Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rista Nur Eka Budiyani

NPM : 1910306079
Kelas : 01
Makul : Manajemen Kebencanaan

POTENSI BENCANA GUNUNG MELETUS, TSUNAMI, GEMPA BUMI

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-
made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain :
1. Bencana alam
Diakibatkan peristiwa/serangkaian peristiwa yang disesbabkan oleh alam seperti :
tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dll.
2. Bencana non alam
Diakibatkan peristiwa/serangkaian peristiwa yang disesbabkan non alam seperti : gagal
teknologi, epidemi, dll.
3. Bencana sosial
Diakibatkan peristiwa/serangkaian peristiwa yang disesbabkan oleh tindakan manusia
yang meliputi konflik antar kelompok, teror, perang, dll.
Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang
menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat
dikelompokkan menjadi :
 Bahaya geologi (geological hazards)
 Bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards)
 Bahaya biologi (biological hazards)
 Bahaya teknologi (technological hazards)
 Penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation)
 Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat
 Infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana.
Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat
lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc)
yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa – Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa
pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi
tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi,
tsunami, banjir dan tanah longsor.
Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh
pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di
Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi
dan daerah seismik aktif lainnya. Indonesia memiliki tanah yang subur. Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup
cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana
hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di
banyak daerah di Indonesia.
1. GEMPA BUMI
Gempa bumi merupakan ancaman konstan di Indonesia karena pertemuan lempeng tektonik
dan aktivitas vulkanik di wilayah ini. Beberapa ilmuwan bumi saat ini sedang menunggu "gempa
besar" berikutnya di Indonesia karena adanya tekanan berat pada salah satu batas lempeng besar
bumi di sebelah barat Sumatra (yaitu "tabrakan" antara lempeng samudra India dan lempeng
Asia), yang mirip dengan gempa berskala 9,2 yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan
menyebabkan tsunami yang parah (lebih banyak informasi tentang tsunami ini disediakan di
bawah). Sebagian sebab dari banyaknya jumlah korban jiwa di Indonesia saat kena gempa bumi
besar adalah karena konstruksi yang buruk dari rumah-rumah dan infrastruktur. Itu sebabnya
mengapa gempa yang sedang bisa saja menyebabkan jatuhnya banyak korban, runtuhnya gedung-
gedung, dan hilangnya tempat tinggal bagi banyak orang.
2. GUNUNG BERAPI
Indonesia adalah negara yang memiliki paling banyak gunung berapi aktif di seluruh dunia.
Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik beserta Lempeng Indo-Australia adalah tiga lempeng
tektonik aktif yang menyebabkan terjadinya zona-zona tumbukan yang kemudian membentuk
gunung-gunung berapi ini. Indonesia diperkirakan memiliki 129 gunung berapi, semuanya
diawasi dengan hati-hati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Hal ini dilakukan
karena sejumlah gunung berapi di Indonesia terus menunjukkan aktivitas. Apalagi, diperkirakan
lebih dari lima juta orang tinggal (dan/atau kerja) di "zona bahaya" sebuah gunung berapi (yang
harus segera dievakuasi kalau gunungnya menunjukkan aktivitas yang naik secara signifikan).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan hati-hati memonitor semua gunung
berapi di Indonesia dan langsung melapor kepada para otoritas dan penghuni lokal kalau sebuah
gunung berapi menunjukkan aktivitas yang membahayakan, seharusnya jumlah korban jiwa
sangat sedikit karena penghuni lokal punya cukup banyak waktu untuk meninggalkan zona
bahaya (berbeda dengan gempa bumi, letusan gunung berapi tidak menyerang secara tiba-tiba
melainkan memberi cukup banyak tanda peringatan sebelum menjadi bencana yang mengancam
jiwa).

3. TSUNAMI

Sebuah gempa bumi atau letusan gunung berapi dalam laut bisa menyebabkan gelombang
tsunami yang memiliki dampak mengerikan bagi manusia dan semua objek di dekat laut. Pada
tahun 2004, sejumlah negara di dunia diguncang oleh gempa bumi di Samudera Hindia dan
tsunami yang menyusul kemudian, menewaskan 167.000 orang di Indonesia (terutama Aceh) dan
mengakibatkan perpindahan lebih dari setengah juta orang karena ribuan rumah disingkirkan oleh
air lautnya. Rata-rata, setiap lima tahun sekali sebuah tsunami besar terjadi di Indonesia, biasanya
di pulau Sumatra dan pulau Jawa. Pada umumnya, kerusakan pada infrastruktur melebihi jumlah
korban jiwa. Ada alat-alat sistem peringatan yang dipasang di banyak area pantai namun ada
laporan-laporan bahwa tidak semua peralatan itu berfungsi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai