pelaku
ekonomi dengan jelas. Jika anda belum jelas silahkan simak penjelasan gambar di
atas dibawah ini:
3
yang dimiliki rumah tangga maka perusahaan harus membayar balas jasa kepada
rumah tangga baik berupa uang sewa, uang gaji, atau bunga dan sebagainya.
Sebaliknya, Rumah tangga harus memenuhi kebutuhan hidupnya baik berupa
barang ataupun jasa. Barang dan jasa bisa didapatkan rumah tangga dari rumah
tangga produsen melalui pasar output atau pasar barang dan jasa. Jadi, untuk
memenuhi kebutuhannya, rumah tangga akan mengeluarkan uang yang dimilikinya
untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkannya pada perusahaan. Dengan
demikian perusahaan akan memperoleh pendapatan yang diperolehnya dari rumah
tangga.
4
- Karena rumah tangga harus membayar pajak pada pemerintah maka
perusahaan tersebut mengeluarkan biaya lebih untuk membayar pajak dan
mengurangi konsumsi.
2. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan
menaikkan perbelanjaan agregat.
- Adanya pajak dapat memberikan dana lebih pada pemerintah yang berimbas
pada naiknya konsumsi pemerintahan.
Karena belum ada perdagangan dengan LN, maka perekonomian 3 sektor
dinamakan “perekonomian tertutup”
5
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis
aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut
adalah :
1) Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah.
Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
2) Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa
yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3) Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul
sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang
dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu :
1) Pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-
faktor produksi dan
2) Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber yaitu :
1) dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan
2) dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
D. Syarat Keseimbangan
Keseimbangan :
Y = AE, atau Y = C + I + G
Keterangan :
Y : penawaran agregat
AE : pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
6
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
Jika C dikurangi dari setiap ruas maka, Dalam perekonomian tiga sektor I dan G
adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah
kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian
tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
Contoh :
1) Jika diket: C = 60 + 0,75 Y dan S = 0,25 Y – 100
I = 120
G = 60
Hitung Y keseimbangan!
(Ingat persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40)
Jawab :
1) Y = C + I + G
Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60
Y = 0,75 Y + 240
Y – 0,75 Y = 240
0,25 Y = 240
Y = 960
I+G=S+T
120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40
180 = 0,25 Y – 60
Y = 960
Pajak Tetap dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
7
Pajak Tetap dan Keseimbangan Pendapatan
1. Konsumsi sesudah pajak C = 60 + 0,75Y dan fungsi tabungannya S = -100
+ 0,25Y, pajaknya sebesar T = 40 dan investasi sector perusahaan I = 120,
serta pengeluaran pemerintah G = 60. Carilah C, S, AE dan keadaan
ekonominya!
AE
Keadaan
Y T C I G S C+I+
Ekonomi
G
0 40 60 120 60 -100 240 Ekspansi
240 40 240 120 60 -40 420 Ekspansi
480 40 420 120 60 20 600 Ekspansi
720 40 600 120 60 80 780 Ekspansi
960 40 780 120 60 140 960 Seimbang
1200 40 960 120 60 200 1040 Kontraksi
1440 40 1040 120 60 260 1220 Kontraksi
8
Pajak Proporsional dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
E. Jenis-Jenis Pajak
Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib
pajak Misalnya PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena
pajak
Pajak subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak.
Misalnya pendapatan. Jika pendapatan makin besar, maka beban pajaknya
makin besar
Pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan
dari pihak yang wajib membayar pajak.( pajak yang secara langsung di pungut
dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak).
Pajak tak langsung : pajak yang bebannya dapat di pindah2 kan kepada pihak
lain.( yang menanagung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Ex :
Impor.
Pajak negara : pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Pusat, dalam
hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Hasil dari pungutan jenis pajak ini kemudian digunakan untuk membiayai
belanja negara seperti pembangunan jalan, pembangunan sekolah, bantuan
kesehatan dan lain sebagainya. Proses administrasi yang berkaitan dengan pajak
pusat dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak serta Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
9
Pajak daerah : pajak-pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Daerah
baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Hasil dari pungutan jenis pajak ini kemudian digunakan untuk membiayai
belanja pemerintah daerah. Proses administasinya dilaksanakan di Kantor Dinas
Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau kantor sejenis yang dibawahi
oleh pemerintah daerah setempat.
10
1. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposable sebanyak
pajak yang dipungut tersebut,
2. Penurunan pendapatan disposable menyebabkan pengeluaran konsumsi dan
tabungan RT akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Pajak Tetap
Fungsi Konsumsi : C = -bT + a + bY
Fungsi Tabungan : S = -(1-b) T – a + (1-b)Y
Pajak Proporsional
Fungsi Konsumsi : C = a + b(1-t)Y
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b) (1-t)Y
11
Efek Pajak Terhadap Konsumsi
G. Efek Pajak terhadap Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan dengan Analisis
Aljabar
1. Efek pajak tetap
Fungsi konsumsi C=a+bY, setelah pajak tetap menjadi: C1=-bT+a+bY.
Fungsi tabungan S=-a+(1-b)Y, setelah pajak tetap menjadi: S1=-(1-b)T-a+(1-
b)Y
Contoh soal:
Misal pendapatan nasional sebesar 240, fungsi konsumsi sebelum pajak
C=90+0,75Y, fungsi tabungan S=-90+0,25Y. Besarnya pajak adalah 40.
Bagaimana perubahan fungsi konsumsi dan tabungan?
Jawab:
Fungsi konsumsi C=90+0,75Y
12
C1=-0,75x40+90+0,75Y
C1=60+0,75Y
Fungsi tabungan S=-90+0,25Y
S1=-(1-b)T-a+(1-b)Y
S1=-(0,25)40-90+(0,25)Y
S1=-100+0,25Y
13
Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada
berbagai tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah
kepada yang sangat tinggi.dalam sistempajak ini tidak di bedakan di antara
penduduk yang kaya atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan
kecil.
Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan
semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di
bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.
I. Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai
kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah
sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah
adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-
kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai
sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan
bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam
pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.
14
Pertimbangan politik dan keamanan : pertimbangan-pertimbangan politik dan
kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun
anggaran belanja pemerintah. kekacauan politik, keamanan. keadaan seperti itu
akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar.
15
menciptakan suatu tingkat kegiatan ekonomi yang mencapai tingkat konsumsi
tenaga kerja yang tinggi, tidak menghadapi masalah inflasi dan selalu
mengalami pertumbuhan yang memuaskan.
Kebijakan fiskal diskresioner ini dibedakan dalam tiga bentuk yaitu membuat
perubahan ke atas pengeluaran pemerintah; membuat perubahan ke atas system
pemungutan pajak; dan secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran
pemerintah dan system pemungutan pajak.
Di dalam masa dimana perekonomian berada di bawah tingkat konsumsi tenaga
kerja penuh dan pengangguran cukup tinggi maka untuk mengatasinya
pemerintah dapat melakukan perubahan dengan memilih satu dari
beberapa perubahan berikut:
a) Menaikkan pengeluarannya tetapi tidak membuat perubahan apa-apa ke
atas pajak yang dipungut.
b) Mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi menurunkan pajak yang
dipungutnya.
c) Di satu sisi menaikkan pengeluarannya dan di lain pihak menurunkan
pajak yang dipungutnya.
d) Pengeluaran dan pemungutan pajak dinaikkan dengan sama besarnya
dengan tujuan untuk menjaga agar pendapatan dan pengeluaran pemerintah
tetap seimbang.
Sedangkan perubahan-perubahan yang dilakukan untuk mengatasi inflasi
adalah:
a) Mengurangi pengeluarannya, atau
b) Menaikkan pajak yang dipungut, atau
c) Mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak yang dipungut, atau
d) Mengurangi pengeluaran dan mengurangi pajak yang dipungut dengan
jumlah sama besar.
16
Pada hakikatnya terdapat tiga faktor yang menentukan besarnya perubahan
dalam anggaran belanja untuk mengatasi masalah pengangguran dan inflasi,
antara lain:
a) Besarnya perbedaan di antara pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai
dengan pendapatan nasional yang akan tercapai pada konsumsi tenaga
kerja penuh.
b) Bentuk kebijakan fiskal diskresioner yang akan dilaksanakan.
c) Besarnya kecenderungan konsumsi marginal masyarakat pendapatan
nasional (MPC).
17
A-B = Jurang Deflasi
- Jurang Deflasi :
Tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah :
AE ditambah
TX dikurangi Menimbulkan anggaran belanja defisit
- Jurang Inflasi :
Pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk
memproduksi barang dan jasa
Langkah-langkah :
AE dikurangi
TX ditambah
Kesimpulan : anggaran belanja surplus
b) Kebijakan Moeneter
18
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran
dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat)
pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain:
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah
(government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila
ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
19
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan
atas Surat Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar
dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.
Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga
harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral,
serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang
beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan
jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku
ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.
20
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.
3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
c) Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi
kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan
barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan
mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan
(incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan
mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja.
Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada :
Meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja
Meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi
efisiensi kegiatan memproduksinya.
21
2. Kebijakan harga grosir
Cara yang dilakukan misalnya memberikan potongan harga, baik
karena pembayaran tunai atau pembelian dalam jumlah banyak
3. Kebijakan Harga Retailer
a. Margin price (berdasar perkiraan, kalau sudah untung, barang
dijual)
b. Lining Price (berdasar pada barang yang sejenis dari berbagai
merk, diberikan harga yang sama).
c. Competitor Price (harga murah, tujuannya memperoleh
reputasi sebagai toko termurah).
d. Judgement Price (berdasarkan perkiraan, dalam satu kotak
ada satu/dua potong barang yang bagus)
e. Customary Price (harga produk stabil dan tidak ada
perubahan. Jika bahan baku meningkat maka harga pokok
meningkat).
f. Odd Price (penetapan harga ganjil untuk menarik pembeli).
g. Combination price (dilakukan dengan kombinasi barang,
misal produk sampho dengan sisir).
22
Pajak dapat dibedakan atas pajak otonom dan pajak proporsional dan secara
matematika ditulis :
Tx = Txo + txY
Dimana :
Txo = pajak otonom atau pajak lump sum yaitu pajak yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh pendapatan
t = perubahan pajak akibat perubahan pendapatan
Contoh :
Tx = 5 + 0,2Y
Txo = 5, artinya besarnya pajak lump sum adalah 5
tx = 0,2 menunjukkan jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1, maka akan
terjadi kenaikan pajak sebesar 0,2 atau sebaliknya.
Fungsi Subsidi / Transfer (Tr)
Subsidi dapat dibedakan atas subsidi otonom dansubsidi proporsonal dimana
secara matematika ditulisTr = Tro – trY
Dimana :
Tro = subsidi lump sum yaitu pajak yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
pendapatan
tr = perubahan subsidi akibat perubahan pendapatan
Contoh :
Tr = 4 – 0,1Y
Tro = 4, artinya besarnya pemberian subsidi lump sum adalah 4
Tr = - 0,1 menunjukkan jika ada kenaikan pendapatan sebesar 1, maka akan
terjadi penurunan subsidi sebesar 0,1 atau sebaliknya.
Fungsi Pendapatan Siap Dibelanjakan / disposable income (Yd)
Yd = Y – Tx + Tr
Dimana :
Yd = pendapatan yang siap di belanjakan
Tx = pajak
23
Tr = subsidi
Contoh :
Tx = 5 + 0,2Y
Tr = 4 – 0,1Y
Maka :
Yd = Y – Tx + Tr
Yd = Y – (5 + 0,2Y) + (4 – 0,1Y)
Yd = Y – 5 – 0,2Y + 4 – 0,1Y
Yd = -1 + 0,7Y
24
a. Multiplier Investasi
1. Sistem Pajak Tetap
1
Y=
1−b
2. Sistem Pajak Proporsional
Multiplier investasi (pajak proporsional)
1 1
Y= =
1−b+ bt 1−b( 1−t)
Contoh menghitung Multiplier Investasi :
Jika :
MPC = 0,75
Pajak proporsional T = 0,2Y
Pertambahan investasi = 20 triliun
b. Multiplier Pengeluaran Pemerintah
1. Sistem Pajak Tetap
1 1
G= dan △Y = △G
1−b 1−b
2. Sistem Pajak Proporsional
1
△Y = △G
1−b+ bt
c. Multiplier Pajak
1. Sistem Pajak Tetap
Dalam perekonomian yang menggunakan system pajak tetap, pengurangan
pajak sebanyak △T akan menambah pendapatan nasional (△Y) sebanyak :
b
dikali dengan pengurangan pajak yang dilakukan. Dalam pajak tetap,
1−b
25
△Y b
(MT) = =
△ T 1−b
2. Sistem Pajak Proporsional
Pengurangan pajak sebanyak △T akan menaikkan pendapatan nasional
sebanyak :
△Y b
= =
△ T 1−b+ bt
DAFTAR PUSTAKA
https://ekonomi-kelasx.blogspot.com/2014/11/menganalisis-circulair-flow-diagram-
3-sektor-secara-tepat.html (Diakses pada 27 Oktober 2019, Pukul 11.31 WIB)
https://dewiratnasari830.wordpress.com/2014/01/15/sistem-perekonomian-3-sektor-
dan-4-sektor/(Diakses pada 27 Oktober 2019, Pukul 13.00 WIB)
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/03/kegiatan-dan-perekonomian-
3-sektor.html (Diakses pada 27 Oktober 2019, pukul 15.00 WIB)
26
https://kepo789.blogspot.com/2016/05/materi-keseimbangan-ekonomi-tiga-
sektor.html (Diakses pada 27 Oktober 2019, Pukul 16.38 WIB)
https://www.online-pajak.com/pengelompokan-jenis-jenis-pajak-dan-penjelasannya
(Diakses pada 17 November 2019, Pukul 22.34 WIB)
https://www.mas-software.com/blog/3-bentuk-kebijakan-makroekonomi/ (Diakses
pada 17 November 2019, Pukul 22.53 WIB)
http://rasimunway.blogspot.com/2011/03/kebijakan-penetapan-harga.html (Diakses
pada 17 November 2019, Pukul 23.01 WIB)
https://www.slideserve.com/theo/pokok-bahasan-4-keseimbangan-pendapatan-
nasional-3-sektor (Diakses pada 20 November 2019, Pukul 13.17 WIB)
27