Di dalam metode Statistical Inventory Control ini kita akan menggunakan ilmu
matematika dan statistik sebagai alat bantu utama dalam memecahkan
masalah kuantitatif dalam system persediaan. Metode ini berusaha mencari jawaban
optimal dalam menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan dinamis (EOQ).
- Titik pemesanan kembali (Reorder Point).
- Jumlah cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan.
Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali pemesanan ?
Kapan saat pemesanan harus dilakukan ?
Pengembangan formula Wilson kemudian dkembangkan pada keadaan yang lebih
realistik, terutama untuk fenomena yang bersifat probabilistik. Hal ini kemudian
memunculkan 2 metode dasar pengendalian persediaan yang bersifat probabilistik, yaitu:
Metode P, yaitu menganut aturan bahwa saat pemesanan bersifat reguler mengikuti
suatu periode yang tetap (mingguan, bulanan, dsb), sedangkan kuatititas pemesanan
akan berulang – ulang.
Metode Q, yaitu jumlah ukuran pemesanan (kuantitas pemesanan) selalu tetap untuk
setiap kali kita pesan, sehingga saat pemesanan dilakukan akan bervariasi.
Pada dasarnya, metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam menentukan Jumlah
ukuran pemesanan dinamis (EOQ), titik pemesanan kembali (Reorder Point), dan jumlah
cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan. Metode ini sering juga disebut
metode pengendalian tradisional, karena memberi dasar lahirnya metode baru yang lebih
modern.
Metode pengendalian persediaan secara statistik ini biasanya digunakan untuk
mengendalikan barang yang permintaannya bersifat bebas (dependent) dan dikelola
saling tidak bergantung. Yang dimaksud permintaan bebas adalah permintaan yang
hanya dipengaruhi mekanisme pasar sehingga bebas dari fungsi operasi produk. Sebagai
contoh adalah permintaan untuk barang jadi dan suku cadang pengganti (spare part).
Metode MRP adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk mengendalikan
persediaan bahan baku yang bersifat dependent demand (permintaan bergantung) atau
permintaan turunan (derived demand) yang berperan penting dalam keputusan material
atau bahan apa yang dibutuhkan, berapa banyak kebutuhannya, dan kapan waktu
dibutuhkannya.
Metode pengendalian tradisional akan tidak efektif bila digunakan untuk permintaan
yang bersifat tidak bebas (dependent). Yang dimaksud permintaan tidak bebas adalah
permintaan yang tergantung kepada kebutuhan suatu komponen/material dengan
komponen/material lainnya. Dengan kata lain, kebutuhan tidak bebas adalah kebutuhan
yang tunduk pada fungsi operasi produksi.
Metode MRP ini bersifat oriented, yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan – aturan
keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan
Jadual Induk Produksi (JIP). Dari sejarahnya, penerapan MRP pertama kali digunakan
pada industri logam tipe Job Shop dimana tipe ini termasuk tipe yang paling suli untuk
dikendalikan dalam system manufaktur. Dengan demikian, kehadiran MRP sangat berarti
dalam meminimisasi investasi persediaan, memudahkan penyusunan jadwal kebutuhan
setiap komponen yang diperlukan dan sebagai alat pengendali produksi dan persediaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, MRP dapat diterapkan juga pada pengendalian
persediaan dalam system manufaktur, baik untuk tipe Job Shop, tipe produksi massal
NAMA : Eksanti Rahmi Ramadhani
KELAS : 3A D4 ADM. BISNIS
NIM : 45215002
(mass production) maupun tipe lainnya.
Konsep dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada
permintaan atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat
diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Prinsip dasar Just In Time adalah
peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan
dengan memperkecil pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In
Time yaitu:
1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan value
terhadap produk atau jasa yang dihasilkan
2. Menjaga kualitas barang yang diproduksi
3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi (continuous
improvement)
4. Menyederhanakan aktivitas produksi dengan minimalisir biaya penyimpanan
persediaan
Intinya bahwa konsep just in time langsung di terapkan secara keseluruhan dari
persediaan itu, yakni mulai dari proses pembelian sampai dengan digunakan untuk proses
produksi barang. Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time akan dapat
menekan hidden cost yang berhubungan dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi.
Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan biaya
pemeliharaan persediaan digudang.