Anda di halaman 1dari 6

BAB I

SISTEM BILANGAN

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari Formula Siswa diharapkan dapat :
1. Menyebutkan Ulang Jenis Bilangan Secara Benar
3. Menerapkan Kaidah-kaidah dalam Pemangakatan
4. Mengikatkan Kembali Pada Mahasiswa akan kaidah Pengakaran

1.1 Himpunan Bilangan


Himpunan bilangan secara skematis dapat dilihat sebagai berikut

Bilangan

Nyata Khayal

Irasional Rasional

Bulat Pecahan
l

Bilangan Nyata adalah suatu bilangan yang hanya mempunyai


suatu nilai yang jelas, artinya bernilai positif atau negtif saja secara pasti.
Contoh.
2, -2, 1,5 dan lainnya.
Bilangan Khayal adalah suatu bilangan yang mempunyai suatu
nilai yang tidak jelas, artinya nilai suatu bilangannya mempunyai dua nilai
baik positif maupun negatif. Contoh.
:√ = ± 2, √ = ± 3 dll.
Akar dari bilangan negatif berpangkat genap akan menghasilkan
nilai yang tidak jelas karena didalamnya mempunyai dua sifat sekaligus,
yaitu bilangan positif dan negatif.

1
Bilangan Rasional adalah suatu bilangan yang berwujud bulat
maupun pecahan dengan desimal terbatas.
Contoh.
= 5 , = 0,75, dll.

Bilangan Irrasional adalah suatu bilangan yang berwujud bilangan


pecahan dengan desimal berulang atau tak terbatas
Contoh.
= 0,6666… , = 0,333…, dll.

1.2 Kaidah-kaidah Pemangkatan Bilangan


1. Bilangan bukan Nol berpangkat Nol adalah satu
Contoh : 50 = 1
2. Bilangan berpangkat satu (1) adalah bilangan itu sendiri
Contoh : 51 = 5
3. Nol berpangkat suatu Bilangan adalah tetap Nol
Contoh : 04 = 0
4. Bilangan berpangkat Negatif adalah balikan pengali dari bilangan itu
sendiri
Contoh : 5-3 = 1 / 53
5. Bilangan berpangkat Pecahan adalah akar dari bilangan itu sendiri
dengan suku pembagi (penyebut) menjadi pangkat dari akarnya, sedangkan
suku terbagi (pembilang) menjadi pangkat dari bilangan yang
bersangkutan.
Contoh.
=√
6. Bilangan Pecahan berpangkat adalah hasil bagi suku-suku berpangkat
Contoh : ( 3/4 )2 = 32 / 42 = 9 / 16
7. Bilangan Berpangkat dipangkatkan kembali adalah bilangan
berpangkat hasilkali pangkatnya

Contoh : ( 32 )3 = 32x3 = 36
8. Bilangan Berpangkat pangkatnya dipangkatkan kembali adalah hasil
bilangan pangkat pangkatnya dipangkatkaan.
3
Contoh : 42 = 48

2
Perkalian dan Pembagian Bilangan Berpangkat
1. Hasil kali bilangan berpangkat yang basisnya sama adalah basisnya
dipangkat jumlah pangkatnya.

Contoh : 43 x 43 = 43+3 = 46

2. Hasil kali bilangan berpangkat basisnya tidak sama tetapi pangkatnya


sama adalah perkalian basis dipangkatkan pangkatnya.

Contoh : 42 x 52 = 202

3. Hasil bagi bilangan berpangkat yang basisnya sama adalah hasil bagi basis
dengan pangkatnya dikurangkan

Contoh : 52 : 54 = 5-2

4. Hasil bagi bilangan berpangkat dimana basisnya tidak sama tetapi bilangan
pangkatnya sama adalah hasil bagi basis dipangkatkan pangkatnya

Contoh : 53 : 83 = (5/8)3

1.3 Kaidah Pengakaran


Akar pada dasarnya merupakan bentuk lain dari bilangan yang
berpangkat. Berdasarkan konsep pemangkatan jika suatu bilangan yang sama
dikalikan beberapa kali maka pada prinsipnya sama dengan bilangan tersebut
dipangkatkan senilai dengan berapa kali perkalian dilakukan. Misalnya 5
dikalikan 5 sebanyak 3 kali, maka dapat juga ditulskan kedalam bentuk
pemangkatan sebagai berikut : 53 = 125 atau dikalikan biasa berarti 5 x 5 x 5 =
125.
Angka 5 disebut sebagai Basis sedangkan Angka 3 disebut pangkat,
sehingga jika diwujudkan dalam bentuk Akar maka dapat dinyatakan bahwa Nilai
5 adalah Akar pangkat 3 dari Nilai 125. Atau jika dituliskan sebagai berikut : 5
=√ atau dapat juga ditulikan 5 = 1251/3 . Berdasarkan contoh tersebut, maka
secara umum dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut :

√ =A  = A atau bisa juga X =

3
Misal :
√ = 3 Bila 271/3 = 3 atau 27 = 33

Akar dari Sebuah Bilangan Berpangkat, adalah bilangan berpangkat


pangkatnya dibagi bilangan pemangkat akarnya.

√ = (Xa)1/n =

Misal :
√ = (56)1/3 = 56/3 = 52 = 25

Akar Dari Suatu Perkalian Bilangan, adalah merupakan perkalian dari


akar-akar bilangan tersebut.

√ = √ x √

Misal :
√ =√ x√ =( ) x( ) =2x3=6

Akar Dari Sebuah Bilangan Pecahan, adalah bagi hasil dari suku -suku
akar bilangan bersangkutan

√ = √ : √

Misal :

√ =√ :√ =( ) :( )  3:4 = 0,75

Penjumlahan atau pengurangan Bilangan Terakar, bilangan terakar


dapat ditambahkan atau dikurangkan selama akar-akarnya sejenis.

√ B √ = (A  B) √
Misal :
√  12 √ = (9  12) √

Jika ditambah, hasilnya 21 x 2 = 42


Jika dikurangi, hasilnya -3 x 2 = - 6

4
1.4 Kaidah Logaritma Suatu Bilangan
Logaritma adalah merupakan kebalikan atau invers dari perpangkatan,
biasanya untuk bilangan basisnya atau pokoknya bernilai 10 tidak perlu
n
dituliskan. Bentuk umum logaritma adalah = x, artinya jika dan hanya
jika nx = a atau dapat dikatakan basis n jika dipangkatkan x hasilnya adalah
bilangan a.
Contoh.
2
= 5, ini artinya jika basis 2 dipangkatkan 5 hasilnya pasti 32
Rumus Dasar Logaritma
n
= x  nx = a
3
= 3  33 = 27
n
=1
4
= 1  41 = 4
n
=0
4
= 0  40 = 1
n
=n +n
2
=2 +2
n
=n -n
3
=3 -3
n m
=m n
2 3
=3 2
n
.a = n

3
.9 = 3

5
SOAL LATIHAN

1. Sederhanakanlah soal berikut dan tentukan nilainya.


a. x x =…
b. x x( ) =…
c. : : =…
2. Ubahlah soal berikut ke dalam bentuk akar dan tentukan nilainya.
a. =…
b. =…
c. x x =…
3. Tentukan nilai dari soal berikut.
3
a.
4
b.
2
c. ( )3

Anda mungkin juga menyukai