Anda di halaman 1dari 19

Bilangan Dan Berhitung Kelas Awal Sekolah

Dasar

Dosen Pengampu

I Komang Wahyu Wiguna,M.Pd.

Oleh

Ni Kadek Mirah Dwipayanti (2211031223)

Putu Sutariani (2211031197)

Ni Kadek Tresna Ayu Ratnadi (2211031024)

Gede Satya Adi Suputra (2211031029)

Putu Sabrina Artha Rahayu (2211031022)

Ketut Amelianingsih (2211031170)

Luh Widiartini (2211031158)

Komang Kristina Rahayuni (2211031050)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN DHARMA ACARYA
STAHN MPU KUTURAN
SINGARAJA
2023

a. Bilangan
Macam-macam bilangan:
1) Bilangan Asli ( 1,2,3,....)
2) Bilangan cacah (0,1,2,3,....)
3) Bilangan bulat (....,-3,-2,-1,0,1,2,3,....)

Bilangan cacah merupakan suatu bilangan yang dimulai dari angka atau
bilangan nol (0) sampai dengan bilangan tak terhingga. Pada bilangan
memiliki beberapa sifat seperti

1. Tertutup
Sifat tertutup berlaku atau digunakan saat jenis bilangan hasil operasi sama
dengan bilangan yang beroperasi. Contohnya yaitu pada penjumlahan
bilangan asli yang akhirnya menghasilkan bilangan asli (1 +1 = 2), dan
penjumlahan bilangan bulat yang menghasilkan bilangan bulat .
2. Komutatif
Sifat komutatif berlaku pada operasi bilangan yang terdiri atau susunan
bilangannya tidak memiliki pengaruh terhadap hasil operasi
Pada penjumlahan sifat komutatif berarti hasil penjumlahan suatu bilangan
yang tidak ada berubahan
Contohnya : 16+10= 10+16
Pada perkalian hasil perkalian dua bilangan cacah tidak ada perubahan
meski letaknya ditukarkan.
Contoh : 21x2= 2 x 21
3. Asosiatif
Hasil pada operasi tiga bilangan tidak berubah
Pada penjumlahan contohnya : (10+5)+2= 10+(5+2)
Pada perkalian contohnya : (3x7)x5= 3x(7x5)
4. Sifat penjumlahan bilangan nol
Bilangan nol biasanya disebut dengan Unsur,elemen atau identitas netras
atau modulus untuk operasi penjumlahan.
Yang artinya, semua bolangan yang dijumlahkan dengan nol maka akan
menghasilkan bilangan itu sendiri.
Contohnya : 5+0=5
5. Sifat penjumlahan bilangan satu
Bilangan satu disebut dengan bilangan netral. Artinya, semua bilangan
cacah yang dikalikan dengan bilangan satu maka akan menghasilkan
bilangan itu sendiri
Contohnya : 1x5=5
Bilangan pecahan

A
B
A = Pembilang
B = Penyebut

a. Penjumlahan pecahan
Dapat dikerjakan apabila dapat dikerjakan bila penyebutnya sudah sama.
2 1 3
Contohnya : + =
6 6 6
Jika penyebutnya belum sama maka disamakan dulu.
2 3
+ =…
3 4
2 3 8+9 17
+ = =
3 4 12 2
b. Pengurangan pecahan
Pada pengurangan pecahan dapat dilakukan apalila penyebutnya sudah
sama.
3 1 2
Contoh : − =
4 4 4
c. Perkalian pecahan
Pada perkalian pecahan, penyebutnya tidak diperhatikan tetapi langsung
pada perkaliannya.
a c a xc
x =
b d bxd
2 5 10
Contoh : x =
7 6 42
d. Pembagian pecahan
a c a xd a x d
: = =
b d b x c bx c
Catatan :
a. Pecahan pertama tetap tidak berubah
b. Tanda bagi ( diubah dengan operasi perkalian (x)
c. Lalu mengerjakan seperti perkalian

Contoh :

