Anda di halaman 1dari 4

Tugas PIE Makro Chapter 22 Nomor 4 Halaman 116

Untuk tiap pernyataan berikut ini, katakan apakah anda setuju atau tidak, dan
terangkan jawaban anda:

a. Selama periode surplus anggaran (ketika G < T), utang pemerintah


meningkat.
b. Pemotongan pajak akan meningkatkan tingkat ekuilibrium GDP jika
anggaran mengalami defisit tapi akan menurunkan tingkat ekuilibrium
GDP jika anggaran mengalami surplus.
c. Jika MPS = 0,9, angka pengganda pajak sebenarnya lebih besar daripada
angka pengganda pengeluaran

Jawaban:

a. Tidak setuju
Pada saat surplus anggaran pengeluaran pemerintah (G) ditopang oleh
penerimaan pajak (T) sehingga masih terdapat sisa anggaran berlebih.
Oleh karena itu, tidak akan perlu untuk menambah pemasukan melaui
utang pemerintah. Jadi, dengan anggaran surplus, utang pemerintah
berkurang.
b. Tidak setuju
Pemotongan pajak akan meningkatkan tingkat ekuilibrium GDP pada saat
anggaran surplus maupun defisit, kecuali jika perekonomian berada dalam
penggunaan penuh.
c. Tidak setuju
Angka pengganda pengeluaran selalu lebih besar daripada angka
pengganda pajak, jika MPC < 1, jika MPC < MPS, angka pengganda pajak
< 1. Berikut perhitungannya:
MPS = 0,9
MPS = 1 – 0,9 = 0,1
Angka Pengganda Pengeluaran = 1 / MPS
= 1 / 0,9 = 1,11
Angka Pengganda Pajak = - MPC / MPS
= - 0,1 / 0,9 = 0,11
Terbukti bahwa jika MPS = 0,9, maka angka pengganda pajak lebih kecil
daripada angka pengganda pengeluaran.

Jika Anggaran Defisit, Apa yang harus Dilakukan Pemerintah


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1
Januari – 31 Desember).
Pemerintah selalu melakukan pengeluaran atau Belanja Negara untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan pemerintah pusat ataupun daerah.
Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut diperoleh
dari pajak masyarakat. Dalam melaksanakan pengeluaran dan pembiayaan, pasti
terjadi yang namanya anggaran defisit.
Anggaran defisit adalah anggaran dengan pengeluaran Negara lebih besar
daripada penerimaan Negara. Intinya, penerimaan rutin dan penerimaan
pembangunan tidak mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran
pemerintah. Dengan kata lain, defisit APBN terjadi apabila pemerintah harus
meminjam dari bank sentral atau harus mencetak uang baru untuk membiayai
pembangunannya
Berikut ini adalah sebab-sebab terjadinya defisit anggaran Negara:
a. Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
b. Rendahnya Daya Beli Beli Masyarakat
c. Pemerataan Pendapatan Masyarakat
d. Melemahnya Nilai Tukar
e. Pengeluaran Akibat Krisis Ekonomi
f. Realisasi yang Menyimpang dari Rencana
g. Pengeluaran Karena Inflasi
Pembiayaan defisit anggaran adalah semua jenis pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit anggaran negara dalam APBN. Dalam rangka
menutup defisit anggaran, pemerintah akan melakukan kebijakan-kebijakan guna
memperoleh sumber pembiayaan dengan biaya rendah dan tingkat risiko yang
dapat ditolerir.
1. Kebijakan dalam pembiayaan dalam negeri
Kebijakan di sisi pembiayaan dalam negeri tersebut akan ditempuh antara
lain dengan:
a. melakukan pengelolaan portofolio surat utang negara melalui langkah-
langkah pembayaran bunga dan pokok obligasi negara secara tepat waktu,
penerbitan SUN dalam mata uang rupiah dan mata uang asing, penukaran
utang, serta pembelian kembali obligasi negara;
b. melanjutkan kebijakan privatisasi yang pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan ketentuan yang berlaku di pasar modal
c. menggunakan sebagian dana simpanan pemerintah
d. memberikan dukungan dana bagi percepatan pembangunan infrastruktur
dalam rangka kemitraanPemerintah-Swasta.
2. Kebijakan dalam pembiayaan luar negeri
Langkah-langkah yang ditempuh antara lain meliputi:
a. Mengamankan pinjaman luar negeri yang telah disepakati dan rencana
penyerapan pinjaman luar negeri, baik pinjaman program maupun
pinjaman proyek
b. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang sudah jatuh tempo.
c. Dalam rangka membiayai pembiayaan defisit anggaran, Pemerintah akan
mengedepankan prinsip kemandirian, dengan lebih memprioritaskan
pendanaan yang bersumber dari dalam negeri. Pendanaan dari luar negeri
akan dilakukan lebih selektif dan berhati-hati, dengan mengupayakan
beban pinjaman yang paling ringan melalui penarikan pinjaman dengan
tingkat bunga yang rendah dan tenggang waktu yang panjang, dan tidak
mengakibatkan adanya adanya ikatan politik, serta diprioritaskan untuk
membiayai kegiatankegiatan yang produktif.
3. Kebijakan dari Sisi Pengeluaran:
a. Mengurangi subsidi
Yaitu bantuan yang diambil dari anggaran negara untuk
pengeluaran yang sifatnya membantu konsumen untuk mengatasi
tingginya harga yang tidak terjangkau oleh mereka agar tercipta kestabilan
politik dan sosial lainnya, misalnya subsidi pupuk, subsidi bahan bakar
minyak (BBM), subsidi listrik, dan lain sebagainya.
b. Penghematan pada setiap pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun
pembangunan
Penghematan pada pengeluaran rutin dilakukan oleh departemen
teknis, misalnya untuk pengeluaran listrik, telepon, alat tulis, perjalanan
dinas, rapat-rapat, seminar, dan sebagainya tanpa mengurangi kinerja dari
departemen teknis yang bersangkutan.
c. Menseleksi sebagian pengeluaran-pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yang berupa proyek-proyek
pembangunan diseleksi menurut prioritasnya, misalnya proyek-proyek
yang cepat menghasilkan. Proyek-proyek yang menyerap biaya besar dan
penyelesaiannya dalam jangka waktu yang lama, sementara ditunda
pelaksanaannya.
d. Mengurangi pengeluaran program-program yang tidak produktif dan tidak
efisien
Program-program semacam itu adalah program-program yang
tidak mendukung pertumbuhan sektor riil, tidak mendukung kenaikan
penerimaan pajak, dan tidak mendukung kenaikan penerimaan devisa.
Pemotongan program-program ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Pemotongan pengeluaran tanpa memperbaiki produktivitas program,
berarti akan ada kecenderungan akan menurunnya kualitas dan kuantitas
output.
Kebijakan yang dipakai pemerintah untuk menutupi kekuarangan dari
anggaran yang defisit yaitu dengan kebijakan fiskal. Kebijakan Fiskal adalah
suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk
menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
Kebijakan fiskal yang dilakukan untuk mengatur penerimaan dan
pengeluaran pemerintah dengan kebijakan fiskal kontraktif, yaitu dengan
menurunkan pengeluaran pemerintah dan menaikkan penerimaan pajak.

Anda mungkin juga menyukai