Anda di halaman 1dari 14

PENGELUARAN AGREGAT DAN OUTPUT

KESEIMBANGAN :TANPA DAN DENGAN PERAN


PEMERINTAH

DISUSUN OLEH
DEWI ARUN SARI 023001918001

Dosen : Hasanudin Pasiaman


Makroekonomika Pengantar  
PENGELUARAN AGREGAT DAN OUTPUT KESEIMBANGAN :
TANPA DAN DENGAN PERAN PEMERINTAH

I. OUTPUT AGREGAT DAN PENDAPATAN AGREGAT


A. Tiga perhatian utama para ekonom makro dipengaruhi oleh tiga pasar yang
didefinisikan secara luas :
 Pasar barang dan jasa
 Pasar finansial (uang)
 Pasar tenaga kerja

B. OUTPUT AGREGAT DAN PENDAPATAN AGREGAT (Y)


 Tiap periode, perusahaan memproduksi suatu kuantitas agregat barang dan
jasa, yang kita sebut “output agregat”  Y
Output meliputi produk jasa, barang konsumen, dan barang investasi  dapat
disebut juga “output ”
 Output agregat adalah kuantitas total barang dan jasa yang diproduksi (atau
ditawarkan) dalam suatu perekonomian pada periode tertentu.
 Pendapatan agregat adalah pendapatan total yag diterima oleh semua factor
produksi pada periode tertentu.
 Ketika output meningkat, pendapatan tambahan dihasilkan. Lebih banyak
pekerja mungkin direkrut dan dibayar, pekerja ditempatkan dan dibayar jam
kerja yang lebih lama, dan pemilik mungkin menghasilkan lebih banyak laba.
Ketika output dipotong, pendapatan turun, pekerja mungkin diberhentikan atau
bekerja dengan beberapa jam lebih lama dan dibayar lebih rendah, dan laba
mungkin turun.
 Output (pendapatan) agregat merupakan kombinasi istilah untuk
mengingatkan tentang kesetaraan yang tepa tantara output agregat dan
pendapatan agregat.

C. PENDAPATAN, KONSUMSI, DAN TABUNGAN ( Y, C, DAN S) TANPA


PEMERINTAH
 Tiap periode rumah tangga menerima suatu jumlah agregat pendapatan (Y).
Analisa tanpa pemerintah yakni tanpa impor dan ekspor. Dalam kondisi
seperti itu, rumah tangga bisa melakukan dua hal dengan pendapatannya :
Rumah tangga bisa membeli barang dan jasa kemudian bisa untuk dikonsumsi
atau bisa menabung. Ilustrasi pada gambar di bawah ini

Konsumsi (C)

Tabungan (S)

Perusahaan Rumah
Tangga

Pendapatan Agregat (Y)

Bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh rumah tangga pada periode
tertentu disebut Tabungan (S).

S = Y-C
Tabungan = Pendapatan - Konsumsi

 Dalam perekonomian sederhana dimana tidak ada campur tangan pemerintah


terdapat 2 tipe perilaku belanja :
1) Belanja oleh rumah tangga atau konsumsi
2) Belanja oleh pemerintah atau investasi
 Konsumsi dan Tabungan Rumah Tangga
Jumlah konsumsi agregat dalam perekonomian bergantung pada beberapa
faktor sebagai berikut :
1) Pendapatan rumah tangga
2) Kekayaan rumah tangga
3) Tingkat bunga
4) Ekspekstasi rumah tangga tentang masa depan
Keempat faktori ini bekerja sama untuk menentukan perilaku belanja dan
menabung pada rumah tangga, baik individual maupun agregat. Fungsi
konsumsi rumah tangga dapat dilihat pada kurva dibawah ini

Dalam The General Theory,Keynes berargumen bahwa “jumlah konsumsi


yang dilakukan oleh rumah tangga terkait langsung dengan
pendapatannya”. Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi
konsumsi yang cenderung dilakukan.
Fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan pendapatan. Pada
kurva fungsi konsumsi memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Contoh fungsi konsumsi untuk rumah tangga individual. Kurva ini diberi
label c(y), yang dibaca c sebagai fungsi dari y, atau konsumsi sebagai
fungsi pendapatan.
b. Pada kurva tersebut memiliki slope positif, dengan kata lain sewaktu y
meningkat, c juga meningkat.
c. Kurva tersebut memotong sumbu c di atas 0, hal ini berarti bahwa
pendapatan nol pun konsumsi itu positif. Meskipun rumah tangga memiliki
pendapatan 0, rumah tangga masih harus melakukan konsumsi untuk
bertahan hidup. Rumah tangga akan meminjam atau mengeluarkan
tabungannya namun konsumsinya tidak bisa nol.
 Fungsi konsumsi agregat
Fungsi konsumsi memperlihatkan tingkat konsumsi di tiap tingkat pendapatan.
Slope menaik menunjukan bahwa tingkat pendapatan yang lebih tinggi
menyebabkan tingkat belanja konsumsi yang lebih tinggi pula.