5 4 5 5 25
: = x =
7 5 7 4 28

Contoh soal :

3 2
: =…
5 3

e. Pecahan desimal
Pecahan desimal memanfaatkan tanda koma sebagai pemosah (,)
f. Pecahan persen (%)
Untuk dapat menyelesaikan operasi pecahan persen maka terlebih dahulu
bentuk pecahan persen menjadi pecahan biasa. Karena pada pecahan
persen adalah pecahan perseratus, maka penyebutnya dijadikan perseratus.
4 4 10
Contohnya : = x
10 10 10
40
= =40 %
100
g. Pecahan permil (‰)
Contoh : 25‰ dibaca 25 permil
1. 25‰ = 0,025
= 25/1000 = 1/40
2. 5‰ = 0,0005
= 5/1000

b. Nilai Tempat Sampai 999.999


Nilai tempat adalah nilai yang dimiliki oleh suatu angka yang menunjukan
letak suatu bilangan. Adapun beberapa contoh nilai tempat adalah nilai tempat
satuan, puluhan, ratusan, ribuah, puluh ribu, ratus ribu dst.

Contoh:

123
Nilai Tempat Satuan

Nilai Tempat puluhan

Nilai Tempat Ratusan

Contoh

999.999

Nilai TempatRatusan
Nilai Tempat Satuan

Nilai Tempat Puluhan

Nilai Tempat Ratusan

Nilai Tempat Ribuan

Nilai Tempat Puluhan Ribu

Nilai Tempat Ratusan Ribu

Note: Nilai bilangan diatas dibaca sembilan ratus sembilan puluh sembilan
ribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan.
c. Membandingkan Kuantitas
Kuantitas adalah suatu jumlah yang berhubungan dengan angka. Kuantitas
ini dapat diukur, dihitung dan biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel
numerik. Kuantitas ini biasanya digunakan dalam dunia bisnis.

Berikut contoh pernyataan yang memiliki nilai kuantitas:

1.  Bu santi mempunyai 2 gross balpoint. Dalam waktu 1 minggu mampu


menjual sebanyak 10 lusin. Banyak balpoint yang belum terjual adalah
... buah
Jawaban:
1 gross = 12 lusin = 144 buah
Balpoint = 2 gross = 2 gross x 144 buah = 288 buah
Balpoin terjual = 10 lusin x 12 buah = 120 buah
Banyak balpoint yang belum terjual = 288 – 120 = 168 buah

d. Bilangan Loncat dan Kelipatan Sampai 10


Bilangan loncat adalah penambahan yang sama dari bilangan
sebelumnya.
Contoh soal:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 pola bilangan loncat 1
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 pola bilangan loncat 2
4, 7, 10, 13, 16, 19, 22 pola bilangan loncat 3
7, 11, 15, 19, 23, 27, 31 pola bilangan loncat 4

Kelipatan bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil


kali bilangan tersebut dengan bilangan asli.

Contoh soal:
Kelipatan 2, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 16, 18, 20.

e. Membilang Maju dan Mundur Mencapai Bilangan Tertentu


Membilang maju adalah urutan penghitungannya dari urutan
pertama sampai akhir, sedangkan membilang mundur adalah urutan
perhitungan yang dilakukan dari belakang atau bilangan terakhir hingga
bilangan pertama.
Contoh soal:
1. Lingkarilah 4 bola pertama dari depan
2. Lingkarilah 5 semangka pertama dari depan
3. Lingkarilah pensil ketiga dari depan
4. Lingkarilah kursi kedelapan dari depan
5. Lingkarilah bola kelima dari belakang

Jawaban:
1. Jumlah bola adalah 10 maka jika dihitung maju maka akan dimulai
dari bola ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan bola ke-5
2. Jumlah semangka adalah 10 maka jika dihitung maju maka akan
dimulai dari semangka ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan bola ke-5
3. Jumlah bola basket adalah 10 maka jika dihitung mundur maka akan
dimulai dari bola ke-10, ke-9, ke-8, ke-7, dan bola ke-6.

