PENDAHULUAN
1
2
1. Sebagai investasi yang menjajikan bagi P.T Surya Argon sebagai owner dari
proyek pembangunan Jogja Apartemen
2. Menyediakan hunian yang nyaman di tengah padatnya pemukiman dan
susahnya mencari lahan
3. Menyerap tenaga kerja lokal daerah Jogja khususnya
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan pada pelaksanaan Praktik Kerja
ini adalah sebagai berikut:
1. Peninjauan kelapangan untuk mencari data dan melihat secara langsung tentang
pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut.
2. Menghitung kebutuhan scaffolding.
3. Menghitung volume kolom dan balok.
4. Mengadakan konsultasi dengan para staf Teknik yang berada dilapangan untuk
mengetahui prinsip dan cara kerja yang mereka terapkan pada proyek tersebut.
1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan.
3. Tahap penyusunan laporan
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5
6
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat
pendukung lain yang digunakan mengaci dari spesifikasi dan gambar yang
telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan
kemananan kerja.
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
6. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik prpyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan
memberikan alas an yang logis dan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang
memerlukan tambahan waktu.
Seluruh pekerjaan konstruksi Jogja Apartemen diawasi oleh tiga pengawas, dalam
hal ini ialah PT. Eskapindo Matra (JO), PT. Widha Konsultan, dan PT. Sarana Budi
Prakarsaripta. Sebagai konsultan pengawas bertugas mengawasi secara rutin dalam
perjalanan pelaksanaan proyek dan memiliki wewenang untuk memperingatkan atau
menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2.3 PERALATAN
Pada umumnya suatu pekerjaan proyek konstruksi membutuhkan bantuan alat-
alat kerja untuk memperlancar pekerjaan. Saat ini alat-alat kerja merupakan factor yang
sangat penting dalam proyek konstuksi berskala besar. Tujuan dari penggunaan
7
2.3.4 Vibrator
Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga-rongga
udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan cara
memasukkan selang penggetar kedalam adukkan beton yang telah dituang kedalam
bekisting.
10
2.3.5 Scaffolding
Scaffolding merupakan suatu struktur sementara yang dibangun untuk menahan
struktur permanen hingga struktur tersebut dapat menahan beratnya sendiri. Struktur
ini digunakan bersama-sama dengan bekisting untuk menahan balok, plat lantai, plat
atap dan bagian-bagian bangunan lainnya. Struktur ini juga digunakan sebagai akses
atau tempat pijakan sementara bagi para pekerja bangunan sehingga bisa bekerja diatas
ketinggian. Scaffolding dapat dilihat pada Gambar 2.5.
macam bentuk untuk membuat tulangan sengkang dan tulangan pokok sesuai ukuran
yang diinginkan. Alat ini inventaris milik PT. Artha Beth Jaya Abadi. Bar bender dapat
dilihat pada Gambar 2.7
2.3.10 Excavator
Excavator adalah salah satu alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus
yang dilengkapi dengan lengan (arm), alat pengeruk (bucket). Excavator mempunyai
fungsi utama yaitu sebagai alat untuk menggali. Alat ini biasa dipakai untuk memuat
langsung dari tempat alat menggali. Excavator dapat dilihat pada Gambar 2.10.
7. Palu
8. Paku
Semua bahan yang akan digunakan pada proyek ini harus mendapatkan
persetujuan atau pengesahan dari konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Sebelum
membeli atau memesan suatu bahan terlebih dahulu pelaksana harus meminta
persetujuan MK sekaligus menyertakan contoh bahan yang akan digunakan. Pihak
konsultan MK memeriksa bahan/material yang datang secara langsung, apakah bahan
itu sesuai dengan contoh atau tidak. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat dilanjutkan.
Namun jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan MK atau sesuai
dengan RKS.
2.4.2 Agregat
Agregat halus/pasir berukuran < 5 mm dan agregat kasar/kerikil dengan ukuran
5-40 mm, baik alami ataupun buatan disebut sebagai bahan susun kasar/bahan pengisi
dan merupakan komponen utama beton (volume ±70%). Kualitas agregat, baik
kekuatan, daya tahan, bentuk permukaan, kebersihan, dan gradasinya sangat
berpengaruh terhadap kualitas beton yang dihasilkan.
1) Agregat halus (pasir)
Agregat halus (pasir) dapat digunakan sebagai campuran adukan beton,
campuran untuk pasangan bata, dan plesteran. Agregat halus (pasir) adalah bahan
batuan yang berukuran kecil, yang lolos ayakan 5 mm dan tertinggal pada ayakan
0,075 mm (saringan no.200).
Kualitas pasir yang digunakan untuk campuran adukan beton harus memenuhi
syarat tertentu menurut PBI 1971, yaitu:
a. Pasir yang digunakan harus dari butir-butir yang tajam dan keras,
b. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak,
20
c. Butir-butir pasir harus bersifat kekal, dalam arti tidak hancur atau pecah oleh
pengaruh cuaca, misalnya oleh pengaruh kelembaban, hujan, dan terik
matahari,
d. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila lebih dari itu maka
pasir harus dicuci,
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk semua mutu beton, kecuali dengan
petunjuk lembaga pemeriksa bahan yang diakui.
Pasir yang digunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek ini adalah pasir
pasang atau ekstra beton yang bebas dari kotoran, lumpur serta bahan organik. Pasir
mempunyai kadar lumpur tidak lebih dari 5% (berat) dan tidak lebih dari 15% yang
tertahan pada sieve ukuran 2,3 mm.
Contoh pasir yang digunakan pada proyek ini bisa dilihat pada Gambar 2.14
berikut ini.
2.4.3 Air
Air merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat penting dalam pekerjaan
suatu proyek. Selain sebagai bahan campuran untuk membuat beton dan plesteran, air
juga dipakai untuk mencuci bahan bangunan seperti pasir dan kerikil dan juga untuk
perawatan beton setelah pengecoran.
Air yang digunakan pada proyek ini dalam campuran pasangan/campuran beton
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 antara lain, air tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam-garaman, bahan-bahan organis, atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak atau menurunkan mutu pekerjaan (merusak beton atau
baja tulangan).
Dalam adukan beton, air berpengaruh pada keadaan sebagai berikut.
1) Pembentukan pasta semen, yang berpengaruh pada sifat adukan beton yang dapat
dikerjakan, kekuatan susut dan keawetan beton,
2) Kelangsungan reaksi dengan portland cement sehingga dihasilkan kekerasan dan
kekuatan selang beberapa waktu,
3) Perawatan keras adukan beton guna menjamin pengerasan yang sempurna,
4) Untuk pekerjaan pembersihan alat-alat pengaduk beton agar tidak cepat berkarat,
dan
5) Untuk membersihkan lumpur yang menempel pada agregat halus dan agregat
kasar.
Air yang digunakan tidak mengandung lumpur, minyak, lemak dan benda
terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. Di samping itu air yang digunakan
tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter dan tidak
mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat
organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Air yang mengandung garam (air
laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
22
Baja tulangan merupakan material penting bagi struktur berfungsi sebagai bahan
yang tahan terhadap tegangan tarik yang akan dipadukan dengan beton yang mana
tahan tegangan terhadap desak sehingga menghasilkan konstruksi beton bertulang yang
kokoh.
Baja tulangan yang digunakan dalam proyek ini adalah baja tulangan ulir
(deform).Baja tulangan ulir (deform) yang digunakan di proyek ini terbuat dari baja
mutu fy 400 MPa untuk diameter tulangan lebih dari 10 mm.
Baja tulangan yang digunakan pada proyek pembangunan gedung ini adalah
sebagai berikut :
D16 (BJTD)
Gambar besi tulangan proyek bisa dilihat pada Gambar 2.15 dan 2.16 berikut ini.
Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai
dengan mutu pesanan dan dapat langsung digunakan untuk pengecoran. Untuk
mengendalikan waktu pengerjaan bangunan gedung yang cukup besar, maka
digunakan beton ready mix ini. Pada proyek ini beton ready mix digunakan untuk
hampir seluruh pekerjaan struktur. Beton ready mix mulai dari pencampuran pada
batching plan sehingga proses penuangan di lapangan tidak boleh lebih dari 4 jam. Hal
ini untuk menghindari pengerasan sebelum penuangan yang akan mempengaruhi
kualitas beton itu sendiri.
Sebelum beton ready mix ini digunakan untuk mengecor maka akan dilakukan
uji slump dan pengambilan contoh beton. Slump yang digunakan adalah 10±2 cm. Uji
slump ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keenceran campuran pada adukan beton.
Pada saat pengambilan contoh beton dibuat beberapa silinder beton uji pada umur 7
hari dan 28 hari. Beton yang dipakai adalah sesuai dengan spesifikasi kekuatan
24
karakteristik (mutu beton) dari PBI 1971 tentang spesifikasi kuat beton. Beton yang
digunakan pada proyek ini adalah mutu beton K300. Beton ready mix yang digunakan
diproduksi oleh PT. Merak Jaya.
Pengerjaan uji slump dapat dilihat pada Gambar 2.17 berikut ini.
2.4.6 Kayu
Kayu atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari
lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis merupakan
salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Kayu lapis bersifat fleksibel,
murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik pembuatan yang
rumit. Kayu lapis biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena lebih
tahan retak, susut, atau bengkok.
25
Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisting. Penguat atau
pengaku ini digunakan untuk mencegah lendutan plywood akibat pembebanan selama
pengecoran agar didapat hasil pengecoran yang sempurna. Kayu merupakan bahan
bangunan yang cukup penting di Indonesia, karena hampir semua jenis kayu yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan.
Kayu pada proyek ini digunakan untuk pembuatan bekisting drop panel, pelat
lantai, kolom, dan masih banyak lagi. Kayu yang dipakai tersebut harus lurus, bebas
dari cacat (retak-retak, terpuntir, adanya mata kayu), kering, dan telah diawetkan.
Multiplex dapat dilihat pada Gambar 2.18 dan 2.19 berikut ini.
Gambar 2.19 Kayu yang digunakan untuk bekisting pelat dan drop pannel
Beton tahu merupakan beton yang dicetak setebal selimut beton pada drop
pannel, kolom, dan pelat yang berfungsi sebagai penjaga jarak antara tulangan dan
penjaga jarak antara tulangan dengan bekisting dengan acuan pada saat pengecoran
agar tulangan dapat dicor dengan benar. Gambar beton tahu dapat dilihat pada Gambar
2.21 berikut.
2.4.9 Paku
Paku digunakan sebagai penyambung, maka paku yang dipakai harus memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam SII.0194-84. Ukuran paku yang dipakai harus
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pasal 15 PKKI 1961. Paku yang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 2.22 berikut.
28
Besi holo adalah besi yang berbentuk pipa kotak. Keunggulan besi holo adalah
tahan api, anti rayap, anti karat, proses pemasangan yang cepat, dan harganya cukup
terjangkau. Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional, maka
direncanakanlah sistem bekisting knock down yang terbuat dari plat baja dan besi
holo. Gambar besi holo dapat dilihat pada Gambar 2.23.
Sesuai
Finish
a. Hal yang perlu dilakukan pertama kali dalam pengerjaan kolom ialah
pembesian di tempat fabrikasi kolom. Pada tahap ini sebelum besi dirakit
menjadi tulangan kolom , besi harus terlebih dahulu diuji mutu dan
kekuatanya. Apabila besi lolos uji maka proses dilanjutkan ke proses
pemotongan, pembengkokan (bending) dan perakitan (precast) , tetapi apabila
besi tidak lulus uji mutu dan kekuatanya maka besi harus dikembalikan
kepada supplier. Pada tahap pelaksanaan selanjutnya yaitu pada pemotongan,
pembengkokan dan perakitan harus sesuai dengan gambar shop drawing yang
sudah dibuat oleh perencana.Setelah perakitan, dilakukan pengecekan hasil
penulangan kolom, apabila sudah sesuai kemudian dilanjutkan ke proses
erection yaitu pengangkatan precast ke bagian atas Gedung untuk dilakukan
proses peng install an dengan menggunakan tower crane. Saat kegiatan
erection berlangsung, sudah ada pekerja yang telah siap dilokasi pekerjaan.
Kemudian, proses install yaitu pemasangan rakitan tulangan ke stek kolom.
34
Pada sisi kolom di pasang sepatu kolom dengan cara dilakukan pengeboran
pada letak sepatu kolom (lihat Gambar 2.17).
b. Tahap yang kedua adalah pemasangan bekisting kolom. Bekisting kolom ini
sudah dirancang sesuai dengan ukuran kolom yang ada di proyek tersebut.
Bekisting tersebut merupakan semi sistem yang dapat diganti plywood nya
sehingga dapat digunakan maksimal 3 - 5 kali pengecoran agar tidak
mengurangi kualitas. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
pemasangan beskisting :
1) Memastikan sudah melumuri mold oil pada bekisting yang ingin digunakan
dan tidak ada sisa beton
2) Menggunakan tower crane untuk pengangkutan bekisting kolom ke lokasi.
3) Kemudian memposisikan bekisting dengan benar dan sesuai tempatnya.
(lihat Gambar 2.18)
4) Sudah terpasang beton decking agar terbentuk selimut beton sesuai yang
diinginkan.
35
c. Tahap yang ketiga dari pekerjaan kolom adalah pengecoran kolom yang mana
sebelum pengecoran kolom harus dipasang bekisting dan sudah diperkuat.
Setiap pekerjaan pengecoran menggunakan beton ready mix sesuai dengan
mutu yang sudah ditentukan dalam hal ini pada pengecoran kolom digunakan
beton ready mix dengan mutu K-450. Pada proses pengecoran kolom
menggunakan tower crane. Berikut ini proses pengecoran kolam antara lain :
1) Menyiapkan bucket dan tower crane untuk melakuakan pengangkutan
beton ready mix.
2) Melakukan pengangkutan beton ready mix dengan menggunakan tower
crane dan kemudian di arahkan ke titik kolom yang akan di cor..
3) Mengarahkan ujung bucket ke kolom yang akan di cor dan menuangkan
beton ready mix ke dalam bekisting.
4) Kemudian memadatkan beton dengan menggunakan vibrator.
36
b. Tahap yang kedua adalah pemasangan bekisting shear wall. Bekisting ini
sudah disesuaikan dengan ukuran shearwall yang ada di proyek tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan beskisting
1) Memastikan sudah melumuri mold oil pada bekisting yang ingin
digunakan dan tidak ada sisa beton
2) Menggunakan tower crane untuk pengangkutan bekisting shearwall ke
lokasi.
3) Kemudian memposisikan bekisting dengan benar dan sesuai tempatnya.
(lihat Gambar 2.20)
4) Sudah terpasang beton decking agar terbentuk selimut beton sesuai yang
diinginkan.
39
c. Tahap yang ketiga dari pekerjaan shearwall adalah pengecoran kolom yang
mana sebelum pengecoran kolom harus dipasang bekisting dan sudah
diperkuat. Setiap pekerjaan pengecoran menggunakan beton ready mix sesuai
dengan mutu yang sudah ditentukan dalam hal ini yang digunakan pada shear
wall adalah beton ready mix dengan mutu K-450. Pada proses pengecoran
kolom menggunakan tower crane. Berikut ini proses pengecoran kolam
antara lain :
1) Menyiapkan bucket dan tower crane untuk melakuakan pengangkutan
beton ready mix.
2) Melakuakan pengangkutan beton ready mix dengan menggunakan tower
crane dan kemudian di arahkan ke titik kolom yang akan di cor..
40
3) Pemasangan bekisting
a. Menentukan ukuran drop pannl sesuai dengan perancangan.
b. Papan kayu multiplex plywood film dengan ketebalan 15 mm dipotong secara
seragam sesuai dengan ukuran drop pannel pada gambar rencana, lalu disusun
sejajar sisi panjang sama dengan tinggi sisi drop pannel.
c. Tulangan drop pannel dirakit di dalam bekisting yang sudah dipasang
sebelumnya tanpa menutup bagian atas bekisting agar pekerjaan penulangan
bisa dilakukan. Cara menjaga agar jarak tulangan dengan bekisting tetap maka
digunakan tahu beton (decking block) yang dipasang pada tulangan terluar.
d. Penyangga menggunakan perkuatan drop pannel dan scaffolding.
4) Pengecoran
Proses pengecoran dilakukan setelah kedudukandrop pannel sesuai dengan
gambar rencana. Beton yang digunakan adalah jenis ready mix dengan mutu
beton K-300. Campuran beton langsung dituangkan ke dalamdrop pannel
menggunakan mixer truck dan disalurkan menggunakan concrete pump. Setelah
beton tertuang ke dalamdrop pannel kemudian digetarkan menggunakan vibrator
agar tidak terjadi segregasi.
c. Tahap selanjutnya ialah pemasangan tulangan pada balok dan juga pelat.
Pemasangan tulangan balok dan pelat ini harus sangat di perhatikan selimut
beton nya yaitu 2 cm untuk pelat dan 4 cm untuk balok. Pada balok ujung
pemasangan tulangan harus menjangkar kepada kolom dan untuk pelat ujung
penulanganya juga harus menjangkar pada balok ataupun cendawan yang
mendukungnya. Pemasangan tulangan pelat dan balok ini harus diperhatikan
dan dicek kembali karena rawan jumlah tulangan ataupun jarak antar tulangan
yang tidak sesuai.
45
c. Tahap selanjutnya dari pekerjaan balok dan pelat adalah pengecoran balok dan
pelat yang mana sebelum pengecoran balok harus dipasangkan bekisting dan
sudah diperkuat. Setelah itu dilakukan pengecoran dengan menggunakan
beton ready mix. Mortar beton yang digunakan untuk pengecoran dituangkan
secara langsung dari truck mixer dengan bantuan placing boom dan concrete
46
e. Tahap yang terakhir adalah perawatan beton (curing). Curing beton bertujuan
untuk melindungi beton selama proses pengeringan, dengan cara
mempertahankan kondisi agar tetap konstan dalam jangka waktu yang
diperlukan. Pengaplikasian Curing pada balok dan plat lantai dengan
menggunakan air. Untuk mencegah terjadinya kekurangan air yang diperlukan
untuk pengerasan beton permukaan beton harus disiram air. Proses Curing
47
beton plat lantai dan balok dilaksanakan secara teratur dengan cara
penyiraman air compon dipermukaan beton selama 2 hari . Jika terjadi hujan
maka tidak perlu dilakukan pekerjaan penyiraman beton plat dan balok.
Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi sesuai dengan yang
disyaratkan, biaya sesuai dengan yang direncanakan dan dalam waktu yang
dijadwalkan. Strategi tersebut dimanifestasikan dalam bentuk pengawasan dan
pengendalian proyek.
Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana,
maka pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian
yang menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.
Pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir pada
suatu proyek yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara rencana dan hasil kerja
serta melakukan tindakan-tindakan terhadap penyimpangan yang dijumpai di lapangan
atau selama pelaksanaan, baik mengenai mutu, biaya, waktu, dan tenaga kerja. Dalam
hal ini yang berhubungan dengan proses pengendalian adalah pengontrolan dan
pengevaluasian.
1) Agar hasil dari pelaksanaan proyek dapat sesuai dengan gambar rencana proyek
dan spesifikasi yang telah ditentukan
2) Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3) Menekan biaya pelaksanaan seefisien mungkin.
4) Bertanggung jawab dan menjaga kualitas pekerjaan.
Beberapa hal yang ditinjau dalam pengawasan dan pengendalian proyek adalah:
49
3) Baja tulangan
Baja tulangan merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang,
sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu besi baik
maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Bebas dari kototan-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau
mengelupas.
b. Mempunyai penampang yang sama rata.
c. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
d. Untuk tempat penyimpanan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat kering
untuk menghindari karat.
4) Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk pengujian
di lapangan dan uji kuat tekan untuk pengujian di laboraturium
a. Uji slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan
dengan mutu beton. Dalam proyek pembangunan Jogja apartement ini
spesifikasi nilai slump yang digunakan adalah 10 ± 2 cm. Pengujiaan dengan
menggunakan kerucut abrams, adapun prosedur pengerjaannya sebagai
berikut :
1. Menyiapkan kerucut abrams dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm,
dan tinggi 30 cm yang diletakkan pada bidang datar namun tidak
menyerap air.
2. Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil
ditusuk 25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat.
3. Setelah kerucut penuh, kemudian kerucut dibuka.
4. Setelah itu diukur berapa jarak jatuhnya beton pada 3 tempat kemudian
diambil rata-rata.
Jika hasil slump tidak memenuhi syarat maka beton akan dikembalikan karena
tidak sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditentukan.
51
5) Air
Air digunakan sebagai bahan campuran adukan beton yang berfungsi sebagai
bahan pengikat sehingga air dapat mengeras. Persyaratan air yang digunakan
untuk pembuatan dan perawatan beton adalah tidak mengandung minyak, tidak
asam, tidak bersifat alkali, tidak mengandung garam dan tidak mengandung
bahan organik yang dapat mengurangi atau merusak mutu beton. Sebaiknya air
yang digunakan jernih, tawar, tidak berbau, dan dapat dikonsumsi. Air yang
digunakan dalam pembangunan ini telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat
prestasi pekerjaan dengan lama pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus
dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga
kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.
Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk
mengestimasi persentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
55
56
Beth Jaya Abadi, sedangkan untuk pihak pengawas adalah PT. Multi Construct
Indonesia. Struktur organisasi bertujuan untuk mengawasi, memantau, dan
mengendalikan pekerjaan kontraktor melalui konsultan manajemen konstruksi. Berikut
ini merupakan susunan struktur organisasi owner pada proyek pembangunan
apartemen Jogja Apartment.
Site Engineering diberi wewenang dan tanggung jawab untuk menangani hal-hal
teknis pekerjaan disuatu tempat konstruksi atau lapangan.
5. Supervisor
Supervisor adalah pihak atau orang yang ditingkat pelaksanaan suatu proyek, yang
bertugas untuk bertanggung jawab atas pekerjaan karyawan secara tepat dan efisien
sesuai dengan tugas yang ditentukan oleh atasannya. Dibawah supervisor ini dapat
berupa subkontraktor pekerjaan tertentu atau juga mandor. Supervisor ini
mempunyai hubungan kerja yang tetap dengan kontraktor.
b. Persentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai
sampai saat laporan itu dibuat.
c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.
d. Catatan-catatan penting lainnya.
Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani oleh
pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu
bulan.
4. Rapat Koordinasi
Dalam pelaksanaan pembangunan proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan
tidak dapat diatas oleh satu pihak bisa saja terjadi. Untuk itu diperlukan rapat
koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama. Pada
proyek pembangunan apartemen Jogja Apartment, rapat koordinasi biasanya
dilakukan pada hari rabu di setiap minggu.
PT. Merak Jaya Beton. Akibat keterlambatan tersebut pihak owner memberi teguran
kepada pihak supplier beton ready mix dan mencari solusi untuk mensiasati
keterlambatan tersebut.
2. Kerusakan Pada Concrete Pump
Kendala ini terjadi pada saat pengecoran pelat lantai 8. Pada saat proses pengecoran,
terjadi permasalahan pada concrete pump sehingga tidak dapat berfungsi
semestinya. Pipa dari concrete pump tersebut terlepas sehingga menghambat beton
segar untuk dialirkan dalam pipa concrete pump. Akibat dari kendala tersebut
dibutuhkan waktu untuk perbaikan pada pipa concrete pump. Solusi dari
permasalahan ini dengan menggunakan cara lain untuk proses pengecoran yaitu
dengan concrete bucket dengan bantuan tower crane. Selain itu, dilakukan
maintenance pada pipa concrete pump secara berkala dan tidak pernah lupa untuk
memberi cairan mortar untuk mengatasi kendala beton yang mengeras pada pipa
concrete pump.
Gambar 3.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Proyek Jogja Apartment
(Sumber: Dokumen PT. Artha Beth Jaya Abadi)
2. Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan bahan utama untuk memikul gaya tarik yang terjadi pada
beton konstruksi. Pada proyek pembangunan apartemen Jogja Apartment dilakukan
pengujian kuat tarik terhadap baja tulangan, sehingga mutu dari baja tulangan ini dapat
diketahui. Penyimpanan baja tulangan pada proyek pembangunan apartemen Jogja
Apartment sangat rapih dan tertata, namun banyak tulangan mengalami korosi karena
terkena sinar matahari dan hujan karena ditempatkan di tempat yang terbuka sehingga
akan berdampak pada mutu baja itu sendiri.
4. Agregat
Agregat halus (pasir) yang digunakan pada proyek ini adalah pasir pasang atau
ekstra beton yang bebas dari kotoran, lumpur serta bahan organik. Penyimpanan pasir
dengan cara ditutup menggunakan terpal agar tidak terkena sinar matahari terus
menerus dan terkena hujan, akan tetapi pada perletakan tumpukan pasir diletakan diatas
tanah padat dan berada didekat jalur kendaraan proyek yang mengakibatkan pasir
terlindas oleh ban kendaraan proyek dan mengalami pemadatan.
5. Air
Air yang digunakan pada proyek ini merupakan air bersih tidak mengandung bahan
kimia, lumpur maupun minyak. Air yang digunakan untuk mengaduk campuran semen
juga digunakan untuk keperluan mandi dan bersih-bersih pekerja proyek sehingga
dapat dibuktikan bahwa air yang digunakan bersih.
3.4.3 Waktu
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian
waktu yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Time schedule proyek
pembangunan apartemen Jogja Apartment dapat dilihat pada Lampiran.
Pada proyek pembangunan apartemen Jogja Apartment ini time schedule sudah
dibuat dengan rapih sehingga untuk mengontrol keterlambatan mudah. Kontraktor pun
membuat laporan mingguan sehingga mudah untuk mengontrol waktu pekerjaan.
3.4.4 Biaya
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya
dengan realisasi pekerjaan. Fungsi pengendalian biaya supaya Rencana Anggaran
Biaya (RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya
pembengkakan maka perlunya evaluasi biaya.
Salah satu penyebab terjadinya pembangkakan biaya adalah adanya kesalahan
dalam pelaksanaan dilapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu saja
menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja, maka untuk
menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan
dilapangan dengan baik dan hati-hati.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat
jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang dikeluarkan, sedangkan
pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja
setiap sat minggu dan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total
biaya ini yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya.
Pada proyek pembangunan apartemen Jogja Apartment ini, RAB yang sudah
dikeluarkan dapat dilihat dengan mudah karena setiap pembelian selalu disimpan nota
pembeliannya.
64
4.1 Kesimpulan
1. Pengawasan terhadap setiap tahap proyek dilakukan dengan baik, hal ini
dibuktikan dengan minimnya kesalahan yang terjadi dilapangan
2. Pemilihan material yang digunakan sebagai bahan baku konstruksi dapat
dikategorikan baik. Hal di buktikan dengan uji material di laboratorium yang
sudah sesuai dengan standard yang di syaratkan.
3. Terdapat kekurangan dalam mengendalikan mutu material konstruksi dalam hal
ini besi yang tidak terlindung dari hujan dan tidak ada penutupnya sehingga
besi rentan terhadap korosi.
4. Pada saat pemasangan sengkang pada kolom terdapat sengkang yang jaraknya
tidak sesuai dengan gambar tetapi masih dapat di toleransi.
5. Pada saat pengecoran sudut sudut kolom sulit di jangkau hingga memperlambat
pengecoran.
6. Kurangnya jumlah pekerja (man power) sehingga tidak ada pekerja yang
melakukan perawatan (curing) pada beton yang sudah dilepas bekistingnya
sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi mutu beton .
67
68
4.2 Saran
1. Untuk K3 sudah cukup baik tapi tetap masih perlu ditingkatkan seperti tidak
semua pekerja mengenakan alat perlindungan diri (APD) dan tidak disemua
kegiatan yang terletak pada ketinggian pekerja menggunakan tali pengikat.
2. Meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya K3.
3. Memberikan perlindungan pada material dalam hal ini besi dengan
menggunakan terpal untuk melindungi dari hujan atau meletakanya di tempat
yang terlindung dari hujan.
4. Untuk mahasiswa selanjutnya yang akan melakukan kegiatan praktek kerja
haruslah aktif dilapangan, gunakan kesempatan praktik kerja ini untuk
menggali ilmu sebanyak banyaknya dengan cara bertanya kepada kontraktor
ataupun konsultan yang berada dilapangan agar praktek kerja kita menjadi
bermanfaat dan bias menjadi bekal dikemudian hari.
69
DAFTAR PUSTAKA