Disusun Oleh :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review mata
kuliah Metode Kuantitatif .
Penulis berterimakasih kepada Bapak Dosen Roza Thohiri, SE., M.Si. yang sudah
memberikan bimbingannya. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu , penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan
penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas
ini.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
dipergunakan untuk kearah yang lebih baik .
(Penulis)
1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
IDENTITAS BUKU .................................................................................................................................... 3
Identitas Buku .......................................................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
Ringkasan Buku....................................................................................................................................... 4
BAB III....................................................................................................................................................... 34
PENUTUP .................................................................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 35
2
BAB I
IDENTITAS BUKU
Identitas Buku
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ringkasan Buku
BAB I
Metode Kuantitatif telah dikenal sebagai suatu pendekatan ilmiah untuk pengambilan
keputusan, dimana digunakan ilmu & seni yang berkaitan dengan tatacara (metode)
pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi
guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Pendekatan kuantitatif memiliki
peranan yang cukup penting dalam membantu manajer atau pengambilan keputusan/ kebijakan
dalam memecahkan masalah. Langkah – langkah yang diambil dalam pemecahan masalah
adalah :
Dalam perumusan masalah , ada tiga (3) hal yang harus diperhatikan :
Variabel keputusan, yaitu unsur – unsur dalam persoalan yang dapat dikendalian oleh
pengambilan keputusan :
4
4. Mengevaluasi berbagai alltenatif.
5. Memilih alternative.
Persoalan utama dari Manajemen Kuantitatif atau riset Operasi adalah pembentukan model,
dimana model merupakan tempat dimana persoalan dianalisis secara sistematis. Ada dua
kompenen utama dalam pembentukan model, yaitu : (1) menentukan tujuan dari system, dan (2)
menentukan batas system. Kedua komponen tersebut harus dapat mewakili dan mengendalikan
variabel-variabel yang terdapat pada system. Analisis pada model bertujuan untuk mencari suatu
solusi yang dapat memenuhi semua pembatas -pembatas system.
1. Merumuskan atau mendefinisikan persoalan, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu :
(1) mendefiniskan tujuan system, (2) mendefinisikan tujuan alternate-alternatif keputusan,
dan (3) mendefiniskan keterbatasan / pembatas-pembatas / syarat.
2. Pembentukan model, tergantung kepada definisi dari persoalan. Juka model matematis
terlalu sulit dan kompleks, dapat digunakan model simulasi atau model heuristic.
3. Menetukan solusi model, dalam tahap ini dilakukan identifikasi nilai-nilai dari variabel
keputusan yang memberikan output terbaik untuk model yang telah dibuat.
4. Validasi model, adalah asumsi-asumsi yang digunakan dalam pembentukan model harus
tepat, dimana model harus diperiksa terlebih dahulu apakah model tersebut
mencerminkan berjalannya system yang diwakili atau tidak.
5. Penerapan hasil akhir, tahap terakhir adalah menerapkan hasil model yang telah di uji
5
BAB II
2. Kriteria untuk pemilihan nilai terbaik dari variabel keputusan dapat ditentukan dengan
fungsi linear dari variabel tersebut.
3. Aturan operasi yang mengatur proses (yaitu langkahnya sumber) dapat digambarkan
sebagai satu set persamaan linear atau ketidaksamaan linier.
Fungsi tujuan yang ingin dicapai dituliskan dalam bentuk fungsi linear yang dapat berupa
maksimasil atau minimasi
Pembatas atau kendala dituliskan dalam bentuk persamaan linear yang berupa
persamaan ketidaksamaan yang mencerminkan keterbatasan sumber daya tersebut.
Contoh Soal :
6
PT Astaga Mobil adalah agen penjualan mobil yang menjual mobil sedan dan mobil jenis minibus.
Perusahaan memperoleh laba sebesar $400 untuk setiap penjualan mobil sedan dan $500 untuk
setiap penjualan mobil minibus. PT Pesona mobil tidak booleh memasok lebih dari 300 mobil
sedan dan 150 minibus. Waktu yang diperlukan untuk untuk memproses sebuah mobil adalah 2
jam untuk setiap mobil sedan dan 3 jam setiap mobil minibus. Waktu yang tersedia dalam proses
persiapan tersebut adalah 900 jam. Buat formulasi dari persoalan tersebut.
Penyelesaian :
X1 ≤ 300
X2 ≤ 150
X1,X2 ≥ 0
Solusi dalam program liner, ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode grafik
dan metode simpleks. Penggunaan keedua metode tersebut sangat tergatung pada jumlah
variabel keputusan.
3. Gamabr garis fungsi tujuan yang menunjukkan nilai variabel X1, dan X2.
7
4. Geser secara sejajar garis fungsi tujuan tersebut kearah nilai fungsi tujuan yang lebih
besar atau lebih kecil sampai pada saat pergeseran yang lebih jauh akan menyebabkan
garis tersebut sepenuhnya berada diluar daerah yang layak.
5. Titik solusi layak yang terletak pada garis fungsi tujuan yang memberikan nilai fungsi
tuuan terbesar atau terkecil merupakan solusi optimal.
BAB III
Analisis Sensitivitas adalah analisis yang dilakukan terhadap solusi optimal yang telah
diperoleh sebelumnya. Hal ini dilakukan karena adanya perubahan – perubahan yang disebabkan
perubahan lingkungan yang dinamis, seperti perubahan bahan baku, permintaan konsumen yang
berfluktuasi, penggantian mesin lama dengan yang musim baru, kenaikan biaya produksi sebagai
akibat naiknya upah/gaji karyawan, dan lain-lain. Analisis sensitivitas dilakukan untuk
menentukan seberapa besar perubahan yang terjadi pada solusi optimal yang telah diperoleh
sebagai akibat dari perubahan – perubahan pada model awal.
1. Jika terjadi kenaikan atau penurunan sumber-sumber (analisis sensitivitas ruas kanan
pembatas). Ada dua bentuk analisis :
a. Berapa banyak sumber dapat mengealami kenaikan agar terjadi perbaikan pada nilai
optimal dari fungsi tujuan Z?
b. Berapa banyak sumber boleh turun tanpa terjadi perubahan pada solusi optimal yang
telah diperoleh ?
Dalam persoalan ini dipilih sumber – sumber terbatas yang memberikan keuntungan
yang maksimal. Jika Yi adalah keuntungan per unit dari sumber i, maka Yi dapat
ditentukan dengan rumus :
a
Yi = ⸻
b
8
Dimana :
Perubahan pada koefisien fungsi tujuan dapat berpengaruh pada slope/sudut garis
grafiknya.
Contoh Soal :
JOBCO memproduksi dua produk dengan menggunakan dua mesin. Satu unit produk 1
membutuhkan 2 jam proses pada mesin A dan 1 jam pada mesin B. Untuk satu unit produk 2,
dibutuhkan 1 jam proses pada mesin A dan 3 jam pada mesin B. Keuntungan per unit produk 1
dan produk 2 masing-masing adalah $30 dan $20. Ketersediaan jam kerja harian untuk kedua
mesin masing-masing adalah 8 jam. Tentukan keuntungan harian maksimal untuk JOBCO,
dengan menggunakan metode grafik
Penyelesaian :
Variabel keputusan :
Maks Z = 30 X1 + 20 X2
Dengan kendala:
2 X1 + X2 ≤ 8 (mesin A)
X1 + 3 X2 ≤ 8 (mesin B)
X1; X2 ≥0
Gambar Grafik : Solusi optimal: X1 = 3, 2 ; X2 = 1,6 ; Z = 128
9
BAB IV
3. Tentukan basic feasible solution yang baru dengan menggunakan kondisi feasibilitas dan
kondisi optimalitas sampai solusi optimal tercapai.
10
Ciri-ciri dari bentuk baku model Program Linear :
Dapat dituliskan :
◼ Fungsi tujuan :
Maks / Min Z = CX
◼ Fungsi pembatas :
AX = b
X>0
◼ Bahwa metode simpleks hanya bisa dipakai (diaplikasikan) pada bentuk standar,
sehingga kalau tidak dalam bentuk standar harus ditransformasikan dulu menjadi bentuk
standar.
Untuk memudahkan melakukan transformasi ke bentuk standar, beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
◼ Fungsi Pembatas
Suatu fungsi pembatas yang mempunyai tanda < diubah menjadi suatu bentuk
persamaan (bentuk standar) dengan cara menambahkan suatu variabel baru yang
dinamakan slack variable (variabel pengurang).
◼ Fungsi Tujuan
Dengan adanya slack variable pada fungsi pembatas, maka fungsi tujuan juga harus
disesuaikan dengan memasukkan unsur slack variable ini. Karena slack variable tidak
11
mempunyai kontribusi apa-apa terhadap fungsi tujuan, maka konstanta untuk slack
variable tersebut dituliskan nol.
Contoh Soal :
Kendala / pembatas =
2X1 + 3X2 ≤ 24
3X1 + X2 ≤ 21
X1 + X2 ≤ 9
X1,X2 ≥ 0
Penyelesaian :
Kendala / pembatas =
2X1 + 3X2 = 24
3X1 + X2 = 21
X1 + X2 = 9
X1,X2 ≥ 0
BAB V
12
Program Linear : Primal Dual Dan Analisis Sensitivitas Pada Metode Simpleks
Persoalan Program Linear memiliki suatu persoalan kedua yang saling berhubungan.
Persoalan pertama yang mengacu pada formulasi awal masalah program linear disebut sebagai
primal. Sementara itu, persoalan kedua yang pada dasarnya berhubungan dengan persoalan
pertama dinamakan dengan dual. Sifat fundamental hubungan primal dual adalah bahwa solusi
optimal pada masalah primal atau dual juga memberikan solusi optimal pada masalah yang
lainnya.
1. Setiap pembatas pada persoalan pertama berhubungan dengan variabel pada persoalan
kedua.
2. Elemen ruas kanan pada pembatas menjadi koefisien fungsi tujuan pada persoalan
kedua.
3. Koefisien fungsi tujuan pada persoalan pertama menjadi ruas kanan pada persoalan
kedua.
4. Jika persoalan pertama maksimasi, maka persoalan kedua berbentuk minimasi dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
Kendala / pembatas :
X1 + 2X2 + X3 ≤ 5
2X1 – X2 + 3X3 = 2
X1,X2,X3 ≥ 0
13
Penyelesaian :
Y1 + 2Y2 ≥ 5
2Y1 – Y2 ≥ 12
Y1 + 3Y2 ≥ 4
Y1 ≥ 0
1. Main Duality Theorem, solusi optimal dalam bentuk standar, pembatas mempunyi tanda
(=). Jika pembatas pada persoalan primal memiliki tanda (=), maka akan meenjadi
variabel yang tidak memiliki tanda pada persoalan dual (primal).
1. Pada setiap iterasi secara metode simpleks, baik pada primal maupun pada dual, matriks
dibawah variabel basis awal, dapat digunakan untuk mendapatkan koefisien fungsi tujuan
yang berhubungan dengan variabel basis awal yang ada pada iterasi tersebut.
2. Pada setiap iterasi secara metode simpleks, dengan mensubstitusikan simpleks multiplier
kepada variabel-variabel pembatas dual (primal), koefisien fungsi tujuan primal (dual)
pada iterasi tersebut dapat ditentukan dengan perbedaan ruas kiri dan ruas kanan
pembatas dual (primal) yang berhubungan dengan variabel-variabel primal (dual)
tersebut.
3. Pada setiap iterasi secara metode simpleks, baik pada primal maupun pada dual, niali
variabel basis awal dengan vektor kolom yang berisi elemen dari ruas kanan pembatas-
pembatas.
4. Pada setiap iterasi secara metode simpleks, baik pada primal maupun pada dual,
koefisien – koefisien fungsi pembatas pada iterasi tersebut dapat ditentukan dengan cara
14
mengalikan matriks di bawah variabel basis awal dengan vector kolom dari koefisien
fungsi pembatas pada table awal.
Perubahan atau variasi dalam suatu masalah program linear dipelajari melalui post optimality
analysis atau analisis sensitivitas. Melalui analisis sensitivitas dapat dievaluasi pengaruh
perubahn – perubahan parameter dengan sedikit tamabahan perhitungan berdasarkan table
simpleks optimum. Perubahan – perubahan parameter tdapat dikelompokkan menjadi :
BAB VI
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa
sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan dengan permintaan tertentu , pada
biaya transpor minimum. Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat
memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber. Metode transportasi juga dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia bisnis lainnya seperti :
1. Masalah periklanan
2. Pembelanjaan modal (capital financing)
3. Alokasi dana untuk investasi
4. Analisis lokasi
5. Scheduling produksi
6. Perencanaan
Kontributor pengembang teknik-teknik transportasi :
1. F.L Hitchcock (1941) “The Distribution of a product from several sources to Numerous
Localities”
2. T.C Koopmans (1949) “Optimum Utilization of the transportation system”
3. G.B Dantziq (1951)
Suatu model transportasi dikatakan seimbang (balanced program) apabila total jumlah antara
penawaran (supply) dan permintaan (demand) sama, secara matematis :
15
n n
Σai = Σbi
i =1 j=1
Model transportasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
m n
Σ ΣCij Xij
i =1 j=1
dengan syarat :
n
◼ Σ Xij = Si (penawaran , i = 1,2,3…..,m)
j=1
m
◼ Σ Xij = Dj (penawaran ,j = 1,2,3…..,m)
i=1
Semua Xij ≥ 0
METODE NORTH WEST CORNER (NWC)
Metode ini adalah yang paling sederhana diantara metode Aproksimasi Vogel ataupun Least
Cost.
Langkah-langkahnya adalah :
1. Mulai pada pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mungkin pada X11 tanpa
menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya X11 ditetapkan sama
dengan yang terkecil diantara nilai S1 dan D1)
2. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan pada tujuan 1.
Akibatnya, tidak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah
dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan
sebanyak mungkin kekotak didekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika
baik kolom maupun baris telah dihabiskan pindahlah secara diagonal kekotak berikutnya.
3. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan
keperluan permintaan telah dipenuhi.
16
2. Modified Distribution
17
3. Jika terdapat nilai Cij negatif, solusi belum optimal. Pilih variabel Xij dengan nilai Cij
negatif terbesar sebagai entering variable.
4. Alokasikan barang ke entering variable Xij sesuai proses stepping stone. Kembali
kelangkah 1.
BAB VII
Model Penugasan (Assignment)
Metode HUNGARIAN (Hungarian Method) adalah salah satu dari beberapa teknik-teknik
pemecahan yang tersedia untuk masalah-masalah penugasan, Metode ini dikembangkan oleh
D.Konig (1916).
Karakteristik model penugasan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Objek dalam masalah penugasan jumlahnya terbatas.
2. Setiap tugas hanya boleh dilaksanakan oleh satu pelaksana atau sebaliknya.
3. Hasil dari setiap penugasan dalam bentuk matrik biaya atau keunggulan.
Untuk dapat menerapkan metode Hungarian ini , jumlah sumber-sumber ditugaskan harus
sama persis dengan jumlah tugas yang akan diselesaikan. Selain itu setiap sumber harus
ditugaskan hanya untuk satu tugas, Jadi masalah penugasan mencakup sejumlah n sumber yang
mempunyai n tugas. Ada n ! (n factorial ) penugasan yang mungkin dalam suatu masalah karena
berpasangan satu-satu. Masalah ini dapat dijelaskan dengan mudah oleh bentuk matriks segi
empat , dimana baris-barisnya menunjukan sumber-sumber dan kolomnya menunjukan tugas-
tugas.
Masalah penugasan secara matematis dalam bentuk program linier adalah sebagai berikut :
m n
Z = Σ Σ Cij Xij
i=1 j=1
Dengan batasan :
m n
Σ Xij = Σ Xij = 1
i=1 j=1
dan Xij ≥ 0 (Xij = Xij2 )
Dimana Cij adalah tetapan yang telah diketahui.
18
Langkah-langkah penyelesaian masalah menggunakan Metode penugasan Hungarian :
1. Mengubah matriks biaya menjadi matriks opportunity cost . Ini dicapai dengan memilih
elemen terkecil dari setiap baris dari matriks biaya mulamula untuk mengurangi seluruh
elemen (bilangan) dalam setiap baris.
2. Reduced Cost Matrix diatas terus dikurangi untuk mendapatkan total opportunity cost
matrix. Hal ini dapat dicapai dengan memilih elemen terkecil dari setiap kolom pada
reduced cost matrix untuk mengurangi seluruh elemen dalam kolom-kolom tersebut.
3. Mencari skedul penugasan dengan suatu total opportunity cost nol. Untuk mencapai ini
dibutuhkan 4 (empat) “independent zero” dalam matrix. Ini berarti setiap karyawan harus
ditugaskan hanya untukk satu pekerjaan dengan opportunity cost nol, atau setiap
pekerjaan harus dikerjakan atau diselesaikan hanya oleh satu karyawan. Prosedur praktis
untuk melakukan test optimalisasi adlah dengan menarik sejumlah minimum garis
horizontal/vertical untuk meliput seluruh elemen bernilai nol dalam total opportunity cost
matrix. Bila jumlah garis sama dengan jumlah baris atau kolom penugasan optimal adalah
feasible. Bila tidak sama maka harus direvisi.
4. Untuk merevisi total opportunity cost matrix maka pilih elemen terkecil yang belum terliput
garis-garis (yaitu opportunity cost terendah ) untuk mengurangi seluruh elemen yang
belum terliput. Kemudian tambahkan dengan jumlah yang sama (nilai elemen terkecil)
pada seluruh elemenelemen yang mempunyai dua garis yang saling bersilangan.
Masukan hasil pada matriks dan menyelesaikan matriks dengan seluruh elemenelemen
yang telah terliput tanpa perubahan.
BAB VIII
Teori Probabilitas Dan Distribusi Probabilitas
19
Dalam teori probabilitas, terdapat tiga pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan klasik,
pendekatan frekuensi relatif, dan pendekatan subjektif. Pendekatan Klasik Pendekatan klasik
dilakukan untuk percobaan yang hasilnya bersifat pasti (certainty). Pada perumusan pendekatan
klasik, setiap kejadian diasumsikan memiliki peluang yang tetap. Misalnya, jika sebuah uang
logam dilempar sekali, maka peluang mendapatikan sisi gambar adalah 0,5 dan sisi angka adalah
0,5. Sementara itu, peluang mahasiswa untuk lulus atau tidak dalam satu mata kuliah adalah 0,5.
Probabilitas klasik sering disebut prohabilitas utama, karena probabilitas tersebut
digunakan secara teratur. Contoh pelemparan koin dan pengambilan kartu As dalam setumpuk
kartu. di mana peluang suatu kejadian bisa diperoleh terlebih dahulu tanpa melempar koin.
Pendekatan Frekuensi Relatif Pendekatan ini menggunakan frekuensi relatif dari keakuratan data
masa lalu sebagai probabilitas. Pendekatan Subjektif Probabilitas subjektif berasal dari
kepercayaan atan keyakinan seseorang membuat talosiran prmbabilitas kenyataannya.
Probabilitas subjektif sebagai probabilitas untuk sebuah peristiwa dari individu berdasarkan bukti
apa saja yang tersedia.
Ada tiga tipe dari probabilitas di bawah independent statistic dan dependent statistic, yaitu :
1. Probabilitas Marjinal (probabilitas tidak bersyarat).
2. Probabilitas Bersama.
3. Probabiltas bersyarat.
20
P(B|A) = P (B)
………………………………………………………………………………………….(2)
Jika suatu percobaan mempunyai N hasil percobaan yang berbeda, dan masing-masing
mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi, dan jika tepat n diantara hasil percobaan itu
menyusun kejadian A, maka probabilitas kejadian A adalah
n
P(A) = ⸻⸻
N
Hukum Probabilitas :
a. Hukum komplemen
d. Permutasi
e. Kombinasi
Diagram Pohon
Konsep Probabilitas
Konsep Probabilitas menggambarkan keseluruhan nilai yang trjadi atau muncul dalam
percobaan. Nilai – nilai tersebut merupakan suatu pengharapan yang dimunculkan melalui suatu
percobaan. Model ini digunakan dalam membuat kesimpulan dan pengambilan keputusan dalam
21
kondisi yang tidak pasti. Distribusi probabilitas terdiri dari distribusi probabilitas diskret dan dan
distribusi probabilitas kontinu.
