DI BUAT :
NIM : 105361100220
KELAS : MATEMATIKA 1
SEMESTER 1
A. GABUNGAN
Definisi : Gabungan himpunan A dan B ( ditulis: A∪ B) adalah himpunan
semua anggota A atau semua anggota B atau anggota kedua-duanya
( dibaca A gabungan B).
Contoh
Jawab :
B. IRISAN
Definisi : Irisan dari himpuna A dan B ( ditulis A ∩ B) adalah himpunan dari
anggota persekutuan A dan himpunan B ( dengan kata lain, himpunan
yang anggota anggotanya adalah anggota A dan anggota B) dibaca A
irisan B.
Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan dengan anggota – anggota yang
berada pada dua himpunan tersebut. Dalam kata lalin, anggota – anggota himpunan irisan
merupakan anggota yang sama pada dua himpunan. Sebagai contoh terdapat himpunan A =
{a, b, c, d, e} dan B = {a, i, u, e, o}. Ada dua anggota himpunan yang sama – sama terletak
pada himpunan A dan B tersebut, yaitu a dan e. Sehingga, irisan himpunan A dan B adalah a
dan e. Simbol himpunan beririsan dinyatakan dalam notasi ∩, dibaca irisan. Notasi
pembentuk himpunan untuk irisan dua himpunan A dan B dinyatakan dalam persamaan
Contoh
Jawab :
P = { 0,1,2,3,4,5,6 }
Q ={ 1,3,5,7}
R = {2,3,4,5,6,7,8 }
Q ∩ R = {3,5,7}
Jadi, P∪ {Q ∩ R} = { 0,1,2,3,4,5,6,7 }
C. KOMPLEMEN
Definisi : Komplemen suatu himpunan A ( A1 atau A c) adalah himpunan angota
anggota di dalam semesta pembicaraan yang bukan anggota A.
Himpunan semesta memuat semua anggota dari himpunan yang dibicarakan. Pada
pembicaraan bilangan ganjil, maka himpunan semesta mencakup bilangan ganjil yang tak
berhingga. Pada bahasan lima bilangan ganjil pertama maka himpunan semesta memiliki
anggota – anggota 1, 3, 5, 7, dan 9.
Notasi komplemen suatu himpunan dinyatakan dalam pangkat C yang melekat pada
himpunan terkait. Misalkan diketahui sebuah himpunan A, komplemen dari himpunan A
dinyatakan dalam notasi Ac (dibaca A komplemen). Notasi pembangkit untuk Untuk
menyatakan pernyataan suatu himpunan komplemen adalah
LATIHAN SOAL!!!
1) Dari sekelompok anak terdapat 15 anak gemar bulu tangkis, 20 anak gemar
tenis meja, dan 12 anak gemar keduanya. Jumlah anak dalam kelompok
tersebut adalah…
A. 17 orang
B. 23 orang
C. 35 orang
D. 47 orang
Penyelesaian : ( B )
Diketahui :
n(A) = 15
n(B) = 20
n(A∩B) = 12
Ditanya : n ( S )
Jawab :
= 15 + 20 – 12
= 23 .
2) Dalam suatu kelas terdapat 47 siswa, setelah dicatat terdapat 38 anak senang
berolahraga, 36 anak senang membaca, dan 5 orang anak tidak senang
berolahraga maupun membaca. Banyak anakyang senang berolahraga dan
senang membaca adalah…
A. 28 anak
B. 32 anak
C. 36 anak
D. 38 anak
Penyelesaian : ( B )
Diketahui :
Ditanya : n(O∩M)
Jawab :
47 – 5 = 74 – n(O∩M)
42 = 74 – n(O∩M)
n(O∩M) = 74 – 42 = 32.
Contoh :
1. Diketahui A = {1,2,3,4} dan Q = {2,5,4,7}. Maka P – Q = {2,5,4,7}. Maka P – Q
= {1,3}
2. Diketahui A = {abjad latin}dan B ={vokal} maka A – B ={konsonan}
3. Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {4, 5, 6, 7, 8}. Pada himpunan A dan B di
atas, terdapat tiga anggota himpunan A yang bukan anggota himpunan B, yaitu 1,
2, dan 3. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa selisih himpunan A dan B adalah
1, 2, dan 3, atau ditulis dengan : A – B = {1, 2, 3}
Melihat dari langkah kedua, maka selisih himpunan dari A = {1, 3, 5, 7, 9, 11} dan B
= {2, 3, 5, 7, 11, 13} adalah :
A – B = {1, 3, 5, 7}.
untuk menjawab pertanyaan selisih himpunan dari dari A = {1, 3, 5, 7, 9, 11} dan B =
{2, 3, 5, 7, 11, 13} adalah :
a. A – B = {1, 9}
b. B – A = {2, 13}
Notasi operator beda setangkup dinyatakan dalam sebuah tanda plus dalam sebuah
lingkaran, ⊕. Notasi pembangkit untuk beda setangkup adalah A ⊕ B = {x | x ∈ A tetapi x
∉ B dan x ∈ B tetapi x ∉ A}. Pernyataan tersebut sama dengan A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
atau sama dengan A ⊕ B = (A – B) ∪ (B – A).
Contoh
1. A={Win3.1,Win3.11,Win95,Win97}
B={Win95,Win97,Win98,Win98SE,WinME,Win2000 }. Tentukan jumlah dari
dua himpunan tersebut ?
Jawab
A={Win3.1,Win3.11,Win95,Win97}
B={Win95,Win97,Win98,Win98SE,WinME,Win2000 }
Maka , A⊕B = { Win3.1, Win3.11,Win98, Win98SE,WinME, Win2000}
2. Diketahi C = {bilangan real positf } dan D = {himpunan bilangan real negatif},
tentukanlah C + D ? {bilangan real yang bukan nol}
Jawab
C = {1,2,3,4,..} dan D = {-1,-2,-3,-4,..}
Maka C+D ={bilangan real yang bukan nol}
F. SIFAT SIFAT OPRASI
Berdasarkan definisi dari oprasi- oprasi himpunan di atas, maka berlaku sifat- sifat
berikut :
1. Komutatif
a. A ∪ B=B ∪ A
Pembuktiannya
Diketahui A ∪ B=B ∪ A jika dan hanya jika A ∪B ⊆ B ∪ A dan
B∪ A ⊆ A ∪ B
Ambil sembarang x ∈ A ∪B, berarti x ∈ A atau x ∈ B. Ini dapat pula
dinyatakan x ∈ B atau x ∈ A, sehingga berakibat x ∈ B ∪ A. Oleh
karnanya A ∪ B ⊆ B ∪ A.
Ambil sembarang x ∈ B ∪ A ,berarti x ∈ B atau x ∈ A. Ini dapat pula
dinyatakan x ∈ A atau x ∈ B, sehingga berakibat x ∈ A ∪B. Oleh
karenanya B∪ A ⊆ A ∪ B.
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa A ∪ B=B ∪ A
b. A ∩ B=B ∩ A
Pembuktiannya
Diketahui A ∩ B=B ∩ A jika dan hanya jika A ∩ B⊆ B ∩ A dan B∩ A ⊆ A ∩ B
Ambil sembarang x ∈ A ∩B,berarti x ∈ A atau x ∈ B. Ini dapat pula
dinyatakan x ∈ B atau x ∈ A, sehingga berakibat x ∈ B ∩ A. Oleh
karenanya A ∩ B⊆ B ∩ A
Ambil sembarang x ∈ B ∩ A,berarti x ∈ B atau x ∈ A. Ini dapat pula
dinyatakan x ∈ A atau x ∈ B, sehingga berakibat x ∈ A ∩B. Oleh
karenanya B∩ A ⊆ A ∩ B
2. Asosiaatif
a. (𝐴 ∪ 𝐵) ∪𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶)
Pembuktiannya
Diketahui (𝐴 ∪ 𝐵) ∪𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) jika dan hanya jika (𝐴∪ 𝐵) ∪ 𝐶 ⊆ 𝐴
∪ ( ∪𝐶) dan 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) ⊆ (𝐴∪𝐵) ∪𝐶
Ambil sebarang 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶, berarti 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) atau 𝑥 ∈ 𝐶. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa ( ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) atau 𝑥 ∈ 𝐶,
pernyataan tersebut akan sama bila dinyatakan 𝑥 ∈ 𝐴 atau ( 𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈
𝐶). Sehingga 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶) dan akhirnya dapat dituliskan 𝑥 ∈ 𝐴
∪ (𝐵 ∪ 𝐶). Jadi, kesimpulannya (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 ⊆ 𝐴 ∪ (𝐵 ∪𝐶)
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶), berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶) . Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa 𝑥 ∈ 𝐴 atau ( ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐶),
pernyataan tersebut akan sama bila dinyatakan ( 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) atau 𝑥
∈ 𝐶. Sehingga 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) atau 𝑥 ∈ 𝐶 dan akhirnya dapat dituliskan 𝑥 ∈ (𝐴
∪ 𝐵) ∪ . Jadi, kesimpulannya 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) ∪𝐶
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan (𝑨 ∪ 𝑩) ∪ 𝑪 = 𝑨 ∪ (𝑩 ∪𝑪)
b. (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶)
Pembuktian
Diketahui (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶)jika dan hanya jika (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 ⊆ 𝐴 ∩
(𝐵 ∩ 𝐶)dan 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶
Ambil sebarang 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶, berarti 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) dan 𝑥 ∈ 𝐶.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ( ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵) dan 𝑥 ∈
𝐶, pernyataan tersebut akan sama bila dinyatakan 𝑥 ∈ 𝐴 dan ( 𝑥 ∈ 𝐵
dan 𝑥 ∈ 𝐶). Sehingga 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ (𝐵 ∩ 𝐶) , akhirnya dapat
dituliskan 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶). Jadi, kesimpulannya (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 ⊆ 𝐴 ∩
(𝐵 ∩𝐶)
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶), berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ (𝐵 ∩ 𝐶) .
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa 𝑥 ∈ 𝐴 dan ( ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈
𝐶), pernyataan tersebut akan sama bila dinyatakan ( 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵)
dan 𝑥 ∈ 𝐶. Sehingga 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) dan 𝑥 ∈ , akhirnya dapat dituliskan
𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 . Jadi, kesimpulannya 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∩ 𝐵) ∩𝐶
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan (𝑨 ∩ 𝑩) ∩ 𝑪 = 𝑨 ∩ (𝑩 ∩ 𝑪)
3. Idempoten
a. 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴 jika dan hanya jika 𝐴 ∪ 𝐴 ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪𝐴
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐴 berakibat 𝑥 ∈ 𝐴.
Karena itu 𝐴 ∪ 𝐴 ⊆𝐴
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐴. Dapat dinotasikan 𝑥 ∈
𝐴 ∪ 𝐴. Ini mengakibatkan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪𝐴
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ 𝑨 = 𝑨
b. 𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴 jika dan hanya jika 𝐴 ∩ 𝐴 ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∩𝐴.
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐴 berakibat 𝑥∈ 𝐴.
Karena itu 𝐴 ∩ 𝐴 ⊆ 𝐴
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐴. Dapat dinotasikan 𝑥 ∈
𝐴 ∩ 𝐴. Ini mengakibatkan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∩𝐴
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∩ 𝑨 = 𝑨
4. Identitas
a. 𝐴 ∪ ∅ = 𝐴
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∪ ∅ = 𝐴 jika dan hanya jika 𝐴 ∪ ∅ ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪∅
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ ∅ , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ ∅. Namun, karena
himpunan kosong (∅) adalah himpunan yang tidak memiliki anggota
berarti 𝑥 ∉ ∅. Jadi didapat 𝑥 ∈ 𝐴 sehingga 𝐴 ∪ ∅ ⊆𝐴
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ ∅. Pernyataan tersebut dapat
dibenarkan karena 𝑥 ∈ 𝐴 bernilai benar maka apapun nilai kebenaran dari
𝑥 ∈ ∅ (benar ataupun salah) pernyataan tersebut akan selalu bernilai benar
karena dihubungkan dengan kata atau. Sehingga didapat 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪∅.
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa 𝐴 ∪ ∅ = 𝐴
b. 𝐴 ∩ 𝑆 = 𝐴
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∩ 𝑆 = 𝐴 jika dan hanya jika 𝐴 ∩ 𝑆 ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∩𝑆
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ 𝑆 berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝑆. Karena 𝐴 ⊂ 𝑆
berarti 𝑥 ∈ 𝐴. Sehingga di dapat 𝐴 ∩ 𝑆 ⊆𝐴
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴, Karena 𝐴 ⊂ 𝑆 berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝑆. Jadi
didapat 𝐴 ⊆ 𝐴 ∩𝑆
c. 𝐴 ∩ ∅ = ∅
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∩ ∅ = ∅ jika dan hanya jika 𝐴 ∩ ∅ ⊆ ∅ dan ∅ ⊆ 𝐴 ∩∅
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ ∅ berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ ∅. Karena ∅ ⊂ 𝐴
berarti 𝑥 ∈ ∅. Sehingga di dapat 𝐴 ∩ ∅ ⊆ ∅
Karena menurut teorema, himpunan kosong (∅) merupakan himpunan
bagian seluruh himpunan maka jelas bahwa ∅ ⊆ 𝐴 ∩∅.
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa 𝐴 ∩ ∅ = ∅
d. 𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆 jika dan hanya jika 𝐴 ∪ 𝑆 ⊆ 𝑆 dan 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪𝑆
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝑆. Namun, Karena 𝐴
⊂ 𝑆 berarti 𝑥∈𝑆 sehingga didapat 𝐴 ∪ 𝑆 ⊆ 𝑆
Ambil sebarang 𝑥 ∈ , Karena 𝐴 ⊂ 𝑆 berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝑆. Sehingga
didapat 𝑆.
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa 𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆
5. Distributif
a. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) jika dan hanya jika 𝐴 ∪ (𝐵 ∩
𝐶) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) dan (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩𝐶)
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶), berarti ∈ 𝐴 atau ∈ (𝐵 ∩ 𝐶), berarti pula 𝑥 ∈ 𝐴
atau ( 𝑥 ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 ). Pernyataan tersebut akan sama dengan
pernyataan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) dan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐶), Berakibat 𝑥 ∈ (𝐴 ∪
𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) . Oleh karenanya 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪𝐶)
Ambil 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) ), berarti (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) dan (𝑥 ∈ 𝐴 atau
𝑥 ∈ 𝐶). Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan pula 𝑥 ∈ 𝐴 atau
( ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 ), Berakibat 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶). Oleh karenanya (𝐴 ∪ 𝐵) ∩
(𝐴 ∪ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶)
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪
𝐶)
b. 𝐴 ∩(𝐵 ∪𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩𝐶)
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶) jika dan hanya jika 𝐴∩ (𝐵∪
𝐶) ⊆ (𝐴∩ 𝐵) ∪ (𝐴∩ 𝐶) dan (𝐴∩ 𝐵)∪ (𝐴∩ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∩ (𝐵∪ 𝐶)
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ (𝐵∪ 𝐶), berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶), berarti pula 𝑥 ∈
𝐴 atau ( 𝑥 ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 ). Pernyataan tersebut akan sama dengan
pernyataan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) dan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐶), Berakibat 𝑥 ∈ (𝐴 ∩
𝐵)∪ (𝐴 ∩ 𝐶) . Oleh karenanya 𝐴 (𝐵∪ 𝐶) ⊆ (𝐴 𝐵) ∪ (𝐴 𝐶)
Ambil 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵)∪ (𝐴 ∩ 𝐶) ), berarti (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) dan (𝑥 ∈ 𝐴
atau 𝑥 ∈ 𝐶). Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan pula 𝑥 ∈ 𝐴
atau ( ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 ), Berakibat 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶). Oleh karenanya (𝐴 ∩
𝐵) ∪ (𝐴 ∪ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∪ ∩ (𝐵 ∪𝐶)
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa 𝐴∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵)∪ (
∩𝐶)
6. Komplementer
a. 𝐴 ∪ Ac = 𝑆
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∪ Ac = 𝑆 jika dan hanya jika 𝐴 ∪ Ac ⊆ 𝑆 dan 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ Ac ..
