PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara geografis Indonesia dikepung oleh tiga lempeng dunia, yaitu Lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Sewaktu – waktu lempeng ini
akan bergeser patah dan menimbulkan gempa bumi. Akibatnya, tumbukan antarlempeng
tektonik dapat menghasilkan tsunami seperti yang terjadi di Aceh. Selain dikepung oleh
tiga lempeng dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api
Pasifik) yang merupakan rangkaian jalur gunung api aktif.
Indonesia juga merupakan negara yang jumlah gunung apinya sangat banyak.
Tidak kurang dari 130 gunung api aktif atau 13-17% dari jumlah seluruh gunung api yang
ada di dunia, terdapat di Indonesia. Karena banyaknya gunung api, maka Indonesia rawan
dari bencana letusan gunung api. Sejak tahun 1.000 tercatat lebih dari 1.000 letusan dan
memakan korban manusia tidak kurang dari 175.000 jiwa. Letusan gunung Tambora pada
tahun 1815 dan gunung Krakatau pada tahun 1883 merupakan dua di antara letusan yang
paling hebat yang telah memakan banyak korban. Sekiranya kepadatan penduduk seperti
sekarang, tentulah letusan itu akan membawa bencana yang lebih besar.
Selain itu peristiwa gunung meletus yang telah terjadi di Indonesia lainnya seperti
peristiwa gunung kelud, merapi, galunggung juga telah menyebabkan perubahan iklim
global dan menyebabkan gelapnya dunia hingga kurun waktu 2 setengah hari akibat
tertutupnya atmosfir oleh debu vulkanis. Akibatnya dampak debu gunung api tersebut
menyebabkan banyak munculnya masalah kesehatan seperti sesak napas, iritasi kulit dan
mata.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Faktor Penyebab Kondisi Bencana Gunung Meletus ?
2. Bagaimana Penilaian Resiko Bencana Gunung Meletus ?
3. Bagaimana Perencanaan dalam Menghadapi Kondisi Bencana Gunung Meletus ?
4. Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat dalam Kondisi Gunung Meletus ?
5. Apa Permasalahan Kesehatan dan solusi dalam Kondisi Gunung Meletus ?
6. Bagaimana Prinsip Penanggulangan Bencana Gunung Meletus ?
7. Bagaimana Teknik Evakuasi Bencana Gunung Meletus ?
8. Bagaimana Perawatan dalam Kondisi Bencana Gunung Meletus ?
9. Bagaimana Pemenuhan Kebutuhan jangka Panjang dalam Kondisi Bencana Gunung
Meletus?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Kondisi Bencana Gunung Meletus
2. Untuk Memahami Penilaian Resiko Bencana Gunung Meletus
3. Untuk Memahami Perencanaan dalam Menghadapi Kondisi Bencana Gunung
Meletus
4. Untuk Memahami Pemberdayaan Masyarakat dalam Kondisi Gunung Meletus
5. Untuk Mengetahui Permasalahan Kesehatan dan solusi dalam Kondisi Gunung
Meletus
6. Untuk Memahami Penanggulangan Bencana Gunung Meletus
7. Untuk Mengetahui Teknik Evakuasi Bencana Gunung Meletus
8. Untuk Mengetahui Perawatan dalam Kondisi Bencana Gunung Meletus
9. Untuk Mengetahui Pemenuhan Kebutuhan jangka Panjang dalam Kondisi Bencana
Gunung Meletus
BAB II
PEMBAHASAN
7. Pembersihan abu
Berilah sedikit air pada abu gunung api sebelum diangkat menggunakan
sekop. Berhati-hatilah dalam memberikan air pada abu di atas atap, karena
dapat menyebabkan kelebihan beban dan runtuhnya atap. Penyapuan abu
gunungapi kering akan menyebabkan abu terbang ke udara, hal ini harus
dihindari. Menyemprot abu dengan banyak air juga berpengaruh pada
ketersediaan air bersih di daerah yang padat penduduk.
PENUTUP
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang jumlah dunung apinya sangat banyak. Tidak
kurang dari 130 gunung api aktif atau 13-17% dari jumlah seluruh gunung api yang
ada di dunia, terdapat di Indonesia. Peran perawat pada pasca bencana menurut Feri
dan Makhfudli (2009) adalah perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan bantuan kesehatan kepada korban seperti pemeriksaan fisik,
wound care secara menyeluruh dan merata pada daerah terjadi bencana. Saat terjadi
stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadipost-traumatic
stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama yaitu
trauma pasti dapat dikenali, individu mengalami gejala ulang traumanya melalui
flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya dan individu akan
menunjukkan gangguan fisik, perawat dapat berperan sebagai konseling. Tidak hanya
itu perawat bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan
unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat darurat
serta mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dan aman.
B. SARAN
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang
dilengkapi dengan alat-alat pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan
segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui
kepala desa masing-masing.Buat sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk
untuk segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat.Pembuatan sungai yang khusus
untuk aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran
lahar.
DAFTAR PUSTAKA