Anda di halaman 1dari 24

KALKULUS 1

1
PERTEMUAN KE- 1
MACAM-MACAM BILANGAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam bilangan
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
macam-macam bilangan

B. URAIAN MATERI
Di dalam kalkulus, setiap analisisnya selalu didasarkan pada sistem
bilangan real. Berdasarkan hal tersebut, maka kalkulus sering disebut
dengan analisis fungsi real. Mengingat pentingnya bilangan real pada
kalkulus, maka pada bab ini akan diuraikan secara rinci tentang macam-
macam bilangan yang berkaitan dengan bilangan real.
Bilangan terdiri dari beberapa macam. Melalui bagan, dapat
ditampilkan sebagai berikut.
Kompleks (K)

1. Bilangan Asli (A)


Bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari angka 1 dan bertambah 1
untuk bilangan-bilangan berikutnya. Jadi, bilangan asli (A) dapat ditulis

2
A={1,2,3,...}. Bilangan asli juga sering disebut bilangan bulat positif.
Bilangan asli dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu bilangan ganjil (J),
bilangan genap (G), dan bilangan prima (P). Dimana himpunan dari
bilangan-bilangan tersebut dapat ditulis J={1,3,5,....}, G={2,4,6,...},
P={2,3,5,7,11,...}.
2. Bilangan Nol (0)
Bilangan nol merupakan suatu bilangan netral yang tidak bernilai positif
maupun negatif. Selain itu, dapat dikatakan bahwa nol merupakan suatu
bilangan yang tidak memiliki tanda yang memisahkan antara bilanganpositif
dan negatif.
3. Bilangan Cacah (C)
Bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari angka nol (0) dan selalu
bertambah 1 untuk bilangan-bilangan berikutnya. Definisi lain mengatakan
bahwa bilangan cacah merupakan himpunan bilangan bulat yang bukan
negatif. Himpunan bilangan cacah dapat ditulis C={0,1,2,3, }.
4. Bilangan Bulat Negatif (B-)
Bilangan bulat negatif adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka -1
dan berkurang 1 untuk bilangan-bilangan selanjutnya. Himpunan bilangan
bulat negatif dapat ditulis B -={....,-5,-4,-3,-2,-1}. Berbeda dengan bilangan
asli, untuk bilangan bulat negatif, semakin besar angka yang tertulis, maka
semakin kecil nilainya, dan begitu juga sebaliknya.
5. Bilangan Pecahan (F)
Bilangan pecahan adalah himpunan bilangan yang selalu terdiri dari
pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Himpunan bilangan
pecahan dapat ditulis F= {1 , 2 , 4 , 𝑑𝑠𝑏}. Bilangan pecahan dapat dibedakan
2 3 11

menjadi 2, yaitu: 1) pecahan murni: bila nilai mutlak pembilang lebih kecil
dari penyebut; 2) pecahan tidak murni: bila nilai mutlak pembilang lebih
besar dari penyebut.
6. Bilangan Rasional (Q)
Bilangan rasional adalah semua bilangan yang dapat dinyatakan dalam
𝑎
bentuk 𝑏 dimana a dan b merupakan anggota bilangan bulat dan b≠0. Atau
dapat dikatakan bahwa bilangan rasional merupakan himpunan bilangan

3
yang di dalamnya terdapat bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif,
pecahan positif, pecahan negatif, dan nol. Himpunan bilangan rasional dapat
ditulis Q={ 1 , − 3 , 2,0, 𝑑𝑠𝑏}. Bilangan rasional juga sering disebut bilangan
2 7

terukur, artinya bilangan-bilangan yang tidak berada di bawah akar. Contoh:


√9 bukan bilangan yang berada di bawah akar, karena √9 = 3, dan 3 adalah
bilangan bulat.
Bilangan rasional dapat diubah menjadi bentuk pecahan desimal, baik
desimal terbatas (berakhir dengan nol) maupun terulang (tidak berakhir
dengan nol). Sebaliknya, suatu bilangan desimal terbatas atau terulang selalu
dapat dinyatakan menjadi pecahan biasa (rasional).
Contoh:
1
1. 2
= 0,5 = 0,50 = 0, 500... (terbatas / berakhir dengan nol)
5
2. 6
= 0,833... (terulang / tidak terbatas)
Contoh soal :
Ubahlah pecahan-pecahan desimal berikut menjadi bentuk pecahan biasa:
1. 0,375
2. 3,21562156....
Penyelesaian :
1. Misal x = 0,375, maka :
1000x = 375; kurangkan dengan x, menjadi :
374,625 374625
999x = 374,625. Maka x = =
999 999000

