Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL 2

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
PDGK4406

TUTOR
Dr. WISULAH, M.Pd.

Oleh :

PUPUT PUJI RAHAYU


NIM. 858811333

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ – UT MALANG
POKJAR MASTRIP KABUPATEN NGANJUK 2021.1
PROGRAM STUDI BI S1-PGSD
1. Tuliskan strategi apa yang anda lakukan untuk menanamkan konsep perkalian
bilangan bulat sehingga didapat bahwa untuk setiap bilangan bulat Negatif x Negatif
= Positif.
Seperti yang sudah saya sampaikan ketika tuweb sebelumnya, yaitu saya menanamkan
konsep perkalian bulat negatif dikali negatif yaitu dengan cara menurut sisi kebenaran
dalam kehidupan dapat didefinisikan bahwa
a. + x + = + (Benar dibenarkan maka benar)
b. – x + = – (Salah dibenarkan maka salah)
c. + x – = – (Benar disalahkan maka salah)
d. – x – = + (Salah disalahkan maka benar)
Penjelasannya :
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, kita dapat padankan sbb: Jika positif adalah
sesuatu yang benar atau merupakan suatu kebenaran dan negatif adalah sesuatu yang salah
atau merupakan suatu kesalahan, maka
✓ Mengatakan sesuatu yang benar adalah benar, merupakan suatu kebenaran
✓ Mengatakan sesuatu yang benar adalah salah, merupakan suatu kesalahan
✓ Mengatakan sesuatu yang salah adalah benar, merupakan suatu kesalahan
✓ Mengatakan sesuatu yang salah adalah salah, merupakan suatu kebenaran
Jika siswa sudah ditanamkan konsep itu, selanjutnya adalah dengan menggunakan
konsep definisi perkalian yang sudah siswa pelajari dengan urutan sebagai berikut :
axb = b + b + b + ... + b
(sebanyak a x) Rumus Cepat :Banyak A Kal
contoh :
3x4 =4+4+4 Positif x Positif = Positif Pemahaman konsep 1

= 12
Kalau siswa sudah paham baru kita jelaskan yang negatifnya (-) di sebelah kanan. ( positif
dikali negatif)
3 x (-4) = (-4) + (-4) + (-4) Positif x Negatif = Negatif Pemahaman konsep 2

= (-12)
Selanjutnya, kita ubah negatifnya di sebelah kiri.
(-3) x 4 = ......?
Apakah bisa menggunakan konsep di atas? Tidak, karena akan sulit dimengerti. Karena
siswa akan berfikiran menjumlahkan empat sebanyak negatif tiga kali. Kita gunakan
pendekatan yang bisa memahamkan siswa dengan mengubah soal sebagai berikut:
(-3) x 4 = ...
(-3 + 3) x 4 =0 Dijadikan hasilnya 0
(-3 x 4) + (3 x 4) = 0
(-3 x 4) + 12 =0
(-3 x 4) = -12 Negatif x Positif = Negatif Pemahaman konsep 3

Selanjutnya, kita ubah semuanya negatif dengan menggunakan pendekatan di atas.


(-3) x (-4) = ...
(-3 + 3) x (-4) =0 Dijadikan hasilnya 0
(-3 x -4) + (3 x -4) = 0
(-3 x -4) + (-12) =0
(-3 x -4) = 12 Negatif x Negatif = Positif Pemahaman konsep 4

Kita juga bisa menggunakan konsep pola bilangan yaitu:


Berikut cara penanaman konsep pada perkalian dengan menggunakan pola bilangan
(−3)×(−4)!
Perhatikan pola bilangan berikut:

Amati bahwa pada pola bilangan sebelah kiri, terkali tetap (−4) sedangkan pengali
berkurang satu satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah empat demi empat. Pada
pola bilangan sebelah kanan, pengali tetap (−3) sedangkan terkali berkurang satu demi satu.
Ternyata hasil kalinya bertambah tiga demi tiga. Kedua pola bilangan memberikan hasil
yang sama yakni(−3) 𝑥 (−4)=12.
2. Buat definisi tentang Bilangan Rasional dan Irrasional serta berikan contoh dan non
contohnya.
a. Bilangan Rasional
Yang pertama kali akan kita bahas adalah bilangan rasional. Bilangan rasional
sendiri adalah sebuah bilangan yang dapat dinyatakan ke dalam bentuk sembarang
pecahan ab , dengan beberapa ketentuan seperti, a dan b adalah bilangan bulat di mana
bilangan a melambang kan pembilang dan b merupakan penyebut bilangan rasional,
dan juga b ≠ 0. Jika penyebut dari bilangan pecahan atau rasional ini bernilai 0, maka
bilangan ini menjadi tidak terdefinisi.
Jika diubah menjadi pecahan desimal, maka angkanya akan berhenti di suatu
bilangan tertentu yang akan membentuk pola pengulangan. Agar bisa lebih memahami
hal ini dengan baik, mari kita lihat contoh berikut ini:
Jika diubah menjadi pecahan desimal, maka angkanya akan berhenti di suatu
bilangan tertentu yang akan membentuk pola pengulangan. Agar bisa lebih memahami
hal ini dengan baik, mari kita lihat contoh berikut ini:
Contoh pecahan:
1 3
atau 4
2

Contoh desimal:
1 10
= 0,5 atau 11 = 0,90909090 …
2

Contoh operasi bilangan rasional:


𝑎 𝑐 𝑎𝑑+𝑏𝑐
𝑏
+𝑑 = 𝑏.𝑑
𝑎 𝑐 𝑎.𝑐
𝑥 =
𝑏 𝑑 𝑏.𝑑

𝑎 −1 𝑎 −1 𝑏
−( ) = dan ( ) = jika a≠0
𝑏 𝑏 𝑏 𝑎
𝑎 𝑐 𝑎.𝑑
𝑏
∶ 𝑑
= 𝑏.𝑐

Contoh non bilangan rasional :


2 √7 4
, ,
√5 3 √10

Bilangan rasional juga bisa diklasifikasikan kembali menjadi bilangan bulat,


bilangan cacah, bilangan asli, dan kelompok bilangan lainnya yang menjadi bagian dari
bilangan rasional.
b. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak bisa diubah kedalam bentuk
pecahan biasa ab, dan apabila kita mencoba untuk merubahnya ke dalam bentuk
pecahan desimal, maka angkanya tidak akan berhenti, dan juga tidak memiliki pola
tertentu. Salah satu contoh dari bilangan irasional yang paling populer adalah atau biasa
kita sebut bilangan phi. Beberapa contoh bilangan irasional lainnya adalah seperti
berikut ini:
Contoh:
√2 = 1,4121356 … atau √3 = 1,7320508 …
Kita bisa melihat dari contoh diatas, bahwa kedua bilangan tersebut bila diubah
ke bentuk desimal, tidak akan memiliki ujung, dan juga memiliki tidak pola tertentu.
Namun tidak semua bilangan akar merupakan bilangan irasional, contohnya √4 atau
√9 yang hasilnya adalah 2 dan juga 3. Satu lagi contoh bilangan irasional yang harus
kamu ketahui adalah bilangan eksponensial (e), yang merupakan sebuah konstanta
dengan nilai 2.7182818...
Contoh non bilangan irrasional :
√4 = 2, √25 = 5,√36 = 6
c. Contoh Soal Bilangan Rasional dan Irasional
Tentukan jenis bilangan berikut, manakah yang merupakan bilangan rasional atau
irasional.
5
1) 9
= Adalah bilangan rasional, karena bila 5 dibagi dengan 9 memiliki hasil

0,555555… sesuai dengan ciri-ciri bilangan rasional, yaitu memiliki pola.


2) √64 = Bilangan Rasional, ini karena akar dari 64 adalah 8, sebuah bilangan bulat
yang merupakan bagian dari bilangan rasional
𝜋
3) 2
= Bilangan irasional, karena 𝝅 yang berjumlah 3,142857… dibagi dengan 2

memiliki hasil 1,57142… tidak memiliki pola apapun, sehingga memenuhi ciri-ciri
bilangan irasional.
4) √16: 8 = = Bilangan irasional, karena 16 dibagi 8 sama dengan 2, hasil dari √2
adalah 1,14213… tidak memiliki pola sehingga cocok menjadi bilangan irasional.
3. Buatlah langkah – langkah mengubah pecahan berikut.
a. Ubahlah pecahan biasa berikut ke bentuk pecahan decimal
2
1) 5

Untuk menyelesiakan soal seperti ini ubahlah bilangan pecahan biasa tersebut
menjadi bilangan pecahan desimal, dengan mengubah penyebutnya menjadi 10.
Maka:
2 2𝑥2 4
= 5𝑥2 = 10 = 0,4
5

3
2) 4

Ubahlah bilangan pecahan biasa tersebut menjadi bilangan pecahan desimal,


dengan mengubah penyebutnya menjadi 100. Maka:
3 3𝑥25 75
= 4𝑥25 = 100 = 0,75
4

2
3) 3

Cara ketiga yaitu dengan menggunakan pembagian bersusun.


2
0,666.... jadi 3 = 0,666 … atau dibulatkan manjeadi 0,67
3 20
18
20
18
20
18
2

5
4) 11

Cara keempat yaitu juga menggunakan pembagian bersusun seperti nomor 3.

5
0,4545... jadi 11 = 0,4545 … atau dibulatkan manjadi 0,45
11 50
44
60
55
50
44
60
55
5
b. Ubahlah pecahan desimal berikut menjadi pecahan biasa
Bilangan pecahan desimal memiliki ciri menggunakan satu tanda koma pada barisan
angka-angkanya. Bilangan pecahan desimal adalah bilangan pecahan dalam bentuk
angka persepuluh, perseratus, perseribu, dan seterusnya.
25 25:25 1
1) 0,25 = 100 = 100:25 = 4
2375 2375:125 19
2) 2,375 = 1000 = 1000:125 = 8

3) 0,111111111 ………..
a) Mengubah bentuk desimal berulang ke dalam pecahan biasa dengan
menggunakan konsep deret geometri tak hingga.
Misalkan A = 0,1111111... kemudian kita kalikan A dengan 10. Dihasilkan
10A = 1,111111...
A = 0,111111...
9A =1
1
A =9
1
Jadi 0,1111111 ... = 9

b) Dengan cara lain, yaitu dengan menggunakan konsep dari deret geometri tak
hingga yang konvergen. Misalnya pada contoh di atas. Kita akan merubah
bentuk desimal 0,1111111... menjadi bentuk pecahan dengan menggunakan
konsep deret geometri tak hingga yang konvergen.
Misalkan A = 0,1111111... bisa kita tuliskan sebagai penjumlahan dari
1 1 1
0,1 + 0,01 + 0,001 + 0,0001 + ... = 10 + 100 + 1000 + ⋯
1 1
Bentuk tersebut adalah bentuk deret geometri dengan 𝐴 = 10 dan 𝑟 = 10
𝐴
Kita bisa menentukan jumlahnya yaitu dengan menggunakan rumus 𝑆 = 1−𝑟,
dengan A adalah suku pertama dan r adalah rasio. Dengan menggunakan rumus
tersebut didapatkan :
𝐴
𝑆 = 1−𝑟
1
10
𝑆= 1
1−( )
10
1
10
𝑆= 9
10
1
𝑆=9

Jadi, dengan cara yang berbeda, didapatkan hasil yang sama.


4) 2,45454545 ………
Mengubah bentuk desimal berulang ke dalam pecahan biasa dengan menggunakan
konsep deret geometri tak hingga.
Misalkan A = 2,45454545... kemudian kita kalikan A dengan 100. Dihasilkan
100A = 245,454545...
A = 2,454545...
99A = 243
243
A = 99
243:9
A = 99:9
27
A = 11
27
Jadi 2,45454545... = 11

4. Buat permasalahan verbal (Pemecahan Masalah) dan alternative pemecahannya


tentang:
a. Bilangan bulat untuk siswa kelas rendah dan kelas tinggi masing – masing minimal
satu soal.
1) Kelas rendah
Hitunglah 6+(−2) dengan menggunakan garis bilangan!
Penjumlahan dan pengurangan pada garis bilangan dapatdikatakan sebagai
suatu gerakan atau perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan bulat
positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif
menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang
mewakili bilangan 0.
6+(−2)berarti suatu gerakan yang dimulai dari 0, bergerak 6 satuan ke kanan
dan dilanjutkan dengan bergerak maju 2satuan lagi menghadap ke kiri(karena -2).
Gerakan ini berakhir di titik yang mewakili bilangan 4. Gerakan tersebut apabila
dibuat diagramnya sebagai berikut.

Jadi 6+(−2)=4
2) Kelas tinggi
Sebuah kapal selam, mula-mula menyelam 120m di bawah permukaan laut.
Kemudian kapal bergerak ke bawah sejauh 60m.
Nyatakan posisi kapal selam dari permukaan laut dengan penjumlahan bilangan
bulat.
Penyelesaian:
Pada soal di atas, Permukaan laut dalam bilangan bulat kita umpamakan sebagai
bilangan 0.
Kemudian, terdapat informasi 120m di bawah permukaan laut, ini merupakan tanda
bilangan bulat negatif yaitu -120m.
Berikutnya, terdapat informasi bahwa kapal bergerak ke bawah sejauh 60m, ini juga
tanda bilangan bulat negatif, yaitu -60m.
Maka, -120 + (-60) = - 180
Sehingga, posisi kapal selam dari permukaan laut adalah -180m atau 180m di bawah
permukaan laut.

b. Bilangan pecahan untuk siswa kelas rendah dan kelas tinggi masing – masing minimal
satu soal.
Sebelumnya kita jelaskan konsep pecahan ke siswa terlebih dahulu. Pecahan berarti
memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau bagian dari keseluruhan.
Penulisan lambang pecahan meliputi 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
1 2
dipisahkan oleh garis lurus (–) dan bukan garis miring (/). Contoh 2 , 3 dan seterusnya,

bukan 1/2, 2/3.


1) Kelas rendah
Bu Dita mempunyai sebutir telur rebus yang akan diberikan kepada 2 orang anaknya.
Bagaimana caranya agar masing-masing anak mendapat bagian yang sama? Apa
yang harus dilakukan bu Dita?
Penyelesaian :
Bu Dita harus membelah telur menjadi 2 bagian yang sama
Telur mula-mula atau telur utuh di sebut pembilang
Dan telur yang sudah dibagi di sebut penyebut.
1
Jadi, masing-masing anak mendapatkan 2 bagian telur yang sama

2) Kelas tinggi
3 1
Mawar membeli susu sapi 3 4 liter. Sebanyak 1 2 liter diberikan kepada nenek dan

sisanya dituang ke dalam beberapa gelas dengan isi yang sama. Setiap gelas berisi
3
susu sebanyak liter. Jumlah gelas yang dibutuhkan untuk wadah susu tersebut
8

adalah ….
Penyelesaian:

Jadi jumlah gelas yang dibutuhkan untuk wadah susu tersebut adalah 6 buah

Anda mungkin juga menyukai