Dasar
Dosen Pengampu
Oleh
a. Bilangan
Macam-macam bilangan:
1) Bilangan Asli ( 1,2,3,....)
2) Bilangan cacah (0,1,2,3,....)
3) Bilangan bulat (....,-3,-2,-1,0,1,2,3,....)
Bilangan cacah merupakan suatu bilangan yang dimulai dari angka atau
bilangan nol (0) sampai dengan bilangan tak terhingga. Pada bilangan
memiliki beberapa sifat seperti
1. Tertutup
Sifat tertutup berlaku atau digunakan saat jenis bilangan hasil operasi sama
dengan bilangan yang beroperasi. Contohnya yaitu pada penjumlahan
bilangan asli yang akhirnya menghasilkan bilangan asli (1 +1 = 2), dan
penjumlahan bilangan bulat yang menghasilkan bilangan bulat .
2. Komutatif
Sifat komutatif berlaku pada operasi bilangan yang terdiri atau susunan
bilangannya tidak memiliki pengaruh terhadap hasil operasi
Pada penjumlahan sifat komutatif berarti hasil penjumlahan suatu bilangan
yang tidak ada berubahan
Contohnya : 16+10= 10+16
Pada perkalian hasil perkalian dua bilangan cacah tidak ada perubahan
meski letaknya ditukarkan.
Contoh : 21x2= 2 x 21
3. Asosiatif
Hasil pada operasi tiga bilangan tidak berubah
Pada penjumlahan contohnya : (10+5)+2= 10+(5+2)
Pada perkalian contohnya : (3x7)x5= 3x(7x5)
4. Sifat penjumlahan bilangan nol
Bilangan nol biasanya disebut dengan Unsur,elemen atau identitas netras
atau modulus untuk operasi penjumlahan.
Yang artinya, semua bolangan yang dijumlahkan dengan nol maka akan
menghasilkan bilangan itu sendiri.
Contohnya : 5+0=5
5. Sifat penjumlahan bilangan satu
Bilangan satu disebut dengan bilangan netral. Artinya, semua bilangan
cacah yang dikalikan dengan bilangan satu maka akan menghasilkan
bilangan itu sendiri
Contohnya : 1x5=5
Bilangan pecahan
A
B
A = Pembilang
B = Penyebut
a. Penjumlahan pecahan
Dapat dikerjakan apabila dapat dikerjakan bila penyebutnya sudah sama.
2 1 3
Contohnya : + =
6 6 6
Jika penyebutnya belum sama maka disamakan dulu.
2 3
+ =…
3 4
2 3 8+9 17
+ = =
3 4 12 2
b. Pengurangan pecahan
Pada pengurangan pecahan dapat dilakukan apalila penyebutnya sudah
sama.
3 1 2
Contoh : − =
4 4 4
c. Perkalian pecahan
Pada perkalian pecahan, penyebutnya tidak diperhatikan tetapi langsung
pada perkaliannya.
a c a xc
x =
b d bxd
2 5 10
Contoh : x =
7 6 42
d. Pembagian pecahan
a c a xd a x d
: = =
b d b x c bx c
Catatan :
a. Pecahan pertama tetap tidak berubah
b. Tanda bagi ( diubah dengan operasi perkalian (x)
c. Lalu mengerjakan seperti perkalian
Contoh :
5 4 5 5 25
: = x =
7 5 7 4 28
Contoh soal :
3 2
: =…
5 3
e. Pecahan desimal
Pecahan desimal memanfaatkan tanda koma sebagai pemosah (,)
f. Pecahan persen (%)
Untuk dapat menyelesaikan operasi pecahan persen maka terlebih dahulu
bentuk pecahan persen menjadi pecahan biasa. Karena pada pecahan
persen adalah pecahan perseratus, maka penyebutnya dijadikan perseratus.
4 4 10
Contohnya : = x
10 10 10
40
= =40 %
100
g. Pecahan permil (‰)
Contoh : 25‰ dibaca 25 permil
1. 25‰ = 0,025
= 25/1000 = 1/40
2. 5‰ = 0,0005
= 5/1000
Contoh:
123
Nilai Tempat Satuan
Contoh
999.999
Nilai TempatRatusan
Nilai Tempat Satuan
Note: Nilai bilangan diatas dibaca sembilan ratus sembilan puluh sembilan
ribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan.
c. Membandingkan Kuantitas
Kuantitas adalah suatu jumlah yang berhubungan dengan angka. Kuantitas
ini dapat diukur, dihitung dan biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel
numerik. Kuantitas ini biasanya digunakan dalam dunia bisnis.
Contoh soal:
Kelipatan 2, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 16, 18, 20.
Jawaban:
1. Jumlah bola adalah 10 maka jika dihitung maju maka akan dimulai
dari bola ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan bola ke-5
2. Jumlah semangka adalah 10 maka jika dihitung maju maka akan
dimulai dari semangka ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan bola ke-5
3. Jumlah bola basket adalah 10 maka jika dihitung mundur maka akan
dimulai dari bola ke-10, ke-9, ke-8, ke-7, dan bola ke-6.
Di suatu pagi yang cerah lia dimintai tolong oleh teman-teman sekelasnya
untuk membelikan 3 buah buku untuk tiap siswa yang ada di kelas. Kelas
itu memiliki siswa sejumlah 12 orang siswa berapa buku yang harus dibeli
lia?
Jawabannya adalah 36 sebab tiap siswa harus dibelikan buku sebanyak tiga
buah, dan jumlah siswa yang ada di kelas adalah 12 siswa 3 x 12 =36
12 + 12 + 12 = 36
Contohnya
1. Aku mempunyai 7 kantong stik es krim. Tiap kantong berisi 9 stik es krim.
Berapa jumblah stik es krim ku?
Jawab: 9 stik es krim x 7 kantong = 63 stik es krim
2. Ina dan teman”nya ingin bermain dengan membentuk kelompok. Tiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Berapa jumlah teman” Ina jika terbentuk 3
kelompok?
Jawab: 3 kelompok x 5orang = 15orang
Jadi, banyaknya teman” Ina 15 orang
Sebaliknya
1. Aku mempunyai 63 stik es krim. Aku disuruh ibu membagi rata stik es
krim tersebut kepada 7 teman ku. Berapa stik es krim yg teman” ku
dapatkan?
Jawa; 63 stik es krim: 7orang = 9 stik es krim
2. Dilapangan terdapat anak” kecil sedang bermain, mereka berjumblah 15
orang. Jika ingin bermain mereka harus membagi kelompok setiap
kelompok berjumlah 5 orang. Jadi berapa kelompok yg terbentuk?
Jawab; 15: 5 = 3 kelompok
Adapun yang dimaksud dengan faktor bilangan yang dikutip dari buku
Patas Matematika SD karya Sobirin (2007: 21) faktor bilangan adalah sebuah
bilangan yang dapat membagi habis bilangan tersebut. Untuk menentukan
bilangan, kita dapat menggunakan cara mencari pasangan bilangan tersebut
dengan cara hasil apabila dikalilan hasilnya bilangan yang dicari faktornya.
Contoh:
Faktor bilangan 12
12 : 1 = 12
12 : 2 = 6
12 : 3 = 4
12 : 4 = 3
12 : 6 = 2
12 : 12 = 1
Selain dengan faktor bilangan, kita juga dapat menggunakan faktor persekutuan.
Contohnya bilangan 9 dan 12.
Dari faktor di atas memiliki kesamaan antara bilangan 9 dan 12, yakni 1 dan 3.
Sehingga faktor persekutuan bilangan 9 dan 12 adalah 1 dan 3. Dalam materi
faktor bilangan kita juga mempelajari faktorisasi prima dan faktor persekutuan
terbesar. Faktorisasi prima adalah suatu bilangan faktor-faktor bilangannya
menjadi faktor bilangan prima. Contoh: mencari faktor prima dari 30.
Sementara faktor persekutuan terbesar atau yang biasa dikenal dengan FPB adalah
nilai faktor bilangan terbesar yang sama dari bilangan-bilangan tersebut.
Contohnya: menentukan FPB dari bilangan 12, 42, dan 54.
Dari bilangan di atas kita dapat melihat bahwa bilangan prima terkecil dalam
bilangan 12, 42, dan 54 adalah 2 dan 3. Apabila 2 x 3 menghasilkan angka 6.
Angka 6 terdapat pada ketiga bilangan di atas. Sehingga FPB dari 12, 42, dan 54
adalah 6.
k. Bentuk-Bentuk Pecahan
1. Pecahan Biasa
Terdapat dua jenis pecahan biasa, yaitu pecahan murni dan pecahan tidak
murni.
a) Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya kurang dari
penyebutnya.
a
, a<b , dengan b ≠ 0
b
1 2 4
Contoh: , ,
3 3 5
a
, a>b , dengan b ≠ 0
b
3 7 8
Contoh: , ,
2 3 5
1. Pecahan Campuran
Pecahan campuran terdiri atas bilangan bulat dan bilangan pecahan.
Jika angka pembilang lebih dari angka penyebutnya, maka pecahan tersebut
dapat diubah menjadi pecahan campuran. Untuk mendapatkan pecahan
campuran, maka angka pembilang harus dibagi dengan angka penyebutnya.
Contoh:
8
Tuliskan bentuk pecahan campuran dari !
5
Dapat diselesaikan dengan 8 : 5 = 1 sisa 3.
3
Sehingga dapat dituliskan 1 , dimana 1 adalah hasil bagi dan 3 adalah sisa
5
bagi.
2. Pecahan Desima
Pecahan desimal adalah pecahan persepuluhan, perseratusan,
perseribuan, dan seterusnya. Pecahan desimal ditulis dengan tanda koma.
Contoh: 0,5 dibaca nol koma lima
0, 25 dibaca nol koma dua lima
0,126 dibaca nol koma satu dua enam
Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa:
5 1
0, 5 ditulis menjadi , disederhanakan menjadi
10 2
25 25:25 1
0, 25 ditulis menjadi , disederhanakan menjadi =
100 100: 25 4
a
a%
100
Contoh:
5
5% artinya . 5% dibaca: lima persen.
100
a) Mengubah bentuk persen (%) menjadi pecahan biasa
Contoh:
50 50 :50 1
50 %= = =
100 100 :50 2
1 1
+ =1
2 2
Dalam contoh ini, kita menggunakan dua pecahan dengan pembilang dan
penyebut yang sama. Jumlah kedua pecahan tersebut adalah satu dan itu
merupakan hasil akhirnya. Namun, ada banyak cara lain untuk mendapatkan
hasil 1 dengan menggunakan gabungan berbagai bilangan pecahan. Misalnya:
1 1 2 1 3
+ = + =
2 4 4 4 4
3
Sekarang, kita memiliki . Untuk mencapai nilai 1, kita hanya perlu
4
1
menambahkan
4
3 1 4
+ = =1
4 4 4
1 1
Jadi, dengan menggabungkan pecahan dan , kita bisa mendapatkan nilai 1.
2 4
a. Pengertian Pecahan
Pecahan mewakili bagian-bagian dari keseluruhan atau kumpulan
benda. Jika keseluruhan atau kumpulan dibagi menjadi bagian-bagian yang
sama, setiap bagian membentuk pecahan. Misalnya, jika sebuah pizza
dibagi menjadi delapan bagian yang sama, setiap bagian dikatakan sama.
Artinya satu dari delapan bagian yang sama. Bisa juga dibaca sebagai
“seperdelapan”, atau 1/8.
Jika kita memilih dua potong pizza, itu akan menjadi 2/8 dari pizzanya.
Demikian pula, jika kita mengambil enam potong pizza ini, itu akan menjadi
6/8 dari pizza.
Angka yang terletak paling atas disebut pembilang. Ini memberitahu kita
berapa banyak bagian yang sama dari keseluruhan yang diambil. Angka
yang berada di bawah garis disebut penyebut. Ini menunjukkan jumlah total
bagian yang sama yang membagi keseluruhannya.
Misalnya:
1. Jika sebuah pizza dibagi rata menjadi 6 potong, maka satu potong lebih
kecil dari keseluruhan pizza (atau 6 potong). Karena satu potong adalah
1/6 bagian pizza, maka 1/6 adalah pecahan kurang dari 1.
2. Jika pembilang suatu pecahan lebih kecil dari penyebutnya, maka
pecahan tersebut kurang dari 1 bilangan bulat. Ini disebut pecahan biasa.
Nilai pecahan biasa selalu kurang dari 1.
Tentukan pecahan yang kurang dari 1 bilangan bulat dari pecahan berikut.
Dalam pecahan yang diberikan, 4/5, 3/7, dan 5/7 mempunyai pembilang
yang lebih kecil dari penyebutnya. Jadi pecahan tersebut merupakan
pecahan biasa yang nilainya kurang dari 1.
DAFTAR PUSTAKA