PROYEK
OLEH :
NAMA : WINDA SARASWATI
KELAS : REG II LB J/S
NPM : 1924210148
T.A 2019/2020
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................ 1
B. Maksud & tujuan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
BAB III PENUTUP .................................................................................. 34
A. Kesimpulan ......................................................................................... 34
B. Daftar Pustaka...................................................................................... 35
ii
KATA PENGANTAR
Hormat Saya,
Penulis
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen adalah Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang
dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan
Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk
(deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang
dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material
dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi
penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara
pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-
benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain
manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai
dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan
kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang
berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang
penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.
1.2 TUJUAN
Makalah ini disusun bertujuan agar kita mengetahui, memahami dan mengerti tentang
hal-hal yang berhubungan dengan Manajemen Proyek. Baik dari segi definisi maupun
macam-macam proyek itu sendiri, serta sebagai wujud pemahaman materi kuliah selama ini
1
BAB II PEMBAHASAN
Manajemen Proyek atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Project Management
adalah seni mengelola semua aspek proyek dari awal sampai penutupan dengan
menggunakan metodologi ilmiah dan terstruktur. Istilah proyek ini dapat digunakan untuk
mendefinisikan usaha atau kegiatan apa pun yang bersifat sementara yang telah ditetapkan
awal pekerjaannya dan waktu selesainya pekerjaan. Proyek pada umumnya menciptakan
suatu layanan, produk atau hasil yang unik dan spesik. Sesuai dengan definisi tersebut, dapat
dikatakan bahwa proyek adalah kegiatan yang tidak dapat berjalan tanpa batas waktu dan
harus memiliki tujuan yang pasti.
Perlu diingat bahwa yang dimaksud dengan “sementara” disini hanya terbatas pada proses
pengerjaannya tetapi tidak berlaku pada hasil (produk atau layanan) yang dihasilkan oleh
proyek. Sebagai contoh, sebuah proyek yang membangun sebuah monumen akan memiliki
durasi atau waktu pengerjaan yang sudah ditetapkan sedangkan hasilnya yaitu monumen itu
sendiri mungkin dapat digunakan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Sebuah proyek dalam organisasi manapun, diperlukan kolaborasi dan kerjasama antar
departemen untuk mencapai satu tujuan yang didefinisikan dengan baik dan jelas.
Manajemen Proyek (Project Management) ini sangat penting dalam produksi barang dan
jasa. Mulai dari sebuah ide hingga pada akhirnya menghasilkan suatu produk ataupun jasa,
setiap langkah atau tahap dapat dikategorikan sebagai proyek individu. Setiap Proyek
memerlukan Manajer Proyek yang bertanggung jawab dalam mengelola segala aspek pada
sebuah proyek mulai dari merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan proyek tersebut hingga selesai sesuai dengan anggaran, jangka waktu dan
kualitas hasil yang ditetapkan. Untuk lebih jelas, mari kita baca definisi-definsi Proyek
(Project) dan Manajemen Proyek (Project Management) menurut para ahlinya.
2
sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu
tertentu dengan sumber daya tertentu. Manajemen proyek mempergunakan personel
perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek.
Pengertian Manajemen Proyek menurut Ervianto (2005:21), Manajemen Proyek
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek
dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek
secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
Pengertian Manajemen Proyek menurut Nicholas (2001;9), Manajemen Proyek adalah
manajemen yang lebih sederhana, yang operasi-operasinya berulang dimana pasar dan
teknologinya dapat diprediksi, ada kepastian tentang antisipasi hasil, lebih sedikit
organisasi yang dilibatkan.
Pengertian Manajemen Proyek menurut Husen (2009:4), Manajemen Proyek adalah
penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan
dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan
waktu serta keselamatan kerja.
A. Proses
inisiasi;
perencanaan dan desain;
pelaksanaan dan konstruksi;
pemantauan dan sistem pengendalian;
penyelesaian.
3
Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan
permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan
ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas
proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan
disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek
berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk
memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan
proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi
project plan akan dieksekusi.
Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek
(deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan
4
supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder
yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang
perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama
kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan
datang.
B. Organisasi Proyek
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini. Sebagai contoh,
ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan konstruksi, proyek biasanya akan melalui
tahapan dengan nama yang berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama:
Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan Desain, Gambar
Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau Administrasi Konstruksi.
5
MATERI II. THE PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK)
Manajemen Proyek Body of Knowledge (PMBOK) adalah kumpulan proses dan bidang
pengetahuan umum diterima sebagai praktek terbaik dalam disiplin manajemen proyek.
Sebagai standar yang diakui secara internasional (IEEE Std 1490-2003) memberikan dasar-
dasar manajemen proyek, terlepas dari jenis proyek baik itu konstruksi, perangkat lunak,
teknik, otomotif dll. PMBOK mengakui 5 kelompok proses dasar dan 9 bidang pengetahuan
khas dari hampir semua proyek. Konsep dasar yang berlaku untuk proyek-proyek, program
dan kegiatan. Kelima kelompok proses dasar:
1. memulai
2. Perencanaan
3. Pelaksana
4. Pemantauan dan Pengendalian
5. penutupan
Proses tumpang tindih dan berinteraksi sepanjang proyek atau fase. Proses yang dijelaskan
dalam hal:
• Input (dokumen, rencana, desain, dll)
• Alat dan Teknik (mekanisme diterapkan untuk input)
• Keluaran (dokumen, produk, dll)
Sembilan bidang pengetahuan adalah:
6
Ø Menyediakan jaminan bahwa proyek didefinisikan dengan akurat dan lengkap dan semua
akan selesai sesuai dengan rencana. Mendefinisikan dan mengontrol apa yang bisa dan tidak
termasuk dalam proyek.
Ø Proses termasuk ;
1. Lingkup perencanaan
2. Lingkup definisi
3. Penciptaan Bahasa Dari Jadwal Kerja Breakdown
4. Lingkup verifikasi
5. Lingkup terangkan
Ø Proses termasuk ;
1. Mendefinisikan kegiatan
2. Sequencing kegiatan
1. Biaya memperkirakan
7
2. Biaya penganggaran
3. Pengendalian biaya
Ø Berfokus pada pembuatan dan pengembangan team proyek serta pemahaman dan respon
yang tepat untuk perilaku dari sisi proyek management. Proses yang mengatur dan mengelola
tim proyek.
Ø Proses meliputi ;
Ø Mengomukasikan waktu dan informasi yang akurat tentang project untuk stakeholder
proyek. Kegiatan untuk memastikan informasi proyek tepat waktu dan tepat dihasilkan,
dikumpulkan, didistribusikan, disimpan, diambil dan dibuang.
Ø Proses termasuk ;
1. Perencanaan komunikasi
2. Distribusi informasi
8
3. Pelaporan kinerja
4. Mengelola stakeholder
Ø Mengomukasikan waktu dan informasi yang akurat tentang project untuk stakeholder
proyek. Proses untuk meningkatkan kemungkinan dan dampak peristiwa positif dan
mengurangi probabilitas dan dampak dari kejadian negatif. Diperbarui sepanjang proyek.
Ø Proses termasuk ;
1. Manajemen risiko perencanaan
2. Identifikasi risiko
3. Kualitatif analisis risiko
4. Kuantitatif analisis risiko
5. Risiko respon perencanaan
6. Pemantauan risiko dan pengendalian
Ø Proses untuk membeli / memperoleh produk, servicesor hasil yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan proyek.Termasuk kontrak controlprocesses manajemen dan perubahan
untuk mengelola kontrak atau pesanan pembelian.
Ø Proses meliputi ;
9
PM Knowledge Areas and Process Groups
10
Project Human Human Acquire Manage Project
Resource Resources Project Team
Management Planning Team
Develop
Project
Team
Risk Response
Planning
Setiap bidang pengetahuan berisi beberapa atau semua proses manajemen proyek. Misalnya,
Manajemen Proyek Pengadaan meliputi:
• Pengadaan Perencanaan
• Permohonan Perencanaan
• Permohonan
• Sumber Seleksi
• Kontrak Administrasi
11
• Kontrak obralan
Sebagian PMBOK adalah unik untuk proyek misalnya manajemen jalur kritis dan struktur
rincian kerja (WBS). Beberapa daerah tumpang tindih dengan disiplin ilmu manajemen
lainnya. General manajemen juga mencakup perencanaan, pengorganisasian, staf,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan organisasi. Peramalan keuangan, perilaku
organisasi dan teknik perencanaan juga sama.
12
mencapai tujuan usaha secara efektif dan efisien. Manajemen industri dapat diartikan sebagai
kemampuan manajemen suatu industri dalam upaya pengembangan industri dengan prinsip
planning hingga controlling, pemenuhan fungsi manajerial untuk mencapai tujuan usaha,
tingkatan manajemen yang didukung keterampilan yang dibutuhkan untuk menggerakkan
sumber daya manusia hingga pasar. Pengertian manajemen industri adalah cabang teknik
yang berhubungan dengan penciptaan dan pengelolaan sistem yang mengintegrasikan antara
sumber daya alam, manusia, dan energi secara lebih produktif. Manajemen harus dikuasai
bagi orang-orang yang terjun di bidang bisnis hingga ikut dalam perdagangan internasional.
Kompetensi Manajer
13
dituntut memiliki etika profesi dalam menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah atau
hukum dan aturan yang berlaku.
b. Technical Skills
14
2. Peran Manajerial
Menurut Mintzberg peran seorang manager dapat dibagi menjadi 3 peran besar
yaitu interpersonal, informational, dan decisional. Interpersonal rules merupakan peran
manajerial yang berkaitan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain dan
tugas-tugas yang bersifat ceremonial dan simbolik. Informational rules merupakan peran
manajerial yang berkaitan dengan menerima, menyimpan dan menyebarluaskan informasi.
Sedangkan Decisional rules merupakan peran manajerial yang berkaitan dengan
penentuan berbagai pilihan.
Manajer mempunyai tiga peran dalam hubungannya dengan sesama anggota organisasi yang
biasa disebut peran interpersonal manajer yaitu :
a. Peran figur
b. Peran pemimpin
c. Peran penghubung
Manajer mempunyai tiga peran dalam hubungannya dengan bidang informasi yang biasa
disebut peran informasional manajer yaitu :
a. Pemonitor
15
b. Deseminasi
a. Kewirausahaan
b. Penyelesai Masalah
d. Negosiator
Manajer yang sukses tidaklah diperoleh secara instant dan hanya mengandalkan
teoritis semata, melainkan perlu upaya-upaya khusus. Tidak ada rumus yang pasti atau
rumus praktis untuk menjadi seorang manajer yang sukses. Manajer yang profesional dan
sukses tidak lepas dari beberapa hal berikut ini :
b.Mempunyai pengalaman
g. Memiliki motivasi
16
perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik. WBS disusun berdasarkan dasar
pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan
spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola
struktur dan hierarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci.
Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top-down secara hierarki,
menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan
dengannya.
Setelah WBS berhasil disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah dihitung,
selanjutnya dilakukan penyusunan jadwal kerja. Pada dasarnya ada dua jenis model deskripsi
penjadwalan, yaitu:
Bar Chart: Yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan tanpa
keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada presentasi
Network diagram: Yang menunjukkan keterkaitan antar tugas dan mengidentifikasi
saat kritis pada jadwal.
1. Mengurangi kompleksitas
2. Fasilitas penjadwalan dan pengendalian
3. Estimasi Biaya (Cost Estimation)
4. Penyusunan anggaran (Cost Budgeting)
5. Perencanaan manajemen Risiko
6. (Risk Management Planning)
7. Identifikasi aktivitas(Activity Definition)
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja
sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek
dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan
kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling
adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing – masing pekerjaan dalam
rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada.
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti per-kem-bangan proyek dengan
berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk
17
mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan
durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.
Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara – cara atau
metode teknis yang sudah digunakan seperti metode penjadwalan proyek. Kemampuan
scheduler yang memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu
memberikan hasil yang optimal.
18
kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel –
variabel yang mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja,
ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi
penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar
proyek tetap pada kondisi yang di inginkan.
19
direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi
Kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada
keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal
guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi
tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih
lanjut dapat menggunakan metode lain hyang dikombinasikan, misal dengan metode bagan
balok yang dapat digeser –geser dan network plaining dengan memperbaharui suber daya
maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing – masing kegiatan pada
suatu periode diantara durasi proyek diplotkanterhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya
dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume
kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat
dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan
persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi nilai anggaran, karena
satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
Alat bantu dan tehnik manajemen proyek membantu manajer proyek dan timnya dalam
berbagai aspek manajemen proyek. Thomas Carlyle, seorang sejarawan dan penulis
20
terkenal menyatakan "Manusia adalah alat yang menggunakan binatang. Tanpa alat dia
bukan apa-apa, dengan alat dia ada." Seiring dunia terus menjadi lebih kompleks, bahkan
lebih penting lagi bagi orang untuk mengembangkan dan menggunakan tool, terutama untuk
mengelola proyek penting. Tools dan teknik manajemen proyek membantu manajer proyek
dan tim mereka dalam melaksanakan pekerjaan di semua bidang pengetahuan. Misalnya,
beberapa tools dan teknik pengelolaan waktu yang populer adalah Gantt Chart, diagram
jaringan dan critical path analysis.Tools dan teknik manajemen proyek yang umum
dilakukan diantaranya :
1. GANTT CHART
Gantt chart adalah jenis diagram batang yang menunjukkan aktivitas untuk suatu
proyek dan waktu perencanaan dan implementasi, seperti waktu ketika aktivitas akan dimulai
dan juga batas waktu di mana aktivitas tersebut sudah selesai.
Secara umum, Gantt Chart memiliki beberapa ciri-ciri yang perli kalian ketahui, diantaranya
adalah :
Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat dasar yang dapat dengan mudah
diimplementasikan oleh manajer proyek untuk melihat kapan proyek memulai dan
kapan mengakhiri kegiatan.
Semakin banyak tugas yang ada dalam proyek dan semakin penting urutan antara
tugas, maka akan semakin besar pula kecenderungan dan keinginan untuk mengubah
grafik Gantt.
Gantt chart akan membantu menjawab pertanyaan “bagaimana jika” ketika seseorang
sedang mencari cara untuk membuat perubahan di awal terhadap kebutuhan.
21
Dari data di atas dapat dilihat bahwa proyek tersebut dilaksanakan pada minggu ke 6 (lihat
panah kuning). Semua pekerjaan yang tertera pada grafik Gantt telah dilakukan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
Bagan batang ini adalah salah satu alat yang digunakan untuk melaksanakan perencanaan
proyek dan juga sebagai alat untuk memantau kemajuan proyek.
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal
ini tentu memerlukan suatu teknik manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara
menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik , sampai dengan pemeliharaan yang
melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung Sebuah proyek akan berhasil
jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan
pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam
mencapai sasaran. Selain itu, suatu proyek juga akan berhasil jika disertai dengan analisis
jaringan kerja yang baik. Salah satu metode analisis jaringan kerja dalam suatu proyek adalah
CPM (critical path method ) atau metode jalur kritis.
Critical Path Analysis (CPA) atau Critical Path Method (CPM) adalah suatu teknik
menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas (network diagramming) ketika menjalankan
proyek dalam rangka untuk memprediksi total durasi proyek. CPM membantu dalam
merencanakan semua tugas yang harus diselesaikan sebagai bagian dari proyek.
Critical Path untuk sebuah proyek adalah serangkaian deretan aktvitas yang menentukan
waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan.
Critical Path/Jalur kritis adalah jalur yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan
dan memiliki kesalahan paling sedikit. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa jika
kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda. Penyelesaian Proyek secara keseluruhan
dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian pekerjaan di jalur kritis.
Adapun beberapa manfaat CPM (critical path method ) bagi suatu proyek adalah :
22
Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek,
Menyelesaikan proyek dengan cepat,
Mengkuantifisir kemajuan proyek,
Mengkomunikasikan proyek secara efektif
Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek, tambahkan informasi
durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan sebelumnya yang harus terselesaikan terlebih
dahulu.
Beberapa kegiatan akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian kegiatan
lain. Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan secara berurutan dalam
bentuk titik dan busur.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan
menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM tidak
memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu perkiraan yang akan
digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.
Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack time) yaitu
sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui sesuai dengan
diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru mungkin akan muncul, dan
perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus dilakukan.
Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian bagi
setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih kompleks, metode
23
PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat memberikan aternatif perkiraan waktu
penyelesaian proyek yang lebih terbuka.
24
mempengaruhi keseluruhan sistem (Huse & Bowditch, 1973, p. 28). Jenis sistem yang
kompleks akan lebih mudah dipahami jika digambarkan dalam sebuah diagram daripada
melalui bahasa tulisan. Diagram mampu memperlihatkan saling keterkaitan yang sebenarnya
antara bagian-bagian yang dapat ditampilkan dalam sistem. Dengan activity network diagram
dapat dilakukan analisis terhadap jadwal waktu penyelesaian proyek, masalah yang mungkin
timbul jika terjadi kelambatan, probability selesainya proyek, biaya yang diperlukan dalam
rangka mempercepat penyelesaian proyek, dan sebagainya.Terdapat beberapa versi activity
network diagram, namun yang luas pemakaiannya adalah:
CPM (critical path method), merupakan teknik pertama activity network diagram
yang diperkenalkan pertama kali tahun 1957 oleh M. R. Walker dari DuPont
Company and J. E. Kelley, Jr. dari Remington Rand Univac. [1]
PERT (program evaluation and review technique), yang diperkenalkan tahun 1958
oleh U.S. Navy Special Projects Office.
PDM (precedence diagram method), yang dikembangkan oleh J. W. Fondahl dari
Stanford University pada awal dekade 1960-an.
Perbedaan mendasar antara CPM dan PERT adalah terletak pada perkiraan waktu, CPM
menaksir waktu dengan cara pasti (deterministic) sedangkan PERT dengan cara kemungkinan
(probabilistic). Metode ketiga, PDM, memiliki jaringan kerja yang lebih sederhana karena
kegiatan atau tugas-tugas digambarkan pada node (simpul atau sambungan jalur), bukan pada
garis panah seperti pada CPM dan PERT. Metode menggambarkan kegiatan pada node
disebut metode diagram AON (activity on node), sedangkan metode menggambarkan
kegiatan pada garis panah disebut metode diagram AOA (activity on arrow) atau arrow
diagramming method (ADM).
a. Activity on arrow (AOA), yang mana kegiatan digambarkan pada garis panah (arrow)
dalam hal ini node merupakan suatu peristiwa (event).
b. Activity on node (AON), yang mana kegiatan digambarkan pada node dalam hal ini
garis panah (arrow) merupakan hubungan logis antar kegiatan.
25
GAMBAR 3. CONTOH NETWORK DIAGRAM
Menggambarkan diagram AOA sedikit lebih sulit dari diagram AON, begitu pun pembaca
yang belum berpengalaman akan lebih mudah memahami diagram AON ketimbang diagram
AOA karena jaringan diagram AON memfokuskan pada kegiatan atau tugas-tugas (tasks)
sementara diagram AOA pada peristiwa (event).
Untuk menggambarkan hubungan antar kegiatan dalam diagram AOA didasarkan pada
hubungan kegiatan yang mendahului (predecessor) atau hubungan kegiatan yang mengikuti
(successor) atau keduanya sekaligus sebagai kontrol.
26
Dari diagram diatas diketahui proyek pembangunan pabrik peremuk akan selesai dalam 18
minggu, dengan kegiatan ST-C-D-H-J-K-L merupakan jalur kritis, dimana jalur tersebut tidak
boleh ada keterlambatan, bila terjadi keterlambatan maka dapat dipastikan umur proyek akan
lebih lama dari 18 minggu.
27
organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer
untuk menggunakan pengaruh.
. Dasar Wewenang : Dua Pandangan
a) Pandangan Klasik
Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang
amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat.
b) Pandangan Penerimaan
Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri
orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan
pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam semua keadaan.
Kuncinya adalah penerima memutuskan apakah akan menerima atau tidak.
3. Jenis-jenis Wewenang
a) Wewenang Lini ( line authority )
Wewenang lini adalah wewenang manajer yang bertanggu jawab langsung, di seluruh
rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi. Wewenang lini diwujudkan
dengan rantai komando standar, mulai dari dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar
organisasi dilaksanakan. Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah. Misalnya,
manajer perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada produksi dan penjualan,
sedangkan manajer di departement store, dengan elemen kunci adalah pembelian, akan
mempertimbangkan departemen pembelian dan departemen penjualan sebagai aktivitas lini.
Kalau sebuah perusahaan kecil, semua posisi mungkin mempunyai posisi lini.
b) Wewenang Staf ( staff authority )
Wewenang staf adalah kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada
manajer lini. Staf memberikan berbagai tipe bantuan pakar dan saran kepada manajer.
Wewenang staf terutama didasarkan pada kekuasaan keahlian. Staf dapat menawarkan
manajer lini saran perencanaan lewat penelitian, analisis, dan pengnmbangan pilihan. Staf
dapat juga membantu dalam implementasi kebijakan, memonitor, dan kendali; dalam masalah
legal dan keuangan; dan dalam desain dan operasi sistem pemrosesan data. Misalnya, rekan
dalam banyak kantor pengacara menambah anggota staf untuk melaksanakan “sisi bisnis”
dari kantor tersebut. Kehadiran dari spesialis ini membebaskan pengacara untuk
mempraktekan ilmu hukum, fungsi lini mereka.
c) Wewenang Fungsional ( functional authority )
Wewenang fungsional adalah wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan
aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik. Wewenang
28
fungsional umum dijumpai dalam organisasi. Ini diperlukan untuk melaksanakan banyak
aktivitas organisasi, baik untuk menyediakan keseragaman sampai tingkat tertentu maupun
untuk mengungkapkan aplikasi keahlian. Jadi, berdasarkan pada kekuasaan sah dan keahlian.
Keahlian yang diperlukan untuk mengelola hubungan wewenang fungsional dan masalah
yang muncul dari hubungan tersebut serupa denganketerampilan yang diperlukan untuk
mengelola hubungan dua atasan dalam organisasi matriks.
B. DELEGASI
1. Pengertian Delegasi
Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain (kekuasaan sah) dan
tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang oleh
manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi secara efisien, karena
tidak seorang manajer pun yang dapat menyeleseikan sendiri atau melakukan supervisi
menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi. Mendelegasikan berarti
memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat
membuat keputusan yang lebih baik.
2. Pengertian Pendelegasian Wewenag
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian
kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga akhirnya manajer
hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para bawahannya,
berhubung posisinya dalam organisasi. Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan
mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Wewenang merupakan alat
untuk bertindak, sedangkan delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi.
Koontz mengatakan : delegation of authority is the key of organization.
Kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam manajemen sebagian besar disebabkan oleh
gagalnya pendelegasian weweang. Seorang pemimpin dikatakan efektif jika ia dapat
melaksanakan pendelegasian itu secara tepat. Tanpa adanya pendelegasian ini, organisasi
tidak maju atau tidak bergerak, karena tidak adanya kegiatan yang dilakukan oleh para
pegawai dalam perusahaan yang diarahkan kepada tercapainya tujuan perusahaan. Delegation
of authority sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam
delegation of authority ini terdapat sifat “Du Charahteristic”.
Du Characteristic, artinya pihak bawahan menerima wewenang dari atasan tetapi pada
saat yang sama atasan yang bersangkutan tetap memiliki wewenang tersebut. Pimpinan
(delegator) tidak hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu. Contoh :
Dhan Shei Purna Karya Nugraha (delegator) memiliki wewenang sebesar X + Y, kemudian
29
mendelegasikan wewenangnya sebesar Y kepada Fikri Nur. Karena “du characteristic”,
wewenang Dhan Shei masih tetap sebesar ( X + Y ), walaupun ia telah mendelegasikan pada
Fikri sebesar Y. Hal ini perlu disadari oleh para penerima wewenang (deleget) atau bawahan
bahwa wewenang yang diterimanya itu bukanlah merupakan hak mutlak yang dimilikinya
sendiri, karena wewenang tadi tetap dimiliki bersama oleh deleget dan delegator. Di samping
itu, manajer sewaktu-waktu dapat menarik kembali wewenang yang didelegasikannya tadi
karena deleget dituntut agar memanfaatkan wewenang tadi sebaik-baiknya, sesuai dengan
batas- batas dan ketentuan yang telah digariskan.
Wewenang yang dapat didelegasikan seorang pemimpin, hanyalah wewenang resmi
( formal authority ) saja, sedangkan wewenang pribadi ( personal authority ) tidak dapat
didelegasikan kepada bawahannya.
3. Asas – asas Pendelegasian Wewenang
Dalam pendelegasian wewenang perlu diperhatikan beberapa asas dasar, antara lain :
a. Asas delegasi atau hasil yang diharapkan ( principle delegation by result expected )
Asas ini memperhatikan hasil yang diperoleh dari pemberian wewenang itu. Harus
disesuaikan dengan adanya jaminan kecakapan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Wewenang harus didelegasikan tidak berlebih-lebihan, tetapi hanya sebesar yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan tersebut. Misalnya : untuk mendapatkan
hasil 10 ton, maka didelegasikan wewenang untuk memproduksi 10 ton saja.
b. Asas penentuan fungsi atau kejelasan tugas ( principle of function definition )
Asas penentuan tugas-tugas yang dilakuan oleh para manajer bagi para bawahan harus secara
jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin jelas kegiatan yang harus dilakukan, maka akan
semakin jelas delegation of authority dalam organisasi dan semakin jelas hubungan
wewenang dengan bagian-bagian lainnya, serta semakin jelas pulatanggung jawab seseorang
dalam melakukan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
c. Asas rantai berkala ( principle scalar of chain )
Menurut Henry Fayol, semakin jelas garis wewenang dari manajer puncak dalam perusahaan
ke setiap bawahan, akan semakin efektif tanggung jawab, pengambilan keputusan dan
komunikasi organisasi. Asas ini menghendaki adanya urutan-urutan wewenang dari manajer
puncak sampai pada bawahan. Apabila manajer puncak akan memerintahkan tugas kepada
bawahan, maka harusmelalui tingkatan-tingkatan yang ada. Misalnya : manajer puncak –
manajer madya – manajer lini pertama dan seterusnya sampai bawahan yang terendah.
d. Asas tingkat wewenang ( the authority level pranciple )
30
Masing-masing pemimpin pada setiap tingkat harus mengambil keputusan apa saja yang
dapat diambilnya sepanjang mengenai wewenangnya.
e. Asas kesatuan komando ( principle unity of comand )
Setiap bawahan harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang atasan saja.
Tetapi setiap atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.
f. Asas kemutlakan tanggung jawab ( principle of absoluteness of responsibility)
Setiap pemimpin yang menerima wewenang, mutlak bertanggung jawab kepada atasan
mengenai wewenang yang dilaksanakannya. Tanggung jawa tidak boleh didelegasikan
kepada bawahan yang menerima wewenang itu. Hanya wewenang yang boleh didelegasikan
kepada bawahan. Misalnya : dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau PT
manajer puncak menerima wewenang dari Dewan Komisaris, maka ia harus bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris menerima wewenang dari pemegang
saham, mereka harus mempertanggungjawabkannya kepada pemegang saham. Jelasnya
seseorang yang menerima wewenang, harus bertanggung jawab kepada orang yang
memberikan wewenang tersebut.
g. Asas keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab ( parity of authority
and responsibility )
Pemimpin yang memberikan wewenang berdasarkan asas ini tidak boleh menuntut tanggung
jawab lebih dari wewenang yang diberikan kepada bawahan atau tidak boleh menuntut
tanggung jawab lebih dari hasil yang diharapkan. Jadi, besarnya wewenang yang
didelegasikan harus sama dan seimbang dengan besarnya tugas-tugas dan tanggung jawab
yang dimintakan. Tanpa keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab akan
mengakibatkan adanya tindakan yang tumpang-tindih.
h. Asas pembagian kerja ( devision of work )
Untuk berfungsinya organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, karena tanpa
adanya pembagian kerja, manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan langsung
dilakukan oleh pemimpin. Partisipasi bawahan kurang dan mereka tidak dapat melakukan
kegiatan-kegiatannya.
i. Asas efisiensi
Asas efisiensi artinya pemimpin akan lebih leluasa melaksanakan tugas-tugas penting
daripada melaksanakan hal-hal yang dapat dikerjakan bawahan. Keuntungan spesialisasi
dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga pemimpin dapat memikirkan perkembangan
perusahaan. Perlu diperhatikan bahwa asas tidak berlaku mutlak, tetapi sebagai pedoman
untuk bertindak dan dalam penerapannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan situasi.
31
4. Pedoman untuk pendelegasian yang Efektif
Delegasi akan mendapat kesempatan lebih baik untuk berhasil, bagi semua pihak yang
terlibat, kalau mereka memeilih bekerja sama untuk membangun rasa saling percaya. Ini
adalah salah satu situasi yang mana etika terlibat dalam aktivitas sehari-hari organisasi.
Prasyarat :
· Prasyarat paling mendasar untuk delegasi yang efektif adalah kesediaan manajer untuk
memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk menyeleseikan tugas yang didelegasikan.
· Prasyarat kedua untuk delegasi adalah komunikasi terbuka antara manajer dan
karyawan. Manajer mengetahui kemampuan karyawannya dapat lebih realistis memutuskan
tugas mana yang dapat didelegasikan kepada siapa.
· Prasyarat ketiga untuk delegasi adalah kemampuan manajer untuk menganalisis faktor-
faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan tugas dan kemampuan karyawan.
Tugas dari Delegi Efektif
Prasyarat di atas semuanya penting untuk melaksanakan tugas pendelegasian secara efektif
berikut ini :
a. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan. Banyak jenis perkerjaan yang dapat dan
harus didelegasikan. Beberapa di antaranya adalah keputusan kecil dan pekerjaan sehari-hari
yang terjadi berulang-ulang. Akan tetapi, biasanya penugasan dengan tuntutan berat dan
menantang sering kali kekuasaan didelegasikan kepada karyawan dan akan bekerja banyak
untuk mengembangkannya.
b. Putuskan siapa yang akan mendapat penugasan. Siapa yang mempunyai waktu luang ?
Apakah pekerjaan ini memerlukan kompetensi tertentu ? siapa yang cocok dan mendapat
pengalaman pengembangan yang bermanfaat ? Manajer harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan ini ketika akan memutuskan siapa yang akan mendapat penugasan.
c. Siapkan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan tugas yang didelegasika.
Semua wewenang yang didelegasikan di dunia tidak akan membantu penerimaanya, bila dia
tidak mempunyai sumber daya keuangan, staf, atau waktu untuk melakukan tugas terse
d. Delegasikan tugas tadi. Dalam mendelegasikan tugas, manajer yang efektif memberikan
semua informasi yang relevan mengenai tugas tersebut. Sejauh mungkin mereka memberi
gambaran hasil yang diharapkan, bukan metode yang harus digunakan.
e. Bersiap untuk melakukan campur tangan, bila perlu. Tugas yang didelegasikan dapat
terbengkalai bila sumber daya tidak memadai atau bila orang yang menerima delegasi
melakukan tugas itu menghadapi penolakan dari orang lain. Kadang-kadang hal ini terjadi
karena kekuasaan jenis lain berpengaruh.
32
f. Tetapkan sistem umpan balik. Manajer yang mendelegasikan menetapkan sistem
pemeriksaan dan umpan balik sehingga mereka akan tetap menerima laporan kemajuan dan
dapat menawarkan saran atau “penyesuaian di tengah jalan” bila perlu.
5. Hambatan Terhadap Pendelegasian yang Efektif
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah :
a. Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau
mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas.
b. Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur dalam membuat
perencanaan ke depan.
c. Ketidak percayaan kepada bawahan
d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan
keputusan yang luas
Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah
a. Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko.
b. Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
c. Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan.
d. Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan
keputusan yang lebih besar
A. Kesimpulan
33
pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan
berjalannya waktu.
34
DAFTAR PUSTAKA
35