Matematika murni menggunakan simbol-simbol yang umumnya digunakan oleh para ahli
matematika, seperti huruf alfhabet, yaitu X, Y, dan Z. Sedangkan dalam matematika ekonomi
biasanya digunakan oleh para ahli ekonomi sesuai dengan nama variabeal ekonominya,
seperti harga = P (price), biaya = C (cost), jumlah yang diminta = Q (quantity), dsb.
Pada bidang Cartesius penggambaran sumbu harga (P) digambarkan pada sumbu vertikal.
Jika mengikuti aturan matematika murni, sebenarnya sumbu P harus pada sumbu
horizontal, karena variabel P merupakan variabel bebas.
1. Dengan kata-kata
yaitu dengan menyebutkan semua syarat ataupun sifat dari anggota himpunan tersebut di
dalam kurung kurawal.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A = {bilangan asli antara 10 dan 40}
yaitu dengan menyebutkan semua sifat dari anggota himpunan tersebut, dengan
anggotanya dinyatakan dalam suatu variabel dan dituliskan di dalam kurung kurawal.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A= {x |10 < x < 40, x ϵ bilangan prima}
yaitu dengan menuliskan semua anggota dari himpunan tersebut di dalam kurung kurawal
dan tiap anggotanya dibatasi dengan tanda koma.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A={11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 33, 37}
Contoh:
Contoh:
Maka A ∩ B = {1, 4}
b. A = {-1, -3, -5} dan B = {3, 5, 6, 8}
Jika himpunan A dan himpunan B tidak memiliki satupun anggota yang sama, maka A dan B
dikatakan disjoin (disjoint).
3. Selisih dari himpunan A dan himpunan B, dituliskan dengan notasi A – B atau A|B,
adalah himpunan yang beranggotakan objek-objek milik A yang bukan objek milik B.
U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
P = {1, 2, 3, 4, 5}
Q = {4, 5, 6, 7, 8}
R = {6, 7, 8, 9}
Maka:
P ∪ Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
P ∪ R = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
Q ∪ R = {4, 5, 6, 7, 8, 9}
P ∩ Q = {4, 5}
P ∩ R = [ ] = ∅
Q ∩ R = {6, 7, 8}
P – Q = {1, 2, 3}
P – R = {1, 2, 3, 4, 5}
Q – R = {4, 5}
P′ = {6, 7, 8, 9}= U – P
Q′ = {1, 2, 3, 9} = U – Q
R′ = {1, 2, 3, 4, 5} = U – R
a. Pemfaktoran bentuk ax + ay
ax + ay = a (x + y )
contoh soal :
1) 2ax + 6ay = 2a ( x + 3y )
b. Pemfaktoran bentuk a (x + y ) + b ( x + y ) = ( a + b ) ( x + y )
Rumus
a(x+y)+b(x+y)=(a+b)(x+y)
Contoh :
1) ac + bc + ad + bd = c ( a + b ) + d ( a + b )
2) 2x – 2y – xz + yz = 2 ( x – y ) – z ( x – y )
= ( 2 – z ) ( x – y )
= - ( z – 2 ) ( x – y )
Contoh :
1) X2 + 8x + 16 = ( x + 4 )2
2) 4x2 – 4x + 1 = (2x – 1 )2
Contoh :
1) 4a2 – 1 = ( 2a + 1 ) ( 2a – 1 )
Bentuk pemfaktoran jumlah dan selisih dua kubik ada juga yang menyebutnya dengan
pemfaktoran pangkat 3, rumus pemfaktoran jumlah dua kubik atau selisih dua kubik atau
pangkat 3
Rumus :
Contoh :
Rumus :
X2 + bx + c = ( x + p ) ( x + q )
Syarat : b = ( p + q ) ; c = p x q
Contoh soal :
Contoh:
h. Pemfaktoran pangkat n
Contoh :
i. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Prinsip dasar dalam menyederhanakan suatu pecahan aljabar adalah mengubah atau
memanipulasi pecahan sehingga pembilang dan penyebut pecahan tersebut.
Contoh :
2.3 Definisi Pemangkatan
Pangkat dari sebuah bilangan adalah suatu indeks yang menunjukkan banyaknya perkalian
bilangan yang sama secara beruntun. Notasi xa artinya x harus dikalikan dengan x itu sendiri
secara berturut-turut sebanyak a kali. Contoh: perkalian bilangan 5 sebanyak 4 kali tidak
perlu ditulis 5 x 5 x 5 x 5 tetapi cukup ditulis 5 4.
3. Bilangan nol
.5 Pecahan
Suatu bilangan pecahan adalah pembagian atas dua bilangan bulat. Bilangan pecahan
dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu :
pecahan sebenarnya adalah pembagian atas dua bilangan bulat yang mempunyai nilai lebih
kecil dari pasa satu (<1) contoh
Pecahan tak sebenarnya adalah pembagian atas dua bilangan bulat yang mempunyai nilai
sama dengan atau lebih besar dari satu
Contoh :
3) Pecahan campuran adalah penjumlahan dari suatu bilangan bulat yang lebih besar nol
dan bilangan pecahan sebenarnya
Contoh :