Anda di halaman 1dari 10

TEORI HIMPUNAN

Pengertian Himpunan

Definisi : Himpunan adalah kumpulan objek-objek berbeda yang keanggotaannya


dapat didefinisikan dengan jelas.

Contoh himpunan:

 Himpunan siswi kelas III SMU Tarakanita tahun ajaran 1999-2000 yang nilai
IQ-nya diatas 120.
 Himpunan bilangan-bilangan bulat diantara 10 dan 500 yang habis dibagi 7

Contoh bukan himpunan:

 Himpunan mahasiswi cantik dalam kelas 1EB16 tahun ajaran 2021-2022 di


Universitas Gunadarma.

Himpunan hanya membicarakan objek-objek yang berlainan saja.

1. Metode Roster
yaitu dengan menuliskan semua anggota himpunan di dalam
tanda kurung {...........}

 contoh: himpunan bilangan ganjil N = {1,3,5,7,9,.......}

 Contoh: himpunan bilangan-bilangan bulat diantara 10 dan 50 yang habis


dibagi 7: A = {14, 21, 28, 35, 42, 49}

 Contoh B = {2, -2}

2. Metode Rule
yaitu dengan menyebutkan syarat keanggotaannya
contoh: N = {xx adalah bilangan asli}

Contoh A = {x| 10 < x < 50, x bilangan asli kelipatan 7}

Contoh B = {y| y2-3 = 1, y bilangan bulat}

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


Istilah-Istilah

1. elemen (Anggota), notasi : 


setiap unsur yang terdapat dalam suatu himpunan disebut
elemen/anggota himpunan itu.
contoh:
A ={a,b,c,d}
a A (a adalah anggota himpunan A)
e A (e bukan anggota himpunan A)

2. Himpunan kosong,9 notasi : ∅atau {}


yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota
contoh :
A = { x  x² = -4; x riil}
A=

3. Himpunan semesta,ffnotasi : S atau U


yaitu himpunan yang memuat seluruh objek yang dibicarakan
contoh :
K = {1,2,3}
S = { x x bilangan asli } atau
S = { x x bilangan cacah } atau
S = { x x bilangan positif } dsb.

Hubungan Antar Himpunan

1. Himpunan bagian, notasi : ⊆ subset) atau ⊇ (superset)

Himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan B, jika setiap anggota A


adalah anggota B.

Ditulis : A ⊆ Bf atau B ⊇A


contoh:
A={a,b}; B={a,b,c}; C={a,b,c,d}
maka A ⊆B;A⊆C;B⊆C
ketentuan :

o himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari sembarang


himpunan (∅⊆ A )
o himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan A sendiri ( ⊆ A)
o jika anggota himpunan A ada sebanyak n, maka banyaknya himpunan
bagian (HB) dari A adalah HB = 2n

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma



contoh:
jika A = {a,b,c}, n(A) = 3
maka himpunan bagian dari A adalah :
∅, {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, {a,b,c}

seluruhnya ada sebanyak 2³ = 8

POWER SET (PS)


Power Set dari suatu himpunan A (ditulis PS(A)) adalah himpunan yang
elemen-elemennya adalah himpunan-himpunan bagian dari himpunan A
tersebut.

contoh:
A = {a,b,c}
PS(A) = { {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, {a,b,c}, ∅}

Latihan Soal:

a. Tentukan Power Set dari himpunan A = {1, 3, 5}

b. Tentukan Power Set dari himpunan B = {0, 5}

c. Tentukan Power Set dari himpunan C = {9} Jawab: {{9}, ϕ}

d. Tentukan Power Set dari himpunan D = ϕ Jawab: { ϕ}

2. Himpunan sama, notasi : =

Dua himpunan A dan B adalah sama, jika setiap elemen A adalah elemen B,
dan setiap elemen B adalah elemen A. Dengan kata lain, himpunan A sama
dengan himpunan B (ditulis A = B) jika keduanya saling subset, dituliskan
A⊆B dan B⊆A.

contoh:
K = {x | x²-3x+2=0} = {x | (x-1)(x-2)=0}
L = {2,1}
maka K = L

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


3. Himpunan lepas, notasi : //

Dua himpunan A dan B disebut saling lepas, jika himpunan A tidak


mempunyai anggota persekutuan dengan himpunan B. Dituliskan A // B

contoh:
A = {a,b,c}
B = {k,l,m}
Maka A // B

Operasi Pada Himpunan

1. Gabungan (union), notasi : ∪

Gabungan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari
semua elemen yang menjadi anggota A atau menjadi anggota B.