374,625 374625
Jadi, 0,375 = =
999 999000

2. Misal x = 3,21562156 ... , maka


10000x = 32156, 21562156....
32153
9999x = 32153, maka : x = 9999
32153

Jadi, 3,21562156 ... = 9999


̅)
7. Bilangan Irasional (Q

Bilangan irasional merupakan semua bilangan yang tidak dapat ditulis dalam
𝑎
3
bentuk 𝑏 dimana a,b ∈ B dan b≠0. Bilangan irasional juga disebut bilangan

tidak terukur, artinya bila dinyatakan dalam bentuk desimal, maka

4
desimalnya tidak terbatas dan tidak terulang. Contoh = √2 = 1,414213..., √3
= 1,73205..., 𝜋 = 3,14159..., e = 2,71828..., dsb.
8. Bilangan Real (R)
Bilangan real adalah bilangan yang terdiri dari bilangan rasional dan
irasional. Atau dapat juga diartikan bahwa bilangan real adalah bilangan
yang terdiri dari bilangan bulat positif, bulat negatif, pecahan positif,
pecahan negatif, rasional, irasional,dan nol.
9. Bilangan Khayal
Bilangan khayal merupakan semua bilangan negatif yang berada di bawah
tanda akar (pangkat genap). Sebagai satuan imajiner i = √-1, yang berarti i2
= -1.
Contoh :
√-9 = √-1 x √9 = i x 3 = 3i
√-8 = √-1 x √8 = i x 2√2 = 2i√2
10. Bilangan Kompleks (K)
Bilangan kompleks didefinisikan sebagai kombinasi linier antara bilangan
real dan khayal, ditulis : a + ib dengan a,b∈ R.
Contoh : 2 + 3i, 4 – 5i√3, dsb.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Ubahlah pecahan-pecahan desimal berikut menjadi bentuk pecahan biasa:
1. 13,235235...
2. 5,27782778...

D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

5
PERTEMUAN KE- 2
HARGA MUTLAK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan sifat-sifat dari harga
mutlak suatu bilangan
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan pertidaksamaan harga mutlak

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita diharapkan pada
permasalahan yang berhubungan dengan jarak. Misalnya kita ingin
menghitung jarak antara kota yang satu dengan kota yang lainya, atau jarak
antara dua patok tertentu. Dalam kaitannya dengan pengukuran jarak antara
dua tempat ini, timbulah sesuatu keistimewaan, bahwa jarak ini harganya
selalu positif. Dengan kata lain pengukuran jarak antara dua tempat nilainya
tidak pernah negatif.
Secara khusus, dalam matematika untuk memberikan jaminan bahwa
sesuatu itu nilainya selalu positif diberikanlah suatu pengertian yang sering
kita namakan sebagai harga mutlak. Jadi, harga mutlak atau nilai mutlak
adalah suatu konsep dalam matematika yang menyatakan selalu positif.
Secara matematis pengertian harga mutlak dari setiap bilangan real x yang
ditulis dengan simbol |x|, ialah nilai positif dari nilai x dan -x.
+x,bila x ≥ 0
|x| =
-x, bila x < 0
Contoh :
|3| = +3 = 3
|-6| = +6 = 6

|a – b| = a – b, bila a ≥ b
= - (a – b) = b – a, bila a < b

6
Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga mutlak suatu bilangan real x tidak
pernah negatif.
Nilai kuadrat suatu bilangan selalu tidak pernah negatif, dan semua
bilangan yang tidak negatif dapat dilambangkan dengan x 2, maka harga
mutlak suatu bilangan dapat dirumuskan :
|x| = √x2 atau |x|2 = x2
Contoh :
|7| = √(7)2 = √49 = 7
|-6| = √(-6)2 = √36 = 6

2. Sifat-sifat Harga Mutlak


a. |x + y| ≤ |x| + |y|
b. |x + y| ≥ |x| – |y|
c. |x – y| ≥ |x| – |y|
d. |x – y| ≤ |x| + |y|
e. |x . y| = |x| . |y|
f. │𝑥 │ |𝑥|
= |𝑦|
𝑦

g. Bila a > 0 dan |x| < a, maka –a < x < a


Bila a > 0 dan |x| > a, maka x < a atau x > a
Contoh :
1) Selesaikan pertidaksamaan |2x – 3| < 7 bila x ∈ R
Penyelesaian:
Dengan menggunakan sifat harga mutlak, maka diperoleh :
|2x – 3| < 7 => -7 < 2x – 3 < 7
-7 + 3 < 2x < 7 + 3
-4 < 2x < 10
-2 < x < 5
2) Selesaikan |2 – x| > 5, bila x ∈ R
Penyelesaian:
|2 – x| > 5 => 2 – x > 5 atau 2 – x < -5
x > 3 atau –x < -7
x < -3 atau x > 7
7
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Selesaikan pertidaksamaan berikut.
1. |x – 1| < 4
2. |4x + 2| > 2

