KELOMPOK II
Disusun oleh :
1. Ditonius Zebua
2. Rindiyani
3. Wira
4. salsabila
5. hafidsyah
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMPUTER
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl.Surya Kencana No.1 Pamulang Telp (021)7412566,Fax.
(021)7412566 Tangerang Selatan - Banten
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan pikiran maupun materi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1. latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II TEORI ...................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................................... 27
B. Saran .......................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ........................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
TEORI
Tahap Inisiasi
Tahap Perencanaan
Tahap Pengontrolan
Pelaksanaan Pengontrolan
Tahap Penutupan
3
2. Tahapan Perencanaan Proyek
Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap perencanaan proyek
adalah bagaimanakah langkah penyelesaiannya? Perencanaan proyek
merupakan proses pengembangan detail atas perencanaan suatu proyek,
yang meliputi daftar semua tugas, pengalokasian sumber daya,
penjadwalan, perencanaan anggaran / budget, manajemen resiko, dan lain-
lain.
Setiap proyek pasti memiliki keunikan yang dapat dipelajari. Tidak ada
proyek yang identik walaupun memiliki tema yang sama, namun masalah yang
4
dihadapi, persyaratan, maupun sumber dayanya (termasuk teknologi) pastilah
berbeda. Hal ini yang menimbulkan keunikan pada setiap proyek. Mengadakan
pertemuan evaluasi selama berlangsungnya proyek bagi seluruh tim merupakan
pembelajaran yang berharga.
Hal umum yang biasa terjadi dalam dunia kerja adalah dinamika proyek
yang cukup aktif, munculnya proyek baru begitu sebuah proyek selesai
dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang manajer proyek memiliki peran aktif yang
sangat penting untuk memastikan berhasilnya penyebaran proses pembelajaran
proyek dalam tim yang dipimpinnya.
5
Tahap Perencanaan Proyek melibatkan penciptaan seperangkat rencana
untuk membantu membimbing tim proyek melalui tahap pelaksanaan dan
penutupan proyek. Rencana yang dibuat pada tahap ini akan membantu tim proyek
untuk mengatur waktu, biaya, kualitas, perubahan, risiko dan isu-isu.
6
memuaskan pemakai. Namun tujuan dinyatakan secara umum lalu tujuan-
tujuan ini akan dibuat lebih spesifik.
7
Dalam dimensi Operasional yang perlu dipertimbangkan adalah apakah
rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan
menggunakannya?
➢ Jadwal
Dalam dimensi Jadwal yang perlu dipertimbangkan adalah mungkinkah
penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?\
8
Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam
bentuk yang memudahkan pengendalian.
9
3. Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan
menyadari pentingnya unsur waktu.
4. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian.
2. Organisasi
Organisasi merupakan sarana dimana para anggota bekerja sama untuk
mencapai tujuan proyek. Organisasi proyek harus diusahakan efisien serta
memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas.
3. Jadwal
Jadwal merupakan salah satu perencanaan yang paling penting yang
mencakup urutan langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran.
Penjadwalan berguna sebagai sarana koordinasi dan integrasi bagi kegiatan
para peserta proyek menjadi suatu rangkaian yang berurutan, pengendalian
yang dipakai sebagai tolak ukur dalam mengkaji waktu penyelesaian yang
perlu mendapatkan prioritas supaya penyelesaian proyek sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
4. Anggaran
Anggaran merupakan salah satu bentuk perencanaan yang harus ditentukan
sejak awal. Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dana untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements):
1. Faktual dan Realistis.
10
2. Logis dan Rasional.
3. Fleksibel.
4. Komitmen.
5. Komprehensif atau menyeluruh.
11
4. Project cost management: untuk mengidentifikasi sumber daya yang
dibutuhkan dan mengontrol anggaran
5. Project quality management: untuk memastikan bahwa persyaratan
fungsional sudah terpenuhi.
6. Project human resource management: mengembangkan dan mempekerjakan
personil yang efektif.
7. Project communications management: untuk memastikan komunikasi
internal dan eksternal yang efektif.
8. Project risk management: untuk menganalisa dan mengurangi risiko
potensial.
9. Project procurement management: untuk memperoleh sumber daya yang
diperlukan dari sumber eksternal.
12
Maka dari itu dibutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perbedaan tersebut
dan mengetahui berbagai macam aspek / pengetahuan dalam kehidupan seperti
aspek ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.
13
kemampuan diri dalam menguasai teknologi informasi untuk membantu
menyelesaikan masalahnya dengan efektif.
Seorang manajer proyek juga harus memiliki skill kepemimpinan yang baik,
walaupun pemimpin dan manajer merupakan posisi yang berbeda dan spesifikasi
yang berbeda pula, tetapi seorang manajer proyek yang baik diharuskan memiliki
nya. Seorang manajer bekerja secara tim dan dia sebagai pemimpin sebuah proyek
sehingga dia harus mempunyai visi yang jelas, dapat mengambil keputusan secara
cepat dan tepat serta dapat menjadi contoh atau menginspirasi anggota timnya
14
• Tidak menjelaskan bagaimana evaluasi dari kontribusi setiap orang.
• Gagal untuk membuat “sense of urgency” mengenai proyek.
4. Kurangnya Komunikasi
Komunikasi menjadi faktor terpenting kesuksesan sebuah proyek
manajemen. Komunikasi antar tim, tim dengan manajer proyek, tim dengan
klien harus selalu dijaga. Untuk menghindari masalah komunikasi, manajer
proyek dapat menentukan hari dan waktu untuk bertemu tim secara berkala
untuk membantu menjaga seluruh tim tetap bekerja di jalurnya yang tepat.
15
Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain :
1. Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2. Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
3. Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya dan menentukan jalur kritis.
4. Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
5. Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.
6. Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja,
material, dan peralatan.
7. Sebagai alat pengendalian proyek.
16
proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilan adalah
tenaga kerja (Mertha Jaya dkk, 2007).
17
perkiraan urutan pekerjaan, skala waktu dan analisis kemajuan pekerjaan
pada saat pelaporan.
18
Titik pangkal dan titik akhir dari suatu aktivitas yang dinyatakan
dalam bentuk lingkaran. Sebuah event tidak memerlukan waktu dan
sumber daya karena event bukan sebuah aktivitas.
b. Aktivitas Nyata
Pelaksanaan kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Aktivitas ini
membutuhkan durasi dan sumber daya untuk pelaksanaannya.
Sebuah aktivitas nyata digambarkan dalam bentuk anak panah
disertai durasi pekerjaannya.
c. Aktivitas Dummy
Aktivitas ini tidak menyatakan sebuah kegiatan yang nyata,
melainkan hanya berfungsi untuk menyatakan ketergantungan antar
aktivitas. Aktivitas dummy digambarkan dengan anak panah yang
terputus-putus.
d. Duration (D)
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Umumnya dengan satuan waktu : hari, minggu, bulan dan lain-lain.
e. Earliest Event Occurrence Time (TE)
Saat paling awal terjadinya suatu event / kejadian.
f. Latest Allowable Event Time (TL)
Saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu
event/kejadian.
g. Earliest Activity Start Time (ES)
Saat mulai paling awal suatu aktivitas.
h. Earliest Activity Finish Time (EF)
Saat berakhir paling awal suatu aktivitas
i. Latest Allowable Activity Start Time (LS)
Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
j. Latest Allowable Activity Finish Time (LF)
Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
k. Total Activity Slack atau Total Float atau Float (TF)
Sejumlah waktu sampai kapan suatu aktivitas boleh diperlambat.
TE = TL – EF = LF – EF = LS – ES (1)
19
l. Free Slack (SF)
Waktu aktivitas bebas SF = TE – EF (2)
m. Aktivitas kritis
Aktivitas yang tidak memiliki keleluasaan dalam start time dan
finish time (Total Float sama dengan nol). Perubahan yang terjadi
pada durasi atau waktu pelaksanaan aktivitas kritis akan
mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan.
n. Lintasan kritis
Rangkaian aktivitas pada network diagram yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas kritis. Durasi lintasan kritis juga menunjukkan
durasi proyek secara keseluruhan.
Dalam PERT durasi waktu penyelesaian suatu aktivitas diprediksi dengan
tiga estimasi waktu yaitu:
20
penyelesaian akan mempunyai peluang tertentu untuk dapat dicapai, yang
merupakan fungsi dari ketidakpastian dari tiap kegiatan dan hubungan mana
yang harus didahulukan. Dari sudut pandang manajemen lebih baik untuk
mengakui ketidakpastian dalam tanggal penyelesaian daripada memaksakan
persoalan ke dalam kerangka waktu konstan.
Konsep lain yang muncul dari jaringan PERT adalah gagasan
tentang lintasan kritis probabilitas. Mengikuti logika PERT, di sini pun tidak
ada lintasan kritis yang pasti. Sebaliknya, setiap kegiatan mempunyai
peluang masuk ke dalam lintasan kritis, beberapa kegiatan mempunyai
peluang mendekati nol dan yang lainnya mendekati satu. Lintasan kritis itu
sendiri acak bila waktu kegiatan tidak pasti.
Perhitungan PERT telah diperluas untuk mengurangi asumsi yang
menjadi sifat dari metodologi PERT. Satu cara untuk melakukan ini adalah
mensimulasi jaringan dengan waktu contoh yang ditarik secara acak untuk
tiap kegiatan. Sebagai hasilnya, suatu sebaran yang pasti dari waktu
penyelesaian proyek dan peluang bahwa setiap kegiatan ada di lintasan
kritis dapat dihitung.
21
Jaringan proyek mula- mula diselesaikan dengan menggunakan
waktu normal dan biaya normal untuk semua kegiatan. Jika waktu dan biaya
penyelesaian proyek yang terjadi memuaskan, semua kegiatan dijadwalkan
pada waktu normal. Jika waktu penyelesaian proyek terlalu panjang, proyek
dapat diselesaikan dalam waktu lebih sedikit dengan biaya yang lebih besar.
22
dipergunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek juga
dianggap diketahui.
Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga
terdapat bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur
kritis adalah rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start
time dan finish time. Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah aktivitas yang
tidak memiliki float time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari
aktivitas kritis, percepatan atau perlambatan, akan mengakibatkan
perubahan durasi proyek secara keseluruhan.
a. Analisis float time: Aktivitas yang memiliki float time paling kecil
akan diprioritaskan untuk dijadwalkan.
b. Analisis nilai Pertambahan Durasi Proyek (PDP): Dengan cara ini
selalu dipilih 2 aktivitas yang mengalami konflik untuk dianalisis.
Misalnya aktivitas A dan B. Bila A dijadwalkan lebih dulu daripada
B, maka besarnya PDP akibat hal itu adalah: PDPAB = EFA –LSB
Prioritas diberikan kepada pasangan aktivitas yang memiliki nilai
PDP minimum. Agar diperoleh nilai PDP minimum, maka harus dipilih
aktivitas A dengan nilai EF terkecil dan aktivitas B dengan nilai LS yang
terbesar.
Masalah akan timbul bila terdapat lebih dari satu alternatif yang
memiliki nilai minimum float time atau PDP yang sama. Pada project
23
management software yang biasa digunakan, seperti Microsoft Project
2007, bila ditemui kondisi serupa, prioritas otomatis akan jatuh kepada
aktivitas dengan kode aktivitas yang terkecil. Hal ini tentu saja tidak dapat
dipertanggungjawabkan karena nilai kode aktivitas tidak
mempersentasekan fungsi apapun dan sepenuhnya tergantung pada
keinginan operator / perencana.
24
terbesar dan pengecekan kondisi precedence dan kebutuhan sumber daya
diulang untuk aktivitas ini.
Langkah kedua dan ketiga diulang untuk hari pertama (hari proyek
yang sama) sampai terjadinya kondisi. Kondisi pertama adalah kondisi yang
menunjukkan jumlah sumber daya total dari aktivitas-aktivitas yang telah
dijadwalkan sama dengan jumlah maksimal sumber daya yang tersedia.
Kondisi kedua adalah tidak ada lagi aktivitas yang dapat dijadwalkan akibat
batas dalam pemeriksaan precedence, dan yang ketiga aktivitas selanjutnya
memerlukan sumber daya yang tersedia pada saat itu.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Siklus hidup proyek minimal memiliki empat tahap yang harus dilalui,
yaitu inisiasi proyek, perencanaan, pengontrolan dan penutupan
2. Perencanaan proyek merupakan unsur yang sangat penting dari konsep
manajemen proyek karena perencanaan merupakan suatu usaha untuk
meletakan dasar dan tujuan serta menyusun langkah-langkah kegiatan
untuk melaksanakan proyek
3. Asumsi perencanaan bersifat positif dan negatif
4. Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek, adalah kemampuan
forecasting dan kemampuan untuk menuliskan rencana agar realistis
5. Skill atau keahlian dalam manajemen proyek yang meliputi: The project
management body of knowledge, Application area knowledge, standard
and regulation, Project environmental knowledge, General
management knowledge and skill, Soft skill or human relation skill
6. Masalah dasar yang sering ditemui dalam manajemen proyek:
Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas, Tidak menempatkan
orang yang tepat untuk mengatur proyek, Gagal untuk mendapatkan
dukungan, Kurangnya Komunikasi, Kurang spesifik terhadap
bidangnya, Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan
7. Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain: Menentukan durasi
total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, Menentukan waktu
pelaksanaan dari masing-masing kegiatan, Sebagai alat pengendalian
proyek.
8. Metode penjadwalan: Gantt Chart (diagram balok), Jaringan PERT,
Metode Lintasan Kritis (CPM), Precedence Diagram Method (PDM)
B. Saran
Penjadwalan dan perencanaan proyek harus sangat diperhatikan dan
dilakukan sebaik-baiknya karena menentukan keberhasilan suatu proyek.
26
DAFTAR PUSTAKA
27