Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

RISET OPERASI (IP507F)


ACARA I
PEMROGRAMAN LINIER

Disusun Oleh:
Puput Dwi Lestari
H0916066
Kelompok 2

PROGRAM STUDI ILMU TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
ACARA I
PEMOGRAMAN LINIER

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Riset Operasi Acara I “Pemograman Linier”
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami bagaimana merumuskan/memformulasikan
permasalahan yang terdapat dalam dunia nyata.
2. Mahasiswa mampu memahami dan dapat memformulasikan permasalahan
yang telah dirumuskan dalam format pemrograman linier.
3. Mahasiswa mampu memahami dan dapat mencari solusi/menyelesaikan
permasalahan yang telah diformulasikan tersebut menggunakan
pemrograman linier dengan bantuan software WinQS.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pemrograman linear (linear programming) adalah salah satu teknik
yang sangat sering digunakan dalam metode optimasi. Pemrograman linier
merupakan suatu pemrograman matematik yang bertujuan menganalisis alokasi
sumber daya agar tercapai keuntungan maksimum atau biaya minimum
(Ibnas dan Hijaz, 2017). Tujuan utama dari program linear ini adalah
menentukan nilai optimum (maksimal/minimal). Tujuan daripada perencanaan
model matematis dengan teknik pemrograman linear mencakup perencanaan
kegiatan – kegiatan yang disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang optimal. Hasil optimal yang diperoleh merupakan suatu hasil terbaik yang
dapat diperoleh diantara beberapa alternatif yang mungkin terjadi. Secara
umum hasil terbaik yang dicari dapat berupa keuntungan maksimal atau resiko
minimal yang mungkin diperoleh dari hasil pemecahan suatu masalah
(Rahmat, 2009).
Program linier banyak diterapkan dalam berbagai bidang seperti
ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Kegunaannya bermacam-
macam seperti yang paling sering dihadapi oleh perusahaan adalah
memaksimumkan laba dan kegunaan lainnya yaitu meminimumkan biaya
(Nirfayanti dan Dedy, 2018). Manfaat yang diperoleh dari penerapan
pemrograman linear adalah dapat melakukan pengaturan secara optimal
sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya
minimal dalam sebuah perusahaan (industri). Industri yang memanfaatkan
pemrograman linear di antaranya ialah industri transportasi, energi,
telekomunikasi, dan manufaktur. Dengan menerapkan pemrograman linear,
maka akan membantu manajer dalam merencanakan dan mengambil keputusan
dalam mengalokasikan sumber daya (mesin, tenaga kerja, uang,
waktu,kapasitas gudang dan bahan baku) agar mendapatkan laba yang
maksimal dan mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin. Serta bermanfaat
dalam perencanaan, perancangan rute, penjadwalan, pemberian tugas, dan
pembuatan desain (Sriwidadi dan Erni, 2013).
Ada beberapa manfaat dari pemrograman linier. Pertama, sebuah bank
hendak mengalokasikan dananya untuk mencapai kemungkinan hasil tertinggi.
Bank tersebut harus beroperasi dalam peraturan likuiditas yang dibuat
pemerintah, dan harus mampu menjaga fleksibilitas yang memadai untuk
memenuhi permintaan pinjaman dari nasabahnya. Kedua, agen periklanan juga