f.Penjumlahan dan Pengurangan Dengan Membilang Maju dan Mundur


Penjumlahan dan pengurangan dengan membilang maju dan mundur
adalah konsep dasar dalam matematika. Berikut ini adalah materi lengkap
tentang penjumlahan dan pengurangan dengan membilang maju (menambah)
dan mundur (mengurangi), beserta contohnya:
1. Penjumlahan Membilang Maju:
Jika kita ingin menambahkan dua bilangan, misalnya 2 + 3, maka kita
dapat mulai dari angka pertama yaitu 2, lalu melanjutkan ke angka
berikutnya sebanyak jumlah yang ditentukan. Dalam hal ini, kita akan
maju sebanyak 3 langkah dari angka 2 = 2 → 3 →4 →5 jadi hasilnya
adalah 5
Contoh lain: 7 + 6 =? Kita mulai dari angka tujuh, kemudian maju enam
langkah: 7 →8→9→10→11→12→13 Jadi, hasilnya adalah 13.
2. Pengurangan Membilang Mundur:
Untuk melakukan operasi pengurangan seperti misalnya menghitung
selisih antara dua bilangan seperti A - B, kita bisa memulai dari bilangan
pertama (A) lalu mundur ke bilangan kedua (B).
Misalnya: Menghitung hasil dari pengurangan "15-8". kita mulai dari
angka lima belas dan mundurlah delapan langkah: ...14 ←13 ←12 ←11
←10←9←8 Jadi hasilnya adalah: 7.

g. Penjumlahan dan Pengurangan Berulang Dari Bilangan Yang Sama


Penjumlahan dan pengurangan berulang dari bilangan yang sama
merupakan konsep sederhana dari operasi bilangan perkalian dan pembagian.
Adapun contoh sederhananya adalah
 Pengurangan berulang (Pembagian)

Syarat operasi bilangan pembagian adalah bilanagn yang di bagi harus


habis di bagi oleh bilangan pembagi contohnya: Saat ibu pulang dari pasar
ia membawa 4 buah permen yang akan di berikan sama rata pada lia dan
rani. Berapakah masing- masing anak mendapatkan permen tersebut?

Jawabannya adalah 2 sebab ibu membawa 4 buah permen yang akan di


bagi kepada 2 anaknya. 4: 2 = 2

Atau sederhananya (4 di kurangi 2 sebanyak 2 kali) 4-2-2 = 0 ada dua kali


pengurangan sampai habis sehingga 4 : 2 = 2

 Penjumlahan berulang (Perkalian)

Di suatu pagi yang cerah lia dimintai tolong oleh teman-teman sekelasnya
untuk membelikan 3 buah buku untuk tiap siswa yang ada di kelas. Kelas
itu memiliki siswa sejumlah 12 orang siswa berapa buku yang harus dibeli
lia?

Jawabannya adalah 36 sebab tiap siswa harus dibelikan buku sebanyak tiga
buah, dan jumlah siswa yang ada di kelas adalah 12 siswa 3 x 12 =36

Atau sederhananya (3 ditambahkan 3 sebanyak 12 kali)

12 + 12 + 12 = 36

h. Memodelkan perkalian dan pembagian dengan mengumpulkan dan


menyebarkan sekelompok benda dengan jumlah yang sama

Perkalian adalah penjumlahan berulang suatu angka atau bilangan.


Perkalian juga dapat dipahami sebagai proses menjumlahkan bilangan yang sama,
sebanyak pengali. Sedangkan, Pembagian adalah pengurangan berulang suatu
angka atau bilangan. Dapat juga dipahami sebagai pembagian suatu bilangan
menjadi beberapa kelompok dengan bilangan yang sama.

Contohnya

1. Aku mempunyai 7 kantong stik es krim. Tiap kantong berisi 9 stik es krim.
Berapa jumblah stik es krim ku?
Jawab: 9 stik es krim x 7 kantong = 63 stik es krim
2. Ina dan teman”nya ingin bermain dengan membentuk kelompok. Tiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Berapa jumlah teman” Ina jika terbentuk 3
kelompok?
Jawab: 3 kelompok x 5orang = 15orang
Jadi, banyaknya teman” Ina 15 orang

Sebaliknya

1. Aku mempunyai 63 stik es krim. Aku disuruh ibu membagi rata stik es
krim tersebut kepada 7 teman ku. Berapa stik es krim yg teman” ku
dapatkan?
Jawa; 63 stik es krim: 7orang = 9 stik es krim
2. Dilapangan terdapat anak” kecil sedang bermain, mereka berjumblah 15
orang. Jika ingin bermain mereka harus membagi kelompok setiap
kelompok berjumlah 5 orang. Jadi berapa kelompok yg terbentuk?
Jawab; 15: 5 = 3 kelompok

i. Faktor Bilangan dalam Matematika

Adapun yang dimaksud dengan faktor bilangan yang dikutip dari buku
Patas Matematika SD karya Sobirin (2007: 21) faktor bilangan adalah sebuah
bilangan yang dapat membagi habis bilangan tersebut. Untuk menentukan
bilangan, kita dapat menggunakan cara mencari pasangan bilangan tersebut
dengan cara hasil apabila dikalilan hasilnya bilangan yang dicari faktornya.

Contoh:

Faktor bilangan 12

12 : 1 = 12

12 : 2 = 6

12 : 3 = 4

12 : 4 = 3

12 : 6 = 2
12 : 12 = 1

Jadi faktor bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Selain dengan faktor bilangan, kita juga dapat menggunakan faktor persekutuan.
Contohnya bilangan 9 dan 12.

Faktor 9 adalah 1, 3, dan 9.

Faktor 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Dari faktor di atas memiliki kesamaan antara bilangan 9 dan 12, yakni 1 dan 3.
Sehingga faktor persekutuan bilangan 9 dan 12 adalah 1 dan 3. Dalam materi
faktor bilangan kita juga mempelajari faktorisasi prima dan faktor persekutuan
terbesar. Faktorisasi prima adalah suatu bilangan faktor-faktor bilangannya
menjadi faktor bilangan prima. Contoh: mencari faktor prima dari 30.

Faktor bilangan dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, dan 30.

Maka faktor prima dari bilangan 30 adalah 2, 3, dan 5.

Sementara faktor persekutuan terbesar atau yang biasa dikenal dengan FPB adalah
nilai faktor bilangan terbesar yang sama dari bilangan-bilangan tersebut.
Contohnya: menentukan FPB dari bilangan 12, 42, dan 54.

Faktor bilangan dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor bilangan dari 42 adalah 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, dan 42.

Faktor bilangan dari 54 adalah 1, 2, 3, 4, 9, 18, 27, dan 54.

Dari bilangan di atas kita dapat melihat bahwa bilangan prima terkecil dalam
bilangan 12, 42, dan 54 adalah 2 dan 3. Apabila 2 x 3 menghasilkan angka 6.
Angka 6 terdapat pada ketiga bilangan di atas. Sehingga FPB dari 12, 42, dan 54
adalah 6.

j. Pengenalan Bilangan Pecahan


Pengertian Pecahan

Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari keseluruhan.


Bilangan pecahan terdiri atas dua angka, yakni angka sebagai pembilang dan
angka sebagai penyebut (pembagi). Berikut adalah bentuk bilangan pecahan:
a Pembilang

b Penyebut
1
 1 bagian dari 5 bagian yang sama ditulis (dibaca satu per lima), dengan
5
1 disebut pembilang dan 5 disebut penyebut.
4
 4 bagian dari 7 bagian yang sama dapat ditulis (dibaca empat per tujuh),
7
dengan 4 disebut pembilang dan 7 disebut penyebut.

k. Bentuk-Bentuk Pecahan

1. Pecahan Biasa
Terdapat dua jenis pecahan biasa, yaitu pecahan murni dan pecahan tidak
murni.
a) Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya kurang dari
penyebutnya.

a
, a<b , dengan b ≠ 0
b

1 2 4
Contoh: , ,
3 3 5

b) Pecahan tidak murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih dari


penyebutnya.

a
, a>b , dengan b ≠ 0
b

3 7 8
Contoh: , ,
2 3 5

1. Pecahan Campuran
Pecahan campuran terdiri atas bilangan bulat dan bilangan pecahan.
Jika angka pembilang lebih dari angka penyebutnya, maka pecahan tersebut
dapat diubah menjadi pecahan campuran. Untuk mendapatkan pecahan
campuran, maka angka pembilang harus dibagi dengan angka penyebutnya.
Contoh:
8
Tuliskan bentuk pecahan campuran dari !
5
Dapat diselesaikan dengan 8 : 5 = 1 sisa 3.
3
Sehingga dapat dituliskan 1 , dimana 1 adalah hasil bagi dan 3 adalah sisa
5
bagi.

2. Pecahan Desima
Pecahan desimal adalah pecahan persepuluhan, perseratusan,
perseribuan, dan seterusnya. Pecahan desimal ditulis dengan tanda koma.
Contoh: 0,5 dibaca nol koma lima
0, 25 dibaca nol koma dua lima
0,126 dibaca nol koma satu dua enam
Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa:
5 1
 0, 5 ditulis menjadi , disederhanakan menjadi
10 2
25 25:25 1
 0, 25 ditulis menjadi , disederhanakan menjadi =
100 100: 25 4

3. Pecahan Persen (%)


Pecahan persen adalah bentuk lain dari pecahan berpenyebut seratus.
Persen ditulis menggunakan lambang % atau perseratus.

a
a%
100

Contoh:

5
5% artinya . 5% dibaca: lima persen.
100
a) Mengubah bentuk persen (%) menjadi pecahan biasa
Contoh:
50 50 :50 1
50 %= = =
100 100 :50 2

a) Mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk persen (%)


Contoh:
4 4 ×20 80
= = =80 %
5 5× 20 100

b) Mengubah bentuk persen (%) menjadi pecahan desimal


Contoh:
35
35 %= =0,35
100

l. Gabungan Berbagai Bilangan Pecahan Menghasilkan Nilai 1

Gabungan berbagai bilangan pecahan menghasilkan nilai 1 jika jumlah


dari semua pecahan tersebut sama dengan 1. Untuk mendapatkan hasil
penjumlahan pecahan yang sama dengan 1, cara yang diperlukan adalah
dengan mencari kombinasi bilangan pecahan yang saat dijumlahkan akan
menghasilkan nilai tersebut. Contoh paling sederhana adalah:

1 1
+ =1
2 2
Dalam contoh ini, kita menggunakan dua pecahan dengan pembilang dan
penyebut yang sama. Jumlah kedua pecahan tersebut adalah satu dan itu
merupakan hasil akhirnya. Namun, ada banyak cara lain untuk mendapatkan
hasil 1 dengan menggunakan gabungan berbagai bilangan pecahan. Misalnya:
1 1 2 1 3
+ = + =
2 4 4 4 4
3
Sekarang, kita memiliki . Untuk mencapai nilai 1, kita hanya perlu
4
1
menambahkan
4
3 1 4
+ = =1
4 4 4
1 1
Jadi, dengan menggabungkan pecahan dan , kita bisa mendapatkan nilai 1.
2 4
a. Pengertian Pecahan
Pecahan mewakili bagian-bagian dari keseluruhan atau kumpulan
benda. Jika keseluruhan atau kumpulan dibagi menjadi bagian-bagian yang
sama, setiap bagian membentuk pecahan. Misalnya, jika sebuah pizza
dibagi menjadi delapan bagian yang sama, setiap bagian dikatakan sama.
Artinya satu dari delapan bagian yang sama. Bisa juga dibaca sebagai
“seperdelapan”, atau 1/8.

Jika kita memilih dua potong pizza, itu akan menjadi 2/8 dari pizzanya.
Demikian pula, jika kita mengambil enam potong pizza ini, itu akan menjadi
6/8 dari pizza.

Angka yang terletak paling atas disebut pembilang. Ini memberitahu kita
berapa banyak bagian yang sama dari keseluruhan yang diambil. Angka
yang berada di bawah garis disebut penyebut. Ini menunjukkan jumlah total
bagian yang sama yang membagi keseluruhannya.

m. Pecahan Senilai Kurang Dari Satu


Dalam pecahan, penyebut mewakili jumlah total bagian yang sama
dari keseluruhan yang dibagi dan pembilangnya adalah bagian yang sama
dari keseluruhan yang dipilih. Dengan kata lain, penyebut mewakili
keseluruhan dan pembilang mewakili bagian yang dipilih dari keseluruhan.
Jika pembilang suatu pecahan lebih kecil dari penyebutnya, maka pecahan
tersebut kurang dari satu bilangan bulat.

Misalnya:

1. Jika sebuah pizza dibagi rata menjadi 6 potong, maka satu potong lebih
kecil dari keseluruhan pizza (atau 6 potong). Karena satu potong adalah
1/6 bagian pizza, maka 1/6 adalah pecahan kurang dari 1.
2. Jika pembilang suatu pecahan lebih kecil dari penyebutnya, maka
pecahan tersebut kurang dari 1 bilangan bulat. Ini disebut pecahan biasa.
Nilai pecahan biasa selalu kurang dari 1.

Pecahan biasa atau pecahan yang kurang dari 1 mempunyai nilai


antara 0 dan 1. Pecahan kurang dari satu pada garis bilangan merupakan
pecahan yang terletak antara 0 dan 1 pada garis bilangan. Saat menandai
pecahan apa pun pada garis bilangan, pertama-tama kita melihat
penyebutnya. Ini memberitahu kita berapa banyak bagian yang kita perlukan
untuk membagi setiap interval bilangan.
Misalkan: kita ingin menempatkan 5/8 pada garis bilangan. Kami membagi
interval antara 0 dan 1 menjadi 8 bagian yang sama. Pembilangnya memberi
tahu kita di mana kita meletakkan titik. Gambar berikut menunjukkan
pecahan 5/8 pada garis bilangan.
Contoh:

Tentukan pecahan yang kurang dari 1 bilangan bulat dari pecahan berikut.

4/5, 7/4, 3/7, 5/7

Penyelesain: Jika pembilang pecahan lebih kecil dari penyebutnya, maka


pecahan tersebut kurang dari 1. Pecahan ini juga disebut pecahan biasa.

Dalam pecahan yang diberikan, 4/5, 3/7, dan 5/7 mempunyai pembilang
yang lebih kecil dari penyebutnya. Jadi pecahan tersebut merupakan
pecahan biasa yang nilainya kurang dari 1.
DAFTAR PUSTAKA

Bangkapos.com. (2021). Materi Belajar Matematika Kelas 4 SD: Pembulatan dan


Penaksiran Lengkap Latihan Soal dan Jawaban. Pendidikan, 1-2.

Liputan 6 . (2021). Kuantitas adalah Jumlah Sesuatu, Pahami dari Contoh


Kalimatnya. Pendidikan, 1-2.

Wikipedia. (2022). Hitung Mundur.


https://id.wikipedia.org/wiki/Hitung_mundur#:~:text=Hitung%20mundur%20ata
%20hitung%20undur,tersisa%20sebelum%20acara%20dijadwalkan%20terjadi.
Diakses pada tanggal 30 Agustus 2023.
Brilian. (2022). Soal Menghitung Maju dan Mundur Kelas 1 SD Lembar 1.
https://bimbelbrilian.com/soal-menghitung-maju-dan-mundur-kelas-1-sd-lembar-
1/. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2023.

Anda mungkin juga menyukai