BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, lingkup dan waktu
pelaksanaan kerja praktik, metode pembahasaan, dan sistematika laporan.
Dalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini, ilmu
arsitektur tidak akan berarti bila hanya berkembang melalui teori-teori yang diperoleh dari bangku
kuliah. Oleh karena itu, kurikulum disiplin ilmu arsitektur harus ditunjang melalui praktik lapangan
yang secara langsung membentuk sikap profesionalisme mahasiswa. Kerja praktik profesi yang
merupakan gabungan dari kerja praktik I (pengamatan proyek di lapangan) dan kerja praktik II
(praktikan berperan sebagai arsitek junior) , yang mencakup bidang pelaksanaan, bidang
pengawasan dan bidang perencanaan.
Dengan mengikuti kerja praktik, mahasiswa dapat secara langsung menerapkan sebagian
besar teori-teori ilmu arsitektur yang didapat dari bangku kuliah. Kerja praktik dapat menambah
wawasan berpikir dan pengetahuan tentang dunia profesionalisme arsitektur, seperti
pengetahuan struktur dan konstruksi bangunan, bagaimana manajemen perusahaan dan
sebagainya.
Merujuk kepada alasan di atas, maka saya sebagai Mahasiswa Teknik Jurusan Arsitektur
dituntut untuk mengikuti kerja praktik profesi yang memberikan kesempatan untuk melibatkan diri
secara langsung pada sebuah biro kontraktor, sehingga pada akhirnya menjadi
seorang perencana/arsitek yang benar-benar menguasai profesinya.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
HOTEL GRAND PASUNDAN BANDUNG
Bab ini akan menjelaskan tentang, tinjauan khusus proyek hotel grand pasundan, pihak-
pihak yang terlibat dalam proyek dan cara mendapatkan proyek
2.4.4 Kontraktor
Pemborong atau kontraktor adalah pihak perusahaan yang ditunjuk pemilik melalui
proses tender untuk melaksanakan pembangunan dan telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan. Dalam hal ini kontraktor yang ditunjuk adalah:
PT. Pulau Intan Contractors
Kantor Pusat,
Jalan Daan Mogot No. 327 C
Jakarta Barat 11460
Telepon : (021) 5452489
Fax : (021) 5405734
Konsultan perencana
Secara umum pengertian Konsultan Perencana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konsultan Perencana adalah suatu perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan tugas konsultansi dalam bidang perencanaan dan perancangan suatu
bangunan. (Sumber : Dirjen Cipta Karya; Tentang Pedoman Operasional Pengisian
Pelaksanaan Dip.)
2. Konsultan Perencana dalam kegiatannya merupakan suatu badan usaha yang dengan
mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan
perencanaan, perancangan dan atau pengawasan pembangunan di bidang teknik
bangunan. (Sumber : Buku IAI ; Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi
Tugas).
BAB III
TINJAUAN UMUM HOTEL
Bab ini akan membahas tentang pengertian hotel, prinsip dan pertimbangan perancangan
hotel, dan klasifikasi hotel.
Setelah seluruh kebutuhan ruang teridentifikasi, pada tahap selanjutnya dapat dilakukan
perencanaan organisasi ruang untuk hotel baik secara keseluruhan maupun bangian-bangian
tertentu serta ukuran-ukuran standar ruang yang dapat memberikan kenyamanan bagi tamu
hotel. Oleh karena itu, pengorganisasian ruang perlu diperhatikan, seperti pada gambar 3.1
berikut ini
Gambar 3.1 Diagram organisasi ruang pada hotel
(Sumber: Rutes, W. & Penner, R, 1992)
1. Area publik (misal ruang pertemuan, ruang konferensi, dan lain-lain) memiliki tuntutan sebagai
berikut:
a) Menggunakan struktur berbentang lebar, ruang terbuka, dan langit-langit yang tinggi untuk
memberikan keleluasaan pengaturan layout dalam ruang karena area ini biasanya berkapasitas
besar dan dituntut untuk mempunyai fleksibilitas pengaturan layout ruang yang tinggi.
b) Interior ruang bersifat fleksibel, dirancang khusus sesuai image hotel yang ingin ditonjolkan
c) Berada pada atau dekat level jalan untuk kemudahaan pencapaian, kontrol dan
penyelamatan. Area publik seringkali merupakan salah satu area dengan intensitas kegiatan
yang tinggi dan biasanya mempunyai kapasitas besar. Pengguna area ini bukan hanya selalu
tamu yang menginap di hotel tersebut sehingga akses dari luar bangunan perlu dirancang untuk
mendapatkan kemudahan, yaitu mudah dikenali dan mudah dicapai.
2. Ruang-ruang tamu
Selain area publik yang dirancang untuk mewadahi event-event insidentil, pada sebuah hotel
juga perlu disediakan ruang tamu yang dapat difungsikan untuk menemui pengunjung yang ingin
menemui tamu hotel. Karakter ruang ini adalah sebagai berikut:
a) Ruang-ruang kecil, dapat dirancang dengan kadar privasi tinggi maupun rendah, dengan
rancangan modular (berulang)
3. Area layanan, adalah area yang diakses oleh staf hotel yang difungsikan untuk menyiapkan
layanan bagi tamu hotel. Area ini mempunyai karakter sebagai berikut:
c) Lazimnya area ini ditempatkan pada level basement atau atap agar tidak mengurangi area sewa
terlalu banyak.
Menurut Time Saver Standard, ruang-ruang dalam hotel dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu bagian depan (front of the house) dan bagian belakang (back of the house), yang
pengaturan fungsinya adalah sebagai berikut:
b) Housekeeping department
Ruang ini mempunyai berbagai fungsi yang meliputi ruang kepala departemen dan ruang
asisten. Selain itu, juga dibuat gudang untuk menyimpan peralatan yang digunakan
oleh housekeeper dan tempat khusus untuk menjahit kain sprei, sarung bantal, dan gorden yang
dipersiapkan untuk pelayanaan kamar tamu hotel.
d) Ruang mekanikal
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tanki dan pompa untuk
menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.
c) Kasir
Penempatan kasir berhadapan dengan registration desk. Untuk hotel berbintang yang memiliki
beberapa restoran dan fasilitas komersial yang lain, perlu dilakukan pengaturan khusus untuk
keuangan yaitu melalui deposit box yang aman. Jika cara ini digunakan, pihak hotel harus
bekerja sama dengan pihak bank.
d) Ruang administrasi
Peletakan ruang administrasi harus berhubungan langsung dengan lobby. Untuk hotel
berbintang, terdapat ruang manajer administrasi beserta ruang asistennya dan juga terdapat
ruang resepsionis yang berada di antara lobby dan ruang manajer. Untuk hotel yang lebih
modern, terdapat ruang untuk menyediakan makanan bagi manajer dan asistennya.
e) Lobby
Lobby adalah ruang yang cukup luas yang terletak dekat penerima tamu di front office. Ruangan
tempat duduk-duduk hotel biasanya berada di lobby, yang merupakan semacam ruang
tunggu. Selain itu, ruangan ini dilengkapi tempat duduk-duduk yang terpisah, yang disediakan
bagi tamu untuk beristirahat dan bersantai sambil membaca atau menonton televisi, dan lain-lain.
Kebutuhan ruang lobby berbeda-beda pada setiap hotel, tergantung jenis hotel
tersebut. Misalnya lobby pada city hotel tidak membutuhkan ruang yang luas,
sedangkan lobby pada resort hotel biasanya justru sebaliknya. Penataan ruang lobby sebaiknya
lebih menonjol daripada ruang lain, yang dapat dilihat dari finishing, warna, material,
pencahayaan, dan dekorasinya.
g) Guest room
Dalam menentukan rancangan guest room, pertimbangan pertama terletak pada ukuran
ruang. Panjang dan lebar ruangan ditentuakan oleh jumlah furnitur yang mengisi ruangan dan
tingkat kemewahan suatu hotel. Guest room yang paling umum terdapat dalam suatu hotel
adalah twin bed room, single bed room, dan suites room. Unit terkecil memiliki sepasang tempat
tidur kembar, baik yang diletakan secara terpisah dengan adanya meja lampu di antaranya
maupun yang diletakan secara berdempet. Dari segi efisiensi ruang cara kedua lebih baik dari
pada cara kedua. Pertimbangan kedua adalah ukuran dan tipe tempat tidur yang digunakan,
yaitu tipe king atau standar twin. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan fasilitas tempat duduk.
Sebagai sebuah fasilitas komersial, kenyamanan merupakan aspek penting yang sangat
berkaitan dengan tinggi rendahnya angka kunjungan pada hotel tersebut. Salah satu realisasi
kenyamanan pada bangunan hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan fasilitas yang disediakan
pada setiap kamarnya. Makin mewah kelengkapan fasilitas yang tersedia, makin tinggi kelas
kamar tesebut.
Contoh klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah sebagai berikut:
Standard room
Adalah jenis kamar yang harganya paling murah di suatu hotel karena fasilitas yang tersedia di
dalam kamar tersebut berlaku umum di semua hotel. Perlengkapan standar dalam suatu hotel
biasanya adalah sebagai berikut:
- kamar tidur dilengkapi dengan fasilitas: tempat tidur (meliputi kotak pegas, kasur, penghalang
kepala) tempat tidur yang digunakan di hotel pada umumnya memakai spring bed supaya lebih
kuat, lembut dan tidak perlu dijemur.
- Meja malam yaitu meja yang diletakan di salah satu sisi tempat tidur. Umumnya bentuk meja itu
kecil dan biasa dimanfaatkan sebagai sentral tempat pemasangan tombol-tombol seperti lampu,
AC, TV, dan radio.
- Meja lampu malam yaitu meja yang diletakan di sisi salah satu bed sebagai tempat menaruh
lampu tidur.
- Telepon, letaknya di atas meja malam.
- Almari pakaian umumnya terbagi dua bagian, yaitu untuk menggantungkan pakaian dan untuk
menaruh barang-barang. Almari tersebut dilengkapi dengan laci. Letak almari berdekatan
dengan kamar mandi, di depan dan atau bersebrangan dengan kamar mandi.
- Rak barang yaitu tempat untuk menaruh koper. Biasanya terbuat dari kayu yang dilapisi dengan
bahan yang tahan gesekan untuk menghindari kemungkinan goresan dari koper
- Meja tulis yang dibuat dengan bentuk praktis karena meja itu juga berfungsi sebagai meja
rias. Oleh karena itu, di dekat meja tersebut disediakan cermin yang menempel dinding atau
meja.
- Lain-lain seperti: kursi untuk meja hias, kursi minum, meja kursi serambi, cermin tembok,
keranjang sampah, serta gorden tipis dan tebal (untuk malam hari)
Pada standard room terdapat kamar mandi dengan kelengkapan sebagai berikut: bak
mandi, shower, keran air panas dan dingin, saluran bak mandi dan tutupnya, rak handuk mandi,
tempat sabun mandi pegangan pengaman, tirai mandi, toilet bowl, tanki air, keran penyembur air,
tempat tisu, bak cuci tangan, meja bak cuci tangan, pembuka tutup botol, gantungan pakaian,
dan tempat sampah.
Deluxe room
Adalah jenis kamar dengan fasilitas yang lebih baik dari kamar standar, misalnya dengan ukuran
kamar yang lebih besar dan tambahan fasilitas lain lebih seperti televisi, lemari es, dan lain-lain.
President deluxe suite room
Adalah jenis kamar yang paling mahal dalam suatu hotel. Kamar ini merupakan kebanggan dari
suatu hotel yang dapat memberikan ciri khas dan biasanya digunakan sebagai alat
promosi. Ruangan ini hanya ada satu pada suatu hotel. Fasilitas pada kamar ini lebih lengkap
dibandingkan dengan deluxe room, misal meja kursi baca, sofa untuk bersantai, meja kursi tamu,
kamar mandi yang lebih besar, dan lebih mewah, serta ukuran kamar yang lebih luas.
h) Fasilitas restoran
Restoran pada hotel harus memperhatikan kenyamanan termasuk coffe shop, yang dapat
dipenuhi dengan pelayanan yang cepat dan variasi menu. Tamu-tamu yang ingin makan di
restoran dan bar yang ada di hotel dapat memesan di tempat yang disediakan oleh hotel. Ada
beberapa hotel yang menyediakan klab-klab malam di mana para tamu dapat menikmati musik
dan berdansa sambil menikmati hidangan makanan dan minuman yang dipesan.
i) Koridor
Berdasarkan pertimbangan kenyamanan sirkulasi, panjang koridor pada hotel maksimal adalah
30 m, dengan ketinggian sekitar 1,8 m. Perlu diperhatikan juga pada penyelesaian pada lantai
koridor dengan menggunakan karpet (untuk meredam bunyi dan menambah kesan elegan) dan
pencahayaan yang terus menerus dengan pencahayaan buatan. Pada type single loaded
plan dimungkinkan untuk memberikan pencahayaan alami pada koridor.
Selain bagian kamar, kenyamanan sebuah hotel juga ditentukan oleh pengaturan sirkulasinya,
yang secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Public circulation (sirkulasi publik), terbagi lagi menjadi dua, yaitu resident guest dan non-
resident guest.
Kedua jalur sirkulasi ini harus cukup terpisah dan simpel, dimulai dari entrance foyer (lobby). Jika
terdapat ballroom suite maka perletakanya harus terpisah dari blok ruang tidur dan juga
dari public room lainya di hotel. Akses langsung dari reception area ke blok ruang tidur harus
dihindari, dan jalur sirkualsi untuk non-resident guest tidak boleh melalui blok ruang tidur. Harus
ada akses dari ruang tidur ke public room dan entrance, serta diusahakan ada akses resident
only dari ruang tidur ke dining room.
Service circulation (sirkulasi staf dan servis duct), harus terpisah dari sirkulasi publik. Tidak
boleh terjadi sirkulasi silang diantara keduanya.
Kamar mandi tamu yang memiliki tab-shower, water closet, dan wastafel sehingga luasan
minimal adalah 1.45m x 2.50m.
Kamar mandi yang memiliki wastafel, bathtub, dan kloset sehingga luasan minimal adalah
1.55m x 2.50m.
Kamar mandi yang memiliki bathtub, wastafel, kloset dan tub-shower sehingga luasan minimal
adalah 2.76m x 2.15m.
Kamar mandi juga perlu dilengkapi dengan kotak obat di luar kamar mandi, peletakan handuk
yang strategis dan mudah dicapai, serta dirancang dengan material dinding dan lantai anti-licin.
Selain pengorganisasian ruang, ukuran-ukuran standar masing-masing ruang juga perlu
diperhatikan untuk mencapai keberhasilan fungsi bangunan. Penggunaan standar ini juga
merupakan upaya untuk mencapai kenyamanan pengguna, khususnya yang tekait dengan gerak
pada setiap ruang. Untuk menambah kenyamanan dan meningkatkan daya tarik kunjungan pada
sebuah hotel, disediakan pula beberapa fasilitas publik yang dapat difungsikan bagi kegiatan
insidentil, sementara beberapa dapat pula disewa oleh umum seperti:
Archade adalah toko-toko ataupun kios-kios yang ada di hotel dan biasanya disewakan kepada
pihak lain yang digunakan untuk menjual koran, majalah, cinderamata, obat-obatan, kantor
perjalanan wisata, bank, money changer, dan sebagainya.
Ruang bermain anak-anak yang disediakan oleh pihak hotel yang biasanya dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan dengan berbagai macam tipe alat permainan yang baik untuk
menarik anak-anak yang dibawa tamu-tamu hotel.
Ada dua macam kolam dalam hotel, yaitu indoor swimming pool dan out door swimming
pool. Fasilitas ini biasanya dilengkapi tempat mandi sauna dan didekorasi dengan
indah. Banyak perabotan dan handuk-handuk di kolam ini
.
1. Public rooms
Umumnya mempunyai bentang yang relatif lebar. Ruang diusahakan bebas kolom.
2. Bedrooms (ruang privat)
Umumnya berbentuk seluler, dengan bentang-bentang kecil dan membutuhkan pemisahan yang
jelas, baik secara visual maupun akustik. Rancangan grid yang ekonomis menggunakan asumsi
setiap ruang tidur mempunyai kamar mandi sehingga lebar antar kolom (yang menghubungkan
2 kamar) adalah 20ft.- 25 ft.
3.4 Klasifikasi Hotel
Meskipun kegiatan utama yang diwadahi sama, beberapa hotel memiliki keunikan
rancangan yang berbeda-beda, baik dari sisi kelengkapan ruang, kelengkapan layanan,
penampilan bangunan, maupun suasana dalam bangunan yang dirancang. Hal ini secara
spesifik maupun aktivitas-aktivitas spesifik yang diwadahi dalam setiap hotel. Proses
perencanaan sebuah hotel perlu memperhatikan bebagai komponen terkait, yang berbeda-beda
sesuai dengan jenis hotel yang direncanakan. Oleh karena itu, pemahaman pada beberapa
klasifikasi hotel perlu dilakukan, yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu ditinjau
dari tujuan kedatangan tamu, lama tamu menginap, jumlah kamar dan lokasi:
Pleasure Hotel, merupakan hotel yang sebagian besar fasilitasnya ditunjukan untuk memfasilitasi
tamu yang bertujuan berrekreasi. Sebagai sebuah fasilitas pendukung aktivitas rekreasi, hotel
semacam ini perlu dilengkapi berbagai fasilitas bersantai dan relaksasi. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara indoor (di dalam ruangan) maupun outdoor (di luar ruangan)
Country Hotel, merupakan khusus bagi tamu antar negara. Pemilihan lokasi untuk hotel
semacam ini biasanya dipengaruhi pertimbanagan-pertimbangan khusus, misalnya masalah
keamanan tamu. Kadang-kadang lokasi hotel ini dipilihkan di area pusat kota agar dekat dengan
pusat pemerintahaan suatu negara, atau justru ditempatkan di lokasi tertentu yang relatif jauh
dari pusat kota tetapi mempunyai nilai lebih pada lokasinya, misalnya pemandangan di sekitar
lokasi yang indah sehingga tamu kehormatan yang menginap di hotel tersebut dapat beristirahat
dengan nyaman.
Sport Hotel, merupakan hotel yang fasilitasnya di tujukan terutama untuk tamu yang
bertujuan untuk berolahraga. Fasilitas pada hotel jenis ini sedikit banyak mirip dengan pleasure
hotel, tetapi proporsi fasilitas olahraganya lebih besar.
2. Semiresidential Hotel, yaitu hotel dengan rata-rata waktu inap konsumen cukup lama
(mingguan). Rancangan hotel semacam ini perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
dapat memberikan layanan kepada konsumen relatif lama, tetapi tidak membosankan. Oleh
karenanya, variasi fasilitas layanan yang disediakan harus cukup banyak, misalnya fasilitas
kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang, persewaan sepeda) dan fasilitas rekreasi
(restoran, cafe, taman bermain, persewaan kendaraan)
3. Residential Hotel, merupakan hotel dengan waktu kunjungan tamu yang tergolong lama
(bulanan). Pada jenis hotel ini, kenyamanan dan keamanan sangat perlu diperhatikan, bahkan
mungkin melebihi proporsi pada jenis-jenis hotel yang lain. Rancangan hotel ini perlu dilengkapi
berbagai fasilitas yang dapat memberikan layanan kepada konsumen serupa dengan layanan
kehidupan sehari-hari seperti fasilitas perbelanjaan (supermarket, departement store), fasilitas
kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang, persewaan sepeda), dan fasilitas
rekreasi (restoran, cafe, taman bermain, persewaan kendaraan)
Berdasarkan jumlah kamar (kapasitas) suatu hotel terdapat klasifikasi sebagai berikut:
1. Small Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar yang kecil (maksimal 25 kamar). Hotel ini
biasanya dibangun di daerah-daerah dengan angka kunjungan yang rendah.
2. Medium Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar yang sedang (sekitar 29-299 kamar). Hotel ini
biasanya dibangun di daerah-daerah dengan angka kunjungan sedang.
3. Large Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar besar ( minimum 300 kamar). Hotel ini biasanya
dibangun di daerah-daerah dengan angka kunjungan yang tinggi.
1. City Hotel,
City Hotel adalah hotel yang terletak di pusat kota dan biasanya menampung tamu yang
bertujuan bisnis atau dinas. Letak hotel ini tidak selalu berada di pusat kota, tetapi dapat juga
menyebar di seluruh bagian kota. Oleh karena konsumen sasarannya adalah tamu pembisnis
atau urusan dinas.
2. Down Town Hotel
Down town hotel adalah hotel yang berlokasi di dekat pusat perdagangan dan
perbelanjaan. Hotel ini sering menjadi sasaran tamu yang ingin berwisata belanja ataupun
menjalin relasi dagang.
3. Suburban Hotel/Motel
Suburban hotel/motel merupakan hotel yang berlokasi di pinggir kota. Hotel ini sering menjadi
transit hotel bagi tamu yang menginap dengan waktu pendek dan merupakan fasilitas transit
masyrakat yang sedang perjalanan.
4. Resort Hotel
Merupakan hotel-hotel yang dibangun di tempat-tempat wisata. Tujuan hotel semacam ini
tentunya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata. Resort hotel memiliki
karakteristik yang membedakan dengan jenis hotel yang lain, yaitu:
a) Segmen pasar
Resort hotel merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran
pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang,
mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja sehari-hari yang membosankan.
b) Lokasi
Umumnya resort hotel ini berlokasi di tempat-tempat yang mempunya potensi wisata yang baik,
misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan, tepi
sungai, danau, atau pun tempat-tempat khusus yang tidak dirusak oleh keramaia kota, lalu lintas
yang padat dan bising, serta polusi udara, meskipun ada juga resort jenis tertentu yang justru
memanfaatkan keramaian kota sebagai daya tariknya.
c) Fasilitas
Motivasi pengunjung resort hotel untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang
menuntut tersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreasi indoor dan outdoor.
Secara umum fasilitas yang tersedia pada resort hotel terdiri dari 2 kategori utama, yaitu:
Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi, pelayanan, hiburan,
rekreasi. Semua tipe resort menyediakan fasilitas ini.
Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan kekayaan alam
yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat
kealamian resort.
a) Winter Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada musim dingin, biasanya karena
potensi wisatanya memang hanya menonjol di musim dingin, misalnya resort hotel di kawasan-
kawasan wisata ski.
b) Summer Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada musim panas saja, biasanya
karena potensi wisata di daerah tersebut hanya menonjol di musim panas.
c) Year Round Hotel, merupakan resort yang dibuka sepanjang tahun.
1. Jumlah kamar
2. Fasilitas dan peralatan yang disediakan
3. Model sistem pengelolaan
4. Bermotto pelayanan
3 Dining room
Mempunyai minimum dua buah dining room, salah satunya berupa coffe shop.
4 Bar
Mempunyai ketentuan minimum sama seperti hotel bintang tiga
5 Ruang fungsional
Mempunyai ketentuan minimum sama seperti hotel bintang tiga
6 Lobby
Mempunyai luasan minimum 100 m2
Terdapat dua toilet umum untuk pria dan tiga toilet yumum untuk wanita dengan
perlengkapannya
7 Drug store
Mempunyai ketentuan minimal sama seperti hotel bintang tiga
8 Sarana olahraga dan rekreasi
Seperti pada hotel berbintang tiga ditambah dengan diskotik/night club kedap suara dengan AC
dan toilet.
9 Utilitas penunjang
Minimum seperti hotel bintang tiga dengan:
Transportasi vertikal mekanis,
Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari,
Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS TERHADAP LINGKUP PERANCANGAN
HOTEL GRAND PASUNDAN BANDUNG
Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan terhadap progres perancangan Hotel Grand
Pasundan Bandung, di antaranya:
a. Perbaikan gambar-gambar yang mengalami perubahan (revisi), detail-detail kamar mandi, detail
tangga, Gambar-gambar terlampir.
Catatan 3:
Jasa Desain Arsitektur biasanya termasuk pekerjaan-pekerjaan arsitektur
dan engineering agar dapat dibangun oleh pelaksana. Kontrak akan menetapkan apa “yang
termasuk” dan “yang tidak termasuk” dalam lingkup pekerjaan. Pada beberapa proyek sering
dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah kepada konsultan-konsultan spesialis.
Pemakaian bahan efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi. Beton
ekspos polos atau bertekstur pada dinding hotel, jendela kaca lebar sedikit, atau bahkan tanpa
sambungan. Rangka bangunan dari beton hingga baja. Bahan kayu polos tanpa ornament,
hanya diplitur atau dicat, tatap banyak digunakan untuk kusen dan daun pintu dan jendela. Kusen
dari aluminium yang tahan lama
Hotel dengan desain minimalis menekankan bentuk desain yang lugas, polos, sederhana,
tidak rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Kreativitas dan inovasi perkembangan teknologi
membuat hotel modern minimalis akan terus berkembang lebih kompak, trendi, dan praktis, serta
tetap menjadi pilihan favorit simbol baru masyarakat urban
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-
pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907)
yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik
lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman
tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni,
ketrampilan, dan teknologi.
Ketika arsitektur modern mulai dipraktikan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan
dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan
menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk (form follow function). Arsitek lantas menjadi
figur penting dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup
produksi massal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi. Munculnya gaya arsitektur
minimalis belakangan ini adalah perkembangan dari universal tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari proses pelaksanaan kerja praktik II,
yang dilakukan praktikan pada proyek pambangunan Hotel Grand Pasundan Bandung
Kesimpulan
Pelaksanaan Kerja Praktek II ini, dalam bidang perencanaan di PT PULAU INTAN pada
proyek perencanaan gedung Hotel Grand Pasundan Bandung, dilaksanakan dalam jangka
waktu ± 2 bulan (bersaman dengan kerja praktik I), dalam jangka waktu tersebut praktikan
memperoleh sedikit banyak pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan disiplin ilmu
yang praktikan tuntut di bangku kuliah khususnya dalam bidang konstruksi bangunan.
Dari pengalaman dan informasi tersebut, praktikan dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Umum
Pelaksanaan kerja praktik ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, sebagai bahan pengamatan
dan bahan komparasi antara teori-teori ilmiah yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan selama proses pembangunan.
2. Khusus
a. Tahap pertama yang harus dilakukan oleh Kontraktor adalah membuat suatu planning mengenai
pembagian pekerjaan sesuai dengan time schedule agar dapat tercapai efektivitas waktu.
b. Dalam hal pelaksanaan pembangunan, pekerjaan berjalan lancar tanpa suatu masalah yang
berarti, desain yang digambarkan kadang tidak sesuai dengan keinginan pemilik
bangunan/klien, sehingga dalam pelaksanaan terjadi perubahan-perubahan terutama pada
ukuran-ukuran dan bentuk-bentuk perencanaan yang tidak sesuai dengan konstruksi.
c. Setiap perubahan yang diinginkan oleh owner, selanjutnya dilakuakan pengambaran ulang serta
melaporkannya pada owner melalau konsultan pengawas yang ditunjuk oleh owner.
d. Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor pelaksana membuat laporan harian, mingguan, dan
bulanan untuk dilaporkan kepada owner. Ini dimaksudkan untuk memberitahukan
kepada owner tentang proses pelaksanaan proyek pembangunan
e. Kontraktor pelaksana mengadakan rapat mingguan dengan pihak owner (konsultan pengawas),
rapat ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada owner untuk memberikan masukan
terhadap pelaksanaan pembangunan.
f. Konsultan pengawas adalah wakil dari owner untuk mengawasai jalannya proses pelaksanaan
pembangunan.
g. Peran sebuah team work sangat dituntut dalam pengambilan sikap yang cepat dan tepat
sehingga apa yang menjadi keinginan klien dapat terpenuhi. Serta kepuasan pada dua belah
pihak juga tercapai.