Jelas dari defenisi bahwa 𝐴 ∪ Ac ⊆𝑆
ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆 , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∉ 𝐴 .dalam notasi lain 𝑥 ∉ 𝐴
akan sama dengan 𝑥 ∈ Ac . pernyataan tersebut dapat pula dinyatakan
dalam notasi 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ Ac . berarti dapat disimpulkan bahwa 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ Ac
Dari kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ Ac = 𝑺
b. 𝐴 ∩ Ac = ∅
Pembuktian
Diketahui 𝐴 ∩ Ac = ∅ jika dan hanya jika 𝐴 ∩ Ac ⊆ ∅ dan ∅ ⊆ 𝐴 ∩ Ac
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ Ac berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐴. dalam notasi lain 𝑥 ∉
𝐴 akan sama dengan 𝑥 ∈ 𝐴𝐶 . pernyataan tersebut mengartikan bahwa x
berada di A dan juga tidak berada di A ini tidak mungkin terjadi, karena
tidak ada anggota yang merupakan anggota A sekaligus bukan anggota A
atau dengan kata lain hasil irisan kedua himpunan tersebut merupakan
himpunan kosong (∅). Ini menunjukkan bahwa 𝐴 ∩ Ac ⊆∅
Karena menurut teorema himpunan kosong merupakan himpunan bagian
dari seluruh himpunan, berarti ∅ ⊆ 𝐴 ∩ Ac
Dari kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∩ Ac = ∅
7. De Morgan
a. ( A ∪ B)c = Ac ∩ Bc
Pembuktian
Diketahui ( A ∪ B)c = Ac ∩ Bc jika dan hanya jika ( A ∪ B)c ⊆ Ac ∩ Bc dan
c
Ac ∩ Bc ⊆ ( A ∪ B)
Ambil sebarang 𝑥 ∈( A ∪ B)c , berarti 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐴 ∪ 𝐵. Dengan kata
lain, 𝑥 ∈ 𝑆 dan (𝑥 ∉ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐵), dapat pula dinyatakan (𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐴)
dan (𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐵). Berakibat 𝑥 ∈ Ac dan 𝑥 ∈ Bc , karenanya didapat
𝑥 ∈ Ac ∩ Bc , sehingga diperoleh( A ∪ B)c ⊆ Ac ∩ Bc
Ambil sebarang 𝑥 ∈ Ac ∩ Bc , berarti (𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐴) dan (𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉
𝐵). Dapat pula dinyatakan 𝑥 ∈ 𝑆 dan (𝑥 ∉ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐵) berakibat 𝑥 ∈ 𝑆
dan 𝑥 ∉ 𝐴 ∪ 𝐵. Sehingga diperoleh 𝑥 ∈.( A ∪ B)c Jadi Ac ∩ Bc ⊆ ( A ∪ B)c
Dari kedua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝐴𝐶 ∩ 𝐵𝐶
b. ( A ∩ B)c= Ac ∪ B c
Pembuktian
Diketahui ( A ∩ B)c= Ac ∪ B c jika dan hanya jika ( A ∩ B)c⊆ Ac ∪ B c dan
c
Ac ∪ B c⊆ ( A ∩ B)
Ambil sebarang 𝑥 ∈( A ∩ B)c, berarti 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐴 ∩ 𝐵. Dengan kata
lain, 𝑥 ∈ 𝑆 dan (𝑥 ∉ 𝐴 atau 𝑥 ∉ 𝐵), dapat pula dinyatakan (𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉
𝐴) atau (𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐵). Berakibat 𝑥 ∈ Ac atau 𝑥 ∈ Bc , , karenanya
didapat 𝑥 ∈ Ac ∪ B c, sehingga diperoleh ( A ∩ B)c⊆ Ac ∪ B c
Ambil sebarang 𝑥 ∈ Ac ∪B c, berarti (𝑥 ∈ dan 𝑥 ∉ 𝐴) atau (𝑥 ∈ dan 𝑥 ∉
𝐵). Dapat pula dinyatakan 𝑥 ∈ 𝑆 dan (𝑥 ∉ 𝐴 atau 𝑥 ∉ 𝐵) berakibat 𝑥 ∈ 𝑆
dan 𝑥 ∉ 𝐴 ∪ 𝐵. Sehingga diperoleh 𝑥 ∈( A ∩ B )c. Jadi Ac ∪B c ⊆ ( A ∩ B )c
8. Penyerapan
a. A ∪ ( A ∩B )= A
Pembuktian
Akan dibuktikan bahwa A ∪ ( A ∩B )= A, berarti harus menjukkan bahwa
A ∪ ( A ∩B ) ⊂ A dan A ⊂ A ∪( A ∩ B)
Ambil x ∈ A ∪ ( A ∩ B ) berati x ∈ Aatau x ∈( A ∩ B). Jika x ∈ A berarti
pernyataan jelas terbukti. Sebaliknya jika x ∈( A ∩ B), berarti x ∈ A
dan x ∈ B dengan kata lain kita tidak salah jika menyatakan bahwa
x ∈ A karena memang x berada didalam walaupun juga berada di B
jadi A ∪ ( A ∩B ) ⊂ A
Ambil x ∈ A berarti dapat pula dinyatakan bahwa x ∈ A atau
x ∈( A ∩ B) karena pada keduanya x berada didalam A, meskipun pada
penyataan kedua yaitu x ∈( A ∩ B), x juga berada di dalam B. Jadi ,
x ∈ A ∪( A ∩ B)
Dari kedua proses di atas terbukti bahwa A ∪ ( A ∩B )= A
b. A ∩ ( A ∪ B )= A
Pembuktian
Akan dibuktikan bahwa A ∩ ( A ∪ B )= A, berarti harus menjukkan bahwa
A ∩ ( A ∪ B ) ⊂ A dan A ⊂ A ∩( A ∪ B)
Ambil x ∈ A ∩ ( A ∪ B ) berati x ∈ Aatau x ∈( A ∪ B). Jika x ∈ A berarti
pernyataan jelas terbukti. Sebaliknya jika x ∈( A ∪ B), berarti x ∈ A
dan x ∈ B dengan kata lain kita tidak salah jika menyatakan bahwa
x ∈ A karena memang x berada didalam walaupun juga berada di B
jadi A ∩ ( A ∪ B ) ⊂ A
Ambil x ∈ A berarti dapat pula dinyatakan bahwa x ∈ A atau
x ∈( A ∪ B) karena pada keduanya x berada didalam A, meskipun pada
penyataan kedua yaitu x ∈( A ∪ B), x juga berada di dalam B. Jadi ,
x ∈ A ∩( A ∪B)
Dari kedua proses di atas terbukti bahwa A ∩ ( A ∪ B )= A
DAFTAR PUSTAKA
admin. (2020, Juli 10). Oprasi Himpunan . Dipetik Januari 15, 2021, dari idschool:
https://idschool.net/sma/operasi-pada-himpunan/
Bangsa, K. A. (2010, Oktober). Operasi Himpunan dan Contoh Soal. Dipetik Januari 15,
2021, dari tarokutu: https://tarokutu.com/2017/10/operasi-himpunan.html
Cara Menentukan Selisih Himpunan. (2020, September). Dipetik Januari 15, 2021, dari
cilacapklik: https://cilacapklik.com/2020/09/cara-menentukan-selisih-himpunan.html
Date, y. (2019, Maret 31). Soal dan Pembahasan Operasi Himpunan. Dipetik Januari 15,
2021, dari maretong: https://www.maretong.com/2019/03/soal-dan-pembahasan-operasi-
himpunan.html
Fandi. (2014, Oktober 28). Hukum – hukum Aljabar Himpunan dan Pembuktiannya. Dipetik
Januari 15, 2021, dari rifandy23.blogspot: http://rifandy23.blogspot.com/2014/10/hukum-
hukum-aljabar-himpunan-dan.html