DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Keperawatan Bencana yang berjudul Peran Perawat di Bencana Gunung
Berapi. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Novita Ana Anggraini, S.
Kep., Ns., M. Kep selaku Dosen mata kuliah Keperawatan Bencana yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang Keperawatan Bencana. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
yang membangun demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan
seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai
1
2
bumi ini.
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Meletus ?
PEMBAHASAN
Tidak kurang dari 130 gunung api aktif atau 13-17% dari jumlah seluruh gunung
Karena banyaknya gunung api, maka Indonesia rawan dari bencana letusan
gunung api. Sejak tahun 1.000 tahun tercatat lebih dari 1.000 letusan dan
memakan korban manusia tidak kurang dari 175.000 jiwa. Letusan gunung
Tambora pada tahun 1815 dan gunung Krakatau pada tahun 1883 merupakan dua
di antara letusan yang paling hebat yang telah memakan banyak korban.
kemakmuran. Tanah yang subur selalu menutupi tubuhnya . karena itu , penduduk
Indonesia, disatu pihak merupakan sumber bencana, tapi di lain pihak merupakan
sumber kesejahteraan.
hanya terpusat pada gunung api, tetapi masyarakat sekitar gunungapi yang kadang
tidak mudah untuk dievakuasi. Alasannya selain karena keterikatan dengan rumah
4
5
berbeda antara satu dengan lainnya. Gunung api juga memiliki ciri atau perilaku
yang berbeda antara satu jenis gunungapi dengan gunung api lainnya. Karena itu,
sendiri.
Penanggulangan bencana letusan gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi bencana.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api
antara lain :
ancamannya;
gunung api;
7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan
Penanganan yang harus di lakukan pada saat terjadi gunung meletus atau becana.
tim)
bantuan
7) Perlindungan
8) Pengurusan pengungsi
Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung api antara
lain :
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai
e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam
mata;
i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
1. Rehabilitasi
e. Pelayanan kesehatan
2. Rekonstruksi
lebih baik
berikut.
10
posko bencana.
g. Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan dan tim
ambulans
sesuai.
1. Bertindak cepat
lengkap.
11
dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.
leadership).
Peran perawat pada pasca bencana menurut Feri dan Makhfudli (2009) adalah
perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan bantuan
menyeluruh dan merata pada daerah terjadi bencana. Saat terjadi stres psikologis
yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post-traumatic stress disorder
(PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama yaitu trauma pasti
hanya itu perawat bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama
darurat serta mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dan aman.
difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang bergerak dalam
12
Pada tanggal 23 Oktober 2019 tepat nya pada pukul 22.50 telah terjadi letusan
1. Tahap evakuasi
b. Tim yang bertugas: TNI (AD, AU, AL) 8.000 pasukan, POLISI sebanyak
c. Saat status awas pada Kamis (13/2) malam, warga sudah dengan teratur
tenang dan mulai mengungsi. Perempuan, anak-anak, serta para lanjut usia
korban
meja.
a. Distribusi logistic
c. Selain itu ada juga bantuan, bentuk sumbangan dari berbagai pihak
1.130 dus, beras 3.500 kilogram, gula pasir 500 kilogram, sarden 450
kaleng, minyak goreng 600 liter, kecap 1.500 botol, kornet 351 kaleng.
Selain itu ada juga bantuan dalam bentuk pakaian pantas pakai,
b. Posko kesehatan
26 jenis obat dan juga masker dengan jumlah total sebanyak 20 ribu
obat.
sesak napas, iritasi mata, ISPA, bahkan kecelakaan patah tulang dan
c. Di Kediri, Pos relawan Unair didirikan di dua titik lokasi yaitu di Pare
dan Kepung. Tim relawan tahap kedua terdiri dari 11 dokter PPDS
medis terdiri dari para ahli kesehatan mata, ahli paru, ahli penyakit
lokasi bencana.
medis dan trauma healing kepada anak-anak dan orang dewasa korban
bencana.
MCK yang akan dibangun mencapai lebih dari 2.000 unit. Jumlah
3. Komunikasi
informasi. Tim Tikus Darat telah membawa alat-alat dan berbagai halnya
Handy Talky (HT), handphone, radio receiver, media sosial, dan website.
Informasi yang didapatkan secara akurat dan official itu harus diperoleh
di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang berdampak buruk terhadap kualitas
udara.
17
diketahui merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam industri kaca
untuk membuat kaca keras. Jika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru,
partikel ini berpotensi merusak alveoli, unit pernapasan terkecil dari paru-
paru.
kepala dan menggunakan kaca mata untuk melindungi mata, serta minum
air putih yang cukup, paling tidak untuk 72 jam [3-4 liter per orang per
hari].”
Lahan tanaman padi yang rusak mencapai 871 hektar, jagung 790 hektar,
cabai merah 538 hektar, cabai rawit, 1220 hektar, tomat, 155 hektar,
gunung Kelud.
g. Kerusakan dibidang sarana dan prassarana, ada 4454 rumah rusak , tempat
sebagai dana awal, dan itu merupakan bagian dari dana APBD 2014 yang
100 miliar.
rumah yang rusak pasca erupsi Gunung Kelud telah diperbaiki. Data
BNPB menyebutkan jumlah total rumah yang rusak sebanyak 11.845 unit
yakni 10.554 unit dan telah selesai diperbaiki sebanyak 5.013 unit atau
19
50,36%. Di Kbaupaten Malang terdapat rumah rusak 1.510 unit dan telag
buah setiap rumah. Sementara akan diganti dengan asbes atau seng atas
e. Selain itu karena berdampak juga pada bidang pertanian, maka akan
bibit tanaman pangan seperti untuk padi, jagung, sayuran, dan buah-
dosis bahan organik sebesar lima ton per hektar. Sedangkan lahan kering
untuk sayuran, akan diolah dengan tanah asli yang ditambah pupuk atau
bahan organik dosis lima ton per hektar dan tanam sayur yang bukan
diambil ubinya.
f. Bantuan diberikan oleh Menteri Agama berupa uang sebesar Rp 595 juta
Komunal 26 buah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak kurang dari 130 gunung api aktif atau 13-17% dari jumlah seluruh gunung
Peran perawat dalam tanggap bencana terdiri dari 3 yaitu peran perawat pra
bencana yaitu sebelum terjadi bencana dimana perawat ikut serta dalam
perawat intra bencana yaitu saat bencana sudah terjadi dimana perawat
Sedangkan peran perawat pada pasca bencana menurut Feri dan Makhfudli
(2009) adalah perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam
care secara menyeluruh dan merata pada daerah terjadi bencana., serta memberi
dukungan psikologis.
B. Saran
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang
masyarakat atau melalui kepala desa masing-masing. Buat sirene tanda bahaya
20
21
gawat. Pembuatan sungai yang khusus untuk aliran lahar dan membuat tanggul
Efendi, Ferry & Makhfud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
http://academia.edu/7472358/GUNUNG_MELETUS.
20