Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi
manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk
memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan sekolah
yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk
SMP harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah
wajib membuat RPS.
RPS wajib dibuat oleh semua SMP, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun interna sional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan
dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5
tahun) maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah
menggunakan format RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan
atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya.
Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi
lebih tinggi dari pada sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian
sebaliknya, bagi sekolah yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP.
Namun demikian harapannya adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu
mencapai SNP yang ditentukan oleh pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi standar
kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu sekolah
telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya. Suatu
sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas, laboratorium,
buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu tertentu.
Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-aspek
lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai SNP,
sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua itu
sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana proses pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) yang baik dalam tata
kelola dan taat hukum ?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui proses pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) yang baik
dalam tata kelola dan taat hukum.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. RPS
adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk
mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.1[1]
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk
SMP harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah
wajib membuat RPS.
RPS wajib dibuat oleh semua SMP, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun internasional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan
dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5
tahun) maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah
menggunakan format RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan
atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya.
Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi
lebih tinggi dari pada sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian
sebaliknya, bagi sekolah yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP.
Namun demikian harapannya adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu
mencapai SNP yang ditentukan oleh pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu
sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya.
Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas,
laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu
tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-
aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai SNP,
sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua itu
sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.2[2]
RPS sangat penting manfaatnya bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
penyusunan rencana pendidikan di daerahnya. Semua RPS di Kabupaten/Kota dapat
dijadikan dasar bagi penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten atau Kota
(RPPK). Dengan cara ini, RPPK akan lebih relevan dengan kebutuhan setiap sekolah di
daerahnya. Demikian manfaat bagi Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi. Dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP) harus didasarkan atas semua RPPK
yang ada di daerahnya. Demikian juga pada tingkat nasional, RPPP dapat digunakan sebagai
informasi bagi penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN). 3[3]
Adapun tujuan adanya pedoman penyusuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ini
antara lain adalah:

1. Untuk memberikan pedoman bagi semua jenis kelompok sekolah, yaitu sekolah
rintisan, potensial, dan nasional dalam membuat Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS).
2. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota
dalam membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten atau Kota (RPPK).
3. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Propinsi dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP).
4. Untuk memberikan pedoman bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN).
5. Untuk memberikan pedoman bagi semua sekolah dalam mencapai SNP, sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
6. Untuk memberikan pedoman bagi semua stakeholder di daerah atau pusat dalam
partisipasinya kepada sekolah untuk mencapai SNP.
7. RPS digunakan sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak terkait dalam melakukan
monitoring, evaluasi, pembinaan dan pembimbingan kepada sekolah.4[4]

B. Landasan Hukum Rencana Pengembangan Sekolah


Rencana Pengembangan Sekolah dibuat berdasarkan peraturan-perundangan yang berlaku
yaitu: Undang-Undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009.5[5]

C. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


1. Tujuan Perencanaan Pendidikan dan Perencanaan Sekolah
a. Tujuan perencanaan pendidikan
- Mendukung koordinasi antarpelaku pendidikan.
- Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antara sekolah dengan dinas
pendidikan, dinas pendidikan propinsi, dan pusat
- Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan.
- Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber
daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) disusun dengan tujuan untuk:
- menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat
kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
- mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
- menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah,
antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu.
- menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan.
- mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber-daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
- sebagai dasar ketika melaksanakan monitoring dan evaluasi pada akhir program

2. Sistem Perencanaan Sekolah dan Rentang Waktu RPS


Sistem Perencanaan Sekolah adalah satu kesatuan tata cara perencanaan sekolah untuk
menghasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara sekolah dan masyarakat (diwakili oleh
komite sekolah). Perbedaan antara satu dengan lainnya adalah:
1. RPS Jangka Panjang adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 20 (dua puluh)
tahun.
2. RPS Jangka Menengah (Rencana Strategis) adalah dokumen perencanaan sekolah untuk
periode 5 (lima) tahun.
3. RPS Tahunan adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 1 (satu) tahun.6[6]

D. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


Dalam penyusunan RPS harus menerapkan prinsip-prinsip: memperbaiki prestasi belajar
siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan atau pengembangan), sistematis,
terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), menyeluruh, tanggap terhadap perubahan, demand
driven (berdasarkan kebutuhan), partisipasi, keterwakilan, transparansi, data driven, realistik
sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada hasil review dan evaluasi.
1. Penyusunan dan Pelaksanaan RPS
Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi anatara
perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan sekolah yang baik
akan memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dalam implementasinya.
Sedangkan perencanaan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang baik
pula terhadap impelemntasinya. Oleh karena itu dalam setiap membuat RPS, sekolah harus
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti kondisi lingkungan strategis,
kondisi sekolah saat ini, dan harapan masa datang.7[7]
2. Langkah-langkah Penyusunan RPS: Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana
Operasional (Renop)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa RPS berisi dua rencana pengembangan
pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Sekolah dalam
jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana Operasional (Renop) Sekolah dalam jangka
pendek (satu tahunan). Renstra menggambarkan suatu perencanaan pengembangan sekolah
yang menggambarkan tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai
selama kurun waktu lima tahun. Program-program tersebut lebih bersifat garis besar, baik
menyangkut fisik maupun non fisik, yang semuanya mengacu kepada SNP. Sedangkan
Renop merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra, dan lebih merupakan penjabaran
operasional dari Renstra. Program-program dalam Renop lebih detail yang akan dilaksankan
dan dicapai dalam satu tahun.
Dengan demikian Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang,
sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan dilaksanakan. Baik
dalam Renstra maupun Renop semua sumber dana dan alokasi biaya sudah dapat diprediksi
sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstra maupun Renop harus memperhatikan
kebutuhan sekolah, masyarakat serta sesuai dengan RPPP dan RPPN.
a. Langkah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:
Secara lebih rinci dalam pentahapan proses penyusunan RPS adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
2. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan 5 tahun kedepan
4. Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang diharapkan 5
tahun kedepan
5. Merumuskan visi
6. Merumuskan misi sekolah
7. Merumuskan tujuan sekolah selama lima (5) tahun ke depan
8. Merumuskan program-program strategis untuk mencapai tujuan jangka menengah (5 tahun)
9. Menentukan strategi pelaksanaan
10. Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapainya)
11. Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
12. Membuat rencana pemantauan dan evaluasi
b. Langkah-langkah Penyusunan Renop dalam RPS:
Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh menyimpang dari Renstra. Sehingga
antara Renstra dan Renop harus terkait dan ada benang merahnya. Renstra dan Renop inilah
yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi,
pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.
Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
4. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1) tahun kedepan
5. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
6. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran
dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
7. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah
melalui analisis SWOT)
8. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan menjadi
kesiapan urusan sekolah.
9. Menyusun rencana program sekolah
10. Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
11. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
12. Menyusun rencana pelaksanaan program
13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
14. Membuat jadwal pelaksanaan program
15. Menentukan penanggungjawab program atau kegiatan
Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun
Renop sekolah adalah:
1. Menggunakan strategi analisis swot
2. Analisis swot dilakukan setiap tahun
3. Renop merupakan pemjabaran dari renstra
4. Program yang direncanakan lebih operasional
5. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu tahunan
6. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT
7. Penulisan Renop juga mengacu pada buku MBS-28[8]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makalah RPS ini dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa dikembangkan
lebih jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Pedoman penyusunan ini dipergunakan
oleh semua sekolah dalam rangka menyelenggarakan pendidikan, baik sekolah dalam
kelompok rintisan, potensial maupun nasional, juga dapat dipergunakan oleh sekolah, Dinas
Pendidikan Kabupaten atau Kota dan Propinsi dalam upaya pencapaian pendidikan yang
efisien, efektif, relevan, dan merata.

Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS tiap sekolah adalah semua aspek yang
mengarah kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana diamanatkan dalam
UUSPN maupun PP Nomor 19 Tahun 2005. Diharapkan ke depan semua sekolah tidak ada
lagi yang masuk kelompok rintisan dan potensial, tetapi menjadi sekolah berstandar nasional.
Bahkan diharapkan semua sekolah menjadi sekolah yang memenuhi SNP.

Anda mungkin juga menyukai