Karena fungsi konsumsi agregat adalah garis lurus, sehingga persamaannya


dideskripsikan sebagai berikut

C = a + bY
Y = output (pendapatan) agregat
C = konsumsi agregat
a = titik di mana fungsi konsumsi memotong sumbu C – suatu konstanta
b= slope garis tersebut
∆C
Dalam hal ini ( karena konsumsi C diukur pada sumbu vertikal dan
∆Y
pendapatan Y diukur pada sumbu horizontal). Setiap kali pendapatan
meningkat sebesar Y, konsumsi meningkat sebesar b dikali Y. Oleh sebab
itu C = b x Y dan b = C/Y.
Contoh : misalnya slope garis pada kurva adalah 0,75 (b = 0,75), maka
peningkatan pendapatan (Y) $100 akan meningkatan konsumsi sebesar bY
= 0,75 x $ 100 atau $ 75.
 Kecenderungan marjinal mengkonsumsi (MPC)
MPC adalah bagian dari perubahan dalam pendapatan yang dikonsumsi.
Dalam fungsi konsumsi disini b = MPC. Jika MPC sebesar 0,75 berarti
konsumsi berubah sebesar 0,75 dari perubahan pendapatan.

MPC = slope fungsi konsumsi =

Jika 0,75 dari peningkatan $1 dalam pendapatan digunakan untuk konsumsi,


0,25 pasti digunakan untuk saving. Jika pendapatan turun $1 konsumsi akan
turun sebesar 0,75 dan tabungan akan turun 0,25.
 Kecenderungan marjinal menabung (MPS)
MPS adalah fraksi perubahan dalam pendapatan yang ditabung

∆S
MPS=
∆Y

S = perubahan tabungan

MPC +MPS = 1
 Karena C adalah konsumsi agregat dan Y adalah penapatan agregat  MPC
adalah kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi dari pendapatan
nasional dan MPS adalah kecenderungan marjinal masyarakat untuk
menabung dari pendapatan nasional.

D. INVESTASI YANG DIRENCANAKAN


 Investasi adalah belanja yang dilakukan oleh perusahaan. Investasi juga
merupakan pembelian oleh perusahaan atas peralatan. Persediaan adalah
bagian dari stock modal, ketika suatu perusahaan menambah persediaannya,
maka perusahaan tersebut berinvestasi (membeli sesuatu yang mencipatakan
nilai dimasa depan).
 Investasi aktual bisa berbeda dengan investasi yang diinginkan, atau
direncanakan karena perubahan dalam persediaan perusahaan adalah bagian
dari investasi aktual dan perubahan persediaan tidak berada di bawah kendali
perusahaan sepenuhnya. Perubahan persediaan sebagian ditentukan oleh
berapa banyak yang diputuskan akan dibeli oleh rumah tangga. I  hanya
mengacu pada investasi yang direncanakan saja.

E. PENGELUARAN AGREGAT YANG DIRENCANAKAN (AE)


AE adalah jumlah total yang direncanakan oleh perekonomian untuk dibelanjakan
pada periode tertentu. Sama dengan konsumsi plus investasi yang direncanakan

AE = C+1
C= konsumsi
I = Investasi yang direncanakan

II. OUTPUT (PENDAPATAN) AGREGAT EKUILIBRIUM / KESEIMBANGAN


A. Dalam pembahsan kali ini diasumsikan bahwa investasi yang direncakan itu tetap.
Investasi yang direncanakan tidak berubah, sehingga grafiknya adalah garis horizontal
Investasi yang direncanakan

I = 25

Ekuilibrium terjadi ketika tidak ada kecenderungan berubah. Dalam pasar barang makro
ekonomi, ekuilibrium terjadi ketika pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan
output agregat.
Y = Output agregat
AE = C + I
Ekuilibrium : Y = AE atau Y = C + I
Definisi ekuilibrium ini bisa berlaku jika dan hanya jika, investasi yang direncanakan dan
investasi aktual itu sama. Untuk memahami sebabnya, anggap Y tidak sama dengan AE.
 Mula-mula anggaplah output agregat lebih besar daripada pengeluaran agregat
yang direncanakan :
Y>C+I
Ketika output lebih besar daripada belanja yang direncanakan, ada investasi
persediaan yang tak direncanakan. Perusahaan merencanakan untuk menjual lebih
banyak barang daripada yang telah mereka jual dan selisihnya terlihat sebagai
peningkatan yang tak direncanakan dalam persediaan.
 Anggaplah pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar dari output agregat
C+I>Y
Ketika belanja direncakan melebihi output, perusahaan telah menjual lebih dari
yang direncanakannya. Investasi persediaan lebih kecil daripada yang
direncankan. Investasi yang direncanakan dan aktual tidak sama. Hanya jika
output tepat sesuai dengan belanja yang direncanakan maka tidak akan ada
investasi persediaan yang tak direncankan. Jika ada investasi persediaan yang tak
direncanakan, hal ini akan menjadi kondisi disekuilibrium.

B. PENDEKATAN TABUNGAN/INVESTASI ATAS EKUILIBRIUM


 Karena pendapatan agregat harus ditabung atau dibelanjakan, kondisi ekuilibrium
Y = C + I bisa ditulis ulang sebagai  C + S = C + I atau S = I
Ekuilibrium hanya tercipta ketika investasi yang direncanakan sama dengan tabungan.
Pendekatan atas ekuilibrium ini adalah pendektaan tabungan/investasi atas
ekuilibrium atau pendekatan kebocoran/suntikan atas ekuilibrium.
 Pendapatan agregat mengalir menuju rumah tangga, dan konsumsi serta tabungan
mengalir keluar. Diagram memperlihatkan tabungan yang mengalir dari rumah tangga
menuju pasar finansial. Perusahaan menggunakan tabungan ini untuk mendanai
proyek investasi. Jika investasi yang direncanakan dari perusahaan sama dengan
tabungan rumah tangga , maka pengeluaran agregrat yang direncanakan ( AE = C + I)
sama dengan output (pendapatan) agregat (Y).
C. PENYESUAIAN ATAS EKUILIBRIUM
 Ketika pengeluaran agregat yang direncanakan melebihi output (pendapatan)
agregat, akan ada penurunan tak direncanakan dalam persediaan perusahaan akan
meningkatkan output. Peningkatan output ini menyebabkan peningkatan
pendapatan dan konsumsi yang lebih banyak. Proses ini akan berlanjut selama
output (pendapatan) berada di bawah pengeluaran agregat yang direncanakan. Jika
perusahaan bereaksi atas pengurangan persediaan yang direncanakan dengan
meningkatkan output, perekonomian dengan belanja yang direncanakan lebih
besar daripada output akan menyesuaikan diri pada ekuilibrium baru, dengan Y
lebih tinggi daripada sebelumnya.

D. ANGKA PENGGANDA
 Angka pengganda didefinisikan sebagai rasio perubahan dalam tingkat
ekuilibrium output terhadap perubahan dalam suatu variable otonom
 Variabel otonom adalah variable yang diasumsikan tidak bergantung pada keadaa
perekonomian, yakni tidak berubah ketika perekonomian berubah.
 Angka pengganda adalah

1
Angka Pengganda=
MPS
atau

1
Angka Pengganda=
1−MPC
 Ketika rumah tangga meningkatkan tabungan mereka yang direncanakan,
pendapatan menurun dan tabungan tidak berubah. Tabungan tidak meningkat
karena dalam ekuilibrium, tabungan harus sama dengan investasi yang
direncanakan dani nvestasi yang direncanakan tetap. Jika investasi yang
direncankan juga meningkat, parasoks tabungan bisa dilawan dan ekuilibrium
baru bisa dicapai pada tingkat tabungan dan pendapatan yang lebih tinggi. Hasil
ini bergantung pada keberadaan saluran di mana tabungan rumah tangga mendanai
investasi tambahan
III. PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN DAN KEBIJAKAN FISKAL
A. Pemerintah bisa mempengaruhi ekonomi makro melaui dua saluran kebijakan spesifik
yaitu kebijakan fiscal dan kebijakan moneter
 Kebijakan fiskal adalah perilaku perpajakan dan belanja pemerintah. Kebijakan
fiskal bebas adalah perubahan pajak atau belanja yang disebabkan oleh perubahan
disengaja dalam pemerintah.
 Kebijakan moneter adalah perilaku bank sentral menyangkut penawaran uang
negara.
B. PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
 Pemerintah tidak memiliki kendali penuh atas penerimaan pajak dan pengeluaran
tertentu, yang khususnya diarahkan oleh kondisi perekonomian.
 Sebagai partisipan dalam perekonomian, pemerintah melakukan pembelian barang
dan jasa (G), mengumpulkan pajak, dan melakukan pembayaran transfer pada
rumah tangga
 Pajak neto (T) sama dengan pembayaran pajak yang dilakukan pada pemerintah
oleh perusahaan dan rumah tangga dikurangi pembayaran transfer yang diberikan
pada rumah tangga oleh pemerintah.
 Pendapatan siap komsumsi atau pendapatan setelah pajak  Yd sama dengan
jumlah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga sesudah pajak

Yd = Y – T

Pendapatan setelah pajak menentukan perilaku konsumsi rumah tangga.


 Defisit anggaran sama dengan perbedaan antara jumlah yang dibelanjakan oleh
pemerintah dengan yang dikumpulkan dalam pajak

Defisit anggaran = G - I
Ketika G > T pemerintah harus meminjam dari masyarakat untuk mendanai
defisitnya.
 Dalam suatu perekonomian di mana pemerintah adalah partisipasinya,
pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan belanja konsumsi oleh
rumah tangga ( C ) plus belanja investasi yang direncanakan oleh perusahaan ( I )
plus belanja pemerintah atas barang dan jasa ( G )

AE = C + I + G
Karena kondisi Y = AE perlu bagi perekonomian agar berada dalam ekuilibrium,
maka

Y=C+I+G

Adalah kondisi ekuilibrium ekonomi makro. Perekonomian juga berasa dalam


ekuilibrium ketika kebocoran dari sistem sama dengan suntikan ke dalam sistem.
Ini terjadi ketika tabungan dan pajak neto (kebocoran) sama dengan investasi yang
direncanakan dan pembelian pemerintah (suntikan)

S+T=I+G

C. KEBIJAKAN FISKAL DALAM PRAKTIK : EFEK ANGKA PENGGANDA


 Kebijakan fiskal memiliki efek angka pengganda atas perekonomian. Perubahan
dalam belanja pemerintah meningkatkan angka pengganda yang sama dengan

1
.
MPS
−MPC
 Perubahan perpajakan menyebabkan angka pengganda yang sama dengan
MPS
. Peningkatan atau penurunan serentak dan sama dalam belanja pemerintah dan
pajak memiliki efek angka pengganda 1.

D. PENGARUH PEREKONOMIAN ATAS ANGGARAN PEMERINTAH


1) Penstabil Ekonomi
Penstabil ekonomi adalah butir penerimaan dan pengeluaran dalam anggaran federal
yang secara otomatis berubah bersama kondisi perekonomian dan cenderung
menstabilkan GDP.
Contohnya : selama ekspansi pemerintah secara otomatis mendapatkan lebih banyak
penerimaan, karena orang mendapatkan lebih banyak uang yang kemudian dikenai
pajak. Pendapatan dan golongan pajak yang lebih tinggi juga berarti pembayaran
transfer yang lebih sedikit.
2) Penyeret fiskal
Penyeret fiskal adalah efek negative atas perekonomian yang terjadi ketika tingkat
pajak rata-rata meningkat karena wajib pajak pindah ke golongan pajak yang lebih
tinggi selama ekspansi. Pajak yang lebih tinggi ini mengurangi pendapatan siap
konsumsi dan menurunkan ekspansi.
3) Anggaran pengguna penuh
Anggaran pengguna penuh adalah konstruksi yang disusun ekonom terkait bentuk
akhir anggaran federal jika perekonomian berproduksi pada tingkat output
penggunaan penuh. Defisit struktural adalah defisit federal yang tetap ada bahkan
pada penggunaan penuh. Defisit siklis terjadi ketika ada penurunan dalam siklus
bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

Case, Karl E. dan Ray C.Fair.2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jilid 2. Diterjemahkan oleh: H.
Wibi Hardani dan Devri Barnadi.Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai