Anda di halaman 1dari 21

Tugas 1 Kalkulus Variabel Tunggal

Pendahuluan Kalkulus
1. Himpunan
2. Sistem Bilangan
3. Pertidaksamaan
4. Nilai Mutlak
5. Sistem Koordinat
6. Persamaan Garis lurus

Nama : Raivando Gusti Fadhil


NIM : 2205541127
Program Studi : Teknik Elektro
1. Himpunan

Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu yang memiliki definisi yang
jelas dan dianggap sebagai satu kesatuan. Secara umum, himpunan disimbolkan
dengan huruf kapital dan jika anggota himpunan tersebut berupa huruf maka
anggotanya dituliskan dengan huruf kecil.

Terdapat beberapa cara penulisan himpunan, yaitu


a) Dengan kata-kata, yaitu dengan menyebutkan semua syarat ataupun sifat
dari anggota himpunan tersebut di dalam kurung.

Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40.


Ditulis menjadi A = {bilangan asli antara 10 dan 40}

b) Dengan notasi pembentuk, yaitu dengan menyebutkan semua sifat dari


anggota himpunan tersebut, dengan anggotanya dinyatakan dalam suatu
variabel dan dituliskan di dalam kurung.

Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40


Ditulis menjadi A= {x |10 < x < 40, x ϵ bilangan prima}

Jenis-jenis Himpunan

1. Himpunan Semesta adalah himpunan yang memuat semua anggota yang


dibicarakan. Himpunan semesta disimbolkan dengan S.

Contoh himpunan semesta adalah misalkan A =


{ 3, 5, 7, 9} maka kita bisa menuliskan himpunan semesta yang mungkin
adalah S = {bilangan ganjil} atau S = {bilangan asli} atau S = {Bilangan
Cacah} atau S = {bilangan real}.

2. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.


Himpunan kosong disimbolkan dengan Ø atau { }.

Sebagai contoh himpunan kosong, misalkan B adalah himpunan bilangan


ganjil yang habis dibagi dua. Karena tidak ada bilangan ganjil yang habis
dibagi dua, maka B tidak memiliki anggota sehingga merupakan
himpunan kosong. Ditulis menjadi B = { } atau B = Ø.

c) Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika


setiap anggota A juga anggota B dan dinotasikan A ⊂ B
atau B ⊃ A.

Himpunan A yang terdiri atas unsur-unsur 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dapat dinyatakan sebagai

B = { x l x bilangan bulat positif kurang dari 10 ]


Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B, ditulis , jika setiap anggota
A merupakan anggota B

2. Sistem Bilangan

Bilangan merupakan konsep matematika yang dipakai untuk pencacahan dan pengukuran.
Lambang dan simbol yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut dengan angka
atau lambang bilangan. Konsep bilangan yang sudah bertahun-tahun lamanya sudah diperluas
meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan
kompleks.

Terdapat berbagai macam jenis bilangan, berikut ini adalah penjelasan tentang macam-
macam bilangan :

a) Bilangan asli adalah himpunan bilangan bulat yang dimulai dari angka satu dan
seterusnya ke atas
b) Bilangan bulat merupakan himpunan bilangan bulat negatif, bilangan nol dan
bilangan bulat positif.
c) Bilangan rasional merupakan suatu bilangan yang bisa dinyatakan dalam bentuk a/b,
dengan penjelasan a dan b adalah merupakan bilangan bulat dan b tidak sama dengan
0
d) Bilangan irasional merupakan suatu himpunan bilangan real yang tidak dapat dibagi,
bilangan irrasional juga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan.
e) Bilangan real merupakan suatu himpunan bilangan berupa gabungan antara bilangan
rasional dan bilangan irasional.

Sifat - sifat bilangan real :

1. Sifat Komutatif Penjumlahan dan Perkalian

Saat dioperasikan, kedua bilangan real dapat ditukar. Inilah yang dinamakan dengan sifat
komutatif.

2. Sifat Asosiatif Penjumlahan dan Perkalian

Saat dioperasikan, yang manapun kita operasikan duluan, hasilnya tetap sama. Inilah yang
dinamakan dengan sifat asosiatif.

3. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan dan Pengurangan

Sifat distributif artinya dapat didistribusikan dengan cara mengkombinasikan pengali dengan
setiap elemen yang ada di dalam kurung.

3. Pertidaksamaan
Pertidaksamaan merupakan pernyataan yang menunjukkan perbandingan
ukuran dua buah objek atau lebih. Bentuk baku dari pertidaksamaan dalam
notasi matematika adalah P (x) > 0 , P (x) dengan merupakan suatu
polinomial (tanda > bisa juga digantikan dengan < , > , atau < ).

Untuk menentukan solusi dari pertidaksamaan, kita gunakan sifat-sifat dari


pertidaksamaan sebelumnya, yakni dengan:

● Mengubah pertidaksamaan tersebut ke dalam bentuk baku


● Menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas.
● Mengalikan bilangan positif yang sama pada kedua ruas.
● Mengalikan bilangan negatif pada kedua ruas dengan syarat arah dari
tanda pertidaksamaannya harus dibalik
4. Nilai Mutlak ( Absolute Value )

Salah satu definisi yang banyak digunakan pada bilangan real adalah nilai
mutlak. Sebagai contoh, di kehidupan sehari-hari kita mengenal konsep selisih
dua bilangan, yaitu nilai mutlak dari suatu bilangan dikurangi bilangan yang
lain. Seperti kita ketahui bahwa pengurangan dua buah bilangan real dapat
menghasilkan bilangan positif atau bilangan negatif atau nol.

Lebih lanjut, diberikan definisi nilai mutlak dalam bahasa matematika berikut.
Nilai mutlak dari bilangan real x , dinotasikan dengan l a l , didefinisikan
sebagai

Definisi tersebut dapat pula dinyatakan sebagai

Beberapa sifat dasar dari nilai mutlak bilangan real diantaranya:


● jika dan hanya jika

● , asalkan
● Jika a,b sembarang bilangan real, maka | |a| - |b| | < |a + b| < |a| + |b|

Sifat Persamaan Nilai Mutlak

Apabila X merupakan suatu bentuk dari aljabar serta K adalah bilangan real
positif, tentunya |X| = k ini akan mengimplikasikan bahwa X = k atau X = –k.

Bentuk umum dari persamaan nilai mutlak bisa anda lihat dibawah ini :
Untuk f(x) dan g(x) fungsi dalam variabel x

● |f (x)| = c dengan syarat c ≥ 0


● |f (x)| = |g (x)|
● |f (x)| = |g (x)| dengan syarat |g (x)| ≥ 0

Contoh Soal Persamaan Nilai Mutlak :


Tentukan himpunan penyelesaian dari bilangan berikut ini |2x – 7| = 5

Jawaban :

|2x – 7| = 5 ( 2x – 7 = 5 ataupun 2x – 7 = -5)

|2x – 7| = 5 ( 2x = 12 ataupun 2x = 2 )

|2x – 7| = 5 ( x = 6 ataupun x = 1) Maka, HP = {1, 6}

Jadi himpunan penyelesaian dari bilangan |2x – 7| = 5 adalah {1, 6}

Tentukan himpunan penyelesaian dari bilangan berikut ini |2x – 1| = |x + 4|

Jawaban :

|2x – 1| = |x + 6|
2x – 1 = x + 6 ataupun 2x – 1 = -(x + 6)

x = 7 ataupun 3x = -5, x = 7 ataupun x = -5/3

HP = (-5/3, 7)

Jadi himpunan penyelesaian dari bilangan |2x – 1| = |x + 6| adalah (-5/3, 7)

Sifat Pertidaksamaan Nilai Mutlak :

Pertidaksamaan linear nilai mutlak merupakan kalimat


matematika yang terbuka dan memuat ungkapan berupa
<,>, ≤, atau ≥. Sifat pertidaksamaan nilai mutlak adalah
apabila P(x), R(x), dan Q (x) merupakan beberapa ungkapan
dalam x, untuk seluruh harga x, P(x), R(x), dan Q(x) yang
real, maka kalimat terbuka berupa P(x) < Q(x) merupakan
ekuivalen dengan kalimat-kalimat terbuka.

Misalkan jika |x| adalah nilai mutlak x dan a suatu


bilangan real, maka didapatkan persamaan a. Jika |x| ≤ a
maka –a ≤ f(x) ≤ a dan jika |x| ≥ a maka x ≤ –a atau ≥ a

Contoh Soal Pertidaksamaan Nilai Mutlak :

Tentukan himpunan penyelesaian dari bilangan |4x + 2| ≥


8

Jawaban :
Berdasarkan sifat pertidaksamaan nilai mutlak kita dapatkan :

|4x + 2| ≥ 8 4x + 2 ≤ -8 atau 4x + 2 ≥ 8

|4x + 2| ≥ 8 4x ≤ -10 atau 4x ≥ 6

|4x + 2| ≥ 8 x ≤ -2,5 atau x ≥ 1,5

HP = {x ≤ -2,5 atau x ≥ 1,5}

Jadi, himpunan penyelesaian dari bilangan |4x + 2| ≥ 8


adalah {x ≤ -2,5 atau x ≥ 1,5}

Tentukan himpunan penyelesaian dari bilangan berikut ini


|3x – 4| ≥ |2x + 5|

Jawaban :

|3x – 4| ≥ |2x + 5|

3x – 4 ≤ -(2x + 5) atau 3x – 4 ≥ 2x + 5

5x ≤ -1 atau x ≥ 9

x ≤ -1/5 atau x ≥ 9
HP = {x ≤ -1/5 atau x ≥ 9}
Jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan |3x – 4| ≥ |2x
+ 5| adalah {x ≤ -1 atau x ≥ 9}

5. Selang ( Interval )

Interval (selang) adalah himpunan bagian “terhubung” dari kumpulan (atau


linier) yang merupakan himpunan bagian bilangan real (R). Interval terbuka (a,
b) dan interval tertutup [a, b] berbeda dengan interval terbuka (a, b) titik tepi a
dan b bukan elemen interval, sedangkan kasus dengan interval tertutup interval
[a, b] sudah terjadi. Ini juga merupakan perbedaan utama antara kedua jenis
selang(interval), yang menjelaskan semua perbedaan lainnya.

6. Koordinat Titik Kartesius

Sistem koordinat kartesius adalah sistem identifikasi titik dalam bidang


menggunakan serangkaian bilangan dengan menggunakan garis-garis sumbu
tegak lurus sebagai pengukurnya. Sehingga sistem koordinat kartesius juga
disebut sistem koordinat titik. Pembagian daerah pada koordinat kartesius
disebut dengan kuadran (quadrant) yang terdiri dari 4 daerah. Pembagian
daerah ini digunakan dalam konsep matematika lainnya, misalnya sudut dan
trigonometri. Penamaan kuadran dilakukan secara memutar berlawanan arah
jarum jam.

Berikut pembagian daerah kuadran pada koordinat kartesius.


1. Kuadran I
Kuadran I koordinat kartesius adalah daerah yang dimuat oleh sumbu
x positif (+) dan sumbu y positif (+).
2. Kuadran II
Kuadran II koordinat kartesius adalah daerah yang dimuat oleh sumbu
x negatif (-) dan sumbu y positif (+).
3. Kuadran III
Kuadran III koordinat kartesius adalah daerah yang dimuat oleh sumbu
x negatif (-) dan sumbu y negatif (-).
4. Kuadran IV
Kuadran IV koordinat kartesius adalah daerah yang dimuat oleh sumbu
x positif (+) dan sumbu y negatif (-).

7. Dasar - dasar Kalkulus

Jarak dua titik dan titik ke garis ada kaitannya dengan persamaan garis lurus,
khususnya materi jarak titik ke garis. Garis yang digunakan adalah dalam
bentuk persamaan garis lurus yaitu ax+by+c=0 . Untuk konsep jarak yang
dipakai adalah jarak terdekat baik dua titik maupun titik ke garis. Jarak dua titik
A(x1,y1) dan titik B(x2,y2).
Gradien suatu garis juga bisa bernilai positif atau negatif. Apabila garisnya naik
dari kiri ke kanan maka gradiennya positif. Sebaliknya, kalau garisnya turun
dari kiri ke kanan maka gradiennya negatif.
Lalu, bagaimana cara mencari persamaan garis lurus?

Untuk mencari persamaan garis lurus ada dua cara yang bisa kita lakukan.
Pertama, jika diketahui gradien dan salah satu titik potong. Kedua, jika
diketahui dua titik atau lebih.

A. Menentukan persamaan garis lurus jika diketahui gradien m dan salah satu
titik pada garis

B. Menentukan persamaan garis lurus jika diketahui dua titik pada garis

Pada dasarnya, persamaan garis lurus mempunyai dua bentuk. Pertama bentuk
implisit, dan yang kedua adalah bentuk eksplisit.

1. Bentuk implisit

2x – y + 1 = 0

2. Bentuk eksplisit
y = mx + c

Contoh soal :

Persamaan garis lurus yang melewati titik (-2,0) dan (0,4) adalah …. Pertama-
tama, kita cari nilai gradiennya dulu.

Setelah itu, masukan gradien tersebut ke rumus persamaan garis lurus.

Nah, ketemu deh jawabannya.

Selain cara di atas, bisa juga pakai cara seperti di bawah ini.
Garis Vertikal dan Horizontal

Garis vertikal adalah garis dengan posisi tegak lurus terhadap permukaan bumi.
Garis vertikal pada koordinat kartesius digambarkan dengan garis yang sejajar
atau berimpit dengan sumbu y (ordinat). Garis horizontal adalah garis dengan
posisi mendatar terhadap permukaan bumi. Garis horizontal pada koordinat
kartesius digambarkan dengan garis yang sejajar atau berimpit dengan sumbu x
(absis).

Garis Paralel

Garis paralel adalah suatu kedudukan dua garis pada bidang datar yang tidak
mempunyai titik potong walaupun kedua garis diperpanjang. Secara geometri
kesejajaran garis tidak akan pernah bertemu satu dengan lainnya karena
mempunyai kemiringan (gradien) yang sama. Garis-garis sejajar tidak harus
sama panjang.
Garis Tegak Lurus

Garis tegak lurus adalah kedudukan garis yang berpotongan dan pada titik
potongnya terbentuk sudut siku-siku (90°). Garis tegak lurus juga disebut
dengan garis serenjang atau garis perpendikular. Dalam simbol matematika

garis tegak lurus disimbolkan dengan simbol perpendikular "⊥", misalnya

garis AB tegak lurus dengan EF dapat ditulis AB ⊥ EF.

Perkalian dua kemiringan (gradien) garis tegak lurus

adalah -1 atau memenuhi persamaan M1 × M2 = -1.

Ada tiga langkah yang akan memudahkan kita menggambarkan grafik. Apa saja?

1. Buatlah tabel nilai dari koordinat-koordinat titik yang memenuhi persamaan

2. Plotkan titik-titik tersebut

3. Hubungkan titik-titik tersebut dengan suatu kurva mulus

Sekarang perhatikan beberapa contoh menggambarkan grafik suatu persamaan:

1. Sketsakan grafik dari .

Pembahasan: Langkah pertama adalah membuat tabel nilai untuk mendapatkan koordinat-

koordinat beberapa titik yang memenuhi persamaan, yakni


x y Koordinat titik

-2 4 (-2,4)

-1 1 (-1,1)

0 0 (0,0)

1 1 (1,1)

2 4 (2,4)

Selanjutnya kita plotkan koordinat titik-titik tersebut ke dalam koordinat Kartesius,

Kemudian kita hubungkan titik-titik tersebut dengan suatu kurva mulus, menjadi
Kita sudah selesai menggambarkan grafik dari persamaan . Kita juga dapat menggambar

grafik dengan lebih cepat dan mudah mengenali kesimetrian tertentu dari grafik persamaan

tersebut.

Simetri terhadap sumbu-y

Terlihat bahwa titik (x,y) akan berimpit dengan (-x,y). Setiap kali titik (x,y) terletak pada

grafik, maka titik (-x,y) juga terletak pada grafik. Contohnya pada grafik (contoh

sebelumnya), titik (2,4) terletak pada grafik, maka titik (-2,4) juga terletak pada grafik, jadi
terlihat seperti pencerminan terhadap sumbu-y. Kita katakan simetri terhadap sumbu-y,

atau secara aljabar, jika x digantikan dengan -x ke dalam persamaan maka akan

menghasilkan persamaan yang setara.

● Simetri terhadap sumbu-y

Untuk mengetahui suatu persamaan simetri terhadap sumbu-y, maka haruslah persamaan

tersebut bernilai sama jika kita gantikan x dengan -x. Contohnya, grafik simetri

terhadap sumbu-y, sebab jika kita ganti x dengan -x didapat, menghasilkan persamaan yang

sama dengan persamaan sebelumnya. Terlihat dalam grafik

● Simetri terhadap sumbu-x


Untuk mengetahui suatu persamaan simetri terhadap sumbu-x, maka haruslah persamaan

tersebut bernilai sama jika kita gantikan y dengan -y. Contohnya, grafik dari persamaan

simetri terhadap sumbu-x, karena jika y digantikan dengan -y didapat,

menghasilkan persamaan yang sama dengan persamaan sebelumnya. Terlihat dalam grafik

Grafiknya terlihat seperti pencerminan terhadap sumbu-x.

● Simetri terhadap titik asal

Untuk mengetahui suatu persamaan simetri terhadap titik asal, maka haruslah persamaan

tersebut bernilai sama jika kita gantikan x dengan -x dan juga y dengan -y. Contohnya, grafik

dari persamaan simetri terhadap titik asal, sebab jika kita ganti x dengan -x dan y dengan

-y menghasilkan
persamaan setara dengan persamaan awal . Jadi simetri terhadap titik

asal, terlihat dalam grafik

Grafik tersebut terlihat seperti pencerminan terhadap titik asal (0,0).

Grafik Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat adalah fungsi yang disusun oleh persamaan kuadrat berbentuk umum f(x) =

ax² + bx + c, dengan a ≠ 0. Grafik fungsi kuadrat berbentuk non-linear

dalam koordinat kartesius yaitu berupa parabola. Bentuk parabola

fungsi kuadrat ditentukan nilai koefisien a dalam bentuk umum f(x)

= ax² + bx + c, yaitu:

a > 0 kurva parabola membuka ke atas (a positif)

a < 0 kurva parabola membuka ke bawah (a negatif)

Anda mungkin juga menyukai