Anda di halaman 1dari 29

SEJARAH ILMU

LINGKUNGAN
Beban :
2 SKS

Disusun Oleh:
Habib Abdillah Nurusman, S.T., M.Eng.
Deskripsi Singkat Matakuliah
• Pada dasarnya setiap kegiatan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan.
• Untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan maka
setiap kegiatan haruslah berwawasan lingkungan.
• Para Profesional di bidang Teknik Sipil sebagai
perekayasa berbagai bentuk infra struktur memegang
peran yang sangat menentukan, bahkan kunci
merupakan dalam menjaga keselamatan dan kelestarian
lingkungan.
Deskripsi Singkat Matakuliah
• Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman tentang
lingkungan dan pengelolaan / rekayasanya sangatlah
penting.
• Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki wawasan
dan landasan yang kuat serta kesadaran untuk selalu
peduli dan memikirkan lingkungan dan pelestariannya
pada setiap kegiatan profesinya di kelak kemudian hari.
Firman Allah
• “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan
yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah
bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
(Q.S. Ar Rum (30): 41-42)
Firman Allah
• “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa
takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat
kepada orang yang berbuat kebaikan. Dialah yang meniupkan
angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan
rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa
awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan
dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah
Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan
kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-
tanamannya subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk,
tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami
menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur.”(Q.S. Al-A’raf (7) : 56-58)
POKOK BAHASAN
• PENDAHULUAN
• Terminologi
• Sejarah Ilmu Dan Hukum Lingkungan Di Indonesia
• Kegiatan Sipil & Pembangunan Berkelanjutan
• REGULASI
• AMDAL
• UPL & UKL
• MANAGEMEN LIMBAH CAIR
• MANAGEMEN LIMBAH PADAT
• Polusi Gas / Udara
• Polusi Suara (additional)
TERMINOLOGI
• Secara etimologi, Ernst Haeckel (1869):
• Ekologi berasal dari kata oikos (tempat tinggal, rumah tangga)
dan logos (ilmu)  ilmu yang mempelajari hubungan (timbal
balik) antara penghuni suatu tempat tinggal (makhluk hidup)
dengan sistem (penyokong kehidupan) tempat tinggalnya

• De Bel:
• Study of the total impact of man and other animals on the
balance of nature
• William H. Matthews
• Ecology focuses the interrelationship between living organism and their
environment

• Joseph van Vleck


• Ecology is the study of such communities and how each species takes to meet
its own needs and contributes toward meeting and need of its neighbours

• Amsyari (1981)
• Ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme dengan yang lainnya dan
antara organisme dengan lingkunggannya

• Otto Soemarwoto (1981)


• Ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya
• Definisi EKOLOGI adalah:
• ilmu yang mempelajari sistem
hubungan antara sesama makhluk
hidup dan makhluk hidup dengan
tempat tinggalnya.
• Sistem hubungan tersebut dikenal
dengan ekosistem
• Menurut undang undang pengelolaan lingkungan
hidup no.23 th 1997:
• Ekosistem adalah tatanan secara utuh menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.

• Jadi ekosistem adalah: tatanan unsur lingkungan


hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup
• Ekosistem dibedakan menjadi dua:
• Ekosistem buatan,
• Ekosistem alami

• Disusun oleh tiga komponen:


• Abiotik (A)
• Biotik (B) A B
• Cultural Environment

C
• Contoh dampak empirik:

• Asap kabut (1950 an); Mulai dirasakan pada 1950 an kabut asap
menyelubungi kota Los Angeles oleh smog = smoke + fog yang
mengganggu kesehatandan merusak tanaman.

• Penyakit Minamata I (1953); Pada 1953 di daerah Minamata -


Jepang, dirasakan adanya wabah neurologist menyerang otot,
penglihatan, otak yang berakibat kelumpuhan, koma dan kematian.
Pada 1959 baru diketahui penyebabnya adalah metil mercury hasil
limbah pabrik CHISO Co, produsen PVC. Metil mercury ini mengalir
kesungai terus kelaut, diserap oleh plankton, plankton dimakan ikan
dan ikan dimakan manusia terjadi akumulasi pencemar dalam tubuh
manusia hingga mencapai tingkat beracun dan berakibat seperti penyakit
tersebut diatas.
• Contoh dampak empirik:
• Penyakit Minamata II (1964-1965); Terjadi tidak di Minamata
namun di Nigita, dengan dampak yang sama dengan Minamata I,
mercury berasal dari pabrik alat listrik SHOWA ditepi S. Agano.

• Penyakit Minamata III (1973); kejadian yang sama di Goshonoura


di pulau Amakusa yang berhadapan dengan teluk Minamata.
• Contoh dampak empirik:
• Kasus Fungisida di Irak(1970); sebelum th. 1970, Irak
mengimport benih gandum dari Mexico. Agar benih tahan
hama, disemprot dgn fungisida yang mengandung air raksa.
Banyak penduduk miskin memakannya hingga banyak korban.
Maka regulasi pemerintah adalah barang siapa menyimpan
gandum benih akan dihukum. Maka karena merasa takut
hampir seluruh benih yang berada dipihak rakyat dibuang ke
selokan/sungai dan tercemarlah sungai sungai di irak. 
Korban 5.000 s/d 20.000 meninggal dan 100.000 s/d 500.000
yang keracunan.
• Contoh dampak empirik:
• Kasus Buyat; Tahun 2000 an mencuat kasus Buyat, di
Sulawesi Utara yang menyebabkan penyakit neurologist akibat
tambang emas Newmont Minahasa

• Hama Wereng; Pada 1980 an terjadi serangan wereng besar


besaran pada tanaman padi hingga ‘puso’
• Contoh dampak empirik:
• Waduk Aswan (1970); Sungai Nil dibendung di Aswan dan
dampaknya: (1) terjadi proses ’penggaraman’ di lahan sawah
yang dipicu oleh temperatur setempat yang tinggi (penguapan
tinggi) dan ’terhenti / terbatasnya suplai lumpur’, (2) terjadinya
sedimantai/erosi’ dihilir bendungan.

• Waduk Gajah Mungkur; Awalnya didesain utk pola tanam p-p-


p, kurang lebih enam tahun setelah operasional kemudian
setelah dibangun diubah menjadi pola p-p-pw. Akibatnya
kelebihan air 105 jt m3/thn
• Contoh dampak empirik:
Gedung Paling Jelek di Inggris, Bisa Lumerkan Mobil di Dekatnya
Johanes Randy - detikTravel - Senin, 07/09/2015 07:42 WIB

Gedung 20 Fenchurch Street di London (BBC)


London - Sebuah gedung di Inggris menjadi perbincangan traveler karena bentuknya yang mirip 'walkie talkie', dan
dianggap paling jelek. Gedung ini juga membuat masalah, karena bisa melumerkan mobil yang parkir di dekatnya.
Traveler yang liburan ke London di Inggris jangan melewatkan Gedung 20 Fenchurch Street. Dilansir detikTravel
dari BBC, Senin (7/9/2015) desain gedung 20 Fenchurch Street yang cukup aneh ternyata tidak disukai oleh
banyak orang.
Memiliki 24 lantai dengan tinggi 160 meter, Gedung Fenchurch Street merupakan salah satu gedung tertinggi di
Kota London. Namun yang membuat gedung tersebut terkenal adalah desainnya yang dianggap jelek.
Didesain oleh arsitek Uruguay yang bernama Rafael Vinoly, Gedung 20 Fenchurch Street yang berbentuk sedikit
nyentrik itu tampak seperti 'walkie talkie'. Namun walau bentuknya dianggap jelek oleh banyak orang, biaya
pembangunannya memakan biaya hingga lebih dari 200 juta Poundsterling atau sekitar Rp 4,2 triliun!
Tapi tidak hanya disebut jelek oleh traveler dan masyarakat, Gedung 20 Fenchurch Street juga dianugerahi
penghargaan 'Carbuncle Cup' yang biasa diberikan untuk bangunan dengan desain buruk. Penghargaan gedung
terburuk itu diberikan oleh sejumlah pakar arsitek hingga penulis.
Salah satu alasannya adalah, gedung tersebut pernah melumerkan bagian mobil Jaguar yang tengah diparkir di
dekatnya. Ini karena gedung tersebut didesain memiliki kaca melengkung yang ternyata memantulkan sinar
matahari yang terkonsentrasi ke mobil tersebut layaknya kaca pembesar.
Pada akhirnya, masyarakat setempat sepakat untuk mengosongkan tiga tempat parkir yang berada dekat gedung
tersebut karena terpapar pantulan sinar matahari yang merusak. Entah apa dosa Gedung 20 Fenchurch Street,
sudah dianggap jelek lalu membahayakan pula.
SEJARAH ILMU DAN HUKUM
LINGKUNGAN DI INDONESIA
Ilmu Lingkungan sebagai Cabang Baru Ilmu Pengetahuan

• Teknik Lingkungan adalah bidang keprofesian yang relatif baru.


Gelar "Insinyur Lingkungan" atau "Sarjana Teknik Lingkungan"
baru ada pada tahun 1960 di Amerika Serikat. Saat itu, beberapa
program akademik di bidang teknik(engineering) dan kesehatan
masyarakat (public health) mencoba memperluas ruang lingkup
studi mereka dengan tujuan mendapatkan gelar yang lebih
spesifik.

• Dasar teknik lingkungan banyak melibatkan banyak bidang


keilmuan lain (multi discipliner) seperti teknik sipil, kesehatan
masyarakat, ekologi, kimia. Biologi, geologi, dan teknik mekanik
juga dapat dimasukkan ke dalam beberapa hal teknik lingkungan.
• Di Amerika Serikat, meteorologi dikenal juga sebagai salah satu
dasar dari teknik lingkungan. Tetapi, teknik sipil dan teknik kimia
secara luas diakui sebagai unsur pembentuk teknik lingkungan.

• Di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara di


Eropa, teknik lingkungan seringkali dimasukkan dalam departemen
teknik sipil yang berarti materi kuliahnya adalah kombinasi bidang
sipil yang bergerak di bidang lingkungan.

• Sedangkan, Jepang dan Taiwan adalah contoh negara yang


meletakkan teknik lingkungan di departemen teknik kimia. Ini
terkait dengan beberapa aspek dalam teknik lingkungan yang juga
mempelajari reaksi-reaksi kimia, struktur, proses, kimia lingkungan
serta berkaitan dengan kimia air.
Kesadaran dalam kelembagaan Internasional

• Wakil Swedia pada 28 Mei 1968 menyarankan ke PBB


agar ada konferensi internasional ttg lingkungan hidup

• Dalam Strategy Pembangunan International bagi


Dasawarsa Pembangunan Dunia ke 2’; pada 1 Juni 1970
PBB menyerukan penanggulangan kemerosotan kualitas
lingkungan
• Konferensi STOCKHOLM (1972)
• Pada 5-16 Juni 1972 diadakan United Nation Confrerence on
the Human Environment di Stockholm; diikuti 113 negara dan
tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai ‘Hari Lingkungan Hidup
Sedunia’
• Hasil:
• Deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia atau Stockholm
Declaration (Preambul dan 26 Asas)
• Action Plan dari Lingkungan Hidup Manusia (119 rekomendasi)
• Rekomendasi tentang Kelembagaan dan Keuangan utk Action
Plan
• WECD
• Pada Desember 1983 Sidang Umum PBB No. 38/161 dibentuk
World Commission on Environment and Development (WECD)
dan Indonesia termasuk duduk dalam WECD yang
sekretariatnya di Geneve. WECD menerapkan 6 pendekatan:
• Interdependency
• Sustainability
• Equality
• Security and Environment Risk
• Education and Communication
• International Cooperation
• Rio (1992)
• Pada 3 -14 Juni 1992 Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de
Janeiro sbg peringatan 20 thn Konferensi Stockholm 1972.
• Konferensinya disebut: United Nation Conference on
Environment and Development (UNCED)
• Diikuti 177 kepala Negara dan wakil pemerintah.
• Hasil yang menonjol adalah disepakainya Agenda 21, yaitu
suatu kerangka kerja yang disepakati masyarakat international
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan pada abad 21
yang seharusnya dipergunakan semua pihak baik pemerintah,
organisasi international maupun kalangan industri dan
masyarakat dalam penintegrasian lingkungan kedalam
kegiatan social ekonomi.
• Rio+10 (2002)
• Konferensi Tingkat Tinggi ttg pembangunan berkelanjutan “The
Johannesburg Plan of Implementation”, bersepakat dalam
World Summit on Sustainable Development (Earth Summit
2002) yang menegaskan komitmen PBB untuk "pelaksanaan
penuh“ Agenda 21 untuk budaya, di samping pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium dan perjanjian internasional
lainnya.
• Agenda 21 dalam RIO +10 (2002)
• Rio+20 (2012)
• In 2012, at the United Nations Conference on Sustainable Development the attending
members reaffirmed their commitment to Agenda 21 in their outcome document called
"The Future We Want" main issue: Green Economy

• Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan


manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara
signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak
menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam
dan berkeadilan sosial.

• Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan sebuah model pembangunan ekonomi


yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis.

• Cirinya adalah adanya penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai
nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat
ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban
Di Indonesia
• Dalam rangka persiapan konferensi di Stockholm (1972),
maka diadakan Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup
Manusia dan Pembangunan Nasional di Bandung (15-18
Mei 1972)  titik awal paradigma pembangunan yang
berorientasi pada kebijakan pengelolaan lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan
• 1976; Di Lembang, Bandung  Seminar tentang hukum
perlindungan lingkungan hidup
• 1978; Pembentukan Menteri Negara Pengawasan
Pembangunan dan Lingkungan Hidup
• 1982; terbit UU No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Indonesia juga telah menandantangani, meratifikasi dan
menyetujui berbagai perjanjian lingkungan multilateral
termasuk:
• Convention on International Trade of Endangered Species (CITES),
Basel
• Convention on Hazardours Waste, Vienna Convention on the
Protection of the Ozone Layer
• Montreal Protocol, United Nations Convention on Biological Diversity
(UNCBD) Cartagena Protocol on Biosafety, dan United Nations
Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)
• Kyoto Protocol  Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata
emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida,metan, nitrous
oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC – secara kolektif sebesar
5,2% dibandingkan dengan tahun 1990

Anda mungkin juga menyukai