D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

8
PERTEMUAN KE- 3
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
(persamaan linier)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian persamaan linier
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
persamaan linier

B. URAIAN MATERI
Persamaan merupakan hubungan antar kuantitas yang dihubungkan
dengan tanda “=” (sama dengan). Jika ditinjau dari variabelnya, persamaan
dapat dibedakan menjadi persamaan linier dan persamaan nonlinier. Jika
ditinjau dari banyak variabelnya, persamaan linier terbagi atas persamaan
dengan satu variabel, dua variabel, atau lebih dari dua variabel.
Persamaan nonlinier terbagi atas persamaan polinomial dengan satu
variabel, dua variabel, atau lebih dari dua variabel, serta persamaan pecah
rasional yang pembilang dan penyebutnya berupa polinomial.
Persamaan Linier
Persamaan linier adalah persamaan yang memiliki variabel dengan derajat
tertinggi bernilai satu. Bentuk umum dari persamaan linier adalah :
a1x1 + a2x2 + a3x3 + ... + anxn = b
dengan a1, a2, a3, ..., an dan b adalah bilangan-bilangan real dan x1, x2, x3, ...,
xn adalah variabel.

Secara khusus, persamaan linier dengan satu variabel mempunyai bentuk


ax + b = 0, a ≠ 0
Contoh soal :
Tentukan penyelesaian dari 3x – 6 = 9
Penyelesaian :

9
3x – 6 = 9
3x – 6 + 6 = 9 + 6
3x = 15
1 1
3
. 3x = 3 . 15
x=5

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Tentukan penyelesaian dari :
1. 3x + 9 = 4 – x
2. 10 – 2x = x + 5

D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

10
PERTEMUAN KE- 4
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
(persamaan kuadrat)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian persamaan kuadrat
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
persamaan kuadrat

B. URAIAN MATERI
Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat persamaan yang memiliki pangkat variabel tertinggi
bernilai dua. Bentuk umum dari persamaan kuadrat adalah :
x2 + bx + c = 0, dengan a ≠ 0
Sifat dari persamaan kuadrat untuk menentukan akar atau penyelesaiannya
adalah ab = 0 jika dan hanya jika a = 0 atau b = 0.
Dalam persamaan kuadrat ada tiga macam cara dalam menyelesaikan untuk
mencari akar-akarnya, yaitu :
1) Pemfaktoran
2) Melengkapkan kuadrat
3) Rumus abc
Contoh soal :
Tentukan akar persamaan dari x2 – 4x – 5 = 0
Cara pemfaktoran
x2 – 4x – 5 = 0
(x – 5)(x + 1) = 0
x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = -1
Jadi, akar persamaan dari x2 – 4x – 5 = 0 adalah x = 5 atau x = -1

11
Cara melengkapkan kuadrat
x2 – 4x – 5 = 0
x2 – 4x = 5
x2 – 4x + (-2)2 = 5 + (-2)2
(x – 2)2 = 9
x – 2 = ± √9
x=2±3
x = 2 + 3 = 5 atau x = 2 – 3 = -1
Jadi, akar persamaan dari x2 – 4x – 5 = 0 adalah x = 5 atau x = -1

Menggunakan rumus abc


Rumus abc :

−𝑏 ± √𝑏2 − 4𝑎𝑐
𝑥=
2𝑎
x2 – 4x – 5 = 0
a = 1, b = -4, c = -5

−𝑏 ± √𝑏2 − 4𝑎𝑐
𝑥=
2𝑎

−(−4) ± √(−4)2 − 4(1)(−5)


𝑥=
2(1)
4±6
𝑥=
2
𝑥 =2±3
x = 2 + 3 = 5 atau x = 2 – 3 = -1
Jadi, akar persamaan dari x2 – 4x – 5 = 0 adalah x = 5 atau x = -1

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Gambarlah grafik fungsi dari :
1. 4x + 6y = 24
2. x2 + 4x + 3

12
D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

13
PERTEMUAN KE- 5
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
(persamaan nilai mutlak)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian persamaan nilai mutlak
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
persamaan nilai mutlak

B. URAIAN MATERI
Sifat untuk mencari penyelesaian nilai mutlak adalah :
|x| = a jika dan hanya jika x = ± a
Contoh soal :
Carilah penyelesaian dari |x -2| = 2
Penyelesaiannya :
|x -2| = 2
x–2=±2
x=2±2
Jadi, akar persamaan dari |x -2| = 2 adalah x = 4 atau x = 0

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Carilah penyelesaian dari
1. |x -15| = 4
2. |2 - x| = 4

D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.

