B. Laras Bahasa
Merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial
tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas
di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli
linguistik.
1) Jenis Laras Bahasa
Laras Bahasa biasa
Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang bidang ilmu, menggunakan
Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga kondisi nya dalam keadaan
resmi.
Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalam kaidah ejaan yang disebut Ejaan yang
Disempurnakan sejak1972.
a) Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya
menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan
menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita
sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini
merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia. Masalah lain
yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan
huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf
abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama
dan bunyinya sebagai berikut:
A A A
B Be B dan P
C Ce C
D De D dan T
E E E
F Ef F
G Ge G dan K
H Ha H
I I I
J Je Je
K Ka K dan G
L El L
M Em M
N En N
O O O
P Pe P
Q Ki K
R Er R
S Es S
T Te T
U U U
V Ve F
W We W
X Eks Ks
Y Ye Y
Z Zet Z
Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong.
Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di
antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apakah kucing ini milik Anda?; Tengoklah ke kiri dan ke kana jika hendak
menyeberang jalan!
Partikel per yang berarti ‘tiap-tiap,’ ‘demi,’ ‘dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Namun, partikel per pada bilangan
pecahanditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh: Harga kain itu adalah sepuluh ribu rupiah per meter; dua pertiga.
Partikel pun yang sudah dianggap padu benar ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Sedangkan partikel pun yang ditulis setelah kata benda, kata sifat,
kata kerja, dan kata bilangan, dituliskan terpisah.
Contoh: walaupun; meskipun; biarpun; adapun; bagaimanapun; kendatipun;
maupun; sekalipun; sungguhpun;
Contoh yang ditulis terpisah: Jika tak ada yang kuning, merah pun tidak masalah,
asal bunganya bisa dipajang.
c) Tanda Baca
Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan penulisan ejaan dan tanda baca
diatur dalam kaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut di
antaranya :
(1) Pemakaian abjad, huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar,
(4) Penulisan huruf miring,
(5) Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan, gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7) Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya:
Tandatitik (.),
Tanda koma (,),
Tanda titik dua (:),
Tanda titik koma (;)
Tanda titiktitik/ellipsis(….),
Tanda Tanya (?),
Tanda seru (!),
Tanda kurung biasa ((….)),
Tanda hubung (-),
Tanda pisah (--),
Tanda petik tunggal (‘…’),
Tanda petik ganda (“…”),
Tanda kurung siku ([…]),
Tanda ulang angka dua (…..2),
Tanda apostrof (‘….)
d) Pemenggalan Kata
Dasar pemenggalan kata :
1. Awalah dan akhiran diperlakukan sebagai satuan yang terpisah.
Contoh :
pelajar : pel – a – jar
hitungan: hi – tung – an
beradab : ber – a – dab
IV. PARAGRAF
a) Pengertian Paragraf
Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi
serta lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian
dari sebuah karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan tentang
informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga
pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang
berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan
sebuah informasi.
c) Struktur Paragraf
Sebuah paragraf tentunya terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat tersebut yaitu kalimat
utama dan kalimat penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang memuat ide pokok
atau gagasan utama. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang memuat
penjelasan kalimat utama.
Kalimat Utama
Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.
Berupa kalimat sempurna yang bisa berdiri sendiri.
Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
Dapat terbentuk tanpa perlu kata sambung.
Kalimat Penjelas
Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :
Tidak dapat berdiri sendiri
Kalimat tersebut harus dijelaskan oleh kalimat lain untuk mengetahui
maknanya.
Biasanya memerlukan kata sambung
Isinya berupa perincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung
kalimat utama.
Deskriptif
Paragraf deskriptif berisi gambaran yang ditangkap melalui apa yang terlihat atau
tertangkap panca indera. Paragraf ini juga bersifat tata ruang atau tata letak.
Contoh: Atau paragraf deskriptif juga : Isinya menggambarkan atau melukiskan
dengan kata-kata suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat dan
merasakan suasana tersbut.
Ekspositoris
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan dan
informasi. Misalnya, karena berisi pemaparan sesuatu, yaitu memaparkan jumlah
penduduk kota Gorontalo berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.
Argumentatif
Paragraf ini mengandung analisis yang mempertengahkan sebab dan akibat sesuai
peristiwa itu terjadi. Paragraf ini bisa juga membujuk atau meyakinkan pembaca
satu hal. Jenis tulisan ini bertujuan untuk mempengaruhi pikiran pembaca agar
mengikuti gagasan penulis dengan mengemukakan argumen dan bukti-bukti
menguatkan pendapatnya.
Naratif
Paragraf ini menceritakan, memaparkan atau melaporkan suatu kejadian atau
pengalaman seseorang sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas. Narasi
: Isinya menggambarkan atau menceritakan suatu peristiwa tentang tokoh dengan
latar tempat dalam kurun waktu tertentu, disertai alur cerita.
Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi pendapat seseorang untuk
mempengaruhi, menghimbau, membujuk, merayu, atau mengajak pembaca
mengikuti keinginan penulis.
Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
Jenis Kutipan
1) Kutipan Langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak
boleh ada perubahan.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).
2) Kutipan Tidak Langsung
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita
kutip. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan
tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan
kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ).
Kutipan pada catatan kaki
Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan dalam kutipan
Kutipan langsung pada materi
Contoh :
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada
intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi
pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1).