Anda di halaman 1dari 17

I.

RAGAM DAN LARAS BAHASA


A. Ragam Bahasa
Ragam bahasa merupakan varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.
1. Bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain,
termasuk bahasa baku itu sendiri.
2.Sering dianggap juga dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun
penggunaan bahasa kadang juga dianggap sebagai suatu ragam tersendiri.
Ragam bahasa yang kita gunakan adalah untuk berbicara dengan orang lain itupun
berbeda, seperti kita berbicara dengan umur setara dan umur yang lebih tua, kita
menggunakan ragam bahasa bisa sedikit akrab namun sopan ketika kita berbicara pada
teman setara kita, namun jika kita ingin berbicara dengan umur yang lebih tua seperti
orang tua , guru, dosen kita menggunakan ragam bahasa yang sopan dan halus.
1) Jenis Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
 Bahasa Jurnalistik
Bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada
publik, atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemberitaan
yang biasa digunakan media cetak dan elektronik. Bahasa jurnalistik harus
menggunakan bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga harus mudah dipahami
oleh pembacanya, karena pembaca tidak punya cukup banyak waktu untuk
memahami kata-kata yang sulit.
Contohnya : Sederhana, Singkat, Padat dan Lugas

 Ragam Bahasa Ilmiah


Ragam bahasa keilmuan, yaitu corak dan ciri bahasa yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Ragam bahasa ilmiah harus dapat menjadi wahana
pemikiran ilmiah yang tertuang dalam teks karya ilmiah. Pengertian ragam bahasa
ilmiah dan karakteristik ragam ilmiah dalam bahasa Indonesia diuraikan berikut
ini:
 Ragam bahasa ilmiah bersifat ringkas berpusat pada pokok permasalahan.
Kalimat-kalimatnya harus hemat, tidak terdapat kata-kata
yang mubazir. Namun kalimat-kalimatnya harus lengkap, bukan penggalan
kalimat.
 Ragam bahasa ilmiah harus mengikuti tata tulis karya ilmiah yang standar.
Misalnya penggunaan salah satu sistem penulisan rujukan
atau catatan kaki diterapkan secara konsisten, demikian pula dalam menyusun
daftar pustaka.

 Ragam Bahasa Sastra


Ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran
yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai
dalam ragam bahasa sastra. Ciri-ciri ragam bahasa sastra antara lain:
 Menggunakan kalimat yang tidak efektif.
 Menggunakan kata-kata yang tidak baku
 Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi.
2) Jenis Ragam Bahasa Berdasarkan Lisan dan Tulisan
 Ragam Lisan
Memerlukan orang kedua sebagai lawan berbicara sedangkan tulis tidak.

 Ragam Bahsa Cakapan


Ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara
sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara
bersifat tidak resmi.

 Ragam Bahasa Pidato


Ragam bahasa yang digunakan saat membacakan pidato dimuka umum.Biasanya
pidato berisi penegasan kalimat untuk bias diterima si pendengar.

 Ragam Bahasa panggung


Ragam bahasa yang digunakan seseorang saat dpanggung ketika mengsi acara
hiburan lain agar bias diterima penonton.

 Ragam Bahasa Tulisan


Pemakaiannya melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga
diperlukan kelengkapan struktur agar dapat dipahami dengan mudah dan benar.

 Ragam Bahasa Teknik


Ragam bahasa yang dilakukan mengenai teknis atau cara penulisan yang
dicontohkan misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

 Ragam Bahasa Undang Undang


Ragam bahasa yang mnggunakan komunikasi yang resmi.

 Ragam Bahasa Surat


Ragam bahsa yang dituliskan pada sehelai kertas yang biasanya diberitahukan
mengenai kabar atau sejenisnya yang berfungsi untuk memberikan informasi.

B. Laras Bahasa
Merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial
tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas
di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli
linguistik.
1) Jenis Laras Bahasa
 Laras Bahasa biasa
Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang bidang ilmu, menggunakan
Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga kondisi nya dalam keadaan
resmi.

 Laras Bahasa Iklan


Penggunaan Bahasa ringkas dan pendek menggunakan jenis Bahasa imaginatife
dan kreatif

 Laras Bahasa Sains


Mempunyai sifat intelektual formal dan objektif berdasarkan kajian dan fakta,
terdapat benyak penggunaan kata nama dan ragam ayat pasif

 Laras Bahasa Media Masa


Sebagai media untuk melapor atau menyampaikan berita dengan Bahasa yang
paling mudah diterima si pendengan dan si pembaca

 Laras Bahasa Rencana


Gaya Bahasa mudah dipahami, jenis Bahasa bersifat umum dan menampilkan
berbagai idea tentang suatu kejadian

 Laras Bahasa Undang-undang


Teks atau isi bersifat dengan perundangan yang mengandung prinsif undang-
undang tertentu, makana kosakata berdasarkan intepretasi tidak mengandung
gambar bersifat objektif, terperinci, tepat dan padat

 Laras Bahasa Agama


Terdapat petikan mengandung agama dan kiasan untuk pengajaran

 Laras Bahasa Sukuan


Kosakata mudah dipahami, ringkas, bersahaja dan jelas

 Laras Bahasa Ekonomi


Berbentuk ilmiah tentang ekonomi mengandung teknikal ekonomi menggunakan
gaya Bahasa formal, fakta berdasarkan bukti data dan informasi dan tidak
menggunakan struktur ayat

 Laras Bahasa Akademik


Bersifat ilmiah formal dan objektif, gaya Bahasa menggunakan kematangan dan
keintelektualan, terdapat penulisan ragam ayat bersifat khusus dan tidak mudah
dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan.
Ragam dan Laras bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari,
jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan
mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang
sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan.
jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.

II. EJAAN DAN TANDA BACA


EJAAN adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan
pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Pengertian senada
dengan KBBI (2005:205), Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasarkan
konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan membicarakan:

1. pemakian huruf vocal dan konsonan,


2. penggunaan huruf capital dankursif,
3. penulisan kosakata dan bnetukan kata,
4. penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan
5. penempatan dan pemakaian tanda baca.

Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalam kaidah ejaan yang disebut Ejaan yang
Disempurnakan sejak1972.

a) Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya
menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan
menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita
sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini
merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia. Masalah lain
yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan
huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf
abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama
dan bunyinya sebagai berikut:

Huruf Nama Bunyi yang dilambangkan

A A A

B Be B dan P
C Ce C

D De D dan T

E E E

F Ef F

G Ge G dan K

H Ha H

I I I

J Je Je

K Ka K dan G

L El L

M Em M

N En N

O O O

P Pe P

Q Ki K

R Er R

S Es S

T Te T

U U U

V Ve F

W We W

X Eks Ks

Y Ye Y

Z Zet Z
Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong.
Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di
antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Diftong Awal Tengah Akhir

Ai Ain Syaitan Pandai


Au Aula Saudara Harimau
Oi – Boikot Amboi
Ei – Pleistosen Survei
Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan
huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya adalah:
Gabungan Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf
Konsonan Awal Tengah Akhir

Kh Khusus Akhir Tarikh


Ng Ngilu Bangun Senang
Ny Nyata Hanyut –
Sy Syarat Isyarat –

b) Penulisan Kata dan Partikel


Terdapat lima partikel dalam bahasa Indonesia, yaitu lah, kah, tah, per, dan pun.

 Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apakah kucing ini milik Anda?; Tengoklah ke kiri dan ke kana jika hendak
menyeberang jalan!
 Partikel per yang berarti ‘tiap-tiap,’ ‘demi,’ ‘dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Namun, partikel per pada bilangan
pecahanditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh: Harga kain itu adalah sepuluh ribu rupiah per meter; dua pertiga.
 Partikel pun yang sudah dianggap padu benar ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Sedangkan partikel pun yang ditulis setelah kata benda, kata sifat,
kata kerja, dan kata bilangan, dituliskan terpisah.
Contoh: walaupun; meskipun; biarpun; adapun; bagaimanapun; kendatipun;
maupun; sekalipun; sungguhpun;
Contoh yang ditulis terpisah: Jika tak ada yang kuning, merah pun tidak masalah,
asal bunganya bisa dipajang.
c) Tanda Baca
Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan penulisan ejaan dan tanda baca
diatur dalam kaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut di
antaranya :
(1) Pemakaian abjad, huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar,
(4) Penulisan huruf miring,
(5) Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan, gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7) Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya:
 Tandatitik (.),
 Tanda koma (,),
 Tanda titik dua (:),
 Tanda titik koma (;)
 Tanda titiktitik/ellipsis(….),
 Tanda Tanya (?),
 Tanda seru (!),
 Tanda kurung biasa ((….)),
 Tanda hubung (-),
 Tanda pisah (--),
 Tanda petik tunggal (‘…’),
 Tanda petik ganda (“…”),
 Tanda kurung siku ([…]),
 Tanda ulang angka dua (…..2),
 Tanda apostrof (‘….)

d) Pemenggalan Kata
Dasar pemenggalan kata :
1. Awalah dan akhiran diperlakukan sebagai satuan yang terpisah.
Contoh :
pelajar : pel – a – jar
hitungan: hi – tung – an
beradab : ber – a – dab

2. Bentuk gabungan dipenggal lebih dahulu atas satuan-satuannya.


Contoh :
sebaguna : ser – ba – gu – na
ekstrakurikuler : eks – tra – ku – ri – ku – ler
>biografi : bi – o – gra – fi
III. KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF
a) Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat);
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat
dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengar.
b) Syarat Kalimat Efektif
 Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat.
Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis
ternyata tidak tepat ejaannya.
 Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat
diharapkan selalu berada di awal kalimat.
 Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan
kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti
dan ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian
tuangkan.
 Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas,
sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan
mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.
c) Pola Kalimat Dasar
8 pola kalimat dasar
 S-P
 S-P-O
 S-P-PEL
 S-P-K
 S-P-O-K
 S-P-O-Pel
 S-P-Pel-K
 S-P-O-Pel-K
d) Jenis Kalimat
 Kalimat Aktif
Kalimat yang mengandung makna subjek melakukan predikat. Predikat pada
kalimat ini berupa kata kerja berawalan me atau ber.
Contoh :
- Ami menulis surat untuk nenek.
- Zaki berkunjung kerumah kakeknya.
 Kalimat Pasif
Kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Predikat pada kalimat ini berupa kata
kerja berawalan di.
Contoh :
- Surat untuk nenek ditulis oleh Ami.
- Benih padi itu ditanam oleh Pak Jaya.
 Kalimat Langsung
Kalimat yang menirukan ucapan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung
dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Kalimat langsung biasanya di
tandai dengan tanda petik.
Contoh :
- Ayah berkata,”Ami kamu harus rajin belajar!”.
- Guru bertanya,”Mengapa kamu terlambat masuk sekolah Ami?”.
 Kalimat Tidak Langsung
Kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan kalimat
langsung berubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ayah berkata bahwa aku harus rajin belajar.
- guru bertanya keterlambatanku masuk sekolah.
 Kalimat Berita
kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
- Ayah akan datang dari Jakarta besok pagi.
- Saya tidak akan dating pada acara perayaan itu.
 Kalimat Perintah
Kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda (!).
Contoh:
- Pakailah topimu!
- Jangan membuang sampah sembarangan!
- Mohon tamu undangan untuk berdiri!
 Kalimat Tanya
Kalimat yang isinya untuk menanyakan sesuatu atau seseorang untuk memperoleh
jawaban dari suatu masalah. Kalimat tanya biasanya diakhiri dengan tanda (?).
Contoh:
- Apakah kamu hadir dalam ulang tahun Adi?
- Siapa yang membawa bingkisan ini?
 Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri atas inti kalimat atau satu kalimat saja. Kalimat tunggal
hanya terdiri atas subjek dan predikat.
Contoh :
- Ghina siswi kelas IV.
- Adi melukis.
 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan penggabungan dari dua buah
kalimat tunggal.
Macam-macam kalimat majemuk:
- Kalimat majemuk setara
- Kalimat majemuk bertingkat
- Kalimat majemuk campuran

IV. PARAGRAF
a) Pengertian Paragraf
Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi
serta lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian
dari sebuah karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan tentang
informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga
pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang
berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan
sebuah informasi.

b) Syarat dan Tanda Paragraf


Paragraf yang baik adalah paragraf yang mampu menyampaikan pikiran dengan baik
kepada pembaca. Adapun syarat dari paragraf yaitu harus memiliki kesatuan,
kepaduan dan kelengkapan.
 Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan yaitu suatu paragraf harus dibangun dengan satu pikiran
yang jelas. Satu pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk pikiran pokok dan
beberapa pikiran jelas. Hubungan pikran yang satu dengan pikran lainnya
menandakan bahwa paragraf tersebut telah memiliki kesatuan
 Kepaduan (Koherensi)
Kapeduan terwujud dari hubungan kompak antarkalimat pembentuk paragraf.
Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik antar kalimat wajar dan
mudah dipahami. Ada beberapa cara agar paragraf memiliki kepaduan yang
kompak, yaitu dengan menggunakan kata ganti, kata penghubung, serta perincian
dan urutan pikiran.
 Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakn lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kalimat pokok.

c) Struktur Paragraf
Sebuah paragraf tentunya terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat tersebut yaitu kalimat
utama dan kalimat penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang memuat ide pokok
atau gagasan utama. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang memuat
penjelasan kalimat utama.
 Kalimat Utama
Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
 Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.
 Berupa kalimat sempurna yang bisa berdiri sendiri.
 Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
 Dapat terbentuk tanpa perlu kata sambung.

 Kalimat Penjelas
Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :
 Tidak dapat berdiri sendiri
 Kalimat tersebut harus dijelaskan oleh kalimat lain untuk mengetahui
maknanya.
 Biasanya memerlukan kata sambung
 Isinya berupa perincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung
kalimat utama.

d) Pola Pengembangan Paragraf


Pola pengembangan paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah :
 Pola pengembangan Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya
terdapat pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat kalimat penjelas.
 Pola pengembangan Paragraf Induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya
terdapat di akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-kalimat penjelas
 Pola pengembangan Paragraf Campuran, merupakan gabungan dari deduktif dan
induktif. Kalimat utamanya terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi
dengan kalimat-kalimat penjelas.
 Pola pengembangan Paragraf Tanpa Kalimat Utama/ Paragraf Narasi, yaitu
paragraf yang tidak memiliki kalimat pokok, namun memiliki ide pokok. Biasa
terdapat di teks cerita dan berbentuk deskripsi.
 Pola pengembangan Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah
bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)

e) Pembagian Paragraf menurut Jenis dan Teknik Pemaparannya


Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat
dari segi jenisnya :
 Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka
harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan
pikiran pembaca kepa masalah yang akan disajikan selanjutnya.
 Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf penghubung ialah paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu.
Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan
dikemukakan.
 Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir
suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup
berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian
sebelumnya.
Paragraf berdasarkan Teknik pemaparannya dibagi menjadi .. bagian :

 Deskriptif
Paragraf deskriptif berisi gambaran yang ditangkap melalui apa yang terlihat atau
tertangkap panca indera. Paragraf ini juga bersifat tata ruang atau tata letak.
Contoh: Atau paragraf deskriptif juga : Isinya menggambarkan atau melukiskan
dengan kata-kata suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat dan
merasakan suasana tersbut.
 Ekspositoris
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan dan
informasi. Misalnya, karena berisi pemaparan sesuatu, yaitu memaparkan jumlah
penduduk kota Gorontalo berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.
 Argumentatif
Paragraf ini mengandung analisis yang mempertengahkan sebab dan akibat sesuai
peristiwa itu terjadi. Paragraf ini bisa juga membujuk atau meyakinkan pembaca
satu hal. Jenis tulisan ini bertujuan untuk mempengaruhi pikiran pembaca agar
mengikuti gagasan penulis dengan mengemukakan argumen dan bukti-bukti
menguatkan pendapatnya.
 Naratif
Paragraf ini menceritakan, memaparkan atau melaporkan suatu kejadian atau
pengalaman seseorang sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas. Narasi
: Isinya menggambarkan atau menceritakan suatu peristiwa tentang tokoh dengan
latar tempat dalam kurun waktu tertentu, disertai alur cerita.
 Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi pendapat seseorang untuk
mempengaruhi, menghimbau, membujuk, merayu, atau mengajak pembaca
mengikuti keinginan penulis.

V. KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN


a) Kutipan
 Pengertian Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

 Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

 Jenis Kutipan
1) Kutipan Langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak
boleh ada perubahan.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).
2) Kutipan Tidak Langsung
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita
kutip. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan
tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan
kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ).
 Kutipan pada catatan kaki
 Kutipan atas ucapan lisan
 Kutipan dalam kutipan
 Kutipan langsung pada materi
Contoh :
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada
intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi
pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1).

 Cara Membuat Kutipan


Ada beberapa cara dalam membuat kutipan:
1) Memasukkan nama penulis di dalam tanda kurung.
Contoh :
Fotosintesis adalah proses yang terjadi pada daun untuk menghasilkan
makanan hasil dari proses kimiawi yang terjadi di dalamnya (Nugraha,
1995, p. 17).
2) Memasukkan nama penulis di dalam pembahasan.
Contoh :
Menurut Nugraha (1995), Fotosintesis adalah proses kimiawi yang terjadi
di dalam daun untuk menghasilkan makanan (p. 17).
3) Kutipan dengan dua penulis berbeda
Contoh :
Fakta membuktikan bahwa pria yang sudah menikah berpenghasilan lebih
tinggi daripada pria yang belum menikah (Chun & Lee, 2001).
4) Kutipan dengan tiga hingga lima penulis
Contoh :
Al baironi, Munandar, Nyoman, dan Susanto (1889) berpendapat bahwa
kesusksesan seseorang ditentukan oleh kemauan kuat yang ada pada
dirinya.Bisa juga dengan menggunakan : et al yang berarti dan lainnya.
Contoh:
Menurut Al baironi et al. (1889), kesuksesan bergantung pada kemauan
yang ada pada diri pribadi.
5) Kutipan dengan 6 atau lebih penulis
Contoh :
Gracia et al. (2003) berpendapat, “Pendidikan karakter di masa kanak –
kanak akan mencetak remaja – remaja yang memiliki karakter.”
6) Kutipan tanpa adanya nama penulis
Contoh :
Penyakit banyak sekali tumbuh di masa pencaroba ini (“Dampak
Perubahan Musim,” 2015).
7) Penulis dengan nama yang sama
Contoh:
Menahan diri untuk tidak makan atau diet bisa mencegah obesitas (A.
Nugraha, 1997). Namun, faktanya diet bisa menimbulkan penyakit lain
seperti mag, dan mal nutrisi (B. Nugraha, 2000).
8) Karya yang sama dikutip lebih dari sekali
Contoh :
Ekonomi mikro adalah penunjang pertumbuhan ekonomi suatu Negara
(Afriando, 2012, p.3). Namun, Afriando mengatakan “jumlah ekonomi
mikro di Indonesia masih sangat jauh dari cukup” (p. 4).
9) Dua atau lebih sumber di dalam kutipan
Contoh :
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa kekuasaan dengan
pekerjaan yang didapatkan berhubungan dengan performa di tempat kerja
(Faire 2002; Hall, 1996, 1999).
10) Dua atau lebih informasi yang dikutip dari sumber dan tahun yang sama
Contoh :
Schmidt (1997a, p. 23) menyatakan, “kesuksesan dapat dicapai dengan
usaha yang tekun.”
11) Mengutip informasi dari sumber lain
Contoh :
Menurut Pablo (1976), Olahraga dapat menyegarkan pikiran (as cited in
Wayan, 2013).
12) Kutipan yang diambil dari organisasi atau kelompok
Contoh :
Kutipan pertama :Hewan – hewan yang dilindungi oleh pemerintah masih
terancam keberadaannya. Bahkan sebagian telah punah (Kelompok
Pemerhati Satwa [KPS], 2014).Kutipan kedua :
Penyebab punahnya hewan – hewan itu tidak lain dan tidak bukan adalah
faktor pemburu dan perdagangan gelap (KPS, 2014).
13) Kutipan yang berasal dari wawancara langsung, e-mail, surat, atau
memoContoh :
Menurut Sudirman berpuasa bisa melatih diri dari rasa marah (personal
communication, 12 May 2015).
b) Rujukan
 Pengertian Rujukan
Rujukan merupakan sebuah data informasi atau sumber untuk menunjukkan
darimana sebuah kutipan diambil sehingga dapat disesuaikan atau
dipertanggungjawabkan.
 Fungsi Rujukan
Rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca untuk
mencari sumber informasi dalam daftar rujukan.
 Jenis Rujukan
1) Sistem catatan (note-bibliography)
Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes)
atau catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka
(blibiography).
2) Sistem langsung (parenthetical-reference) yang menempatkan informasi
mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian
yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar
pustaka.
 Cara Membuat Rujukan
1) Dari www
Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style
Sheet.http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html (10 Feb. 1996)
2) Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui
FTP)
Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.”
ftpdaedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb.1996)
3) Dari ratron (surat elektron, e-mail)
Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing
Proposal.” Mediamoo@media.mit.edu (20 Des. 1994)
4) Dari komunikasi lisan sinkronis (chatting), nama
teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya,
wawancara pribadi, alamat ratron (jika ada), tanggal komunikasi dalam
tanda kurung.

VI. Daftar Pustaka / Bibliografi


a) Pengertian Bibliografi
Bibliografi adalah sebuah daftar pustaka yang mencakup isi dan deskripsi sebuah
buku, hal ini meliputi judul, pengarang, edisi, cetakan, kota penertnit, nama penerbit,
tahun terbit, jumlah halaman, ukuran tinggi buku dan ISBN.
b) Unsur-unsur Bibliografi
Adapun unsur-unsur bibliografi diantaranya:
 Nama Pengarang, ini dikutip secara lengkap
 Judul Buku, ini juga termasuk judul tambahannya.
 Data Publikasi, ini mencakup nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan
ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
 Untuk artikel dibutuhkan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
atau surat kabar, tanggal dan tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai