Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE PERENCANAAN

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Mawardi Amin, M.T.

DISUSUN OLEH :
FAISAL HILMI | 41120110126
MELLANIA YANU HS | 41119110128
SADAM PUTRA HARTOYO | 41120110012

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
perencanaan dan pengendalian proyek dengan topik metode perencanaan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Mawardi Amin, M.T. selaku dosen
mata kuliah perencanaan dan pengendalian proyek yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini

Jakarta, 9 Maret 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
BAB III .............................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu manajemen proyek sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya piramid raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan yang
berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat peribadahan, merupakan bukti yang
paling menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan piramid
yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut bangunan
diperhitungkan dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak
piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi kehidupan masyarakat
kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan
perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam
pembangunannya.

Tahun 1950 menandai awal era Manajemen Proyek modern datang bersama-sama dengan bidang
Rekayasa Teknis (Enjinering) sebagai satu kesatuan. Manajemen proyek menjadi dikenal sebagai suatu
disiplin ilmu yang berbeda yang timbul dari disiplin ilmu manajemen dengan model rekayasa Di
Amerika Serikat Sebelum tahun 1950-an secara garis besar, proyek dikelola dengan menggunakan
Grafik Gantt, sebagai suatu alat dan teknik informal. Pada saat itu, dua model penjadwalan proyek
dengan model matematis sedang dikembangkan. Yang pertama adalah Metode Jalur Kritis (CPM -
Critical Path Method) yang dikembangkan pada suatu proyek sebagai usaha patungan antara DuPont
Corporation dan Remington Rand Corporation untuk mengelola proyek-proyek pemeliharaan tanaman.
Dan yang kedua adalah "Evaluasi Program dan Tinjauan Teknik" (atau PERT - Program Evaluation and
Review Technique), dikembangkan oleh Booz Allen Hamilton sebagai bagian dari Angkatan Laut
Amerika Serikat (dalam hubungannya dengan Lockheed Corporation) dalam pengembangan Program
rudal kapal selam Polaris; Perhitungan teknik matematis ini kemudian cepat menyebar ke perusahaan-
perusahaan swasta untuk diterapkan.

Di Indonesia sendiri Manajemen Proyek berkembang pada era tahun 1970-1990 an diawali dengan
semakin banyaknya berkembang proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan profesional di
bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali adalah Project Management Institut
Chapter Jakarta (yan sekarang disebut PMI - Indonesia). PMI Indonesia didirikan pada tahun 1996 dan
merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan, konsolidasi dan penyaluran manajemen
proyek Indonesia dan bekerja untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan

4
semua stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu cabang dari Project Management Institute (PMI),
sebuah organisasi, nirlaba profesional di seluruh dunia terkemuka.

Dan pada tanggal 16 Juli 1999 didirikanlah Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) yang
merupakan asosiasi dari para ahli Manajemen Proyek Indonesia dan didirikan di Jakarta, sebagai salah
satu asosiasi profesi anggota LPKJ. Lembaga IAMPI ini juga menawarakan sertifikasi yang betaraf
nasional di Indonesia.

Dan terakhir adalah lembaga ITAPPI (Ikatan Tenaga Ahli Pengendali Proyek Indonesia) yang
didirikan pada tahun 2008 dan merupakan organisasi profesional dengan bidang pengendali proyek
(Project Control).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu metode perencanaan proyek?


2. Bagaimana metode perencanaan proyek?
3. Mengapa metode perencanaan proyek sangat penting?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa itu metode perencanaan proyek

2. Mengetahaui tahapan tahapan metode perencanaan proyek

3. Mengetahui hambatan yang mempengaruhi perencanaan proyek

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Proyek
2.1.1. Definisi Proyek
Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang
pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh
pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi
yang ada.
Proyek juga di definisikan sebagai sebuah pekerjaan yang bersipat unik dan sementara Proyek
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dan membuahkan hasil dan manfaat (output)
yang diinginkan. Waktu dan biaya ialah pondasi utama dari sebuah proyek. Karena itu, proyek seringkali

5
dikatakan berhasil jika berhasil mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan dalam sakala waktu dan
anggaran yang sesuai dengan kesepakatan awal, secara garis besar, proyek dimulai untuk menciptakan
hasil yang sudah diprediksikan dan kemudian ditutup saat hasil berhasil direalisasikan.

2.1.2. Definisi Perencanaan Proyek


Perencanaan (planning) merupakan tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data dan
informasi ataupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
Perencanaan proyek adalah celah pertam pada langkah-langkah, sumber daya, dana dan jadwal yang
diinginkan untuk menyelesaikan proyek. Perencanaan adalah tahapan dalam manajemen proyek yang
mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran, sekaligus menyiapkan segala program teknis dan
administrative untuk diimplementasikan. (Dimyati, 2014).

Perencanaan didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut.
Perencanaan tersebut berupa perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan standar,
perencanaan hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal)
(Ervianto, 2009).

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen proyek. Dengan perencanaan
yang baik, maka apa yang menjadi tujuan proyek akan dapat tercapai. Perencanaan merupakan dasar
dari kegiatan untuk memonitoring dan pengendalian proyek.

Menurut (Santosa, 2008) lingkup pekerjaan selama proses dari perencanaan dan pengendalian proyek
adalah :

1. Sebelum proyek mulai


Sebuah proses rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan
dikerjakan, jadwal dan anggaran.
2. Selama proyek
Rencana yang telah dibuta dibandingkan dengan performasi, waktu dan biaya yang sebenarnya
tejadi (actual)
3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang akan terjadi sebenarnya, tindakan
koreksi perlu dilakukan dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbaharui.

6
2.1.3. Proses Perencanaan Proyek
1. Penentuan tujuan proyek

Dengan adanya tujuan organisasi maka akan memberikan arah gerak segala kegiatan yang hendak
dilakukan. Misalnya untuk meningkatkan nilai saham perusahaan di bursa saham.

2. Penentuan sasaran proyek

Sasaran adalah titik tertentu yang perlu dicapai organisasi jika ingin memenuhi tujuannya.Misalnya
dengan tujuan proyek menaikan nilai saham perusahaan maka sasaran proyek adalah melakukan hal-
hal yang berkaitan dengan tujuan proyek seperti membangun fasilitas agar nilai saham perusahaan ikut
naik.

3. Pengkajian posisi awal terhadap tujuan proyek

Proses ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi organisasi terhadap sasaran
proyek misalnya untuk mengukur keperluan akan sumber daya manusia, dana, peralatan dan tenaga.
Hal ini memang tidak mudah, namun perlu pertimbangan yang logis dan realistis.

4. Pemilihan alternatif

Dalam mencapai tujuan dan sasaran proyek ada berbagai macam pilihan tindakan dan cara namun
perlu dicatat hal-hal tersebut harus menjawab pertanyaan berikut, yaitu :

• Apakah altematif yang dipilih memiliki cukup keluwesan untuk menghadapi perubahan
keadaan yang mungkin timbul.

• Apakah itu merupakan altematif terbaik untuk memenuhi tuntutan proyek akan jadwal, biaya,
dan mutu.

• Apakah altematif yang dipilih telah mempertimbangkan tersedianya sumber daya pada saat
diperlukan.

• Apakah telah dipikirkan penggunaan teknologi baru.

2.1.4. Tahapan Perencanaan Proyek

Tahap-tahap perencanaan proyek meliputi:

1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan hasil
akhir proyek, waktu, biaya dan performasi yang ditargetkan.

7
2. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek haruslah
diuraikan dan didaftar.
3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen - departemen yang ada,
subkontraktor yang diperlukan dan manajer - manajer yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas pekerjaan yang ada.
4. Jadwal untuk setiap aktivitas pekerjaan dibuat, yang memperlihatkan waktu tiap aktivitas,
waktu mulai dan batas selesai serta milestone.
5. Sebuah rencana anggaran dan sumberdaya yang dibutuhkan dipersiapkan.
6. Estimasi mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.

Menurut (Santosa, 2008) tahap perencanaan dalam siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan
penyiapan rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara rinci, terdiri dari: \

1. Jadwal pekerjaan
2. Anggaran dan sistem pengendalian biaya.
3. Work Breakdown Structure secara rinci.
4. Bagian-bagian yang berisiko tinggi dan cukup sulit dan rencana tentang pengatasan
kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul.
5. Rencana sumber daya manusia dan pemakaian sumber daya lainnya.
6. Rencana pengujian hasil proyek.
7. Rencana dokumentasi.
8. Rencana peninjauan pekerjaan.
9. Rencana pelaksanaan hasil proyek

2.2 Estimasi Biaya


Estimasi biaya merupakan angka atau nilai perkiraan dari suatu biaya proyek. Estimasi biaya
diperoleh melalui perhitungan jumlah biaya yang diperlukan untuk bahan/material dan upah, serta biaya-
biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
Estimasi biaya merupakan unsur penting dalam pengelolaan biaya proyek secara keseluruhan, karena
memiliki fungsi yang amat luas dalam merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti : material,
tenaga kerja, waktu dan lainlain. Estimasi bertujuan untuk memperkirakan besarnya biaya yang terjadi
untuk melaksanakan suatu kegiatan di masa datang, oleh sebab itu perlu dilakukan seakurat mungkin.
Kegiatan estimasi pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari gambar rencana dan

8
spesifikasi. Berdasarkan gambar rencana, dapat diketahui kebutuhan material yang nantinya akan
digunakan, sedangkan berdasarkan spesifikasi dapat diketahui kualitas bangunannya. (Ervianto, 2009).
Estimasi biaya digunakan untuk menyusun anggaran dan dijadikan dasar untuk mengevaluasi
performansi proyek. Kontraktor yang tidak mempunyai pemahaman tentang komponen biaya, termasuk
biaya tidak langsung akan meningkatkan risiko mereka terhadap kegagalan yang tidak perlu. Sebagai
suatu bidang usaha yang dikategorikan beresiko tinggi, keberhasilan kegiatan-kegiatan konstruksi
tentunya sangat peka terhadap perubahan biaya, dan hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan
oleh para pelaku dibidang usaha tersebut. Dalam kondisi tersebut, maka kemampuan dan keberhasilan
para kontraktor untuk bertahan dalam industri yang ketat persaingannya ini akan sangat tergantung pada
sebaik apa mereka mampu mengatasi ketidakpastian, khususnya dalam aspek biaya. Keberhasilan
kontraktor dalam persaingan ini tercermin dari kemampuannya memenangkan pelelangan dan
menyelesaikan proyek-proyek konstruksi dengan tetap menghasilkan profit yang cukup. Kontraktor
yang tidak mempunyai pemahaman tentang komponen biaya, termasuk biaya tidak langsung akan
meningkatkan risiko mereka terhadap kegagalan yang tidak perlu. Sebagai suatu bidang usaha yang
dikategorikan beresiko tinggi, keberhasilan kegiatankegiatan konstruksi tentunya sangat peka terhadap
perubahan biaya, dan hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh para pelaku dibidang usaha
tersebut.
Biaya langsung adalah elemen biaya yang memiliki kaitan langsung dengan volume pekerjaan yang
tertera dalam item pembayaran atau menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Komponen biaya
langsung terdiri dari biaya upah pekerja, operasi peralatan, material. Termasuk kategori biaya langsung
adalah semua biaya yang berada dalam kendali 36 subkontraktor. Biaya tidak langsung merupakan
elemen biaya yang tidak terkait langsung dengan besaran volume komponen fisik hasil akhir proyek,
tetapi mempunyai kontribusi terhadap penyelesaian kegiatan atau proyek. Elemen biaya ini umumnya
tidak tertera dalam daftar item pembayaran dalam kontrak atau tidak dirinci. Yang termasuk dalam
kategori biaya tidak langsung antara lain adalah
• biaya overhead
• pajak (taxes)
• biaya umum (general conditions)
• biaya risiko.
Biaya risiko adalah elemen biaya yang mengandung dan/atau dipengaruhi ketidakpastian yang cukup
tinggi, seperti biaya tak terduga (contingencies) dan keuntungan (profit). Komponen biaya tak langsung
proyek konstruksi dalam proses penawaran biasanya dimasukkan oleh kontraktor dalam setiap jenis
pekerjaan. Dalam menyikapi hal ini kontraktor-kontraktor di Indonesia cenderung tidak terlalu
9
memperhatikan komponen biaya tidak langsung secara komprehensif dalam mengestimasi biaya
konstruksi. Pada umumnya besarnya biaya tidak langsung ditetapkan sebagai proporsi (persentase) dari
biaya langsung keseluruhan. Informasi mengenai bagaimana proporsi tersebut ditetapkan dan faktor apa
saja yang dipertimbangkan tidak dapat dijelaskan.
2.2.1. Kualitas dan Jenis Estimasi
Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan dari proyekproyek yang pernah
dikerjakan antara lain: informasi mengenai jumlah material yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan, jam kerja peralatan dll.
Terdapat beberapa jenis estimasi yang didasarkan pada cara memperkirakan biaya suatu konstruksi,
yaitu :
1. Estimasi Kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan yaitunmenetukan
apakah bangunan tersebut layak dibangun.
2. Estimasi Konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang akan dibangun.
Estimasi biaya konseptual juga dapat dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang
diperbaharui dengan menggunakan indeks biaya (harga).al penting dalam dunia industri
konstruksi.
3. Estimasi Detail/Terperinci adalah memperkirakan biaya konstruksi secara lebih terinci dengan
berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar detail telah
tersedia, demikian juga gambar kerja yang selanjutnya dari gambar kerja dapat dihitung material-
material yang memerlukan potongan yang berpola, sehingga volume dari masing-masing detail
bagian konstruksi maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau disebut
denganmetodeharga satuan dan volume pekerjaan (Quantity Take Off).
4. Sistem Estimasi Subkontraktor, dipakai pada bagian konstruksi khusus yang disubkontraktorkan.
5. Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang, di mana pekerjaan tambah kurang dapat terjadi karena
kebutuhan pemilik, kesalahan dalam dokumen kontrak, atau perubahan kondisi lokasi proyek
6. Estimasi Kemajuan, berfungsi sebagai dasar permintaan pembayran, sebagai pembanding
terhadap keuntungan dari kerugian yang telah diramalkan sebelumnya. (Ervianto, 2009)
2.2.2. Proses Estimasi Biaya Detail
Dasar dalam proses estimasi meliputi ketersediaan material, jumlah dan tipe peralatan, jumlah
tenaga kerja dengan keterampilan yang dimilikinya, dan produktivitas tenaga kerja yang sesuai dengan
kondisi proyek. Penyesuaian ini berdasarkan pada ketersediaan material, jarak pengangkutan, kondisi
lapangan, komposisi tanah, batasan pekerjaan dan kondisi lainnya yang berpengaruh pada produktivitas

10
pekerjaan.Penentuan biaya peralatan dapat diperoleh dari informasi yang diberikan oleh pihak penyedia
peralatan. Penentuan produktivitas tenaga kerja dapat ditentukan dari data-data proyek sebelumnya dan
disesuaikan denga kondisi ekonomi selama pelaksanaan proyek yang diperkirakan oleh estimator.
Secara komponen biaya yang tercantum dalam estimasi biaya konstruksi meliputi :
1. Estimasi Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang berkaitan langsung dengan hasil akhir proyek yang
dilaksanakan.
a. Biaya material
Biaya material adalah biaya yang meliputi pemberian bahan baku dan material yang dihitung dengan
analisis harga satuan. Perusahaan harus bisa mencari supplier yang menawarkan harga terbaik dengan
kualitas kualitas material yang baik untuk mengefisiensikan pengeluaran.
b. Biaya peralatan
Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan dalam menghadirkan berbagai peralatan yang dibutuhkan
dalam operasional. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam biaya peralatan, seperti biaya
pemeliharaan dan biaya reparasi.
c. Biaya Upah
Seseorang yang bekerja untuk perusahaan juga perlu diberikan tanda jasa berupa sejumlah uang. Dalam
membayar upah ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti ketentuan upah minimum daerah dan
pertimbangan kemampuan yang dimiliki pekerja.
2. Estimasi Biaya Tak Langsung
Biaya tidak langsung ( Indirect cost ) adalah biaya yang tidak ada sangkut pautnya dengan hasil akhir
proyek, meliputi :
• Biaya overhead
Biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak
berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja. Contohnya : biaya operasional
kantor proyek di lapangan (site office) seperti listrik, air, telepon, gaji tenaga administrasi, dst.
• Kontingensi
Biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi (meskipun
belum pasti terjadi). Contoh: untuk pekerjaan pondasi beton diperlukan pemompaan lubang galian yang
sebelumnya tidak diduga akan tergenang air hujan.
• Keuntungan
Tujuan estimator dalam menganalisis keuntungan adalah mengharapkan keuntungan yang
maksimum.
11
• Pajak
Berupa antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, Pajak Penghasilan (PPh), dll.
2.2.3. Penawaran Harga Pekerjaan
Dalam mengajukan penawaran harga pekerjaan, yang hendak dicapai oleh kontraktor adalah
mengajukan penawaran dengan harga yang terbaik dimana memiliki peluang yang besar untuk
memperoleh/memenangkan pekerjaan dan memberikan keuntungan maksimal (Partawijaya, 2001).
Besarnya harga penawaran adalah total biaya pekerjaan atau biaya langsung ditambah biaya tidak
langsung. Besarnya total biaya pekerjaan merupakan penjumlahan dari harga masing-masing pekerjaan
yang telah disusun sebelumnya.
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan, upah tenaga kerja dan alat dalam
mengerjakan satuan volume dari pekerjaan tersebut. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja disetiap
daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu bangunan/proyek di
tempat tertentu, maka harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di tempat
tersebut. Besarnya masing-masing biaya tergantung daripada kuantitas material dan tingkat
produktivitas peralatan dan tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan satuan kuantitas masing-masing
pekerjaan.
2.2.4. Faktor Faktor yang mempengaruhi estimasi biaya
• Produktivitas tenaga kerja
Produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh seorang atau kelompok pekerja
dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tersebut di selesaikan,.Hal
ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam
karena dengan produktivitas makin besar harga satuan upah tenaga kerja juga makin mahal.
• Sumber daya proyek
Makin langka material dipasaran , maka makin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika
diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang akan dibebankan kepada konsumen.
• Pasar finansial
Nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain.
• Cuaca
Pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan
sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim
hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.

12
• Masalah kontruksibilitas
Kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah di laksanakan , maka faktor resiko akan
menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang
pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh
pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi
yang ada.

Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,


mengendalikan dan mengawasi sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan sehingga mencapai
sasaran dan tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Di dalam manajemen proyek terdapat suatu metode perencanaan proyek yang digunakan untuk
merencanakan proyek yang akan di laksanakan. Metode perencanaan proyek akan menghasilkan sebuah
anggaran biaya serta waktu yang di rencanakan untuk menyelesaikan suatu proyek serta metode
pekerjaan yang digunakan

13
DAFTAR PUSTAKA
Jasarab.com. (2021, 2 Agustus ). “https://jasarab.com/jenis-estimasi-biaya-proyek/”. Diakses pada 9
Maret 2023

Jurnal.id. “https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-langsung-dan-tidak-langsung/” Diakses pada 9 Maret


2023

Mahaptani, Ida Ayu Putu Sri. “Metode Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi” (2017) : 33

Putri, Gebiya. (2022, 10 Mei ). “https://tomps.id/perencanaan-proyek/”. Diakses pada 9 Maret 2023

Rante, Estlianri. “Makalah Perencanaan Proyek Pemerintah”.


https://www.academia.edu/10065124/Makalah_Perencanaan_Proyek_Pemerintah. Diakses
pada 9 Maret 2023

Wikipedia. (2022). “Manajemen Proyek”. https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek. Diakses


pada 9 Maret 2023.

14

Anda mungkin juga menyukai