EKONOMI
“PendapatanNasional”
Kelompok 2
AdministrasiNiaga
Program Studi D4 AdministrasiBisnis
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah pengantar
ekonomi ini.Adapun maksud dan tujuan kami disini untuk menyajikan beberapa
hal yang menjadi materi dari makalah kami.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada teman sekelompok yang telah
membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
1. Pertanian /Agriculture
2. Pertambangandan penggalian / Minning and quarrying.
3. Industry pengolahan / Manufacturing Industries.
4. Listrik, Gas dan Air Bersih / electric, Gas and Water supply.
5. Bangunan / Construction.
6. Perdagangan, Restran dan Hotel/Trade. Restaurant and Hotel
7. Pengankutan dan komunikasi/Transportation and communication
8. Keuangan, Persewaan banguanan dan Jasa Perusahaan/Finance Rent of
building and Bussines Sevuce.
9. Jasa- jasa/Service.
Secara matematis metode produksi dapat dituliskan dalam suatu peramaan sebagai
berikut :
Y = ∑Pqn.Qin
Y = Pql.Ql + Pq2.Q2 + Pq3.Q3….+Pq9.Q9
Dimana
Pqn = harga dari produk sector n
Q1.Q2.Q3 = Jumlah produk dari masing – masing sector.
Untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda dalam metode ini maka yang
dilakukan adalah hanya menjumlahkan nilai tambah dari masing-maisng sector
produksi tersebut/menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi tersebut sehingga
dapat ditulis :
Y = ∑NTB
Contoh menghitung nilai tambah bruto adalah sebagai berikut (harga hasil) :
Tebu/2,5Kg dijual Rp. 2500
Berdasarkan informasi tersebut maka besarnya nilai tambah bruto dari kegiatan
menjual sejak tebu menjadi gulali adalah :
Rp. 2500 + (Rp. 4000 – Rp. 2500) + (Rp. 6000 – Rp. 4000)
= Rp. 2500 + Rp. 1500 + Rp. 2000
= Rp. 6000.
Perhatikan nilai ini sama dengan nilai gulali. Inilah yang dimaksud dengan nilai
tambah bruto dari suatu produk.
Y = Yw+ Y1 + YR + YP
Metode ini juga bila tidak hati-hati dan teliti sangat mudah terjadinya
perhitungan ganda, maksudnya bisa saja pendapatan sewa tanah adalah juga
merupakan pendapatan pribadi pemilik tanah, dan pendapatan bunga berasal dari
pendapatan atau sewa dan upah/gaji pemilik tanah dan seterusnya.
Contoh :
1. Pajak otonom-investasi otonom
CO+ 1+ G−cTx
Y=
1−c
Diketahui :
100+120+250−0,8(200)
Y=
1−0,8
470−160 310
Y= = =1550
0,2 0,2
YD = ý – Tx = 1550 – 200 = 1350
C = 100 + 0,8 (1350) = 1180 → S = 1350 – 1180 = 170
2.Pajak proporsional – investasi otonom
Co+ I + G+ cto
Y=
1−c−cx+ ch
100+120+250+ 0,8(200)
Y=
1−0,8+(0,8× 0,15)
470+160 630
Y= = = 1968,75
0,2+ 0,12 0,32
Co+ I + G+ cto
Y=
1−c−ᾱ+ ch
100+120+250+ 0,8(200)
Y=
1−0,8−0,1( 0,8× 0,15)
470+160 630
Y= = =2863,64
0,1+ 0,12 0,22
Perlu dicermati bahwa agaknya pada perekonomian tiga sector ini MPC + MPS ≠
1, karena telah ada pungutan panak, sehingga seharusnya adalah :
(perhatikan kembali perihal angka pengganda untuk pajak. Untuk kasus di mana
pajak bersifat otonom,maka angka penggandaannya negative, karena pajak jenis
ini tidak memandang kemampuan ekonomi sehingga konotasinya selalu saja
menurunkan daya beli dan ujung-ujungnya menurunkan tingkat pendapatan
nasional. Berbeda dengan pajak proporsional, angka pengadaannya bernilai
positif, mengapa? Karena pajak jenis ini memperhatikan kemampuan ekonomi
Jawab :
Syarat keseimbangan :
S + Tx = 75 = 1 + G
45 + 20 = 40 +25
b. Untuk kasus yang sama, akan tetapi dengan pungutan pajak sebesar
15% dari pendapatan nasional keseimbangan dan subsidi pajak sebesar
10, hitunglah berapa besarnya pendapatan nasional keseimbangan,
konsumsi, tabungan dan pajak.
Jawab :
C= 30 + 0,6YD, 1 = 40, G = 25
TX = -10 +0,15Y
YD = Y - Tx→ S = YD – C
Fungsi konsumsi yang baru adalah :
C = 30 + 0,6 (Y – (-10 + 0,15Y)
C = 30 + 0,6Y + 6 – 0,09Y
C = 36 + 0,15Y
Y=C+I+G
Y = 36 + 0,51Y + 40 + 25
0,49Y = 101
Y = 101/0,49 = 206,12
C = 36 + 0,51 (206,12) = 141,12
Tx = -10 + 0,15 (206,12) = 20,918
YD = Y – Tx = 206,12 – 20,918 = 185,202
S = YD – C = 185,202 – 141,12 = 44,082
Syarat keseimbangan adalah :
S + Tx = I + G
44,082 + 20,918 = 40 + 25
65 = 65 → terbukti seimbang
1 −0,51
Pajak : KcTx = = KcTx = = -0,90
MPS+ch 0,49+0,0765
1 1
Belanja pemerintah : KcG = =
0,49+0,0765 0,05665
1,8
1 1
Konsumsi rumah tangga : KcC = =
0,49+0,0765 0,05665
= 1,8
1 1
Investasi : KcI = = = 1,8
0,49+0,0765 0,05665
Y = Cy + I + G
Y = 14 + 0,72Y + 10 + 0,20Y + 50
Y = 74 + 0,92Y
Y – 0,92Y = 74
0,08Y = 74
Y = 74/0,08 = 925
245 = 245
Pendapatan nasional meningkat sebesar 20%, berarti pada tahun
berikutnya,
Y = 925 + 0,2 (925) = 925 + 185 = 1110
Padahal :
∆Y 1 1
= = = 2,8
∆ I 0,28+( 0,72× 0,10) 0,352
∆ Y =20 % × 925=185
185 185
= 2,8 → ∆ I = =66,1
∆I 2,8
Y=C+I+G
C = Co + Cyd
C = Co + cYD
I = 1 (otonom)
Tx = Tx (otonom)
Tr = Tro
Y = Co + c(Y – Tx + Tr) + I + G
Y = Co + cY - cTx + cTr + I + G
Y – cY = Co +cTr + I + G - cTx
Co+ I + G+ cTr−cTx
Y=
1−c
I = Io + ᾱY
Tx = -to + hY
Penjabarannya adalah :
Y = Co + + cto - + +
S + Tx = I + G + Tr
Contoh 10 :
Subsidi beras dan kacang keledai 5, migas 2,5. Gaji pegawai negeri sipil 50,
gaji dan tunjangan ABRI 3, pembayaran gaji dan kewajiban untuk atase dan duta
besar diluar negeri 2, investasi secara proporsional 5% berdasarkan pendapatan
nasional, dengan investasi otonom seebesar 30, pajak 15% dari pendapatan
nasional dengan subsidi pajak sebesar I.
Jawab :
Tr = 5 + 2,5 = 7,5
G = 50 + 3 + 2 = 55
Tx = 1 + 0,15Y → -1 + 0,15Y
I = 30 + 0,05Y
C = 10 + 0,6YD
Y=C+I+G
YD = Y – Tx +Tr
YD = C + S
Y = 100,1 + 0,56Y
Y – 0,56Y = 100,1
0,44Y = 100,1
Y = 100,1/0,44 = 227,5
100,1
Y= =227,5
0,44
Angka keseimbangan :
S+Tx=I +G+Tr
Tr=5+ 2,5=7,5
G+50+3+2=55
S=YD−C=201,875−131,125=70,75
70,75+33,125=41,375+55+7,5
103,875=103,875
Y =C + I + G+ ( X−M )
C=Co+cYD
I =Io ( Investasi otonom )
G=Go
X =Xo
M =Mo
Tx=¿
Bila semua fungsi diatas di selesaikan secara simultan maka akan diperoleh suatu
model pendapatan nasional keseimbangan 4 sektor untuk semua FAKTOR OTONOM
(kecuali konsumsi) tanpa Tr adalah sebagai berikut :
Contoh 11 :
Bila diketahui :
C=20+0,8 YD
G=40
X =50
M =45
Tr=30
YD=Y −Tx=305−30=275
Diturunkan dari :
Y =C + I + G+( X −M )
YD=C + S=Y −Tx
C+ S +Tx=C+ I +G+ X −M
Contoh 13 :
S+Tx + M =I + G+ X +Tr
Berdasarkan keterangan diperoleh informasi sebagai berikut :
Tr=5+ 2,5=7,5
G=50+ 3+2=55
Tx=I + 0,15 Y →−1+ 0,15Y
I =30+0,05 Y
C=10+0,6 YD
X =4
M =5+ 0,1Y
Cy=10+0,6 ¿
Cy=10+0,6 Y +0,6−0,09 Y + 4,5
Cy=15,1+0,51 Y
Perhatikan kembali syarat keseimbangan 4 sektor ini, sisi sebelah kiri adalah sisi
pengeluaran,dan sisi sebelah kanan adalah sisi pemasukan. Perhatikan lagi bahwa
( S−I ) + ( Tx−G )= ( X−M )
Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa terdapat tiga kebijakan yang dapat
dilakukan oleh pemerintah guna menstabilkan kondisi perekonomiannya
(Tx=G)
( X −M )
Maka :
∆Y 1
KeC = =
∆ Co 1−c−α + m
2. Angka pengganda investasi :
∆Y 1
KeI = =
∆ Io 1−c −a+m
Bila diketahui model perekonomian suatu Negara pada tahun 200X (SUS)
sebagai berikut :
Jadi agar pendapatan bisa naik sebesar 25% dari sebelumnya maka
investasi haruslah di tambah sebesar Rp. 10,39 Triliun atau tambahan
sebesar kurang lebih 26% dari investasi sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Iskandar Putong, 2005, Teory Economi Mikro, Mitra Wacana Media, Jakarta