Pola kalimat terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K).
KATA TANYA
PANGGILAN KEKERABATAN
1. Adik = adik
2. waghei / puaghi = kakak / saudara (lpanggilan saudara aki-laki kepada saudara laki-lakinya)
3. kemaman = paman (saudara laki-laki dari bapak)
4. keminan = bibi (saudara perempuan dari bapak)
5. Kenubi = bibi (saudara perempuan dari ibu)
6. Kelama = paman (saudara laki-laki dari bapak)
7. indui / mak = ibu
8. bapak = bapak
9. bai / anak bai = saudara perempuan (panggilang saudara laki-laki kepada saudara
perempuannya)
10. miyahei/ mahani/muhani = saudara laki-laki (panggilan saudara perempuan kepada saudara
laki-lakinya) 11. keleppah = saudara perempuan (panggilan saudara perempuan kepada
saudara perempuannya)
11. Sidei/ atuk/ sidi = kakek
12. magheu/ maghu = adik ipar / kakak ipar dari istri / suami
SASTRA LISAN LAMPUNG JENIS PUISI
KATA BERIMBUHAN
KATA ULANG
Radin Intan II adalah tokoh nasional penting yang merupakan keturunan langsung dari
Radin Intan Kesuma II. Ia dilahirkan di sebuah desa Bernama kuripan, sekarang sudah
berubah nama menjadi Lampung, tepatnya sejak tahun 1834. Ia adalah orang penting
saat itu dan dikenal sebagai darah biru yang punya kekerabatan dengan Kerajaan Banten.
Seperti kebanyakan Pejuang Nasional lain, Radin Intan II juga sangat membenci
perlakuan sewenang-wenang dari Belanda yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5
abad lamanya.
Dan tidak lama berselang, ia sudah mulai menerima pergolakan dari Belanda yang tidak
suka. Ia memimpin ratusan pasukan berperang melawan Belanda di Merambung. Itu
merupakan daerah dimana ia menjalankan roda pemerintahan. Tidak mudah bagi Belanda
untuk menghancurkan ia dan pasukan. Sempat beberapa kali melakukan serangan,
namun semuanya berhasil dikalahkan. Namun Belanda tidak tinggal diam. Mereka terus
berusaha melakukan perlawanan.
Puncaknya pada tahun 1856, Belanda melakukan aksi sporadis dengan penyerangan
dalam jumlah besar, bahkan mengutus hingga 9 kapal untuk berperang. Serangan
tersebut berada di bawah komando Kolonel Welson. Melihat serangan yang begitu
gencar, Radin Intan II berusaha untuk melawan dengan taktik gerilya. Ternyata strategi
tersebut cukup ampuh untuk memukul mundur musuh. Belanda yang merasa kalah tidak
begitu saja menyerah.
Mereka dengan liciknya menyuap salah seorang pasukan kerajaan supaya sang raja bisa
dikalahkan. Siasat jahat tersebut pada akhirnya berhasil. Pertempuran hebat kembali
terjadi, namun kali ini kemenangan berada di tangan Belanda. Mereka berhasil memukul
mundur pasukan kerajaan dan membuat sang pemimpin gugur di medan perang. Itu
karena mereka kalah jumlah, selain itu peralatan tempur juga tidak memadai. Radin Intan
II meninggal pada 5 oktober 1856 di usianya yang baru menginjak 22 tahun.