Anda di halaman 1dari 34

PENGANTAR

EKONOMI

“PendapatanNasional”

Kelompok 2

St. Maryam 452 14 006

Nurwana 452 14 008

Susmita 452 14 007

AdministrasiNiaga
Program Studi D4 AdministrasiBisnis

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah pengantar
ekonomi ini.Adapun maksud dan tujuan kami disini untuk menyajikan beberapa
hal yang menjadi materi dari makalah kami.

Makalah ini membahas mengenai Pendapatan Nasional . Kami menyadari


bahwa didalam makalah kami ini masih banyak kekeurangan , kami
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih
baik dan dapat berguna semaksimal mungkin.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada teman sekelompok yang telah
membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Pengantar Ekonomi Page 2


BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah


satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) dapat diukur dari kenaikan
besarnya pendapatan nasional ( produksi nasional ) pada periode tertentu. Oleh
karena itu, nilai dari pendapatan nasional ( national income ) ini merupakan
gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu.
Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang
dan jasa yang dapat diproduksi.Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat
menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu
negara.Baik negara yang sedang berkembang maupun negara – negara maju,
semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh


seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-
faktor produksi dalam satu periode, biasanya satu tahun.

Arus pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan,


pemerintah, ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi parapemilik
faktor produksi. Setiap orang akan memperoleh pendapatan karena membantu
proses produksi.

B. Permasalahan

Pengantar Ekonomi Page 3


Diatas telah dijelaskan kepada kita apa itu  pendapatan nasional . Dan
disini kita membahas konsep teori dan pembahasan tentang pendapatan
nasional serta perbandingan Negara Indonesia dengan negara lainnya?

Bagaimnana perhitungan pendapatan nasional dengan metode


pendapatan, produksi, dan pengeluaran ?

C. Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional

 Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat


dan negara
 Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam
satu tahun
 Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan
 Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
perekonomian negara

D. Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional

 Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri, jasa)


 Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara
membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu
 Dapat membandingkan perekonomian antar daerah
 Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain
 Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi

Pengantar Ekonomi Page 4


BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN DAN METODE

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

17.1 PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional (National Income) merupakan salah satu


indicator keammpuan dan kuaitas sumber daya (alam dan atau manusia)
suatu negara.Semakin baik dan berkualitas sumber daya suatu Negara maka
relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya.Kualitas sumber daya
terbaik memperbesar pendapatan nasional tentu saja adalah sumber daya
manusianya, sehubungan dengan pernyataan ini beberapa contoh Negara
yang membuktikannya misalkan Singapura dan Jepang.

Negara-negara yang kualitas sumber daya manusianya sangat baik di


anugerahi sumber daya alam yang cukup pastilah menjadi Negara yang
memiliki pendapatan nasional yang tinggi ( tentu saja dalam porsi dan
komposisi terhadap kualitas hidup dan jumlah penduduknya). Berdasarkan
pendapatan nasional dengan membandingkan terhadap jumlah penduduk,
status suatu Negara dapat ditentukan misalkan penggolongan sebagai
Negara maju atau Negara berkembang, sebagai Negara miskin atau Negara
kaya.

Pengantar Ekonomi Page 5


1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product – GDP)
Nilai barang dan jasa yang di produksi oleh suatu Negara dalam suatu periode
tertentu yang menjumlahkan semua hasil dari warga Negara yang bersangkutan
ditambah warga.Negara asing yang bekerja di Negara yang bersangkutan,
termasuk juga di dalamnya adalah pendapatan atas asset asing.Misalkan di
Indonesia terdapat perusahaan milik penduduk Inggris, maka pendapatan
perusahaan milik penduduk Ingriss ini merupakan bagian dari GDP Indonesia.

2. Produk Nasional Bruto (Gross Nasional Product – GNP)


Adalah merupakan nilai barang dan jasa yang di produksi oleh suatu Negara
dalam suatu periode tertentu (satu tahun) yang di ukur dengan satuan uang.
Produk nasional bruto perhitungannya menjumlahkan semua nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu Negara tersebut ditambah dengan
penduduk Negara tersebut yang berada diluar negeri (misal, untuk kasus
Indonesia, apa yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia yang berada dalam
wilayah Indonesia ditambah apa yang dihasilkan oleh warga Negara Indonesia
yang bekerja diluar negeri).
Berdasarkan penjelasan ini dapat dibuatkan suatu rumusan bahwa :

GNP = GDP + PFP dari LN – PFP ke LN→(PFP = Pembayaran Faktor Produksi)

17.2. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL.


Terdapat tiga metode perhitungan pendapatan nasional yang banyak
digunakan oleh setiap Negara, dimana masing – masing metode memiliki
kakhasan tersendiri. Metode tersebut adalah sebagai berikut :

17.2.1 Metode Produksi

Metode produksi digunakan untuk menentukam besarnya pendapatan


nasional dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan oleh

Pengantar Ekonomi Page 6


sector-sektor produktif. Untuk Indonesia sector produktif terdiri atas 9 atau 11
lapangan usaha (digunakan oleh BPS Indonesia). Adapun sector yang
dimaksud tersebut adalah :

1. Pertanian /Agriculture
2. Pertambangandan penggalian / Minning and quarrying.
3. Industry pengolahan / Manufacturing Industries.
4. Listrik, Gas dan Air Bersih / electric, Gas and Water supply.
5. Bangunan / Construction.
6. Perdagangan, Restran dan Hotel/Trade. Restaurant and Hotel
7. Pengankutan dan komunikasi/Transportation and communication
8. Keuangan, Persewaan banguanan dan Jasa Perusahaan/Finance Rent of
building and Bussines Sevuce.
9. Jasa- jasa/Service.
Secara matematis metode produksi dapat dituliskan dalam suatu peramaan sebagai
berikut :
Y = ∑Pqn.Qin
Y = Pql.Ql + Pq2.Q2 + Pq3.Q3….+Pq9.Q9

Dimana
Pqn = harga dari produk sector n
Q1.Q2.Q3 = Jumlah produk dari masing – masing sector.
Untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda dalam metode ini maka yang
dilakukan adalah hanya menjumlahkan nilai tambah dari masing-maisng sector
produksi tersebut/menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi tersebut sehingga
dapat ditulis :
Y = ∑NTB

Contoh menghitung nilai tambah bruto adalah sebagai berikut (harga hasil) :
 Tebu/2,5Kg dijual Rp. 2500

Pengantar Ekonomi Page 7


 2,5 Kg diolah menjadi gula/kg dijual Rp.4000
 Gula /Kg diolah menjadi gulali dijual Rp. 6000

Berdasarkan informasi tersebut maka besarnya nilai tambah bruto dari kegiatan
menjual sejak tebu menjadi gulali adalah :

Rp. 2500 + (Rp. 4000 – Rp. 2500) + (Rp. 6000 – Rp. 4000)
= Rp. 2500 + Rp. 1500 + Rp. 2000
= Rp. 6000.

Perhatikan nilai ini sama dengan nilai gulali. Inilah yang dimaksud dengan nilai
tambah bruto dari suatu produk.

Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan produksi sering


dinamakan/disebut sebagai :
Produk Domestik Bruto = PDB (Gross Domestic Product = GDP)

17.2.2 Metode Pendapatan

Metode ini menjumlahkan semua pendapatan darin faktor-faktor produksi


dalam perekonomian Manusia (TK), modal, tanah dan skill. Bila tenagakerja
mengasilkan Upah (Wages = W) Modal menghasilkan bunga (Interse= I) tanah
menghasilkan Sewa (Rent= R) dan skill atau enterpreneurships mengasilkan
profit (Profire = P), maka secara matematis dapat ditulis :

Y = Yw+ Y1 + YR + YP
Metode ini juga bila tidak hati-hati dan teliti sangat mudah terjadinya
perhitungan ganda, maksudnya bisa saja pendapatan sewa tanah adalah juga
merupakan pendapatan pribadi pemilik tanah, dan pendapatan bunga berasal dari
pendapatan atau sewa dan upah/gaji pemilik tanah dan seterusnya.

Pengantar Ekonomi Page 8


Hasil perhitungan dengan menggunakan metode/pendekatan pendapatan sering
dinamakan sebagai Pendapatan Nasional (PN = National Income = NI)

17.2.3 Metode Pengeluaran/Penggunaan

Metode ini mencoba menghitung pendaptan nasional dengan cara


menjumlahkan semua pengeluaran baik yang dilakukan oleh rumah tangga
konsumen (C), rumah tangga swasta/Produsen (I), rumah tangga pemerintah (G)
dan export netto(X – M). secara sitematis persamaan identitas sapat ditulis sebagai
berikut
Y = AE = C + 1 + G + (X – M), →AE = Aggregate Expenditure

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode/pendekatan pengeluaran dengan


sering dinamakan sebagai Produk Nasional Bruto = PNB ( Gross National Product
= GNP)

Pada dasarnya metode pengeluaran ini juga memiliki beberapa kelemahan


diantaranya adalah adanya faktor pengeluaran ganda yang tidak dinilai, misalnya
tidak semua pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah untuk menghabiskan
kegunaan nilai akan tetapi banyak juga yang bertujuan untuk investasi misalnya
menggunakan pendapatanya untuk membangun rumah kontrakan (kos-kosan
istilahnya membeli tanah dan lain sebagainya).
Akan tetapi perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan
pendekatan pengeluaran relatif lebih mudah terutama dalam pendapatan dan
pencahayaannya, alasannya sederhana saja karena biasanya setiap orang akan
dengan mudah memberikan informasi seputar pengeluarannya dari pendaptannya,
bagaimana, apakah anda setuju ?

Pengantar Ekonomi Page 9


17. 3 GNP, PN, PENDAPATAN PRIBADI & PENDAPATAN DISPOSIBLE

Di atas telah dijelaskan mengenai metode perhitungan pendapatan nasional


secara umum.Pendapatan nasional sebenarnya dapat dihitung dari GNP dikurangi
dengan penyusutan.

Pajak tak lansung, bayaran, pindahan perusahaan dankesalahan statistic di


tambah dengan subsisdi keapda perusahaan pemerintah atau bila di contohkan
dalam angka sebagai berikut :
Keterangan Nilai (Rp)
GNP 100.000
Penyusutan* -5000
Produk Nasional netto 95.000
Pajak tak lansung -4000
Ksalahan Statistik -1000
Subsidi* 2000
Pendapatan Nasional 187.0000
Social Security 8000
Keuntungan perusahaan yang tak di bagi -2000
Bungan Pinjaman Konsumen dan Govern 3000
Pembayaran pindahan Perusahaan dan Pemerintah 3000
Pendapatan Pribadi 183.000
Pajak Pendaapatan* -18.300
Pendapatan Disposible 167.700

Keterangan :*yang selalu ada dalam perhitungan pendapatan nasional.


Yang dimaksud dengan pendapatan pribadi adalah semua jenis
pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu
kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu Negara.

Pengantar Ekonomi Page 10


Sedangkan yang dimkasud dengan penapatan disposible adalah pendapatan yang
menjadi hakpenduduk yang dapat dibelanjakan tanpa tanggungan yang menjadi
kewajibannya (atau singkatnya sering disebut sebagai pendapatan yang siap untuk
dibelanjakan).
Dalam perhitungan pendapatan nasional, penggunaan harga ada dua macam,
Harga Konstan (Hk) dan Harga Berlaku (Hb).Perhitungan pendapatan nasional
yang menggunakan harga berlaku pendapatannya disebut sebagai pendapatan
nominal (memperhatikan faktor inflasi), sedangkan yang menggunkan harga
konstan disebut pendapatan riel (tanpa memperhatikan faktor inflasi).penggunaan
harga konstan biasanya lebih dikarenakan untuk melihat kenaikan umum dari
harga-harga secara berkala, dalam halnya di Indonesiasetiap 10 tahun sekali (Hk.
1973, 1983 dan 1993, 2000)

Contoh :
1. Pajak otonom-investasi otonom
CO+ 1+ G−cTx
Y=
1−c
Diketahui :

CO = 100, IO = 120, to= 200

100+120+250−0,8(200)
Y=
1−0,8
470−160 310
Y= = =1550
0,2 0,2
YD = ý – Tx = 1550 – 200 = 1350
C = 100 + 0,8 (1350) = 1180 → S = 1350 – 1180 = 170
2.Pajak proporsional – investasi otonom
Co+ I + G+ cto
Y=
1−c−cx+ ch
100+120+250+ 0,8(200)
Y=
1−0,8+(0,8× 0,15)
470+160 630
Y= = = 1968,75
0,2+ 0,12 0,32

Pengantar Ekonomi Page 11


Tx=−200+ 0,15 ( 1968,75 ) =−200+295,31=95,31
YD = 1968,75 – 95,31 = 1873,44
C = 100 + 0,8(1873,44) = 1598,75 → S = 1873,44 – 1598,75 = 274,69
3.Pajak proporsional – investasi fungsional

Co+ I + G+ cto
Y=
1−c−ᾱ+ ch
100+120+250+ 0,8(200)
Y=
1−0,8−0,1( 0,8× 0,15)

470+160 630
Y= = =2863,64
0,1+ 0,12 0,22

Tx=−200+ 0,15 ( 1968,75 ) =229,55

YD =2863,64 - 229,55 = 2634,09

C = 100 + 0,8(2634,09) = 2207,27 → S = 2634,09 - 2207,27 =


426,82
I = 120 + 0,1 (2863,64) = 120 + 286,36 = 406,36

Perlu dicermati bahwa agaknya pada perekonomian tiga sector ini MPC + MPS ≠
1, karena telah ada pungutan panak, sehingga seharusnya adalah :

MPCY + MPSY + MPTY = 1, akan tetapi


MPCYD = MPSYD = 1

(perhatikan kembali perihal angka pengganda untuk pajak. Untuk kasus di mana
pajak bersifat otonom,maka angka penggandaannya negative, karena pajak jenis
ini tidak memandang kemampuan ekonomi sehingga konotasinya selalu saja
menurunkan daya beli dan ujung-ujungnya menurunkan tingkat pendapatan
nasional. Berbeda dengan pajak proporsional, angka pengadaannya bernilai
positif, mengapa? Karena pajak jenis ini memperhatikan kemampuan ekonomi

Pengantar Ekonomi Page 12


nasional, dalam arti tidak semua penduduk yang memiliki pendapatan harus
dipajak, alasan berikutnya pajak bukan dimaksudkan untuk menurunkan daya
beli akan tetapi bertujuan untuk menstimulasi daya beli agar kemampuan
ekonomi meningkat melalui daya belanja pemerintah sehingga akan cenderung
memperbaiki kondisi perekonomian).

Untuk kasus di mana angka pengganda pajak yang bernilai positif


inibelum dibahas pada bagian pengantar ini, adik-adik akan dapat mempelajari
secara lebih mendalam pada bagian analisis makro ekonomi yang lebih ekspan

Contoh perhitungan (tanpa harus menggunakan rumus yang baku)

a. Bila diketahui trend konsumsi masyarakat suatu Negara pada tahun


200X (dalam SUS) adalah C = 30 + 0,6YD, besarnya investasi otonom
adalah 40 dan pajak sebesar 20 dan pengeluaran pemerintah sebesar
25.
Hitunglah berapa besarnya pendapatan nasional keseimbangan ,
konsumsi dan tabungan:

Jawab :

Bahwa C = 30 + 0,6YD,, 1 = 40, Tx = 20 dan G = 25


YD = (Y – Tx)
Jadi fungsi konsumsi setelah ada pajak adalah :
C = 30 + 0,6 (Y – 20)
C = 30 + 0,6Y – 12
C = 18 + 0,6Y
(ingatlah bahwa pada perekonomian 3 sektor dengan pajak otonom,
maka MPCY = MPCyd)
Y=C+I+G
Y = 18 + 0,6Y + 40 + 25
Y = 83/0,4 = 207,5
C = 18 + 0,6 (207,5) = 18 + 124,5 = 142,5
YD = Y – Tx = 207,5 – 20 = 187,7

Pengantar Ekonomi Page 13


S = YD – C 187,5 – 142,5 = 45

Syarat keseimbangan :
S + Tx = 75 = 1 + G
45 + 20 = 40 +25
b. Untuk kasus yang sama, akan tetapi dengan pungutan pajak sebesar
15% dari pendapatan nasional keseimbangan dan subsidi pajak sebesar
10, hitunglah berapa besarnya pendapatan nasional keseimbangan,
konsumsi, tabungan dan pajak.