14
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

15
PERTEMUAN KE-6
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
(pertidaksamaan linier)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian pertidaksamaan linier
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
pertidaksamaan linier

B. URAIAN MATERI
Pertidaksamaan
Pertidaksamaan merupakan hubungan antar kuantitas yang
dihubungkan dengan tanda < (lebih kecil), > (lebih besar), ≤ (lebih kecil
atau sama dengan), dan ≥ (lebih besar atau sama dengan).
Pertidaksamaan Linier
Pertidaksamaan linier adalah pertidaksamaan yang memiliki variabel
berderajat atau berpangkat tertinggi satu. Adapun sifat-sifat yang digunakan
dalam menyelesaikan perstidaksamaan linier yaitu :
1. Ruas-ruas pertidaksamaan boleh dipindahkan ke ruas yang lain :
a > b, maka a – b > 0
a < b, maka a – b < 0
2. Ruas-ruas pertidaksamaan boleh ditambah atau dikurangi dengan
bilangan yang sama :
a > b, maka : a + c > b + c
a–c>b–c
3. Ruas-ruas pertidaksamaan boleh dikalikan atau dibagi dengan bilangan
positif yang sama :
a>b
ac > bc
c>0

16
4. Ruas-ruas suatu pertidaksamaan jika dikalikan atau dibagi dengan
bilangan negatif yang sama, tanda pertidaksamaannya harus dibalik :
a>b
ac < bc
c<0

Jika kita melukiskan letak titik-titik pada suatu garis bilangan, maka :
1. Apabila a > b, maka a diletakkan di sebelah kanan dari b

b a
2. Apabila a < b, maka a diletakkan di sebelah kiri b

a b
Notasi/simbol yang digunakan untuk melukis pertidaksamaan pada
suatu garis bilangan adalah sebagai berikut.
Simbol/Notasi Garis Bilangan
x>a

a
x≥a

a
x<a

17
x≤a

a
a≤x≤b

a b
x < a atau x ≥ b

a b
Contoh :
Selesaikan pertidaksamaan 7x + 21 ≥ 14
Penyelesaian :
7x + 21 ≥ 14
- 7x + 21 – 21 ≥ 14 – 21 (menambahkan -21 pada kedua ruas)
- 7x ≥ -7 (membagi kedua ruas dengan 7)
- x ≥ -1
Dalam bentuk garis bilangan :

-1

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Selesaikan pertidaksamaan berikut :
1. 5x + 1 ≤ 7 – 2x
2. 3(1 – 4x) ≤ 8 – 7x

D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

18
PERTEMUAN KE- 7
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
(persamaan nonlinier)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pertidaksamaan nonlinier
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
pertidaksamaan nonlinier

B. URAIAN MATERI
Pertidaksamaan nonlinier
Pertidaksamaan nonlinier adalah pertidaksamaan yang mempunyai
variabel berpangkat lebih dari 1. Khusus untuk menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat, harus ditunjukkan bahwa suatu faktor linier
berbentuk x – a adalah positif untuk x > a dan negatif untuk x < a. Hal ini
berarti bahwa hasil kali (x – a)(x – b) dapat berubah dari bernilai positif
menjadi negatif, atau sebaliknya, hanya pada a atau b. Titik-titik ini disebut
titik-titik pemecah. Titik-titik ini merupakan kunci untuk menentukan
himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat atau persamaan lain
yang berpangkat lebih tinggi.
Adapun langkah-langkah yang dapat digunakan dalam mencari
himpunan penyelesaian pertidaksamaan nonlinier adalah sebagai berikut :
1. Mengubah bentuk pertidaksamaan sehingga salah satu ruasnya adalah 0
(jika belum ada salah satu ruas yang bernilai 0)
2. Mencari titik-titik pemecah dari ruas yang tidak nol
3. Membuat garis bilangan dan menempatkan titik-titik pemecah yang
diperoleh dari langkah 2
4. Memberi tanda positif atau negatif pada garis bilangan yang bersesuaian
dengan nilai ruas tak nol dengan memasukkan titik uji dari setiap selang
ke pertidaksamaan

19
5. Mencari daerah yang bersesuaian dengan pertidaksamaan pada garis
bilangan
6. Menentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan

Contoh :
Tentukan penyelesaian dari x2 – 2x – 8 ≥ 0
Penyelesaian :
x2 – 2x – 8 ≥ 0
(x – 4)(x + 2) ≥ 0
Kita lihat bahwa 4 dan -2 merupakan titik-titik pemecah. Titik-titik ini
membagi garis real menjadi tiga selang, yaitu (-∞, -2); (-2, 4); dan (4, ∞).
Pada tiap selang ini, (x – 4)(x + 2) bertanda tetap, yakni selalu positif atau
selalu negatif. Untuk mencari tanda ini dalam setiap selang, kita
menggunakan titik-titik uji -3, 0, dan 5 (sebarang titik pada ketiga selang
tersebut akan memenuhi). Hasilnya sebagai berikut :
Selang Titik uji Nilai dari x2 – 2x – 8 Tanda
(-∞, -2) -3 7 (+)
(-2, 4) 0 -8 (-)
(4, ∞) 5 7 (+)
Garis bilangannya sebagai berikut :

(+) (–) (+)

-2 0 4
Jadi, nilai x yang memenuhi untuk x2 – 2x – 8 ≥ 0 adalah x ≤ 2 atau x ≥ 4

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Tentukan penyelesaian dari
1. x2 – x – 2 ≥ 0
2. 2x2 – 3x – 5 ≥ 0

20
D. DAFTAR PUSTAKA
Danang Mursita. . Matematika Dasar. Bandung : STT Telkom.
Ersam Mahendrawan. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Rubertus Heri. 2015. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang : Undip.
Slamet H.W. 2000. Kalkulus I. Solo: UMS.
Sulanjari. 2016. Materi Kuliah Kalkulus 1. Pamulang : Unpam.
Varberg, Dale and J. Purcell, Edwin. . Kalkulus. Bamdung : Interaksara.

21
PERTEMUAN KE-8
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
(persamaan nilai mutlak)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pertidaksamaan nilai mutlak
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
pertidaksamaan nilai mutlak

B. URAIAN MATERI
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita diharapkan pada
permasalahan yang berhubungan dengan jarak. Misalnya kita ingin
menghitung jarak antara kota yang satu dengan kota yang lainya, atau jarak
antara dua patok tertentu. Dalam kaitannya dengan pengukuran jarak antara
dua tempat ini, timbulah sesuatu keistimewaan, bahwa jarak ini harganya
selalu positif. Dengan kata lain pengukuran jarak antara dua tempat nilainya
tidak pernah negatif.
Secara khusus, dalam matematika untuk memberikan jaminan bahwa
sesuatu itu nilainya selalu positif diberikanlah suatu pengertian yang sering
kita namakan sebagai harga mutlak. Jadi, harga mutlak atau nilai mutlak
adalah suatu konsep dalam matematika yang menyatakan selalu positif.
Secara matematis pengertian harga mutlak dari setiap bilangan real x yang
ditulis dengan simbol |x|, ialah nilai positif dari nilai x dan -x.
+x,bila x ≥ 0
|x| =
-x, bila x < 0
Contoh :
|3| = +3 = 3
|-6| = +6 = 6

|a – b| = a – b, bila a ≥ b

22
= - (a – b) = b – a, bila a < b
Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga mutlak suatu bilangan real x tidak
pernah negatif.
Nilai kuadrat suatu bilangan selalu tidak pernah negatif, dan semua
bilangan yang tidak negatif dapat dilambangkan dengan x 2, maka harga
mutlak suatu bilangan dapat dirumuskan :
|x| = √x2 atau |x|2 = x2
Contoh :
|7| = √(7)2 = √49 = 7
|-6| = √(-6)2 = √36 = 6
Pernyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak ditentukan dengan
menggunakan sifat-sifat di bawah ini :
a. |x + y| ≤ |x| + |y|
b. |x + y| ≥ |x| – |y|
c. |x – y| ≥ |x| – |y|
d. |x – y| ≤ |x| + |y|
e. Bila a > 0 dan |x| < a, maka –a < x < a
Bila a > 0 dan |x| > a, maka x < a atau x > a
Contoh :
1) Selesaikan pertidaksamaan |2x – 3| < 7 bila x ∈ R
Penyelesaian:
Dengan menggunakan sifat harga mutlak, maka diperoleh :
|2x – 3| < 7 => -7 < 2x – 3 < 7
-7 + 3 < 2x < 7 + 3
-4 < 2x < 10
-2 < x < 5
2) Selesaikan |2 – x| > 5, bila x ∈ R
Penyelesaian:
|2 – x| > 5 => 2 – x > 5 atau 2 – x < -5
x > 3 atau –x < -7
x < -3 atau x > 7

23

Anda mungkin juga menyukai