Anda di halaman 1dari 24

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SEKOLAH

MATERI ALJABAR SMP


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika Sekolah
Dosen Pengampu: Adhetia Martyanti, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Dewi Pramesthi (1910306036)


2. Beti Fikniyah (1910306037)
3. Isnaeni Muhaenifah (1910306045)
4. Emerald Kristalia Dewi (1910306087)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022
MATERI ALJABAR SMP

A. Himpunan
1. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang didefinisikan (diberi
batasan) dengan jelas.
Yang dimaksud didefinisikan dengan jelas adalah dapat ditentukan dengan tegas
apakah suatu benda (obyek) termasuk dalam suatu kumpulan (kelompok) yang
ditentukan atau tidak. Benda-benda atau objek yang termasuk dalam suatu himpunan
disebut anggota atau elemen dari himpunan itu.
Contoh :
 Kumpulan siswa di kelasmu yang berbadan gemuk bukan himpunan karena
berbadan gemuk tidak jelas harus berapa kilogram batasan beratnya.
 Kumpulan hewan berkaki dua adalah himpunan, karena dapat dibedakan antara
anggota dan bukan anggota dari kumpulan tersebut.
2. Notasi dan Aggota Himpunan
Suatu himpunan dapat ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal dan
anggota-anggota himpunan ditulis di antara pasangan kurung kurawal itu. Anggota
suatu himpunan dinyatakan dengan lambang ∈, sedangkan notasi bukan anggota
himpunan dinyatakan dengan ∉. Anggota yang sama dalam suatu himpunan hanya
ditulis satu kali. Himpunan diberi nama dengan menggunakan huruf kapital, yaitu
A,B,C,D, dan seterusnya. Banyak anggota himpunan H dinyatakan dengan notasi
n(H).
Contoh :
D adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari 8.
A = {1,2,3,4,5,6,7}
2 ∈ D sedangkan 8 ∉ D
Jika n(D) = 7, berarti banyak anggota pada himpunan D adalah 7.

3. Cara Penyajian Himpunan


a. Dengan kata-kata (metode deskripsi)
Menuliskan suatu himpunan dengan kata-kata atau pernyataan untuk menunjukkan
syarat keanggotaannya dan syarat keanggotaanya harus dinyatakan dengan jelas.
Contoh: A = {bilangan cacah kurang dari 6}
b. Dengan cara mendaftar anggota-anggotanya (metode tabulasi/roster)
Dengan metode ini, anggota himpunan yang disebutkan satu per satu dalam kurung
kurawal yang setiap anggota himpunan dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh: A = {0,1,2,3,4,5}
c. Dengan notasi pembentuk himpunan (metode bersyarat/rule)
Pada cara ini himpunan dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan,
anggotanya dilambangkan dengan variabel kemudian diikuti dengan pernyataan
matematika yang menggambarkan syarat keanggotaanya.
Contoh: A = {x|0 ≤ x ≤ 5, x ∈ C} dengan C = {bilangan cacah}
4. Diagram Venn
Himpunan dapat diilustrasikan dengan menggunakan gambar yang disebut Diagram
Venn. Dalam membuat diagram Venn perlu diperhatikan ketentuan berikut:
a. Himpunan semesta digambarkan dengan sebuah persegi panjang dan di pojok kiri
atas diberi simbol S.
b. Setiap himpunan yang termuat di dalam himpunan semesta ditunjukkan dengan
kurva tertutup sederhana.
c. Setiap anggota himpunan ditunjukkan dengan noktah dan nama anggotanya ditulis
berdekatan dengan noktahnya. Jadi setiap noktah mewakili satu anggota.
Contoh :

S = {2,4,5,6,7} dan A = {2,5,7}

5. Jenis-Jenis Himpunan
a. Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek/ anggota
himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta disebut juga sebagai
himpunan universal dan disimbolkan dengan S atau U.
Contoh: R = {3, 5, 7}
Himpunan semesta yang mungkin untuk himpunan R di antaranya adalah:
1) S = R = {3, 5, 7}
2) S = {bilangan ganjil}
3) S = {1, 2, 3, 5, 7}
4) S = {bilangan cacah}
5) S = {bilangan prima}

b. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan
kosong disimbolkan dengan { } atau Ǿ.
Contoh:
1) T adalah himpunan bilangan asli antara 3 dan 4, berarti T = { } dan n(T) = 0.
Anggota T tidak ada.
2) H adalah himpunan bilangan satu cacah yang pertama, berarti H = {0} dan
n(H) = 1. Anggota H adalah 0.
Berdasarkan kedua contoh di atas terlihat bahwa { 0 } ≠ {}
c. Himpunan Bagian
Himpunan A disebut sebagai himpunan bagian dari B jika setiap anggota A juga
menjadi anggota himpunan B. Lambang yang menyatakan himpunan bagian
adalah “ ⊂ ”.
Apabila banyaknya anggota himpunan adalah n buah, maka banyaknya himpunan
bagian dari himpunan tersebut sama dengan 2n.
Contoh:
1) A = {2,3,5}, B = {1,2,3,4,5,6}, dan C = {0,1,2,3,4,5} maka A ⊂ B dan B⊄C .
2) Jika B = {1, 2, 3} maka himpunan bagiannya adalah: { }, {1}, {2}, {3}, {1,
2}, {1, 3}, {2, 3}, {1, 2, 3}.
Banyak himpunan bagian dari B adalah 2n (B)=23 =8.

d. Himpunan Berhingga dan Himpunan Tak Berhingga


Himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya terbatas.
Contoh: V = {a,e,i,u,o} dengan n(V) = 5
Himpunan tak berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya tidak terbatas.
Contoh: C = {0, 1, 2, 3, …} dengan n(C )=∞

e. Himpunan Terhitung (Countable Set) dan Himpunan Tak Terhitung (Uncontable


Set)
Himpunan Terhitung (Countable Set) adalah himpunan yang anggotanya dapat
ditunjukkan atau dihitung satu per satu. Atau juga dapat dikatakan himpunan
terhitung jika himpunan tersebut berhingga atau denumerabel (terhitung tak
hingga).
Contoh:
A = {1,2,3,4} himpunan terhitung sekaligus himpunan berhingga
B = himpunan bilangan ganjil = {1,3,5,7,…} himpunan terhitung
sekaligus himpunan tak berhingga

Himpunan Tak Terhitung (Uncountable Set) adalah himpunan yang anggotanya


tidak dapat dihitung satu per satu.
Contoh:
R = Himpunan bilangan real
X = Himpunan bilangan antara 0 dan 1

6. Operasi Himpunan
a. Irisan Himpunan
Irisan Himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya menjadi
anggota himpunan A sekaligus anggota himpunan B. Dengan notasi pembentuk
himpunan, irisan himpunan A dan B didefinisikan sebagai:
A ∩ B={ x∨x ∈ A dan x ∈ B }
b. Gabungan Himpunan
Gabungan himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya
menjadi anggota A atau anggota B saja. Dengan notasi pembentuk himpunan,
gabungan himpunan A dan B didefinisikan sebagai:
A ∪B={x ∨x ∈ A atau x ∈ B }
c. Selisih Himpunan
Selisih himpunan A dan B atau A – B adalah himpunan semua anggota A yang tidak
menjadi anggota B. Dengan notasi pembentuk himpunan, selisih himpunan A dan B
didefinisikan sebagai berikut:

A – B = {x | x ∈ A dan x ∉ B}
d. Komplemen Himpunan
Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan anggota S yang bukan anggota A. Komplemen dari A atau A’
merupakan pelengkap dari himpunan A sehingga membentuk himpunan semesta S.
Atau dapat dinotasikan sebagai AC, dengan notasi pembentuk himpunan dapat
didefinisikan sebagai:
C
A ={x∨x ∉ A dan x ∈ S , S himpunan semesta }

Berikut adalah diagram venn dari operasi-operasi himpunan:

Contoh :
Diketahui S = {1, 2, 3, 4, …, 12}, A={1,3,6,9 } dan B={2,3,4,8,9,10} maka:
a. A ∩ B={3,9}
b. A ∪ B={1,2,3,4,6,8,9,10 }
c. A – B = {1,6}
d. B – A = {2,4,8,10}
e. AC ={2,4,5,7,8,10,11,12}
f. BC ={1,5,6,7,11,12}
7. Sifat-Sifat Operasi Himpunan
a. Sifat Komutatif Irisan
A ∩ B=B ∩ A
b. Sifat Assosiatif Irisan
( A ∩ B)∩C= A ∩(B ∩C )
c. Sifat Komutatif Gabungan
A ∪B=B ∪ A
d. Sifat Assosiatif Gabungan
( A ∪ B) ∪C=A ∪( B ∪C)
e. Sifat Distributif Irisan terhadap Gabungan
A ∩( B ∪C)=( A ∩ B) ∪( A ∩C )
f. Sifat Distributif Gabungan terhadap Irisan
A ∪( B ∩C)=( A ∪ B) ∩( A ∪C)

8. Rumus Untuk Menentukan Banyaknya Anggota Gabungan Dua Himpunan

n( A ∪ B)=n ( A )+ n( B) – n( A ∩B)
n(A) = banyak anggota himpunan A
n(B) = banyak anggota himpunan B

Contoh: Dari 35 siswa, 25 siswa gemar bulu tangkis, dan 20 siswa gemar basket.
Tentukan banyak siswa yang:
a. Gemar kedua-duanya
b. Gemar bulu tangkis saja
c. Gemar basket saja
Penyelesaian:
n( A ∪ B)=35 , n( A)=25 ,n (B)=20
a. Siswa yang gemar keduanya adalah n( A ∩ B)
n( A ∪ B)=n ( A )+ n( B)−n( A ∩ B)
35=25+20−n( A ∩ B)
n( A ∩ B)=45−35=10
Jadi siswa yang gemar keduanya berjumlah 10 anak.
a. Siswa yang gemar bulu tangkis saja adalah 25 – 10 = 15 anak
b. Siswa yang gemar basket saja adalah 20 -10 = 10 anak

B. Fungsi Linear
1. Pengertian Persamaan Garis Lurus
Persamaan garis lurus adalah suatu fungsi yang apabila digambarkan ke dalam bidang
Cartesius akan berbentuk garis lurus. Garis lurus ini mempunyai nilai kemiringan
suatu garis yang dinamakan Gradien (m).
Bentuk umum:
y=mx+c
Dimana, m=¿ gradien (kemiringan garis)
c=¿ konstanta
2. Gradien Garis Lurus (m)
Gradien adalah nilai yang menyatakan kemiringan suatu garis yang dinyatakan
dengan m. Untuk mencari nilai gradien suatu garis dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
1) Garis melalui dua titik (x 1 , y 1 ) dan (x 2 , y 2 )
y 2− y 1
Gradiennya m=
x 2−x 1

Contoh:
Gradien garis lurus yang melalui titik (5 , 2) dan (−1 , 8) adalah...
Penyelesaian:
y 2− y 1
m= → x1 =5 ; x 2=−1; y 1=2 dan y 2=8
x 2−x 1
8−2 6
m= = =−1
−1−5 −6

2) Garis melalui pusat koordinat O (0,0) dan melalui titik( x 1 , y 1 )


y1
Gradien m=
x1

Contoh:
Gradien garis lurus yang melalui titik (0 , 0) dan ( 4 , 8) adalah...
Penyelesaian:
y1
m= → x 1=4 ; y 1=8
x1
8
¿ =2
4

3) Garis memotong kedua sumbu


a. Garis miring ke kanan
b. Garis miring ke kiri

4) Persamaan garis ax +by +c =0 maka


−koefisien x −a
Gradiennya ( m )= =
koefisien y b
Contoh:
Gradien garis dengan persamaan 2 x− y−5=0 adalah...
Penyelesaian:
2 x− y−5=0 → ax+ by+ c=0, maka a=2 ; b=−1 dan c=−5
−a −2
m= = =2
b −1

5) Garis sejajar sumbu x


m=0 → y=0 x +b ( y=b)

Contoh:
Gradien garis y=4 adalah...
Penyelesaian:
y=mx+c → y =0 x+ 4
Dijadikan ke bentuk persamaan ax +by +c =0 menjadi
0 x− y + 4=0 →a=0 ; b=−1
−koefisien x −a −0
( m )= = = =0
koefisien y b (−1)

6) Garis sejajar sumbu y


m= → x=0 y +a ( x=a)
Contoh:
Gradien garis x=2 adalah...
Penyelesaian:
y=mx+c →mx= y−c → x=0 y +2
Dijadikan ke bentuk persamaan ax +by +c =0 menjadi
x−0 y −2=0 → a=1 ; b=0
−koefisien x −a −1
( m )= = = =
koefisien y b 0

3. Menentukan Persamaan Garis Lurus


1) Persamaan garis yang melalui titik O (0,0) dan bergradien m. Persamaan garisnya:
y=mx

2) Persamaan garis yang melalui titik (0 , c ) dan bergradien m. Persamaan garisnya:


y=mx+c

3) Persamaan garis yang melalui titik (x 1 , y 1 ) dan bergradien m. Persamaan garisnya:


y− y1 =m( x−x 1)

Contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (5, 10) dan bergradien 2 adalah...
Penyelesaian:
Persamaan garisnya:
y− y1 =m ( x−x 1 ) → m=2; x 1=5 ; y 1=10
y−10=2( x−5)
y−10=2 x−10
y=2 x−10+10
y=2 x

4) Persamaan garis yang melalui titik (x 1 , y 1 ) dan (x 2 , y 2 ).


y− y1 x−x 1
Persamaan garisnya: =
y 2− y 1 x 2−x 1

Contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (2, 4) dan (-3, -2) adalah...
Penyelesaian:
Persamaan garisnya:
y− y1 x−x 1
= → x1=2; x 2=−3 ; y 1=4 ; y 2=−2
y 2− y 1 x 2−x 1
y−4 x−2
=
−2−4 −3−2
y−4 x−2
=
−6 −5
−5 ( y−4 ) =−6 ¿)
−5 y +20=−6 x−12
−5 y=−6 x −12−20
−5 y=−6 x −32
6 x 32
y= +
5 5
5) Persamaan garis yang memotong sumbu x dan sumbu y di titik ( x 1 ,0 )dan0 , y 1 ¿ .
Persamaan garisnya: y 1 ∙ x + x 1 ∙ y=x 1 ∙ y 1

Contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (4,0) dan (0, 8) adalah...
Penyelesaian:
Persamaan garisnya:
y 1 ∙ x + x 1 ∙ y=x 1 ∙ y 1 → x1 =4 dan y 1=8
8 x +4 y =4 ∙ 8
8 x +4 y =32
2 x+ y =8
y=8−2 x

4. Hubungan Antara Dua Garis Lurus


1) Gradien dua garis sejajar
Gradien dua garis lurus adalah sama. Garis
sejajar dengan garis b. Jika gradien garis
a=ma dan gradien garis b=m b, maka m a=mb .
Persamaan garis yang sejajar dengan garis
ax +by +c =0 dan melalui titik ( x 1 , y 1 ) adalah
ax +by =a x1 +b y 1 .
Contoh:
Persamaan garis yang melalui titik (2, 3) dan sejajar 3 x+ 5 y −15=0 adalah...
Penyelesaian:
 Cara 1
Cari gradien garis 3 x+ 5 y −15=0→ 5 y=−3 x +15
−3 3
y= x+3 →gradien (m)¿−
5 5
Karena sejajar maka persamaan garis yang dicari gradiennya adalah sama.
−3
Persamaan garis yang melalui titik (2, 3) dengan gradien m= adalah
5
y− y1 =m ( x−x 1 ) → x 1=2 ; y 1=3
−3
y−3= ( x−2)
5
−3 6
y−3= x + → dikali 5
5 5
5 y−15=−3 x+ 6
3 x+ 5 y =21

 Cara 2
Persamaan garis yang sejajar dengan garis ax +by +c =0 dan melalui titik
( x 1 , y 1 ) adalah ax +by =a x1 +b y 1. Garis 3 x+ 5 y −15=0, melalui titik (2, 3);
a=3 ; b=5; x 1=2 ; y 1=3 .
Persamaan garisnya: 3 x+ 5 y =3 ∙2+5 ∙ 3
3 x+ 5 y =21
2) Gradien dua garis tegak lurus
Garis a tegak lurus dengan garis b. Jika gradien garis a=ma dan gradien garis
−1
b=mb, maka ma ×m b=−1 atau m a= .
mb
Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis ax +by +c =0 dan melalui titik
( x 1 , y 1 ) adalah ay −bx=a y 1 +b x 1.

Contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (3, 5) dan tegak lurus garis 2 x+ y −5=0
adalah...
Penyelesaian:
 Cara 1
Menentukan gradien garis 2 x+ y −5=0
y=−2 x +5 → gradien (m) = - 2
−1 −1 1
Karena tegak lurus maka gradien kedua adalah = =
m −2 2
1
Persamaan garis lurus melalui titik (3, 5) dengan gradien adalah:
2
y− y1 =m ( x−x 1 ) → x 1=3 ; y 1=5
1
y−5= (x−3)
2
1 3
y−5= x− → dikali 2
2 2
2 y−10=x−3
2 y−x=7

 Cara 2
Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis ax +by +c =0 dan melalui titik
( x 1 , y 1 ) adalah ay −bx=a y 1 +b x 1.
Garis 2 x+ y −5=0 melaui titik (3, 5) adalah
a=2 ; b=1 ; x 1=3 ; y 1=5.
Persamaan garisnya
2 y−x=2 ∙5−1 ∙3
2 y−x=7
5. Menentukan Titik Potong Dari Dua Garis Lurus
Titik potong dari dua garis lurus dapat dilakukan dengan 2 cara:
1) Substitusi
Dengan memasukkan salah satu variabel dari persamaan yang satu ke persamaan
yang lain.
2) Eliminasi
Dengan mengeliminasi (menghilangkan) salah satu variabel dengan cara
menyamakan variabel yang akan dieliminasi.

Contoh: Tentukan titik potong garis 2 x+ y −6=0 dengan garis 2 y−x−7=0

Penyelesaian:

 Cara 1 (substitusi)
2 x+ y −6=0 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯(1)
2 y−x−7=0 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯(2)
Substitusi (2) ke (1),
2 ( 2 y −7 ) + y−6=0
4 y−14+ y−6=0
5 y−20=0
5 y=20
y=4
Masukkan nilai y ke (1) lagi:
2 x+4−6=0
2 x−2=0
2 x=2
x=1
Diperoleh titik potongnya adalah (1, 4)
 Cara 2
2 x+ y −6=0
2 y−x−7=0 → x −2 y +7=0
Eliminasi variabel x
2 x+ y −6=0|×1|⇔ 2 x + y−6=0
x−2 y +7=0|×2|⇔ 2 x−4 y+14=0
−¿
5 y−20=0
5 y=20
y=4

Masukkan y=4
2 ∙ 4−x−7=0
8−x−7=0
1−x=0
x=1 Didapatkan titik potong (1, 4)

C. Persamaan Linear Satu Variabel


1. Kalimat Tertutup dan Kalimat Terbuka
a. Kalimat Tertutup (Pernyataan)
Kalimat tertutup adalah kalimat yang sudah dapat ditentukan kebenarannya. Atau
dapat juga didefinisikan kalimat yang bernilai benar atau salah.
Kalimat benar merupakan kalimat yang bernilai benar atau sesuai dengan
kenyataan yang ada dan kalimat salah merupakan kalimat yang bertentangan
dengan kenyataan yang ada.
Contoh:
1) 6 + 4 = 10 (benar)
2) 9 adalah bilangan genap (salah)
b. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan benar atau salahnya.
Contoh: 2x + 3 = 7 (bernilai benar jika x = 2)

2. Persamaan Linear Satu Variabel


Persamaan Linear Satu Variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan tanda
sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu.
Secara umum persamaan linear satu variabel ditulis:
ax +b=c untuk a ≠ 0
dengan x sebagai variabel (peubah) dan a merupakan koefisien, serta b dan c disebut
konstanta.
Contoh:
p + 10 = 15
3x – 6 = 12

3. Penyelesaian dan Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel


Pengganti dari variabel (peubah) suatu persamaan linear satu variabel menjadi kalimat
benar disebut akar atau penyelesaian dari persamaan tersebut.
Persamaan linear satu variabel hanya memiliki satu buah penyelesaian. Jika persamaan
−b
berbentuk ax + b = 0, maka penyelesaiannya adalah x= .
a

Himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel adalah himpunan semua


pengganti dari variabel-variabel pada persamaan yang membuat persamaan pada
pernyataan tersebut menjadi benar. Himpunan Penyelesaian sering disinggkat sebagai
HP.
Persamaan yang ekuivalen adalah suatu persamaan yang mempunyai himpunan
penyelesaian yang sama, apabila pada persamaan itu dikenakan suatu operasi
tertentu. Notasi ekuivalen adalah “⇔”
Cara menyelesaikan persamaan linear satu variabel antara lain:
a. Kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama
5 x−2=4 x +7
⇔ 5 x−2+ 2=4 x+7+ 2 (kedua ruas ditambah 2)
⇔ 5 x=4 x +9
⇔ 5 x−4 x=4 x−4 x+ 9 (kedua ruas dikurangi 4x)
⇔ x=9
Maka, penyelesaiannya adalah x = 9 atau HP = {9}.

b. Kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan yang sama


2x
−4=8
3
2x
⇔ −4+ 4=8+ 4 (kedua ruas ditambah 4)
3
2x
⇔ =12
3
2x 3 3 3
⇔ × =12× (kedua ruas dikali )
3 2 2 2
⇔ x=18
Maka, penyelesaiannya adalah x = 18 atau HP = {18}.

c. Memindahkan konstanta di ruas kiri dan variabel di ruas kanan


3( x +2)+ 5=2(x +15)
⇔ 3 x +6+ 5=2 x+ 30
(2x di ruas kanan dipindah ke ruas kiri menjadi −2 x ) dan
(diruas kanan 6 + 5 dipindah ke ruas kanan menjadi −6−5)
⇔ 3 x−2 x=30−6−5
⇔ x=19
Maka, penyelesaiannya adalah x = 19 atau HP = {19}.

4. Penerapan Persamaan Linear Satu Variabel


Dalam menyelesaikan soal-soal cerita persamaan dalam kehidupan sehari-hari, maka
perlu langkah-langkah berikut:
a. Membuat diagram (sketsa), jika soal yang berhubungan dengan geometri
b. Menerjemahkan kalimat cerita menjadi kalimat matematika dalam bentuk
persamaan
c. Menyelesaikan persamaan tersebut
Contoh:
Jumlah dua bilangan cacah genap yang berurutan adalah 30. Jika bilangan yang
pertama adalah n, maka:
1) Tentukan bilangan kedua dalam n.
Bilangan kedua = n + 2
2) Susunlah persamaan dalam n, kemudian selesaikan.
n+(n+2)=30
⇔ 2n+ 2=30
⇔ 2n=30−2
⇔ 2n=28
⇔ n=14
3) Tentukan kedua bilangan tersebut.
Bilangan pertama = n = 14
Bilangan kedua = n + 2 = 14 + 2 = 16
D. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
1. Konsep Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel adalah persamaan linear yang memiliki dua variabel
dengan pangkat masing-masing variabel adalah satu. Berikut ini adalah bentuk
umum dari Persamaan Linear Dua Variabel:

Persamaan linear dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk


ax +by =c dengan a , b , c ∈ R , a , b ≠ 0, dan x , y suatu variabel.

Contoh:
Berikut ini adalah contoh bentuk persamaan linear dua variabel
a. y=x +5
b. a+ 2b=4
c. 3 m+6 n=9

2. Definisi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel saling terkait, artinya penyelesaian dari
SPLDV harus sekaligus memenuhi kedua Persamaan Linear Dua Variabel
pembentuknya. Berbeda dengan persamaan dua variabel, Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel memiliki penyelesaian atau himpunan penyelesaian yang harus
memenuhi kedua persamaan linear dua variabel tersebut. Jadi, Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel adalah dua persamaan linear dua variabel yang memiliki
penyelesaian atau himpunan penyelesaian yang sama dan harus memenuhi kedua
persamaan linear dua variabel tersebut.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel memiliki bentuk umum sebagai berikut:

{axdx++by=c
ey=f

dengan a , b , c , d , e , dan f bilangan real;a danb ≠ 0 ;d dane ≠ 0 . Kemudian x , y adalah


variabel dengan a dand koefisien variabel x ,b dane koefisien variabel y , serta c dan f
konstanta persamaan.
 Bentuk sistem persamaan linear dua variabel

x+ y=5 }
2 x + y =6 x , y ∈
bilangan cacah

 Bukan bentuk sistem persamaan linear dua variabel


{−2x−z
x +3 y=10
=−2

Contoh:
Shanti membeli 4 buku tulis dan 3 pensil, ia membayar Rp19.500,00. Jika ia membeli
2 buku tulis dan 4 pensil, ia harus membayar Rp16.000,00. Tentukan model Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel yang menunjukkan permasalahan di atas!
Penyelesaian:
Misalkan harga buku tulis x dan harga pensil y.
Dari soal di atas, dapat dibentuk model matematika sebagai berikut:
 Harga 4 buku tulis dan 3 pensil Rp19.500,00 sehingga 4 x+3 y =19.500.

 Harga 2 buku tulis dan 4 pensil Rp16.000,00 sehingga 2 x+ 4 y=16.000 .


Dari sini diperoleh sistem persamaan linear dua variabel berikut.
4 x+3 y =19.500
2 x+ 4 y=16.000

3. Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Penyelesaian atau himpunan penyelesaian suatu sistem persamaan linear dua variabel
dengan dua peubah dapat ditentukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah
dengan menggunakan :
a. Metode grafik
Langkah- Langkah Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Grafik
1) Menggambar garis yang mewakili kedua persamaan dalam bidang kartesius.
2) Menemukan titik potong dari kedua grafik tersebut.
3) Titik potong dari kedua grafik itulah yang menjadi penyelesaian SPLDV.

Contoh:

Keliling sebuah kebun yang berbentuk persegi panjang adalah 42 m. Selisih


panjang dan lebar kebun adalah 9 m. Tentukan panjang dan lebar kebun?
Penyelesaian:
Masalah dari contoh di atas dapat diselesaikan dengan membuat model
persamaan dan menyelesaikannya. Misalkan panjang persegi panjang=x dan
lebarnya= y , maka kalimat matematikanya adalah:
 Keliling kebun yang berbentuk persegi panjang adalah 42 m, dapat dibentuk
persamaan 2 x+2 y=42.
 Selisih panjang dan lebar kebun adalah 9 m, dapat dibentuk persamaan
x− y =9.
Gambar di bawah menunjukkan tabel dan grafik penyelesaian untuk persamaan
2 x+2 y=42dan x− y =9.
Persamaan 2 x+2 y=42
1
x -3 0 3 6 9 12 18 21 24
5
1
y 24 21 15 12 9 6 3 0 -3
8

Persamaan x− y =9
x -3 0 3 6 9 12 15 18 21 24
-
y -12 -6 -3 0 3 6 9 12 15
9

Dari kedua tabel di atas, terdapat sebuah pasangan terurut (x , y ) yang memenuhi
kedua persamaan, yaitu (15 , 6).

Titik perpotongan kedua garis merupakan penyelesaian dari kedua persamaan,


yakni (15 , 6).
b. Metode substitusi
Langkah- Langkah Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Substitusi
1) Mengubah salah satu persamaan menjadi bentuk y=ax+ batau x=cy + d .
2) Substitusi nilai x atau y yang diperoleh dari langkah (1) ke persamaan lainnya.
3) Selesaikan persamaan untuk mendapatkan nilai x atau y
4) Substitusi nilai x atau y yang diperoleh pada langkah (3) untuk mendapatkan
nilai dari variabel yang belum diketahui.
5) Penyelesaian dari kedua persamaan adalah( x , y ).

Contoh:
Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan
lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya adalah 34 tahun. Hitunglah umur
ayah dan anak perempuannya dua tahun yangakan datang.

Penyelesaian:
 Misalkan umur ayah adalah x tahun dan umur anak perempuannya adalah y
tahun. Maka model matematika yang sesuai adalah sebagai berikut.
Selisih umur ayah dan anak adalah 26 tahun, maka:
x – y=26
Lima tahun lalu, jumlah umur ayah dan anak adalah 34 tahun, maka:
( x – 5 ) +( y – 5)=34
⇔ x+ y – 10=34
⇔ x+ y =34+10
⇔ x+ y =44
 Dengan demikian, kita hasilkan model matematika berbentuk SPLDV
berikut. x – y=26
x + y=44
 Dengan menggunakan metode substitusi, maka penyelesaian dari SPLDV
tersebut adalah sebagai berikut:
Menentukan nilai x
x – y=26 → y=x – 26
⇒ x + y=44
⇒ x +(x – 26)=44
⇒ 2 x – 26=44
⇒ 2 x=44 +26
⇒ 2 x=70
⇒ x=35
Menentukan nilai y
⇒ x + y=44
⇒ 35+ y =44
⇒ y =44−35
⇒ y =9
Dengan demikian, umur ayah sekarang adalah 35 tahun dan umur anak
perempuan sekarang adalah 9 tahun. Jadi, umur ayah dan umur anak dua tahun
yang akan datang adalah 37 tahun dan 11 tahun.

c. Metode eliminasi
Langkah- Langkah Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Eliminasi
1) Menyamakan salah satu koefisien dari variabel x atau y dari kedua persamaan
dengan cara mengalikan konstanta yang sesuai.
2) Hilangkan variabel yang memiliki koefisien yang sama dengan cara
menambahkan atau mengurangkan kedua persamaan.
3) Ulangi kedua langkah di atas untuk mendapatkan variabel yang belum
diketahui.
4) Penyelesaian dari kedua persamaan adalah (x , y ).

Contoh:
Seseorang membeli 4 buku tulis dan 3 pensil, ia membayar Rp19.500,00. Jika ia
membeli 2 buku tulis dan 4 pensil, ia harus membayar Rp16.000,00. Tentukan
harga sebuah buku tulis dan sebuah pensil.

Penyelesaian:
 Misalkan harga buku tulis = x dan pensil = y .
 Dari soal di atas, dapat dibentuk model matematika sebagai berikut:
Harga 4 buku tulis dan 3 pensil Rp 19.500,00 sehingga 4 x+3 y =19.500.
Harga 2 buku tulis dan 4 pensil Rp 16.000,00 sehingga 2 x+ 4 y=16.000 .
Dari sini diperoleh sistem persamaan linear dua variabel berikut.
4 x+3 y =19.500
2 x+ 4 y=16.000
 Dengan menggunakan metode eliminasi, maka penyelesaian dari SPLDV
tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk mengeliminasi variabel x , maka kalikan persamaan pertama dengan 1
dan persamaan kedua dengan 2 agar koefisien x kedua persamaan sama.
Selanjutnya kita selisihkan kedua persamaan sehingga kita peroleh nilai y
sebagai berikut:

4 x+3 y ¿ 19.500∨× 1∨¿ → 4 x +3 y ¿ 19.500

2 x+ 4 y ¿ 16.000∨× 2∨¿ → 4 x +8 y ¿ 32.000

−5 y ¿ −12.500

y ¿ 2.500

Untuk mengeliminasi variabel y , maka kalikan persamaan pertama dengan 4


dan kalikan persamaan kedua dengan 3 lalu selisihkan kedua persamaan
sehingga diperoleh nilai x sebagai berikut.
4x + 3y = 19.500 |× 4| → 16x + 12y = 78.000

2x + 4y = 16.000 |× 3| → 6x + 12y = 48.000

10x = 30.000

x = 3.000

Jadi, penyelesaian persamaan itu adalah x=3.000 dan y=2.500. Dengan


demikian, harga sebuah buku tulis adalah Rp 3.000,00 dan harga sebuah
pensil adalah Rp 2.500,00.

d. Metode gabungan (eliminasi dan substitusi)


Metode gabungan merupakan metode yang paling mudah untuk diterapkan
apabila dibandingkan dengan ketiga metode sebelumnya. Metode gabungan
diawali dengan melakukan eliminasi kedua persamaan, kemudian substitusikan
salah satu nilai variabel yang diperoleh ke persamaan lainnya.

Contoh:
Tohir mempunyai uang Rp 16.500,00. Sejumlah uang itu akan dihabiskan untuk
membeli 6 buah peralatan sekolah. Ia membeli beberapa buku dengan harga Rp
4.000,00 per buku, dan ia juga membeli beberapa pensil dengan harga Rp
2.500,00 per pensil. Berapa banyak pensil yang dibeli Tohir?
Penyelesaian:
Misalkan banyak buku adalah b , dan banyak pensil adalah p , maka(b , p) adalah
bilangan asli. Maka persamaan matematika dari soal tersebut adalah
4.000 b +2.500 p=16.500. Disederhanakan menjadi 8 b+5 p=33 dimana b+ p=6

8 b+5 p=33
5 b+5 p=30
-
3 b=3
b=1
Sehingga b+ p=6
1+ p=6
p=6−1
p=5
Jadi, banyak pensil yang dibeli oleh Tohir adalah 5 buah.
LATIHAN SOAL

1. Diketahui P merupakan himpunan bilangan faktor 90 dan Q merupakan himpunan


bilangan kelipatan 5 yang kurang dari 50. Hasil dari P – Q adalah…
A. {1, 2, 3, 6, 9, 18, 90}
B. {5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45}
C. {20, 25, 35, 40}
D. {10, 15, 30, 45}

2. Dari 120 orang mahasiswa semester 6 di Universitas Tidar, 100 orang mengambil paling
sedikit satu mata kuliah pilihan, yaitu mata kuliah Manajemen Kebencanaan, Matematika
Ekonomi, dan Algoritma pemrograman.
Diketahui juga : 65 orang mengambil Asuransi, 45 orang mengambil Perbankan, 42 orang
mengambil Transportasi, 20 orang mengambil Asuransi dan Perbankan, 25 orang
mengambil asuransi dan Transportasi, dan 15 orang mengambil Perbankan dan
Transportasi. Banyaknya mahasiswa yang tidak mengambil satu pun dari 3 mata kuliah
tersebut adalah...
A. 28 orang
B. 18 orang
C. 10 orang
D. 20 orang

1. Umur ayah p tahun dan ayah 6 tahun lebih tua dari paman. Jika jumlah umur paman dan
ayah 38 tahun, maka model matematika yang tepat adalah ....
A. 2p + 6 = 38
B. 2p – 6 = 38
C. p + 6 = 38
D. p – 6 = 38

1. Jumlah 3 bilangan genap berurutan sama dengan 90. Jumlah bilangan terbesar dan
terkecil adalah ....
A. 50
B. 60
C. 62
D. 64

1. Sebuah perusahaan taksi menetapkan tarif “bukapintu” sebesar Rp5.000,00. Selanjutnya


penumpang dibebankan harga Rp3.000,00 per km. Jika seorang konsumen menyewa taksi
sejauh 8 km, taksi yang harus dibayarnya adalah …
A. Rp30.000,00
B. Rp50.000,00
C. Rp29.000,00
D. Rp31.000,00
1. Jika seorang konsumen membayar tarif taksi sebesar Rp20.000,00 (soal nomor 5),
konsumen tersebut menyewa taksi sejauh …
A. 8 km
B. 6 km
C. 4 km
D. 5 km

1. Diketahui suatu fungsi f ( x )=ax+ b. Jika f ( 0 )=4 dan f ( 1 ) =6, maka fungsi tersebut adalah

A. f ( x )=2 x +2
B. f ( x )=x + 4
C. f ( x )=2 x +4
D. f ( x )=3 x +1
E. f ( x )=4 x +2

1. Andi dan Banu memiliki sejumlah kelereng. Andi mengatakan kepada Banu, “Jika kamu
memberikan ku sebuah kelereng, maka jumlah kelereng kita sama". Sedangkan Banu
mengatakan kepada Andi, "Jika kamu memberiku dua kelereng maka aku akan memiliki
kelereng sebanyak empat kali kelereng yang kamu miliki". Jumlah seluruh kelereng Andi
dan Banu adalah...
A. 2
B. 4
C. 6
D. 10

1. Tiga tahun yang lalu, Paman Indra berusia 21 tahun lebih tua dari Indra. Empat tahun
kemudian, umur Paman Indra tiga kali umur Indra. Apabila umur kakak Indra merupakan
rata-rata umur Paman Indra dan Indra, maka umur kakak Indra....tahun
A. 17
B. 16
C. 15
D. 14

1. Jika a dan b adalah penyelesaian dari sistem persamaan


2015 a+2016 b=6047
2016 a+ 2015b=6046
maka nilai a+ b adalah ...
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, A. R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2017). Buku guru matematika
SMP. MTs kelas VIII.
Dhoruri, A. (n.d.). Markaban. 2011. Pembelajaran Persamaan Garis Lurus di SMP.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). MATEMATIKA-Edisi Revisi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nuharini, D., & Wahyuni, T. (2008). Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII.
Siswono, T. Y. E., & Lastiningsih, N. (2007). Matematika 2 SMP dan MTs untuk Kelas VIII.
Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai