1
- Tidak didahului preposisi
Subjek tidak didahului preposisi seperti dari, dalam, di, ke,
kepada, dan pada. Orang sering memulai kalimat dengan
menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan
kalimat itu tidak bersubjek.
- Berupa nomina atau frasa nominal
Subjek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Di samping
nomina subjek dapat berupa verba atau adjektiva, disertai kata
petunjuk itu.
Subjek boleh didahului kata tugas, yaitu kata penghubung dan
kata depan.
- Subjek dapat dihilangkan dalam kalimat majemuk
2. Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping
subjek, biasanya diletakkan setelah subjek.
Ciri-ciri predikat :
- Predikat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan,
dan kata depan.
- Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan
informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah
predikat kaimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina
penolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yaang berupa numeralia (kata bilangan).
- Kata “adalah” atau “ialah”
Predikat dapat berupa kata “adalah” atau “ialah”. Predikat itu
terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang
panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
- Dapat diingkarkan
2
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk
pengingkaran “tidak” ini digunakan untuk predikat yang berupa
verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat,
kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa
nomina.
- Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
Predikat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata
aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata
itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang
subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti
ingin, hendak, dan mau.
3. Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif
yaitu kalimat yang setidaknya mempunyai tiga unsur utama, yaitu
subjek, predikat, dan objek.
Ciri-ciri objek :
- Langsung di belakang predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
- Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
Objek hanya terdapat dalam kalimat aktif dan dapat menjadi
subjek dalam kalima pastif. Perubahan dari aktif menjadi pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perbuahan bentuk verba predikatnya.
- Tidak didahului preposisi
3
Objek yang selalu memiliki posisi di belakang predikat tidak
didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan
objek tidak dapat disisipkan preposisi.
- Didahului kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan
anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat
intransitif.
4. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat, misalnya
memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan
tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yanng berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke,
dari, dalam, pada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan
yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti
ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Ciri-ciri keterangan :
- Bukan unsur utama
- Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan
merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur
dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
- Tidak terkait preposisi
- Di dalam kalimat, keterngan merupakan unsur kalimat yang
memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi
di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
- Jenis keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan peranannya di dalam kalimat,
yaitu ada keterangan waktu, keteranngan cara, keterangan tempat,
keterangan sebab, keterangan tujuan, keterangan aposisi,
keterngan pewatas, keterangan tambahan.
4
5. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan keduanya ialah :
- Menempati posisi di belakang predikat
- Tidak didahului preposisi
-
3. SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Pada dasarnya, ada empat syarat utama kalmat dapat dikatan efetif, yaitu:
1. Sesuai EYD
Sebuah kaliat efektif haruslah menggunakan ejaaan yang
disempurnakan dan tanda baca yang tepat. Kata baku pun harus
menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang ditulis ternyata tidak
tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, dan
keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah
kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada
penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal
kalimat.
5
4. Tidak Ambigu
Dengan susunan kata yang sesuai EYD, ringkas, sistematis, dan
sesuai kaidah kebahasaan pembaca tidak akan kesuitan mengartikan
ide atau menapkap gagasan pokok dari kalimat yang dibuat sehingga
tidak ada kesan ambigu.
1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur
subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat
efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan. (tidak
efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan. (efektif)
6
3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak
perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan,
penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat
melakukan penghematan, yaitu:
Contoh:
4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan
unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau
masuk akal.
Contoh:
7
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Contoh:
8
kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me-
juga.
Contoh:
7. Ketegasan
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
9
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal ini. (ketegasan)
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
8. Kecermatan Penalaran
10
Yang dimaksud dengan cermat adalah kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Artinya
bahwa penafsiran ganda dapat mengakibatkan ketidakcermatan
penalaran. Tafsiran ganda disebut juga ketaksaan atau ambiguitas.
Ambiguitas atau ketaksaan sering diartian sebagai kata yang
bermakna ganda mendua arti. Ambiguitas timbul dalam berbagai
variasi uajaran atau bahasa tertulis. Umpamanya, frase buku sejarah
baru dapat ditafsirkan sebagai
(1) Buku sejarah itu baru etrbit, atau
(2) Buku berisi sejarah zaman baru.
Tiga bentuk utama ketaksaan, ketiganya berhubungan dengan
fonetik, gramatikal, dan leksikal.
Pemilihan kata yang tidak tepat dapat disebabkan beberapa hal,
antara lain :
(a) Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalahkata yang hanya dipakai dalam pergaulan
sehari-hari, terutama dalam percakapan.
Contoh :
Saya sedang bikin kue. (salah)
Saya sedang membuat kue. (benar)
(b) Pemaikan kata-kata bersinonim
Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada
yang tidak. Adapun kata-kata bersinonim yang pemakaiannya
dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan.
Contoh :
Saya suka melihat wayang kulit. (salah)
Saya suka menonton wayang kulit. (benar)
11
Salah pilih terhadap yang bernilai rasa akan mengganggu
perasaan pembicara.
Contoh:
Banyak pahlawan kita yang mati di medan perang. (salah)
Banyak pahlawan kita yang gugur di medan perang. (benar)
12
Kata-kata umum adalah kata-kata yang luas ruang lingkupnya,
sedangkan kata-kata khusus adalah kata yang mempunyai ruang
lingkup yang lebih sempit. Untuk keefektifan penuturan
sebaiknya memakai kata-kata yang lebih khusus.
1. Penggunaan "di"
13
digabung. Penulisan yang benar adalah sebagai berikut :
Permasalahan itu diselesaikan dengan melakukan musyawarah
di kantor kepala desa.
Agar tak bingung, ini penggunaan "di" yang benar :
14
Kalau kita menulis harga 55 ribu rupiah misalnya, kita akan
menulis "Rp 55.000", "Rp. 55.000", atau "Rp 55.000-,".
Dalam bahasa Indonesia, penulisan harga yang benar
mengikuti pola ini : (Lambang mata uang)(angka)". Jadi,
tidak ada spasi maupun titik di antara lambang mata uang
dan angka. Penulisan harga di atas yang benar adalah
"Rp55.000,00". Meski secara baku sen juga harus ditulis,
namun jika tidak terlalu formal tidak masalah juga kalau sen
tidak ditulis karena sen tidak ada nilainya akibat begitu
rendahnya nilai rupiah. Sen hanyaharus ditulis pada
laporan keuangan perusahaan dan pembukuan bank
seperti pada buku tabungan.
4. Penulisan Waktu
15
Jika kita menuliskan minimal 3 hal yang tergolong sama
misalnya dalam kalimat ini :
16
Maju ke Depan Maju
Benar Salah
Mensapu Menyapu
Mensukseskan Menyukseskan
Mencontek Menyontek
Merubah Mengubah
17
Bila kita akan memadankan imbuhan dengan istilah asing,
pisahkan dengan tanda garis(-). Misalnya di-charge dan
di-smash
A
aberasi (abrasi) – penyimpangan dari yang umum
absorpsi (absorsi) – penyerapan
aki (accu) – alat himpun tenaga listrik
adab (adap) – moral
adidaya (adi daya) – adi kuasa
Abjad ( abjat) – huruf dalam bahasa indonesia
Aktif ( aktip) – ikut partisipasi / tidak pasif
Aktivitas ( aktifitas) – suatu kegiatan
Andal (handal) - dapat diharapkan / pintar dalam
bidangnya.
Analisis (analisa) - penyelidikan
Antre ( antri ) – menunggu giliran
Apotek (apotik) – tempat menjual obat atau tebus obat
Atlet (atlit) – orang yang disebut olahragawan
B
batalion (batalyon) – bagian dari resimen dalam kesatuan
tentara
baterai (baterei) – alat himpun dan pembangkit tenaga
listrik
blangko (belangko) – tanda bukti pembayaran
bengkuang (bengkoang/bengkowang) – termasuk dalam
umbi
beterbangan (berterbangan) – banyak barang yang terbang
/ jatuh kesana kemari
18
Bus (bis) – mesin transportasi
Bronkhitis (bronchitis) - radang tenggorokan
Budek(budge) - tuli; tunarungu; lemah atau kurang
pendengaran
bujet (budget) - anggaran pemasukan dan pengeluaran;
rencana anggaran
bumiputra (bumiputera) - penduduk asli; pribumi
bungalo(bungalow) - tempat peristirahatan di luar kota
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kaskus.co.id/thread/548d54e4148b464e538b456c/kesalahan-
berbahasa-dalam-bahasa-indonesia-yang-sering-kita-lakukan/
http://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/
http://rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif.html?m=1
http://dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimat-efektif/
20
KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah,jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya
Kesepadanan,Keparaleran,Ketegasan,Kehematan,
Kecermatan,Kepaduan,Kelogisan
21