Distribusi probabilitas diskret menggambarkan nilai variabel yang dihasilkan dari suatu
percobaan/eksperimen yang berbentuk bilangan diskret. Contoh, distribusi probabilitas diskret
adalah banyaknya jumlah anggota dalam suatu anggota keluarga, banyaknya jumlah mobil yang
diproduksi dalam setahun, dan seterusnya.
Distribusi probabilitas kontinu merupakan variabel perkiraan yang mempunyai beberapa
nilai yang menempati suatu interval tertentu. Contoh, ketika meneliti tingkat penghasilan pegawai
suatu perusahaan, maka akan menemukan angka 1.000.000 ; 1.500.000 ; 2.000.000 ; dan
seterusnya.
Variabel Acak
Suatu variabel dikatakan acak jika mendapatkan nilai berbeda sebagai hasil percobaan
acak/random yang muncul. Variabel acak bisa menjadi diskret maupun kontinu. Jika suatu
variabel acak diikuti untuk mengambil jumlah nilai tertentu yang dapat disusun disebuat variabel
acak diskret. Jika diikuti untuk memisalkan beberapa nilai yang menempati dua titik disebut
variabel acak kontinu.
µ= E(x) = ∑ [ x.P(x)]
22
BAB IX
Pada model CPM, waktu kegiatan secara relatif dapat diperkirakan dengan pasti. Tetapi,dalam
kenyataan,waktu kegiatan suatu proyel tidak dapat diperkirakan dengan pasti (probabilistic). Hal
ini disebabkan karena waktu penyelesaian suatu proyek memiliki tingkat ketidakpastiaan yang
tinggi. Untuk mengatasi Hal tersebut dikembangkan suatu metode baru yang dinamakan dengan
Metode PERT, asumsi yang digunakan Metode PERT adalah ,Waktu kegiatan atau aktifitas tidak
pasti dan bersifat stostatik. Akibatnya adalah akan tersedia pernyataan probabilitas mengenai
23
kemampuan memenuhi waktu penyelesaian proyek. Rata-rata dan variatis waktu penyelesaian
proyek mengikuti distribusi normal.
BAB X
SISTEM ANTREAN
Analisis antrean pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika asal Denmark yang
mencoba menganalisis masalah kemacetan jaringan telephon. Dalam studinya, Earlang
menentukan kemungkinan perbedaan antara jumlah panggilan telephon yang menunggu waktu
yang digunakan untuk menunggu ketika sistem tersebut berada dalam seimbang. Secara
sederhana Antrean adalah suatu proses menunggu yang dilakukan oleh pelanggan yang
memerlukan jasa pelayanan dari suatu perusahaan penyedia layanan dalam membuat suatau
keputusan optimal untuk mendesain fasilitas pelayan antrean. Perusahaan penyedia layanan
harus mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam memperkecil biaya pelayanan
dan biaya menunggu pelanggan. Dalam hal ini perusahaan penyedia layanan harus mampu
menyediakan pelayanan yang optimal kepada para pelanggan.
1. Kedatangan Pelanggan
Kedatangan pelanggan merupakan suatu proses input yang menggambarkan banyaknya
pelanggan yang akan memasuki sistem antrean. Pelanggan harus melakukan antrean
terllebih dahulu sebelum memperoleh pelayanan.
24
3. Sistem Antrean
Sistem Antrean terdiri dari 2 bagian yaitu proses mengantre yang dilakukan oleh
pelanggan dan pelayanan yang dimiliki oleh penyedia layanan.
- Antre : Jika pelanggan datang maka otomatis pelanggan harus memasuki sebuah
antrean.
- Fasilitas Pelayanan : Pada umumnya dalam sistem antrean pelayan ada 2 bagian, yaitu
Fasilitas pelayanan Tunggal dan Fasilitas pelayanan lebih dari satu.
4. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan beruhubungan dua hal, yaitu jumlah rata-rata pelanggan yang dapat
dilayani oleh perusahaan penydeiaan layanan selama poriode waktu tertentu dan waktu
yang diberikan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan.
25
Dalam Mode ini, perusahaan penyedia layanan menyediakan lebih dari satu fasilitas
pelayanan. Sementara itru pelanggan memerlukan lebih dari satu tahapan untuk
memperoleh pelayanan.
BAB XI
TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Probabilitas Objektif
Probabilitas Obejktif adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dimana nilai
probailitas nya dapat diestimasi atau dihitung.
2. Probabilitas Objektif
Probabiltas Objektif adalah Probabilitas yang didasarkan pada pengalaman, perasaan
dan sebagiannya.
Risiko dapat diukur sebagai hasil deviasi yang diharpkan dari imbal hasil rata-rata. Risiko dapat
pula diukur sebagai suatu kemungkinan untuk mendeapatkan kerugiaan ataupun keuntungan
dalam melakukan Investasi terhadap asset maupun proyek. Perolehan kesempatan-kesempatan
tersebut tergantung pada derajat resiko dari investasi ataupun proyek.
26
Pengambilan Keputusan yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi/ strategi
yang memberikan tingkat pengembaliaan yang sama dengan risiko yang berbeda, maka
akan memilih startegi dengan tingkat resiko yang lebih rendah.
2. State Of Neture
State Of Neture dalam pengambilan keputusan mengambarkan situasi di masa
mendatang yang pada dasarnya sulit untuk diperdiksi.
3. Tabel Payoff
Tabek Payoff dalam pengambilan keputusan mmengambarkan hasil pertukaran/
kombinasi antara tindakan dan state of natur.
1. Maximax : Kriteria yang menghasilkan pilihan yang maksimum dari seluruh imbalan.
2. Maximin : Kriteria yang menghasilkan pilihan yang maksimum dari seluruh imbalan yang
minim.
3. Minimax : Kriteria yang menghasilkan pilihan yang minum dari seluruh hasil imbal yang
maksimum.
27
4. Minimin : Kriteria yang menghasilkan pilihan yang minimum dari seluruh yang minimum/
BAB XII
MODEL PERSEDIAAN
1. Permintaan Dependen
Permintaan yang terjadi pada bahan mentah atau bahan dalam proses, dimana
permintaan itu berasal dari dalam perusahaan untuk menghasilkan barang jadi.
2. Permintaan Independen
28
Permintaan yang pada umumnya terjadi pada barang jadi, dimana permintaan itu berasal
dari luar perusahaan, sehingga tidak tergantung kegiatan internal perusahaan dan diluar
control perusahaan.
Model ini dikenalkan oleh Ford W. Harris pada tahun 1915. Beberapa asumsi yang mendasari
model EOQ (Economic Order Quantity) adalah :
29
BAB XIII
MODEL MARKOV
Model markov adalah suatu model yang berguna untuk mempelajari perubahan dari
suatu sistem tertentu melalui percobaan yang berulang. Percobaan yang berulang tersebut
biasanya berupa periode waktu yang berurutan, dimana state (outcome) dari sistem pada periode
waktu tertentu tidak dapat ditentukan dengan pasti.Kondisi tersebut menyebabkan munculnya
sekelompok probabilitas transisi dari satu period eke periode lainnya. Beberapa contoh
penggunaan metode Markov adalah :
1. Menggambarkan Probabilitas bahwa suatu mesin yang berfungsi pada suatu periode
akan tetap berfungsi atau tidak berfungsi pada periode berikutnya.
2. Menggambarkan Probabilitas bahwa seorang konsumen yang membeli barang merk A
pada suatu periode akan tetap membeli merk A atau membeli merk B
3. Aplikasi akuntansi yang berhubungan dengan transisi dari piutang terhdap beberapa
kategori umur/ waktu dari piutang.
Model markov dikenal juga sebagai proses stokastik. Dalam proses statistic
daimsumsikan bahwa keadaan sistem tergantung pada sistem sebelum nya. Beberapa
asumsi yang mendasari model Markov adalah :
1. Keadaan Sistem
Keadaan sistem mengambarkan status sistem saat ini,. Misalnya tingkat penjualan saat
ini, keadaan mesin saat ini, dan lain-lain.
2. Probabilitas Transisi
30
Probabilitas Transisi menggambrakan probabilitas perubahan dari suatu keadaan ke
keadaan berikutnya,
BAB XIV
PROGRAMA DINAMIS
Metode Program Dinamis ditemukan oleh Richad Bellman. Konsep Programa dinamis pertama
kali dikembangkan oleh Bellman pada akhir tahun 1940 hingga awal tahun 1950 ketika bekerja
sebagai anggota di Rand Corpostion. Bellman kemudian menulis dua buah buku tentang
programa dinamis pada tahun 1957 dan 1961. Buku ketiga Bellman tentang programa dinamis
ditulis pada tahun 1962 bersama E.Dreyfus, rekan kerjanya di Rand Corpostion. Setelah tahun
1961, banyak ilmuwan lain turut mengembankan teknik dan metode programa dinamis.
Metode atau teknik programa dinamis dikembangkan dengan tujuan untuk memperbaiki efiensi
perhitungan masalah-masalah optimasi. Ide dasar dari metode atau teknik ini adalah
memecahkan persoalan kedalam sub masalah yang lebih kecil. Sebagai berikut :
31
BAB XV
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. AHP dirancang untuk
memecahkan masalah-masalah keputusan multi kriteria yang kompleks. Ahp diperlukan oleh
pengambil keputusan untuk membuat penilaian tentang kriteria dan kemudiian menentukan
preferensi untuk setiap alternative keputusam demham ,emggunakan masing-masing kriteria.
Konsistensi/ Ketetapan
Langkah Kunci dalam AHP adalah membuat berbagai perbandingan pasangan, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Pertimbangan yang penting dalam proses ini adalah konsistensi
dari penilian yang diberikan oleh pembuat keputusan. Sebagai contoh, jika kriteria A dibandinkan
dengan kriteria B mempunyai nilai 3 dan jika kriteria B dibandingkan dengan kriteria C bernilai 2,
maka konsistesi semourna untuk kriteria A danc mempunyai nilai numeric sebesar 6.
a. Kekurangan
32
Penulis memberikan banyak contoh dengan gambar yang mudah dipahami dan persoalan yang
tidak terlalu sulit untuk dimengerti kami sebagai mahasiswa. Penggunaan bahasa yang mudah
dipahami dan ringan membuat kami tidak keseulitan untuk paham.
b. Keunggulan
Di beberapa contoh yang diberikan penulis terdapat beberapa grafik yang tdiak diberikan
penjelasannya. Sehingga membuat pembaca kebingunngan.
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap karya manusia pasti ada kelebihan dan ada kekurangan . Begitu pula buku ini,
walaupun menampilkan kelebihan pasti terdapat kekurangan didalamnya. Setiap buku tentunya
memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan buku lainnya. Tetapi, tujuan
utama dari pembuatan buku adalah sama yaitu untuk memberikan dan membagikan informasi
kepada pembaca yang tentunya bermanfaat. Seorang penulis tentunya sudah melakukan yang
terbaik dalam penulisan buku ini. Oleh karena itu sebagai pembaca ataupun reviewer, secara
tidak langsung saya sudah memberikan kritik, saran, ataupun pendapat terhadap hasil
penelitian seorang penulis . Dan review ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi kita atau
bahkan bagi penulis buku itu sendiri.
B. Saran
Buku ini baik digunakan untuk kalangan mahasiswa dan kalangan pelajar jika dibutuhkan.
Setiap buku juga memiliki kelebihan juga kekurangan dan sebaiknya untuk kedepannya para
penulis untuk memperbaiki dari apa yang telah kami bandingkan dan juga menulis lebih baik
lagi dan bermanfaat bagi orang banyak.Penulis sebaiknya lebih memperhatikan setiap bagian
dalam buku ini agar buku ini lebih baik lagi dan dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi para
pembaca.
34
DAFTAR PUSTAKA
35