Anda di halaman 1dari 20

 Kelompok 5 :

1. Muhamad Abdul Hadi 15511164


2. Hafizh Nurhidayat 15511168
3. Muafi Fahri 15511169
4. Fadel Ali Akbar 15511170
5. Kheny Lawrent Nurumi 15511171
MEKANISME KEJADIAN
GUNUNG BERAPI
Proses terjadinya Gunung Berapi

 Dalam beberapa letusan,


gumpalan awan besar
naik ke atas gunung, dan
sungai lava mengalir
pada sisi-sisi gunung
tersebut. Saat letusan
yang lain, abu merah
panas dan bara api
menyembur keluar dari
puncak gunung, dan
bongkahan batu-batu
panas besar terlempar
tinggi ke udara.
 Sebuah lubang ditiupkan melalui kerak bumi dengan tekanan gas di dalam
bumi.
 Lubang melebar oleh ledakan lebih lanjut, yang tersebar fragmen batuan
dalam lingkaran di sekitar lubang.
 Fragmen ini atau rock, bersama dengan abu, membuat awal kerucut
gunung berapi.
 Di bagian atas kerucut, letusan meninggalkan kawah.
 Lava, bahan cair dari bagian dalam bumi, sumur melalui lubang dan
berjalan menyusuri sisi kerucut.
 Jika tidak ada aktivitas yang lebih vulkanik untuk sementara waktu, pipa
sampai tengah kerucut mengisi dengan lava mengeras.
 Sebagai gas lebih membangun tekanan di bawah kerucut, lava mengeras ini
harus meledak jauh di fragmen sebelum pencurahan baru lava dan abu
dapat mengambil Palce.
 Kerucut vulkanik dibangun dengan lapisan alternatif lava dan abu. Ketika
abu di sisi gunung telah ditekan ke bawah.
 SEJARAH LETUSAN GUNUNG
BERAPI DI INDONESIA
1. Gunung Krakatau

Letusan besar Gunung Krakatau


terjadi pada tahun 1883 dan pernah
mengacaukan iklim dunia. Konon
akibat letusan Krakatau, iklim bumi
menurun 1,2 Celcius lima tahun
berturut-turut. Letusan gunung ini
terjadi empat kali mulai pukul 05.30
WIB sampai 10.02 WIB. Saat itu
diperkirakan 30.000 korban jiwa
meninggal akibat salah satu letusan
gunung terdahsyat di dunia ini
 2. Gunung Tambora

Letusan Gunung Tambora terjadi


pada 1815 ini menjadi salah satu
letusan gunung paling mengerikan
sepanjang sejarah peradaban
manusia. Bayangkan saja, Gunung
Tambora sebelumnya memiliki
ketinggian 4.300 meter dan menjadi
yang tertinggi kedua setelah Puncak
Jaya. Setelah letusan, tinggi gunung
Tambora berkurang menjadi 2.851.
Guncangan letusan gunung Tambora
ini terasa hingga ratusan mil dan
menelan korban hingga 17.000 orang.
 3. Gunung Toba
Menurut para peneliti, Danau Toba
muncul akibat adanya letusan gunung.
Gunung yang kemudian disebut dengan
gunung Toba Purba tersebut
diperkirakan meletus sekitar 70.000
tahun yang lalu. Letusan ini
menyebabkan munculnya sekitar 2.000–
3.000 km kubik batu dan debu panas
yang membuat suasana bumi menjadi
kacau. Saat itu diperkirakan 10.000
manusia dan makhluk hidup lainnya
meninggal dunia akibat letusan dahsyat
ini. Bahkan banyak spesies hewan yang
akhirnya sampai punah.
 MITIGASI BENCANA GUNUNG
MELETUS
Mitigasi Bencana gunung meletus
adalah segala upaya untuk mengurangi dan
memperkecil akibat bencana gunung meletus.
Melihat banyaknya gunung api aktif, dan
seringnya bencana gunung meletus terjadi di
wilayah Indonesia, pemerintah mendirikan suatu
badan mitigasi khusus yang menangani bencana
alam akibat gunung meletus, yaitu Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG). Untuk selanjutnya badan ini bertugas
melakukan pengawasan, persiapan dini,
penanganan ketika terjadi bencana, serta
penanggulangan dampak akibat letusan.
Mitigasi Bencana Gunung Meletus
dapat dilakukan mulai dari sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana, dan setelah terjadi
bencana. Berikut akan dibahas mengenai
mitigasi sebelum terjadinya bencana gunung
meletus.
Umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan
sedikit atau bahkan tanpa peringatan, oleh karena itu sangat penting
bersiaga terhadap bahaya bencana untuk mengurangi risiko
dampaknya.

Untuk mengurangi resiko bencana beberapa hal dapat


dilakukan, di antaranya melalui pedidikan masyarakat. Masyarakat
dididik dan diajarkan untuk senantiasa waspada terhadap bencana,
mengetahui langkah-langkah penanggulangan bencana sehingga
dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri
secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan
diri, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi
masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana.
Berikut akan dibahas mengenai penanganan yang dapat dilakukan
sebelum terjadi letusan.
Penanganan sebelum terjadi letusan :
1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif.
2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko
Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi.
3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi.
4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi.
5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung
berapi.
6. Melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti
peningkatan sarana dan prasarana.

Pengawasan pada Pos Pengamatan Seminar siap siaga menghadapi bencana


PRA BENCANA GUNUNG MELETUS

Kesiapsiagaan(Preparedness) :
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna (UU 24/2007) Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando,
penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan /
pedoman penanggulangan bencana.

Peringatan Dini (Early Warning) :


Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007) Pemberian peringatan
dini harus :
 Menjangkau masyarakat (accesible)
 Segera (immediate)
 Tegas tidak membingungkan (coherent)
 Bersifat resmi (official)
Persiapan dini oleh masyarakat dapat dilakukan dengan cara :

a. Mempelajari Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB)dan Peta Zona Resiko


Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi.

Pemerintah dan pihak terkait telah membuat Peta Kawasan Rawan bencana dan Peta
Zona Resiko Bahaya Gunung Berapi, masyarakat diminta untuk mempelajari peta ini untuk
mempersiapkan diri dan senantiasa waspada akan bencana yang terjadi. Selain itu,
masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana sebaiknya mengenali tanda-tanda
bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya.

b. Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi


(PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api.

Masyarakat diharapkan untuk selalu memantau informasi yang diberikan oleh Pos
Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status
gunung api lewat radio komunikasi. Untuk selanjutnya, masyarakat secara bersama-sama
mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api.

contoh Peta KRB Gunung Merapi contoh PVMG Gunung Tangkuban Parahu
c. Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi
debu vulkanik.
Masker dan kacamata pelindung akan menjadi kebutuhan
primer ketika terjadi bencana gunung meletus. Oleh karena itu, apabila
dipersiapkan secara dini, maka ketika terjadi letusan, masker dan kacamata
pelindung bukanlah hal yang sulit untuk didapat.

d. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh


pihak berwenang.
Pihak berwenang tentunya telah mempersiapkan segala hal yang
diperlukan untuk penanganan saat terjadi bencana, termasuk jalur evakuasi.
Masyarakat dihimbau untuk menmpelajari jalur evakuasi yang telah dibuat,
agar siap untuk mengungsi kerika terjadi letusan.

Kacamata pelindung Sosialisasi Jalur Evakuasi


e. Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan
meluas di luar prediksi ahli.
Pihak berwenang juga akan membuat skenario evakuasi lain,
masyarakat hanya diminta untuk mematuhi segala prosedur penanggulangan
bencana demi keselamatan masyarakat itu sendiri.

f. Persiapkan dokumen penting dan dukungan logistik.


Logistik yang dapat dipersiapkan antara lain:
Makanan siap saji dan minuman
Lampu senter dan baterai cadangan
Uang tunai secukupnya
Obat-obatan khusus sesuai pemakai

contoh persiapan logistik


SELAMA GUNUNG MELETUS
1. Wajib untuk mengikuti perintah pengungsian yang telah diperintahkan oleh yang
berwenang.
2. Hindari melalui searah dengan arah angina dan sungai-sungai yang berhulu di puncak
gunung berapi yang sedang meletus.
3. Jika terjebak dibangunan/ruangan:
- Tutup seruluh pintu-pintu rumah, jendela-jendela serta lubang/keran.
- Letakkan seluruh mesin kedalam garasi maupun tempat yang tertutup.
- Bawalah binatang/hewan peliharaan anda kedalam ruangan yang terlindungi.
4. Jika berada diruang yang terbuka :
- Cari ruang perlindungan
- Apabila terjadi hujan batu,lindungilah kepala anda dengan posisi melingkar seperti bola.
- Apabila terjebak di suatu aliran, berhati-hatilah terhadap adanya aliran lahar,carilah
tempat yang lebih tinggi.
- Hindari diri anda dari hujan, bisa jadi hujan itu telah tercampur dengan abu vulkanik.
- gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
- kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang.
- gunakan masker debu/ kain yang ada untuk melindungi pernapasan anda
- matikan mesin mobil atau kendaraan, jika mendengar adanya aliran lahar.
Mengikuti jalur yang telah ditetapkan
Gambar jalur lahar gunung api kelud
lembaga yang berwenang

5. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/lembaga yang memiliki wewenang
atas melihat daerah bahaya gunung berapi.

6. Akibat dari letusan gunung berapi bisa dirasakan berkilo-kilo jauhnya dari gunung api yang sedang
meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan arah awan panas yang
mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus. Hindari
lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah.

7. Jika anda melihat permukaan aliran sungai naik, cepat-cepat cari daerah yang lebih tinggi. Karena
aliran lahar mampu bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam. Dan awan panas yang
mengandung debu gunung berapi dapat membakar tumbuhan yang dilewatinya dengan sangat
cepat. Dengarkan juga berita dari televisi maupun media lainnya mengenai situasi terakhir bahaya
gunung meletus.
PASCA LETUSAN
1. Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona awan abu.
2. Apabila berada diluar ruangan:
- tutup mulut dan hidung kalian. Debu gunung api dapat mengiritasi sistem
pernapasan anda.
- tetap gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
- lindungi kulit anda dari iritasi akibat gunung api.
- bersihkan atap dari hujan debu gunung api.
- hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan atap
bangunan runtuh. Berhati-hatilah ketika bekerja diatap bangunan.
3. Hindari mengendari kendaraan didaerah hujan abu yang tebal.
4. Mengendari kendaraan bisa berakibat pada rusaknya kendaraan anda, karna debu
tersebut akan tersedot kedalam mesin kendaraane.
5. Jika anda memiliki masalah kesehatan terutama dengan pernapasan, hindari
melakukan kontak langsung dengan debu gunung api.
6. Tinggallah didalam rumah sampai keadaan sudah dinyatakan aman diluar rumah.
7. Ingat untuk membantu tetangga yang juga membutuhkan pertolongan seperti orang
tua, orang yang catat fisik, anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan orang lain
yang membutuhkan pertolongan anda.

Anda mungkin juga menyukai