Jawab :
C= 30 + 0,6YD, 1 = 40, G = 25
TX = -10 +0,15Y
YD = Y - Tx→ S = YD – C
Fungsi konsumsi yang baru adalah :
C = 30 + 0,6 (Y – (-10 + 0,15Y)
C = 30 + 0,6Y + 6 – 0,09Y
C = 36 + 0,15Y
Y=C+I+G
Y = 36 + 0,51Y + 40 + 25
0,49Y = 101
Y = 101/0,49 = 206,12
C = 36 + 0,51 (206,12) = 141,12
Tx = -10 + 0,15 (206,12) = 20,918
YD = Y – Tx = 206,12 – 20,918 = 185,202
S = YD – C = 185,202 – 141,12 = 44,082
Syarat keseimbangan adalah :
S + Tx = I + G
44,082 + 20,918 = 40 + 25
65 = 65 → terbukti seimbang

Pengantar Ekonomi Page 14


c. Masih pada kasus yang sama, seandainya pendapatan nasional Negara
tersebut ingin ditingkatkan sebesar 50, untuk kasus pajak yang
proporsinal, cobalah anda tentukan bagaimanakah caranya?
Jawab :
Seperti anda ketahui bahwa pada perekonomian 3 sektor untuk
pajak yang proporsional besarnya angka pengganda masing-masing
dalam kasus di atas adalah :

1 −0,51
Pajak : KcTx = = KcTx = = -0,90
MPS+ch 0,49+0,0765
1 1
Belanja pemerintah : KcG = =
0,49+0,0765 0,05665
1,8
1 1
Konsumsi rumah tangga : KcC = =
0,49+0,0765 0,05665
= 1,8
1 1
Investasi : KcI = = = 1,8
0,49+0,0765 0,05665

Jadi bila pendapatan nasional ingin ditingkatkan sebesar 50 maka dapat


dengan cara :
Menurunkan pajak :
Sebesar :
∆Y
= 0,90
∆ Tx
50
→ = -0,90
∆ Tx
50
→∆ Tx= = -55,6
−0,90
 Padahal kita ketahui bahwa besarnya pajak yang dipungut oleh
pemerintah adalah sebesar 20,918, ini berrarti bahwa agar pendapatan
nasional meningkat sebesar 50, maka pajak yang dipungut bukan saja
tidak ada melainkan juga harus memberi subsidi sebesar 55,6 – 20,918 =
34,682.

Pengantar Ekonomi Page 15


50 50
 Menambah investasi sebesar, yaitu : = 1,8 →∆ I = = 27,8.
∆t 1,8
Jadi besarnya investasi yang harus ditambah adalah sebesar 27,8.
Berarti pada tahun yang dimaksud investasi akan menjadi sebesar 40 +
27,8 = 67,8.
 Memperbesar belanja pemerintahDengan cara yang sama, pengeluaran
pemerintah dan tingkat konsumsi harus ditambah sebesar 27,8 agar
pendapatan nasioanal bertambah sebesar 50.

d. Bila diketahui fungsi konsumsi suatu Negara adalah sebesar C = 10 +


0,8YD, besarnya invesatasi adalah 10 + 0,20Y, pajak -5 + 0,10Y, Belanja
pemerintah sebesar 50. Hitunglah berapa besarnya pendapatan nasioanl
keseimbangan (buktikan). Bila seandainya pendapatan nasional Negara
tersebut pada tahun berikutnya meningkat sebesar 20%, hitunglah
berapa besarnya investasi yang dibutuhkan (seandainya hanya investasi
saja yang dibutuhkan).
Jawab :
C = 10 + 0,8YD
I = 10 + 0,20Y
Tx = -5 + 0,10Y
G = 50

Cy = 10 + 0,8 (Y – (-5 + 0,10Y))


Cy = 10 + 0,8Y + 4 – 0,08Y
Cy = 14 + 0,72Y

Y = Cy + I + G
Y = 14 + 0,72Y + 10 + 0,20Y + 50
Y = 74 + 0,92Y
Y – 0,92Y = 74
0,08Y = 74
Y = 74/0,08 = 925

Pengantar Ekonomi Page 16


Cy = 14 + 0,72 (925) = 680
Tx = -5 + 0,10 (925) = 87,5
YD = Y – Tx = 925 – 87,5 = 837,5
S = YD – C = 837,5 – 680 = 157,5
I = 10 + 0,20 (925) = 195
Syarat keseimbangan bila :
S + Tx = I + G =
157,5 + 87,5 = 195 + 50

245 = 245
Pendapatan nasional meningkat sebesar 20%, berarti pada tahun
berikutnya,
Y = 925 + 0,2 (925) = 925 + 185 = 1110

Padahal :
∆Y 1 1
= = = 2,8
∆ I 0,28+( 0,72× 0,10) 0,352
∆ Y =20 % × 925=185
185 185
= 2,8 → ∆ I = =66,1
∆I 2,8

Jadi investasi harus ditambah sebesar 66,1 untuk meningkatkan pendapatan


nasional sebesar 20% dari tahun sebelumnya, sehingga besarnya investasi pada
tahun yang dimaksud adalah = 66,1 + 195 = 261,1.

17. 5 Pendapatan Nasional Keseimbangan 3 Sektor Dengan Transfer Of


Payment

Untuk perekonomian 3 sektor sebagaimana diketahui bahwa persamaan


(identitas) pendapatan nasional keseimbangannya adalah :

Y=C+I+G

Pengantar Ekonomi Page 17


Di mana :

C = Co + Cyd

YD = Y – Tx + Tr, alasannya adalah Tr akan menambah atau memperbesar


kemampuan konsumsi masyarakat pada umumnya, dan yang mendapatkan
subsidi serta tunjangan pensiun pada khususnya. Dengan demikian bila
diketahui :

C = Co + cYD

I = 1 (otonom)

Tx = Tx (otonom)

Tr = Tro

Maka selanjutnya persamaan pendapatan nasional keseimbangan 3


sektornya sebagai berikut :

Y = Co + c(Y – Tx + Tr) + I + G

Y = Co + cY - cTx + cTr + I + G

Y – cY = Co +cTr + I + G - cTx

(1 – c)Y = Co + cTr + I + G – cTx

Dengan demikian pendapatan nasional keseimbangan 3 sektor untuk PAJAK


DAN INVESTASI OTONOM dengan memasukkan Tr adalah :

Co+ I + G+ cTr−cTx
Y=
1−c

Bila investasi dan pajak bersifat fungsional,

Pengantar Ekonomi Page 18


C = Co + cYD

I = Io + ᾱY

Tx = -to + hY

Penjabarannya adalah :

Y = Co + c(Y – (-to +hY) + Tr) + Io + ᾱY + G

Y = Co + + cto - + +

Y - cY -ᾱY + chY = Co + cto + cTr + Io + G

(1 – c - ᾱ + ch)Y = Co +cto +cTr + I + G

Dengan demikian pendapatan nasioanl keseimbangan 3 sektor untuk PAJAK


DAN INVESTASI FUNGSIONAL dengan memasukkan Tr adalah :

Co+ cto+ I +G+ cTr


Y=
1−c−ᾱ+ cH

Syarat keseimbangan untuk perekonomian 3 sektor yang memasukan


variabel Tr adalah :

S + Tx = I + G + Tr

Contoh 10 :

Bila diketahui kebijakan pembangunan ekonomi suatu Negara adalah sebagai :

Subsidi beras dan kacang keledai 5, migas 2,5. Gaji pegawai negeri sipil 50,
gaji dan tunjangan ABRI 3, pembayaran gaji dan kewajiban untuk atase dan duta
besar diluar negeri 2, investasi secara proporsional 5% berdasarkan pendapatan
nasional, dengan investasi otonom seebesar 30, pajak 15% dari pendapatan
nasional dengan subsidi pajak sebesar I.

Fungsi konsumsinya adalah : C = 10 + 0,6YD

Pengantar Ekonomi Page 19


Berdasarkan data itu, hitunglah berapa besar pendapatan nasional
keseimbangan dan berapakah angka keseimbangannya :

Jawab :

Tr = 5 + 2,5 = 7,5

G = 50 + 3 + 2 = 55

Tx = 1 + 0,15Y → -1 + 0,15Y

I = 30 + 0,05Y

C = 10 + 0,6YD

Y=C+I+G

YD = Y – Tx +Tr

YD = C + S

Y = 10 + 0,6 (Y - [ -1 + 0,15Y] + 7,5) + 30 +0,05Y + 55

Y = 10 + 0,6 (Y - [ -1 + 0,15Y] + 7,5) + 85 + 0,05Y

Y = 10 + 0,6Y + 0,6 – 0,09Y + 4,5 + 0,05Y + 85

Y = 95 + 4,5 + 0,6 + 0,65Y – 0,09Y

Y = 100,1 + 0,56Y

Y – 0,56Y = 100,1

0,44Y = 100,1

Y = 100,1/0,44 = 227,5

Bila parameter masing-masing fungsi diatas langsung di masukan kedalam


model/rumus hasilnya adalah :

Pengantar Ekonomi Page 20


Co+cto+ I +G+cTr
Y=
I −c−α + ch

10+ ( 0,6 × 1 )+ 30+55+(0,6× 7,5)


Y=
1−0,6−0,05+(0,6 × 0,15)

100,1
Y= =227,5
0,44

Jadi pendapatan nasioanal keseimbangan adalah sebesar 227,5

Angka keseimbangan :

S+Tx=I +G+Tr

Tr=5+ 2,5=7,5

G+50+3+2=55

Tx=1+0,15 Y →−1+0,15 Y =−1+0,15 ( 227,5 ) =33,125

I =30+0,05 Y =30+0,05 ( 227,5 )=41,375

YD=Y −Tx+Tr =227,5−33,125+ 7,5=201,875

C=10+0,6 YD =10+0,6 ( 201,875 )=131,125

S=YD−C=201,875−131,125=70,75

70,75+33,125=41,375+55+7,5

103,875=103,875

17.6. PEREKONOMIAN TERBUKA (PEREKONOMIAN 4 SEKTOR)

Dalam perekonomian terbuka, perdagangan luar negeri ikut dimasukan dalam


perhitungan pendapatan nasioanal.Indicator adanya perdangangan luar negeri
adalah adanya ekspor dan impor.

Pengantar Ekonomi Page 21


17.6.1. keseimbangan pendapatan nasional

Untuk perekonomian terrbuka di mana pemerintah terlibat di dalamnya,


terkadang disebut sebagai perekonomian terbuka dengan kebijakan fisikal dengan
pemerintah dengan persamaan sebagai berikut:

Y =C + I + G+ ( X−M )

Khusus untuk (X – M) kadang disebut sebagai ekspor t netto = NX

1. Keseimbangan untukk factor – factor pengeluaran bersifat otonom tanpa Tr


Bila diketahui bahwa :

C=Co+cYD
I =Io ( Investasi otonom )
G=Go
X =Xo
M =Mo
Tx=¿

Bila semua fungsi diatas di selesaikan secara simultan maka akan diperoleh suatu
model pendapatan nasional keseimbangan 4 sektor untuk semua FAKTOR OTONOM
(kecuali konsumsi) tanpa Tr adalah sebagai berikut :

Co+ Io+Go+ Xo+ Mo+cTx


γ=
MPS

Contoh 11 :

Bila diketahui :

C=20+0,8 YD

Pengantar Ekonomi Page 22


I =20

G=40

X =50

M =45

Tr=30

Maka besarnya pendapatan nasional keseimbangan 4 sektor adalah :

20+20+ 40+50−45−( 0,8 ×30 ) 85−24 61


γ= = = =305
0,2 0,2 0,2

YD=Y −Tx=305−30=275

C=20+0,8 ( 275 ) =20+220=240

2. Keseimbangan 4 sektor untuk factor M (impor), Tx (pajak) dan invesstassi


bersifat fungsional sebagai berikut :
C=Co+cYD
I =Io+ αY
G=Go
X =Xo
M =Mo +mY , di mana m=MPM
Tx=−¿+ hY
NX =¿
YD=¿
Sehingga pendapatan nasional equilibrium (tanpa Tr) untuk perekonomian 4
sektor adalah sebagai berikut :
Y =Co+ c ( Y +¿−hY ) + Io+ αY +Go+ Xo−Mo−mY
Y =Co+ cY +cto−chY + Io+ αY +Go+ Xo−Mo−mY
Y −cY −αY +chY + mY =Co+cto+ Io+Go+ Xo−Mo
( I −c−α +ch+ m ) Y =Co+ cto+ Io +Go+ Xo−Mo

Pengantar Ekonomi Page 23


Bila semua fungsi di atas di selesaikan secara simultan sebagaimana di
paparkan di atas, maka akan diperoleh suatu model pendapatan nasional
keseimbangan 4 sektor untuk PAJAK, IMPOR dan INVESTASI FUNGSIONAL.
Tanpa Tr adalah sebagai berikut :
Co+ Io+Go+cto + Xo−Mo
γ=
I −c−α + ch+m
Perhatikanlah, untuk setiap model di mana terdapat pajak yang bersifat
fungsional, parameternya (h = MPT) selalu membuat nilai pembagi menjadi
lebih besar, sehingga cenderung mengurangi besaran pendapatan nasional
keseimbangan, sifat itu juga dimiliki oleh parameter impor (m = MPM). Kedua
parameter itu dalam makro ekonomi merupakan factor penyebab kebocoran
(Leakeages factor) dalam sumbangannya pada pendapatan nasional.
Conto 12 :
Bila diketahui :
C=20+0,8 YD
I =20
G=40
X =50
M =35+ 0,1Y , di mana m=MPM
Tx=−10+ 0,15Y
Besarnya pendapatan nasional keseimbangannya adalah sebagai berikut :
20+20+ 40+ ( 0,8 ×10 )+50−35 103
γ= = =245,23
1−0,8+ ( 0,8 × 0,15 )+ 0,1 0,42
Tx=−10+ 0,15 ( 245,23 ) =26,79
YD=245,23−26,79=218,44
C=20+0,8 ( 218,44 )=20+174,52=194,52
S=218,44−194,52=23,92
M =35+ 0,1 ( 245,23 ) =35+24,523
3. Keseimbangan 4 sektor untuk investasi, pajak dan impor bersifat fungsional
dengan memasukkan variabel Tr
Untuk perekonomian 4 sektor atau perekonomian terbuka diketahui
pendapatan nasional keseimbangan adalah :

Pengantar Ekonomi Page 24


Y =C + I + G+ ( X−M )
Dengan demikian bila perhitungan pendapatan nasional keseimbangannya
lebih merinci tentang pajak dan investassi maka akan diperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Untuk pajak proporsional dan investasi otonom
C=Co+cYD
I =Io
G=Go
X =Xo
Tx=−¿+ hY
Tr=Tro
M =Mo +mY
YD=Y +Tr −Tx ,
Maka pendapatan nasional keseimbangannya adalah :
C=Co+c ¿
C=Co+cY + cTr +cto−ctY
Y =Co+ cY +cTr + cto−ctY + Io+Go+¿
Y =Co+ cY +cTr + cto−ctY + Io+Go+ Xo−Mo−mY
Y −cY +chY + mY =Co+ cTr +cto+ Io+ Go+ Xo−Mo
Selanjutnya :
Keseimbangan pendapatan nasional 4 seektor untuk PAJAK
FUNGSIONAL dan INVESTASI OTONOM dengan memasukan Tr adalah :
Co+ Io+Go+ Xo+ Cto+cTr−Mo
γ=
I −c+ ch+m
2. Pajak, impor proporsional dan investasi induced (pajak, impor dan
investasi fungsional)
Bila investasi adalah induced (fungsional) atau I =Io+ αY , pendapatan
nasional keseimbangannya adalah :
Y =Co+ cY +cTr + cto−chY + Io +αY +Go+ Xo−Mo−mY
Dengan demikian :
Keseimbangan pendapatan nasional 4 sektor untuk PAJAK dan
INVESTASI FUNGSIONAL dengan memasukan Tr adalah :

Pengantar Ekonomi Page 25


Co+ Io+Go+ Xo+ Cto+cTr −Mo
γ=
I −c−α +ch+ m

17.6.2. syarat keseimbangan pendaptan nasional (4 sektor)

Untuk semua model perhitungan pendapatan nasional keseimbanga 4 sektor,


syarat keseimbangannya haruslah memenuhi persamaan :
S+Tr + M =I +G+ X

Diturunkan dari :

Y =C + I + G+( X −M )
YD=C + S=Y −Tx
C+ S +Tx=C+ I +G+ X −M

Berdasarkan angka keseimbangan ini, cobalah rekan mahasiswa membuktikan


apakah hasil pada contoh perhitungan diatas benar-benar telah imbang secara
teoritis).

Contoh 13 :

a. Bila diketahui kebijakan pembangunan ekonomi suatu Negara adalah


sebagai berikut ( dalam triliun rupiah):
Subsidi beras dan kacang kedelai 5, migas 2,5. Gaji pegawai negeri sipil 50,,
gaji dan tunjangan ABRI 3, pembayaran gaji dan kewajiban untuk atase dan
duta besar diluar negeri 2, investasi secara proporsional 5% berdasarkan
pendapatan nasional, dengan investasi otonom sebesar 30, pajak 15% dari

Pengantar Ekonomi Page 26


pendapatan nasional dengan subssidi pajak sebesar 1. Fungsi konsumsinya
adalah C=10+0,6 YD dari neraca perdagangan dapat diketahui bahwa
besarnya ekspor adalah 4, dan fungsi impor adalah 5+0,1 Y . berdasarkan
data ini:
1. Hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan dan buktikan.
2. Bila ekspor meningkat menjadi 7, berapa besarkah naiknya impor?,
dengan kondisi ini apakah neraca perdagangan surplus atau deficit?
3. Dari kondisi b, berapakah besarnya investasi yang dibutuhkan agar
pendapatan dapat naik sebesar 25% dari sebelumnya?
Jawab :
a. Pendapatan nasional keseimbangan 4 sektor adalah :
Y =C + I + G+ X−M (Bila YD belum diformasikan)
Y =Cy + I + G+ X−M (bila YD telah diformasikan)
Syarat keseimbangannya adalah :

S+Tx + M =I + G+ X +Tr
Berdasarkan keterangan diperoleh informasi sebagai berikut :

Tr=5+ 2,5=7,5
G=50+ 3+2=55
Tx=I + 0,15 Y →−1+ 0,15Y
I =30+0,05 Y
C=10+0,6 YD
X =4
M =5+ 0,1Y

Cy=10+0,6 ¿
Cy=10+0,6 Y +0,6−0,09 Y + 4,5
Cy=15,1+0,51 Y

Y =15,1+ 0,51Y +30+ 0,05Y +55+ 4−5−0,1Y


Y =0,51Y +0,05 Y −0,1Y +15,1+55+ 4+ 30−5

Pengantar Ekonomi Page 27


Y =0,46 Y + 99,1
Y −0,46 Y =99,1
0,54 Y =99,1
99,1
Y= =183,52
0,54

Tx=1+0,15 Y →−1+0,15 ( 183,52 )=26,53


I =30+0,05 Y →30+ 0,05 (183,52 ) =39,18
YD=Y −Tx+Tr =183,52−26,53+7,5=164,49
C=10+0,6 YD →=10 0,6 ( 164,49 )=108,69
S=YD−C=164,49−108,69=55,8
M =5+ 0,1 ( 183,52 )=23,35
Syarat keseimbangannya adalah :

I + G+ X +Tr=39,18+ 55+4 +7,5=105,68


S+Tx + M =55,8+26,53+23,35=105,68
Jadi besarnya pendapatan nasional keseimbangan adalah Rp.
183,52 Triliun, dengan angka keseimbangan sebesar Rp. 105,68
Triliun.

Perhatikan kembali syarat keseimbangan 4 sektor ini, sisi sebelah kiri adalah sisi
pengeluaran,dan sisi sebelah kanan adalah sisi pemasukan. Perhatikan lagi bahwa
( S−I ) + ( Tx−G )= ( X−M )

Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa terdapat tiga kebijakan yang dapat
dilakukan oleh pemerintah guna menstabilkan kondisi perekonomiannya

Pengantar Ekonomi Page 28


(kebijakan stabilisasi) apabila suatu saat terjadi ketidak seimbangan dalam
perekonomian. Yang pertama adalah yang berhubungan dengan kebijakan
moneter :
( S−I )

Yang kedua adalah kebijakan fiscal :

(Tx=G)

Yang ketiga adalah kebijakan perdagangan luar negeri :

( X −M )

Bila dalam perekonomian terjadi inflasi, di mana I > S , Bila


menyeimbangkannya, bila S tidak bisa diperbesar maka pemerintah dapat
menurunkan belanjanya, menaikan pajak atau impor.Akan tetapi mengingat
kebijakan pajak tidak begitu popular di mata masyarakat dan menurunkan
pengeluaran pemerintah adalalah juga beresiko poliitik yang kurang baik
(karena kebijakan menurunkan pengeluaran pemerintah salah satunya adalah
menurunkan gaji PNS, mengurangi subssidi atau mengurangi belanja luar
negeri dengan menutup kedutaan di luar negeri misalnya), maka biasanya yang
dilakukan adalah menaikan impor.

Memang tidak satupun kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam


mengelola perekonomian negaranya agar benda dalam kondisi keseimbangan
yang paling baik, akan tetapi dari semua variabel tersebut, maka pemerintah
haruslah pintar-pintar mengambil kebijakan yang terbaik dari semua yang jelak-
jelek tersebut, khususnya yang berdampak baik paling besar kepada
masyarakat secara langsung.

17.6.3 Angka penggadaan keseimbangan pendapatan nasional 4 sektor

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pendapatan nasional equilibrium


untuk perekonomian terbuka ( 4 sektor) untuk impor, investasi dan pijak
otonom adalah sebagai berikut :

Pengantar Ekonomi Page 29


Co+ Io+Go+ Xo−cto +cTr−Mo
γ=
I −c−α +m

Maka :

1. Angka pengganda konsumsi :

∆Y 1
KeC = =
∆ Co 1−c−α + m
2. Angka pengganda investasi :

∆Y 1
KeI = =
∆ Io 1−c −a+m

Di mana yang berubah adalah Io menjadi : Io+ ∆ I

1. Angka pengganda Ekspor :


∆Y 1
KeX= =
∆ Xo 1−c−α + m
Yang berubah adalah X menjadi : X + ∆ X
2. Angka pengganda impor :
∆Y 1
KeM = =
∆ Mo 1−c−α + m
Yang berubah adalah Mo menjadi :−( Mo+ ∆ Mo )=Mo−∆ Mo
3. Angka pengganda pajak :
∆Y −c
KeTx= =
∆ Tx 1−c −α + m
Yang berubah adalah to menjadi :−c ( ¿+∆ ¿ )=−cto−c ∆ ¿
4. Angka pengganda belanja pemerintah :
∆Y 1
KeG= =
∆ G 1−c−α +m
Yang berubah adalah G menjadi :Go+∆ G
5. Angka pengganda anggaran belanja :
1 −c 1−c
KeAB=KeG + KeTx= + =
1−c−α + m 1−c−α +m 1−c−α +m

Pengantar Ekonomi Page 30


Contoh perhitungan perekonomian 4 sektor :

Bila diketahui model perekonomian suatu Negara pada tahun 200X (SUS)
sebagai berikut :

C=20+0,6 YD , I =80 , G=70 , X=120


Tx=−10+ 0,2Y , M =10+0,2 Y
Hitunglah berapa besar pendapatan nasional keseimbangan.Pendapatan
disposibel, konsumsi, tabungan, pajak dan impor keseimbangan.
Jawab :
Pendapatan nasional keseimbangan adalah :
Y =C + I + G+( X −M )
YD=Y −Tr
C=20+0,65 YD →20+ 0,65¿
C=20+0,65 Y +6,5−0,13 Y
C=26,5+0,52 Y

Y =26,5+ 0,52Y + 80+70+¿


26,5+0,52 Y +150+120−10−0,2 Y
26,5+150+120−10+0,52 Y −0,2 Y
Y =286,5+ 0,32Y
Y −0,32Y =286,5
86,5
Y= =2421,32352
0,68
Tx=−10+ 0,2 ( 421,32352) =74,264704
YD=Y −Tx
Y =421,32352−74,264704=347,05882
Jadi besarnya pendapatan nasional keseimbangan adalah $US 421,32352
dan pendapatan disposibel adalah $US 347,05882.
C=26,5+0,52 Y →26,5+0,52( 421,32352)
C=245,58823
S=YD−C
S=347,05882−245,58823=101,47059

Pengantar Ekonomi Page 31


M =10+ 0,2 ( 421,32352) =94,264704
Syarat keseimbangan :
S+T + M =I +G+ X
101,47059+74,264704+ 94,264704 ≅ 270
Jadi pada kondisi pendapatan nasional equilibrium sebesar $US421,32352
besarnya konsumsi adalah $US 245,58823 , tabungan $US 101,47059, pajak
$US 74,264704 dan impor $US94,264704.
Bila ekspor meningkat menjadi 7 dari 4. Berarti ∆ X=3 ,sedangkan
angka pengganda ekspor adalah 1/( I +C+ CH + M ),Maka besarnya
perubahan pendapatan nasional keseimbangan adalah :
∆ Y =1/ ( 1−c +ch+ m ) × ∆ X
∆ Y =1/ ( 1−0,6+ ( 0,6 ×0,15 ) +0,1 ) ×3
∆ Y =1/0,21× 3=14,28

Berarti besarnya pendapatan nasional keseimbangan yang baru adalah


183,52+14,28=197,8. M =5+0,1 ( 197,8 )=24,78−23,35=1,43, atau
naik hampir separuh dari kenaikna ekspor.Pada kondisi ini X < M ,dengan
demikian neraca perdagangan dan transaksi berjalan mengalami deficit.

Pendapatan sekarang adalah sebesar Rp. 197,8 triliun, berarti besarnya


investasi pada saat ini adalah sebesar 30+0,05 ( 197,8 )=39,89 . bila
pendapatan naik sebesar 25%, maka jumlahnya menjadi : Rp.247,25 Triliun,
atau kenaikannya ( ∆Y ) sebesar Rp. 49,48 Triliun. Tambahan investasi yang
dibutuhkan adalah sebesar :

∆ I =( I −c+ ch+m ) × ∆ Y =49,48 ×0,21=10,39

Jadi agar pendapatan bisa naik sebesar 25% dari sebelumnya maka
investasi haruslah di tambah sebesar Rp. 10,39 Triliun atau tambahan
sebesar kurang lebih 26% dari investasi sebelumnya.

Berdasarkan hasil perhitungan ini, berarti dalam perekonomian Negara


yang dimaksud diketahui bahwa efisiensi modal sangatlah berarti, hal ini

Pengantar Ekonomi Page 32


dapat diketahui dari besarnya investasi untuk meningkatkan pendapatan
nasional.untuk Negara-negara yang berkembang umumnya dibutuhkan
berkisar antara 3% - 4% tambahan modal untuk meningkatkan 1%
pendapatan nasional (output), akan tetapi Negara yang menjadi contoh kita
kali ini, untuk meningkatkan pendapatan nasional sebesar 25% hanya
dibutuhkan tambahan modal sebesar 26% yang berarti untuk meningkatkan
pendapatan nasional sebesar 1% dibutuhkan tambahan modal sebesar 1,04

BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN

Pendapatan Nasional (National Income) merupakan salah satu


indicator keammpuan dan kuaitas sumber daya (alam dan atau manusia)
suatu negara.Semakin baik dan berkualitas sumber daya suatu Negara
maka relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya.

Metode perhitungan pendapatan nasioanal yaiutu menggunakan


Metode Produksi, Metode Pendapatan Dan Metode Pengeluaran.

 SARAN

Pengantar Ekonomi Page 33


Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang
baik.Akan tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga
masyarakat mengikuti begitu saja.Untuk itu pemerintah harus lebih
memaksimalkan pemerataan dalam mendistribusikan pendapatan, agar
tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat kehidupan masyarakat
yang berakibat munculnya suatu ketegangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mc Taggart-Findlay-Parkin, 1996, Economics second edition, Addison Wesley


Publishing Company, Australia.

2. Iskandar Putong, 2005, Teory Economi Mikro, Mitra Wacana Media, Jakarta

3. Iskandar putong, 2002, Pengantar Ekonomi dan Makro, Ghalia Indonesia,


Jakarta

4. Jhingan, 2000, Economi Pembangunan dan Perencanaan, Rajawali Pers,


Jakarta.

Pengantar Ekonomi Page 34

Anda mungkin juga menyukai