Anda di halaman 1dari 6

BAB V

POTONGAN

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari topik Potongan Mahasiswa diharapkan akan dapat :
1. Menghitung besarnya nilai Potongan yang akan diterima dari transaksi
2. Melakukan pilihan terhadap macam-macam potongan yang ditawarkan dari
suatu transaksi.
6.1 Pengertian Potongan
Potongan adalah pengurangan harga yang diberikan penjual ataupun
perusahaan kepada pembeli yang umumnya dinyatakan dalam bentuk prosentase
(%) dari nilai transaksi (harga jual kotor).
6.2 Jenis Potongan
5.1 Potongan Harga Tunggal
5.2 Potongan Harga Seri / Berantai
5.3 Potongan Tunai
5.4 Potongan Tunai Berjangka
6.2.a Potongan Harga Tunggal (Potongan Pembelian)
Potongan yang diberikan dari transaksi hanya sekali saja, dan potongan ini
biasanya berlaku untuk semua pembeli tanpa memperhatikan siapakah
pembelinya. Artinya yang melakukan transaksi akan mendapatkan potongan yang
sama. Adapun formula atau rumusannya adalah sebagai berikut.
Potongan = t % * HJK atau
= HJK – HJB atau (HBB)
Dimana :
t % : Tarif Potongan Pembelian atau Potongan Penjualan
HJK : Harga Jual Kotor
HJB : Harga Jual Bersih
HBB : Harga Beli Bersih
Contoh 5.1
Sebuah toko Elektronik membeli 10 unit TV Berwarna dengan harga per-
unit sebelum potongan @ Rp 750.000,-. Potongan pembelian diberikan 5%, dari

39
kasus ini maka kita akan dapat mencari nilai jual bersih dan juga besarnya
potongan.
Bersarnya potongan pembelian.
Potongan = 10 * Rp 750.000,- * 5 %
= Rp 375.000,-
Nilai Jual Bersih = Rp 7.500.000,- - Rp 375.000,-
= Rp 7.125.000,-
Contoh 5.2
Toko Elektronik ” DAIWA” membeli beberapa barang elektronik pada
Agen ”Sinar Terang” dengan harga sebelum memperoleh potongan pembelian 5%
adalah sebagai berikut.
- 10 Unit Radio Tape @ Rp350.000,-
- 5 Unit TV Berwarna @ Rp750.000,-
- 10 Unit Kulkas @ ....
Dalam pembelian tersebut PT ”DAIWA” harus membayar sebesar Rp
18.762.500,-. Berdasarkan keadaan tersebut tentukan Harga kulkas per-unit
sebelum memperoleh potongan pembelian atau potongan penjualan,
Jawab :
HJB = HJK – HJK (tarif potongan)
Rp 18.762.500,- = HJK – 0,05HJK
Rp 18.762.500,- = 0,95HJK
HJK = Rp 18.762.500,- / 0,95
HJK = Rp 19.750.000,-
Harga kulkas per-unit adalah sebagai berikut.
- 10 Unit Radio Tape @ Rp350.000,- = Rp 3.500.000,-
- 5 Unit TV Berwarna @ Rp750.000,- = Rp 3.750.000,-
- 10 Unit Kulkas @ .... = 10 a
------------------- +
Rp 19.750.000,-
a = Rp 1.250.000,- (harga kulkas per-unit).

40
6.2.b Potongan Harga Seri / Berantai
Potongan harga seri / berantai adalah potongan yang diberikan oleh
penjual pada pembeli lebih dari sekali, potongan jenis ini terdiri dari beberapa
potongan seperti misalnya potongan harga, potongan karena langganan, atau
potongan karena pembayaran yang dilakukan bisa juga karena pembelian dalam
jumlah yang besar. Adapun untuk mencari nilai jual bersih (atau harga beli bersih
bagi pembeli) dapat menggunakan perumusan sebagai berikut.
HJB/HBB = HJK (1-t1) (1-t2) .... (1-tn)
Dimana :
HBB : Harga Beli Bersih Pembeli = Harga Jual BersihPenjual
HJK : Harga Jual Kotor
t1 : Tarif Potongan Pertama
t2 : Tarif Potongan Kedua
tn : Tarif Potongan ke-n
Contoh.
Sebuah toko Elektronik membeli 10 unit TV Berwarna dengan harga per-
unit sebelum potongan @ Rp 750.000,-. Potongan pembelian diberikan 5%,
potongan karena pelanggan 4%, dan potongan karena pembayaran atau transaksi
dibayar tunai 2%. Berdasarkan kasus ini maka tentukan berapa harga jual bersih
dan besarnya potongan yang diterima toko tersaebut ?
Jawab.
Harga Jual Kotor = Rp 7.500.000,-
Harga Jual Bersih = Rp 7.500.000,- * ( 1-0,05) * (1-0,04) * (1-0,02)
Harga Jual Bersih = Rp 6.703.200,-
Potongan yang diterima toko adalah Rp 7.500.000,- - Rp 6.703.200,-
Jumlah Potongan = Rp 796.800,-
6.2.c Penghitungan Potongan Seri ke dalam Potongan Tunggal
Potongan Tunggal = 1- [(1-t1) (1-t2) .... (1-tn)]
Berdasarkan contoh di atas, maka jika potongan seri dihitung dalam potongan
tunggal adalah sebgai berikut.
T = [1- {( 1-0,05)*(1-0,04)*(1-0,02)}]
T = 1 – 0,89376

41
T = 0, 10624 atau 10,624%
Jika ini digunakan untuk pembuktian, maka nilai ini (10,624%) dapat dikalikan
dengan HJK maka nilainya akan sama dengan besarnya potongan seri yang
diterima, yakni Rp 7.500.000,- * 0,10624 hasilnya Rp 796.800,-.
6.2.d Potongan Tunai dan Tunai Berjangka
Potongan jenis ini diterima pembeli karena dalam transaksi yang terjadi
pembeli membayar transaksinya secara tunai, atau pembeli melakukan
pembayaran transaksinya masih masuk dalam waktu yang telah ditetapkan penjual
untuk mendapatkan potongan. Adapun waktu atau jangka waktu pemberian
potongan tunai berjangka biasanya dituliskan sebagai berikut. Misalnya 15/10,
10/25, 5/45, dan n/60 ini mengandung makna sebgai berikut.
15/10 Artinya Potongan 15% diberikan penjual pada pembeli jika pembeli
membayar transaksinya maksimum 10 hari dari saat transaksi
disepakati.
10/25 Artinya Potongan 10% diberikan penjual pada pembeli jika pembeli
membayar transaksinya diatas 10 hari dari saat transaksi dan
maksimum 25 hari.
5/45 Artinya Potongan 5% diberikan penjual pada pembeli jika pembeli
membayar transaksinya diatas 25 hari dari saat transaksi dan
maksimum 45 hari.
n/60 Artinya Penjual memberikan batasan pembayaran pada pembeli hanya
selama 60 hari semenjak transaksi dilakukan, dan pembeli tidak akan
mendapatkan potongan karena membayar di atas 45 hari dengan batas
pembayaran maksimum 60 hari.
Contoh.
Toko Elektronik ” DAIWA” membeli beberapa barang elektronik pada Agen
”Sinar Terang” dengan perincian sebagai berikut.
- 10 Unit Radio Tape @ Rp350.000,-
- 5 Unit TV Berwarna @ Rp750.000,-
- 10 Unit Kulkas @ Rp1.250.000,-
Transaksi dilakukan pada tanggal 27 Juli 2005, dari transaksi tersebut pembeli
akan mendapatkan potongan tunai sebesar 20% jika transaksi dibayar saat

42
transaksi terjadi, selain potongan tunai pembeli akan mendapatkan potongan tunai
berjangka. Adapun potongan tunai berjangka yang diberikan penjual 15/10, 10/25,
5/45, dan n/60. Berdasarkan kasus tersebut tentukan besarnya pembayaran yang
dilakukan pembeli jika :
a. Pembeli membayar saat usai transaksi
b. Pembeli baru membayar pada tanggal 26 Agustus 2005.
Jawab.
a. Besarnya pembayaran jika dilakukan saat usai transaksi.
HJK = Rp 19.750.000,-
t = 20%
Potongan = HJK* t → T = Rp 19.750.000,- * 0,2
= Rp 3.950.000,-
HBB = Rp 19.750.000,- - Rp 3.950.000,-
= Rp 15.800.000,-
b. Besarnya pembayaran jika dibayar tanggal 26 agustus 2005
Jangka waktu pembayaran antara tanggal 27 Juli – 26 agustus 30 hari,
berdasarkan potongan tunai berjangka, maka potongan diterima sebesar 5%.
Maka besarnya pembayarannya adalah sebagai berikut.
HJK = Rp 19.750.000,-
t = 5%
Potongan = HJK* t → T = Rp 19.750.000,- * 0,05
= Rp 987.500,-
HBB = Rp 19.750.000,- - Rp 987.500,-
= Rp 18.762.500,- (Besarnya pembayaran tanggal 26 agustus)

43
SOAL LATIHAN

1. Tanggal 27 Juli 2007 Agen DAIWACHAM menjual beberapa barangnya pada


Toko Terang Bulan dengan rincian sebagai berikut :
Jenis Barang Harga Jumlah Potongan Berantai
Meja Makan Rp 750.000 10 8% , 5%, dan 2%
Kursi ......... 50 6% , 4%, dan 2%
Almari Rp 1.500.000 5 10%, 5%, dan 2%
Kulkas ......... 6 15%,10%,dan 5%
Mesin Cuci Rp 3.000.000 4 12%,10%,dan 5%

Dari transaksi tesebut Toko Terang Bulan menanggung biaya lain-lain sebesar
0,5% dari nilai transaksi dan menerima potongan tunai berjangka 15/15,
10/30, 5/45, dan n/90. Jika biaya lain-lain sebesar Rp 272.500 dengan nilai
potongan Rp 12.992.030 sedangkan pembayaran oleh Toko Terang Bulan
tanggal 27 Agustus 2007, tentukan :
a. Harga per-unit Kursi dan Kulkas yang dibeli
b. Tarif Potongan sebenarnya diterima Toko Terang Bulan dari transaksi
tersebut
2. Diketahui untuk mendapat suatu barang setelah memperoleh potongan
penjualan sebesar 25% Tono harus membayar senilai Rp675.000,00.
Tentukan harga jual kotor dari barang tersebut.
3. Besarnya potongan harga 20%, jika besarnya potongan yang diterima sebesar
Rp3.000.000,00 berapa harga yang seharusnya ditawarkan oleh penjual
barang tersebut ?

44

Anda mungkin juga menyukai