Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK

PERANCAANAN MANAJEMEN PROYEK

Dosen : Agung Wijoyo S.kom., M.kom


Mata Kuliah : Manajemen Proyek

KELOMPOK II
Disusun oleh :

1. Ditonius Zebua
2. Rindiyani
3. Wira
4. salsabila
5. hafidsyah

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMPUTER
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl.Surya Kencana No.1 Pamulang Telp (021)7412566,Fax.
(021)7412566 Tangerang Selatan - Banten
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, 12 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1. latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II TEORI ...................................................................................................... 3

2.1. Siklus dan Tahapan Perencanaan Proyek .................................................. 3


2.1.1. Siklus Hidup Proyek ..................................................................... 3
2.1.2. Siklus Perencanaan Proyek ........................................................... 4
2.2. Perencanaan Proyek .................................................................................. 9
2.3. Amsusi dan Kemampuan Dasar Perencanaan Proyek .............................. 11
2.4. Keahlian Yang Dibutuhkan Dalam Manajemen Proyek ........................... 12
2.5. Masalah Ynag Dihadapi Dalam Perencanaan dan Penjadwalan ............... 14
2.6. Fungsi Pejadwalan Proyek ........................................................................ 16
2.7. Metode Penjadwalan Proyek ..................................................................... 17
2.7.1. Gant Chart (Diagram Blok) ........................................................... 17
2.7.2. Jaringan PERT .............................................................................. 19
2.7.3. Metode Lintasan Kritis (CPM) ..................................................... 22
2.7.4. Precedence Diagram Method (PDM) ............................................ 23
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27

A. Kesimpulan ............................................................................................... 27
B. Saran .......................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ........................................................................................... 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen
proyek. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan yang ada di
dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal.

Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba


meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis
dan administratif agar dapat diimplementasikan. Tujuannya melakukan usaha untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya,
mutu dan waktu serta faktor keselamatan.

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang


dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih
terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan
evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang
tersedia melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan
suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan
keterbatasan yang ada.

Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan


proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu
dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi
sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.

1
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana siklus dan tahapan perencanaan proyek ?


2. Mengapa “perencanaan” ?
3. Bagaimana asumsi dan kemampuan dasar dalam perencanaan proyek?
4. Apa saja keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen proyek?
5. Masalah dasar apa saja yang dihadapi dalam perencanaan dan penjadwalan
proyek?
6. Apa saja fungsi penjadwalan proyek?
7. Apa saja metode-metode penjadwalan proyek?
.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:

1. Mengetahui siklus dan tahapan perencanaan proyek.


2. Mengetahui mengapa perencanaan dibutuhkan.
3. Mengetahui asumsi dan kemampuan dasar dalam perencanaan proyek.
4. Mengetahui keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen proyek.
5. Mengetahui masalah dasar yang dihadapi dalam perencanaan dan
penjadwalan proyek.
6. Mengetahui fungsi penjadwalan proyek.
7. Mengetahui metode-metode penjadwalan proyek.

2
BAB II

TEORI

2.1. Siklus dan Tahapan Perencanaan Proyek


Dalam mengelola sebuah proyek, manajer proyek harus memperhatikan
siklus hidup proyek. Siklus hidup proyek menyatakan rentang waktu yang terdiri
dari tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam sebuah proyek. Siklus hidup proyek
minimal memiliki empat tahap yang harus dilalui, yaitu:

Tahap Inisiasi

Tahap Perencanaan

Tahap Pengontrolan
Pelaksanaan Pengontrolan

Tahap Penutupan

Gambar 2.1 Siklus Hidup Proyek

2.1.1. Siklus Hidup Proyek


1. Tahap Inisiasi Proyek
Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap inisiasi proyek adalah
apakah menemukan tantangan dan masalah? Tujuan dari tahap inisiasi
adalah proses identifikasi terhadap segala hal yang harus dilakukan, serta
memahami lingkup proyek. Pada tahap ini, seorang manajer proyek akan
dipilih dan diberi wewenang untuk membentuk tim yang akan
menjalankan proyek.

3
2. Tahapan Perencanaan Proyek
Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap perencanaan proyek
adalah bagaimanakah langkah penyelesaiannya? Perencanaan proyek
merupakan proses pengembangan detail atas perencanaan suatu proyek,
yang meliputi daftar semua tugas, pengalokasian sumber daya,
penjadwalan, perencanaan anggaran / budget, manajemen resiko, dan lain-
lain.

Proses perincian ini sangat bermanfaat agar dapat memahami


rangkaian tugas yang akan dilakukan, yang meliputi pihak-pihak yang
bertanggung jawab, batasan waktu tugas, dan lain-lain. Perencanaan
proyek yang telah disetujui sponsor disebut project baselin. Project
baseline tersebut digunakan sebagai kerangka acuan pengendalian proyek.

3. Tahap Pengontrolan Proyek


Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap pengontrolan proyek
adalah apakah kita pada jalur yang benar? Pada tahap ini tugas-tugas mulai
dilaksanakan. Secara teknis, project baseline dijadikan sebagai pedoman /
acuan tugas yang dilaksanakan. Seorang manajer proyek harus memantau
tugas agar proyek dapat berjalan tepat waktu, sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan dan berada pada budget yang telah ditetapkan.

4. Tahap Penutupan Proyek


Tahap ini memiliki tiga sub tahap penting, yaitu:
pertanggungjawaban, pembelajaran proyek dan perayaan. Setelah proyek
selesai, manajer proyek mempertanggungjawabkan hasil proyek kepada
sponsor (pemilik proyek) dan recipient (pihak yang akan menggunakan /
menerima hasil proyek). Pada umumnya, pihak sponsor lah yang akan
memberikan pernyataan resmi mengenai selesainya proyek tersebut.

Setiap proyek pasti memiliki keunikan yang dapat dipelajari. Tidak ada
proyek yang identik walaupun memiliki tema yang sama, namun masalah yang

4
dihadapi, persyaratan, maupun sumber dayanya (termasuk teknologi) pastilah
berbeda. Hal ini yang menimbulkan keunikan pada setiap proyek. Mengadakan
pertemuan evaluasi selama berlangsungnya proyek bagi seluruh tim merupakan
pembelajaran yang berharga.

Hal umum yang biasa terjadi dalam dunia kerja adalah dinamika proyek
yang cukup aktif, munculnya proyek baru begitu sebuah proyek selesai
dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang manajer proyek memiliki peran aktif yang
sangat penting untuk memastikan berhasilnya penyebaran proses pembelajaran
proyek dalam tim yang dipimpinnya.

Tahap yang terakhir adalah tahap perayaan, janganlah meremehkan sebuah


acara perayaan, karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan atas
usaha-usaha yang telah dilakukan. Di samping itu, perayaan dapat mempererat
kebersamaan dalam sebuah tim hingga menjadi sebuah tim yang solid.
(Trihendradi. 2007)

2.1.2. Siklus Perencanaan Proyek

5
Tahap Perencanaan Proyek melibatkan penciptaan seperangkat rencana
untuk membantu membimbing tim proyek melalui tahap pelaksanaan dan
penutupan proyek. Rencana yang dibuat pada tahap ini akan membantu tim proyek
untuk mengatur waktu, biaya, kualitas, perubahan, risiko dan isu-isu.

Perencanaan akan menghasilkan keuntungan-keuntungan apabila


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

✓ Menentukan Lingkup dari Proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem


yang mana akan terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini memberikan
perkiraan awal dari skala sumber daya manusia yang diperlukan. Mengenali
Berbagai Area Permasalahan Potensial. Perencanaan akan menunjukkan
hal-hal yang mungkin salah sehingga hal-hal ini dapat dicegah.
✓ Mengatur Urusan Tugas. Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan
untuk mencapai sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis
berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
✓ Memberikan Dasar untuk Pengendalian. Tingkat kinerja dan metode
pengukuran tertentu harus dispesifikasikan sejak awal.

Menurut Raymond McLeod Jr dalam bukunya Sistem Informasi


Manajemen. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Menyadari Masalah Kebutuhan akan proyek biasanya dirasakan oleh


manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan
perusahaan.

2. Mendefinisikan Masalah Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia


harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan
tersebut. Sebaiknya manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan
dimana letak permasalahannya dan apa kemungkinan penyebabnya.

3. Menentukan Tujuan Sistem Manajer dan analis sistem mengembangkan


suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk

6
memuaskan pemakai. Namun tujuan dinyatakan secara umum lalu tujuan-
tujuan ini akan dibuat lebih spesifik.

4. Mengidentifikasi Kendala-Kendala Sistem Sistem baru tidak akan


beroperasi bebas dari kendala. Kendala-kendala ini penting untuk
diidentifikasi sebelum sistem benar-benar dikerjakan. Dengan cara ini, baik
rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-
kendala ini.

5. Membuat Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas


pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem
untuk mencapai tujuan- tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi
kelayakan:
➢ Teknis
Dalam dimensi teknis yang perlu dipertimbangkan adalah, tersediakan
hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang
diperlukan?
➢ Pengembangan Ekonomis
Dalam dimensi Pengembangan Ekonomis yang perlu dipertimbangkan
adalah, dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan
membandingkan kegunaan dan biayanya?
➢ Pengembalian non Ekonomis
Dalam dimensi Pengembalian non Ekonomis yang perlu
dipertimbangkan adalah, dapatkah sistem yang diajukan dinilai
berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan
uang?
➢ Hukum dan Etika
Dalam dimensi Hukum dan Etika yang perlu dipertimbangkan adalah,
akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan
etika?
➢ Operasional

7
Dalam dimensi Operasional yang perlu dipertimbangkan adalah apakah
rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan
menggunakannya?
➢ Jadwal
Dalam dimensi Jadwal yang perlu dipertimbangkan adalah mungkinkah
penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?\

6. Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem


Jika sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem yang
menyeluruh. Penelitian Sistem (system study) akan memberikan dasar yang
terinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan
sistem itu dan bagaimana sistem itu melakukannya. Analis akan
menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberikan dasar bagi manajer
untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis. Hal penting
yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar
isinya didasarkan pada perkiraan. Analis sistem memberikan salinan tertulis
dari usulan kepada komite pengarah SIM, dan kadang-kadang memberikan
penyajian lisan.

7. Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek


Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan
rancangan sistem yang diusulkan serta menentukan apakah perlu diteruskan
atau dihentikan. Jika keputusannya adalah diteruskan, proyek akan berlanjut
ke tahap penelitian. Jika keputusannya adalah dihentikan, semua pihak
mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.

8. Menetapkan Mekanisme Pengendalian


Sebelum penelitian sistem dimulai, komite pengarah SIM (Sistem Informasi
Manajemen) menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa
yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan
dilaksanakan.
9. Memonitor Kemajuan Proyek

8
Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam
bentuk yang memudahkan pengendalian.

2.2. Perencanaan Proyek


Suatu proyek dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan membutuhkan suatu sistem yang dapat menjaga agar kerjasama
dalam suatu proyek berjalan dengan baik. Untuk menciptakan suatu kerjasama yang
baik dibutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Manajemen proyek
bertugas merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber
daya perusahaan agar dapat mencapai tujuan proyek. Secara garis besarnya konsep
manajemen proyek bertujuan untuk menciptakan keterkaitan yang erat antara
perencanaan dan pengendalian. Perencanaan proyek merupakan unsur yang
sangat penting dari konsep manajemen proyek karena perencanaan
merupakan suatu usaha untuk meletakan dasar dan tujuan serta menyusun
langkah-langkah kegiatan untuk melaksanakan proyek.

Perencanaan mengarahkan keputusan yang dibutuhkan dalam memulai


suatu proyek. Perencanaan yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah
kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Dalam
perencanaan penyelenggaraan proyek, tahap dan kegunaan perencanaan dapat
dibedakan menjadi perencanaan dasar dan perencanaan pengendalian. Perencanaan
dasar dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar dari suatu penyelenggaraan
proyek, sedangkan perencanaan pengendalian merupakan kegiatan menganalisis
dan membandingkan hasil pelaksanaan yang diperlukan.

Perencanaan yang tepat disusun secara sistematis akan dapat berfungsi


sebagai berikut:

1. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek.


2. Dasar pengaturan alokasi sumber daya.

9
3. Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan
menyadari pentingnya unsur waktu.
4. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian.

Unsur-unsur dalam perencanaan proyek sekurang-kurangnya meliputi:


1. Sasaran
Sasaran merupakan target dimana semua kegiatan diarahkan dan
diusahakan untuk mencapainya. Pada umumnya, sasaran proyek dinyatakan
dalam bentuk waktu, biaya, dan mutu. Disamping sasaran proyek secara
keseluruhan, sasaran dari masing-masing tugas sebaiknya juga dibuat,
sehingga akan memudahkan dalam mengendalikan proyek. Sasaran dari
masing-masing kegiatan ini merupakan milestone (tonggak kemajuan),
yang menjadi patokan dalam memantau dan mengendalikan perkembangan
proyek.

2. Organisasi
Organisasi merupakan sarana dimana para anggota bekerja sama untuk
mencapai tujuan proyek. Organisasi proyek harus diusahakan efisien serta
memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas.

3. Jadwal
Jadwal merupakan salah satu perencanaan yang paling penting yang
mencakup urutan langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran.
Penjadwalan berguna sebagai sarana koordinasi dan integrasi bagi kegiatan
para peserta proyek menjadi suatu rangkaian yang berurutan, pengendalian
yang dipakai sebagai tolak ukur dalam mengkaji waktu penyelesaian yang
perlu mendapatkan prioritas supaya penyelesaian proyek sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

4. Anggaran
Anggaran merupakan salah satu bentuk perencanaan yang harus ditentukan
sejak awal. Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dana untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements):
1. Faktual dan Realistis.

10
2. Logis dan Rasional.
3. Fleksibel.
4. Komitmen.
5. Komprehensif atau menyeluruh.

2.3. Asumsi dan Kemampuan Dasar Dalam Perencanaan Proyek


Asumsi perencanaan:
1. Bersifat POSITIF

Faktor penunjang keberhasilan


2. Bersifat NEGATIF

Faktor penghambat keberhasilan


Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek, adalah kemampuan
forecasting (meramalkan apa yang terjadi dimasa depan) dan kemampuan
untuk menuliskan rencana agar realistis, yang meliputi tahapan kerja
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi proyek pengembangan sistem.
2. Mengidentifikasi sasaran proyek sistem.
3. Mengidentifikasi kendala proyek sistem .
4. Mengidentifikasi prioritas proyek sistem.
5. Menyusun laporan perencanaan proyek sistem.
6. Meminta persetujuan manajemen.

2.4. Keahlian Yang Dibutuhkan Dalam Manajemen Proyek


Dalam proses perencanaan proyek, kemampuan seorang manajer proyek
harus mencakup sembilan knowledge area yang tujuannya adalah sebagai panduan
dalam pelaksanaan proyek. Sembilan knowledge area tersebut adalah :
1. Project integration management: memastikan bahwa unsur-unsur berbagai
proyek secara efektif dikoordinasikan.
2. Project scope management: untuk memastikan semua pekerjaan yang
diperlukan dimasukkan.
3. Project time management: menyediakan jadwal proyek yang efektif.

11
4. Project cost management: untuk mengidentifikasi sumber daya yang
dibutuhkan dan mengontrol anggaran
5. Project quality management: untuk memastikan bahwa persyaratan
fungsional sudah terpenuhi.
6. Project human resource management: mengembangkan dan mempekerjakan
personil yang efektif.
7. Project communications management: untuk memastikan komunikasi
internal dan eksternal yang efektif.
8. Project risk management: untuk menganalisa dan mengurangi risiko
potensial.
9. Project procurement management: untuk memperoleh sumber daya yang
diperlukan dari sumber eksternal.

Sedangkan skill atau keahlian dalam manajemen proyek meliputi:


1. The project management body of knowledge
Seorang manajer yang baik harus memiliki skill ini karena ini merupakan
implementasi dari nine project management knowledge sehingga seorang manajer
yang baik dapat menggunakan itu termasuk teknik dan alat-alat yang mendukung
kemajuan suatu proyek.

2. Application area knowledge, standard and regulation


Manajer yang memiliki skill ini mempunyai pengetahuan tentang proyeknya ini,
misalnya dia seorang manajer pada proyek IT maka dia mengetahui apa standar dan
regulasi dari sebuah proyek IT tersebut.

3. Project environmental knowledge


Dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak hanya berhadapan dengan situasi,
tempat dan kondisi yang sama terus ada saatnya kita mengalami sebuah perbedaan,
baik itu kondisi, situasi dan tempat. Dari sana kita diperlukan kemampuan kita
untuk bisa beradaptasi dengan baik begitu juga dengan seorang manajer proyek.
Seorang manajer proyek tidak hanya akan menjadi seorang manajer tidak hanya
bekerja dengan organisasi yang sama setiap saat begitu juga tipe proyek yang sama.

12
Maka dari itu dibutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perbedaan tersebut
dan mengetahui berbagai macam aspek / pengetahuan dalam kehidupan seperti
aspek ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.

4. General management knowledge and skill


Seorang manajer yang baik tidak hanya menguasai salah satu aspek / bidang
pengetahuan tetapi dia harus menguasai berbagai macam ilmu karena dengan
menguasai berbagai macam ilmu tersebut dia bisa mengambil keputusan,
memberikan arahan menyelesaikan masalah yang berbeda dari bidang ilmu yang
dia sangat kuasai.
Untuk bisa menguasai berbagai macam bidang / aspek pengetahuan itu sangat sulit
tetapi bukan berarti tidak bisa. Manajer yang baik tidak harus menguasai bidang
ilmu sampai 100% tetapi separuhnya saja sudah cukup namun dia tetap harus
belajar dan memutuskan ilmu pengetahuan mana yang penting bagi proyeknya
tersebut

5. Soft skill or human relation skill


Untuk meraih nilai yang tinggi pada suatu proyek diperlukan Soft skill or human
relation skill. Soft skill yang bagus diperlukan / penting karena seorang manajer
proyek memerlukannya untuk mengetahui, mengarahkan, memenuhi permintaan
stakeholder, memimpin tim, memotivasi bernegosiasi dan menyelesaikan masalah.
Soft skill yang baik dapat membantu kerja manajer proyek dalam
menyelesaikan masalahnya, selain itu seorang manajer proyek memerlukan human
relation skill yang baik pula karena seorang manajer proyek tidak bekerja sendirian,
dia bekerja secara tim. Apabila seorang manajer tidak memiliki skill tersebut maka
kerja tim pada proyek akan buruk dan itu tidak baik dalam menjalankan suatu
proyek
Selain skill yang berjumlah 5 di atas, ada skill lain yang juga penting untuk dimiliki
seorang manajer proyek yaitu skill dalam memilih dan menggunakan Teknologi
informasi serta skill kepemimpinan. Seorang manajer proyek sering dihadapkan
dalam mengambil keputusan yang sulit, setiap keputusan yang diambil dapat
membahayakan suatu proyek. Maka diperlukan sebuah tim yang solid serta

13
kemampuan diri dalam menguasai teknologi informasi untuk membantu
menyelesaikan masalahnya dengan efektif.
Seorang manajer proyek juga harus memiliki skill kepemimpinan yang baik,
walaupun pemimpin dan manajer merupakan posisi yang berbeda dan spesifikasi
yang berbeda pula, tetapi seorang manajer proyek yang baik diharuskan memiliki
nya. Seorang manajer bekerja secara tim dan dia sebagai pemimpin sebuah proyek
sehingga dia harus mempunyai visi yang jelas, dapat mengambil keputusan secara
cepat dan tepat serta dapat menjadi contoh atau menginspirasi anggota timnya

2.5. Masalah Dasar Yang Dihadapin Dalam Perencanaan Dan


Penjadwalan Proyek.
Masalah dasar yang sering ditemui dalam manajemen proyek ada berbagai
macam. Diantaranya adalah:
1. Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas.
Keinginan klien yang tidak pasti dapat menjadi masalah besar. Penting
untuk memiliki alur yang jelas dari awal hingga akhir proyek sehingga klien
akan bisa lebih spesifik terhadap persyaratan yang dimilikinya.
2. Tidak menempatkan orang yang tepat untuk mengatur proyek
Biasanya, dalam pengalokasian sumber daya, sebagian besar usaha
dikerahkan untuk fokus mencari sumber daya yang tepat dibandingkan
mencari manajer proyek yang tepat. Kadangkala pula seorang manajer
proyek dipilih berdasarkan ketersediaan tenaga kerja yang ada, bukan
berdasarkan skill nya. Sehingga untuk menghindari masalah tersebut perlu
dipilih seorang manajer proyek yang memang sesuai dengan bidangnya.

3. Gagal untuk mendapatkan dukungan


Seringkali, sebuah proyek gagal karena mereka tidak mendapat support
yang cukup dari departemen atau orang-orang yang tergabung dalam proyek
tersebut, termasuk manajer. Hal ini bisa saja dikarenakan oleh beberapa hal
diantaranya:
• Tidak membuat jobdesk atau role yang jelas untuk seluruh tim.
• Kedua karena tidak menjelaskan “personal payoff” dari masing-
masing orang ketika proyek berhasil.

14
• Tidak menjelaskan bagaimana evaluasi dari kontribusi setiap orang.
• Gagal untuk membuat “sense of urgency” mengenai proyek.

4. Kurangnya Komunikasi
Komunikasi menjadi faktor terpenting kesuksesan sebuah proyek
manajemen. Komunikasi antar tim, tim dengan manajer proyek, tim dengan
klien harus selalu dijaga. Untuk menghindari masalah komunikasi, manajer
proyek dapat menentukan hari dan waktu untuk bertemu tim secara berkala
untuk membantu menjaga seluruh tim tetap bekerja di jalurnya yang tepat.

5. Kurang spesifik terhadap bidangnya


Proyek yang tidak memiliki “ultra-clear goal” akan gagal. Bidang atau
jangkauan yang berubah adalah hal yang paling berbahaya yang dapat
terjadi dalam sebuah proyek. Jika tidak ditangani dengan baik maka akan
menghabiskan dana dan waktu yang banyak. Untuk mencegah hal tersebut
terjadi, definisikan bidang dari sebuah proyek dan monitor proyek tersebut
secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh tim bekerja sesuai jalurnya.

6. Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan


Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang manajer proyek adalah ia
harus mengerti dan paham apa arti kesuksesan proyeknya, apa yang
membuat proyeknya berhasil, kapan proyek akan selesai dilaksanakan dan
sebagainya.
2.6. Fungsi Penjadwalan Proyek.
Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan suatu perencanaan ke
dalam suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan
menentukan kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan,
sehingga pengendalian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut
kebutuhan yang ditentukan. Dalam proyek, penjadwalan sangat penting dalam
memproyeksikan keperluan tenaga kerja, material, dan peralatan. Menjadwalkan
adalah berpikir secara mendalam melalui berbagai persoalan- persoalan, menguji
jalur-jalur yang logis, serta menyusun berbagai macam tugas, yang menghasilkan
suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan bermacam-macam kegiatan dalam
kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat. (Luthan & Syafriandi, 2006)

15
Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain :
1. Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2. Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
3. Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya dan menentukan jalur kritis.
4. Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
5. Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.
6. Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja,
material, dan peralatan.
7. Sebagai alat pengendalian proyek.

Penjadwalan proyek juga merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan


menjadi bagian dari perencanaan proyek (Tampubolon, 2004). Penjadwalan
memiliki dua tugas penting, yaitu (Prawirosentono, 2007):
1. Memutuskan proses yang harus berjalan, dan
2. Memutuskan kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan.

Penjadwalan suatu proyek dapat membantu dalam beberapa hal,


diantaranya (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006) :
1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya dan terhadap
keseluruhan proyek.
2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan .
4. Membantu mengetahui hal-hal yang mungkin menghambat suatu proyek.

2.7. Metode Penjadwalan Proyek.


Penjadwalan merupakan pengalokasian waktu yang tersedia untuk
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek
hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada (Husen, 2009).

Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda dan


diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan
waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Untuk menyelenggarakan

16
proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilan adalah
tenaga kerja (Mertha Jaya dkk, 2007).

2.7.1 Gantt Chart (diagram balok)


Gantt Chart (diagram balok) merupakan penjadwalan menggunakan
suatu bagan batang atau bagan kejadian penting (Milestone chart). Dalam
tiap kasus, lama kegiatan diperlihatkan dalam bagan oleh balok atau garis.
Bagan ini memperlihatkan kapan suatu kegiatan dijadwalkan mulai dan
kapan ia selesai. Diagram balok disusun dengan maksud mengidentifikasi
unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri
dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan (Nugraha,
1985).

Penggambaran diagram balok seperti terlihat pada gambar diatas


terdiri dari kolom (sumbu vertikal) dan baris (sumbu horizontal). Kolom
pertama berisi daftar atau uraian pekerjaan dalam suatu proyek. Kolom
selanjutnya dipergunakan sebagai tempat melukiskan balok sesuai dengan
durasi waktu yang diperlukan dari masing-masing pekerjaan. Satuan waktu
misalnya hari, minggu, atau bulan ditempatkan pada sumbu horizontal.
Waktu mulai dan waktu akhir masing-masing kegiatan ditunjukkan oleh
ujung kiri dan ujung kanan dari balok-balok yang bersangkutan.

Pada pembuatan diagram balok telah diperhatikan urutan kegiatan,


meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu aktivitas
dengan yang lain. Format penyajian diagram balok yang lengkap berisi

17
perkiraan urutan pekerjaan, skala waktu dan analisis kemajuan pekerjaan
pada saat pelaporan.

Keuntungan penjadwalan dengan Gantt Chart:

a. Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat


sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
b. Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan
kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.

Kerugian penjadwalan dengan Gantt Chart:

a. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan


antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk
mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu
kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
b. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan / pembaharuan bila
diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok
baru.
2.7.2 Jaringan PERT
Teknik tinjauan Evaluasi Program (PERT = program review
technique) adalah metode jaringan untuk penjadwalan proyek yang pertama
kali dikembangkan pada pertengahan 1950 an untuk proyek kapal selam
Polaris. Teknik ini digunakan untuk menjadwalkan lebih dari 3000
kontraktor, pemasok, dan agen, serta mendapat penghargaan karena berhasil
membawa proyek kapal selam Polaris maju dari jadwal hingga 2 tahun.
Jaringan PERT adalah salah satu metode grafis yang digunakan
untuk memvisualisasikan jadwal proyek ke dalam rangkaian aktivitas,
lengkap dengan urutan pekerjaan dan hubungan ketergantungan antar
aktivitas. Dalam diagram PERT, aktivitas-aktivitas dinyatakan dalam
bentuk panah, yang menghubungkan event - event yang dinyatakan dalam
bentuk lingkaran.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam jaringan
PERT (Nugraha, 1986):
a. Event (kejadian)

18
Titik pangkal dan titik akhir dari suatu aktivitas yang dinyatakan
dalam bentuk lingkaran. Sebuah event tidak memerlukan waktu dan
sumber daya karena event bukan sebuah aktivitas.
b. Aktivitas Nyata
Pelaksanaan kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Aktivitas ini
membutuhkan durasi dan sumber daya untuk pelaksanaannya.
Sebuah aktivitas nyata digambarkan dalam bentuk anak panah
disertai durasi pekerjaannya.
c. Aktivitas Dummy
Aktivitas ini tidak menyatakan sebuah kegiatan yang nyata,
melainkan hanya berfungsi untuk menyatakan ketergantungan antar
aktivitas. Aktivitas dummy digambarkan dengan anak panah yang
terputus-putus.
d. Duration (D)
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Umumnya dengan satuan waktu : hari, minggu, bulan dan lain-lain.
e. Earliest Event Occurrence Time (TE)
Saat paling awal terjadinya suatu event / kejadian.
f. Latest Allowable Event Time (TL)
Saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu
event/kejadian.
g. Earliest Activity Start Time (ES)
Saat mulai paling awal suatu aktivitas.
h. Earliest Activity Finish Time (EF)
Saat berakhir paling awal suatu aktivitas
i. Latest Allowable Activity Start Time (LS)
Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
j. Latest Allowable Activity Finish Time (LF)
Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
k. Total Activity Slack atau Total Float atau Float (TF)
Sejumlah waktu sampai kapan suatu aktivitas boleh diperlambat.
TE = TL – EF = LF – EF = LS – ES (1)

19
l. Free Slack (SF)
Waktu aktivitas bebas SF = TE – EF (2)
m. Aktivitas kritis
Aktivitas yang tidak memiliki keleluasaan dalam start time dan
finish time (Total Float sama dengan nol). Perubahan yang terjadi
pada durasi atau waktu pelaksanaan aktivitas kritis akan
mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan.
n. Lintasan kritis
Rangkaian aktivitas pada network diagram yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas kritis. Durasi lintasan kritis juga menunjukkan
durasi proyek secara keseluruhan.
Dalam PERT durasi waktu penyelesaian suatu aktivitas diprediksi dengan
tiga estimasi waktu yaitu:

a. Waktu optimis (optimistic estimate = a):


• Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
dengan asumsi jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan sangat
baik.
• Waktu tercepat yang mungkin dapat dicapai untuk menyelesaikan
suatu aktivitas.
b. Waktu normal (most likely estimate = m) :
• Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
dengan asumsi jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan normal.
c. Waktu pesimis (pessimistic estimate = b) :
• Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
dengan asumsi jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan sangat
buruk.
• Waktu terlambat yang mungkin terjadi dalam penyelesaian suatu
aktivitas.
Ketidakpastian dari dugaan waktu individual adalah ciri khas dari
jaringan PERT. Bila waktu kegiatan individual adalah acak, waktu proyek
juga akan acak. Oleh karena itu tidaklah tepat dalam kasus ini untuk
menetapkan waktu penyelesaian proyek secara konkrit. Setiap tanggal

20
penyelesaian akan mempunyai peluang tertentu untuk dapat dicapai, yang
merupakan fungsi dari ketidakpastian dari tiap kegiatan dan hubungan mana
yang harus didahulukan. Dari sudut pandang manajemen lebih baik untuk
mengakui ketidakpastian dalam tanggal penyelesaian daripada memaksakan
persoalan ke dalam kerangka waktu konstan.
Konsep lain yang muncul dari jaringan PERT adalah gagasan
tentang lintasan kritis probabilitas. Mengikuti logika PERT, di sini pun tidak
ada lintasan kritis yang pasti. Sebaliknya, setiap kegiatan mempunyai
peluang masuk ke dalam lintasan kritis, beberapa kegiatan mempunyai
peluang mendekati nol dan yang lainnya mendekati satu. Lintasan kritis itu
sendiri acak bila waktu kegiatan tidak pasti.
Perhitungan PERT telah diperluas untuk mengurangi asumsi yang
menjadi sifat dari metodologi PERT. Satu cara untuk melakukan ini adalah
mensimulasi jaringan dengan waktu contoh yang ditarik secara acak untuk
tiap kegiatan. Sebagai hasilnya, suatu sebaran yang pasti dari waktu
penyelesaian proyek dan peluang bahwa setiap kegiatan ada di lintasan
kritis dapat dihitung.

2.7.3 Metode Lintasan Kritis (CPM)


Metode lintasan kritis (CPM = critical path method) dikembangkan
oleh E.I.du Pont de Nemours & Co. sebagai suatu cara untuk menyusun
jadwal pengoperasian dan penghentian mesin di pabrik. Karena kegiatan
pabrik ini sering berulang waktunya cukup diketahui dengan baik. Namun,
waktu untuk tiap kegiatan dapat dipadatkan dengan mengeluarkan lebih
banyak uang. Dengan demikian, CPM menggunakan keseimbangan waktu
– biaya bukan waktu – probabilitas seperti yang digunakan dalam PERT.

Metode CPM dalam penjadwalan proyek menggunakan fungsi


waktu – biaya. Kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu secara
proporsional, lebih sedikit waktu jika lebih banyak uang dikeluarkan. Untuk
mengungkapkan hubungan waktu – biaya linear yang diasumsikan ini, ada
empat angka yang dipasang untuk tiap kegiatan: waktu normal, biaya
normal, waktu pintas, dan biaya pintas.

21
Jaringan proyek mula- mula diselesaikan dengan menggunakan
waktu normal dan biaya normal untuk semua kegiatan. Jika waktu dan biaya
penyelesaian proyek yang terjadi memuaskan, semua kegiatan dijadwalkan
pada waktu normal. Jika waktu penyelesaian proyek terlalu panjang, proyek
dapat diselesaikan dalam waktu lebih sedikit dengan biaya yang lebih besar.

Untuk suatu waktu penyelesaian proyek yang diketahui lebih sedikit


dari waktu normal, ada sejumlah besar kemungkinan jaringan, masing-
masing pada biaya total yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbagai waktu
kegiatan yang berbeda dapat diturunkan untuk memenuhi waktu
penyelesaian proyek yang ditetapkan. Semua kemungkinan ini dapat
dievaluasi melalui persoalan pemrograman linear. Persoalan pemrograman
linear digunakan untuk mencari jawaban yang menunjukkan biaya total
proyek minimum untuk suatu waktu penyelesaian proyek yang diketahui.

2.7.4 Precedence Diagram Method (PDM)


Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang
termasuk dalam klasifikasi AON (Activity On Node). Dalam Metode ini
kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-
kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy yang merupakan
tanda penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam
PDM tidak diperlukan (Soeharto, 1995).

PDM pada dasarnya menitikberatkan pada persoalan keseimbangan


antara biaya dan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan pada
hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber
daya untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan
biaya sebagai akibat penambahan sumber-sumber daya tersebut.

Dalam PDM, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan


berbagai tahapan dari proyek konstruksi dianggap diketahui dengan pasti.
Selain itu juga hubungan antara jumlah sumber-sumber daya yang

22
dipergunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek juga
dianggap diketahui.

Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga
terdapat bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur
kritis adalah rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start
time dan finish time. Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah aktivitas yang
tidak memiliki float time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari
aktivitas kritis, percepatan atau perlambatan, akan mengakibatkan
perubahan durasi proyek secara keseluruhan.

Penjadwalan pada PDM mempertimbangkan hubungan


ketergantungan antar aktivitas dan durasi setiap aktivitas. Bila terjadi
kondisi keterbatasan tenaga kerja, maka dilakukan penjadwalan ulang yang
meliputi proses alokasi dan perataan sumber daya, dan metode yang
digunakan adalah Resource Scheduling Method.

Terdapat dua cara analisis dalam Resource Scheduling Method


untuk menentukan aktivitas mana yang akan diprioritaskan untuk
dijadwalkan bila terjadi konflik sumber daya, yaitu:

a. Analisis float time: Aktivitas yang memiliki float time paling kecil
akan diprioritaskan untuk dijadwalkan.
b. Analisis nilai Pertambahan Durasi Proyek (PDP): Dengan cara ini
selalu dipilih 2 aktivitas yang mengalami konflik untuk dianalisis.
Misalnya aktivitas A dan B. Bila A dijadwalkan lebih dulu daripada
B, maka besarnya PDP akibat hal itu adalah: PDPAB = EFA –LSB
Prioritas diberikan kepada pasangan aktivitas yang memiliki nilai
PDP minimum. Agar diperoleh nilai PDP minimum, maka harus dipilih
aktivitas A dengan nilai EF terkecil dan aktivitas B dengan nilai LS yang
terbesar.

Masalah akan timbul bila terdapat lebih dari satu alternatif yang
memiliki nilai minimum float time atau PDP yang sama. Pada project

23
management software yang biasa digunakan, seperti Microsoft Project
2007, bila ditemui kondisi serupa, prioritas otomatis akan jatuh kepada
aktivitas dengan kode aktivitas yang terkecil. Hal ini tentu saja tidak dapat
dipertanggungjawabkan karena nilai kode aktivitas tidak
mempersentasekan fungsi apapun dan sepenuhnya tergantung pada
keinginan operator / perencana.

Penjadwalan aktivitas proyek dengan RPWM akan melalui tahapan-


tahapan kegiatan yang dimulai dengan tahap pertama yaitu tahap
mengidentifikasi jenis-jenis aktivitas proyek beserta karakteristiknya
(durasi dan volume). Tahap kedua membuat precedence diagram dari
aktivitas-aktivitas tersebut. Tahap ketiga dilakukan penentuan tingkat
ketersediaan sumber daya selama proyek berlangsung.

Pada tahap keempat ditentukan bobot posisi (positional weight) dari


setiap aktivitas, kemudian aktivitas-aktivitas tersebut disusun dengan
urutan, menurut aktivitas-aktivitas dengan bobot posisi terbesar dan tahap
kelima adalah tahap untuk menjadwalkan aktivitas dengan pedoman sebagai
berikut: Aktivitas dengan bobot posisi tertinggi dilaksanakan pada hari
pertama proyek. Sumber daya per hari yang tidak dipekerjakan (sumber
daya yang tersisa) didapat dengan mengurangi jumlah maksimal sumber
daya yang telah terpakai. Aktivitas dengan bobot tertinggi berikutnya
dipilih, kemudian dilakukan dua pemeriksaan yaitu pemeriksaan
Precedence dimana suatu aktivitas hanya bisa dijadwalkan bila semua
aktivitas yang mendahului telah dijadwalkan dan pemeriksaan Kebutuhan
Sumber Daya untuk memastikan suatu aktivitas harus lebih kecil atau
minimal sama dengan jumlah sumber daya yang tersisa pada saat itu. Jika
kondisi precedence dan kebutuhan sumber daya terpenuhi, aktivitas tersebut
dapat dijadwalkan pada hari tersebut dan tahap kedua dan ketiga diulangi
untuk aktivitas dengan bobot posisi tertinggi berikutnya.

Jika salah satu atau keseluruhan kondisi tersebut tidak terpenuhi,


maka aktivitas yang dimaksud tidak dapat dijadwalkan pada hari tersebut
(dilewati). Kemudian dipilih aktivitas berikutnya dengan bobot posisi

24
terbesar dan pengecekan kondisi precedence dan kebutuhan sumber daya
diulang untuk aktivitas ini.

Langkah kedua dan ketiga diulang untuk hari pertama (hari proyek
yang sama) sampai terjadinya kondisi. Kondisi pertama adalah kondisi yang
menunjukkan jumlah sumber daya total dari aktivitas-aktivitas yang telah
dijadwalkan sama dengan jumlah maksimal sumber daya yang tersedia.
Kondisi kedua adalah tidak ada lagi aktivitas yang dapat dijadwalkan akibat
batas dalam pemeriksaan precedence, dan yang ketiga aktivitas selanjutnya
memerlukan sumber daya yang tersedia pada saat itu.

Penjadwalan untuk hari berikutnya dimulai dengan memilih


aktivitas yang memiliki bobot posisi terbesar selanjutnya. Harus
diperhatikan bahwa setiap aktivitas yang telah dijadwalkan sebelumnya
tidak dapat dihentikan sebelum aktivitas itu selesai, dan sumber daya yang
masih digunakan tidak dapat dipakai untuk aktivitas yang lain. Pedoman
sesuai langkah kedua sampai dengan kelima di atas diulang terus menerus
sampai semua aktivitas selesai dijadwalkan. Jalur kritis diperoleh dari
network diagram yang telah dilengkapi dengan penjadwalan semua
aktivitas.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Siklus hidup proyek minimal memiliki empat tahap yang harus dilalui,
yaitu inisiasi proyek, perencanaan, pengontrolan dan penutupan
2. Perencanaan proyek merupakan unsur yang sangat penting dari konsep
manajemen proyek karena perencanaan merupakan suatu usaha untuk
meletakan dasar dan tujuan serta menyusun langkah-langkah kegiatan
untuk melaksanakan proyek
3. Asumsi perencanaan bersifat positif dan negatif
4. Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek, adalah kemampuan
forecasting dan kemampuan untuk menuliskan rencana agar realistis
5. Skill atau keahlian dalam manajemen proyek yang meliputi: The project
management body of knowledge, Application area knowledge, standard
and regulation, Project environmental knowledge, General
management knowledge and skill, Soft skill or human relation skill
6. Masalah dasar yang sering ditemui dalam manajemen proyek:
Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas, Tidak menempatkan
orang yang tepat untuk mengatur proyek, Gagal untuk mendapatkan
dukungan, Kurangnya Komunikasi, Kurang spesifik terhadap
bidangnya, Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan
7. Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain: Menentukan durasi
total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, Menentukan waktu
pelaksanaan dari masing-masing kegiatan, Sebagai alat pengendalian
proyek.
8. Metode penjadwalan: Gantt Chart (diagram balok), Jaringan PERT,
Metode Lintasan Kritis (CPM), Precedence Diagram Method (PDM)

B. Saran
Penjadwalan dan perencanaan proyek harus sangat diperhatikan dan
dilakukan sebaik-baiknya karena menentukan keberhasilan suatu proyek.

26
DAFTAR PUSTAKA

• Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &


Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
• Information Technology Project Management 4th edition by Kathy
Schwalbe (halaman 1-31)
• Luthan, Putri Lynna A., Syafriandi. “Aplikasi Microsoft Project Untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil ”. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
2006
• Mahanavami, Gusti A. 2008. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Proyek
dengan Metode PERT (Studi Kasus Graha Miracle Denpasar).
• Mertha Jaya, N., Diah Parami Dewi, A. A. 2007. Analisa Penjadwalan
Proyek Menggunakan Rangked Positional Weight Method (Studi Kasus :
Proyek Pembangunan Pasar Mumbul di Kabupaten Buleleng), Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil, Vol. 11 No. 2, Juli, pp. 100 – 108.
• Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi 1,
Kartika Yudha, Surabaya.
• Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi 2,
Kartika Yudha, Surabaya.
• Raymond McLeod Jr. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT
Prenhallindo. 1995
• Somantri, Agus. 2005. Studi Tentang Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek
Penambahan Ruang Kelas Di Politeknik Manufaktur Pada PT. Hatyang
Kuning. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
• Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional,
Erlangga, Jakarta.
• Trihendradi. 2007. Mastering Microsoft Project 2007 - Konsep & Aplikasi.
Yogyakarta : CV. Andi Offset

27

Anda mungkin juga menyukai