Anda di halaman 1dari 48

i

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada zaman sekarang sudah
berkembang sangat pesat. Karena hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah
pekerjaan pada kehidupan sehari-hari. Mahasiswa sebagai generasi penerus
bangsa yang akan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan
kecerdasan bangsa maka dituntut untuk membekali diri dengan kemampuan
akademis agar bisa menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah
berkembang pesat pada saat ini.
Perkembangan pekerjaan konstruksi saat ini sangat pesat terutama di kota-
kota besar. Hal ini menuntut mahasiswa untuk memiliki kemampuan akademis
yang baik dalam menerapkan ilmu di bidang teknik sipil. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut diharapkan mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan secara
teori saja, melainkan memiliki kemampuan dalam mengaplikasikan teori tersebut
didalam dunia kerja yang sebenarnya.
Universitas Islam Lamongan mempunyai berbagai macam jurusan, dan
didalam jurusan juga terdapat berbagai macam program studi. Diantaranya adalah
jurusan Teknik Sipil. Program studi ini bukan hanya mencakup tentang mata
kuliah dan tugas pendidikan saja, melainkan juga mencakup mata kuliah dan
tugas perencanaan dan pelaksanaan di proyek konstruksi. Dengan pelajaran dan
tugas tersebut diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu tersebut di dunia
pekerjaan terutama dibidang konsultan dan kontraktor.
Praktik Industri (PI)/ Praktik Kerja Nyata (PKN) merupakan matakuliah
wajib yang harus ditempuh sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang
Strata Satu (S-1) Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan, sehingga mahasiswa
mendapatkan pengetahuan secara langsung tentang bagaimana proses perencanaan
pembangunan fisik sebuah proyek.
Pembangunan proyek harus memperhatikan aspek-aspek arsitektur dan
tata ruang fungsional gedungnya. Selain aspek arsitektur dan fungsionalnya juga
harus mempertimbangkan aspek kekuatan strukturnya yang mampu menahan
gaya-gaya lateral pada bangunan, karena di Indonesia berpotensi tinggi akan
terjadinya bencana gempa bumi.
2

Praktik Industri yang akan dikaji dalam laporan ini adalah ”Pelaksanaan
Pekerjaan Dinding Shear wall Pada Proyek Pembangunan Hotel Howard-
Jhonshon di Jalan Ahmad Yani No.71, Surabaya”. Kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dilakukan selama kurang lebih satu bulan, mulai tanggal 21 Januari
2017 sampai 21 Februari 2017.

1.2 Rumusan Masalah PKN


Adapun beberapa rumusan masalah yang dialami saat melakukan Praktek
Kerja Nyata (PKN) dapat dilihat pada poin-poin berikut ini :
1. Bagaimana tahap pelaksanaan pekerjaan dan metode pelaksanaan
Shear wall ?
2. Bagaimana cara menganalisis jumlah sumber daya pekerja yang di
butuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sheare wal ?
3. Bagaimana cara menghitung Rencana Anggaran Biaya sesuai SNI pada
pelaksanaan pekerjaan Shear wall ?
4. Bagaimana cara mengetahui penerapan pelaksanaan K3 dalam
pekerjaan Shear wall ?

1.3 Tujuan Penulisan Laporan PKN


Tujuan yang ingin dicapai dalam Praktek Kerja Nyata (PKN) adalah
terurai sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan tahap-tahap pekerjaan dan
metode pelaksanaan Shear wall.
2. Mahasiswa dapat menganalisis jumlah sumber daya pekerja yang di
butuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Shear wall.
3. Mahasiswa dapat menghitung Rencana Anggaran Biaya sesuai SNI
pada pelaksanaan pekerjaan Shear wall.
4. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan pelaksanaan K3 dalam
pekerjaan Shear wall.

1.4 Batasan Masalah PKN


Pada kegiatan Praktek Kerja Nyata (PKN) ada beberapa batasan-batasan
yang dilakukan untuk membatasi ruang lingkup yang dipelajari dalam
pelaksanaan kegiatan, diantara batasan-batasan tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :
3

1. PKN dilakukan pada proyek Pembangunan Hotel Howard-Jhonshon di


Jalan Ahmad Yani No.71
2. PKN dilakukan selama 1 bulan pada tanggal 21 Januari 2017 sampai
21 Februari 2017.
3. PKN dilakukan untuk menganalisa pembuatan Shear wall.

1.5 Manfaat PKN


Manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Nyata (PKN) antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa saat berada di lapangan.
2. Dapat menganalisa pelaksanaan proyek.
3. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja mahasiswa tentang
pelaksanaan proyek.
4. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan teori pada
pelaksanaan proyek yang sedang dikerjakan.
5. Dapat mengetahui proses kegiatan di kontraktor pelaksana.

1.6 Metodologi Pelaksanaan PKN


Metode untuk bahan penulisan laporan Praktek Kerja Nyata (PKN) ini,
antara lain:
1. Wawancara (interview)
Melakukan tanya-jawab secara langsung kepada pihak proyek, pengawas
lapangan, dan kontraktor
2. Pengamatan lapangan/observasi
Melihat secara langsung aktivitas pelaksanaan pekerjaan pada lokasi proyek
3. Data lain
Mengambil data dari dokumen proyek, gambar rencana dan buku-buku atau
dokumen lain yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Penulisan laporan pada Praktek Kerja Nyata ini meliputi beberapa hal yang
dapat dipisahkan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Didalam pendahuluan ini, penulis membahas tentang latar belakang
kegiatan, rumusan masalah kegiatan, tujuan dari praktek kerja
nyata, Batasan masalah PKN, manfaan PKN, metodologi
pelaksanaan PKN, serta sistematika pengusunan laporan
BAB II GAMBARAN UMUM
4

Pada bab ini membahas mengenai tujuan numum proyek, lokasi


proyek, data dan gambaran umum proyek.
BAB III METODE PELAKSANAAN PROYEK
Pada bab ini membahas tentang uraian umum, an metode
pelaksanaan pekerjaan struktur shear wall pada proyek.
BAB IV INFORMASI MANAJEMEN
Bab ini menjelaskan tentang informasi manajemen proyek.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari semua yang dikerjakan pada
bab 4 dan saran bagi pelajar maupun pekerja pada proyek tersebut.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Kondisi Proyek Saat Ini


2.1.1 Kronologi Proyek
1. Proyek pembangunan Hotel Howard Jhonshon terletak di Jl. Ahmad
Yani No.71 Surabaya. Lahan yang digunakan untuk didirikan proyek
merupakan lahan perumahan dan pertokoan.
Sebelah Barat : Jalan frontage Ahmad Yani baru
Sebelah Selatan : Mall GIANT Ahmad Yani
Sebelah Utara : Sekolah SDN Margorejo
Sebelah Timur : Rumah Warga
2. Lokasi base camp : Direksi keet terdapat di area proyek, digunakan
sebagai kantor lapangan oleh pihak kontraktor untuk melakukan
kegiatan engineering dan administrasi guna merencanakan dan
mendukung kegiatan proyek.
3. Jaringan telepon sudah tersedia dan untuk telepon seluler semua lokasi
terdapat sinyal, sehingga untuk masalah telekomunikasi tidak terdapat
masalah.
4. Tempat tinggal pekerja terletak di lingkungan proyek dan ditempatkan
di samping kanan proyek.
5. Tempat tinggal engineer terletak pada samping proyek yang merupakan
rumah sewaan (kontrak)

2.1.2 Tujuan Umum Proyek


Tujuan proyek pembangunan Hotel Howard Jhonshon ini adalah untuk
menghadirkan hunian modern berkelas di Surabaya dengan berbagai
fasilitas yang ada (Hotel bintang 4)

2.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


Gedung Howard Jhonshon adalah gedung yang digunakan untuk
penginapan/hotel untuk menyediakan kebutuhan penduduk pendatang
yang membutuhkan tampat tinggal sementara di kota Surabaya.
6

Proyek pembangunan gedung Howard Jhonshon dilaksanakan oleh


kontraktor pelaksana yaitu PT. Sinar Waringin Adi Karya. Sedangkan pada
konsultan yaitu Ketira Engineering Consultants dan pengawas adalah PT
Merka . Proyek pembangunan dimulai pada bulan April 2016.
1. Identitas industri dan proyek
a. Nama proyek : Howard Jhonshon Hotel
b. Lokasi : Jl. Ahmad Yani No. 71 Surabaya
c. Owner : PT. Tiara Abadi Nirmala
d. Perencana struktur : Ketira Engineering Consultants
e. Perencana arsitektur : Didit Tri Bawono S.T
f. ME : PT. Metakon Pranata
g. Quantity surveyor : TCI Total Citra
h. Waktu pelaksanaan : April 2016 sampai Oktober 2017
Proyek Hotel Howard Jhonshon ini merupakan hotel bintang 4 yang
diantaranya memiliki fasilitas kolam renang pada lantai 5.
2. Lokasi proyek
Proyek Hotel Howard Jhonshon terletak di Jl. Ahmad Yani No. 31
Surabaya. Untuk lebih jelasnya perhatikan peta berikut ini.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek

2.1.4 Pekerjaan Saat PKN Berlangsung


Pekerjaan yang melibatkan mahasiswa secara langsung saat PKN
dilaksanakan diantaranya adalah :
1. Pengecekan pekerjaan mandor
Pekerjaan pengecekan yang di lakukan mahasiswa disini adalah
pengecekan pemasangan bekisting dan juga pemasangan tulangan
7

balok dan plat mulai lantai 4, lantai 4 mezzanine sampai dengan lantai
7.
2. Mapping
Mapping disini mahasiswa membantu dalam mapping lantai ground
dan juga menghitung kebutuhan beton yang akan di cor di lantai
ground tersebut.
3. Pengawasan pengecoran
Mahasiswa juga terlibat dalam pengawasan pengecoran plat lantai
ground dan pada plat lantai 5, 6 dan 7 yang dilakukan pada malan
hari.
Mahasiswa mengumpulkan data dalam proyek dengan pengamatan secara
langsung, wawancara serta dokumentasi. Jadi penulis tidak banyak terlibat
langsung dalam proses pekerjaan proyek Hotel Howard Jhonshon.

2.1.5 Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor-faktor Pendukung
a. Tersedianya gudang logistik untuk penyimpanan material maupun
peralatan kerja.
b. Terjadinya situasi yang kondusif dalam lingkungan proyek
c. Disediakan ruang mahasiswa PKL untuk beristirahat dan
berkonsultasi.
d. Terjalinnya hubungan yang baik antara mahasiswa PKL dan
pembimbing lapangan di PKL.
e. Terjalinnya hubungan yang baik antara mahasiswa PKL dan
pengurus proyek SWA.
f. Letak lokasi proyek yang dekat dengan kampus.
2. Faktor-faktor Penghambat
a. Material kadang-kadang telat di kirim ke proyek.
b. Pengecoran berlangsung sampai siang hari, karena pengecoran
tidak menggunakan jack pomp.
c. Memasuki musim hujan, di daerah proyek sering diguyur hujan,
sehingga mengganggu proses konstruksi.
d. Struktur yang rumit, menghambat progres pelaksanaan konstruksi
dari rencana time schedule.
8

2.2 Penggunaan Bahan dan Alat


Adapun uraian peralatan pendukung dalam pembangunan proyek
sebagai berikut :
2.2.1 Peralatan Yang Digunakan
2.2.1.1 Dump truck
Digunakan untuk mengangkut barang/bahan material dan
logistik yang diperlukan untuk proyek

Gambar 2.2 Dump Truck


2.2.1.2 Tower Crane
Digunakan untuk mengangkat barang atau memindahkan
barang yang berbobot besar dan untuk meringankan pekerja

Gambar 2.3 Tower Crane


2.2.1.3 Perancah / Scaffolding
Scaffolding adalah besi-besi yang digunakan menopang balok
atau pelat lantai bagian atas Scaffolding hingga mencapai ketinggian
lantai berikutnya dan menjadi dudukan atau alas untuk bekisting dan
tulangan. Selain untuk menahan tulangan dan bekisting, Scaffolding
juga digunakan untuk menahan pekerja dan menahan adukan beton.
Untuk perakitan Scaffolding harus dibuat sangat kokoh dan aman.
9

Gambar 2.4 Perancah/Scaffolding


2.2.1.4 Concrete Vibrator
Concrete Vibrator adalah alat penggetar untuk memadatkan cor
beton untuk menghilangkan udara yang terjebak dalam cor-coran
beton yang dapat mengakibatkan keropos beton.

Gambar 2.5 Concrete Vibrator


2.2.1.5 Cutting Wheel
Cutting Wheel adalah alat untuk pekerjaan pres sisi untuk
memotong berbagai jenis ukuran besi.

Gambar 2.6 Cutting Wheel


2.2.1.6 Bar bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan
baja tulangan dalam berbagai sudut sesuai dengan perencanan.
10

Gambar 2.7 Bar bender


2.2.1.7 Bor Listrik
Bor Listrik adalah alat untuk membuat lubang, juga bisa
digunakan untuk mengencangi baut. tetapi pada proyek ini bor listrik
digunakan untuk melubangi bekisting shearwall.

Gambar 2.8 Bor Listrik


2.2.1.8 Mixer Truck
Mixer Truck adalah alat transportasi khusus untuk beton cor curah
siap pakai (Ready mix concrete) yang dirancang untuk mengangkut
campuran beton curah siap pakai (Ready mix concrete) dari Batching
Plant (pabrik olahan beton) ke lokasi pengecoran.

Gambar 2.9 Mixer Truck


2.2.1.9 Concret Bucket
11

Concret Bucket adalah alat yang diapakai untuk mengangkut beton


yang berasal dari truck mixer concrete sampai pada lokasi pengecoran.
Jika pengesetan dan pengecekan slump telah dilakukan dan semua
standar mutu telah diputuskan, beton yang masih ada di dalam truck
mixer concrete ini bisa dipindah atau dimasukkan ke dalam concrete
bucket. setelah masuk, adonan material ini bisa diangkut
menggunakan tower crane.

Gambar 2.10 Concret Bucket

2.2.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan


Dalam proyek Pembangunanhotel Howard Jhonson, pihak
pelaksana yaitu PT. SINAR WARINGIN ADIKARYA memiliki alat-alat
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Selain itu ditunjang juga
oleh alat pertukangan yang dibawa oleh pekerja

kecuali untuk alat berat. pihak pelaksana mendapatkannya dengan


cara menyewa. Dalam Pekerjaan struktur beton, sebagian besar bahan
telah disediakan oleh Produsen Beton yaitu PT. Adhimix Precast
Indonesia seperti Semen, Agregat karena dalam pengadaannya, beton ini
menggunakan Ready mix dimana Semen dan Agregat telah satu paket
tersedia dan dari pihak pelaksana adonan coran tersebut sudah bisa
langsung digunakan ke lapangan. Untuk pengadaan bahan atau material
yang lain dilakukan pemesanan secara bertahap sesuai kebutuhan kepada
pihak supplier/ subkontraktor dengan cara dari bagian pengadaan barang
12

melakukan tender dari beberapa PT. Bahan-bahan yang digunakan dalam


pelaksanaan, baik yang menyangkut pengecoran, perancah, dan
sebagainya antara lain :

1. Semen
Semen yang dipakai dalam pelaksanaan proyek ini adalah tipe semen
yang disesuaikan dengan kebutuhan beton bertulang yaitu semen tipe
I. Pengadaan semen dalam proyek ini tidak begitu banyak digunakan
karena seluruh struktur dan pondasi menggunakan Beton Ready Mix
sehingga penggunaan semen hanya untuk pembuatan beton skala kecil
saja seperti membuat tembok sisi saluran drainase atau menghaluskan
permukaan beton yang masih kasar setelah pengecoran.

2. Agregat
Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar.Pihak
pelaksana mendatangkan / memesan pasir sebagai agregat halus dari
supplie r. Selain agregat dalam Ready mix, penggunaan agregat tidak
begitu banyak digunakan dalam proyek karena hanya digunakan
untuk membuat tembok sisi saluran drainase.

3. Air
Air yang dipergunakan dalam pembuatan dan perawatan beton pada
suatu proyek tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan/atau baja tulangan.Air yang digunakan dalam
proyek ini adalah air tanah dimana sumber airnya berasal dari tanah
yang dibor dan disedot dengan pompa keatas tanah.

4. Besi tulangan
Jenis tulangan yang digunakan adalah tulangan ulir, dengan ketentuan
tulangan :
BJTD-40 Fy = 400 MPa
13

Dalam proyek, penggunaan besi tulangan ini memiliki


keanekaragaman dimensi yang digunakan. Ada yang berdiameter 10
mm, 13 mm, 19 mm, 22 mm, dan 25 mm sesuai dengan kebutuhan
besi tersebut. Besi tulangan ini disimpan di tempat terbuka didekatkan
dengan lokasi pemakaiannya.

Gambar 2.11 Besi Tulangan

5. Papan Multiplek
Untuk pembuatan konstruksi acuan perancah atau bekisting untuk
pekerjaan balok dan pelat lantai digunakan papan albasiah. Papan tersebut
dipesan dari supplier .Dalam pembuatan Bekisting, Multiplek dapat
dipakai untuk tiga kali pekerjaan pengecoran

Gambar 2.12 Papan Multiplek


14

BAB III
METODE PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Uraian Umum

Laporan ini akan dibahas tentang ahap-tahap pelaksanaan pekerjaan struktur


shear wall di proyek Hotel Howard Jhonson. Pembahasan pekerjaan struktur
shear wall dilakukan karena beberapa alasan karena keterbatasan waktu praktek
kerja nyata yang sangat singkat dari waktu proyek. Pembahasan dipersempit
pada pekerjaan-pekerjaan vital yang sedang berlangsung dilapangan. Hal ini
dimaksud agar pembahasan dapat berfokus dan optimal.pekerjaan yang
dimaksud adalah pekerjaan shear wall. Pembahasan ni dimaksud agar mhasiswa
dapat mengerti dan memahamitentang pelaksanaan yang meliputi pekerjaan dari
sear wall. Pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan merupakan realisasi dari
perencanaan yang telah dituangkan dalam gambar-gambar dan syarat-syarat
yang elah ditentukan koordinasi pelaksanaan pekerjaan dialkukan dengan teliti
sangat diperlukan agar tercipta pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien.

Pihak pengawas harus segera melapokan kepada pihak operasional atau


kepala proyek jika terdapat perbeaan dalam pelaksaan pekerjaan, agar dapat
dipertimbangkan dan dapat diambil kebijaksanaan dalam pelaksanaanny.
Laporan pengawaskonsultan berbentuk sebuah progres pekerjaanyang sudah
dilaksanakan oleh pihak kontraktor. Laoran tersebut kemudian diserahkan
kepada pihak konsultan, yang kemudian akan diteuskan ke pihak owner.

3.1.1 Definisi Shear wall

Dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang dirancang untuk
menahan geser gaya lateral akibat gempa bumi. Dinding geser atau shear wall
adalah elemen-elemen vertikal sebagai penahan gaya horizontal seperti angin dan
gempa, shear wall juga menahan gaya normal (gaya vertikal), struktur ini
berperilaku sebagai balok lentur kantilever, oleh karena itu struktur ini selain
menahan gaya geser dapat juga menahan gaya lentur.
Tingkat keparahan beban gempa tergantung pada lokasi sesuai peraturan
standart bangunan. Proyek Pembangunan Hotel Howard Jhonshon berada pada
15

lokasi gempa zona 4. Shear wall harus letakkan pada tiap tingkat struktur tanpa
spasi (menerus). Shear wall pada proyek Hotel Howard Jhonshon diletakkan pada
samping kanan bangunan dan pada bagian belakang bangunan.

3.1.2 Fungsi Shear wall

Shear wall mampu menahan dua tipe gaya yaitu gaya geser dan gaya angkat.
Hubungan pada struktur itu dapat memindahkan gaya-gaya horizontal pada
dinding geser. Pemindahan ini menimbulkan gaya geser disepanjang tinggi
dinding antara puncak dan bawah penghubung dinding geser. Adanya gaya angkat
pada shear wall karena arah gaya horizontal terjadi pada puncak dinding. Gaya
angkat ini mencoba mengangkat salah satu ujung dinding dan menekan pada
bagian ujung lainnya.
Fungsi dari struktur shear wall memberikan kekuatan lateral yang dibutuhkan
untuk menahan gaya-gaya horizontal seperti angin dan gempa, dan struktur ini
juga memberikan kekuatan lateral untuk mencegah lantai dan rangka atap dari
gerakan pendukungnya.

3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Shear wall

Pelaksanaan pekerjaan shear wall harus dilakukan secara dengan cermat dan

teliti karena shear wall memiliki fungsi yang sangat penting sebagai penahan gaya

geser lateral akibat gempa bumi. Pada proyek pembangunan Hotel Howard

Jhonshon di tempatkan pada bagian kanan bangunan dan dan pada bagian

belakang bangunan.

Pekerjaan pengecoran dilaksanakan setelah pengawasan dan pelaksana

meneyetujui bahwah shear wall siap di cor. Mutu beton yang digunakan shear

wall pada proyek ini menggunakan beton mutu tinggi (K-350). Pekerjaan-

pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan shear wall pada proyek ini meliputi
16

a) Pekerjaan persiapan
b) Pekerjaan pembesian shear wall
c) Pekerjaan pemasangan bekisting
d) Pekerjaan pengecoran
e) Pekerjaan pembongkaran bekisting
f) Pekerjaan pembersihan
g) Pekerjaan perawatan beton shear walL
Penjabaran Tahap –tahap yang dilakukan pada saat pembuatan Shear wall.
3.2.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan, yang
tentunya menggunakan spesifikasi yang telah di tentukan oleh konsultan
perencana. Setelah alat dan bahan telah di siapkan, hal yang perlu dilakukan
setelahnya adalah memberishkan area kerja yang biasanya dilakukan oleh pekerja.
Pembersihan area kerja diantaranya diantaranya membersihkan sisa-sisa kawat
bendrat, gumpilan-gumpilan cor lainnya dan juga sisa hasil gergajian kayu
bekisting disedot menggunakan compressor. Pembersihan dimaksudkan agar
sekitar area kerja dapat mengganggu kualitas pekerja dan kualitas beton.
3.2.2 Pekerjaan pembesian shear wall
Pekerjaan penulangan/pemebesian shear wall, spesifikasi tulangan baik
besar kecil dan tingginya harus sesuai dengan gambar kerja (shop drawing).
Penulangan shearwall tulangan utama menggunakan besi D19 dan D16 dan
sengkang menggunakan besi D13 dengan jarak 150 mm.
17

Gambar 3.1 Tabel Penulangan Shearwall

Pabrikasi ukuran pembesian dilakukan di area stocking yang nantinya pada


saat dilakukan pekerjaan shear wall, besi-besi tersebut dibawa ke tempat kerja
(work shop) dan kemudian dirakit dibawah, setelah perakitan selesai penulangan
shear wall di bawa dengan TC ke area yang akan di pasang penulangan shear
wall. Dan perakitan penulangan shear wall dilanjutkan di atas bangunan.
Tinggi dinding shear wall adalah 400 cm dengan panjang dan lebar yang
telah di tentukan pada gambar kerja. Berikut ini merupangan perakitan
penulangan shear wall pada proyek Hotel Howard Jhonshon
18

Gambar 3.2 Perakitan Pembesian shear wall di area bawah (kiri) dan Perakitan
Penulangan shear wall di atas (kanan)

Pekerjaan penulangan dinding shear wall dilaksanakan dengan jumlah


pekerja 3 orang. Adapun peralatan yang digunakan pada saat penulangan antara
lain meteran, catut dan palu.
Penulangan setelah selesai dilakukan, pengerjaan selanjutnya adalah
pemasangan block off. Pemasangan block off digunakan untuk nanti ketika ada
penyambungan ke balok maupun plat lantai.

Gambar 3.3 Pemasangan Block Off

3.2.3 Pekerjaan pemasangan bekisting


Pemasangan block off selesai, selanjutnya yaitu pemasangan bekisting
dinding shear wall. Pembuatan dinding shear wall menggunakan bekisting Sistem
Peri Vario. Proses pembuatannya dilakukan di area terpisah dengan tempat kerja
dinding shear wall. Bekisting Sistem Peri Vario ini berbeda dengan bekisting-
bekisting biasanya, bekisting sistem Peri Vario ini berasal dari Negara German.
Pada proyek ini menggunakan bekisting Peri Vario type GT 24, Peri Vario
type GT 24 mempunyai tegangan ijin 100 kN/m2 dengan ketinggian bekisting 450
cm. Adapun elemen-elemen pada bekisting ini terdiri dari :
1) Korinplek
2) Peri Girder GT/Speed shore standart
3) Base Plate
4) Wingnat dan taerot
5) Push bull base
6) Beam bracket/pipa spot
19

Gambar 3.4 Pemasangan Bekisting dengan bantuan Tower Crane

Langkah kerja :
1) Menyiapkan bagian-bagian bekisting dinding shear wall yang akan di gunakan.
2) Membersihkan bekisting dari kotoran yang dapat mengganggu proses
pengecoran shear wall.
3) Dipasang beton dacking sebagai selimut shear wall agar tulangan tidak
menempel pada bekisting.

Gambar 3.5 Pemasangan beton dacking

4) Dipasang pipa-pipa yang nantinya digunakan sebagai tempat taerot


20

Gambar 3.6 Pemasangan pipa tempat taerot

5) Merangkai papan koniplek/bekisting pada tulangan shear wall yang sudah


terpasang dan pemasangan dibantu dengan menggunakan Tower Crane ke
tempat kerja (work shop).

Gambar 3.7 Perakitan Bekisting Shear wall

6) Mengunci bekisting dengan cara mengencangi taerot yang bergabung dengan


wingnat. Yang berfungsi sebagai pengunci antar bekisting.
21

Gambar 3.8 Penguncian bekisting dengan taerot dan wingnat

Gambar 3.9 Penyangga bekisting shear wall (pipa spot/beam bracket)


7) Proses pengerjaan bekisting shear wall memebutuhkan tenaga kerja sebanyak 3
orang dengan dibantu alat berat Tower Crane dan dilakukan sealama sehari
saja.
3.2.4 Pekerjaan pengecoran
Bekisting dinding shear wall yang telah selesai dipasang siap untuk
dilakukan pengecoran, tetapi sebelum pengecoran bekisting diberi pelumas yaitu
solar. Peralatan yang digunakan adalah Truck mixer tower crane, bucket, dan
vibrator. Mutu beton yang digunakan pada shear wall adalah beton mutu tinggi
(K500). Pengecoran shear wall pada proyek ini dilakukan oleh 5 orang pekerja
saja, 2 orang di truck mixer dan 3 orang di shear wall yang akan di cor.
Langkah kerja :
1. Sebelum pengecoran dilakukan beton yang bawah disirami dengan cairan
adhibon sebagai pelekat antara beton.
2. Pada saat pengecoran 2 orang berada di truck mixer, 1 sebagai pengisi beton ke
bucket dan yang 1 sebagai operator bucket yang di bantu dengan tower crane.
Lihat gambar berikut :
22

Gambar 3.10 Operator truck mixer

3. Setelah bucket terisi penuh dengan beton, bucket di angkat ke area kerja (work
shop) dengan bantuan tower crane.

Gambar 3.11 Pengangkutan bucket dengan bantuan Tower Crane

4. Beton dituangkan kedalam cetakan bekisting shear wall yang telah siap di cor
dengan cara membuka tutup bawah bucket.
23

Gambar 3.12 Proses penegecoran Shear wall

5. Pengecoran dilakukan dengan merata dan sampai batas yang telah ditentukan,
kemudian vibrator bekerja pada saat beton dari bucket di tuangkan kedalam
bekisting.
6. Setelah pengecoran selesai dan beton terisi penuh merata dan padat, shear wall
dibiarkan untuk mengering.

3.2.5 Pekerjaan pembongkaran bekisting


Pada proyek ini pembongkaran bekisting dilakukan kurang lebih satu hari
satu malam setelah proses pengecoran, karena beton pada proyek ini
menggunakan beton mutu tinggi. proses pembongkaran dilakukan oleh 2 orang
pekerja.
Langkah kerja :
1) Mengendorkan wingnat atau mur dari taerot dan dilepaskan dari
taerot.
2) Melepaskan taerot yang masuk kedalam pipa.
3) Merapikan dan membersihkan hasil pembongkaran jika ada yang
keropos.

3.2.6 Pekerjaan pembersihan


Pembersihan lokasi dilakukan oleh 2 orang pekerja. Para pekerja bertugas
merapikan bahan dan peralatan setelah pekerjaan pembongkaran bekisting selesai
dikerjakan. Peralatan dapat digunakan kembali pada pembuatan shear wall.

3.2.7 Perawatan beton shear wall


1) Pengertian
Perawatan beton adalah suatu proses untuk menjaga tingkat
kelembaban dan temperatur ideal untuk mencegah hidrasi yang berlebihan
serta menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan. Curing secara umum
dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga supaya
beton tidak terlalau cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga
kelembaban dan suhu beton, segera setelah finishing beton selesai dan
waktu total setting tercapai.
2) Tujuan
Tujuan pelaksanaan curing/perawatan beton adalah memastikan
reaksi hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau pengganti
24

supaya dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang


diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang
berlebihan pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau
tidak seragam, sehingga dapat menyebabkan retak.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan curing/perawatan beton dilakukan segera setelah beton
mengalami atau memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang
terbuka) atau setekah pembukaan bekisting, selama durasi tertentu yang
dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan untuk
proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton.
Setelah bekisting dilepas untuk perawatannya disemprotkan air pada beton
cor durasi waktunya setiap 3 jam sekali. Lamanya curing sekitar 7 hari
berturut-turut mulai hari kedua setelah pengecoran atau setelah hari pertama
pencopotan bekisting. Pada proyek ini khususnya pada pekerjaan shear wall
tidak dilaksanakan curing atau perawatan beton shear wall.

3.3 Analisa Jumlah Sumber Daya Pekerja


Pada proyek pembangunan Hotel Howard Jhonshon tenaga kerja yang ada
dibagi menjadi beberapa tim, yaitu :
a. Tim Pekerja Pembesian
Tim ini bertugas memotong besi dan membuat profil-profil penulangan
sesuai dengan kebutuhan serta membuatnya menjadi suatu komponen yang
siap untuk dilakukan tahap berikutnya.
Tabel 3.1 Manpower Fabrikasi Pembesian
Tenaga Kerja
No Tenaga Kerja
Jumlah Satuan
1 Mandor 1 OH
2 Tukang 2 OH
3 Tenaga kasar 2 OH
JUMLAH 5 OH

b. Tim Bekisting
Tim ini bertugas membuat cetakan atau lahat untuk komponen struktur
bangunan sebelum dilakukan pengecoran.

Tabel 3.2 Manpower Fabrikasi Bekisting


No Tenaga Kerja Tenaga Kerja
25

Jumlah Satuan
1 Mandor 1 OH
2 Tukang 2 OH
3 Tenaga kasar 2 OH
JUMLAH 5 OH

c. Tim Produksi Beton


Tim ini bertugas melakukan pengecoran setelah beton ready mix datang.
Pengecoran pada proyek ini dilakukan pada malam hari. Pada pekerjaan
pengecoran seharwall pada proyek pembangunan hotel howard jhonshon
membutuhkan 4 orang tenaga kerja pembesian. 1 sebagai operator mobile
beton ready mix, 1 sebagai pemandu tower crane 2 sebagai tenaga kasar.
Tabel 3.3 Manpower Fabrikasi Beton
No Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Jumlah Satuan
1 Mandor 1 OH
2 Tukang 2 OH
3 Tenaga kasar 2 OH
JUMLAH 5 OH
d. Tim survey
Tim ini bertugas mengecek leveling komponen kolom, balok, plat dan
tangga agar sesuai dengan rencana.
Tabel 3.4 Tim Surveyor
Tenaga Kerja
No Tenaga Kerja
Jumlah Satuan
1 Surveyor 1 OH
2 Asisten 2 OH
JUMLAH 3 OH

e. Tim pelaksana
Tim ini bertugas untuk mengecek dan mengkoordinasi antar sesama
pelaksana.
Tabel 3.5 Tim Pelaksana
Tenaga Kerja
No Tenaga Kerja
Jumlah Satuan
1 Pelaksana 3 OH
JUMLAH 3 OH

3.4 Penerapan K3 di Lapangan

Dari pembahasan diatas mengenai pelaksanaan pekerjaan shear wall,


mayoritas dari masing-masing tim pekerja yang terdiri dari tim pembesian, tim
beksiting, tim produksi beton, tim survey dan tim pelaksana mayoritas dalam
26

penerapan K3 dipatuhi dengan baik, hanya saja pada tim pembesian pada saat
merakit pembesian di area atas tidak memakai sefty belt atau body harnes hanya
memakai helm dan rompi saja.
Faktor yang mempengaruhi tidak di patuhinya kelengkapan K3 dikarenakan
kurang sadarnya akan keselamatan diri masing-masing para pekerja terutama di
tim pembesian, kurangnya pengawasan K3 dari pihak SWA.

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak
asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya
(cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan
datang.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja.


b. Bersifat teknik
Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga
mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian
mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Berikut
perlengkapan alatnya.
27

Gambar 3.13 Perlengkapan Alat K3

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Menurut UU No. 1 tahun 1970 Pasal 3.1 ditetapkan syarat- syarat
keselamatan kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
h. Suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
i. Angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
j. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
k. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
l. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
m.Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
n. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
o. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
p. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
28

BAB IV

INFORMASI MANAJEMEN

4.1 Uraian Umum Mengenai Proses Tender Proyek

Tender (pelelangan) adalah suatu proses pengajuan penawaran yang


dialkukan oleh kontraktor yang akan dilaksanakan sesuai dengan dokumen
tender.

Tujuan tender adalah menyeleksi dan menetapkan calon kontraktor


yang akan mengerjakan pekerjaan, dalam proses ini tender dimenangkan
oleh PT. SINARWARINGIN ADIKARYA (SWA)

4.2 Kontraktor Pelaksanaan Pekerjaan

kontraktor adalah sinonim dengan kata pemborong, definisi lain kontraktor


berasal dari kata “kontrak” artinya surat perjanjian atau kesepakatan kontrak bisa
juga berarti sewa, jadi kontraktor bisa disamakan dengan orang atau suatu badan
hokum atau badan usaha yang dikontrak atau di sewa untuk menjalankan proyek
pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang dimenangkan dari pemilik proyek yang
yang merupakan instansi/lembaga pemerintahan, badan hukum, badan usaha,
maupun perorangan, yang telah melakukan penunjukan secara resmi berikut
aturan-aturan penunjukannya, dan target proyek yang di maksud tertuang dalam
kontrak yang disepakati oleh pemilik dengan kontraktor pelaksana. Proyek
Pembangunan Hotel Howard Jhonshon kontraktor yang dipercayai adalah PT.
SINAR WARINGIN ADIKARYA.
Kontraktor memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan di proyek
dilapangan.
2. Menyediakan material, tenaga kerja dan peralatan untuk pelaksanaan
pekerjaan lapangan.
3. Memulai proyek setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK).
4. Memberikan usulan perubahan pekerjaan di lapangan kepada pihak
pengawas selama diperlukan.
29

5. Mengatur dan mengkoordinir semua pelaksanaan di lapangan


sehingga dapat disesuaikan dengan kontrak.
Berikut adalah struktur organisasi kontraktor
Gambar 4.1 Struktur organisasi kontrakor

Kontraktor dalam melaksanakan tugasnya selalu terikat oleh aturan-aturan


baik datang dari pemilik maupun peraturan yang sudah ada. Dalam pelaksanaan di
proyek pembanguna Hotel Howard Jhonshon terdapat struktur organisasi yang
beranggotakan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek dilapangan.
Organisasi yang terdapat pada kontraktor dapat diuraikan sebagai berikku :
1) Project Manager
Tugas dan wewenang Project Manager :
a) Bertanggung jawab terhadap proyek yang dipimpinnya.
b) Mengontrol proyek yang ditanganinya.
c) Memimpin tim dalam proyek.
d) Membuat rencana pelaksanaan proyek.
e) Mengatur dan mengontrol Rencana Anggaran Biaya.
f) Memprakarsai, mengawasi, dan memeriksa efektifitas
pelaksanaan, perbaikan dan pencegahan.
2) Site Manager
Tugas dan wewenang Site Manager :
a) Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan
dengan proyek dan berada di proyek.
b) Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakan yang
ditetapkan Project Manager.
c) Membuat detail schedule pelaksanaan.
30

d) Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang


sudah ditetapkan.
e) Menyeleksi, merekrut mandor.
f) Mengkordinir pelaksanaan engineer proyek.
g) Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan.
h) Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan.
i) Tertib administrasi sesuai dengan sistem administrasi perusahaan.
3) Pelaksana
Tugas dan wewenang :
a) Menguasai secara detail Shop Drawing.
b) Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule yang dibuat site
manager.
c) Mengkoordinasi pekerjaan setiap pelaksanaan di lapangan.
d) Membuat laporan atau memonitor pekerjaan lapangan sesuai
format yang disepakati.
e) Membuat atau memonitor schedule kebutuhan tenaga kerja dan
bahan.
f) Menjamin terlaksananya pekerjaan sesuai persyaratan mutu dan
waktu yang telah ditentukan.
g) Bertanggung jawab dalam hal pembuatan opname mandor serta
perkiraan kas bon.
h) Mengkoordinasi penempatan material maupun tempat fabrikasi
serta kebersihan lapangan.
4) Surveyor
Tugas dan wewenang :
a) Mengumpulkan data lapangan terkait dengan kesuaian desain
perencanaan dan melaporkannya kepada site manager.
b) Memastikan pengadaan alat-alat ukur (theodolite, waterpass, dan
aksesorisnya yang telah di setujui oleh site manager perihal
jumlah, jenis dan kondisi/kelayakan pakai).
c) Membantu pelaksanaan lapangan terkait ukuran-ukuran gambar
dengan keadaan lapangan.
d) Memastikan hasil survei di lapangan sesuai dengan persyaratan
teknik yang ditentukan.
5) Drafter
Tugas dan wewenang :
a) Menguasai seluruh gambar-gambar pelaksanaan.
b) Membuat gambar struktur, arsitektur, plumbing, mekanikal
elektrikal.
c) Merevisis gambar apabila terjadi perubahan desain.
31

d) Membantu site manager dalam mempersiapkan seluruh data


gambar yang ada.
e) Memebantu site manager dalam rapat dengan pemimpin kegiatan
dengan memberikan masukan dari aspek gambar yang ada di
dokumen.
6) Engineer
Tugas dan wewenang :
a) Menguasai isi dokumen kerja yang terdiri dari gambar
pelaksanaan dan spesifikasi (RKS dan RKU).
b) Mamapu untuk melakukan kesesuaian gambar struktur dan
arsitektur.
c) Mempunyai wawasan pemikiran untuk mengefisiensikan material
yang harus dituangkan dalam shop drawing.
d) Membuat daftar lengkap untuk pemesanan material yang meliputi
kualitas, kuantitas dan jenisnya yang sesuai dengan spesifikasi.
e) Monitor shop drawing yang telah dikirimkan ke konsultan untuk
dimintai persetujuannya.
f) Membuat schedule shop drawing/as build drawing sesuai urutan
dari prioritas pekerjaan berdasarkan master schedule atau kurva-
S.
g) Membuat laporan bulanan dengan memonitor dan melengkapi
laporan harian dan mingguan.
h) Mendokumentasikan proyek dalam bentuk foto pada setiap
kemajuan dari proyek-proyek pekerjaan khusus dan memlihara
dokumentasi tersebut.
7) Administrasi Keuangan
Tugas dan wewenang :
a) Melakukan pengarsipan dokumen administrasi.
b) Melakukan pembayaran material setelah disetujui site manager.
c) Membantu site manager mengendalikan keuangan.
d) Membantu logistik dalam pengadaan barang-barang.
e) Mambantu site manager dalam rapat dengan pemimpin kegiatan
dengan memberi masukan dari aspek keuangan.
8) Logistik dan Gudang
Tugas dan wewenang :
a) Menerima dan memeriksa kesesuaian kedatanga material dengan
pesanan dan RKS yang ada.
b) Membuat laporan stok material yang ada di gudang dan
melaporkan ke pelaksana dan site manager .
32

c) Membantu administrasi keuangan unutk mempersiapkan


dokumen.
d) Mengatur susunan material yang ada di stok sesuai dengan syarat-
syarat penyusun barang yang di buat di pabrik.
e) Mengadakan barang dan alat yang dibutuhkan pelaksana di
lapangan sesuai dengan jumlah kebutuhan pekerjaan.

4.3 Gambaran Umum Organisasi Proyek

4.3.1 Hubunga Kerja AntarPihak Dalam Proyek

Dalam sebuah proyek perlu dijalin hubungan erja yang baik.


Hubungan kerja adalah hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai
tanggung jawab terhadap pelaksanaan dan wewenang untuk
menaminkelancaran jalannya proyek, sehingga proyek dapat selesi tepat
pada waktunya. Pengerjaan suatu pembangunan diharuskan untuk
berpedoman pada suatu ketentuan dan eraturan yang telah dibuat
berdasarkan peraturan pemerintah. Secara garis besar pola hubungan kerja
diatur sebagai berikut.

1. Hubungan kerja pemberi tugas degan konsultan perencana

a. Ikatan : kontrak

b. Perencana menyerahkan jasa/karya perencanaan kepada


pemberi tugas.

c. Pemberi tugas memberi biaya pada perencana.

2. Hubungan kerja perencana degan kontraktor.

a. Ikatan : kontrak

b. Kontraktor menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemberi


tugas.

c. Pemberi tugas memberi biaya pada kontraktor

3. Hubungan kerja perencana degan kontraktor.


33

a. Ikatan : Peraturan pelaksanaan

b. Pengawas mengawasi pelaksanaan persyaratan kepada


kontraktor.

c. Kontraktor merealisasikan peraturan pelaksanaan kepada


pengawas

Bagan hubungan kerja proyek pembangunan gedung adalah sebagai beikut

Owner

MK Konsultan
perencana

Kontraktor

Gambar 4.2 Hubungan kerja proyek bangunan

4.3.2 Owner / Pemilik

Owner merupakan badan atau perseorangan baik pemerintah


maupun swasta yang memberikan pekerjaan dan membayar biaya
pekerjaan tersebut. Owner memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1) Memilih konsultan perencana baik struktur, arsitektur, mekanikal &
elektrikal dan kontraktor.
2) Membiayayai semua pengeluaran untuk keperluan pembangunan
proyek.
34

3) Menyetujui atau menolak mengenai perubahan pekerjaan.


4) Menetapkan denda jika terjadi keterlambatan proyek.
5) Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan kontruksi.

4.3.3 Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah suatu tim kepercayaan pemilik


proyek yang bertugas mengatur manajemen proyek yang sedang
dikerjakan meliputi manajemen material dan manjemen tenaga kerja.
Hubungan manajemen konstruksi dengan kontraktor adalah manajemen
konstruksi memantau perkembangan proyek yang sedang dikerjakan oleh
kontraktor pelaksana untuk menjadikan sistem informasi yang baik dalam
menganalisis performa di lapangan. PT. Tiara Abadi selaku owner
mempercayakan proyek pembangunan Hotel Howard Jhonshon kepada
PT. SINAR WARINGIN ADIKARYA.
Tugas managemen konstruksi adalah :
1) Sebagai Quality Qontrol untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dengan pelaksanaan.
2) Mengantisipasi perubahan kondisi dilapangan yang tidak pasti dan
mengatasi kendala waktu pelaksanaan.
3) Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai dengan
laporan harian, mingguan dan bulanan.
Hasil evaluasi dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan
terhadap masalah dilapangan

4.4 Analisa Harga

Menurut Sandrian (2017:4) bahwah Rencana Anggaran Biaya (RAB)


adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam
penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan
pelaksanaan kerja dalam bidang teknik. Dimana RAB Merupakan perkiraan
hitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek
konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap
penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi. RAB dihitung berdasarkan gambar-
35

gambar rencana dan spesifikasi yang mudah ditentukan serta upah tenaga kerja
dan alat kerja. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang
mencakup bermacam-macam maksud dan kepentingan bagi berbagai manajemen
dalam organisasi.
Besarnya RAB sangat tergantung dari siapa di dalam proyek yang
membuatnya dan untuk kepentingan apa. Bagi pemilik angka yang menujukkan
jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan
kelanjutan investasi. Bagi kontraktor keuntungan vinansial yang akan diperoleh
tergantung kepada seberapa jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya, jika
terlalu tinggi tidak akan memenangkan tender dan jika terlalu rendah akan
mengalami kerugian (Sandrian, 2017:5).
4.4.1 Jenis Rencana Anggaran Biaya
Secara umum anggaran biaya proyek dikategorikan ke dalam 4 jenis, yaitu:
a. Rencana anggaran biaya kasar
Rencana anggaran biaya kasar dibuat sangat global dan dibutuhkan oleh
pemilik untuk memutuskan apakah ide untuk membangun proyek jadi
dilaksanakan atau tidak
b. Rencana anggaran biaya pendahuluan
Rencana anggaran biaya pendahuluan dibuat oleh konsultan perencana
ketika desain (gambar dan RKS) telah selesai dibuat, sehinga
menghasilkan anggaran biaya yang lebih teliti dari anggaran biaya
kasar.
c. Rencana anggaran biaya detail
Rencana anggaran biaya detail dibuat oleh kontraktor setelah
mempelajari gambar dan RKS dengan memeperhitungkan segala
kemungkinan yang terjadi, sehingga ebih terinci dan teliti.
d. Rencana anggaran biaya sesungguhnya
Rencana anggaran biaya sesungguhnya adalah segala pengeluaran yang
sesungguhanya untuk menyelesaikan sebuah proyek dan hanya
diketahui pihak kontraktor. RAB ini diperlukan untuk melakukan
evaluasi dan sebagai data untuk proyek dikemudian hari.

4.4.2 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Pelaksanaan pekerjaan Shearwaal type 1 pada lantai 4 pada


pembangunan hotel Hotel Howard Jhonshon :
1) Daftar Uraian perhitungan volume pekerjaan
36

Daftar harga upah diketahui berdasarkan informasi dari


lapangan pada pembangunan hotel Hotel Howard Jhonshon.

Tabel 4.1 Uraian perhitungan volume pekerjaan bekisting


Kebutuhan bekisting shearwall lt.4
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan
(1) (2) (3) (4)
LANTAI 4
A Pekerjaan bekisting shearwall type 1 lantai 4
1 Jumlah 1 m
2 Panjang 3,87 m
3 Lebar 0,3 m
4 Tinggi 4 m
Luas bekisting 33,36 m2
Uraian :
Panjang : 3,87 m
Lebar : 0,3 m
Tinggi :4m
Volume sisi 1 : 3,87 x 4 x 2 = 30,96 m2
Volume sisi 2 : 0,3 x 4 x 2 = 2,4 m2
Total Luas Bekisting : 30,96 m2 + 2,4 m2 = 33,36 m2

Tabel 4.2 Uraian perhitungan volume pekerjaan beton


Uraian pekerjaan beton
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan
(1) (2) (3) (4)
A. PEKERJAAN LANTAI 4
I Pekerjaan Beton
Panjang 3,87 m
Lebar 0,3 m
Tinggi 4 m
Total Volume 4,64 m2
Uraian :
Panjang : 3,87 m
Lebar : 0,3 m
Tinggi :4m
37

Total Volume : 3,87 x 0,3 x 4 = 4,64 m3

Tabel 4.3 Bestat

Uraian :
Panjang : 3,87 m
Lebar : 0,3 m
Tinggi :4m

Kebutuhan per m3 : :
0,86

Untuk memperoleh 1 m3 dibutuhkan ketinggian dari shearwall 0,86 m


Volume shearwall = 4,64 m3
kebutuhan besi per m3 shearwall = 175,88 kg
Total Kebutuhan besi = 4,64 x 175,88
= 816,08 kg
38

2) Daftar harga satuan pekerja


Daftar harga satuan pekerja berdasarkan informasi dari lapangan di
pembangunan hotel howard jhonson.
Tabel 4.4 Daftar upah tenaga kerja
No Tenaga Kerja Satuan Harga Satuan (Rp)
(1) (2) (3) (4)
1 Mandor OH 120.000,00
2 Kepala Tukang Kayu OH 110.000,00
3 Kepala Tukang Beton OH 110.000,00
4 Kepala Tukang Besi OH 110.000,00
5 Tukang Kayu OH 100.000,00
6 Tukang Beton OH 100.000,00
7 Tukang Besi OH 100.000,00
8 Tenaga kasar OH 85.000,00

3) Daftar Harga Satuan Bahan


Daftar harga satuan bahan berdasarkan informasi dari lapangan di
pembangunan hotel howard jhonson.
Tabel 4.5 Daftar harga satuan bahan
No Nama Bahan Satuan Harga Satuan (Rp)
(1) (2) (3) (4)
1 Kayu Kelas III m3 3.533.000,00
2 Paku 5cm - 10 cm kg 3.000,00
3 Minyak Bekesting (solar) liter 5.150,00
4 Balok kayu kelas III m3 3.000.000,00
5 playwood tebal 9 mm lbr 99.000,00
6 Dolken kayu galam batang 11.000,00
7 Besi beton ulir Lonjor 280.000,00
8 Besi beton ulir kg 10.500,00
9 Kawat kg 14.000,00
10 PC (semen portland) Gresik zag 55.000,00
11 PC (semen portland) Gresik kg 1.375,00
12 PB (pasir beton) Lumajang m3 260.000,00
13 PB (pasir beton) Lumajang kg 162,50
14 KR(kerikil) m3 330.000,00
15 KR(kerikil) kg 173,68
16 Air liter 20,00

4) Analisa Harga satuan pekerjaan


Analisa harga satuan pekerjaan besi berdasarkan SNI 7394:2008
39

Tabel 4.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Besi 10kg besi ulir SNI 7394:2008
No Uraian Koef Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)x(5)
A. Bahan
- Besi beton ulir 10,500 Kg 10.500,00 110.250,00
- Kawat 0,150 Kg 14.000,00 2.100,00

Sub Total Upah 112.350,00


B Upah
- Pekerja 0,070 O.H 90.000,00 6.300,00
- tukang besi 0,070 O.H 100.000,00 7.000,00
kepala tukang
- besi 0,007 O.H 115.000,00 805,00
- Mandor 0,004 O.H 130.000,00 520,00
Sub Total Bahan 14.625,00
C Peralatan
Sub Total Peralatan
D Jumlah Harga Satuan (A+B+C) 126.975,00
Dibulatkan 127.000,00

Tabel 4.7 Analisa Harga Satuan memasang 1m2 bekisting SNI 7394:2008

No Uraian Koef Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)x(5)


A. Bahan
- Kayu Kelas III 0,040 m3 3.533.000,00 141.320,00
Paku 5cm - 10
- cm 0,400 Kg 3.000,00 1.200,00
Minyak
- Bekesting 0,200 Liter 5.150,00 1.030,00
Balok kayu
- kelas III 0,015 m3 3.000.000,00 45.000,00
playwood
- tebal 9 mm 0,350 Lbr 99.000,00 34.650,00
Tabel 4.8 Lanjutan

Dolken kayu
- galam 2,000 batang 11.000,00 22.000,00
Sub Total Upah 245.200,00
B Upah
- Pekerja 0,660 O.H 90.000,00 59.400,00
- tukang kayu 0,330 O.H 100.000,00 33.000,00
- kepala tukang 0,033 O.H 115.000,00 3.795,00
40

- Mandor 0,033 O.H 130.000,00 4.290,00


Sub Total Bahan 100.485,00
C Peralatan

No Uraian Koef Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)


(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)x(5)
Sub Total Peralatan
D Jumlah Harga Satuan (A+B+C) 345.685,00
Dibulatkan 345.700,00

Tabel 4.9 Membuat 1m3 beton mutu f’0 =31,2 mpa (K350), slump (12+-2) cm,
w/c=0,48 SNI 7394:2008 (6.12)

No Uraian Koef Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)


(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)x(5)
A. Bahan
- PC 448,000 Kg 1.375,00 616.000,00
- PB 667,000 Kg 162,50 108.387,50
KR(maksimum
- 30 mm) 1000,000 Kg 173,68 173.684,21
- Air 215,000 Liter 20,00 4.300,00
Sub Total Upah 902.371,71
B Bahan
- Pekerja 2,100 O.H 90.000,00 189.000,00
- tukang beton 0,350 O.H 100.000,00 35.000,00
No Uraian Koef Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)x(5)
kepala tukang
- beton 0,035 O.H 115.000,00 4.025,00

Tabel 4.10 Lanjutan

- Mandor 0,105 O.H 130.000,00 13.650,00


Sub Total Bahan 241.675,00
C Peralatan
-
Sub Total Peralatan
D Jumlah Harga Satuan (A+B+C) 1.144.046,71
Dibulatkan 1.144.100,00

Tabel 4.11 Daftar analisa kebutuhan bahan


41

No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Analisa Kebutuhan Bahan


Koefisien Volume Satuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(3)x(5) (7)
A. Pekerjaan Lantai 4
I Pekerjaan Beton
#Beton
Beton k 400 4,640 m3
#Besi
Besi D19 20,000 lonjor
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Analisa Kebutuhan Bahan
Koefisien Volume Satuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(3)x(5) (7)
Besi D16 8,000 lonjor
Besi D13 23,000 lonjor
#Bekisting 33,360
Kayu kelas III 0,040 1,334 m3
paku 5cm -12cm 0,400 13,344 kg
minyak bekisting 0,200 6,672 liter
Balok kayu kelas III 0,015 0,500 m3
plywood tebal 9mm 0,350 11,676 lbr
Dolken kayu galam 2,000 66,720 batang

Tabel 4.16 Rencana Anggaran biaya Pengecoran Shearwall type 1 Lt.4 per m
3

No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Harga


A Lantai 4 1 2 3 4 =1 x 3
1 pekerjaan beton 1 m3 1.132.400,00 1.132.400,00
pembesian beton 175,9
2 bertulang 10

17,59 Kg 126.600,00 2.226.635,23


3 Bekisting 7,17 m2 341.900,00 2.452.243,56
Total 5.811.279,00
42

Gambar 4.3 Sket Shearwall

Tabel 4.17 Rekapitulasi Rencana Anggaran biaya Pengecoran Shearwall type 1 Lt.4
Jumlah Harga Jumlah Harga
No Uraian Pekerjaan Volume
per m3(Rp) total (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 pekerjaan beton
2 pembesian beton bertulang 4,64
3 Bekisting 5.811.279,00 26.987.579,68
26.987.580,00
Jadi, anggaran biaya yang dibutuhkan untuk satu siklus pengerjaan 1
shearwall pada lantai 4 pembangunan hotel Howard Jhonson sebesar Rp.
26.987.580,00
43
44

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dalam pengamatan
pelaksanaan pekerjaan shearwall dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Tahapan pelaksanaan pekerjaan shearwall meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pembesian
c. Pekerjaan pemasangan bekisting
d. Pekerjaan pengecoran
e. Pekerjaan pembongkaran bekisting
f. Pekerjaan pembesian
g. Pekerjaan perawatan

Metode pelaksanaan pekerjaan shearwall menggunakan metode pada


umumnya, yang membedakan dari metode pekerjaan shearwall disini adalah
penggunaan bekisting. Bekisting pada pekerjaan shearwall di proyek ini
menggunakan bekisting sistem PERI Vario GT 24. Pekerjaan shearwall pada
proyek ini mutu beton menggunakan K 450, dan tulangan utama menggunakan
besi D19 dan D16, sedangkan untuk sengkangnya menggunakan tulangan D13
dengan jarak 150 mm.
2. Kebutuhan sumber daya pekerja pada pekerjaan shearwall di proyek ini
terdiri dari:
a. Tim pembesian 5 pekerja
b. Tim bekisting 5 pekerja
c. Tim Produksi beton 5 pekerja
d. Tim survey 3 pekerja
e. Tim pelaksana 3 pekerja
3. Rencana Anggrana Biaya yang dibutuhkan untuk satu siklus pengerjaan 1
shearwall pada lantai 4 pembangunan hotel Howard Jhonson sebesar Rp.
26.987.580,00
4. Pelaksanaan K3 pada pekerjaan shearwall di proyek ini masih kurang
diperhatikan oleh pihak kontraktor yang terkait. Seperti tidak memakai body
harness pada saat pemasangan tulangan di area atas dan pada saat
pengecoran.
45

5.2 Saran
Dari kegiatan pengamatan pelaksanaan proyek, berikut saran yang dapat
disampaikan:
1. Bagi Kontraktor:
a. Pengawasan pada tenaga kerja perlu lebih mendapat perhatian dalam
pemakaian alat-alat keselamatan. Hal ini sejalan dengan program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan pada proyek.
Hal ini perlu ditingkatkan karena banyaknya pekerja yang mengabaikan.
b. Pelaksanaan pengecoran shearwall agar selalu di awasi dengan teliti agar
tidak mengurangi kualitas beton
c. Melakukan curing/perawatan beton shearwall setelah pembongkaran
bekisting.
2. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa yang akan melakukan praktik kerja lapangan, sebaiknya
melakukan persiapan yang matang terlebih dahulu, misalnya lebih
mempelajari jenis pekerjaan apa yang akan diamati dilapangan.
b. Mahasiswa tidak hanya tergantung pada pembimbing lapangan saja tetapi
bisa bertanya pada siapapun yang dapat memberikan ilmu tambahan.
c. Mahasiswa diharapkan dapat berinteraksi dengan staff di kontraktor lebih
komunikatif.
46

DAFTAR PUSTAKA
Astanto, Budi Triono. 2001. Konstruksi beton bertulang. Yogyakarta: KANISIU
(ANGGOTA IKAPI).
Buku Panduan. 2014. Buku Panduan Praktik Industri (PI)/Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Fakultas Teknik Unesa. Surabaya. University Pres.
Dani, Hasan dan Mas Suryanto. 2003. Buku Ajar Manajemen Proyek 1. Surabaya:
University press.
http://kampus-sipil.blogspot.co.id/2013/03/cara-perawatan-beton-terbaru.html.
diakses 03 November 2016.
https://duniabekisting.wordpress.com/. diakses 03 November 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontraktor , diakses 04 November 2016.
Iswandi Imran & Fajar Hendrik, Perencanaan struktur beton bertulang tahan
gempa. 2002. Bandung: ITB Bandung.
Jack, C. Mc Cormac. 2001. Desain beton bertulang. Jakarta: Erlangga.
Ratih. 2016. Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Retaining Wall Ruko pada
Proyek Puncak Cental Business Direct. Laporan Praktik Kerja Lapangan.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Schueller, Wolfgang. 2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:
PT. Refika Aditama.
SNI 2847-2013. 2013. Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan
Gedung. Jakarta:BSNI
Sandrian, Ferry. 2017. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pondasi Pada
Pembangunan Gedung Pertemuan PT. PABRIK GULA GREENMORE
Banyuwangi. Laporan Praktik Industri 1. Surabaya: Fakultas Teknik
Unesa.
Sutikno. Teknologi Beton. 2013. Surabaya: University pres.
47

BIODATA PENULIS
Danang wijaya bayu pradana. Lahir di Gresik, 28 Septembar 1995 dari
pasangan Yun Pangkat dan Nafsiroh, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN SAWO tahun 2007, sekolah
lanjutan tingkat pertama di MTs. Nuril Huda lulus tahun 2010, dan MA Matholiul
Anwar Lamongan pada tahun 2013. Pada tahun 2014 penulis diterima di
Universitas Islam Lamongan (UNISLA).
Penulis aktif di berbagai kegiatan dan organisasi kemahasiswaan selama
menjalani studi di Universitas Islam Lamongan, diantaranya menjadi anggota
Himpunan Mahasiswa Sipil angkatan 2014.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikan laporan praktek kerja nyata yang berjudul Pelaksanaan Pekerjaan
Dinding Shear wall Pada Proyek Pembangunan Hotel Howard-Jhonshon di Jalan
Ahmad Yani No.71, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai