Anda di halaman 1dari 4

POLA KALIMAT

Pola kalimat terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K).

II. Contoh kalimat


P
Risa ngaji
S P

Rido lapah mit duma


S P K. tempat

Yoga mengan iwa


S P O

Elza nganik kikim puppul bijo dibi


S P O K. waktu

Sawai Sri Rahayu ghik Ikrima haga lapah guk Jakarta


K. waktu S P K. tempat

KATA TANYA

Kata Tanya, Arti, dan Kegunaan


1. Api / Nyou, Apa, Untuk menanyakan benda
2. Sapa / apou, siapa, Untuk menanyakan orang
3. Kapan / kunpa, Kapan, Untuk menanyakan waktu
4. Ulah api / olah nyou, Mengapa, Untuk menanyakan sebab-akibat
5. Gohpa/ gegoh ipa/ ghepa / geh nyou, Bagaimana, Untuk menanyakan keadaan
6. Dipa / Di dipa / di kedou, Dimana, Untuk menanyakan tempat
7. Pigha / pigho, Berapa, Untuk menanyakan jumlah

PANGGILAN KEKERABATAN
1. Adik = adik
2. waghei / puaghi = kakak / saudara (lpanggilan saudara aki-laki kepada saudara laki-lakinya)
3. kemaman = paman (saudara laki-laki dari bapak)
4. keminan = bibi (saudara perempuan dari bapak)
5. Kenubi = bibi (saudara perempuan dari ibu)
6. Kelama = paman (saudara laki-laki dari bapak)
7. indui / mak = ibu
8. bapak = bapak
9. bai / anak bai = saudara perempuan (panggilang saudara laki-laki kepada saudara
perempuannya)
10. miyahei/ mahani/muhani = saudara laki-laki (panggilan saudara perempuan kepada saudara
laki-lakinya) 11. keleppah = saudara perempuan (panggilan saudara perempuan kepada
saudara perempuannya)
11. Sidei/ atuk/ sidi = kakek
12. magheu/ maghu = adik ipar / kakak ipar dari istri / suami
SASTRA LISAN LAMPUNG JENIS PUISI

Sastra lisan Lampung jenis puisi, yaitu.


1. Paradinei / paghadini adalah sastra lisan lampung yang fungsinya untuk menyambut tamu
dalam acara pernikahan secara adat.
2. Pepaccur / pepaccogh /. Wawancan ialah sastra lisan lampung yang fungsinya sebagai
pemberian gelar adat pada pengantin yang disertai nasihat-nasihat pada pengantin.
3. Ngamai adok adalah istilah pemberian gelar pada pengantin pria Ngini adok adalah istilah
pemberian gelar pada pengantin wanita. - dalam setiap baris berjumlah 4 baris
4. Pattun / segata / adi-adi adalah sastra lisan Lampung yang berupa nyanyian. Setiap bait
dalam segata

KATA BERIMBUHAN

KATA BERIMBUHAN IMBUHAN KATA DASAR ARTI


( Awalan, Sisipan, Akhiran)
NGELIYAK Nge- LIYAK MELIHAT
NGUDOK Nge(N)- UDOK MEMUNGUT
NGANIK Nge(N)- KANIK MEMAKAN
DIKANIK Di- KANIK DIMAKAN
TEKANIK Te- KANIK TERMAKAN
BETULISKO Be-Ko TULIS BERTULISKAN
MEDOMKON M(N)-Kon PEDOM MENIDURKAN
NANOMI N(N)-i TANOM MENANAMI
NYABUK Nye(N)- CABUK MENCABUT
NYUTTIK Nye(N)- SUTTIK MENYUNTIK
KANIKAN -an KANIK MAKANAN
SEMAHHAN Se- MAHHAN SERUMAH
KELIYAKAN Ke-an LIYAK KELIHATAN
GEMETOGH -em- GETOGH GEMETAR
SENUWAH -en- SUWAH Bebakaran
SEHELAUNI Se-ni HELAU SEINDAHNYA
______________________________________________________________________________

KATA ULANG

KATA ULANG KATA ULANG MURNI


Kata ulang murni adalah kata dasar yang diulang seutuhnya dan dirangkai menggunakan tanda
hubung. Contoh = mubil = mubil-mubil, sepida= sepida-sepida, alau = alau-alau.

KATA ULANG BERIMBUHAN


Kata ulang berimbuhan adalah kata dasar yang diulang dengan disertai imbuhan. Contoh = mubil=
mubil-mubilan, sepida= sepida-sepidaan, alau = sealau-alauan
KATA DASAR KATA ULANG MURNI KATA ULANG ARTI
MURNI BERIMBUHAN
MUBIL MUBIL-MUBIL MUBIL-MUBILAN MOBIL
SEPIDA SEPIDA-SEPIDA SEPIDA-SEPIDAAN SEPEDA
ALAU ALAU-ALAU SEALAU-ALAUAN KEJAR
_____________________________________________________________________________

Pembagian Dialek Bahasa Lampung


Pembagian Dialek Bahasa Lampung Menurut Dr. J. Van. Royen Dr. J. Van Royen berasal dari
Belanda. Dia membagi dialek Lampung dalam dua bagian, yaitu.
a. Dialek api (A) terdiri dari.
1. Logat melinting maringgai (Labuhan maringgai, Jabung)
2. Logat melinting rajabasa (kalianda, bakauheni)
3. Logat peminggir teluk (Bandarlampung, teluk betung)
4. Logat peminggir pemanggilan (Kota Agung, Talang Padang)
5. Logat peminggir pemanggilan jelema daya (Kayu Agung, Umpu)
6. Logat pubiyan (Natar, Kalirejo)
b. Dialek Nyou (O) terdiri dari.
1. Logat Abung (Kotabumi, Gunung Sugih, Sukadana)
2. Logat Tulang Bawang (Menggala, tulang bawang),
SEJARAH SINGKAT RADEN INTAN II

Radin Intan II adalah tokoh nasional penting yang merupakan keturunan langsung dari
Radin Intan Kesuma II. Ia dilahirkan di sebuah desa Bernama kuripan, sekarang sudah
berubah nama menjadi Lampung, tepatnya sejak tahun 1834. Ia adalah orang penting
saat itu dan dikenal sebagai darah biru yang punya kekerabatan dengan Kerajaan Banten.
Seperti kebanyakan Pejuang Nasional lain, Radin Intan II juga sangat membenci
perlakuan sewenang-wenang dari Belanda yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5
abad lamanya.

Ia dengan lantang menyuarakan ketidaksukaannya terhadap pemerintahan Belanda. Ia


berusaha dengan kemampuannya supaya kolonialisme bisa segera dihentikan dari Tanah
Air tercinta. Ia bahkan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dari daerahnya. Ia
didaulat menjadi Ratu Lampung, seorang pemimpin yang dipercaya oleh rakyat untuk
mengemban misi melawan kolonialisme. Ia mendapatkan kepercayaan tersebut di usianya
yang masih belia. Saat itu ia masih berusia 16 tahun. Pelantikannya dilakukan di tahun
1850.

Dan tidak lama berselang, ia sudah mulai menerima pergolakan dari Belanda yang tidak
suka. Ia memimpin ratusan pasukan berperang melawan Belanda di Merambung. Itu
merupakan daerah dimana ia menjalankan roda pemerintahan. Tidak mudah bagi Belanda
untuk menghancurkan ia dan pasukan. Sempat beberapa kali melakukan serangan,
namun semuanya berhasil dikalahkan. Namun Belanda tidak tinggal diam. Mereka terus
berusaha melakukan perlawanan.

Puncaknya pada tahun 1856, Belanda melakukan aksi sporadis dengan penyerangan
dalam jumlah besar, bahkan mengutus hingga 9 kapal untuk berperang. Serangan
tersebut berada di bawah komando Kolonel Welson. Melihat serangan yang begitu
gencar, Radin Intan II berusaha untuk melawan dengan taktik gerilya. Ternyata strategi
tersebut cukup ampuh untuk memukul mundur musuh. Belanda yang merasa kalah tidak
begitu saja menyerah.

Mereka dengan liciknya menyuap salah seorang pasukan kerajaan supaya sang raja bisa
dikalahkan. Siasat jahat tersebut pada akhirnya berhasil. Pertempuran hebat kembali
terjadi, namun kali ini kemenangan berada di tangan Belanda. Mereka berhasil memukul
mundur pasukan kerajaan dan membuat sang pemimpin gugur di medan perang. Itu
karena mereka kalah jumlah, selain itu peralatan tempur juga tidak memadai. Radin Intan
II meninggal pada 5 oktober 1856 di usianya yang baru menginjak 22 tahun.

Anda mungkin juga menyukai