A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }

Contoh: Misal diketahui


S = himpunan bilangan asli kurang dari 10
A = himpunan bilangan prima kurang dari 10
B = himpunan bilangan genap kurang dari 10

Dengan demikian, diperoleh:


𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
𝐴 = {2, 3, 5, 7}
𝐵 = {2, 4, 6, 8}

Sehingga 𝐴 ∪ 𝐵 = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} = 𝐵 ∪ 𝐴

Gambar Diagram Venn mengilustrasikan 𝐴∪𝐵

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


2. Irisan (intersection), notasi : ∩

Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua
elemen persekutuan dari himpunan A dan B.

A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }

Contoh: Misal diberikan


S = himpunan bilangan cacah kurang dari 12
A = himpunan bilangan prima kurang dari 10
B = himpunan bilangan ganjil kurang dari 10

Dengan demikian, diperoleh:


𝑆 = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11}
𝐴 = {2, 3, 5, 7}
𝐵 = {1, 3, 5, 7, 9}

Sehingga 𝐴 ∩ 𝐵 = {3, 5, 7} = 𝐵 ∩ 𝐴

Gambar Diagram Venn yang mengilustrasikan A ∩B

3. Selisih, notasi : 

Selisih antara dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari
semua anggota A yang bukan anggota B.

A-B={x|x ∈ A dan x ∉ B }

contoh:
A = {1,2,3,4,5}
B = {2,4,6,7,10}
Maka A - B = {1,3,5}
Sedangkan B – A = {6,7,10}

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


4. Komplemen, notasi: ̅
A', Ac, 𝐀

Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari semua


anggota himpunan S yang bukan anggota A.

A' = Ac = { x | x ∈ S dan x ∉ A } = S - A

Ilustrasi Diagram Venn untuk komplemen suatu himpunan A

contoh:
1. Misal diberikan:
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
A = {1,2,3,4,5}
Maka A' = {6,7,8,9,10}

2. Misal diketahui:
S = {a,b,c,d,e,f}
A = {a,e,f}
Maka AC = {b,c,d}

Ilustrasi Diagram Venn untuk AC

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


Sifat-Sifat Himpunan

1. Komutatif A  B = B A
A B = B  A

2. Asosiatif A (B C) = (AB) C


A(BC) = (A B) C

3. Distributif A (B C) = (A B) (A C)


A(B C) = (A B) A C)

____ _ _
4. De Morgan (A B)= A B (A B)C tidak sama dengan Ac BC
____ _ _
(A  B)= A B
Contoh: Misal diketahui
S = himpunan bilangan asli kurang dari 10
A = himpunan bilangan prima kurang dari 10
B = himpunan bilangan genap kurang dari 10

Dengan demikian, diperoleh:


𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
𝐴 = {2, 3, 5, 7}
𝐵 = {2, 4, 6, 8}

Maka (A B)C= {2,3,4,5,6,7,8}C = {1, 9}

AC = {1,4,6,8,9}

BC = {1,3,5,7,9}

AC BC = {1,3,4,5,6,7,8,9} ≠ (A B)C

AC BC = {1,9} = (A B)C

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


Jika n menyatakan banyaknya anggota himpunan, maka berlaku hubungan :

2 HIMPUNAN 3 HIMPUNAN
____ ________
n(S) = n (AB) + n (A B) n(S) = n(A B C) + n(A B C)

di mana di mana

n(AB) = n(A) + n(B) - n(A B) n(A B C) = n(A) + n(B) + n(C) - n(A
B) - n(A C) - n(BC) + n (A B C)

Contoh:
S = himpunan bilangan asli kurang dari 10 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, n(S) = 9
A = {1, 2, 3, 4} , n(A) = 4 ,
B = {2, 3, 5, 7, 9}, n(B) = 5 ,
A B = {2, 3}, n(A B) = 2
AB = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 9}, n(AB) = 7 = n(A) + n(B) – n(A B) = 4+5-2
(AB)c = {6, 8}, n((AB)c) = 2
n(S) = n(AB) + n(AB)c = 7 + 2 = 9

Skema Himpunan Bilangan

1. Himpunan bilangan asli (Simbol: N = Natural)


Himpunan bilangan asli adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya
merupakan bilangan bulat positif.

N = {1,2,3,4,5,6,......}

2. Himpunan bilangan prima


Himpunan bilangan prima adalah himpunan bilangan-bilangan asli yang hanya
dapat dibagi dirinya sendiri dan satu, kecuali angka 1.

P = {2,3,5,7,11,13, 17, 19, 23, 29, ....}

3. Himpunan bilangan cacah


Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang anggota-
anggotanya merupakan bilangan bulat positif digabung dengan nol.

C = {0,1,2,3,4,5,6,....}

4. Himpunan bilangan bulat (Simbol: Z = Zahlen)


Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang anggota-
anggotanya seluruh bilangan bulat, baik negatif, nol, dan positif.

B = {...,-3,-2,-1,0,1,2,3,...}

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


5. Himpunan bilangan rasional (Simbol: Q = Quotient)
Himpunan bilangan rasional adalah himpunan bilangan yang anggota-
anggonya merupakan bilangan yang dapat dinyatakan sebagai:
p/q dimana p,q  bulat dan q 0 atau dapat dinyatakan sebagai suatu
desimal berulang.

contoh: 0,-2, 2/7, 5, 2/11, 7/2, dan lain lain

contoh: 0,0000000…, -2,00000…., 0,285714285714285714…….,

5,000000…., 0,18181818181818……., 3,500000000…

6. Himpunan bilangan irasional (I)


Himpunan bilangan irasional adalah himpunan bilangan yang anggota-
anggotanya tidak dapat dinyatakan sebagai sebagai p/q atau tidak dapat
dinyatakan sebagai suatu desimal berulang.

contoh: log 2, e, 7

contoh: 0,30102999957…….. dan 2,7182818285……,

Sifat himpunan bilangan Irasional: I = Qc atau dapat dikatakan I // Q

7. Himpunan bilangan riil (Simbol: R = Real)


Himpunan bilangan riil adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan irasional.

contoh bilangan riil: log 10, 5/8, -3, 0, 3

contoh bilangan riil:


1,23434343434….. rasional
25,013410238492539242…… irasional
0,00569289289289…… rasional
√5 irasional
√9 rasional

8. Himpunan bilangan imajiner (Simbol: Im = Imaginer)


Himpunan bilangan imajiner adalah himpunan bilangan yang anggota-
anggotanya merupakan i (satuan imajiner) dimana i merupakan lambang
bilangan baru yang bersifat i² = -1, i = sqrt(-1)

contoh: i, 4i, 5i, ei, 7i, ….

Sifat himpunan bilangan Imaginer: Im = RC atau dapat dikatakan Im // R.

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma


9. Himpunan bilangan kompleks (Simbol: C = Complex)
Himpunan bilangan kompleks adalah himpunan bilangan yang anggota-
anggotanya (a + bi) dimana a, b  R, i² = -1, dengan a bagian riil dan b
bagian imajiner.

contoh: 2-3i, 8+2i, 7+2i, ….

Kesimpulan: 𝑁 ⊆ 𝑍 ⊆ 𝑄 ⊆ 𝑅⊆ 𝐶 

Achmad Fahrurozi – Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai