Anda di halaman 1dari 6

BENCANA ALAM

DAN PENANGGULANGANNYA

1. Gempa Bumi

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, wilayah Indonesia berada wilayah ring of
fire. Wilayah Indonesia berada pada pertemuan 3 lempeng utama dunia, yaitu Indo-Australia,
Eurasia dan Lempeng Pasifik sehingga potensi untuk terjadi bencana gempa bumi sangat
tinggi sekali.

Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi pada permukaan bumi akibat
pelepasan energi akibat pergerakan atau pergesekan lempeng / kerak bumi. Guncangan atau
getaran tersebut menciptakan gelombang seismik.

Untuk memantau besaran gempa bumi yang terjadi maka dipergunakan alat yang bernama
seismograf dengan menggunakan skala Moment Magnitudo. Besaran lokal 5 magnitude
disebut dengan Skala Richter.

Gempa bumi tidak dapat diperkirakan kapan terjadi. Perkiraan yang dapat diperoleh adalah
kisaran atau besaran gempa yang akan terjadi. Pada gempa bumi yang berpusat di wilayah
laut, dapat menimbulkan bencana lain berupa potensi tsunami. Oleh karena itu, dengan
perkembangan teknologi saat ini telah diciptakan alat-alat pendeteksi tsunami yang diletakkan
ditengah samudra atau pesisir.

2. Tsunami

Tsunami dapat dipicu oleh gempa bumi yang berpusat ditengah laut, longsoran dasar laut,
letusan gunung berapi bawah laut, dan hantaman meteor di laut.
Secara harfiah, arti kata tsunami adalah “ombak besar di pelabuhan”, yaitu peristiwa
perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal secara
tiba-tiba. Tsunami berasal dari kata dalam bahasa Jepang, “tsu” = pelabuhan dan “nami” =
gelombang.
Sama halnya seperti gempa bumi, bencana tsunami tidak dapat diprediksi. Meskipun saat ini
telah ada alat pendeteksi tsunami, sifat dari alat tersebut hanya sebagai peringatan karena
tsunami datang dengan kecepatan tinggi dan waktu yang cepat.
3. Banjir

Curah hujan yang tinggi pada musim penghujan umumnya menjadi penyebab banjir. Bencana
banjir biasanya diperparah oleh faktor manusia, dimana saluran air sungai yang tidak
memadai sehingga air meluap ke pemukiman dan hilangnya area resapan air ke tanah.

Selain itu, deforestasi hutan yang semakin parah juga memperburuk keadaan. Oleh karena itu,
gerakan reboisasi harus terus diupayakan agar alam kembali seimbang.

Namun pada daerah tertentu seperti Jakarta, cara alternatif untuk mengatasi curah hujan tinggi
adalah dengan membuat sumur resapan. Pembuatan sumur resapan diharapkan dapat
membantu penyerapan air ke dalam tanah sehingga tidak menggenangi area dengan risiko
banjir.

4. Tanah Longsor

Tanah longsor adalah peristiwa geologi berupa gerakan masa tanah atau batuan dengan
berbagai jenis dan tipe, seperi jatuhnya bebatuan dan gumpalan tanah yang besar.

Bencana tanah longsor dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan pemicu.
Faktor pendorong ialah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material longsor.
Sedangkan faktor pemicu adalah faktor penyebab gerakan dari material longsor.

Peristiwa longsor umumnya terjadi di lereng-lereng bukit atau pegunungan dengan posisi
daratan miring. Pemicunya antara lain curah hujan yang lebat dan diperparah dengan
gundulnya hutan atau pepohonan akibat deforestasi.

Selain itu, tanah longsor juga dapat terjadi secara alami, misalnya dikarenakan kondisi tanah
yang kurang padat disertai hujan lebat dan kondisi kemiringan yang curam.
5. Gunung Meletus

Masih berkaitan dengan wilayah cincin api yang berada di Indonesia, hal ini menyebabkan
Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif seperti gunung anak krakatau, gunung merapi,
gunung sinabung, dan lainnya.

Meletusnya gunung dapat terjadi karena endapan magma dalam perut bumi yang terdorong
oleh gas bertekanan tinggi sehingga menyebabkan letusan. Status aktivitas gunung berapi
dibagi menjadi kategori siaga, waspada, awas dan puncaknya adalah kategori meletus.

Gunung berapi yang meletus akan memuntahkan berbagai macam material seperti debu, batu,
kerikil, magma, dan awan panas dari dalam perut bumi. Magma (ketika telah keluar disebut
lava) yang dihasilkan dari letusan gunung memiliki suhu sangat panas hingga mencapai lebih
dari 1.000 derajat celcius.

Meski digolongkan pada peristiwa bencana, ternyata letusun gunug berapi juga memberi
manfaat bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Hasil letusan akan memberikan kesuburan bagi
tanah dan material vulkanik seperi pasir dan batu sangat bermanfaat untuk bahan dasar
bangunan.

6. Kebakaran Hutan

Terbakarnya hutan dapat terjadi baik secara alami atau karena faktor manusia. Kebakaran
hutan secara alami dapat disebabkan oleh masa kemarau yang terlampau panjang dan suhu
panas yang ekstrem. Sedangkan, faktor dari manusia salah satunya karena kebutuhan ekonomi
seperti pembukaan lahan hutan untuk perkebunan sawit.

Kebakaran hutan terparah di Indonesia terjadi pada tahun 1997 – 1998 disebabkan oleh
oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Selain merusak lingkungan, negara tetangga seperti
Malaysia, Brunei, Thailand, Singapura, dan Vietnam juga terkena imbas polusi udara dari
asap kebakaran.

7. Kekeringan

Bencana alam berupa kekeringan adalah kondisi kurangnya pasokan air di suatu daerah dalam
masa yang lama (berbulan-bulan hinga bertahun-tahun)

Curah hujan yang sangat rendah adalah penyebab dari kekeringan. Peristiwa kekeringan ini
biasanya terjadi pada musim kemarau dimana cadangan air tanah telah habis dan kesulitan
untuk dicari. Habisnya air tanah dapat terjadi akibat penguapan, transpirasi, atau penggunaan
sumber mata air tanpa pengelolaan yang baik.
8. Angin Tornado atau Puting Beliung

Angin tornado atau puting beliung adalah putaran angin yang terjadi dengan kecepatan tinggi
dan bergerak secara garis lurus dengan durasi maksimal 5 menit. Istilah untuk angin ini
terkadang juga disebut dengan angin lesus.

9. Badai Tropis atau Siklon Tropis

Badai tropis atau siklon tropis adalah badai sirkuler yang menyebabkan angin kencang
disertai hujan lebat yang mampu merusak daerah yang luas, sekitar 250 mil dari pusat badai.

Peristiwa badai atau siklon tropis ini juga menyebabkan naiknya permukaan air laut, sehingga
wilayah pesisir merupakan wilayah paling rawan terkena dampaknya.

10. Wabah Penyakit

Tersebarnya penyakit pada daerah tertentu dengan waktu yang cepat dan menyebabkan
banyak korban dapat disebut dengan wabah. Wabah penyakit dipelajari dalam bidang ilmu
epidemiologi, sehingga kita mengenal kata epidemi. Arti epidemi adalah wabah yang terjadi
secara cepat daripada perkiraan.
11. Pemanasan Global

Global warming atau pemanasan global adalah peristiwa yang terjadi pada saat suhu rata-rata
pada daratan, lautan, serta atmosfer terus meningkat secara menyeluruh di seluruh dunia.

Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca, polusi, efek timbal balik, dan variasi
matahari. Artikel lengkap mengenai global warming dapat dibaca pada artikel berikut:
Pemanasan Global – Pengertian, Kontroversi, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi

Penyebab Bencana Alam

Bencana alam dapat terjadi secara alami melalui peristiwa alam dan juga oleh manusia.
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab bencana dapat terjadi:

1. Menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR)


bahaya alam dan bahaya karena manusia dibagi menjadi bahaya geologi (geological
hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi
(biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas
lingkungan (environmental degradation).
2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-
elemen pada kawasan yang memiliki risiko bencana. Seperti bangunan yang tidak
layak dan tidak tahan gempa.
3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen masyarakat dan pemerintahan.

Sistem Penanggulangan Bencana

Sejak bencana tsunami Aceh pada 2004, pemerintah Indonesia mulai berbenah dalam
menghadapi dan menangani bencana alam. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah, sebagai berikut:

1. Legislasi – Pemerintah Indonesia bersama dengan DPR telah mengesahkan Undang-


Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Selain itu juga ada
beberapa produk hukum, seperti Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan
Kepala Kepala Badan, serta peraturan daerah terkait bencana alam.
2. Kelembagaan – Kelembagaan dapat dibagi menjadi formal dan non formal. Secara
formal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lembaga resmi negara
untuk menanggulangi masalah bencana. Kemudian Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) yang bekerja pada tingkat provinsi.
3. Pendanaan – Berikut ini adalah beberapa sumber pendanaan yang dapat digunakan
untuk membantu masalah bencana di Indonesia : Dana DIPA (APBN/APBD), Dana
Kontijensi, Dana On-Call, Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah, Dana yang bersumber
dari masyarakat, Dana dukungan komunitas internasional.
Bencana Alam Dahsyat di Indonesia

1. Tsunami Aceh (2004) dengan total korban lebih dari 220.000 jiwa warga Indonesia
2. Letusan Gunung Tambora (1815) dengan total korban lebih dari 92.000 jiwa
3. Letusan Gunung Krakatau (1883) dengan total korban lebih 36.000 jiwa
4. Letusan Gunung Agung (1963) dengan total korban lebih dari 15.000 jiwa
5. Gempa Yogyakarta (2006) dengan total korban lebih dari 6.000 jiwa
6. Letusan Gunung Kelud (1919) dengan total korban lebih dari 5.000 jiwa
7. Tsunami Flores (1992) dengan total korban lebih dari 2.000 jiwa
8. Letusan Gunung Merapi (1930) dengan total korban lebih dari 1.300 jiwa
9. Gempa Sumatera Barat (2009) dengan total korban lebih dari 1.100 jiwa
10. Gempa Lombok (2018) dengan total korban lebih dari 500 jiwa
11. Gempa Palu (2018) dengan total korban lebih dari 2.000 jiwa
12. Tsunami Selat Sunda (2018) dengan total korban lebih dari 300 jiwa

Anda mungkin juga menyukai