harus mencapai kemungkinan terbaik bagi nasabah produknya dengan biaya
advertising terendah. Ada banyak kemungkinan yang dapat dijadikan tempat,
masing-masing dengan tarif dan pembaca yang berbeda. Ketiga, perusahaan
mebel juga harus memaksimumkan labanya. Kedua departemennya
menghadapi batas waktu produksi yang tidak bisa ditawar untuk memenuhi
permintaan para pelanggannya. Keempat, membuat suatu jadwal produksi yang
akan mencukupi permintaan pada masa mendatang akan suatu produk
perusahaan dan pada saat yang bersamaan meminimalkan biaya persediaan dan
biaya produksi total. Kelima, memilih komposisi produk pada suatu pabrik
untuk memanfaatkan penggunaan mesin dan jam kerja yang tersedia sebaik
mungkin selagi memaksimalkan laba perusahaan. Keenam, mengalokasikan
ruangan untuk para penyewa yang bercampur dalam pusat pembelanjaan baru
untuk memaksimalkan pendapatan perusahaan penyewaan. Setiap organisasi
mencoba untuk mencapai tujuan tertentu (tingkat hasil atau pendapatan
maksimum dengan biaya minimum), sesuai dengan batasan sumber (tabungan,
anggaran advertensi nasabah, tersedianya bahan-bahan)
(Sriwidadi dan Erni, 2013).
Ada beberapa metode untuk mencari penyelesaian optimal pada
masalah program linear, yaitu metode grafik, metode simpleks, metode
simpleks dua tahap, metode titik interior, dan sebagainya. Metode grafik
menggunakan grafik kendala sebagai alat untuk mencari titik optimum. Metode
ini relatif mudah dikerjakan, tetapi banyaknya variabel keputusan hanya dua
variabel saja. Variabel keputusan dalam model program linear menyatakan
dimensi ruang. Metode simpleks adalah salah satu prosedur yang paling luas
penggunaannya untuk pemecahan persoalan pemrograman linier, bahkan
digunakan untuk penyelesaian dari programprogram komputer. Metode
simpleks merupakan teknik yang paling berhasil dikembangkan untuk
memecahkan persoalan program linier yang mempunyai jumlah variabel
keputusan dan pembatas yang besar. Beberapa kelebihan dari metode simpleks
adalah jumlah variabel bisa lebih dari satu, hasil akhir lebih akurat dan terlihat
sisa dari keterbatasan yang ada. Metode titik interior Karmarkar merupakan
suatu metode yang cukup efisien untuk menyelesaikan masalah pemrograman
linear. Dengan transformasi proyektif, algoritma titik interior Karmarkar
dimulai dalam himpunan fisibel dan memindahkan sampai menjadi suatu titik
optimum, dengan mentransformasikan titik-titik awal ke dalam pusat dari
daerah fisibel (Chandra, 2015).
Menurut Hillier and Gerald (2001), untuk memperoleh penyelesaian
dalam suatu masalah secara pragmatis dan sitematis, maka dalam RO dikenal
tahapan sistematis sebagai berikut, pertama mengidentifiksikan masalah
dengan mencari tahu tujuan penyelesaian masalah dan apa penyebab masalah
tersebut. Selanjutnya mengkontruksikan masalah dalam bentuk model dan
identifikasi batasan, lalu menggambarkan dalam bentuk grafik/sistem
koordinat. Setelah itu, menentukan model solusi masalahnya atau daerah
kemungkinan (feasible). Lalu validitas (keabsahan) model dengan mencari titik
yang paling menguntungkan, kemudian melaksanakan (implementasi) dari
hasil pemecahan masalah (Shi et al., 2009).

Menurut Kurniasih (2015), ada metode untuk mengidentifikasi solusi


optimum pada ruang/ daerah feasible yaitu metode kesamaan garis (isoline)
dan metode titik ekstrim.
a. Langkah- langkah penyelesaian masalah program linier dengan Metode
Isoline :
1. Tentukan kemiringan garis fungsi tujuan (merupakan himpunan infinitif
dari isoline).
a. Pilihlah dua titik tertentu di daerah feasible
b. Gambarlah garis fungsi tujuan yang mengenai titik-titik tersebut
2. Tentukan arah peningkatan (penurunan) dari fungsi tujuan persoalan
maksimum (minimum). Pilihlah dua garis (isoline) fungsi tujuan di
daerah feasible dan evaluasi nilai fungsi tujuan pada kedua garis isoline
tersebut.
3. Ikuti arah peningkatan atau penurunan sampai mencapai titik batas
(sudut) dimana peningkatan atau penurunan dari fungsi tujuan keluar
dari daerah feasible.
4. Solusi optimum diperoleh dari titik batas di mana peningkatan atau
penurunan dari fungsi tujuan (Z) akan meninggalkan daerah feasible.
b. Langkah- langkah penyelesaian masalah program linier dengan Metode Titik
Ekstrim
1. Tentukan interseksi dari semua daerah feasible yang didefinisikan semua
pembatasan sehingga diperoleh daerah feasible.
2. Tentukan titik ekstrim (sudut) dari daerah feasible. Setiap titik ekstrim
merupakan titik interseksi dari dua pembatasan linier.
3. Tentukan nilai fungsi tujuan (Z) pada setiap titik ekstrim daerah feasible.
Solusi optimum terletak pada salah satu titik ekstrim daerah feasible
C. SOAL PENUGASAN
1. Perusahaan frozen food membuat 2 jenis produk. Produk pertama merk A
nugget sapi, dan model kedua merk B nugget ayam. Untuk membuat
produk-produk itu, perusahaan mempunyai tiga macam jenis mesin. Mesin
1 khusus menggiling daging, mesin 2 khusus membuat campuran bumbu,
dan mesin 3 untuk pencampuran seluruh bahan. Setiap produk merk A
mula-mula dikerjakan mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui
mesin 2 terus dikerjakan dimesin 3 selama 6 jam. Sedangkan untuk produk
merk B tidak diproses di mesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan dimesin 2
selama 3 jam, kemudian di mesin 3 selama 5 jam. Jam kerja maksimum
setiap hari untuk mesin 1=8 jam, mesin 2=15 jam, dan mesin 3=30 jam.
Sumbangan terhadap laba untuk setiap produk merk A=Rp 30.067,
sedangkan untuk setiap produk merk B=50.067. Berapa jumlah produk
merk A dan merk B yang dibuat agar bisa memaksimumkan laba.
2. Perusahaan konveksi “Indah” memproduksikan 2 buah produk, yaitu
produk jaket dan kemeja. Beberapa persoalan yang perlu diperhatikan
adalah:
a.Untuk memproduksi kemeja, diperlukan 20 menit misin I, 10 menit mesin
II, 40 menit mesin penghalusan, dan 20 menit mesin proses finishing.
Sedangkan untuk memproduksi jaket diperlukan 50 menit mesin I, 30
menit mesin II, 10 menit penghalusan, dan 20 menit finishing.
b.Kapasitas maksimum masing-masing mesin adalah:
- Mesin I 1.000 menit
- Mesin II 600 menit
- Proses penghalusan 800 menit
- Proses finishing 800 menit
c.Potensi profit yang akan diperoleh adalah Rp 367,- untuk kemeja dan Rp
467,- untuk jaket.
Pimpinan perusahaan tersebut minta tolong kepada saudara untuk mencari
berapa kombinasi produksi yang paling optimal, dan jumlah profit yang
diperoleh.
3. Isi vitamin, tepung pati, dan protein dua makanan serta kebutuhan
minimum setiap bahan tersebut terdapat pada data di bawah ini. Makanan
A biayanya Rp 187 tiap mg, B biayanya Rp 247 tiap mg. Kombinasi A dan
B yang mana memberikan menu yang cukup baik dengan biaya minimum?

Kebutuhan
Makanan A Makanan B Minimum
(Satuan)
Vitamin 1 3 90
Tepung Pati 5 1 100
Protein 3 2 120

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1.1 Output Soal Nomor 1

Pada permasalahan perusahaan pembuat kerajinan terdapat dua variabel


yakni merk A nugget sapi yang dimisalkan sebagai X 1 dan merk B nugget
ayam yang dimisalkan sebagai X2. Perusahaan pembuat produk frozen food
tersebut ingin mencapai keuntungan maksimum yang dirumuskan dengan z =
30.067X1 + 50.067X2. Batasan dari permasalahan ini adalah waktu pengerjaan
produk pada mesin I, mesin II, dan mesin III sehingga diperoleh persamaan
yaitu 2X1 ≤ 8, 3X2 ≤ 15, dan 6X1 + 5X2 ≤ 30. Berdasarkan dari Tabel 1.1
diperoleh hasil keuntungan maksimum sebesar Rp. 250.335,00 dengan
memproduksi merk A sebanyak 0 produk dan merk B sebanyak 5 produk
dengan harga per produk masing-masing Rp 30.067 dan Rp. 50.067.
Tabel 1.2 Output Soal Nomor 2

Pada permasalahan perusahaan konveksi terdapat dua variabel yakni


produk kemeja yang dimisalkan sebagai X1 dan produk jaket yang dimisalkan
sebagai X2. Perusahaan konveksi tersebut ingin mengetahui kombinasi produk
yang optimal dan profit yang diperoleh yang dirumuskan dengan z = 367X 1 +
467X2. Batasan dari permasalahan ini adalah waktu yang dibutuhkan untum
membuat produk dari mesin I, mesin II, proses penghalusan, dan proses
finishing, sehingga diperoleh persamaan yaitu 20X1 + 50X2 ≤ 90; 10X1 + 30X2
≤600; 40X1 + 10X2 ≤ 800 dan 20X1 + 20X2 ≤ 800. Pada Tabel 1.2, diperoleh
kombinasi produk yang paling optimal adalah dengan memproduksi kemeja
sebanyak 15 produk dan jaket sebanyak 15 produk, sehingga diperoleh profit
sebesar Rp 12.510.
Tabel 1.3 Output Soal Nomor 3
Pada permasalahan tersebut terdapat dua variabel yakni makanan A
yang dimisalkan sebagai X1 dan makanan B yang dimisalkan sebagai X2.
Perusahaan tersebut ingin memperoleh biaya minimum dirumuskan dengan z
= 187X1 + 247X2. Batasan dari permasalahan ini adalah kebutuhan minimum
dari vitamin, tepung pati dan protein sehingga diperoleh persamaan yaitu X1 +
3X2 ≥ 90; 5X1 + X2 ≥ 100; dan 3X1 + 2X2 ≤ 120. Berdasarkan Tabel 1.3
diperoleh hasil bahwa untuk memperoleh menu yang cukup baik dengan biaya
minimum maka diperlukan kombinasi dari makanan A sebanyak 27 buah dan
makanan B sebanyak 21 buah dengan biaya sebesar Rp. 10.236.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Riset Operasai Acara I “Pemograman Linier”
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan frozen food sebesar
250.335,00 dengan memproduksi merk A sebanyak 0 produk dan merk B
sebanyak 5 produk dengan harga per produk masing-masing Rp 30.067 dan
Rp. 50.067.

2. Kombinasi produk yang paling optimal pada permasalahan perusahaan


konveksi adalah dengan memproduksi kemeja sebanyak 15 produk dan
jaket sebanyak 15 produk, sehingga diperoleh profit sebesar Rp 12.510.
3. Untuk memperoleh menu yang cukup baik dengan biaya minimum maka
diperlukan kombinasi dari makanan A sebanyak 27 buah dan makanan B
sebanyak 21 buah dengan biaya sebesar Rp. 10.236.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Tintin. 2015. Penerapan Algoritma Simpleks dalam Aplikasi


Penyelesaian Masalah Program Linier. Jurnal TIMES, 4(1): 18-21.
Hillier, Frederick S., and Gerald J Lieberman. 2001. Intoduction to Operation
Research. Mc-Graw Hill. New York.
Ibnas, Risnawati., dan Hijaz K. Musgami. 2017. Aplikasi Fuzzy Integer
Transportation dalam Optimasi Biaya Distribusi Sepeda Motor pada PT.
Nusantara Surya Sakti. Jurnal MSA, 5(1): 14-23.
Kurniasih, Meyta Dwi. 2015. Program Linear. Universitas Muhammadiyah Prof
Dr Hamka Jakarta.
Nirfayanti., dan Dedy Setyawan. 2018. Efektifitas Pembelajaran Program Linear
Berbantuan Geogebra Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal
Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika, 1(2): 22-30.
Rahmat, Abdullah Basuki. 2009. Riset Operasional. Universitas Trunojoyo Press.
Madura.
Shi, Ning., Dongsheng Xu., Ravindra S., Goonetilleke., Ke Fu., and Haiqing
Song. 2009. Multivariate Design for Mass Customization of Consumer
Products. International Journal of Operations Research, 6(1): 10-23.
Sriwidadi, Teguh., dan Erni Agustina. 2013. Analisis Optimalisasi Produksi
Dengan Linear Programming Melalui Metode Simpleks. Binus Business

Anda mungkin juga menyukai