Anda di halaman 1dari 111

Dr. Totok Bintoro, M.

Pd - Universitas Negeri Jakarta


tok_bintoro@yahoo.com 1
Sistem Komunikasi Bagi Anak Tunarungu

Matakuliah ini bertujuan:


 Agar mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman dan
kemampuaan menganalisis masalah yang diakibatkan dari
gangguan pendengaran, terutama dampak terhadap
kemampuan bahasa dan komunikasi
 Agar Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
hakikat sistem komukasi dalam pendidikan anak dengan
gangguan pendengaran
 Agar Mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan tentang Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)
sebagai bagian dari sistem komunikasi anak dengan gangguan
pendengaran
 Agar mahasiswa memiliki keterampilan menerapkan sistem
isyarat bahasa Indonesia dalam pembelajaran untuk anak
dengan gangguan pendengaran

tok_bintoro@yahoo.com 2
Ekpositori: penjelasan,
tanya jawab, dan analisis
kasus

Pola Pemodelan, dan


Perkuliahan praktik kelompok

Praktik mandiri

tok_bintoro@yahoo.com 3
Kisah nyata:
 Disebuah rumah tangga salah satu anaknya tunarungu,
terdidik, dan kemampuan komunikasi serta bahasanya
“cukup baik”
 Suatu saat ia menemukan Jamu (datang bulan) di kotak obat.
 Ia bertanya kepada ibunya
Atr: Ini obat apa Ibu?
Ibu: Oo…, itu obat sakit perut
 Ia baca dan asosiasikan, jika bulan muncul ibunya akan sakit
perut.
 Suatu saat bulan purnama, si anak melihat bulan dan
langsung teringat bahwa ibunya pasti akan sakit perut, ia
segera bergegas menemui ibunya, dan ia berkata: Ibu, bulan
datang besar sekali, apakah ibu sakit perut?
 Harus menjawab apa si Ibu?

4
Ketunarunguan Adalah:

 Keadaan kehilangan pendengaran meliputi


seluruh gradasi/tingkatan baik ringan,
sedang, berat dan sangat berat, yang akan
mengakibatkan pada gangguan komunikasi
dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah
diberikan alat bantu mendengar tetap
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

 Ketunarunguan digolongkan ke dalam


kurang dengar dan tuli

tok_bintoro@yahoo.com 5
Klasifikasi Ketunarunguan
Berdasarkan Tingkat Kerusakan/Kehilangan Kemampuan
Mendengar

Sangat Ringan 27 - 40 dB
Ringan41 - 55 dB Kurang
Sedang 56 - 70 dB Dengar
Berat 71 - 90 dB

Ekstrim 91 dB ke atas Tuli

tok_bintoro@yahoo.com 6
Penggolongan Ketunarunguan & Batasan Peristilahan (A.Boothroyd,
1982)

(Tingkat kehilangan pendengaran berdasarkan pengukuran ambang


pendengaran dalam deciBell)

Tuli/
Deaf Kurang Dengar/
Hard of Hearing

*) Tingkat kehilangan berat bisa digolongkan Tuli dan Kurang Dengar


tergantung pemakaian alat bantu dengar
tok_bintoro@yahoo.com 7
PENGGOLONGAN DAN CIRI-CIRI KETUNARUNGUAN (A.Boothroyd, 1982)
K TANPA AMPLIFIKASI DENGAN AMPLIFIKASI
PENGGO-
E RENTAN LONGAN Daya tangkap Daya Media Daya Daya Media
L GAN (Deskripsi) suara diskrimin Belajar tangkap diskriminasi Belajar
M AMBANG percakapan asi suara suara suara
K percakapa
n
I 15 – 30 dB Ringan Normal Normal Pendengara Normal Normal Pendengara
n n
II 31 – 60 dB Sedang Sebagian Hampir Pendengara Normal Hampir Pendengara
normal n dengan normal n
bantuan
penglihatan

III 61 – 90 dB Berat Tidak ada Tidak Penglihatan Normal Baik (masalah Pendengara
berarti hanya pada n dengan
kualitas suara bantuan
dan letak penglihatan
artikulasi
konsonan)

IV 91 – 120 Sangat Tidak ada Tidak Penglohatan Sebagian Buruk (hanya Penglihatan
dB Berat berarti mampu dengan
mengenal bantuan
intonasi dan pendengara
diskriminasi n
bunyi bahasa
tertentu)

V 121 dB Total Tidak ada Tidak Penglihatan Tidak ada Tidak berarti Penglihatan
atau lebih berarti tok_bintoro@yahoo.com 8
Arthur Boothroyd
Persepsi
Auditif

Bahasa
emosi dan
Komunikasi

Permasalahan
Kognisi
yang timbul
Sosial dan
akibat intelektual
Ketunarunguan

Masy &
Pendidikan
Ortu

Vokasional

tok_bintoro@yahoo.com 9
Keadaan Lembaga Pendidikan ATR

 Belum semua lembaga pendidikan anak tunarungu dapat


menghantarkan atr sejajar dengan masyarakat lainnya, hal
ini diakibatkan dari masih rendahnya kualitas komunikasi
atr.

 Mendorong upaya pencarian/penemuan alternatif dalam


pendekatan dalam pendidikan bagi anak tunarungu, antara
lain pendekatan dalam menentukan metode pembelajaran
dan pendekatan dalam komunikasi

tok_bintoro@yahoo.com 10
Pendidikan Siswa Tunarungu Ideal
 Terselenggaranya asesmen dan layanan dini
 Seleksi dan penempatan siswa yang ketat dan tepat
 Guru yang kompeten
 Suasana belajar “bercakap” (learning climate yang kondusif)
 Terlaksananya BKPBI (BPBI, Bina Wicara dan Bina Isyarat)
 Tersedia dan digunakannya peralatan elektronik penunjang KBM
 Dilaksanakannya bimbingan/intervensi dini
 Adanya program bimbingan bagi orangtua
 Lembaga pendidikan yang terus menerus melakukan “contineous
improvement”
 Memiliki sistem manajeman pendidikan yang handal

tok_bintoro@yahoo.com 11
tok_bintoro@yahoo.com 12
Analisis permasalahan anak tunarungu sebagai
landasan penentuan kurikulum

 Akibat ketunarunguannya atr tidak mengalami masa


pemerolehan bahasa
 Akibat berikutnya atr tidak dapat berkembang
bahasanya
 Akibat miskin bahasa atr mengalami masalah dalam
komunikasi dan belajarnya/ pendidikannya
 Akibatnya atr tertinggal dalam segala aspek
kehidupan

tok_bintoro@yahoo.com 13
Bagaimana Mengatasi Berbagai Permasalahan
yang timbul akibat ketunarunguan

Hanya dengan memberikan keterampilan


berkomunikasi dan berbahasa

Batas bahasaku adalah batas duniaku


(Ludwig Wetgenstein)

tok_bintoro@yahoo.com 14
Hakikat Komunikasi
 Communication as a social manifestation that included
all the phenomena and activities associated with
interaction, whether linguistic or non linguistik

 Komunikasi adalah sebagai manifestasi atau


pernyataan sosial yang meliputi semua fenomena dan
aktivitas yang berkaitan dengan interaksi apakah ilmu
bahasa atau bukan ilmu bahasa

 Understand and understood


Gerakan, Sinar, suara,
Ide, pikiran, Diubah menjadi atau bahasa
perasaan Lambang-lambang
Hakikat Bahasa dan turunannya

 Bahasa adalah sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat


arbriter yang disepakati secara sosial, yang digunakan oleh
sekelompok anggota masyarakkat untuk berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri
 Wujudnya Bahasa lisan
 Wujud lambang lain: bahasa tulis
 Dapat dilambangkan pula dalam wujud isyarat
 Isyarat merupakan lambang atas sebuah lambang

tok_bintoro@yahoo.com 17
18
19
Harapan Orangtua dan Masyarakat terhadap Hasil
Pendidikan Anak Tunarungu

 Sesegera mungkin anak tunarungu mampu


berkomunikasi dan berbahasa
 Sangat diharapkan jika mampu berbahasa

lisan/oral

 Pertanyaannya adalah
◦ Mampukan semua lembaga pendidikan bagi anak
tunarungu memenuhi harapan masyarakat tersebut?

tok_bintoro@yahoo.com 20
Kurikulum seperti apa?

 Language Across all


Areas Curriculum

Bahasa

tok_bintoro@yahoo.com 21
Implementasi
Language Across all areas curricullum

Conversation TK-Khusus

Task oriented
learning Conversation SD-Khusus

SMP/SMA Khusus
Specific teaching Conversation

tok_bintoro@yahoo.com 22
Jika persyaratan metode oral tidak
terpenuhi, maka sebaiknya dipilih alternatif
yang memberikan peluang anak tunarungu
untuk seluas-luasnya mendapatkan akses
komunikasi

Pendekatan Komunikasi Total merupakan


alternatif bagi pendidikan anak tunarungu

tok_bintoro@yahoo.com 23
Hakikat Komunikasi Total

 Merv Hyde (1986)


Komunikasi Total bukan suatu metode
pengajaran cara komunikasi, melainkan dapat
diumpamakan sebagai tujuan pendidikan

tok_bintoro@yahoo.com 24
Brill (1977)

 Komunikasi total bukan suatu metode pengajaran


tetapi merupakan cara untuk mendekati setiap situasi
komunikasi, agar terjadi komunikasi yang efektif
dengan dan diantara kaum tunarungu

 Tokoh lain meyebut Komtal sebagai filosofi,


pendekatan dan konsep.

tok_bintoro@yahoo.com 25
Hakikat Komtal di Indonesia

Pendekatan yang memanfaatkan segala media komunikasi


di dalam pendidikan anak tunarungu, yaitu disamping
menggunakan media yang sudah lazim, yaitu berbicara,
membaca ujaran, menulis, “mendengar”, pendekatan ini
menggunakan pula isyarat alamiah, abjad jari dan isyarat
yang dibakukan

tok_bintoro@yahoo.com 26
Komponen Komunikasi Total

Dibina melalui Bina Wicara

Dibina melalui BPBI Dibina melalui Bina


Isyarat

tok_bintoro@yahoo.com 27
Karena Komunikasi total adalah
konsep/pendekatan dalam komunikasi
dan pembelajaran, maka dalam
implementasinya diperlukan metode

Metode Maternal Reflektif

tok_bintoro@yahoo.com 28
PENDEKATAN

tok_bintoro@yahoo.com 29
30
BKPBI
 Pendekatan komunikasi baik verbal maupun non
verbal dalam pendekatan pembelajaran
komunikasi bagi anak tunarungu dikenal dengan
Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI)

tok_bintoro@yahoo.com 31
PENGERTIAN PERSEPSI BUNYI
 Suatu proses diterimanya bunyi melalui
rangsangan bunyi melalui indera pendengaran,
kemudian disampaikan, diintegrasikan dan
disimpan di dalam otak yang kemudian
memberikan arti dan tanggapan terhadap suatu
rangsangan bunyi yang akan datang berikutnya.

tok_bintoro@yahoo.com 32
PENGERTIAN BPBI

 Pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan


sengaja atau tidak, sehingga sisa pendengaran dan perasaan
vibrasi yang dimiliki anak tunarungu dapat dipergunakan sebaik-
baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya yang penuh
bunyi.

◦ Kemampuan berbicara: BPBI membantu sikap terhadap yang lebih


baik/lebih jelas.
◦ Kemampuan membaca ujaran: BPBI membantu/mempermudah
kemampuan membaca ujaran.
◦ Perkembangan bahasa: BPBI memperlancar proses perkembangan
bahasa.
◦ Mengembangkan kontak dan komunikasi, kepercayaan diri,
motorik serta perasaan.

tok_bintoro@yahoo.com 33
Pentahapan BPBI
Tahap
Kompr
ehensi

Tahap Identifikasi
Bunyi

Tahap Diskriminasi Bunyi

Tahap Deteksi Bunyi

tok_bintoro@yahoo.com 34
TAHAPAN BPBI
1. Tahap deteksi bunyi : apakah kalian men
dengar bunyi ?
2. Tahap diskriminasi bunyi : bunyinya sama atau
tidak ?
3. Tahap identifikasi bunyi : bunyi apa ?
4. Tahap komprehensi : apa yang kamu lakukan ?

tok_bintoro@yahoo.com 35
RUANG LINGKUP BPBI
1. Sasaran: anak tunarungu (jenjang TL, TKLB, SD LB,
SMPLB, SMALB Tunarungu).
2. Program BPBI:
◦ Bunyi latar belakang (bunyi primitif)
 Bunyi alam: hujan, angin, dll.
 Bunyi binatang: anjing, burung, dll.
 Bunyi yang dibuat manusia: lagu, musik, tertawa, dll.
◦ Bunyi sebagai isyarat/tanda  memanggil: bunyi
lonceng, bedug, bel, klakson, dll.
◦ Bunyi bahasa (tertinggi):
 Bunyi yang dihasilkan alat ucap.
 Arti/makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi.

tok_bintoro@yahoo.com 36
Program (materi) Taraf penghayatan bunyi primitif,
atau taraf penghayatan bunyi latar
belakang

Taraf penghayatan bunyi sebagai isyarat


atau tanda, termasuk bunyi-bunyi alat
musik

Taraf penghayatan bunyi yang tertinggi


yaitu penghayatan bunyi bahasa

tok_bintoro@yahoo.com 37
Pengertian Bicara
 Bicara/wicara, adalah kemampuan yang dimiliki
oleh manusia dalam mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa untuk mengekspresikan pikiran, gagasan,
perasaan dengan memanfaatkan nafas, alat-alat
ucap, otot-otot, dan sistem syaraf secara
terintegrasi
Pengertian Bicara secara Lebih Luas

 Wicara adalah perbuatan manusia yang bukan


hanya sekedar mengucapkan kata-kata belaka,
tetapi mengkomunikasikan pikiran, gagasan,
perasaan, dalam perikehidupan bermasyarakat
atau alat kontrol sosial, yang ditandai dengan
ucapan yang jelas, pemilihan kata yang tepat dan
penggunaan kelompok kata, kata dan kalimat yang
seksama.
Pengertian Bina Wicara
 Bina/pengajaran wicara adalah suatu upaya yang
sistematis untuk melakukan tindakan
pembelajaran wicara, yang dalam implementasinya
merupakan serangkaian usaha untuk membawa
anak didik memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan sikap untuk mengekspresikan pikiran,
gagasan, dan perasaannya dengan cara berbicara
Tujuan Bina Wicara
1. Di bidang pengetahuan, agar anak memiliki
pengetahuan tentang:

a. Cara mengucapkan seluruh bunyi bahasa (bahasa Indonesia)


b. Cara mengucapkan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa
Indonesia
c. Mengevaluasi bicaranya sendiri, berdasarkan pengamatan
visual, auditif, dan kinestetis.
d. Mengontrol alat ucapnya demi perbaikan dan meningkatkan
mutu bicaranya
e. Pemilihan kata dan kelompok kata yang tepat
2. Dibidang Keterampilan, agar anak terampil:

a. Mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Indonesia


b. Mengucapkan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa
Indonesia
c. Mengevaluasi bicaranya sendiri, berdasarkan pengamatan
visual, auditif, dan kinestetis.
d. Mengontrol alat ucapnya demi perbaikan dan meningkatkan
mutu bicaranya
e. Menggunakan kata-kata, kelompok kata, dan kalimat sesuai
dengan gagasan dan kaidah berbahasa yang baik dan benar
Di Bidang Sikap, agar Anak Memiliki Sikap:

a. Senang menggunakan cara bicara dalam berkomunikasi


dengan orang lain
b. Senang mengadakan evaluasi dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan serta berusaha meningkatkan kemampuan
bicaranya
Tujuan Kurikuler Pengajaran Bina Wicara

Agar anak tunarungu memiliki:


a. Keterampilan wicara yang jelas
b. Keterampilan menangkap dengan tepat ucapan orang lain
melalui membaca ujaran dengan ditunjang oleh pemanfataan
sisa pendengarannya
c. Sikap berpikir secara oral
d. Pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan untuk
mengevaluasi wicaranya sendiri
e. Pengetahuan dan keterampilan untuk secara sadar
‘mengontrol/mengendalikan’ alat ucapnya demi perbaikan
dan peningkatan mutu wicaranya
Tujuan Akhir Bina Wicara

Agar anak-anak tunarungu memiliki pengetahuan,


keterampilan, dan sikap dasar untuk:
- Berkomunikasi di masyarakat
- Bekerja dan berintegrasi dalam kehidupan masyarakat
- Berkembang sesuai dengan asas pendidikan sepanjang
hayat
Segi-segi Bina wicara

 Segi Komunikasi
 Segi pelambangan
 Segi tehnik wicara yang meliputi:

◦ Irama (Aksen melodis, temporal, dinamis)


◦ Intonasi
◦ Tekanan
◦ Tempo
◦ Artikulasi
Implementasi Komtal dalam
Komunikasi
 Simultaneous Communication
(Komunikasi Serempak) – isyarat yang sesuai → isyarat
struktural

 Permasalahannya adalah:
Kecepatan produksi isyarat tidak sama dengan produksi
lisan

tok_bintoro@yahoo.com 47
Perkembangan Bahasa Anak Dengar (Myklebust)
Perilaku Bahasa Verbal
(Anak yang mendengar)

Bahasa Ekspresif Visual


(Menulis)

Bahasa Reseptif Visual


(Membaca)

Bahasa Ekspresif Auditori


(Bicara)

Bahasa Reseptif Auditori


(mendengar)

Bahasa Batini (Inner Language)


Hubungan antara lambang
pendengaran dengan pengalaman
sehari-hari
Pengalaman
(Situasi bersama)

tok_bintoro@yahoo.com 48
Perkembangan Bahasa Anak Tunarungu – yang dididik (Myklebust)
Perilaku Bahasa Verbal
(Anak yang mendengar)

Bahasa Ekspresif Visual


(Menulis)

Bahasa Reseptif Visual


(Membaca)

Bahasa Ekspresif Kinestetik


(Bicara)

Bahasa Reseptif Visual


(membaca ujaran/isyarat)

Bahasa Batini (Inner Language)


Hubungan antara lambang penglihatan
dengan pengalaman sehari-hari

Pengalaman
(Situasi bersama)

49
Urutan Pengembangan Bahasa pada Anak Dengar ( L Evans)

Bahasa Tulis

Bahasa Lisan

Gesti

tok_bintoro@yahoo.com 50
Struktur dan Strategi Komunikasi Total Menurut L Evan

Sisa Pendengaran
Bicara Membaca Ujaran Bahasa lisan

Membaca/Menulis T
Bahasa Tulisan R
U
K

Ejaan Jari T
……………
…………………………… U
…………………………… Sistem isyarat R
…………………………...
Isyarat

Bahasa Isyarat
Gesti Asli/lokal

STRATEGI

tok_bintoro@yahoo.com 51
 Isyarat -> ikonik
 Taboo –tabu

tok_bintoro@yahoo.com 52
Isyarat
 Media komunikasi dengan dan diantara kaum tunarungu berupa gerakan
tangan yang disusun secara sistematis untuk melambangkan bahasa lisan

 SIBI: Media komunikasi dengan dan diantara kaum tunarungu berupa


gerakan tangan yang disusun secara sistematis untuk melambangkan bahasa
indonesia

 Kelemahan isyarat:
tidak dapat mewadahi/mewakili seluruh keunggulan yang dimiliki oleh
bahasa lisan

tok_bintoro@yahoo.com 53
Perkembangan Isyarat di Indonesia

 Th. 1978 SLB B Zinnia merintis penerapan Komtal


 Th. 1981 diikuti SLB B Karya Mulya Surabaya, Keduanya menerapkan
ASL yang diperkenalkan Ibu Baron
 Th. 1982 KKPLB (berada di Pusbangkurandik Balitbangdikbud)
menyusun disain pengembangan Komtal
 Th. 1989 KKPLB berada di IKIP Jakarta (sekarang UNJ)
 Th. 1989 Awal munculnya Kamus Isyarat, SLB B Karya Mulya
menyusun pedoman Isyarat Bahasa Indonesia

tok_bintoro@yahoo.com 54
Lanjutan...
 Th. 1990 SLB B Zinnia menerbitkan Kamus Dasar Bahasa Isyarat
Indonesia
 Th. 1990 KKPLB menghasilkan Kamus Isyarat Bahasa Indonesia,
yang dikembangkan dari 11 daerah sumber isyarat (Isyarat Lokal)
 Th 1992 Kamus Isyarat KKPLB diujicobakan di 5 SLB B, dan
menghasilkan isyarat temuan. KKPLB terus mengembangkan
ditambah dengan Isyarat Tempaan dan Serapan

tok_bintoro@yahoo.com 55
Lanjutan…

 Th. 1993 Pusbangkurandik berupaya memadukan hasil karya


ketiga lembaga tersebut, Menjadi Rancangan Kamus Isyarat
Bahasa Indonesia
 Menjelang akhir th 1993 Subdit PSLB Ditjen Dikdasmen
mengambil kebijakan memadukan keempat hasil karya kamus
isyarat tersebut.
 28 April 1994 Kamus SIBI diluncurkan Oleh Mendikbud Wardiman
Djoyonegoro
 Tahun-tahun berikutnya SIBI terus dikembangkan dengan
melibatkan gerkatin, akademisi dan praktisi

tok_bintoro@yahoo.com 56
Isyarat

Konseptual Struktural
 satu Isyarat  Satu isyarat

melambangkan satu melambangkan satu


konsep kata/ morfem
 Dalam isyarat  Dalam isyarat

konseptual tidak struktural terdapat


terdapat isyarat isyarat imbuhan dan
imbuhan dan bentukan
bentukan  Sistem isyarat harus
 Urutan kata tidak sama dengan
sama dg bhs lisan bahasa lisan
 Bahasa Isyarat  Isyarat Bahasa

tok_bintoro@yahoo.com 57
Lingkup SIBI

1. Isyarat Pokok: Ialah isyarat yang


melambangkan kata atau konsep dan
bilangan
2. Isyarat Tambahan:
a. Isyarat Awalan
b. Isyarat akhiran dan partikel
3. Isyarat Bentukan
Gabungan isyarat pokok dan isyarat
tambahan, mengulang isyarat pokok, atau
menggabungkan dua isyarat pokok atau
lebih

tok_bintoro@yahoo.com 58
Komponen SIBI
 Berfungsi sebagai pembeda makna

 Komponen penentu/pembeda makna:


Penampil, tempat, arah, frekuensi

 Berfungsi sebagai penunjang

tok_bintoro@yahoo.com 59
Makna dalam SIBI
 Sinonim: Diisyaratkan dengan tempat, arah,
frekuensi yang sama tetapi penampil berbeda

 Homonim: Diisyaratkan sama (yang membedakan


konteks kalimatnya)

 Antonim: (Beberapa isyarat) diisyaratkan dengan


arah gerakan yang berbeda (dalam SIBI belum
konsisten)

tok_bintoro@yahoo.com 60
Prinsip Pengembangan SIBI
1. Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili
sintaksis bahasa Indonesia yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia.
2. Sistem Isyarat yang disusun harus mewakili satu kata dasar
dan imbuhan serta bilangan
3. Sistem isyarat harus sesuai dengan situasi sosial dan budaya
Indonesia
4. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan kemampuan dan
perkembangan kejiwaan
5. Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang ada dan
sudah tumbuh di masyarakat.
6. Sistem isyarat harus mudah dipelajari

tok_bintoro@yahoo.com 61
Lanjutan…

1. Sistem isyarat harus mewakili wujud maknanya, secara visual


harus memiliki daya pembeda makna
2. Sistem isyarat yang disusun harus dapat dipakai sedekat
mungkin dengan mulut, untuk kepentingan komunikasi
serempak
3. Sistem Isyarat harus dituangkan dalam Kamus Isyarat
Bahasa Indonesia dengan gambar dan deskripsi yang akurat

tok_bintoro@yahoo.com 62
Kesimpulan:
 SIBI saat ini edisi ke empat.
 Sebaiknya terus dilakukan penelaahan dari aspek:
- Jumlah kosakata
- Kualitasnya
- keberterimaannya
- Kemudahan cara penggunaannya (dibuat paket-
paket belajar yang sederhana)
 Perlu disosialisasikan terus
 SIBI → Isyarat Struktural yang cocok untuk pendidikan di
sekolah: Gerkatin harus segera mengembangkan isyarat
konseptual untuk kalangan tunarungu dewasa

tok_bintoro@yahoo.com 63
Permasalahan Fonologis

tok_bintoro@yahoo.com 64
Fonologi/Phonology
 Cabang dari ilmu bahasa/linguistik yang
mempelajari segala aspek kebahasaan yang
berkaitan dengan tata bunyi bahasa
 Phone: bunyi

tok_bintoro@yahoo.com 65
Fonologi
 Fonetik  Fonemik
 Mengkaji bunyi bahasa tanpa  Mengkaji bunyi bahasa yang
terkait dengan makna selalu dikaitkan dengan makna
 Fokus kajian pada  Fonem: satuan bunyi bahasa
artikulasi (pembentukan terkecil yang dapat
ujaran) membedakan makna
 Wujudnya konsonan dan vokal  Fonem:
ditinjau dari aspek ◦ Suprasegmental (irama, intonasi,
pembentukan dan dasar tekanan, dan jeda)
ucapannya ◦ Segmental (fonem yang dapat
diuraikan/dianalisis sesuai dengan
konsonan dan vokal)

tok_bintoro@yahoo.com 66
Fonem segmental
 /duri/ /dari/
/u/ /a/ satuan bunyi bahasa terkecil yang membedakan makna

 /Tari/ /dari/
/t/ /d/ satuan bunyi bahasa terkecil yang membedakan makna

 Suk/u/ suk/a/
/u/ /a/ satuan bunyi bahasa terkecil yang membedakan makna

tok_bintoro@yahoo.com 67
Fonem Segmental
 Satuan bunyi terkecil berupa vokal, konsonan, dan diftong, yang
dapat membedakan makna (segmen: bagian, ruas)
- Contoh: /dari/ dan /duri/ -> /a/ dan /u/ adalah satuan bunyi
terkecil sebagai pembeda makna
/dari/ dan /tari/ -> /d/ dan /t/ adalah satuan bunyi terkecil
sebagai pembeda makna

tok_bintoro@yahoo.com 68
Fonem Suprasegmental
 Satuan bunyi terkecil berupa Irama, intonasi, tekanan
dan jeda, yang dapat membedakan makna
◦ Irama : cepat lambat berbahasa
◦ Intonasi : tinggi rendah berbahasa
◦ Tekanan : keras dan lembut
◦ Jeda : penghentian sejenak

Kucing, makan tikus mati


Kucing makan, tikus mati
Kucing makan tikus, mati

Mengapa pulang terlalu malam? Makanlah!


(ungkapkan dalam keadaan damai dan dalam keaaan marah!)

tok_bintoro@yahoo.com 69
Bagan Konsonan

Daerah Labio- Dental/


Artikulasi
Bilabial dental Alveolar Palatal Velar Glotal
Cara
Artikulasi

Hambat p t c k ?
Tak
bersuara

Bersuara b d j g

Frikatif f s š (sy) x h
Tak
bersuara

Bersuara z

Nasal m n ñ (ny) ŋ (ng)


Bersuara

Getar r
Bersuara

Lateral l
Bersuara

Semivokal w y
bersuara
tok_bintoro@yahoo.com 70
Vokal dan Alofon dalam Bahasa Indonesia

Fonem Alofon Contoh


/i/ [i] [tari], [gigi]
[I] [tarIk], [gigIh]
/e/ [e] [lele], [sore]
[ε] [lεlεh], [nεnε?]
[∂] [∂mas], [kod∂]
/u/ [u] [tahu], [maju]
[U] [tahUn], [rapUh]
/o/ [o] [toko], [foto]
[‫]כ‬ [t ‫כ‬k ‫ כ‬h], [p ‫ כ‬h ‫כ‬n]
/a/ [a] [saja], [muda]
tok_bintoro@yahoo.com 71
Permasalahan Morfologis
(morfem terikat)

 Awalan: ber, me. pe, di, ke, ter, dan se


 Alomorf (variasi morfem)
◦ Ber : ber, bel, dan be
◦ Me : me, men, meng, meny, mem
◦ Pe : pe, per, pel, pen, peny, peng

 Dalam SIBI awalan tidak memiliki alomorf

tok_bintoro@yahoo.com 72
Permasalahan Sintaksis
 Sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis
(mental, kognitif, dan persepsi)
 Visual dan emosional order
 Penguasaan struktur bahasa
 DM - MD

tok_bintoro@yahoo.com 73
Permasalahan Semantik (Pemaknaan)

 Dipengaruhi oleh aspek:


◦ Penguasaan bahasa
◦ Psikologis (kognitif, intelektual)
◦ Kemampuan pragmatik
◦ Jumlah kosa isyarat

tok_bintoro@yahoo.com 74
LATIHAN

ABJAD JARI
dan
SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA

tok_bintoro@yahoo.com 75
ABJAD JARI
INTERNASIONAL

tok_bintoro@yahoo.com 76
tok_bintoro@yahoo.com 77
tok_bintoro@yahoo.com 78
tok_bintoro@yahoo.com 79
tok_bintoro@yahoo.com 80
tok_bintoro@yahoo.com 81
tok_bintoro@yahoo.com 82
tok_bintoro@yahoo.com 83
ABC
ABCDEFG
HIJKLMNOP
Q R S T U V W 2X
X Y Z Hore-hore
Kita belajar ABC

tok_bintoro@yahoo.com 84
Belajar bernyanyi dengan SIBI

tok_bintoro@yahoo.com 85
Rajin ke Sekolah

Satu dua, tiga empat, lima enam, tujuh delapan

Siapa rajin ke sekolah cari ilmu sampai dapat

Sungguh senang amat senang

Bangun pagi-pagi sungguh senang

tok_bintoro@yahoo.com 86
Bangun Tidur
Pagi-pagi saya bangun 2X
Dari tempat tidurku
Bawa sabun sikat gigi 2X
Lekas-lekas saya mandi

Bangun tidur ku terus mandi


Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi ku tolong ibu
Membersihkan tempat tidurku

tok_bintoro@yahoo.com 87
Halo!

Halo-halo-halo Kita jumpa lagi


Lama-lama kau tak menyurati
Lupakah padaku kawan setiamu

Siapa itu jalan di sebelahmu


Melihat padaku seakan cemburu
Dia cantik jelita luar biasa
Sungguh pandai kau memilih kasihmu

tok_bintoro@yahoo.com 88
Ayo Mama

Ayam hitam kakinya putih


Mencari makan di pinggir kali
Sinyo (anak) hitam giginya putih
Kalau tertawa manis sekali

Ayo mama mama sayang beta


Dia cuma-cuma cium beta
Ayo mama jangan marah-marah beta
Lah orang muda sudah biasa

tok_bintoro@yahoo.com 89
Kapan-kapan

Kapan-kapan, kita bersama lagi


Kapan-kapan kita berjumpa lagi
Mungkin lusa atau dilain hari

Bila kita pergi hatiku tinggal di sini


Bila kita datang harapanku pagi siang

tok_bintoro@yahoo.com 90
tok_bintoro@yahoo.com 91
tok_bintoro@yahoo.com 92
tok_bintoro@yahoo.com 93
tok_bintoro@yahoo.com 94
tok_bintoro@yahoo.com 95
tok_bintoro@yahoo.com 96
tok_bintoro@yahoo.com 97
tok_bintoro@yahoo.com 98
tok_bintoro@yahoo.com 99
tok_bintoro@yahoo.com 100
tok_bintoro@yahoo.com 101
tok_bintoro@yahoo.com 102
tok_bintoro@yahoo.com 103
tok_bintoro@yahoo.com 104
tok_bintoro@yahoo.com 105
tok_bintoro@yahoo.com 106
tok_bintoro@yahoo.com 107
tok_bintoro@yahoo.com 108
tok_bintoro@yahoo.com 109
tok_bintoro@yahoo.com 110
Berisyarat itu mudah dan
menyenangkan

tok_bintoro@yahoo.com 111

Anda mungkin juga menyukai